PUASA
Oleh :
WONOSOBO
2018
PUASA
Oleh:
Abstrak
Puasa adalah rukun islam yang ketiga. Karena itu setiap orang yang beriman,
setiap orang islam yang mukallaf wajib melaksanakan ibadah puasa ini selain untuk
mematuhi perintah Allah adalah juga untuk menjadi tangga ketingkat jiwa dan
keluruhan budi dan akhlak.
PENDAHULUAN
Puasa termasuk dalam rukun islam, puasa dibagi menjadi puasa wajib dan
puasa sunat, puasa wajib terdiri dari, puasa Ramadhan dan puasa Nazar, sedangkan
puasa sunat banyak macamnya, diantaranya puasa sunat selang-seling, puasa sunat
tiga hari setiap bulan, puasa sunat hari senin dan hari kamis, puasa sunat enam hari
dibulan Syawwal, puasa sunat hari Arafah, puasa sunat Asyura, puasa sunat Sya‟ban,
dan puasa sunat sepuluh hari dibulan Dzulhijjah.
Tentang puasa, Rasulullah pernah bersabda: “ada tiga golongan orang yang
tidak ditolak doa mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil,
dan orang yang dizalimi” (HR. Tirmidzi)
Hadis Nabi Muhammad ini menunjukkan betapa pentingnya berpuasa bagi
seorang mukmin. Hadis ini juga menunjukkan betapa puasa, yang bagi seorang
muslim wajib pada bulan Ramdhan, memiliki keutamaan yang tinggi. Bahkan tidak
hanya dikalangan orang Islam, puasa juga begitu penting di kalangan orang-orang
non-Islam, termasuk orang-orang yang memiliki kepercayaan lokal dengan model-
model puasanya sendiri.
1|Page
DEVINISI PUASA
Puasa secara bahasa berarti menahan diri dari sesuatu. Secara istilah dimaknai
dengan menahan dari segala hal yang membatalkan mulai dari terbitnya fajar sampai
terbenamnya matahari dengan niat tertentu. Pengertian di atas merujuk pada firman
Allah dalam surat al-Baqarah ayat 178 yang artinya “Makan minumlah hingga terang
bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar kemudian sempurnakanlah puasa
sampai menjelang malam”.
1. Wajib, meliputi:
a. Puasa bulan Ramadhan.
b. Puasa qadla‟ bulan Ramadhan.
c. Puasa untuk membayar kafarat. Seperti kafarat zhihar, membunuh dan
melakukan hubungan untim di siang hari pada saat bulan ramadhan.
d. Puasa dalam ibadah haji dan umrah sebagai ganti dari penyembelihan
fidyah.
2. Sunnah, meliputi:
1
Mustamar imam dkk, Kamus Fiqh, Kediri, Purna Siswa MHM, 2013. h 187
2|Page
a. Puasa yang berulang-ulang setiap tahun seperti puasa hari Arafah, hari
Tasu „a (tanggal 9 muharram), hari „Asyura (tanggal 10 Muharram), puasa
tanggal 11 Muharram, puasa enam hari bulan syawal, puasa di bulan-
bulan yang dimuliakan (Dzulqa‟dah, Dzulhijjah, Muharra dan Rajab),
puasa 10 hari pada awal bulan Dzulhijjah selain tanggal 10.
b. Puasa yang berulang-ulang setiap bulan seperti puasa tanggal 13, 14, dan
15 setiap bulan dan puasa pada tanggal 28, 29 dan 30 setiap bulan.
c. Puasa yang berulang-ulang setiap minggu seperti puasa pada hari Senin,
Kamis dan puasa Daud (sehari puasa sehari tidak).
3. Makruh, seperti puasa khusus untuk hari jum‟at, hari sabtu atau hari ahad dan
puasa selama setahun penuh bagi orang yang khawatir berdampak negatif atau
tidak mampu melaksanakan kesunahan.
4. Haram. Terbagi menjadi dua macam:
a. Tetap sah meskipun berhukum haram. Seperti puasanya seorang istri tanpa
seizin suaminya dan puasa seorang budak tanpa seizing majikanya.
b. Haram dan tidak sah meliputi:
Puasa hari raya idul fitri (tanggal 1 Syawal)
Puasa hari raya idul adha (tanggal 10 Dzulhijjah)
Puasa hari-hari Tasyrik (tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah)
Puasa separuh akhir bulan Sya‟ban (mulai tanggal 16 hingga akhir
bulan)
Puasa hari Syakk, yaitu puasa pada tanggal 30 Sya‟ban ketika ada
kabar terlihatnya hilal atau hilal telah disaksikan oleh orang-orang
yang tidak diterima kesaksianya seperti perempuan dan anak kecil
sehingga mengakibatkan adanya keraguan dalam berpuasa.
3|Page
SYARAT-SYARAT WAJIB PUASA
2
Team penyusun text book Ilmu Fiqih 1, Ilmu Fiqih, Jilid 1 (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasrana dan
Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN Jakarta, 1983), hlm. 303.
4|Page
RUKUN-RUKUN PUASA
Berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan secara bersamaan ketika
melaksanakan puasa
1. Niat
Yaitu menyengaja dalam hati untuk berpuasa. Waktu pelaksanaan niat sendiri
adalah pada malam hari untuk puasa wajib seperti puasa ramadhan dan puasa
nazar. Kemudian ketika melaksanakan niat wajib menentukan jenis puasa
yang diniatkan.
2. Menahan diri dari makan dan minum walaupun sedikit
Jika seorang yang berpuasa makan atau minum secara tidak sengaja atau
karena lupa maka puasanya tetap sah
3. Menahan diri dari bersetubuh dengan sengaja
4. Menahan diri dari menyengaja muntah
Jika tersedak atau tidak mampu menahan muntah maka puasanya tetap sah
KESUNAHAN-KESUNAHAN KETIKA BERPUASA
1. Sahur
Dimulai sejak separuh akhir dari malam sehingga makan sebelum waktu sahur
tidak termasuk sahur serta tidak mendapatkan kesunahan puasa
2. Mengakhirkan sahur
3. Menyegerakan untuk berbuka puasa ketika merasa yakin atau ada dugaan kuat
bahwa matahari telah terbenam
4. Menahan diri dari makanan syubhat
5. Berbuka dengan kurma, air, manisan, daging, susu atau madu
6. Berdoa ketika masuk waktu berbuka
7. Memperbanyak sedekah dan memberi makan pada orang yang sedang
berbuka puasa
8. Memperbanyak membaca al-qur‟an, ibadah, I‟tikaf dan zikir
5|Page
9. Menghindari perkataan yang tidak baik, dusta, menggunjing orang lain dan
sebagainya dari sudut pandang berpuasa meskipun secara hukum asalnya
kata-kata tersebut memang wajib dihindari
1. Masuknya suatu benda melalui celah atu organ yang terbuka ke dalam rongga
tubuh
2. Muntah dengan sengaja
3. Berhubungan badan (jimak) dengan sengaja dan tanpa unsur paksaan
4. Keluar sperma (inzal) yang disebabkan bersentuhnya kulit secara langsung,
termasuk masturbasi baik dengan tangan sendiri maupun orang lain
5. Gila
6. Mabuk, pingsan dan epilepsi jika terjadi sepanjang hari pada saat berpuasa
7. Murtad
8. Haidl
9. Nifas
10. Melahirkan
6|Page
HIKMAH PUASA
Diantara hikmah disyariatkanya puasa adalah sebagai;
1. Tanda terimakasih kepada Allah karena semua ibadah mengandung arti
terimakasih kepada Allah atas nikmat pemberian-Nya yang tidak terbatas
banyaknya, dan tidak ternilai harganya.
2. Didikan kepercayaan, seseorang yang telah sanggup menahan makan dan minum
dari harta yang halal kepunyaannya sendiri, karena ingat perintah Allah, sudah
tentu ia tidak akan meninggalkan segala perintah Allah, dan tidak akan berani
melanggar segala larangan-Nya.
3. Didikan perasaan belas kasihan terhadap fakir-miskin karena seseorang yang
telah merasa sakit dan pedihnya perut keroncong. Dengan demikian, akan timbul
perasaan belas kasihan dan suka menolong fakir miskin.
4. Guna menjaga kesehatan.
7|Page
SIMPULAN
Puasa adalah terjemah dari Ash-Shiyam. Menurut istilah bahasa berarti menahan
diri dari sesuatu dalam pengertian tidak terbatas “saumu” (puasa), menurut bahasa
Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti makan.minum,nafsu, menahan
berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari
dengan niat dan beberapa syarat.
Yang diwajibkan berpuasa itu adalah orang yang beriman (muslim) baik laki-laki
maupun perempuan (untuk perempuan suci dari haid dan nifas), berakal,baligh
(dewasa), tidak dalam musafir (perjalanan) dan sanggup berpuasa.
DAFTAR PUSTAKA
Bisri Adib, Al-fatah Munawwar. Kamus Indonesia Arab. Arab Indonesia. Surabaya:
Pusaka Progessidme. 1999
Daud Ali Mohammad. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1998
Imam Mustamar dkk. Kamus Fiqh. Kediri. Purna Siswa MHM, 2013
8|Page