Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IBADAH PUASA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan yang di ampu oleh :
Bpk Ari Fajar Isbakhi, M.Pd.i.

Disusun oleh:
1. Ikhwan fuadi : 172510005
2. Galva Kameswara : 172510009
3. Juniawan Akbar : 172510035
4. Ahmad Gunawan : 182510038

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puasa merupakan amalan-amalan ibadah yang tidak hanya oleh umat


sekarang tetapi juga dijalankan pada masa umat-umat terdahulu bagi orang yang
beriman ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai
takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa,
pelipatgandaan pahala kebaikan,dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan
ibadah puasa khusus untuk diri-Nya diantara amal-amal ibadah lainnya. Puasa
difungsikan sebagai benteng yang kukuh yang dapat menjaga manusia dari bujuk
rayu setan. Dengan puasa syahwat yang bersemayam dalam diri manusia akan
terkekang sehingga manusia tidak lagi menjadi budak nafsu tetapi manusia akan
menjadi majikannya.
Allah memerintahkan puasa bukan tanpa sebab. Karena segala sesuatu
yang diciptakan tidak ada yang sia-sia dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya
pasti demi kebaikan hambanya. Kalau kita mengamati lebih lanjut ibadah puasa
mempunyai manfaat yang sangat besar karena puasa tidak hanya bermanfaat dari
segi rohani tetapi juga dalam segi lahiri. Barang siapa yang melakukannya dengan
ikhlas dan sesuai dengan aturan maka akan diberi ganjaran yang besar oleh allah.
Puasa mempunyai pengaruh menyeluruh baik secara individu maupun
masyarakat dalam hadits telah disebutkan hal-hal yang terkait dengan puasa
seperti halnya mengenai kesehatan, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan
puasa secara tidak langsung telah diajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti
halnya sabar, bisa mengendalikan diri dan mempunyai tingkah laku yang baik.

A. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian puasa?
2. Apa Macam-macam puasa?
3. Apa Syarat dan rukun puasa?
4. Apa hari yang diharamkan untuk puasa?
5. Apa hal-hal yang membatalkan puasa?
6. Apa Hikmah dari puasa puasa?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian puasa
Saum / Puasa bagi orang islam (bahasa Arab: ‫صوم‬, transliterasi: Shaum) adalah
menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa
membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan
syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Berpuasa (puasa)
merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Puasa secara bahasa artinya
menahan atau mencegah.
2. Macam macam puasa
a. Puasa Fardhu
Puasa Fardhu adalah puasa rukun islam yang wajib dikerjakan oleh setiap
muslim yang mukallaf selama satu bulan penuh (bulan Ramadhan) setiap
Tahunnya. Adapun dasar hukumnya:

‫علَى الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ِ‫الص َيا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ َ ِ‫َياأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا ُكت‬
َ ‫ب‬
َ‫تَتَّقُون‬

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS.Al-
Baqarah: 183)
contoh puasa fardhu :

 Puasa Ramadan;
 Puasa (karena) nazar;
b. Puasa sunnah
Puasa yang hukumnya sunnah adalah puasa yang jika dikerjakan
mendapatkan pahala dan jika tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa.
Puasa-puasa sunnah adalah sebagai berikut:

 Puasa 6 hari di bulan Syawal selain hari raya Idul Fitri,


 Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak
menunaikan ibadah haji,
 Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak
menunaikan ibadah haji,
 Puasa Senin dan Kamis,
 Puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), bertujuan untuk meneladani
puasanya Nabi Daud,
 Puasa Tasu'a (pada bulan Muharram) dilakukan pada tanngal 9,
sebelum Puasa 'Asyura
 Puasa 'Asyura (pada bulan Muharram) dilakukan pada tanggal 10,
 Puasa 3 hari pada pertengahan bulan (menurut kalender
islam)(Yaumul Bidh), tanggal 13, 14, dan 15,
 Puasa Sya'ban (Nisfu Sya'ban) pada awal pertengahan bulan Sya'ban,
 Puasa bulan Haram (Asyhurul Hurum) yaitu bulan Dzulkaidah,
Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.
c. Puasa Makruh
Dalam hal ini ada beberapa pendapat para ulama’. Para ulama sepakat
tentang hari-hari makruh melakukan puasa, diantaranya puasa pada ari
jum’at saja atau hari sabtu saja, sehari atau dua hari sebelum bulan
ramadhan.
d. Puasa haram
Yang terlarang berpuasa pada hari tertentu adalah pada kedua hari raya
(idul fitri dan idul adha) dan pada hari tasyrik, yaitu tiga hari sesudah
hari raya Adha (tanggal 11-13) bulan zulhijjah.
e. Puasa Kaffarah
Puasa Kaffarah ialah puasa penghapusan dosa karena melakukan
pelanggaran berat yang seharusnya tidak di lakukannya. Pelanggaran
berat yang dimaksud ialah:
1. Sengaja membatalkan puasanya dibulan ramadhan dengan
melakukan hubungan badan (jima’)
2. Melakukan beberapa pelanggaran ketika masih dalam keadaan
ihram, padahal ia tidak mampu menyembelih dam (hewan)
3. Membunuh orang tidak sengaja.
4. Terkena sumpahnya sendiri dengan sebab melanggarinya.
5. Melakukan zhihar.

3. Syarat dan rukun puasa


1. Orang-orang yang wajib melaksanakan puasa adalah:
a. Islam
b. Baligh
c. Berakal (tidak gila atau mabuk), lelaki atau perempuan
d. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan
e. Berada di kampong, tidak wajib bagi orang musafir
f. Sanggup puasa, tidak wajib bagi orang yang sakit dan orang yang
lemah
Semua yang terdapat di atas tersebut, merupakan syarat-syarat wajib
puasa, bila terdapat pada seseorang muslim syarat-syarat wajib ini,
wajiblah ia berpuasa, dan berdosa bila dia meninggalkannya.1[6]
2. Rukun puasa
Ada dua rukun puasa, yang masing-masingnya merupakan unsure
terpenting dari hakikatnya yaitu:
a. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, semenjak terbit fajar
hingga terbenam matahari.
b. Niat
Berniat itu hendaknya sebelum fajar, pada setiap malam bulan Ramadhan.
Berdasarkan hadist Hafsah, katanya : telah bersabda Rasulullah SAW,
“Barang siapa yang tidak membulatkan niatnya buat berpuasa sebelum
Fajar, maka tidak sah puasanya”. (diriwayatkan oleh Ahmad dan Ash-
Habus Sunan, dan dinyatakan sah oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu HIbban).
Dan niat itu sah pada salah satu saat dimalam hari, dan tidak
disyariatkan mengucapkannya, karena itu merupakan pekerjaan hati, tak
ada sangkut-pautnya dengan lisan. Hakikatnya niat adalah menyengaja
suatu perbuatan demi mentaati perintah Allah Ta’ala dalam mengharapkan
keridhaaNya.

4. Hari yang diharamkan untuk puasa

 Hari raya Idul Fitri, yaitu pada (1 Syawal),


Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam.
Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira.
Karena itu syariat telah mengatur bahwa pada hari itu tidak diperkenankan
seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada
yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak
berniat untuk puasa.

 Hari raya Idul Adha, yaitu pada (10 Dzulhijjah),


Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai hari raya kedua bagi
umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam
disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya
kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut
merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan
merayakan hari besar.

 Hari-hari tasyrik, yaitu pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah,


 Hari syak, yaitu pada 30 Syaban,
 Puasa selamanya,
 Wanita saat sedang haid atau nifas,
 Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya.

5. Hal-hal yang membatalkan puasa


1. Membatalkan niat untuk berpuasa
Apabila seseorang membatalkan niatnya untuk berpuasa, puasanya
menjadi batal, karena niat adalah salah satu rukun puasa.
2. Makan dan minum dengan sengaja
Seserang yang sengaja merusak puasanya dengan makan atau minum
dengan sengaja maka sebagian ulama mewajibkan ia mengqdlakan
puasanya.
3. Sengaja memasukan sesuatu benda kedalam rongga terbuka, meskipun
benda itu sekecil apa pun. Rongga terbuka seperti mulut, hidung, telinga
dan kemaluan
4. Keluar sesuatu dari perut, sepeeti muntah walapun sedikit dengan cara
di sengaja. Tetapi jika tidak disengaja, maka puasanya tidak batal.
5. Bercampur (jima’)
6. Keluar mani, apabila ada unsure kesengajaan. Adapun keluar mani
sebab mimpi, maka hukumnya tidak batal.

Berikut ini adalah orang yang boleh membatalkan puasa wajib (puasa
Ramadhan:

 Wajib mengqadha
Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak berpuasa, tetapi wajib
mengganti puasanya pada hari lain (qada), sebanyak hari yang
ditinggalkan.

1. Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh,


2. Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 89 km dari
tempat tinggalnya,
3. Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi
yang dikandungnya,
4. Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan
keadaannya atau anaknya,
5. Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan
nifas,
6. Orang yang batal puasanya dengan suatu hal yang
membatalkannya selain bersetubuh,

 Wajib mengqadha dan wajib fidyah


Orang-orang di bawah ini tidak wajib qada (menggantikan puasa pada hari
lain), tetapi wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin
setiap hari yang ia tidak berpuasa, berupa bahan makanan pokok sebanyak
1 mud (576 gram),

1. Orang yang sakit yang tidak ada harapan akan


sembuhnya,
2. Orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi berpuasa.

 Wajib mengqadha dan kifarat


Orang yang membatalkan puasa wajibnya dengan bersetubuh, wajib
melakukan kifarat dan qadha. Kifarat ialah memerdekakan hamba sahaya
yang mukmin. Jika tidak ada hamba sahaya yang mukmin maka wajib
berpuasa dua bulan berturut-turut (selain qadha' menggantikan hari yang
ditinggalkan), jika tidak bisa, wajib memberi makan 60 orang miskin,
masing-masing sebanyak 1 mud (576 gram) berupa bahan makanan pokok.

6. Keutamaan dan hikmah berpuasa

Ibadah puasa Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada


setiap mukmin adalah ibadah yang ditujukan untuk menghamba kepada
Allah.

Keutamaan puasa menurut syariat Islam adalah, orang-orang yg


berpuasa akan melewati sebuah pintu surga yang bernama Rayyan, dan
keutamaan lainnya adalah Allah akan menjauhkan wajahnya dari api
neraka, sejauh 70 tahun perjalanan.

Hikmah

Hikmah dari ibadah puasa itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar
dalam menjalani hidup. Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Quran
adalah gigih dan ulet seperti yang dimaksud dalam Ali ‘Imran/3: 146. Di
antara hikmah dan faedah puasa selain untuk menjadi orang yang bertakwa
adalah sebagai berikut:

Pendidikan/latihan rohani

 Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri,


 Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti,
 Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat dengan sebaik-
baiknya,
 Mendidik kesabaran dan ketabahan.

Perbaikan pergaulan

Orang yang berpuasa akan merasakan segala kesusahan fakir miskin


yang banyak menderita kelaparan dan kekurangan. Dengan demikian akan
timbul rasa suka menolong kepada orang-orang yang menderita.

Kesehatan

Ibadah puasa Ramadhan akan membawa faedah bagi kesehatan rohani


dan jasmani jika pelaksanaannya sesuai dengan panduan yang telah
ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa, malah mungkin ibadah
puasa kita sia-sia saja.
BAB III
KESIMPULAN

Dari materi diatas setidaknya ada beberapa poin yang dapat disarikan dalam
tema singkat tentang “As-Sunnah” ini:
1. Puasa (Ash-Shawm) adalah menahan dari makan, minum, dan hubungan kelamin,
mulai dari waktu fajar sampai Maghrib, karena mencari Ridha Allah . Puasa (Ash-
Shawm) dalam pengertian bahasa adalah menahan dan berhenti dari sesuatu,
sedangkan dalam istilah agama artinya adalah menahan dari makan, minum, dan
hubungan kelamin, mulai dari waktu fajar sampai Maghrib, karena mencari Ridha
Allah .
2. Macam-macam puasa ada puasa fardlu, Puasa Qadha Ramadhan, Puasa Nadzar
(kaulan), Puasa Kaffarah, Puasa tathawwu’ (sunnat), Puasa Makruh, Puasa haram.
3. Rukun puasa ada dua yaitu Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa,
semenjak terbit fajar hingga terbenam matahari dan niat.
BAB III
PENUTUP

Demikian makalah ini kami susun. Punulis menyadari dalam makalah ini
masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesan “sempurna”. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang kontruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah saya selanjutnya. Akhirnya semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
siapa saja yang membcanya. Amien.
DAFTAR PUSTAKA
 http://sensorku.blogspot.com/2013/10/makalah-puasa.html
 http://uraianayatalquran-
muismahmud.blogspot.com/2015/08/terjemahan-surat-al-baqarah-
ayat-183-sd.html
 https://islamhariini.com/pengertian-puasa/

Anda mungkin juga menyukai