Anda di halaman 1dari 4

Tugas Bahasa Indonesia cerita inspiratif

NAMA ANGGOTA:
Elsa Monika Sinaga
Faradila Khusnul Qotimah
Najma Salma Salsabilla
Raysya Amalia Mulyadi
Kegiatan 2:Mengembangkan Cerita Inspiratif
Ujian yang Berbeda

Awan hitam mulai menampakkan dirinya.Bumi berteriak bersama


petirnya.Bumi perlahan mulai menangis dan menjatuhkan air matanya.

Tepat ketika itu nampak seorang gadis menagis sendu.Gadis itu bernama
Utari Permadani Paraharja,ia seorang remaja yang sedang mengalami
musibah,sepertinya semesta sedang tidak ramah padanya.Utari adalah anak
sulung dari keluarga Paraharja,ia memiliki adik yang memiliki kelainan
mental,ibunya mempunyai penyakit kista.Sedangkan 2 bulan lalu ayahnya
masuk penjara karena kasus korupsi.

Betapa rumitnya hidup Utari,kadang ia merasa putus asa,akan tetapi ia selalu


ingat jika bukan dia siapa yang akan menolong keluarga Paraharja?

Pada suatu pagi,Utari mencari kedamaian di sebuah danau,lalu ia menangis


dibawah rindangnya pohon.Tepat ketika itu,ibunya melihat Utari sedang
menangis.

“Ibu tahu kamu sedang sedih,banyak beban dan banyak pikiran,” ujar ibu
Utari.Ketika Utari mendengar suara ibunya,Ia panik menyembunyikan tangis
sendunya

“Ibu sedang apa disini?” Utari mengalihkan pembicaraan.

“Utari jika kamu mencampurkan 1kg garam kedalam air satu gelas apa akan
terasa asin?” tanya ibunya.

“Jelas akan terasa asin bu.” balas Utari

“Tapi jika kamu mencampurkan 1kg garam ke dalam danau,apa air itu akan
terasa asin?” tanya ibunya lagi.

“Tidak akan terasa asin nya bu.” balas Utari lagi.

“Mengapa air segelas dan danau rasanya berbeda?Padahal sama sama ditaburi
1kg garam?” tanya Ibu Utari lagi.

“Karena volume air segelas dan air danau jauh berbeda bu.” jelas utari

“Nah garam itu ibaratkan seperti ujian bagi setiap manusia.Setiap manusia pasti
diberi ujian oleh tuhan,hanya saja ujiannya berbeda-beda.Jika hati kita seperti
gelas yang sempit maka masalah pun akan terasa berat,tapi jika hati kita lapang
dada seperti danau yang luas,maka masalah akan terasa ringan dan akan hilang
perlahan.Jadi Utari harus bisa menerima semuanya dengan
ikhlas,sabar,tawakal,jangan lupa ikhtiar.Semuanya akan surut pada waktunya.”
ujar ibu Utari (sambil memeluk Utari)

“Iya bu Utari jadi mulai mengerti.” Ucap Utari (sambil menangis dan membalas
pelukan hangat ibunya tercinta.)

Kegiatan 3:Menyusun Cerita Inspiratif


Sama tetapi Berbeda

Mentari menyinari pagi hari ini,aku dan ayahku memulai pagi ini dengan
berlari pagi di taman kota.Ayahku seorang single parents yang berprofesi
sebagai arsitektur,ayah sangat jarang meluangkan waktunya untukku,sedangkan
aku adalah anak semata wayangnya yang hidup kesepian.

Kini mentari tepat di atas kepala,aku dan ayah berpindah posisi duduk,aku
dan ayah duduk dibawah pohon yang rindang.Aku memandangi keringat yang
mengguyur tubuh ayah.Aku beranjak dari posisiku,aku membeli 2 botol air
mineral,lalu memberikan 1 botol lainnya kepada ayah.

“Ayah pasti haus kan.”(Sambil kusodorkan 1 botol air mineral)

“Tau aja kamu nak.”(Sambil tersenyum lembut kepadaku)

Perlahan aku meneguk air mineral itu dan ayah pun melakukan hal yang
sama.

Saat terdengar lantunan adzan,aku dan ayah segera pulang.Di sepanjang


jalan aku memperhatikan sekeliling orang-orang yang berlalu lalang.Hingga aku
menemukan 2 objekyang berhasil mengambil perhatianku,akan aku ceritakan
kepada ayah sesampainya dirumah.

Seusai shalat aku menghampiri ayah yang tengah memainkan jarinya


didepan layar monitor.

“Hai ayah!lagi sibuk ga?Anya mau cerita nih.”Kataku


“Memangnya Anya mau cerita apa?” balas ayah.

“Tadi waktu dijalan,Anya lihat seorang laki-laki seusia ayah memakai pakaian
PNS keluar dari mobilnya,lalu orang itu membelikan makanan kepada 3 orang
anak pinggiran yang sedang mengamen loh yah,tapi disisi lain ada tentara yang
sedang memarahi nenek –nenek hanya karena mengemis yah.” Jelasku panjang
lebar.

“Lalu ada apa dengan itu semua?” tanya ayah.

“Ya Anya heran aja yah mereka kan sama sama berpendidikan tapi kenapa
tentara itu seperti tidak berpendidikan?” lanjutku.

“Anya...mereka itu memang sama sama berpendidikan,tapi PNS itu


mengimbanginya dengan akhlak.Berbeda dengan tentara itu,sudah terbaca dari
karakternya bahwa ia berpendidikan tapi tidak berakhlak.Jadi gini Anya,ilmu itu
ibaratkan seperti air putih dan akhlak itu seperti air dasar atau air
berwarna.Kalau Anya memasuki air tinta dalam satu botol lalu
mencampurkannya dengan air putih,maka air tersebut akan menjadi hitam,dan
kalau Anya memasukkan air susu ke suatu botol lalu dicampur dengan air
putih,maka warna air tersebut akan tetap putih.Air tinta tidak ada
gunanya.Sedangkan air susu menyehatkan tubuh manusia.” tutur ayah.

“Begitu ya ayah,Anya ingin menjadi air susu yang bermanfaat bagi orang lain.”
Ungkapku.

“Bagus jika Anya berkeinginan baik,kejarlah mimpimu setinggi langit dan


genggamlah iman dan akhlakmu sekuat baja.Maka surga kan menantimu.” Kata
ayah

“Yasudah,Anya harus pergi les dulu ayah,assalamualaikum.” Pamitku

“Hati-hati dijalan Anya waalaikumsalam.” Balas ayah

Aku pun mengangguk paham,aku menyalami ayah,lalu aku pergi menggunakan


sepeda motorku,dan ayah pun melanjutkan pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai