Anda di halaman 1dari 10

SENI TARI

Seni tari adalah gerakan terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang
di dalamnya terdapat unsur keindahan wiraga atau tubuh, wirama atau irama, wirasa atau
penghayatan, dan wirupa atau wujud.
Tari adalah ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang dituangkan melalui gerak terangkai dan
berirama yang mengandung unsur keindahan. Tari dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut
musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.
Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Gerak di
dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan
estetis.

PENGERTIAN SENI TARI MENURUT PARA AHLI


 Aristoteles : “Gerakan ritmis yang menghadirkan suatu karakter manusia saat mereka
bertindak”.
 Pangeran Suryadiningrat : “Tari adalah gerakan yang dihadirkan oleh seluruh anggota tubuh
seseorang yang dilakukan selaras dengan irama musik dengan maksud tertentu”.
 Bagong Sudito : “Seni tari adalah suatu seni berupa sebuah gerakan ritmis yang menjadi alat
ekspresi manusia”.
 I Gede Ardika : “Seni tari adalah suatu hal yang mampu untuk melaraskan gerak tubuhnya
dengan irama tertentu”.

SENI TARI MEMILIKI EMPAT UNSUR KEINDAHAN,


Keempat unsur seni tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni.
1. Wiraga adalah raga atau tubuh, yaitu gerak kaki sampai kepala, merupakan media pokok gerak
tari. Gerak tari dirangkai dan digayakan sesuai dengan bentuk yang tepat. Misalnya seberapa jauh
badan merendah, tangan merentang, kaki diangkat atau ditekuk, dan sebagainya.
2. Wirama adalah ritme atau tempo atau seberapa lamanya rangkaian gerak ditarikan serta
ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama. Irama ini biasanya dari alat musik
ritmis yang mengiringi, seperti gong, gendang, tifa, rebana, dan lain-lain.
3. Wirasa adalah perasaan yang diekspresikan lewat raut muka dan gerak. Keseluruhan gerak
tersebut harus dapat menjelaskan jiwa dan emosi tarian. Seperti sedih, gembira, tegas, atau
marah.
4. Wirupa adalah rupa atau wujud, memberi kejelasan gerak tari yang diperagakan melalui warna,
busana, dan rias yang disesuaikan dengan peranannya

FUNGSI SENI TARI :


1. Tari pertunjukan
Yaitu tari yang disiapkan untuk suatu acara dan dipentaskan. Tarian ini menonjolkan dari sisi
koreografi artistik, konsep yang bagus dan ide yang matang. Serta tema yang tertata sedemikian
rupa sehingga tarian tersebut menjadi menarik dan indah.
2. Tari upacara
Yaitu tarian yang dilakukan hanya pada upacara adat maupun acara yang bernuansa keagamaan.
Tarian ini mengutamakan adanya ke khidmatan dan komunikasi pada Sang Pemilik Alam.
3. Tari hiburan
Yaitu tarian yang diadakan hanya untuk menghibur penonton saja. Biasanya tarian ini dimainkan
dengan alunan musik dan irama yang enak didengar. Gerakan tarinya juga bebas dari berbagai
macam nilai, tradisi, atau adat. Yang terpenting dari tarian ini adalah mampu menghilangkan
rasa jenuh para pendengar atau penonton.
4. Tari pergaulan
Yaitu tarian yang dimainkan untuk berinteraksi ke sesama saja. Tarian ini biasanya digunakan
untuk saling adu unjuk rasa dalam kesenian. Dalam gerakanganya juga terlihat lincah dan
memiliki sifat komunikatif. Sehingga mampu memberikan interaksi atau timbal balik ke sesama.
5. Tari kesenian
Yaitu tarian yang dilaksanakan untuk tujuan pelestarian budaya. Biasanya tarian ini bernuansa
tradisional. Karena menghargai warisan budaya penggilan nenek moyang pada zaman dahulu.
Tarian ini hanya dipentaskan pada saat hari atau momen kebudayaan saja

Jenis tari dibedakan menjadi :


 Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki
maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah ).
 Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan oleh dua
orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
 Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua
orang.

Tari bentuk memiliki 2 tema yaitu :


1. Tema Baku
Tema baku adalah suatu bentuk tema yang umum terdapat pada suatu tari dan selalu dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya tema kepahlawanan, tema percintaan, tema keprajuritan
dan lain-lain.
a. Contoh tari bertema kepahlawanan
 Seudati
 Kuda kepang
 Ranggalawe Gugur
 Kumbakarna Gugur
 Anoman Rahwana
b. Contoh tari bertema keprajuritan
 Eko Prawiro
 Bandabaya
 Lawung
 Jemparingan
 Tandingan
c. Contoh tari bertema Percintaan
 Enggar-enggar
 Karonsih
 Driasmara
 Langenasmara
 Kusuma Ratih
2. Tema Khusus
Tema khusus adalah suatu bentuk tema yang tidak dijumpai secara umum, namun kehadirannya
dapat menambah kesegaran apresiasi seni. Contoh kesenjangan sosial, lingkungan hidup dll.

KOMPOSISI TARI
 Bentuk (pose) adalah posisi tubuh sebelum bergerak. Terbagi menjadi empat, yaitu terbuka,
tertutup, asimetris, dan simetris.
 Gerak adalah posisi tubuh menggerakkan bentuk.
 Pola lantai adalah arah atau garis langkah yang dilalui oleh penari. Pola lantai terbagi menjadi
dua, lurus dan lengkung.
 Arah hadap adalah arah posisi tubuh penari.
 Tataran atau level adalah tingkatan posisi tubuh penari. Terbagi menjadi tiga, bawah, tengah, dan
atas.
 Ekspresi atau penjiwaan

Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :


1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis
lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya.
2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke
samping.
3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke
kana atau ke kiri.
4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.

Seni tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
TARI TRADISIONAL
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara
turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius.
Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak
berubah

TARI TRADISIONAL KLASIK


Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian
biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah.
Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng
Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga
(Sulawesi Selatan)

TARI TRADISIONAL KERAKYATAN


Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga iringan
musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan.
Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)

TARI KREASI BARU


Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari
sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai
penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik
yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan
menjadi dua golongan yaitu:
1. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi,
musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan
tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)


Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi,
musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan
pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin
saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut
juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.

TARI KONTEMPORER
Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh
penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga
banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik
komputer seperti Flutyloops.
Unsur pendukung tari:
1. iringan music 5. tata busana 9. ekspresi
2. pola lantai 6. tata panggung 10.keindahan tar
3. tata rias 7. gerak tari
4. property 8. jumlah penari
http://csipendidikan.blogspot.com/2013/06/makalah-seni-tari.html

GERAK TARI
Gerak tari adalah gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan irama (bunyi musik) yang
sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari. Yang meliputi:
1. Gerak kepala
2. Gerak badan
3. Gerak tangan
4. Gerak kaki
Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis,
melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Gerak tari selalu melibatkan unsur
anggota badan manusia. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan
maksud-maksud tertentu dari koreografer.
Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Yang dimaksudkan dengan gerak yang indah adalah
gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni akan
menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul, menimba air di sumur,
memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni, maka
gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.
Gerakan tari yang indah membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu,
pengolahan unsur keindahannya bersifat stilatif dan distortif:
1. Gerak Stilatif : Gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang mengarah
pada bentuk-bentuk yang indah.
2. Gerak Distorsif : Pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah
satu proses stilasi.
Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak
tari, yaitu gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.
1. Gerak murni : Gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak
dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan
suatu pengertian tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.
2. Gerak maknawi : Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang
bermakna dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping
keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan
mimitif ).
a. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.
b. Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari kita akan
mempelajari seluk beluk gerak. Gerak ini nantinya akan disusun menjadi tarian yang indah
dipandang. Pertama – tama buatlah gerakan untuk tari tunggal. Jika dirasa sudah baik, kembangkan
menjadi gerak tari berpasangan atau berkelompok. Dalam menyajikan sebuah tarian, perhatikan dan
terapkan hal – hal berikut:
a. Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan
b. Ketepatan gerak dengan iringan
c. Penguasaan ruang pentas
d. Rasa percaya diri

A. RAGAM GERAK TARI DAERAH


Masing masing daerah memiliki budaya dan selera yang berbeda – beda. Karenanya jika kita
mengamati tariannya terdapat perbedan bentuk gerak dan teknik memperagakannya.
Ragam gerak tari kerakyatan banyak menggunakan imitatif dan ekspresif. Gerakannya menirukan
kegiatan dan emosi manusia sampai menirukan perangai binatang.
Ragam gerak tari klasik banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif yang
telah distilir atau diperhalus. Tema gerakannya juga menirukan kegiatan manusia dan perangai
hewan tetapi gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dengan patokan atau pola-
pola gerak yang sudah ditentukan.
Ragam gerak tari kreasi baru merupakan paduan beberapa ragam gerak tari tradisional, sehingga
menjadi bentuk baru. Bentuk baru ini terasa lebih dinamis dan energik karena didukung oleh
generasi muda dan ditata oleh koreografer yang kreatif. Tokoh tari kreasi baru di Indonesia
sangatlah banyak. Beberapa diantaranya yaitu :
1. Bagong Kusudiharjo dari Yogyakarta
2. Guruh Soekarno Putra dari Jakarta
3. Didik Nini towok dari Yogyakarta
4. Munasiah Najamuddin dari Jenoponto, Ujung Pandang
5. Sardono W. Kusumo
6. Farida Faisal
7. Denny Malik

Gerak tari tradisional:


1. Gerak Jari
a. Ngruji / ngrayung, semua jari rapat tegak lurus, ibu jari masuk ditekuk merapat telapak tangan.
Tangan kiri dan kanan sama.
b. Nyempurit, ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk membentuk bulatan dan jari – jari
lainnya melengkung mengikuti arah jari tengah. Tangan kanan dan kiri sama.
c. Nagarangsang / boyomangap, seperti ngruji atau ngrayung hanya ibu jari membuka lurus
kedepan. Tangan kanan dan kiri sama.
d. Nyekithing, ruas ibu jari bersinggung dengan ruas jari tengah paling depan, jari–jari lainnya
melengkung searah jari tengah.

2. Gerak Kaki
a. Nggrundho, sikap kaki nggrundho yaitu sikap dengan dua kaki mendhak sifat gantung.
b. Lumaksono, berjalan ke depan. Sikap dan posisi kaki kiri lumaksono dengan arah telapak kaki
serong ke luar atau meger timun.
c. Gejuk atau Seblak, sikap kaki kiri gejuk atau dihentakkan ke lantai terap di belakang tumit kaki
kanan.
d. Tanjak kiri
e. Trecetan , melangkah jinjit dengan cepat ke kanan atau ke kiri.
f. Kicat

B. ASAL GERAK
Gerak dapat diperoleh melalui eksplorasi atau penjelajahan. Eksplorasi merupakan proses berpikir,
berimajinasi, merasakan dan merespon suatu objek yang diperoleh melalui panca indera. Objek ini
bentuknya bisa berupa benda, alam, suara dan rasa. Mengamati karya sastra seperti prosa dan puisi,
mendengarkan irama musik, mengamati aneka kegiatan manusia, perangai binatang, sampai benda
dan kejadian alam sekitar semua dapat menimbulkan imajinasi yang merangsang terjadinya respon
gerak spontan. Sedangkan penjelajahan rasa, seperti panas, dingin, marah, senang dan sedih akan
membantu pencarian gerak ekspresif. Gerak-gerak ini dapat kita himpun menjadi gerakan tari yang
indah. Untuk mempermudah mencari dan merespon gerak maka kita harus mengetahui tema dari
tari tersebut. Tema merupakan gambaran awal gerak-gerak yang diperagakan, contohnya:
a. Kepahlawanan, gerak yang muncul adalah gerak pencak silat, perang, gerak beladiri atau olah
kanuragan.
b. Kesedihan, gerak yang muncul adalah gerak permohonan.
c. Kegembiraan, gerak yang muncul adalah gerak suka cita, meloncat-loncat, melambai-lambai,
melenggang, bergoyang.
d. Binatang, gerak yang muncul adalah menirukan tingkah laku binatang tersebut.

C. MENYUSUN GERAK
Setelah gerak-gerak yang dimaksud telah terkumpul, barulah dirangkai menjadi tarian. Menyusun
gerak yang baik adalah memadukan gerak maknawi dengan gerak murni, dirangkai sesuai dengan
tema yang sudah ditentukan dan sudah mencakup arah gerak dan arah hadap.
Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan suatu hal.
Misalnya, gerak yang melambangkan burung terbang atau kain melambai.
Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan. Gerak ini tidak menyimbolkan sesuatu,
tetapi diuat agar tarian tampak estetis, misalnya gerak memutar pergelangan tangan atau
menggoyangkan pinggul.
Arah memberikan orientasi pada tarian. Ada dua macam arah dalam menari, yaitu:
1. Arah Hadap, menunjukkan kemana penari menghadap, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang,
menengadah atau menunduk.
2. Arah Gerak, menunjukkan kemana penari akan bergerak, membuat lingkaran, zig-zag, berjalan
maju dan mundur, serong diagonal, spiral dsb.

Dalam menata tari perlu diperhatikan level dan kepadatan.


1. Level : Tingkat jangkauan gerak atau tinggi rendahnya gerak.
Ada tiga level dalam menari, yaitu:
a. Level Tinggi : Meloncat
b. Level Sedang : Membungkuk
c. Level Rendah : Duduk
2. Kepadatan (density)
Penguasaan ruang oleh penari, ini penting untuk tari kelompok. Penempatan atau formasi penari
di atas pentas harus sedemikian rupa sehingga indah dan tidak tampak penuh.
Penata tari yang baik juga memperhatikan desain tari. Desain adalah garis yang terlihat oleh
penonton yang ditimbulkan oleh gerak penari. Garis yang dilalui di lantai oleh para penari disebut
desain bawah. Misalnya, garis diagonal, horizontal, zig-zag, spiral dll. Garis yang dilihat oleh
penonton sebagai gerakan penari di atas pentas adalah desain atas. Contohnya, loncatan, gerak
payung, pita dll.
Merangkai gerak agar indah dan menarik perlu ada harmoni. Harmoni dapat dicapai bila
koreografer memperhatikan atau memadukan gerak dengan hal-hal berikut ini:
a. Irama sebagai pengiring dan pemertegas gerak.
b. Penguasaan ruangan dengan desain atas, bawah dan medium.
c. Penataan komposisi penari untuk mengatasi kejenuhan sesuai dengan jumlah penari.
d. Penggunaan rias dan busana yang selaras dan mencerminkan tema

JENIS – JENIS TARI


1. TARI BERDASARKAN FUNGSINYA
a. Tari Upacara
Tari Hopong (NTT)
Hopong adalah sebuah upacara tradisional masyarakat Helong yang mengijinkan para petani
untuk menuai atau panen di ladang pertanian. Upacara Hopong adalah suatu aktivitas yang
dilakukan oleh para petani dalam bentuk doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur dan
terima kasih kepada Tuhan dan nenek moyang.. Tarian ini juga menggambarkan kehidupan
bersama nilai religius, gotong royong. Musik pengiring gendang, tambur, gong.

b. Tari Pergaulan
Tari Tayub Bojonegoro (Jawa Timur)
Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang
dilantunkan oleh waranggono yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran. Pertunjukan tari
ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan oleh
warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam mengadakan
kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinir dalam suatu kelompok tertentu dengan nama
khas masing-masing.

c. Pertunjukan
Tari Barong (Bali)
Tari Barong ini menceritakan tentang asal muasal perang abadi antara kebaikan yang di-
lambangkan dengan Barong melawan kejahatan yang dilambangkan dengan Rangda.Barong
adalah karakter dalam mitologi Bali.Ia adalah raja dari roh-roh serta melambangkan kebaikan.
Ia merupakan musuh Rangda. Banas Pati Rajahadalah roh yang mendampingi seorang anak
dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai sebagai roh yang menggerakkan Barong. Sebagai
roh pelindung, Barong sering ditampilkan sebagai seekor singa.Di pulau Bali setiap bagian
pulau Bali mempunyai roh pelindung untuk tanah dan hutannya masing-masing.Setiap Barong
dari setiap region digambarkan sebagai hewan yang berbeda.Ada babi hutan, harimau, ular
atau naga, dan singa.Bentuk Barong sebagai singa sangatlah populer dan berasal dari
Gianyar.Dalam Calonarong atau tari-tarian Bali, Barong menggunakan ilmu gaibnya untuk
mengalahkan Rangda.
2. TARI BERDASARKAN BENTUK PENYAJIANNYA
a. Tari Tunggal
Tari tunggal adalah jenis tari bentuk yang ditarikan oleh seorang penari, boleh laki-laki
meupun perempuan.
Kebyar Duduk (Bali)
Tari ini merupakan ciptaan I Mariodari Tabanan yang menciptakan tarian ini pada tahun 1925.
Tari Kebyar Duduk menggambarkan kemahiran seorang pemuda yang menari dengan
lincahnya dengan posisi duduk mengikuti irama gamelan. Apabila tarian ini ditarikan dengan
memainkan instrumen trompong, maka tarian Kebyar Duduk disebut tari Kebyar Trompong.

b. Tari Berpasangan
Tari berpasangan adalah bentuk penampilan tari yang ditarikan secara berpasang-pasangan.
Perbedaan tari berpasangan dengan tari tunggal adalah pada bentuk penyajiaannya yang
memiliki unsure interaksi gerak yang saling melengkapi, saling mengisi, dan merespons antara
individu penari dengan pasangannya.
Tari Salipuk
Tari Salipuk adalah tarian asli dari kota Nganjuk, tarian ini ditarikan oleh sepasang muda mudi
yang berarti tarian pergaulan Tari Salipuk adalah pengembangan dari Tari Tayub yang
sebelumnya sudah ada di Nganjuk, Tari ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda yang
berawal dari pengamen yang bernama Salipuk, pekerjaan setiap hari adalah berkeliling
kampung untuk menghibur orang sambil membawa kendang. Orang-orang sangat menyukai
hiburan yang diberikan oleh Salipuk, sehingga dia sering dipanggil ke kampung-kampung
untuk menghibur orang. Lalu dia akhirnya mengembangkannya menjadi tari yang
berpasangan. Sampai saat ini tari Salipuk masih banyak ditarikan pada acara-acara tertentu
seperti acara resmi, acara perkawinan atau pada saat upacara adat.
Meskipun tarian ini hanya melibatkan dua orang, tetapi atraksi tari ini membutuhkan tempat
yang luas karena gerakannya sangat dinamis dan penarinya harus berlari kesana-kemari. Tari
Salipuk menggunakan iringan musik tradisional Jawa dengan tembang khusus yang liriknya
sesuai dengan jalan cerita tarian.

c. Tari Kelompok
Tari berkelompok adalah bentuk penampilan tari yang ditarikan oleh banyak penari atau lebih
dari dua orang. Dalam tarian berkelompok dituntut keserempakan dan keseragaman gerak
yang lebih tinggi agar pertunjukan tariannya tampak lebih dinamis dan indah. Para penari
perlu menyamakan presepsi akan tariannya. Semua ini dimaksudkan agar dalam pementasan
mereka tampak kompak dan serasi satu sama lainnya.
Tari Seudati(Aceh)
Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada
Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah. Tarian ini juga termasuk kategori Tribal
War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda
Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada
zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi
Kesenian Nasional Indonesia.

3. TARI BERDASARKAN POLA GARAPANNYA


a. Tari Primitif
Tari Belian Sentiyu (Dayak-Kalimantan Timur)
Tarian ini berasal dari suku Dayak Tonyooi dan Dayak Benuaq. Maksud dan tujuan dari tarian
ini juga untuk mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat. Perbedaannya adalah pada
kostum, apabila pada Belian Bawo memakai gelang bergemerincing yang memekakkan telinga
pendengarnya pada Belian Sentiyu memakai persembahan beras yang akan ditaburkan oleh
pemeliannya.
b. Tari Rakyat
Tari Reog Ponorogo (Jawa Timur)
Tarian ini menggambarkan cerita istana raja milik ratu kerajaan Kediri. Dalam perjalanan dari
kerajaan Bantarangin ke Kediri mengalahkan segerombolan harimau dan merak yang dipimpin
oleh Singobarong. Penari utama memakai pakaian besar terbuat dari bulumerak dan memakai
topeng kepala harimau. Berat topeng tersebut berkisar 40 sampai 50 kg dan didukung oleh
sebuah tali yang digigit oleh gigi penari. Lainnya memakai topeng seperti setan.
c. Tari Klasik
Tari Legong(Bali)
Sebuah tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang
terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari Gambuh. Kata
Legong berasal dari kata "leg" yang artinya luwes atau elastis dan kemudian diartikan sebagai
gerakan lemah gemulai (tari). Selanjutnya kata tersebut di atas dikombinasikan dengan kata
"gong" yang artinya gamelan, sehingga menjadi "Legong" yang mengandung arti gerakan yang
sangat terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Ciri khas tari
Legong ini adalah pemakaian kipas para penarinya kecuali Condong. Gamelan yang dipakai
mengiringi tari Legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Lakon yang biasa dipakai dalam
Legong ini kebayakan bersumber pada:Cerita Malat khususnya kisah Prabu Lasem,Cerita
Kuntir dan Jobog (kisah Subali Sugriwa), Legod Bawa (kisah Brahma Wisnu tatkala mencari
ujung dan pangkal Lingganya Siwa), Kuntul (kisah burung), Sudarsana (semacam Calonarang),
Palayon, Chandrakanta dan lain sebagainya.
d. Tari Kreasi
Tari Kreasi Ronggeng Midang (Jawa Barat)
Tarian ini merupakan tarian garapan dimana dalam alur geraknya mengambil dari tarian
rakyat dan tari tayub seperti Banjet, Ketuk Tilu dan Silat sehingga tariannya bebas dengan
laras pelog. Rakyat kecil mengenal kesenian Ronggeng sebagai bagian dari acara-acara pesta
yang dilaksanakan di lapangan terbuka pada malam hari dengan penerangan berupa oncor
(obor).Unsur tari Tayub sendiri dipergunakan sebagai penyelaras untuk mengekspresikan
gerak tari, sedangkan Ketuk Tilu, Banjet dan Pencak Silat merupakan gerak tari yang dinamis.
Dalam garapan tari Ronggeng Midang ini penata mencoba mengangkat salah satu sisi
kehidupan dari Ronggeng itu. Pada umumnya mereka hidup dan berkembang di daerah
perkebunan dan pesisir.

4. TARI BERDASARKAN TEMA/ISI


a. Tari Heroik
Tari kepahlawanan adalah tari yang mengandung unsur cerita heroik atau kepahlawanan.
Tari Hedung (Nusa Tenggara Timur)
Tarian Hedung merupakan salah satu dari sekian banyak tarian yang ada dalam kultur
masyarakat Adonara. Tarian ini merupakan tari perang yang dulunya dibawakan untuk
menyambut pahlawan yang pulang dari medan perang. Tarian in melambangkan nilai-nilai
kepahlawanan dan semangat berjuang tanpa kenal menyerah. Di masa kini, tarian hedung
dibawakan dalam acara penyambutan tamu yang datang ke Adonara. Dalam tarian ini, para
penari yang terdiri dari kaum pria dan juga beberapa kaum wanita menggunakan berbagai
perlengkapan yang biasanya digunakan oleh para pahlawan untuk berperang. Gerakan dalam
tarian ini mirip dengan orang yang sedang berperang. Mereka akan "berperang" satu sama
lain dengan mengayunkan parang atau membuat ancang-ancang untuk melemparkan tombak.
Para penari pria akan berpasang-pasangan dan memperagakan duel dalam peperangan
b. Tari Erotis
Tari erotik adalah tari yang mengandng unsure cerita atau percintaan.
Tari Jaipong (Jawa Barat)
Jaipong bermula dari tari ketuk tilu, tarian tradisional khas Sunda. Setelah berkembang
dengan berbagai variasi, baik dalam musik maupun gerak, tarian ini menjelma menjadi
jaipongan. Ciri khas jaipong adalah musiknya yang menghentak dan dinamis. Alat musik
kendanag terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan
oleh seseorang, berpasangan, dan juga kelompok. Jaipong sering dipentaskan pada acara
hiburan selamatan dan perta pernikahan.
c. Tari Totemis
Tari totemis adalah tari yang menirukan gerak diluar obyek diri manusia.
Tari Merak (Jawa Barat)
Tarian ini merupakan tarian kreasi baru dari daerah Jawa Barat yang menggambarkan segala
tingkah laku Burung Merak yang suka ria, canda dan harmonis serta bentuk visual dari warna
yang dimiliki burung merak tergambar dalam tarian ini.
d. Tari Dramatik
Drama tari adalah suatu bentuk drama dan tari yang memiliki alur cerita, plot, tema, dan
biasanya dilakukan secara kelompok
Tari Kancet Punan Letto (Dayak-Kalimantan Timur)
“Punan” artinya merebut, “letto” artinya gadis/wanita. Tarian ini menceritakan tentang dua
orang pemuda yang sama-sama menyukai seorang gadis dan memperebutkannya. Pemuda
yang mempertahankan gadisnya dengan gagah berani akhirnya memenangkan pertarungan
tersebut. Sudah merupakan sifat suku Dayak Kenyah, untuk memepertahankan miliknya apa
pun itu bentuknya

Anda mungkin juga menyukai