LAPORAN PRAKTIKUM
LINGKUNGAN PERTANIAN DAN BIOSISTEM
(6. Menghitung Indeks Luas Daun)
Oleh:
Kelompok/Shift : 5/SMMP dan Pascapanen
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 3 Mei 2019
Nama (NPM) : 1. Shalma Hanifa S (240110160019)
2. Dhur Rohma (240110160075)
3. Tio Febriananda (240110160084)
4. Tania Rizki F (240110160120)
Asisten Praktikum : 1. Ade Sylvia Rosman
2. Albert Afandi Jr.
3. Alfi Khoiru Nisa
4. Dimas Habibie Achsyan
5. Imam Fauzan
6. Meisha Athaya Thifalny
7. N. Putri Purnasamasari K.
8. Nahda Balqis Salma
9. Rizal Hadyan Fadhlillah
10. Tiara Putri Dwi D.
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tiga lembar
daun dari tiga jenis daun yang berbeda.
2.5 Daun
Daun tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari
yang berbentuk duri kecil pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada palm.
Sekalipun bentuk dan ukuran daun tampak bervariasi, pada dasarnya daun terdiri
dari tiga bagian, yaitu bagian basal yang berkembang menjadi pelepah (vagina),
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga
bagian tersebut dinamakan daun lengkap. Pada sebagian besar tumbuhan, daun
hanya terdiri dari satu atau dua bagian saja, yakni helai daun saja, tangkai dan
helai daun, pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja. Daun-daun yang
demikian dinamakan sebagai daun tak lengkap Bentuk daun pada dasarnya
dinyatakan berdasarkan bentuk dari helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada
tidaknya torehan pada tepi daun. Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut
biasanya digunakan kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda.
Umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selalu dihubungkan
dengan bentuk dua dimensi (two-dimensional shape) dari benda tersebut dan
sebagian besar didasarkan pada rasioa panjang terhadap lebar (indeks). Selain itu,
dalam menyatakan suatu bentuk, letak bagian yang terlebar perlu diperhatikan
apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian tengah, di bagian tengah
atau di atas bagian tengah helaian (Kusdianti, 2016).
Nama : Shalma Hanifa S
NPM : 240110160019
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lebar (cm) 1.3 3.8 2.6 1.2 3.5 2.8 0.5 3.3 2.9
1
Luas Daun
2.73 7.98 5.46 2.64 7.7 6.16 4.8 7.92 6.96
(cm2)
Total (cm2) 16.17 16.5 19.68
Melati Panjang (cm) 1.4 1.4 1.4 2.1 2.1 2.1 1.5 1.5 1.5
Lebar (cm) 1.6 2.8 2.8 2.3 4.2 3.1 2 3.2 3.4
2 Luas Daun
2.24 3.92 3.92 4.83 8.82 6.51 3 4.8 5.1
(cm2)
Total (cm2) 10.08 20.16 12.9
Temu Panjang (cm) 1.9 1.9 1.9 2.6 2.6 2.6 2.9 2.9 2.9
Kunci Lebar (cm) 1.2 2.5 1.3 1.4 3 1.7 1.5 3 1.8
3. Luas Daun
2.28 4.75 2.47 3.64 7.8 4.42 4.35 8.7 5.22
(cm2)
Total (cm2) 9.5 15.86 18.27
Tabel 3. Hasil Pengukuran Metode Gravimetri
Luas
Berat Berat Luas
Kertas
No. Jenis Daun Kertas Replika Daun
Total
Total (gr) (gr) (cm2)
(cm2)
0.11 14.882
1 Cabai 4.61 0.1 623.7 13.529
0.09 12.176
0.04 5.412
2 Melati 4.61 0.11 623.7 14.882
0.06 8.118
0.04 5.412
3 Temu Kunci 4.61 0.07 623.7 9.47
0.1 13.529
3.1.1 Perhitungan
Diketahui :
- Luas kanopi tanaman cabai = 25 cm2
- Luas kanopi tanaman melati = 32.5 cm2
- Luas kanopi tanaman temu kunci = 52.6 cm2
a. Metode Kertas Milimeter
Luas daun = n x Lk
Dimana,
n = jumlah kotak
Lk = luas setiap kotak (1 mm x 1mm)
b. Metode Panjang Kali Lebar
Luas Bagian I = P1 x L1
Luas Bagian II = P2 x L2
Luas Bagian III = P3 x L3
Luas Total = L1 + L2 + L3
c. Metode Gravimetri
Wr
Luas daun = Wt × Lk
Dimana,
Wr = berat replika daun (gram)
Wt = berat kertas (gram)
Lk = luas kertas total (cm2)
d. Indeks Luas Daun (ILD)
Ld
ILD = × 100%
Lt
Dimana,
Ld = luas daun (cm2)
Lt = luas kanopi tanaman/luas lahan yang ditumbuhkan tanaman
(cm2)
Jawab :
Contoh Perhitungan metode Kertas Milimeter Daun Cabai Ke-1:
Luas daun = n x Lk
= 1499 x 1 mm2
= 1499 x 1 mm2 (1 cm2 / 1 mm2)
= 14.99 cm2
Contoh Perhitungan metode Panjang Kali Lebar Daun Melati ke-2:
Luas Bagian I = 2.1 cm x 2.3 cm = 4.83 cm2
Luas Bagian II = 2.1 cm x 4.2 cm = 8.82 cm2
Luas Bagian III = 2.1 cm x 3.1 cm = 6.51 cm2
Luas Total = L1 + L2 + L3
= (4.83 + 8.82 + 6.51) cm2
= 20.16 cm2
Contoh Perhitungan metode Gravimetri Daun Temu Kunci Ke-3:
Wr
Luas daun = Wt × Lk
0.1 gram
= 4.61 gram × 623.7 cm2
= 13.529 cm2
Perhitungan ILD Metode Kertas Millimeter
- Daun Cabai
Ld
ILD = × 100%
Lt
(14.99 +15.99 + 16.29)/3
= × 100%
25
= 63.027%
- Daun Melati
Ld
ILD = × 100%
Lt
(8.41 +18.74 + 12.21)/3
= × 100%
32.5
= 41.395%
- Daun Temu Kunci
Ld
ILD = × 100%
Lt
(8.73 +15.31 + 12.98)/3
== × 100%
52.6
= 23.46%
Perhitungan ILD Metode Panjang Kali Lebar
- Daun Cabai
Ld
ILD = × 100%
Lt
(16.17 +16.5 + 19.68)/3
= × 100%
25
= 69.8%
- Daun Melati
Ld
ILD = × 100%
Lt
(10.08 +20.16 + 12.9)/3
= × 100%
32.5
= 44.25%
- Daun Temu Kunci
Ld
ILD = × 100%
Lt
(9.5 +15.86 + 18.27)/3
== × 100%
52.6
= 27.65%
Perhitungan ILD Metode Gravimetri
- Daun Cabai
Ld
ILD = × 100%
Lt
(14.882 +13.529 + 12.176)/3
= × 100%
25
= 54.116%
- Daun Melati
Ld
ILD = × 100%
Lt
(5.412 +14.882 + 8.118)/3
= × 100%
32.5
= 29.14%
- Daun Temu Kunci
Ld
ILD = × 100%
Lt
(5.412 +9.47 + 13.529)/3
= × 100%
52.6
= 18.004%
Nama : Shalma Hanifa Salsabila
NPM : 240110160019
3.2 Pembahasan
Praktikum matakuliah Lingkungan Pertanian Biosistem kali ini, praktikan
melakukan pengamatan mengenai hubungan lingkungan dengan pertumbuhan
tanaman yaitu menghitung indeks luas daun. Indeks luas daun adalah rasio
permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman. Pengukuran
luas daun merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman karena luas daun
akan menentukan laju fotosintetis yang terjadi pada tumbuhan tersebut yaitu
proses biokimia pembentukan zat makanan seperti karbohidrat yang diwujudkan
dalam bentuk bahan kering. Indeks luas daun dapat digunakan sebagai gambaran
kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang makin
luas harapannya memiliki kandungan klorofil yang lebih banyak.
Indeks luas daun dapat ditentukan dengan berbagai macam metode, namun
pada praktikum ini pengukuran indeks luas daun dilakukan dengan tiga cara yaitu
menggunakan metode gravimetri, dengan milimeter blok, dan menghitung luas
menggunakan rumus sebagaimana pada umumnya. Adapun daun yang dijadikan
sampel adalah daun cabai, melati, dan temu kunci, yang masing-masing berjumlah
tiga buah daun. Pengukuran milimeter blok akan efektif apabila daun memiliki
bentuk yang relatif sederhana dan teratur, namun metode ini akan membutuhkan
waktu yang lama apabila jumlah sampelnya banyak. Pengukuran luas daun yang
baik dilakukan dengan tidak memetik daun pada tanamannya, sehingga tanaman
akan terhindar dari kerusakan karena daun-daun habis terpetik.
Hasil pengukuran luas daun cabai dengan metode gravimetri adalah 14,882
cm2, 13,529 cm2, dan 12,176 cm2; dengan milimeter blok sebesar 14,99 cm2,
15,99 cm2, dan 16,29 cm2; dan menggunakan rumus luas didapatkan 16,17 cm2,
16,5 cm2, dan 19,68 cm2. Untuk hasil pengukuran luas daun melati dengan metode
gravimetri yaitu 5,412 cm2, 14,882 cm2, dan 8,118 cm2; dengan milimeter blok
sebesar 9,41 cm2, 18,74 cm2, dan 12,21 cm2; dan menggunakan rumus luas
didapatkan 10,08 cm2, 20,16 cm2, dan 12,9 cm2. Sedangkan hasil pengukuran luas
daun temu kunci dengan metode gravimetri yaitu 5,412 cm2, 9,47 cm2, dan 13,529
cm2; dengan milimeter blok sebesar 8,73 cm2, 15,31 cm2, dan 12,98 cm2; dan
menggunakan rumus luas didapatkan 9,5 cm2, 15,86 cm2, dan 18,27 cm2. Jika
hasil pengukuran tersebut dibandingkan, dapat kita lihat bahwa hasil pengukuran
menggunakan gravimetri dan rumus luas hasilnya tidak berbeda jauh. Namun jika
dibandingkan dengan menggunakan milimeter blok, keduanya memiliki nilai yang
cukup jauh berbeda. Hal ini mungkin karena saat menghitung pada milimeter blok
praktikan tidak teliti, menghitungnya sesuai dengan intuisi masing-masing pribadi
dimana sifatnya sangat subjektif.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran luas daun, praktikan dapat
menghitung besar indeks luas daun dari rata-rata luas setiap jenis daun dengan
metode tertentu, selain itu membutuhkan luas kanopi setiap tanaman. Luas kanopi
tanaman cabai sebesar 25 cm2, tanaman melati sebesar 32,5 cm2, dan tanaman
temu kunci sebesar 52,6 cm2. Rata-rata luas daun tanaman cabai menurut metode
millimeter, luasan umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 15,76 cm2,
17,45 cm2, dan 13,529 cm2. Rata-rata luas daun tanaman melati menurut metode
millimeter, luasan umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 13,12 cm2,
14,38 cm2, dan 9,47 cm2. Rata-rata luas daun tanaman temu kunci menurut
metode millimeter, luasan umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar
12,34 cm2, 14,54 cm2, dan 9,47 cm2.
Berdasarkan kedua parameter tersebut, maka besar indeks luas daun dapat
ditentukan. Indeks luas daun cabai menurut metode milimeter sebesar 63,027%,
metode luasan umum sebesar 69,8%, dan metode gravimetri sebesar 54,116%.
Indeks luas daun melati menurut metode milimeter sebesar 41,395%, metode
luasan umum sebesar 44,25%, dan metode gravimetri sebesar 29,14. Indeks luas
daun temu kunci menurut metode milimeter sebesar 23,46%, metode luasan
umum sebesar 27,65%, dan metode gravimetri sebesar 18,004%.
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini melakukan perhitungan indeks luas daun. Praktikum ini
melakukan tiga metode pengukuran luas daun yaitu metode milimeter blok,
metode panjang kali lebar, dan metode gravimetri. Praktikum ini melakukan
pengukuran luas daun dari tiga jenis tanaman yang berbeda yaitu cabai, melati,
dan temu kunci. Masing-masing jenis daun tersebut digunakan 3 sampel daun.
Pengukuran luas daun menggunakan metode milimeter blok menghasilkan
luas yang berbeda-beda pada setiap daunnya. Luas daun terkecil yang didapatkan
dari pengukuran tersebut adalah daun temu kunci pada sampel 1 yaitu 8,73 cm2.
Luas daun terbesar yang didapatkan dari pengukuran tersebut yaitu daun melati
pada sampel 2 dengan luas 18,74 cm2. Perbedaan luas pada setiap sampel daun
tersebut membuktikan bahwa ukuran daun berbeda-beda tergantung umur dan
jenis daun tersebut.
Pengukuran luas daun menggunakan metode panjang kali lebar
menghasilkan nilai yang berbeda dari pengukuran luas daun menggunakan
milimeter blok. Luas daun terkecil dari pengukuran ini yaitu daun temu kunci
pada sampel 1 sebesar 9,5 cm2. Luas daun terbesar dari pengukuran ini yaitu daun
melati pada sampel 2 dengan luas 20,16 cm2. Berdasarkan data nilai luas yang
didapatkan dari metode panjang kali lebar lebih besar dari nilai luas yang
didapatkan dari metode milimeter blok. Hal ini karena bentuk daun sendiri tidak
geometri sehingga pengukuran panjang kali lebar yang hanya dibagi menjadi tiga
bagian tersebut tidak akurat. Terdapat bagian-bagian daun yang sebenarnya
memiliki lebar yang berbeda namun pada perhitungan tersebut disamakan dengan
bagian paling lebar dari bagian daun tersebut.
Pengukuran luas daun menggunakan metode gravimetri juga menghasilkan
nilai yang berbeda dari dua metode sebelumnya. Metode gravimeri menggunakan
pengukuran berat dari replika daun tersebut. Luas daun terkecil dari pengukuran
ini yaitu daun melati pada sampel 1 dan daun temu kunci pada sampel 1 sebesar
5,412 cm2. Luas daun terbesar dari pengukuran ini yaitu daun cabai pada sampel 1
dan daun melati pada sampel 2 sebesar 14,882 cm2. Perhitungan luas daun
menggunakan metode gravimetri memiliki hasil yang sangat berbeda dari kedua
metode sebelumnya. Hal ini karena metode ini menggunakan perhitungan massa
replika daun bukan daun yang sebenarnya sehingga masih kurang akurat hasil
perhitungan luas yang didapatkan. Selain itu, berat dari replika ini kemungkinan
sudah tidak akurat karena saat menggambar replika terdapat tinta-tinta dari garis
gambar yang dibuat ikut terukur beratnya sehingga berat replika berubah tidak
sesuai dengan seharusnya.
Nilai indeks luas daun yang didapatkan dari setiap metode berbeda-beda.
Indeks luas daun cabai menggunakan metode milimeter blok adalah 63,027%,
menggunakan metode panjang kali lebar adalah 69,8%, dan menggunakan metode
gravimetri adalah 54,116%. Indeks luas daun melati menggunakan metode
milimeter blok adalah 41,395%, menggunakan metode panjang kali lebar adalah
44,25%, dan metode gravimetri adalah 29,14%. Indeks luas daun temu kunci
menggunakan metode milimeter blok adalah 23,46%, menggunakan metode
panjang kali lebar adalah 27,65%, dan metode gravimetri adalah 18,004%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa indeks luas daun pada metode
panjang kali lebar menghasilkan nilai yang besar sedangkan metode gravimetri
menghasilkan nilai yang kecil.
Berdasarkan hasil pengukur tersebut, diketahui bahwa pengukuran luas daun
menggunakan metode kertas milimeter blok lebih akurat diantara tiga metode
yang digunakan. Hal ini karena perhitungan luas sesuai dengan bentuk asli dari
daun tersebut. Sementara pengukuran luas daun menggunakan metode gravimetri
merupakan yang paling tidak akurat diantara ketiga metode tersebut. Hal ini
karena pengukuran dilakukan menggunakan replika daun sehingga hasil yang
didapatkan tidak akurat.
Nama : Tio Febriananda
NPM : 240110160084
3.2 Pembahasan
Indeks luas daun dapat dicari menggunakan beberapa cara, yaitu metode
kertas millimeter blok, gravimetri, planimeter, fotografi, dan metode panjang kali
lebar. Lima metodologi perhitungan indeks luas daun tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing.
Indeks luas daun merupakan gambaran rasio permukaan daun terhadap luas
tanah yang ditempati oleh tanaman. Indeks luas daun diperlukan untuk melakukan
analisis pertumbuhan pada tanaman. Tanaman melakukan pertumbuhan
menggunakan energi yang berasal dari proses fotosintesis. Fotosintesis terjadi di
dalam daun dibantu oleh zat hijau daun atau disebut juga dengan klorofil.
Semakin luas daun, maka jumlah klorofil dalam daun itupun akan meningkat.
Luas daun pada suatu tanaman tidak konstan terhadap waktu. Luas daun
mengalami peningkatan selama proses pertumbuhan, hingga mencapai kondisi
maksimal dan daun mengalami penurunan dengan bertambahnya umur tanaman.
Praktikum kali ini hanya menguji tiga metode yang ada, yaitu metode kertas
millimeter blok, gravimetric, dan metode panjang kali lebar. Metode kertas
millimeter blok daun jenis cabai satu memiliki luas 14,99 cm2, sample kedua
memiliki luas 15,99 cm2, sampel ketiga memiliki luas 16,29 cm2. Daun jenis
melati satu memiliki luas 9,41 Jenis, sampel kedua memiliki luas 18,74 cm2,
sampel ketiga memiliki luas 12,21 cm2. Daun jenis temu kunci pertama memiliki
luas 8,73 cm2, sampel kedua memiliki luas 15,31 cm2, dan sampel ketiga memiliki
luas 12,98 cm2. Tiap satu jenis daun yang sama, luas daun dari masing masing
sampel berbeda-beda, hal ini menunjukan bahwa luas daun tidak konstan terhadap
waktu. Perbedaan jelas terlihat pada jenis daun yang berbeda, sebab daun diambil
dari tanaman yang berbeda. Setiap tanaman memiliki rerata indeks luas daun yang
berbeda-beda.
Metode gravimetri menunjukan hasil yang berbeda jika dibandingkan
dengan metode miimeter blok. Daun jenis cabai satu memiliki luas 14,882 cm2,
sampel dua memiliki luas 13,529 cm2, dan sampel ketiga memiliki luas 12,176
cm2. Daun jenis melati satu memiliki luas sebesar 5,412 cm2, sampel kedua
memiliki luas 14,882 cm2, dan sampel ketiga memiliki luas 8,118 cm2. Sampel
daun jenis temu kunci satu memiliki luas 5,412 cm2, sampel kedua memiliki luas
9,47 cm2, dan sampel ketiga memiliki luas 13,529 cm2.
Ketiga metode yang digunakan menghasilkan nilai yang berbeda-beda.
Setiap metode memiliki kemungkinan error yang sama, namun pada waktu dan
proses yang berbeda. Error yang mungkin terjadi pada metode millimeter blok
terdapat pada proses penggambaran, serta proses perhitungan luas melalui kertas
millimeter blok. Error yang mungkin tejadi pada metode gravimetric bisa terjadi
pada saat penggambaran dan pada saat pengguntingan kertas. Metode panjang kali
lebar, error mungkin terjadi pada proses pengukuran. Bentuk daun tidak persegi
seperti yang diasumsikan tetapi berbentuk khas daun, meskipun perhitungan
panjang dan lebar tiap daun dibagi atas tiga bagian, pemotongan itu tidak cukup
mewakili ke-khas-an bentuk dari daun yang diukur.
Nama : Shalma Hanifa Salsabila
NPM : 240110160019
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Indeks luas daun adalah rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang
ditempati oleh tanaman.
2. Pengukuran luas daun merupakan salah satu parameter pertumbuhan
tanaman karena luas daun akan menentukan laju fotosintetis tanaman.
3. Luas kanopi tanaman cabai sebesar 25 cm2, tanaman melati sebesar 32,5
cm2, dan tanaman temu kunci sebesar 52,6 cm2.
4. Rata-rata luas daun tanaman cabai menurut metode millimeter, luasan
umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 15,76 cm2, 17,45 cm2,
dan 13,529 cm2.
5. Rata-rata luas daun tanaman melati menurut metode millimeter, luasan
umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 13,12 cm2, 14,38 cm2,
dan 9,47 cm2.
6. Rata-rata luas daun tanaman temu kunci menurut metode millimeter, luasan
umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 12,34 cm2, 14,54 cm2,
dan 9,47 cm2.
7. Indeks luas daun cabai menurut metode milimeter sebesar 63,027%, metode
luasan umum sebesar 69,8%, dan metode gravimetri sebesar 54,116%.
8. Indeks luas daun melati menurut metode milimeter sebesar 41,395%,
metode luasan umum sebesar 44,25%, dan metode gravimetri sebesar 29,14.
9. Indeks luas daun temu kunci menurut metode milimeter sebesar 23,46%,
metode luasan umum sebesar 27,65%, dan metode gravimetri sebesar
18,004%.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan praktikum kali ini adalah proses
penimbangan replika daun dengan kertas HVS tidak dapat menghasilkan nilai
yang sesuai, sehingga diperlukan perbaikan atau penggantian alat dengan yang
baru.
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Terdapat tiga metode pengukuran luas daun yaitu metode milimeter blok,
metode panjang kali lebar, dan metode gravimetri;
2. Luas daun metode milimeter blok terbesar terdapat pada daun melati sampel
2 yaitu 18,74 cm2 dan terkecil terdapat pada daun temu kunci sampel 1 yaitu
8,73 cm2;
3. Luas daun metode panjang kali lebar terbesar terdapat pada daun melati
sampel 2 yaitu 20,16 cm2 dan terkecil terdapat pada daun temu kunci sampel
1 yaitu 9,5 cm2;
4. Luas daun metode gravimetri terbesar terdapat pada daun cabai sampel 1
dan daun melati sampel 2 yaitu 14,882 cm2 serta terkecil terdapat pada daun
melati sampel 1 dan daun temu kunci sampel 1 yaitu 5,412 cm2.
5. Indeks luas daun terbesar dari tiga metode tersebut yaitu terdapat pada daun
cabai dan terkecil terdapat pada daun temu kunci.
6. Nilai indeks luas daun terbesar didapatkan dari metode panjang kali lebar
dan nilai indeks luas daun terkecil didapatkan dari metode gravimetri.
7. Metode yang paling akurat dalam menghitung luas daun adalah metode
milimeter blok.
4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah pada replika daun yang digunakan
usahakan tidak ada kotoran ataupun tinta yang terdapat pada replika daun
sehingga berat dari replika tersebut lebih akurat.
Nama : Tio Febriananda
NPM : 240110160084
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Indeks luas daun dapat dicari menggunakan beberapa cara, yaitu
metode kertas millimeter blok, gravimetri, planimeter, fotografi, dan
metode panjang kali lebar
2. Indeks luas daun merupakan gambaran rasio permukaan daun terhadap
luas tanah yang ditempati oleh tanaman.
3. Metode millimeter blok menggunakan prinsip luas daun yang diukur
diatas kertas millimeter blok.
4. Metode gravimetric menggunakan prinsip perbandingan massa daun
dengan kertas ukuran tertentu.
5. Metode panjang kali lebar menggunakan prinsip pendekatan bentuk
daun berupa persegi.
6. Ketiga metode yang digunakan mengandung kemungkinan error
masing-masing.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah :
1. Mengintruksikan praktikan untuk mengetahui jenis daun yang
dianalisis, sehingga praktikan mengerti secara nyata materi praktikum.
2. Daun yang dianalisis terlebih dahulu diukur oleh asisten praktikum,
sehingga praktikan mengetahui letak errornya dan dapat
membandingkan metode mana yang terbaik.
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
DAFTAR PUSTAKA
Jumin, H.B. 2005. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.
Susilo, D.E.H. 2015. Identidikasi Nilai Konstanta Bentuk Daun untuk Pengukuran
Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar pada Tanaman Hortikultura di
Tanah Gambut. Anterior Jurnal 14 (2) : 139-146.