MEMBUAT PATUNG
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami prosedur berkarya seni patung dengan berbagai bahan dan teknik.
4.1 Membuat karya seni patung dengan berbagai bahan dan teknik.
Mengamati
Nomor 1 2 3 4
Terbuat
kayu tanah liat perunggu …….
dari bahan
Teknik
pembuatan ……. ……. ……. …….
Fungsi patung
……. ……. ……. …….
Mengumpulkan Informasi
Seni patung (Sclupture) termasuk karya seni rupa murni yang berbentuk tiga dimensi.
Disebut sebagai karya seni tiga dimensi karena patung memiliki volume atau memiliki ruang dan
tidak terikat oleh latar belakang, sehingga patung dapat dinikmati dari berbagai arah. Patung
disebut juga seni bentuk, karena pada umumnya patung merupakan tiruan bentuk manusia dan
hewan. Namun dalam perkembangannya tidak hanya bentuk manusia atau bentuk hewan saja yang
dibuat patung, tetapi bentuk apapun dapat dipatungkan.
1. Patung primitif
Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yaitu pada waktu tingkat kehidupan
manusia masih sangat sederhana dan manusia belum mengenal tulisan. Patung bagi masyarakat
prasejarah adalah perwujudan arwah para
leluhur yang dipercaya akan menjaga mereka yang
masih hidup dan akan memberi keberkahan. Seni
patung peninggalan dari zaman primitif di Indonesia
banyak tersebar di beberapa wilayah, seperti
Palembang, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Papua.
Contoh yang paling terkenal di Indonesia berada di
Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, dengan nama
patung Tadulako. Patung Tadulako dengan tinggi
empat meter digambarkan tanpa memiliki kaki, namun
memperlihatkan jenis kelamin laki-laki dengan jelas. Patung Tadulako, patung primitif
peninggalan Megalitikum
2. Patung klasik
Patung klasik yaitu seni patung yang berkembang setelah masuknya pengaruh India di
Indonesia dengan berkembangnya kerajaan Hindu dan Buddha. Patung klasik Indonesia
berfungsi sebagai sarana ritual atau dharmabakti kepada agama maupun pada raja. Seni patung
klasik Indonesia banyak dijumpai di candi-candi.
1. Patung Buddha,
di Candi Mendut.
3. Patung Dwarapala,
di Candi Plaosan
3. Patung Tradisional
Seni patung tradisional Indonesia adalah gaya seni patung yang berkembang dari dahulu
sampai sekarang, diwariskan secara turun temurun. Patung tradisional kebanyakan dibuat
berkaitan dengan mitos ataupun ritual tertentu yang berkembang si masyarakat. Seni patung
tradisional ada yang bercorak seperti patung primitif maupun klasik. Patung tradisional yang
bercorak primitif berkembang di kalangan suku-suku bangsa yang masih sangat sederhana
kehidupannya, contohnya patung Asmat sari Suku Asmat Papua. Patung tradisional yang
bercorak primitif memiliki ciri-ciri: bentuknya sederhana dan kaku, pengerjaannya kasar,
warnanya menggunakan bahan warna alam, dan bersifat magis (memiliki kekuatan gaib).
Patung tradisional dari dearah-daerah di Indonesia yang berkaitan dengan mitos dan
ritual tertentu, antara lain:
- Patung Asmat dari Suku Asmat (Papua)
Patung Asmat merupakan simbol kepercayaan dan pengabdian terhadap arwah nenek
moyang mereka, sehingga dianggap memiliki kekuatan gaib (magis). Seni patung Asmat
dibuat dari kayu. Hal ini terlihat dari ragam bentuk ukirannya yang unik dan warna yang
dipergunakan sangat terbatas yaitu warna putih, merah dan hitam.
- Patung Tau-tau dari Suku Toraja (Sulawesi Selatan)
Tau-tau adalah patung yang dipahat dari kayu nangka. Patung ini dikenal dalam masyarakat
Toraja sebagai perwujudan arwah orang yang telah meninggal, sehingga dianggap memiliki
kekuatan gaib (magis). Dengan adanya patung tau-tau, dipercaya interaksi antara orang yang
masih hidup dan yang sudah meninggal tetap berlangsung.
- Patung Blontang dari Suku Dayak (Kalimatan)
Blontang adalah patung terbuat dari kayu ulin yang merupakan simbol pada
upacara kematian wangkey yaitu suatu upacara adat Suku Dayak yang
tinggal di pedalaman Kalimantan Timur. Patung Blontang sendiri di buat
dalam waktu yang bersamaan dengan prosesi upacara Kwangkey. Patung
Blontang bersifat magis karena menggambarkan sosok manusia yang sudah
meninggal dunia. Tinggi Blontang pada umumnya antara 2,5 meter sampai
dengan 3,5 meter dengan diameter 30 cm.
- Patung Loro Blonyo dari Jogjakarta
Patung Loro Blonyo adalah patung sepasang pengantin pria dan wanita yang
memakai baju adat Jawa lengkap dengan posisi duduk. Patung Loro Blonyo
telah ada sejak zaman kepemimpinan Sultan Agung di kerajaan Mataram
1476. Patung Loro Blonyo adalah ekspresi simbolisme mitos Dewi Sri dan
Raden Sadono dalam kepercayaan Jawa. Dahulu kala patung Loro Blonyo
hanya boleh dimiliki oleh kalangan priyayi. Diletakkan dalam
Seni Budaya Kelas 9 Jepara 17
rumah tradisional Joglo di senthong tengah. Makna patung Loro Blonyo adalah sepasang
pengantin yang disatukan dalam ikatan pernikahan yang kemudian mendatangkan
kesuburan dan kemakmuran, kesuburan dalam artinya kesuburan secara reproduksi dan
kesuburan tanaman.
Jepara sebagai kota ukir memiliki sentra industri seni patung yaitu di Desa Mulyoharjo.
Seni patung tradisional dari Jepara yang sangat terkenal adalah patung macan kurung, terbuat
dari sepotong kayu gelondongan. Patung macan kurung berbentuk seekor harimau yang dirantai
dan diberi bola bandul dalam sebuah kurungan. Pada bagian atas kurungan terdapat hiasan
berbentuk burung, naga, garuda, pohon, dan sebagainya.
Keunikan patung macan kurung terutama pada proses
pembuatanya, bahwa pembuatan macan di dalam kurungan
dikerjakan sekaligus dengan membuat kurungan, rantai, dan bola.
Macan kurung dibuat bukan rakitan, tanpa membelah kayu, tanpa
tambahan kayu dari luar. Jadi pembuatannya sangat rumit karena
pematung harus mengarahkan mata pahatnya dari sela-sela jeruji
kurungan untuk membuat macan, rantai, dan bola.
Macan kurung berbentuk macan dirantai dalam kurungan
memiliki makna simbolis yaitu nafsu buruk yang harus dikekang
atau dikendalikan agar tidak melakukan hal-hal negatif. Namun
sangat disayangkan sekali bahwa pada masa sekarang ini sudah
sangat jarang orang yang membuat patung macan kurung.
B. Fungsi Patung
Patung dibuat selain untuk memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan, juga untuk
memenuhi berbagai segi kehidupan manusia. Fungsi seni patung adalah:
1. Fungsi personal
Secara personal seni patung dibuat untuk tujuan mengekspresikan perasaan, atau sebagai
ungkapan pribadi pembuatnya. Dalam hal ini orang membuat patung dengan tujuan untuk
menghasilkan karya yang disukai dirinya sendiri atau orang lain.
2. Fungsi Ritual (Religi/Keagamaan)
Patung untuk keperluan ritual sering kali disebut arca, yaitu patung yang digunakan sebagai
media pemujaan terhadap arwah leluhur atau para dewa. Patung yang kebanyakan digunakan
untuk fungsi ritual contohnya adalah patung primitif, klasik, dan tradisional.
3. Fungsi sosial
Fungsi sosial seni patung artinya patung dibuat untuk tujuan kemasyarakatan, contohnya
patung dibuat untuk diorama dan monumen.
- Patung diorama adalah patung yang disusun sebagai bagian dari miniatur yang
menggambarkan sebuah peristiwa tertentu. Diorama banyak terdapat di museum-museum,
contohnya diorama kehidupan manusia purba di Museum Sangiran, perjuangan
kemerdekaan di Monumen Jogja Kembali, diorama perjuangan kemerdekaan di Monas, dan
sebagainya.
- Patung monumen yaitu patung dibuat untuk mengenang peristiwa penting atau mengenang
seseorang yang berjasa. Contohnya patung Tujuh Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya,
patung Proklamator Soekarno Hatta, patung Pembebasan Irian Barat, Patung RA. Kartini di
Jalan Pemuda Jepara, dan sebagainya.
4. Fungsi Fisik
Hanya ada satu fungsi fisik dari seni patung yaitu patung sebagai karya seni rupa murni,
artinya patung diciptakan semata-mata untuk dinikmati keindahannya. Fungsi fisik seni patung
disebut juga fungsi dekorasi, yaitu patung dibuat sebagai elemen estetis untuk memperindah
sebuah ruang tertutup ( in door) atau di ruang terbuka (out door). Contohnya patung di depan
gedung DPR RI, patung kuda di Mulyoharjo Jepara, patung pemanah di stadion Gelora Bumi
Kartini Jepara, dan sebagainya.
3. Teknik Cetak
Tenik cetak ada dua yaitu cetak tekan dan cetak tuang. Teknik cetak sering dilakukan
adalah cetak tuang (teknik cor). adalah teknik membuat patung dengan cara menuangkan
adonan bahan yang dicairkan, dituangkan pada cetakan untuk menghasilkan bentuk sesuai
cetakan. Teknik cetak sangat efektif untuk membuat patung dengan bentuk yang sama dalam
jumlah banyak. Bahan yang biasa digunakan untuk teknik cetak adalah logam, fiberglass, gipt,
semen, tanah liat.
Prosedur (langkah-langkah) dalam membuat patung dengan teknik cetak tuang:
a. Jika belum ada cetakannya, terlebih dahulu:
- Memunculkan gagasan, yaitu memastikan tema atau objek serta menentukan jenis
patung yang akan dibuat.
- Membuat desain pada kertas. Sebaiknya desain dibuat tampak dari empat sisi.
- Membuat cetakan sesuai desain.
b. Menyiapkan bahan/alat, yaitu cetakan, tanah liat/plastisin, logam, fiberglass, gipt, semen,
tanah liat.
c. Membuat adonan bahan yang akan dituang.
d. Menuangkan adonan pada cetakan.
e. Tunggu sampai adonan yang dituangkan memadat.
f. Melepaskan cetakan.
g. Merapikan dan menghaluskan setiap bagian.
h. Penyelesaian (finishing) dengan menggunakan bahan yang sesuai, misalnya tanah liat
dapat dicat, disemir, dsb.
4. Teknik Rakit (Assembling)
Teknik rakit adalah teknik membuat patung dari bahan keras, dengan cara
merekatkan/mengikat komponen-komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan bentuk
yang dikehendaki. Bahan yang biasa digunakan untuk teknik rakit adalah barang-barang bekas
dari logam, plastik, karton, dan sebagainya.
Prosedur (langkah-langkah) dalam membuat patung dengan teknik rakit:
a. Memunculkan gagasan, yaitu memastikan tema atau objek serta menentukan jenis patung
yang akan dibuat.
b. Membuat desain pada kertas menyesuaikan bahan yang tersedia. Sebaiknya desain dibuat
tampak dari empat sisi.
c. Menyiapkan bahan/alat sesuai kebutuhan, misalnya jika merakit bahan kertas atau plastik
dibutuhkan lem, gunting, cutter, dsb.
d. Mulai merakit dari bagian-bagian pokok terlebih dahulu.
e. Melanjutkan merakit bagian-bagian secara lebih mendetail.
f. Merapikan dan menghaluskan setiap bagian.
g. Penyelesaian (finishing) dengan menggunakan bahan yang sesuai, misalnya dicat, dsb.
22 Seni Budaya Kelas 9 Jepara
Memahat Membutsir Patung Rakitan
UJI KOMPETENSI 2
I. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c,
atau d !
1. Seni patung termasuk karya seni rupa tiga dimensi karena….
a. dapat dilihat dari tiga arah c. memiliki tiga fungsi
b. dapat dibuat dengan tiga teknik d. memiliki ruang atau volume
2. Seni patung peninggalan dari zaman primitif di Indonesia banyak tersebar di beberapa
wilayah. Salah satunya yang terdapat di Daerah di Sulawesi Tengah adalah patung….
a. Dwarapala c. Blontang
b. Tadulako d. Wisnu
3. Patung yang terdapat di Candi-candi Hindu/Buddha adalah termasuk jenis patung ….
a. primitif c. tradisional
b. klasik d. modern
4. Patung Asmat adalah patung tradisional dari Papua yang bercorak….
a. primitif c. tradisional
b. klasik d. modern
5. Patung tradisional yang terbuat dari kayu ulin yang merupakan simbol pada upacara kematian
wangkey, adalah patung….
a. blontang c. tau-tau
b. tadulako d. loro-blonyo
8. Berkembang dengan beragam gaya dengan sangat bebas dan tidak terbatas karena
mengutamakan pada kebebasan seniman untuk berekspresi, berkreasi, dan melakukan
pembaharuan. Adalah sifat seni patung….
a. primitif c. klasik Gambar untuk soal
b. tradisional d. modern nomor 9 dan 10
11. Patung tradisional dari Jepara, memiliki makna simbolis nafsu buruk yang harus dikendalikan
agar tidak melakukan hal-hal negatif adalah patung….
a. macan tarung c. naga tarung
b. macan kurung d. naga kurung
12. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat patung
dengan teknik pahat adalah….
a. kayu dan batu c. batu dan tanah liat
b. kayu dan logam d. tanah liat dan batu
13. Pada gambar di samping adalah patung….
a. kepala c. torso
b. dada d. badan
14. Teknik membuat patung dari bahan lunak dengan cara menambah, mengurangi, dan memijit
bagian bahan untuk menghasilkan bentuk yang dikehendaki, adalah teknik….
a. pahat c. cetak
b. butsir d. assembling
15. Gambar di samping adalah patung yang disajikan sebagai….
a. ekspresi c. diorama
b. monumen d. ritual
16. Membuat patung dengan bentuk yang sama dalam
jumlah banyak paling efektif menggunakan teknik….
a. pahat c. cetak
b. butsir d. assembling
17. Pada gambar di samping adalah patung yang dibuat dengan teknik….
a. cor c. pahat
b. butsir d. assembling
18. Prosedur membuat patung pada tahap akhir adalah….
a. memunculkan gagasan c. membuat bentuk global
b. mendesain d. finishing
19. Yang bukan tokoh seni patung modern Indonesia adalah….
a. Gregorius Sidharta c. Edhi Sunarso
b. Afandi d. I Nyoman Nuarta
20. Pada gambar di samping adalah jenis patung….
a. nonfiguratif c. realis
b. imitatif d. figurative