Anda di halaman 1dari 15

Sejarah

Ragam Hias Indonesia


Lely Surya Wardani, M.Pd
Pengertian Ragam Hias
Ragam hias adalah bentuk-bentuk dasar hiasan yang
biasanya disusun sesuai pola tertentu secara berulang-
ulang yang diterapkan pada karya seni
kriya/kerajinan/terapan.

Ragam Hias dapat ditemukan dengan mudah pada hasil


tenunan, kulit, motif batik, tembikar, anyaman, ataupun
ukiran kayu dan pahatan batu.
Sejarah Ragam Hias Indonesia
⦁ Para leluhur atau nenek moyang bangsa Indonesia
mengambil inspirasi motif ragam hias dari kehidupan sehari-
hari yang menjadi budaya dan kepercayaan mereka.
Banyaknya pulau dan suku di Indonesia menjadikan
Indonesia memiliki warisan budaya dan karya seni yang
sangat banyak dan beragam.
⦁ Ragam hias yang dibuat masyarakat dari daerah atau suku
tertentu menggambarkan ciri khas atau identitas daerah
tersebut. Hal ini menjadikan karya ragam hias memiliki
makna simbolis terhadap budaya dankarakteristik masing-
masing daerah.
Sejarah Ragam Hias Indonesia

1 Masa Pra-
Sejarah 2 Masa
Klasik 3 Masa Islam

Berdasarkan tinggalan Awal mula masuk Ragam hias pada masa


yang ada, menunjukkan Indonesia. Peninggalan Islam berkembang sekitar
bahwa ornamen telah masa klasik atau yang abad ke-11. Pada masa ini
ada pada kehidupan dikenal juga dengan masa terdapat dalam bentuk
masyarakat prasejarah Hindu-Budha, serta pada kaligrafi dan ornamen
yakni pada masa masa Islam. Ornamen bangunan-bangunan
Neolithikum (zaman batu yang paling tua ditemukan masjid kuno di Indonesia,
muda), kira-kira 4000 kurang lebih berumur 150 dan juga hiasan.
tahun yang lalu. Masehi.
Masa Pra-Sejarah

Zaman Zaman
Batu Perunggu
Masa Pra-Sejarah
Zaman Batu
Masa ini 2000 sebelum Masehi,
ketika mulai menetap di gua,
aktivitas manusia dalam
membuat berbagai karya juga
mulai bertambah, seiring
kebutuhan yang meningkat untuk
menciptakan alat-alat pertanian
sederhana, ritual, dsb. Tanah Liat/Gerabah

Ragam hias masa prasejarah


memiliki bentuk ornamen seperti
geometris, manusia, tumbuhan
dan binatang.
Masa Pra-Sejarah
Zaman Perunggu
Pada akhirnya manusia mulai
menemukan logam dan mengetahui
cara mengolahnya. Bahkan lama-
kelamaan logam mulai menggeser
kedudukan batu, yang pada
akhirnya hanya berfungsi sebagai
benda pusaka saja dan kehilangan
nilai praktis.
Ragam hias Prasejarah/Tradisi
Gelombang perpindahan kedua dari pada karya perunggu
daratan Asia ke Nusantara pada
500 tahun sebelum Masehi
membawa serta kebudayaan
perunggunya ke tempat tinggal
mereka yang baru.
Ciri Motif Ragam Hias Zaman Pra-Sejarah

1. Cenderung untuk menggunakan bentuk flora dan fauna sesuai dengan


lingkungannya yang agraris.
2. Menampilkan bentuk-bentuk ornamen geometri (meander, swastika,
tumpal, pilin, pilin berganda, lingkaran, dan sebagainya).
3. Kecenderungan menampilkan motif-motif hias perlambangan (simbolis)
sesuai dengan pandangan hidup religi yang masih bersifat magis
(burung sebagai lambang roh manusia yang telah meninggal, gajah
kendaraan yang digunakan roh)
4. Kecenderungan pada penggunaan warna dasar sesuai dengan
lingkungan alam dan pandangan kepercayaan.
Masa Klasik (Hindu-Budha)

Ragam hias masa klasik dilatarbelakangi oleh agama


Hindu dan Budha, yaitu pada abad ke-4M atau ke-5M
hingga abad 15M. Ragam hias pada masa ini
dipergunakan untuk menghias candi dan artefak seperti
benda dari logam dan gerabah. Ragam hias yang
berkembang pada masa klasik ada dua, yaitu bergaya
naturalis dan stiliran.
Masa Klasik (Hindu-Budha)

Karya seni rupa zaman klasik Hindu-


Budha didominasi oleh arsitektur religi
dan ragam hias dindingnya. Ragam hias
yang paling umum digunakan adalah
padma teratai. Padma dapat
melambangkan tahta dewa tertinggi,
terbentuknya alam semesta, kelahiran
Budha, kebenaran utama, tempat
Padma Teratai
kekuatan hayati dan suci.
Contoh – Swastika
(melambangkan daya dan
keselarasan Jagad Raya)

Kepingan ukiran batu –


Ragam Hias Bunga
Swastika - di Pura Goa
Lawah, Bali
Ciri Motif Ragam Hias Zaman Klasik

▶ Bergaya naturalis. Unsur yang digambarkan sesuai dengan kenyataan yang


ada. Seperti manusia, bentuk bangunan, binatang serta tumbuhan. Digambar
atau dibentuk sesuai dengan apa yang ada atau pernah dilihat oleh manusia
pembuatnya.

▶ Bergaya stiliran. Unsur yang digambarkan pada gaya stiliran yaitu


penggambaran bentuk-bentuk binatang atau figuratif bersifat lambang atau
kiasan makna yang dibentuk dari rangkaian ragam hias sulur-suluran jenis
tumbuh-tumbuhan yang menjalar dengan sulurnya pada batang pohon lain.
Ragam hias pada gaya ini menggambarkan bentuk binatang dengan tidak
menggambarkan secara langsung atau berbentuk lambang namun bermakna
sebuah binatang tertentu
Masa Islam

Pada masa Islam motif-motif hias


terus berkembang, sebagai bentuk
penerus tradisi seni hias zaman
Hindu-Budha maupun sebagai hasil
pengembangannya. Hal tersebut
tampak jelas pada ornamen batik
yang berkembang pesat pada masa
Islam.
Ragam hias yang berkembang pada masa Islam
biasanya digambarkan dalam bentuk stiliran
terutama ragam hias binatang. Ragam hias
geometris juga banyak ditemukan di tinggalan
masa Islam. Ragam hias geometris yang biasa
ditemukan diantaranya berbentuk segitiga,
segiempat, lingkaran, garis horizontal dan garis
vertikal. Selain itu terdapat pula ragam hias
bentuk patra, yaitu tumbuhan merambat atau
sulur daun.

Pada masa ini ragam hias seperti tumpal, banji,


meander, swastika dan motif pilin mulai
ditinggalkan. Digantikan oleh motif flora seperti
bunga, bentuk buah, dan dedaunan.
Sejarah Ragam Hias Indonesia

4. Masa Kolonial 5. Masa Kini


Sekitar tahun 1275 Ragam hias modern
Masehi, tepatnya masa digunakan untuk kebutuhan
kolonial, ornamen banyak praktif dan fungsional. Motif
dijumpai pada tinggalan- dan isen lebih padat dan
tinggalan bangunan. beragam dan menggunakan
alat-alat cetak yang canggih.

Anda mungkin juga menyukai