NAMA ANGGOTA:
Elsa Monika Sinaga
Faradila Khusnul Qotimah
Najma Salma Salsabilla
Raysya Amalia Mulyadi
Kegiatan 2:Mengembangkan Cerita Inspiratif
Ujian yang Berbeda
Tepat ketika itu nampak seorang gadis menagis sendu.Gadis itu bernama
Utari Permadani Paraharja,ia seorang remaja yang sedang mengalami
musibah,sepertinya semesta sedang tidak ramah padanya.Utari adalah anak
sulung dari keluarga Paraharja,ia memiliki adik yang memiliki kelainan
mental,ibunya mempunyai penyakit kista.Sedangkan 2 bulan lalu ayahnya
masuk penjara karena kasus korupsi.
“Ibu tahu kamu sedang sedih,banyak beban dan banyak pikiran,” ujar ibu
Utari.Ketika Utari mendengar suara ibunya,Ia panik menyembunyikan tangis
sendunya
“Utari jika kamu mencampurkan 1kg garam kedalam air satu gelas apa akan
terasa asin?” tanya ibunya.
“Tapi jika kamu mencampurkan 1kg garam ke dalam danau,apa air itu akan
terasa asin?” tanya ibunya lagi.
“Mengapa air segelas dan danau rasanya berbeda?Padahal sama sama ditaburi
1kg garam?” tanya Ibu Utari lagi.
“Karena volume air segelas dan air danau jauh berbeda bu.” jelas utari
“Nah garam itu ibaratkan seperti ujian bagi setiap manusia.Setiap manusia pasti
diberi ujian oleh tuhan,hanya saja ujiannya berbeda-beda.Jika hati kita seperti
gelas yang sempit maka masalah pun akan terasa berat,tapi jika hati kita lapang
dada seperti danau yang luas,maka masalah akan terasa ringan dan akan hilang
perlahan.Jadi Utari harus bisa menerima semuanya dengan
ikhlas,sabar,tawakal,jangan lupa ikhtiar.Semuanya akan surut pada waktunya.”
ujar ibu Utari (sambil memeluk Utari)
“Iya bu Utari jadi mulai mengerti.” Ucap Utari (sambil menangis dan membalas
pelukan hangat ibunya tercinta.)
Mentari menyinari pagi hari ini,aku dan ayahku memulai pagi ini dengan
berlari pagi di taman kota.Ayahku seorang single parents yang berprofesi
sebagai arsitektur,ayah sangat jarang meluangkan waktunya untukku,sedangkan
aku adalah anak semata wayangnya yang hidup kesepian.
Kini mentari tepat di atas kepala,aku dan ayah berpindah posisi duduk,aku
dan ayah duduk dibawah pohon yang rindang.Aku memandangi keringat yang
mengguyur tubuh ayah.Aku beranjak dari posisiku,aku membeli 2 botol air
mineral,lalu memberikan 1 botol lainnya kepada ayah.
Perlahan aku meneguk air mineral itu dan ayah pun melakukan hal yang
sama.
“Tadi waktu dijalan,Anya lihat seorang laki-laki seusia ayah memakai pakaian
PNS keluar dari mobilnya,lalu orang itu membelikan makanan kepada 3 orang
anak pinggiran yang sedang mengamen loh yah,tapi disisi lain ada tentara yang
sedang memarahi nenek –nenek hanya karena mengemis yah.” Jelasku panjang
lebar.
“Ya Anya heran aja yah mereka kan sama sama berpendidikan tapi kenapa
tentara itu seperti tidak berpendidikan?” lanjutku.
“Begitu ya ayah,Anya ingin menjadi air susu yang bermanfaat bagi orang lain.”
Ungkapku.