Anda di halaman 1dari 6

TUGAS POMOLOGI

Disusun oleh :

Arif nor fauzi
(11011004)



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
YOGYAKARTA
2014

Soal
1. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja biji mempengaruhi ukuran dan
bentuk buah?
2. Mengapa penjarangan dapat meningkatkan ukuran buah yang dipelihara?
Jawab
Produksi tanaman adalah puncak dari berbagai proses yang terjadi dalam
suatu siklus hidup tanaman (Khanna-Chopra 2000). Setiap fase pertumbuhan dan
perkembangan tanaman berpengaruh terhadap produksi. Pertumbuhan adalah
proses kenaikan massa dan volume yang irreversible (tidak kembali ke asal)
karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi
selamaproses tersebut. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan
ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang
lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan.
Proses dasar produksi tanaman adalah fotosintesis merupakan konversi bahan
baku atau input produksi dengan bantuan energi radiasi matahari yang
berlangsung dalam klorofil disertai proses respirasi dalam mengakumulasikan.
Egli (1999) menyatakan bahwa produktivitas (yield) tanaman dibatasi oleh
aktivitas fotosintesis source atau kemampuan sink untuk menggunakan asimilat
yang dihasilkan source. Oleh karena itu terjadinya perubahan akumulasi bahan
kering atau perubahan indeks panen (partisi asimilat) atau keduanya, yang dapat
terjadi akibat perubahan faktor-faktor produksi, dapat mempengaruhi hasil biji.
Pembagian karbon dalam tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain
perubahan suplai dan kebutuhan karbon selama pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, adanya kontrol hormon atau nutrisi antar organ, hambatan jaringan
pembuluh, efek buffer dalam organ penyimpan diberbagai lokasi dalam tanaman,
laju fotosintesis (aktivitas source) dan laju penggunaan karbon (aktivitas sink)
(Wardlaw 1990). Distribusi atau partisi asimilat dikendalikan berbagai proses
mulai dari transpor sel ke sel, transfer antara xilem dan floem, loading dan
unloading dalam jaringan pembuluh, translokasi longdistance dalam floem,
hubungan jaringan pembuluh antara source dan sink (Hendrix 2000). Distribusi
asimilat menjadi penting dalam menentukan hasil akhir tanaman.
Kekuatan sink dalam menarik asimilat berbeda-beda, sink yang kuat akan
mendapat bagian asimilat lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan sink yang
tidak terlalu kuat. Dasar bagi kekuatan sink (sink strenght) adalah kemampuan
sink untuk secara efektif mengurangi konsentrasi asimilat dalam jaringan
pembuluh yang berhubungan dengan sink tersebut untuk menghasilkan gradien
konsentrasi yang terbaik antara source dan sink (Wardlaw 1991). Kekuatan sink
ini ditentukan oleh ukuran, aktifitas, stadia pertumbuhan, jarak sink tersebut
terhadap source dan hubungannya dengan jaringan pembuluh (Taiz and Zeiger
2003). Faktor yang paling menentukan aktifitas sink menurut Gifford dan Evans
(1981) adalah suply asimilat pada tahap ontogenik paling awal (stadia dimana
terjadi perubahan tunas vegetatif menjadi tunas generatif).
Menurut definisi Snyder dan Carlson (1983), daun dan semua jaringan
tanaman yang berfotosintesis adalah source. Organ atau jaringan tanaman yang
menjadi tempat akumulasi sementara bahan kering untuk kemudian
melepaskannya kebagian yang memanfaatkan bahan kering juga termasuk source.
Bahan kering hasil fotosintesis kemudian ditranslokasikan melalui floem
ke bagian tanaman yang membutuhkannya (sink). Sink menggunakan asimilat
untuk pertumbuhannya dan sebagian lagi untuk disimpan. Sink merupakan semua
bagian tanaman yang tidak berfotosintesis atau ber fotosintesis tetapi tidak
maksimum sehingga sebagian kebutuhan karbohidratnya disediakan oleh source
(Taiz dan Zeiger 2003). Sink dapat berupa jaringan meristematik, jaringan yang
sedang mengalami pemanjangan, respiratory sink dan jaringan penyimpanan
(storage sink) (Gifford dan Evans 1981). Antara sink-sink yang ada akan saling
berkompetisi dalam mendapatkan asimilat yang dihasilkan source.
Biji merupakan salah satu jaringan penyimpanan (storage sink) termasuk
dalam sink yang kuat dibandingkan dengan bagian tanaman lainya seperti
daun,batang dan akar sehingga mendapat bagian asimilat lebih cepat dan lebih
banyak, Biji mempengaruhi bentuk dan ukuran buah dimungkinkan karena
konsentrasi asimilat dalam jaringan yang akan tersuplai pada buah lebih besar.
Penjarangan
Pengurangan jumlah buah (fruit thinning) merupakan praktek budidaya
yang diterapkan pada perkebunan buah dengan tujuan meningkatkan ukuran buah
sekaligus kualitas kandungan nutrisi. Menurut sutiastini (1993), pengurangan
buah dapat meningkatkan mutu buah. Dengan pengurangan buah, asimilat
disimpan dalam buah secara optimal, sehingga cadangan makanan dalam biji
banyak dan perkecambahan benih normal (Widodo, 1998). Pemangkasan ini
merupakan usaha untuk memperbaiki kondisi lingkungan seperti suhu,
kelembaban, cahaya, sirkulasi angin sehingga aktifitas fotosintesa berlangsung
normal.
Buah merupakan salah satu organ sink untuk asimilat selama periode
pertumbuhan dan perkembangan buah, sehingga jumlah buah merupakan
komponen ukuran atau besaran sink. Menurut Egli (1999), hasil suatu tanaman
dapat dibatasi oleh aktivitas sumber (source) seperti fotosintesis pada daun atau
oleh keberadaan lubuk (sink) yang menggunakan fotosintat hasil source. Dengan
kata lain kadar pati daun dpat menurun seiring dengan bertambah jumlah muatan
buah yang megindikasikan buah merupakan organ pesaing (sink) untuk asimilat.
Hal tersebut dapat disebabkan karena pembongkaran pati daun menjadi sukrosa
untuk keperluan buah sebagai organ sink. Jadi, metabolisme sukrosa merupakan
hal penting bagi mobilisasi dan penggunaan sukrosa selama periode
perkembangan buah. Olehkarenanya perlu di treatment sepertihalnya
pemangkasan buah untuk menghasilkan buah yang lebih optimal.

Keseimbangan sink-source diperlukan bagi tanaman pada saat fase
perkembangan buah. Masa pembentukan organ reproduktif merupakan fase kritis
yang sangat memerlukan cukup banyak energi dari jaringan source. Pengendalian
nisbah sink-source menjadi sangat penting bagi tanaman berenergi tinggi
seperti nut. Proses fotosintesis yang terjadi pada daun menghasilkan asimilat yang
digunakan untuk pertumbuhan buah dan juga berkontribusi terhadap kualitas
buah. Ukuran baik itu jumlah maupun luas daun, merupakan sumber (source)
asimilat saling berinteraksi dengan buah yang merupakan organ pengguna
asimilat (sink). Oleh karena itu, ukuran buah optimum dengan kualitasnya yang
baik membutuhkan nisbah daun/ buah tertentu. Namun pada kenyataannya daun
tidak dapat ditingkatkan jumlahnya, sehingga pengaturan nisbah daun/buah hanya
dimungkinkan melalui pengurangan jumlah buah. Source merupakan organ yang
mensintesis dan mengekspor zat seperti karbohidrat (daun, phloem, buah muda,
dan batang hijau) dan hormon (pucuk, akar, dan biji). Sink merupakan organ yang
mengimport dan menggunakan atau menyimpan suatu zat seperti karbohidrat (biji,
daging buah, akar, pucuk yang tumbuh).
Pengurangan atau pengaturan buah akan meningkatkan nisbah daun-buah
melalui peningkatan luas daun yang ada terhadap setiap buah yang dibiarkan terus
tumbuh dan berkembang. Apabila jumlah buah dalam kondisi banyak pada suatu
tanaman maka akan menyebabkan beberapa perubahan seperti berkurangnya
kandungan karbohidrat, ukuran dan bobot buah, seta komponen kualitas buah.
Selain itu, akan menyebabkan jumlah buah hasil panen berikutnya menjadi
menurun. Poerwanto (2004) menyatakan bahwa penjarangan buah sering
dilakukan oleh petani untuk mengoptimalkan kualitas buah.
Pada perlakuan penjarangan buah, nisbah daun terhadap jumlah buah
meningkat yang mengakibatkan pertumbuhan buah lebih optimal dan menurunnya
kompetisi dalam memperebutkan asimilat. Hal tersebut akan meningkatkan
ukuran buah, kandungan padatan terlarut dan bobot kering buah
Penjarangan buah dapat dilakukan dengan cara menyeleksi buah, dengan
melihat bentuknya yang normal dan proporsional, ukuran yang relatif seragam,
serta tidak cacat bentuk atau sejak awal tidak cacat akibat terserang hama
penggerek dan penyakit buah. Tergantung jenis tanamannya, pada mangga
manalagi madu misalnya, dalam satu tandan dipilih 4-5 bakal buah terbaik,
sisanya dipotong dan dibuang, sementara pada durian, disisakan 2 bakal buah
terbaik pada setiap tandan untuk dipelihara hingga saat panen tiba. Jambu citra
yang dijarangkan buahnya hingga menyisakan 3-5 buah setiap tandan,
memberikan hasil akhir yang sangat menggembirakan karena buah tumbuh
maksimal dan dengan kualitas buah (khususnya rasa, tingkat kemanisan dan
tekstur daging) yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai