Anda di halaman 1dari 7

ESSAY COMPETITION

HIMPUNAN MAHASISWA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2018

STRATEGI HOLISTIK UNTUK MENCAPAI EMPOWERING FUTURE


GENERATION BERBASIS CHARACTER BUILDING PADA
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DISUSUN OLEH :
NAMA/NISN : Muhammad Farhan Inas Ramzy / 0025157709
NAMA/NISN : Muhammad Bagir / 0031478756

SMAN 4 JEMBER
JEMBER
2018
STRATEGI HOLISTIK UNTUK MENCAPAI EMPOWERING
FUTURE GENERATION BERBASIS CHARACTER
BUILDING PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

M. Farhan Inas Ramzy, Muhammad Bagir


SMAN 4 JEMBER
farhaninas11@gmail.com

Pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami kondisi bonus demografi yakni
jumlah penduduk usia produktif akan lebih tinggi dibandingkan usia non
produktif. Langkah awal dalam menyiapkan kondisi ini adalah peningkatan
tingkat pendidikan serta kualitas psikologis yang mampu bersaing dalam
persaingan global. Pendidikan anak usia dini merupakan proses terpenting dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Pendidikan pada
masa tersebut lebih menekankan pada kemampuan sensori-motor, kemampuan
kognitif, dan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan (Engel et al., 2007).
Indonesia memiliki pelayanan perkembangan anak usia dini (PAUD) yang
beragam, mulai dari sekolah non formal maupun sekolah formal seperti TK
(taman kanan-kanak), berbasis pelayanan masyarakat seperti Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu) dan bina keluarga balita (BKB). Berasarkan penelitian
tentang kesiapan bersekolah di 6 kabupaten di Indonesia menunjukkan bahwa
program PAUD telah membantu mengembangkan kompetensi psikososial dan
kognitif (UNICEF Indonesia, 2012).
Peraturan pemerintah Indonesia nomor 13 tahun 2015 mengenai standar
pendidikan nasional tercantum dalam pasal 77G ayat 1 menyatakan bahwa
struktur kurikulum pendidikan anak usia dini berisi program pengembangan nilai
agama, fisik-motorik, bahasa, kognitif, emosional dan seni. Hampir 90%
pendidikan di Indonesia menerapkan sistem CALISTUNG (membaca, menulis,
menghitung). Bahkan salah satu mentor membuat suatu inovatif terhadap metode
pembelajaran kepada anak usia dini agar pandai membaca, menulis, dan
menghitung (Rumah mentor, 2016). Anak-anak pada jenjang usia tersebut apabila
tidak bisa menguasai disalah satu kemampuan, baik membaca, menulis, ataupun
menghitung dianggap memiliki IQ rendah. Pendidikan di Indonesia bisa dikatakan
berhasil apabila nilai yang diperoleh hampir mendekati angka 100. Orang tua 1
kerap memarahi seorang anak apabila mendapatkan nilai ujian yang buruk.
Padahal keberhasilan seseorang tidak bisa diukur dengan nilai. Menurut Saputra
dan Fajar (2017) mengatakan bahwa karena nilai ujian nasional tingkat SMP jelek,
seorang siswi di Klaten nekat gantung diri hingga tewas karena dimarahi oleh
sang ibu.
Indonesia terkenal dan kaya akan sumber daya alam dan sumber daya
manusianya dengan populasi penduduk terbanyak ke 4 di dunia pada tahun 2017
yang mencapai 263.510.146 jiwa (Worldometers, 2017). Worldbank (2015)
mengatakan bahwa 10% dari jumlah penduduk dunia yang ada akan mengalami
kemiskinan akut salah satunya adalah Indonesia. Indonesia juga tercatat pada
peringkat ke 4 besar negara korupsi se-ASEAN (Databox, 2017). Seharusnya
sejak dini harus dikenalkan besarnya sebuah proses setiap kejadian. Proses
pendidikan akan membawa dampak baik kepada kesejahteraan pangan, ekonomi,
kesehatan dan sosial budaya.
Mewujudkan empowering future generation, maka diperlukan adanya
langkah holistik untuk mencapai pendidikan yang diharapkan dengan berbasis
character building. Menurut Christopher (2014), modifikasi pengajaran yang
berhasil diterapkan diwujudkan dengan “Four Phases of Development” yaitu
Coming out of Special Measures, Taking Ownership, Going Deeper and Wider,
Excellence and Creativity (dapat dilihat pada Gambar 1).
C
A
P
A
C
I
T
Y
B
U
I
L
D
I
N
G

Gambar 1. Skema Strategi Four Phase of Development.


Sumber: Christoper, 2014.

2
Sedangkan menurut Tadros et al., (2015) mengatakan melalui SIG program
(School Improvement Program) untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang baik harus dipupuk sejak dini dengan 3 pilar diantaranya Strong
Leadership, Rigorous and Aligned for Adittional Time, dan Safe and Healthy
Student (dapat dilihat pada Gambar 2).

SIG PROGRAM

Strong Rigorous and Save and


Leadership Aligned for Healty
Additional Student
Time

Gambar 2. SIG Program.


Sumber: Tadros et al., 2015.

Penggabungan strategi tersebut bisa dikatakan dapat menciptakan inovasi


baru dan holistik dalam mencapai empowering future generation. Penggabungan
konsep character building dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Strategi holistik character building pada anak usia dini.


Berdasarkan skema tersebut penulis menawarkan beberapa langkah yang
harus dikembangkan pada usia dini untuk mendapatkan empowering future
generation. Berikut adalah langkah strategis yang diupayakan diantaranya:

3
1. Coming Out of Measures
Tindakan atau sikap merupakan keberhasilan di dalam pendidikan anak usia
dini. Tindakan atau sikap yang dilakukan seorang anak harus disesuaikan dengan
perkembangan usia. Dalam pendidikan di sekolah, sikap yang harus diajarkan
adalah bagaimana untuk siswa datang tidak terlambat (tepat waktu), mengurangi
ketidakhadiran siswa yang beralasan kurang logis, dan yang lebih penting adalah
berorientasi pada aktivitas anak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Taking Ownership
Anak-anak dilatih belajar untuk membuat agenda secara oral (dengan tidak
menulis). Orang tua mempunyai kendali sebagai pengingat agenda atau aktivitas
yang dilakukan secara continue dan diceritakan pada saat memasuki sekolah.
Membangun hubungan yang terintegrasi antara sekolah dan orang tua di rumah.
Hal ini berdampak positif terhadap perkembangan otak anak. Anak dikenalkan
dengan jiwa sosial dan lingkungan agar lebih terbiasa beradaptasi terhadap
perkembangan sensorik dan motorik anak.
3. Going Deeper and Wider
Anak-anak dilatih dengan mengingat dan melakukan hal besar yang
membuat mereka senang dan bersemangat dalam beraktivitas. Kemudian dari
kegiatan yang mereka kerjakan dianggap sebagai momentum untuk lebih bisa
mendalami arti kebebasan. Momentum yang berkesan akan membuat anak lebih
melakukan sesuatu yang positif pada jenjang berikutnya. Anak juga dikenalkan
dengan latihan kepemimpinan dan diajak berdiskusi tentang sesuatu yang mereka
sukai.
4. Excellence and Creativity
Kelengkapan dari sebuah pendidikan anak adalah tantangan dan kreativitas.
Tahapan ini bisa dilakukan dengan cara melakukan sebuah kunjungan ke wahana-
wahana yang mempunyai nilai edukasi. Anak-anak akan melakukan tour atau
traveling untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Anak-anak akan terbiasa
beradaptasi dengan lingkungan dan menumbuhkan kreativitas dalam menuangkan
imajinasi dari apa yang diamati di lingkungan sekitar.

4
5. SIG (School Improvement Grant) Program
Beberapa studi kasus yang pernah terjadi di beberapa negara bagian di
Amerika, bahwa kegiatan praktik atau terjun ke lapangan adalah program paling
berhasil diterapkan untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun. Adanya sebuah
praktik atau kegiatan di luar sekolah menjadikan anak-anak lebih berperan aktif
dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Anak yang aktif tidak
hanya cerdas dalam intelektual, melainkan dalam mengatur emosional dan
keyakinan mereka akan tantangan-tantangan yang akan mereka hadapi. Kegiatan
lapang dapat menumbuhkan dan menguatkan bagaimana mereka menjadi
pemimpin untuk diri sendiri, mengatur segala kebutuhan pribadi, dan mampu
menjaga keamanan diri sendiri dari segi kesehatan dan budaya dan sosial.
Strategi holistik ini mensinergikan peran dari berbagai elemen mulai dari
orang tua, lingkungan, dan tempat pendidikan (sekolah). Usaha untuk
mendapatkan empowering future generation harus dipupuk sejak dini. Character
Building merupakan pedoman untuk mendapatkan individu yang berkualitas
dalam berbagai bidang. Tujuan akhir dari sebuah pendidikan character building
adalah tanggung jawab serta menjunjung profesionalitas dalam menjalankan tugas
tertentu. Pendidikan berperan untuk membentuk kehidupan menjadi lebih
bermakna dan bernilai. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan dapat
mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

5
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2017. Profil Kemiskinan di Indonesia September 2016.


Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Christoper, D. 2014. Sustaining The Turnaround; What Capacity Building Means


in Practice. Eficacia Y Cambio en Education, 12(1): 9-20.

Databox. 2017. Indek Persepsi Korupsi Indonesia. databox.com. [diakses tanggal


8 April 2018].

Engel, P. L., M. M. Black, J. R. Behrman, M. C. D. Mello, P. J. Getler, L. Kapiriri,


R. M. Orel, M. E. Young. 2007. Child Deevelopment in Developing
Countries. International Deevelopment Child, 369: 229-242.

Rumah Mentor. 2016. Tips dan Cara Mengajar Membaca, Menulis, dan
Berhitung Anak Taman Kanak-Kanak dan PAUD. Rumahmentor.com
[diakses 8 April 2018].

Saputra, R., dan F. Sodiq. 2017. Dimarahi Ibu Nilai UN Jelek, Siswa SMP Bunuh
Diri. Viva.co.id [diakses tanggal 8 April 2018].

Tadros, L. C., L. Dunn, J. Martela, C. Cauley. 2015. Incorporating early learning


strategies in the School Improvement Grants (SIG) program: How three
schools integrated early childhood strategies into school turnaround efforts
to improve instruction for all students. New Brunswick, NJ: National
Institute for Early Education Research.

UNICEF Indonesia. 2012. Pendidikan dan Perkembangan Anak Usia Dini.


Jakarta: UNICEF.

Worldbank. 2015. Poverty Rates Varies Greatly Among to Top 10 Countries with
largest Number of Poor. Economy.okezone.com. [diakses tanggal 8 April
2018].

Worldometer. 2015. Poppulation Growth Indonesia. poppulationmatters.org


[diakses tanggal 8 April 2018].

Anda mungkin juga menyukai