Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN AGAMA

Manusia dan agama


Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan
dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara
biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan
secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya.
Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada
manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia,
manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia
dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Selain
itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang
dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat At-Tiin: 4
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”.
Kepada manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-
macam ilmu pengetahuan dan kepandaian; sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan
sanggup menguasai alam dan binatang. Awal interaksi sosial manusia, manusia haruslah
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya agar manusia
Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama =
kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan
manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama
ini, yaitu : religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang
dilakukan berulang-ulang. Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu
addiin yang berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan
pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian
dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan
tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965).
Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ali Syari’ati, 1985 : 81) mengartikan agama
sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan pribadi,
suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan
praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi demi generasi.
Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu kepercayaan dan cara hidup
yang mengandung faktor-faktor antara lain :
a. Percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup.
b. Percaya kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya.
c. Percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia.
d. Percaya dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari.
e. Percaya bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir.
f. Percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan.
g. Percaya kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.
Sementara agama islam dapat diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan melalui
para Rosul-Nya sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi Peraturan perintah
dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia ini dan di akhirat kelak.
2. Konsepsi Agama
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Bakoroh 208, Allah berfirman : yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu kedalam islam secara utuh, keseluruhan
(jangan sebagian-sebagaian) dan jangan kamu mengikuti langkah setan, sesunggungnya
setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Kekaffahan beragama itu telah di contohkan oleh Rosulullah sebagai uswah hasanah
bagi umat islam dalam berbagai aktifitas kehidupannya, dari mulai masalah-masalah
sederhana (seperti adab masuk WC) samapi kepada masalah-masalah komplek (mengurus
Negara). Beliu telah menampilkan wujud islam itu dalam sikap dan prilakunya dimanapun
dan kapanpun beliu adalah orang yang paling utama dan sempurna dalam mengamalkan
ibadah mahdlah (habluminallah) dan ghair mahdlah (hablumminanas).
Meskipun beliau sudah mendapat jaminan maghfiroh (ampunan dari dosa-dosa) dan
masuk surga, tetapi justru beliau semakin meningkatkan amal ibadahnya yang wajib dan
sunah seperti shalat tahajud, zdikir, dan beristigfar[8]. Begitupun dalam berinteraksi sosial
dengan sesama manusia beliu menampilkan sosok pribadi yang sangat agung dan mulia.
Kita sebagai umat islam belum semuanya beruswah kepada Rasulullah secara
sungguh-sungguh, karena mungkin kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau
karena sudah terkontaminasi oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan
dengan nilai-nilai islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW.
Diantara umat islam masih banyak yang menampilkan sikap dan prilakunya yang
tidak selaras, sesuai dengan nila-nilai islam sebagai agama yang dianutnya[9]. Dalam
kehidupan sehari-hari sering ditemukan kejadian atau peristiwa baik yang kita lihat sendiri
atau melalui media masa mengenai contoh-contoh ketidak konsistenan (tidak istikomah)
orang islam dalam mempedomani islam sebagai agamanya.
3. Hubungan Agama Dengan Manusia
Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena
kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau
degradasi nilai-nilai keimanannya.
Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :
a. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan
film-film yang berbau porno.
b. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar
aurat.
c. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu
justru berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.
d. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan
kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.
Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan
bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan
tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan
menghambat kenajuan umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah
umat islam itu sendiri.
Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi
“Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh
(Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang
imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). Mereka
diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna
esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai
tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam
harus mampu menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan
ibadag ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun “Baldatun thaibatun
warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan Allah SWT.
Syahadat tauhid dan perkembangan
Syahadat tauhid yang berbunyi : LA ILAHA ILLALLOH
Syahadat dalam arti bahasa adalah Saksi/penyaksian terhadap ke-ESA-an ALLOH.
Sebelum kita melangkah lebih jauh sebaiknya kita pahami apa arti saksi : Yang dinamakan
saksi dia orang yang benar-benar mengetahui !!!.
Baik dalam bentuk, maupun sifat yang ia lihat atau ketahui. Dapatlah kita ambil pengertian,
sudah tentu tidaklah cukup dengan hanya kata pengucapan lisan saja, sebab yang dinamakan
iman adalah penyaksian, I’tiqot dan percaya pada hati yang mantap

Kita renungkan ayat dibawah ini :


“INNANI ANA LLAH LA ILAHA ILLA ANA FA’BUDNII WA’AQIMISSHOLATA
LIDZIKRII”

Artinya:
“Sesungguhnya aku Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali aku. Maka sembahlah
aku dan dirikan shalat untuk mengingatku”. (Q.S Thoha 14).

Sudah jelas di dalam ayat diatas bahwa kata-kata “maka sembahlah aku” menunjukkan
bahwa kita sebagai saksi harus mengetahui benar apa yang kita sembah. Baik Dzatnya
ataupun sifatnya.
Dan kata-kata “dirikan shalat” menunjukkan tidak hanya berupa ucapan dilisan saja bahkan
menuntut beberapa hak, beberapa ketentuan juga beberapa kewajiban.
Karena itu kita sebagai seorang mukmin harus membentengi dengan KALIMAT TAUHID
dan senantiasa dilakukan dengan penuh pengertian dan renungan yang mendalam pada diri
kita.
Alloh ta’ala berfirman dalam hadist qudsi :
“AN LAA ILAHA ILLALLOH FAHUWA HIZBII WAMAN DAKHOLAL HIZBI
AMINAN ABADAN”
Artinya :
Sesungguhnya kalimat Laa Ilaha Illalloh adalah benteng-KU barangsiapa yang masuk
kedalam bentengku maka dia akan aman selamanya”
“ Laa Ilaha Illalloh adalah benteng-KU.”
Benteng adalah sebuah tempat perlindungan, dari serangan-serangan musuh. Semakin besar
benteng yang kita bangun maka jelas kita akan lebih aman berada di dalamnya dan
sebaliknya apabila benteng itu lemah maka tidak hayal lagi siapa yang ada didalamnya dia
akan hancur.
Maka dari itu seberapa dalamkah kita bisa masuk kedalam bentengnya Alloh.
Karena kita hidup di dalam dunia ini, tak lepas dari intaian musuh-musuh kita, yang
setiap saat dan setiap waktu selalu siap memporak-porandakan benteng keimanan kita.
Keyakinan artinya serta mengamalkan, arti, maksud dan tujuannya dari segi ibadah dan
istiqomah. Serta bersandar penuh dan berharap kepada Allah.
Demikian semoga Allah SWT mengokohkan di dalam jiwa kita kepercayaan,Tauhid
dan iman yang benar dan sungguh-sungguh Ikhlas. Amin....!
Ma’rifat (mengenalAllah) itu adalah puncak keuntungan seorang hamba, maka apabila Tuhan
telah membukakan suatu jalan untuk mengenal kepadaNya, maka tidak usah kau hiraukan
berapa banyak amal perbuatanmu, meskipun masih sangat sedikit.
Sebab ma’rifat itu suatu karunia pemberian langsung dari Allah, maka ia sekali-kali
tidak tergantung pada suatu apapun.
Perlu anda ketahui dan yaqini bahwa ma’rifat itu sebenarnya adalah anugrah Alloh kepada
hambanya sekali-kali bukanlah usaha ikhtiar si hamba.
Dalam kema’rifatan ini bertingkat-tingkat ada yang ma’rifat dengan Asma Allah, Sifat Allah,
Dzat Allah dan Ma’rifat Billah.
Oleh karena itu ilmu yang paling mulia dan puncaknya adalah lautan yang tak
terjangkau dasarnya. Derajat manusia yang terjauh didalamnya adalah tingkat para nabi dan
wali.
Untuk mencapai tingkatan ini marilah kita mengalihkan kepada ilmu yang tetrpenting,
yaitu ilmu akhirat, yang didalamnya ada bagian Muamalat dan Mukasyafah. Sedangkan
mukasyafah adalah Ma’rifatullah (mengenal Allah). Itu adalah cahaya nur Ilahhi yang
dimasukkan oleh Allah ta’ala didalam hati yang bersih dengan ibadah dan mujahadah
(muamalat).
Barangsiapa yang menyandar atau menggantungkan nasib pada sesuatu selain Alloh
berarti tertipu oleh suatu bayangan atau khayalan.

Macam-macam syahadat
Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul

Yang artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dan saya bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmatMu kepada junjungan Nabi
Muhammad beserta keluarganya serta sahabat-sahabatnya begitu juga keselamatan”…3x
Asy-Syahadatain, kita semua tahu artinya adalah “Dua Kalimah Syahadat”. Sudah
diketahui secara umum asy-Syahadatain itu dipergunakan untuk nama Jama’ah Pimpinan
Almaghfurlah al-Habib Umar bin Ismail bin Yahya atau akrab dipanggil Abah Umar di
daerah Panguragan Cirebon.
Syahadat tauhid yaitu : Menyaksikan yang satu (Esa) hanya Allah SWT.
Yang di saksikan yaitu ciptaanNya dengan adanya bumi langit beserta isinya. Termasuk diri
kita semuanya itu merupakan tanda-tanda adanya sang pencipta yaitu Allah SWT.
Syahadat Rasul yaitu : Menyaksikan utusan Allah yaitu Nabi Muhammad SAW.
Yang disaksikan yaitu akhlaknya, perbuatannya yang diterapkan dan dilaksanakan
perintahnya oleh kita, seperti : Shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya. semuanya itu
merupakan tanda menyaksikan Nabi Muhammad SAW.
Mengapa nama itu diambil?
Karena nama itu cukup sederhana dan mengandung latar belakang yang dapat kami
terangkan antara lain sebagai berikut:
Umat sedunia pada umumnya sudah mengetahui tentang Lima Rukun Islam, yaitu:
1. Mengucapkan 2 (dua) kalimah syahadat
2. Menjalankan shalat lima waktu
3. Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan
4. Mengeluarkan zakat
5. Menunaikan ibadah haji (bagi yang mampu)
Dan untuk melaksanakan kelima Rukun Islam itu diperlukan mengetahui semua syarat
rukunnya, tapi sayang sebagai salah satu akibat dari 350 tahun penjajahan di Indonesia ini
(untuk tidak mengkambinghitamkan Bangsa sendiri/Islam) sesungguhnya yang sudah banyak
diketahui kaum Islam awam itu hanya syarat rukunnya shalat, puasa, zakat dan haji saja.
Sedangkan syarat rukunnya syahadat banyak dilupakan atau kurang perduli. Hal itu dapat
terjadi karena mungkin kebanyakan umat Islam di Indonesia ini kesadaran beragamanya
berdasarkan keturunan. Akan tetapi lain bagi orang atau dari agama lain yang baru masuk
Islam, Dua Kalimah Syahadat itu jelas merupakan pintu gerbang pertama sebelum memasuki
pintu rukun Islam yang lain.

Syarat Syahadat ada 4 yaitu :


1. Mengetahui arti dua kalimat syahadat.
2. Mengucapkan dengan benar, dan berturut-turut (tertib)
3. Dibenarkan dengan hati (yakin)
4. Melakukan dan mengamalkan perintah Allah SWT dan RasulNya dengan istiqomah.

Fardhu Syahadat ada 2 yaitu :


1. Mengucapkan dengan lisan
2. Meyakini dengan hati

Iistiqomah ada 3 yaitu :


1. Istiqoma dengan lisan : Membiasakan lisan membaca dua kalimat syahadat, wiridan,
asmaul husna
2. Istiqomah dengan hati : Membiasakan hati sering mengingat Allah, dimanapun berada
dan membenarkan (yakin) adanya Allah SWT.
3. Istiqomah dengan badan : Membiasakan badan selalu beribadah menjalankan perintah
dan meninggalkan larangan Allah dan RasulNya

Macam-macam syahadat
1. Sahadat adam
Rasul yang pertama adalah nabi adam bunyi sahadatnya begini:
Ashadu ala ilaha illallah wa ashadu anna adam khalifatulah.
Perintah tuhan: hai adam kamu adalah utusan ku. Kamu jangan mempunyai keinginan
ma’rifat kepada ku.
Wallahu batinul insan al insannu dohirullah.
Artinya: ketahuilah wujud kamu. Kenallah diri kamu. Wujud kamu adalah keadaan wujud
aku. Hai! Adam setelah kamu memahami dan mengerti wujud kamu adalah wujud aku.
Sekarang kamu harus sholat dua raka’at. Maka sholatlah adalah agar kamu menerima
kebaikan.

2. Sahadat nuh
Rasul yang ke dua adalah nabi nuh sahadatnya adalah begini:
Ashadu alla ilaha illallah wa ashadu anna nuh habibbullah.
Perintah tuhan: hai nuh kamu adalah utusan kami. Kamu jangan berkeinginan ma’rifat
kepada kami.
Dalilnya sama-sami’an. Kenallah pendengaran kamu. Pendengaran kamu adalah kenyataan
pendengaran kami. Tapi sekarang kamu nuh harus sholat di waktu zuhur empat raka’at dan
kamu harus menerima di berikan dua kuping, dua mata. Begitulah sebabnya sholat zuhur
empat raka’at.

3. Sahadat ibrahim
Rasul yang ke tiga adalah nabi ibrahim sahadatnya adalah begini:
Ashadu alla ilaha illallah wa ashadu anna ibrahim khalifattullah.
Perintah tuhan: hai ibrahim kamu adalah utusan kami.kamu jangan berkeinginan ma’rifat
kepada kami.
Dalilnya (basyar dan basiron) ketahuilah penglihatan kamu. Penglihatan kamu adalah
kenyataan penglihatan kami. Kamu harus sholat asar empat raka’at dan kamu harus
menerima di berikan dua mata, dua tangan. Begitulah sholat asar wajib kepada umat
umatnya.

4. Sahadat isa
Rasul yang ke empat adalah nabi isa sahadatnya adalah begini:
Ashadu alla ilaha ilallah wa ashadu anna isa rokhullah.
Perintah tuhan: hai isa ketahuilah bahwa nafas kamu adalah kenyataan hidup aku. Dan kamu
harus sholat tiga raka’at di waktu magrib dan kamu harus mengerti bahwa kamu telah di
berikan dua lubang hidung dan nafasnya. Begitulah sebabnya fardu sholat magrib tiga
raka’at.

5. Sahadat musa
Rasul yang ke lima adalah nabi musa sahadatnya begini: (kata hidup kita kepada suaranya).
Ashadu alla ilaha illallah wa ashadu anna musa kalammullah.
Perintah tuhan: hai musa kamu adalah utusan kami. Kamu jangan berkeinginan ma’rifat
kepada kami. Kenalilah ucapan kamu. Ucapan kamu adalah kenyataan ucapan ku.
Dalilnya kalam-mutakaliman tapi kamu sekarang harus sholat empat raka’at di waktu isya
dan kamu harus menerima di berikan depan, belakang, kanan, kiri. Begitulah sebabnya fardu
sholat isa empat raka’at.

6. Sahadat muhammad
Rasul yang ke enam adalah nabi muhammad. Sahadatnya adalah begini:
Ashadu alla ilaha ilallah wa ashadu anna muhammaddarasullullah.
Perintah tuhan: hai muhammad kamu adalah utusan kami. Sekarang kamu harus tajali. Kamu
harus ma’rifat kepada kami sebab kamu adalah yang paling dekat kepada kami.
Dalilnya: al insannu sirri wa anna sirruhu. Artinya: muhammad! Rasa kamu adalah rasa kami.
Maka pangkat mu rasullulah. Rasa kamu-rasa kami. Sekarang kamu adalah kekasih kami. Ini
kami memberi cara untuk mendekatkan diri kepada kami. Turunlah kamu kepada anak cucu
para wali dan umat-umat mu sampai akhir jaman. Begitulah perjanjian kepada rasul.

Syariat islam
Syariat artinya jalan yang sesuai dengan undang-undang (peraturan) Allah SWT.
Allah menurunkan agama Islam kepada Nabi Muhammad saw. secara lengkap dan sempurna,
jelas dan mudah dimengerti, praktis untuk diamalkan, selaras dengan kepentingan dan hajat
manusia di manapun, sepanjang masa dan dalam keadaan bagaimanapun.
Syariat Islam ini berlaku bagi hamba-Nya yang berakal, sehat, dan telah menginjak
usia baligh atau dewasa. (dimana sudah mengerti/memahami segala masalah yang
dihadapinya). Tanda baligh atau dewasa bagi anak laki-laki, yaitu apabila telah bermimpi
bersetubuh dengan lawan jenisnya, sedangkan bagi anak wanita adalah jika sudah mengalami
datang bulan (menstruasi).
Bagi orang yang mengaku Islam, keharusan mematuhi peraturan ini diterangkan
dalam firman Allah SWT. "kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat
(peraturan) dari agama itu, maka ikutilah syariat itu, dan janganlah engkau ikuti keinginan
orang-orang yang tidak mengetahui." (QS. 45/211-Jatsiyah: 18).
Syariat Islam ini, secara garis besar, mencakup tiga hal:
1. Petunjuk dan bimbingan untuk mengenal Allah SWT dan alam gaib yang tak
terjangkau oleh indera manusia (Ahkam syar'iyyah I'tiqodiyyah) yang menjadi
pokok bahasan ilmu tauhid.
2. Petunjuk untuk mengembangkan potensi kebaikan yang ada dalam diri manusia agar
menjadi makhluk terhormat yang sesungguhnya (Ahkam syar'iyyah khuluqiyyah)
yang menjadi bidang bahasan ilmu tasawuf (ahlak).
3. Ketentuan-ketentuan yang mengatur tata cara beribadah kepada Allah SWT atau
hubungan manusia dengan Allah (vetikal), serta ketentuan yang mengatur
pergaulan/hubungan antara manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya.
Tarikat
Tarekat berasal dari kata ‘thariqah’ yang artinya ‘jalan’. Jalan yang dimaksud di sini adalah
jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diredhoi Allah s.w.t. Secara
praktisnya tarekat adalah kumpulan amalan-amalan lahir dan batin yang bertujuan untuk
membawa seseorang untuk menjadi orang bertaqwa.Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib
dan tarekat sunat.

1. tarekat wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang
wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang utama adalah mengamalkan
rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya Allah akan membuat pengamalnya
menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh Allah. Paket tarekat wajib ini sudah
ditentukan oleh Allah s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan wajib yang
utama adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup
aurat , makan makanan halal dan lain sebagainya.
2. Tarekat sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan sesuai
dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu
saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan
tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat
wajib. Paket tarekat sunat ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh
murid-murid dan pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini tidak tetap, tergantung
keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid atau pengikut. Hal-hal
yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan jumlahnya, seperti shalat sunat,
membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya.

Tasauf
Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme adalah ilmu untuk mengetahui
bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk
memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud
(menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi
mistisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah,
Sunni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi[rujukan?]. Pemikiran
Sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh
belahan dunia (Wikipedia bahasa Indonesia).
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum
adalah kata itu berasal dari Suf (‫)صوف‬, bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah
sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan
jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari
Sufi adalah Safa (‫)صفا‬, yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme
pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani
theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari Sufi berasal dari "Ashab al-Suffa" ("Sahabat
Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana adalah sekelompok
muslim pada waktu Nabi Muhammad yang menghabiskan waktu mereka di beranda masjid
Nabi, mendedikasikan waktunya untuk berdoa (Wikipedia bahasa Indonesia).
Dasar-Dasar Qur`ani Tasawuf
Para pengkaji tentang tasawuf sepakat bahwasanya tasawuf berazaskan kezuhudan
sebagaimana yang diperaktekkan oleh Nabi Saw, dan sebahagian besar dari kalangan sahabat
dan tabi'in. Kezuhudan ini merupakan implementasi dari nash-nash al-Qur'an dan Hadis-hadis
Nabi Saw yang berorientasi akhirat dan berusaha untuk menjuhkan diri dari kesenangan
duniawi yang berlebihan yang bertujuan untuk mensucikan diri, bertawakkal kepada Allah
Swt, takut terhadap ancaman-Nya, mengharap rahmat dan ampunan dari-Nya dan lain-lain.
Meskipun terjadi perbedaan makna dari kata sufi akan tetapi jalan yang ditempuh
kaum sufi berlandasakan Islam. Diantara ayat-ayat Allah yang dijadikan landasan akan
urgensi kezuhudan dalam kehidupan dunia adalah firman Allah dalam al-Qur'an yang
Artinya: “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah
keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami
berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun
di akhirat”. (Q.S Asy-Syuura [42] : 20).
Diantara nash-nash al-Qur'an yang mememerintahkan orang-orang beriman agar
senantiasa berbekal untuk akhirat adalah firman Allah dalam Q.S al-Hadid [57] ayat: 20 yang
Artinya: “Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-
banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya
kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu”.
Ayat ini menandaskan bahwa kebanyakan manusia melaksanakan amalan-amalan
yang menjauhkannya dari amalan-amalan yang bermanfaat untuk diri dan keluarganya,
sehingga mereka dapat kita temukan menjajakan diri dalam kubangan hitamnya kesenangan
dan gelapnya hawa nafus mulai dari kesenangan dalam berpakaian yang indah, tempat tinggal
yang megah dan segala hal yang dapat menyenangkan hawa nafsu, berbangga-bangga dengan
nasab dan banyaknya harta serta keturunan (anak dan cucu). Akan tetapi semua hal tesebut
bersifat sementar dan dapat menjadi penyebab utama terseretnya seseorang kedalam azab
yang sangat pedih pada hari ditegakkannya keadilan di sisi Allah, karena semua hal tersebut
hanyalah kesenangan yang melalaikan, sementara rahmat Allah hanya terarah kepada mereka
yang menjauhkan diri dari hal-hal yang melallaikan tersebut.

Zakat
adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan
diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya).Zakat
dari segi bahasa berarti bersih,suci,subur,berkat dan berkembang.Menurut ketentuan yang
telah ditetapkan oleh syariat Islam.

Jenis zakat
Zakat terbagi atas dua jenis yakni:

 Zakat fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadan.
Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
 Zakat maal (harta)
Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing
jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

Keutamaan alquran dan isi kandungannya dan apa itu alquran


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik kamu adalah orang
yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Hal itu dikarenakan Al Qur’an adalah firman Allah Rabbul ‘aalamin. Al Qur’an merupakan
ilmu yang paling utama dan paling mulia, oleh karena itu orang yang mempelajari dan
mengajarkannya adalah orang yang terbaik di sisi Allah Ta’ala. Jangan biarkan lidah ini kaku
untuk mengucapkan huruf-huruf Al-Qur’an.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran.” (Terj. Az Zumar:
23)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya: “Amma ba’du,
sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Muhammad, seburuk-buruk urusan adalah perbuatan yang diada-adakan (dalam agama) dan
semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim)

Imam Syafi’i dan ulama lainnya berpendapat bahwa membaca Al Qur’an merupakan dzikir
yang paling utama.
isi kandungannya
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis
besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

1. Aqidah / Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak
beranak-pinak.

2. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. ibadah adalah segala bentuk
ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk
ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum
islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di
bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.

3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul
karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi
Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq manusia.

4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang
beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia
yang terbukti bersalah.

5. Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id.
Apa itu alquran

Al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an
merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia dan bagian
dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan
Malaikat Jibril; dan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad adalah sebagaimana
yang terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-'Alaq ayat 1-5.[1]

Anda mungkin juga menyukai