BAB PUASA
MAKALAH
Oleh :
2018
DAFTAR ISI
BAB.I.
PENDAHULUAN
BAB.II.
PUASA
A. Ta’rif Puasa
1. Pengertian Etimologis
2. Pengertian Terminologis
B. Legitimasi Puasa
1. Al-Qur’an
2. As-Sunnah
C. Derivasi Puasa
1. Macam-macam Puasa
2. Syarat dan fardhu kewajiban puasa
3. Perkara yang membatalkan puasa
4. Kifarat
5. I’tikaf
BAB.III.
PENUTUP
- Kesimpulan
REFRENSI
BAB I
PENDAHULUAN
Artinya :
Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha
Pemurah, maka tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari
ini. (QS. Maryam: 26) 1)
Penjelasan ayat tersebut ialah Siti Maryam ibunda dari nabi Isa as,
sebagai contoh yang melakukan puasa karena Allah. Untuk itu kita
mencontoh perbuatannya karena orang yang beragama islam disuruh
berpuasa. Puasa ada berbagai macam yaitu puasa wajib, sunnah, makruh dan
haram.
Allah berfirman untuk berpuasa di bulan Ramadhan bagi umat islam
(QS. Al-Baqarah: 186) yang artinya :
Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an,
sebagai petunjuk manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di
antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.2)
Dalam ketentuan itu tidak perlu diragukan, bahwa dimasa zaman dahulu
umat islam pernah menunaikan agama mereka dengan tekun dan berpegang
teguh dengan akhlak-akhlak islam.3)
1
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Wanita, Asy Syifa’, Semarang, h.230
2
KH. Arwani Aminl, Al-Qur’an Al-Quddus Bi RosmUstmani, terjemah Indonesia,
Cipta Mubarokotan Thoyyibah, 2014, h.27
3
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Wanita, Asy Syifa’, Semarang, h.5
B. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang tersebut diatas, maka dalam makalah ini
membahas masalah sebagai berikut :
1. Macam-macam Puasa
2. Syarat dan fardhu kewajiban puasa
3. Hal-hal yang membatalkan puasa
4. Kifarat
5. I’tikaf
C. Tujuan
1. Berpuasa, untuk menahan diri dari hawa nafsu yang buruk dan
bertambahnya ketaqwaan kepada Allah.
2. Sedangkan dalam i’tikaf
Segala urusan duniawi diganti dengan ibadah dan dzikir kepada
Allah untuk mengosongkan hati, agar hati menjadi jernih dan
tentram di hadapan sang pencipta.
BAB.II.
PEMBAHASAN
A. Definisi Puasa
Pengertian secara etimologi (bahasa) Puasa
Ash-Shoum itu sendiri menurut bahasa berarti menahan, yaitu
menahan diri dan berpantang dari apa saja.
Penngertian secara terminologi (istilah) puasa
Shoum menurut istilah/syara’ yaitu menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa, yang berupa memperturutkan syahwat perut dan farji,
sejak terbitnya fajar dini hari sampai terbenamnya matahari, dengan niat
khusus.1)
Dalil yang mewajibkan puasa
1. Al-Qur’an, diantaranya (Al-Baqarah: 183) Yang artinya : “Wahai
orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa”.2)
Penjelasan ayat tersebut ialah diwajibkan untuk berpuasa dibulan
yang tertentu (bulan ramadhan), bagi orang – orang yang beriman hendak
mengerjakan puasa tersebut, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kita.
2. As-Sunnah, diantaranya hadist yang masyhur,
Artinya :
Hadist Abu Abdurrahman Abdullah Umar Khattab RadiyallahuAnhu,
berkata : Saya mendengar Rasulallah Shallallah Alaihi Wasallam bersabda
yang artinya : “Islam dibangun atas lima dasar : (1) Syahadat bahwa tidak
ada tuhan yang berhak disembah, kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, (2) Mendirikan sholat, (3) Menunaikan zakat, (4) Melaksanakan Haji ke
Baitullah, (5) Berpuasa di bulan Ramadhan” (HR. Al Bukhori dan Muslim).3)
Hadist tersebut menunjukkkan bahwa puasa terdapat pada rukun islam
yang keempat, maka dari itu Allah mensyariatkan kepada kita untuk melakukan
kewajiban puasa di bulan ramadhan.
1
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Wanita, Asy Syifa’, Semarang, h.230
2
KH. Arwani Aminl, Al-Qur’an Al-Quddus Bi RosmUstmani, terjemah Indonesia,
Cipta Mubarokotan Thoyyibah, 2014, h.27
3
Al ImamYahya, terjemah Hadist Arba’in Annawawiyah, Albama, 2009, h.5
B. Rumusan Masalah
1. Macam-macam Puasa
Puasa itu ada bermacam- macam :
1- Puasa Wajib yaitu puasa pada bulan Ramadhan, puasa kifarat dan
puasa nadzar.
2- Puasa sunnah yaitu selain puasa Ramadhan, kifarat dan nadzar,
dan selain puasa pada hari-hari yang haram berpuasa sebagaimana
akan diterangkan nanti.
3- Puasa Makruh yaitu puasa saat dilakukan pada hari yang
meragukan, apakah sudah tiba bulan Ramadhan atau belum
(Yaum Asyakk), yaitu tanggal 30 Sya’ban, apabila oleh sejumlah
orang yang tidak bisa diterima kesaksiannya, disaksikan adanya
hilal(bulan sabit) pada malam tanggal tersebut. Dan begitu pula
puasa pada hari jum’at secara tersendiri, pada hari sabtu secara
tersendiri, dan juga puasa hari raya selain umat islam.
4- Puasa Haram yaitu berpuas pada Hari Raya ‘Idhul Adhha maupun
‘Idul fitri, dan hari-hari Tasyrik, yaitu 3 hari sesudah ‘idhul
Adhha.1)
2. Syarat dan Fardhu Kewajiban Puasa
*Syarat-syarat Kewajiban Puasa ada empat perkara :
1. Islam
2. Balig
3. Berakal
4. Mampu berpuasa
1
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Wanita, Asy Syifa’, Semarang, h.231
Al-Qodhi Abu Suja’ Al-Asfihani, terjemah Matan Goyah Wat Taqrib, Surabaya,h86
2
4. Muntah disengaja
5. Bersetubuh dengan sengaja
6. Menumpahkan mani dengan persentuhan
7. Haid
8. Nifas
9. Gila
10. Murtad
4. Kifarat
1
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Wanita, Asy Syifa’, Semarang, h.257 & 258
5. I’tikaf
2
Al-Qodhi Abu Suja’ Al-Asfihani, terjemah Matan Goyah Wat Taqrib, Surabaya,
h.90 & 92
C. KESIMPULAN
Puasa adalah salah satu rukun islam, maka dari itu wajiblah bagi kita
untuk melaksanakan puasa dengan ikhlas tanpa paksaan dan mengharap imbalan
dari orang lain. Jika kita berpuasa dengan niat agar mendapat imbalan atau pujian
dari orang lain, maka puasa kita tidak ada artinya. Maksudnya ialah kita hanya
mendapatkan rasa lapar dan haus dan tidak mendapat pahala dari apa yang telah
kita kerjakan. Puasa ini hukumnya wajib bagi seluruh ummat islam sebagaimana
telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kita.
MAKALAH
SEMESTER : III
Oleh :
2018