Anda di halaman 1dari 24

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
LINGKUNGAN PERTANIAN DAN BIOSISTEM
(6. Menghitung Indeks Luas Daun)

Oleh:
Kelompok/Shift : 5/SMMP dan Pascapanen
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 3 Mei 2019
Nama (NPM) : 1. Shalma Hanifa S (240110160019)
2. Dhur Rohma (240110160075)
3. Tio Febriananda (240110160084)
4. Tania Rizki F (240110160120)
Asisten Praktikum : 1. Ade Sylvia Rosman
2. Albert Afandi Jr.
3. Alfi Khoiru Nisa
4. Dimas Habibie Achsyan
5. Imam Fauzan
6. Meisha Athaya Thifalny
7. N. Putri Purnasamasari K.
8. Nahda Balqis Salma
9. Rizal Hadyan Fadhlillah
10. Tiara Putri Dwi D.

LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
Nama : Tio Febriananda
NPM : 240110160084
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun merupakan organ fotosintesis utama dalam tubuh tanaman, yang
merupakan tempat terjadinya proses perubahan energi cahaya menjadi energy
kimia dan tempat produksi karbohidrat (glukosa) yang diwujudkan dalam bentuk
bahan kering. Dalam analisis pertumbuhan tanaman, perkembangan daun menjadi
perhatian utama. Berbagai ukuran dapat digunakan, seperti pengukuran indeks
luas daun (ILD), nisbah luas daun (NLD) dan nisbah berat daun (NBD) pada
waktu tertentu. Perubahan-perubahan selama pertumbuhan mencerminkan
perubahan bagian yang aktif berfotosintesis
Luas daun merupakan salah satu parameter penting yang diperlukan untuk
mengetahui pertumbuhan suatu tanaman. Faktor yang penting untuk diperhatikan
dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan
pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam
penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis dan proses
metabolisme lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Untuk
pengukuran indeks luas daun tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan.
Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat
dan cara atau teknik pengukuran.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Dapat mengambil sampel daun pada berbagai jenis tanaman dengan baik
dan dapat menghitung Indeks Luas Daun (ILD).
2. Mengetahui cara mengukur luas daun dengan metode Gravimetri,
panjang kali lebar dan milimeter blok.

1.3 Metodologi Pengamatan dan Pengukuran


Adapun metode pegamatan dan pengukuran yang dilakukan pada praktikum
pada kali ini yaitu, sebagai berikut :
1.3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan praktikum ini adalah :
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Penggaris;
2. Kertas HVS;
3. Timbangan analitik;
4. Alat tulis;
5. Drawing pen;
6. Gunting;
7. Milimeter block

B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tiga lembar
daun dari tiga jenis daun yang berbeda.

1.3.2 Metode Pelaksanaan


Metode praktikum yang dilakukan adalah:
1. Mengambil daun yang utuh;
2. Membagi daun menjadi 3 bagian dari pangkal, tengah, dan ujung serta
memberi tanda pada setiap bagian tersebut;
3. Mengukur panjang dan lebar daun pada masing-masing bagian daun
kemudian memberi label/tanda untuk daun pertama, kedua dan ketiga;
4. Memilih daun yang memiliki nilai luas daun paling besar kemudian
catat data pengukurannya;
5. Menggambar replika daun yang memiliki nilai luas daun paling besar
dan mengguntingnya sesuai gambar;
6. Menimbang berat kertas replika daun tersebut;
7. Gunting kertas yang sama dengan ukuran 10 cm x 10 cm, kemudian
menimbang berat kertas;
8. Mengukur luas daun dengan metode Gravimetri dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
LD = (Wr/Wt) x Lk
Wr = berat kering replika
Wt = Berat kertas
Lk = Luas kertas total
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Indeks Luas Daun


Indeks luas daun adalah salah satu parameter penting untuk mengidentifikasi
prdouktivitas tanaman pertanian. Indeks luas daun didefinisikan sebagai luas daun
(yang diproyeksikan pada bidang datar) setiap unit luas permukaan tanah yang
tertutupi kanopi pohon. Istilah luas daun pada kanopi secara umum diukur sebagai
luas daun yang diproyeksikan pada bidang datar yaitu setelah menempatkan
contoh daun pada permukaan bidang datar. Indeks luas daun pada perkembangan
lebih lanjut secara tepat didefinisikan dalam sebuah angka dengan metode yang
beragam. Terdapat lima pengukuran indeks luas daun yang umum dilakukan
dimana sebagian mencerminkan tujuan-tujuan yang berbeda untu tujuan
pengukuran indeks luas daun itu sendiri. Empat yang utama yaitu indeks luas
daun total, indeks luas daun satu sisi, indeks luas daun terproyeksi horisontal, dan
indeks luas daun terproyeksi condong. Indeks luas daun total didasarkan pada luas
total permukaan luar daun per unit area permukaan lahan secara horisontal di
bawah kanopi. Indeks luas daun satu sisi merupakan setengah dari indeks luas
daun total, meskipun dua sisi daun tersebut bentuknya tidak simetris. Indeks luas
daun terproyeksi horisontal merupakan luas daerah bayangan yang dapat
merepresentasikan setiap daun. Sumber sinar yang menyebabkan terbentuknya
bayangan tersebut adalah jarak yang jauh tak terbatas dan mengarah secara tegak
lurus terhadap daun. Indeks luas daun terproyeksi condong adalah representasi
dari luas daun yang terproyeksi secara condong. Terdapat beberapa metode
pengukuran indeks luas daun secara langsung di lapangan yaitu dengan
menggunakan beberapa pendekatan metode Destructive Harvesting, metode
penimbangan berat daun, metode allometry, metode kontak secara tidak langusng
(indirect contacts) seperti garis timbangan pengukur garis tegak lurus (plump
lines) atau inclined point quadrats, dan metode tidak kontak secara tidak langsung
(indirect noncontact methods) (Suwarsono, 2011).
Gambar 1. Rumus Indeks Luas Daun atau LeaF Area Index
(Sumber: Suwarsono, 2011)

2.2 Metode Milimeter Blok


Metode milimeter blok menggunakan kertas milimeter dan peralatan
menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup
efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Daun
digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan
meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir
berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini
cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun
relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel
banyak (Jumin, 2005).

2.3 Metode Panjang Kali Lebar


Metode pengukuran luas daun panjang kali lebar yang diposisikan bahwa
daun mempunyai profil luasan dua dimensi dalam setiap helaian sehingga
mempunyai panjang dan lebar daun. Tidak ada bentuk daun yang menempati
dimensi luasan persegi panjang sehingga apabila dilakukan pendekatan metode
panjang kali lebar dibutuhkan nilai konstanta (k) bentuk daun sebagai faktor
pengoreksi luas daun atas polanya terhadap bentuk persegi panjang. Berdasarkan
kondisi pengukuran luas daun menggunakan metode panjang kali lebar tersebut,
diperlukan nilai konstanta (k) pada setiap jenis tanaman sebagai faktor pengoreksi
maupun disebut bilangan yang menunjukkan besarnya luasan pola bentuk daun
memenuhi dimensi luasan persegi panjang atas panjang dan lebar daun dalam
pendekatan pengukuran luas daun (Susilo, 2015).
2.4 Metode Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada
prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat
dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada
sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian
digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun
kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total
kertas (Guswanto, 2009).

2.5 Daun
Daun tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari
yang berbentuk duri kecil pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada palm.
Sekalipun bentuk dan ukuran daun tampak bervariasi, pada dasarnya daun terdiri
dari tiga bagian, yaitu bagian basal yang berkembang menjadi pelepah (vagina),
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga
bagian tersebut dinamakan daun lengkap. Pada sebagian besar tumbuhan, daun
hanya terdiri dari satu atau dua bagian saja, yakni helai daun saja, tangkai dan
helai daun, pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja. Daun-daun yang
demikian dinamakan sebagai daun tak lengkap Bentuk daun pada dasarnya
dinyatakan berdasarkan bentuk dari helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada
tidaknya torehan pada tepi daun. Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut
biasanya digunakan kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda.
Umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selalu dihubungkan
dengan bentuk dua dimensi (two-dimensional shape) dari benda tersebut dan
sebagian besar didasarkan pada rasioa panjang terhadap lebar (indeks). Selain itu,
dalam menyatakan suatu bentuk, letak bagian yang terlebar perlu diperhatikan
apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian tengah, di bagian tengah
atau di atas bagian tengah helaian (Kusdianti, 2016).
Nama : Shalma Hanifa S
NPM : 240110160019
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum


Tabel 1. Hasil Pengukuran Metode Kertas Milimeter
Luas Daun Ke- (cm2)
Jenis Daun
1 2 3
Cabai 14.99 15.99 16.29
Melati 9.41 18.74 12.21
Temu Kunci 8.73 15.31 12.98

Tabel 2. Hasil Pengukuran Metode Panjang Kali Lebar


Jenis Pengukuran Daun Ke - 1 Daun Ke - 2 Daun Ke - 3
No.
Daun Daun 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Cabai Panjang (cm)
2.1 2.1 2.1 2.2 2.2 2.2 2.4 2.4 2.4

Lebar (cm) 1.3 3.8 2.6 1.2 3.5 2.8 0.5 3.3 2.9
1
Luas Daun
2.73 7.98 5.46 2.64 7.7 6.16 4.8 7.92 6.96
(cm2)
Total (cm2) 16.17 16.5 19.68
Melati Panjang (cm) 1.4 1.4 1.4 2.1 2.1 2.1 1.5 1.5 1.5
Lebar (cm) 1.6 2.8 2.8 2.3 4.2 3.1 2 3.2 3.4
2 Luas Daun
2.24 3.92 3.92 4.83 8.82 6.51 3 4.8 5.1
(cm2)
Total (cm2) 10.08 20.16 12.9
Temu Panjang (cm) 1.9 1.9 1.9 2.6 2.6 2.6 2.9 2.9 2.9
Kunci Lebar (cm) 1.2 2.5 1.3 1.4 3 1.7 1.5 3 1.8
3. Luas Daun
2.28 4.75 2.47 3.64 7.8 4.42 4.35 8.7 5.22
(cm2)
Total (cm2) 9.5 15.86 18.27
Tabel 3. Hasil Pengukuran Metode Gravimetri
Luas
Berat Berat Luas
Kertas
No. Jenis Daun Kertas Replika Daun
Total
Total (gr) (gr) (cm2)
(cm2)
0.11 14.882
1 Cabai 4.61 0.1 623.7 13.529
0.09 12.176
0.04 5.412
2 Melati 4.61 0.11 623.7 14.882
0.06 8.118
0.04 5.412
3 Temu Kunci 4.61 0.07 623.7 9.47
0.1 13.529

3.1.1 Perhitungan
Diketahui :
- Luas kanopi tanaman cabai = 25 cm2
- Luas kanopi tanaman melati = 32.5 cm2
- Luas kanopi tanaman temu kunci = 52.6 cm2
a. Metode Kertas Milimeter
Luas daun = n x Lk
Dimana,
n = jumlah kotak
Lk = luas setiap kotak (1 mm x 1mm)
b. Metode Panjang Kali Lebar
Luas Bagian I = P1 x L1
Luas Bagian II = P2 x L2
Luas Bagian III = P3 x L3
Luas Total = L1 + L2 + L3
c. Metode Gravimetri
Wr
Luas daun = Wt × Lk

Dimana,
Wr = berat replika daun (gram)
Wt = berat kertas (gram)
Lk = luas kertas total (cm2)
d. Indeks Luas Daun (ILD)
Ld
ILD = × 100%
Lt

Dimana,
Ld = luas daun (cm2)
Lt = luas kanopi tanaman/luas lahan yang ditumbuhkan tanaman
(cm2)
Jawab :
Contoh Perhitungan metode Kertas Milimeter Daun Cabai Ke-1:
Luas daun = n x Lk
= 1499 x 1 mm2
= 1499 x 1 mm2 (1 cm2 / 1 mm2)
= 14.99 cm2
Contoh Perhitungan metode Panjang Kali Lebar Daun Melati ke-2:
Luas Bagian I = 2.1 cm x 2.3 cm = 4.83 cm2
Luas Bagian II = 2.1 cm x 4.2 cm = 8.82 cm2
Luas Bagian III = 2.1 cm x 3.1 cm = 6.51 cm2
Luas Total = L1 + L2 + L3
= (4.83 + 8.82 + 6.51) cm2
= 20.16 cm2
Contoh Perhitungan metode Gravimetri Daun Temu Kunci Ke-3:
Wr
Luas daun = Wt × Lk
0.1 gram
= 4.61 gram × 623.7 cm2

= 13.529 cm2
Perhitungan ILD Metode Kertas Millimeter
- Daun Cabai
Ld
ILD = × 100%
Lt
(14.99 +15.99 + 16.29)/3
= × 100%
25

= 63.027%
- Daun Melati
Ld
ILD = × 100%
Lt
(8.41 +18.74 + 12.21)/3
= × 100%
32.5

= 41.395%
- Daun Temu Kunci
Ld
ILD = × 100%
Lt
(8.73 +15.31 + 12.98)/3
== × 100%
52.6

= 23.46%
Perhitungan ILD Metode Panjang Kali Lebar
- Daun Cabai
Ld
ILD = × 100%
Lt
(16.17 +16.5 + 19.68)/3
= × 100%
25

= 69.8%
- Daun Melati
Ld
ILD = × 100%
Lt
(10.08 +20.16 + 12.9)/3
= × 100%
32.5

= 44.25%
- Daun Temu Kunci
Ld
ILD = × 100%
Lt
(9.5 +15.86 + 18.27)/3
== × 100%
52.6

= 27.65%
Perhitungan ILD Metode Gravimetri
- Daun Cabai
Ld
ILD = × 100%
Lt
(14.882 +13.529 + 12.176)/3
= × 100%
25

= 54.116%
- Daun Melati
Ld
ILD = × 100%
Lt
(5.412 +14.882 + 8.118)/3
= × 100%
32.5

= 29.14%
- Daun Temu Kunci
Ld
ILD = × 100%
Lt
(5.412 +9.47 + 13.529)/3
= × 100%
52.6

= 18.004%
Nama : Shalma Hanifa Salsabila
NPM : 240110160019

3.2 Pembahasan
Praktikum matakuliah Lingkungan Pertanian Biosistem kali ini, praktikan
melakukan pengamatan mengenai hubungan lingkungan dengan pertumbuhan
tanaman yaitu menghitung indeks luas daun. Indeks luas daun adalah rasio
permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati oleh tanaman. Pengukuran
luas daun merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman karena luas daun
akan menentukan laju fotosintetis yang terjadi pada tumbuhan tersebut yaitu
proses biokimia pembentukan zat makanan seperti karbohidrat yang diwujudkan
dalam bentuk bahan kering. Indeks luas daun dapat digunakan sebagai gambaran
kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang makin
luas harapannya memiliki kandungan klorofil yang lebih banyak.
Indeks luas daun dapat ditentukan dengan berbagai macam metode, namun
pada praktikum ini pengukuran indeks luas daun dilakukan dengan tiga cara yaitu
menggunakan metode gravimetri, dengan milimeter blok, dan menghitung luas
menggunakan rumus sebagaimana pada umumnya. Adapun daun yang dijadikan
sampel adalah daun cabai, melati, dan temu kunci, yang masing-masing berjumlah
tiga buah daun. Pengukuran milimeter blok akan efektif apabila daun memiliki
bentuk yang relatif sederhana dan teratur, namun metode ini akan membutuhkan
waktu yang lama apabila jumlah sampelnya banyak. Pengukuran luas daun yang
baik dilakukan dengan tidak memetik daun pada tanamannya, sehingga tanaman
akan terhindar dari kerusakan karena daun-daun habis terpetik.
Hasil pengukuran luas daun cabai dengan metode gravimetri adalah 14,882
cm2, 13,529 cm2, dan 12,176 cm2; dengan milimeter blok sebesar 14,99 cm2,
15,99 cm2, dan 16,29 cm2; dan menggunakan rumus luas didapatkan 16,17 cm2,
16,5 cm2, dan 19,68 cm2. Untuk hasil pengukuran luas daun melati dengan metode
gravimetri yaitu 5,412 cm2, 14,882 cm2, dan 8,118 cm2; dengan milimeter blok
sebesar 9,41 cm2, 18,74 cm2, dan 12,21 cm2; dan menggunakan rumus luas
didapatkan 10,08 cm2, 20,16 cm2, dan 12,9 cm2. Sedangkan hasil pengukuran luas
daun temu kunci dengan metode gravimetri yaitu 5,412 cm2, 9,47 cm2, dan 13,529
cm2; dengan milimeter blok sebesar 8,73 cm2, 15,31 cm2, dan 12,98 cm2; dan
menggunakan rumus luas didapatkan 9,5 cm2, 15,86 cm2, dan 18,27 cm2. Jika
hasil pengukuran tersebut dibandingkan, dapat kita lihat bahwa hasil pengukuran
menggunakan gravimetri dan rumus luas hasilnya tidak berbeda jauh. Namun jika
dibandingkan dengan menggunakan milimeter blok, keduanya memiliki nilai yang
cukup jauh berbeda. Hal ini mungkin karena saat menghitung pada milimeter blok
praktikan tidak teliti, menghitungnya sesuai dengan intuisi masing-masing pribadi
dimana sifatnya sangat subjektif.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran luas daun, praktikan dapat
menghitung besar indeks luas daun dari rata-rata luas setiap jenis daun dengan
metode tertentu, selain itu membutuhkan luas kanopi setiap tanaman. Luas kanopi
tanaman cabai sebesar 25 cm2, tanaman melati sebesar 32,5 cm2, dan tanaman
temu kunci sebesar 52,6 cm2. Rata-rata luas daun tanaman cabai menurut metode
millimeter, luasan umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 15,76 cm2,
17,45 cm2, dan 13,529 cm2. Rata-rata luas daun tanaman melati menurut metode
millimeter, luasan umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 13,12 cm2,
14,38 cm2, dan 9,47 cm2. Rata-rata luas daun tanaman temu kunci menurut
metode millimeter, luasan umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar
12,34 cm2, 14,54 cm2, dan 9,47 cm2.
Berdasarkan kedua parameter tersebut, maka besar indeks luas daun dapat
ditentukan. Indeks luas daun cabai menurut metode milimeter sebesar 63,027%,
metode luasan umum sebesar 69,8%, dan metode gravimetri sebesar 54,116%.
Indeks luas daun melati menurut metode milimeter sebesar 41,395%, metode
luasan umum sebesar 44,25%, dan metode gravimetri sebesar 29,14. Indeks luas
daun temu kunci menurut metode milimeter sebesar 23,46%, metode luasan
umum sebesar 27,65%, dan metode gravimetri sebesar 18,004%.
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini melakukan perhitungan indeks luas daun. Praktikum ini
melakukan tiga metode pengukuran luas daun yaitu metode milimeter blok,
metode panjang kali lebar, dan metode gravimetri. Praktikum ini melakukan
pengukuran luas daun dari tiga jenis tanaman yang berbeda yaitu cabai, melati,
dan temu kunci. Masing-masing jenis daun tersebut digunakan 3 sampel daun.
Pengukuran luas daun menggunakan metode milimeter blok menghasilkan
luas yang berbeda-beda pada setiap daunnya. Luas daun terkecil yang didapatkan
dari pengukuran tersebut adalah daun temu kunci pada sampel 1 yaitu 8,73 cm2.
Luas daun terbesar yang didapatkan dari pengukuran tersebut yaitu daun melati
pada sampel 2 dengan luas 18,74 cm2. Perbedaan luas pada setiap sampel daun
tersebut membuktikan bahwa ukuran daun berbeda-beda tergantung umur dan
jenis daun tersebut.
Pengukuran luas daun menggunakan metode panjang kali lebar
menghasilkan nilai yang berbeda dari pengukuran luas daun menggunakan
milimeter blok. Luas daun terkecil dari pengukuran ini yaitu daun temu kunci
pada sampel 1 sebesar 9,5 cm2. Luas daun terbesar dari pengukuran ini yaitu daun
melati pada sampel 2 dengan luas 20,16 cm2. Berdasarkan data nilai luas yang
didapatkan dari metode panjang kali lebar lebih besar dari nilai luas yang
didapatkan dari metode milimeter blok. Hal ini karena bentuk daun sendiri tidak
geometri sehingga pengukuran panjang kali lebar yang hanya dibagi menjadi tiga
bagian tersebut tidak akurat. Terdapat bagian-bagian daun yang sebenarnya
memiliki lebar yang berbeda namun pada perhitungan tersebut disamakan dengan
bagian paling lebar dari bagian daun tersebut.
Pengukuran luas daun menggunakan metode gravimetri juga menghasilkan
nilai yang berbeda dari dua metode sebelumnya. Metode gravimeri menggunakan
pengukuran berat dari replika daun tersebut. Luas daun terkecil dari pengukuran
ini yaitu daun melati pada sampel 1 dan daun temu kunci pada sampel 1 sebesar
5,412 cm2. Luas daun terbesar dari pengukuran ini yaitu daun cabai pada sampel 1
dan daun melati pada sampel 2 sebesar 14,882 cm2. Perhitungan luas daun
menggunakan metode gravimetri memiliki hasil yang sangat berbeda dari kedua
metode sebelumnya. Hal ini karena metode ini menggunakan perhitungan massa
replika daun bukan daun yang sebenarnya sehingga masih kurang akurat hasil
perhitungan luas yang didapatkan. Selain itu, berat dari replika ini kemungkinan
sudah tidak akurat karena saat menggambar replika terdapat tinta-tinta dari garis
gambar yang dibuat ikut terukur beratnya sehingga berat replika berubah tidak
sesuai dengan seharusnya.
Nilai indeks luas daun yang didapatkan dari setiap metode berbeda-beda.
Indeks luas daun cabai menggunakan metode milimeter blok adalah 63,027%,
menggunakan metode panjang kali lebar adalah 69,8%, dan menggunakan metode
gravimetri adalah 54,116%. Indeks luas daun melati menggunakan metode
milimeter blok adalah 41,395%, menggunakan metode panjang kali lebar adalah
44,25%, dan metode gravimetri adalah 29,14%. Indeks luas daun temu kunci
menggunakan metode milimeter blok adalah 23,46%, menggunakan metode
panjang kali lebar adalah 27,65%, dan metode gravimetri adalah 18,004%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa indeks luas daun pada metode
panjang kali lebar menghasilkan nilai yang besar sedangkan metode gravimetri
menghasilkan nilai yang kecil.
Berdasarkan hasil pengukur tersebut, diketahui bahwa pengukuran luas daun
menggunakan metode kertas milimeter blok lebih akurat diantara tiga metode
yang digunakan. Hal ini karena perhitungan luas sesuai dengan bentuk asli dari
daun tersebut. Sementara pengukuran luas daun menggunakan metode gravimetri
merupakan yang paling tidak akurat diantara ketiga metode tersebut. Hal ini
karena pengukuran dilakukan menggunakan replika daun sehingga hasil yang
didapatkan tidak akurat.
Nama : Tio Febriananda
NPM : 240110160084

3.2 Pembahasan
Indeks luas daun dapat dicari menggunakan beberapa cara, yaitu metode
kertas millimeter blok, gravimetri, planimeter, fotografi, dan metode panjang kali
lebar. Lima metodologi perhitungan indeks luas daun tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing.
Indeks luas daun merupakan gambaran rasio permukaan daun terhadap luas
tanah yang ditempati oleh tanaman. Indeks luas daun diperlukan untuk melakukan
analisis pertumbuhan pada tanaman. Tanaman melakukan pertumbuhan
menggunakan energi yang berasal dari proses fotosintesis. Fotosintesis terjadi di
dalam daun dibantu oleh zat hijau daun atau disebut juga dengan klorofil.
Semakin luas daun, maka jumlah klorofil dalam daun itupun akan meningkat.
Luas daun pada suatu tanaman tidak konstan terhadap waktu. Luas daun
mengalami peningkatan selama proses pertumbuhan, hingga mencapai kondisi
maksimal dan daun mengalami penurunan dengan bertambahnya umur tanaman.
Praktikum kali ini hanya menguji tiga metode yang ada, yaitu metode kertas
millimeter blok, gravimetric, dan metode panjang kali lebar. Metode kertas
millimeter blok daun jenis cabai satu memiliki luas 14,99 cm2, sample kedua
memiliki luas 15,99 cm2, sampel ketiga memiliki luas 16,29 cm2. Daun jenis
melati satu memiliki luas 9,41 Jenis, sampel kedua memiliki luas 18,74 cm2,
sampel ketiga memiliki luas 12,21 cm2. Daun jenis temu kunci pertama memiliki
luas 8,73 cm2, sampel kedua memiliki luas 15,31 cm2, dan sampel ketiga memiliki
luas 12,98 cm2. Tiap satu jenis daun yang sama, luas daun dari masing masing
sampel berbeda-beda, hal ini menunjukan bahwa luas daun tidak konstan terhadap
waktu. Perbedaan jelas terlihat pada jenis daun yang berbeda, sebab daun diambil
dari tanaman yang berbeda. Setiap tanaman memiliki rerata indeks luas daun yang
berbeda-beda.
Metode gravimetri menunjukan hasil yang berbeda jika dibandingkan
dengan metode miimeter blok. Daun jenis cabai satu memiliki luas 14,882 cm2,
sampel dua memiliki luas 13,529 cm2, dan sampel ketiga memiliki luas 12,176
cm2. Daun jenis melati satu memiliki luas sebesar 5,412 cm2, sampel kedua
memiliki luas 14,882 cm2, dan sampel ketiga memiliki luas 8,118 cm2. Sampel
daun jenis temu kunci satu memiliki luas 5,412 cm2, sampel kedua memiliki luas
9,47 cm2, dan sampel ketiga memiliki luas 13,529 cm2.
Ketiga metode yang digunakan menghasilkan nilai yang berbeda-beda.
Setiap metode memiliki kemungkinan error yang sama, namun pada waktu dan
proses yang berbeda. Error yang mungkin terjadi pada metode millimeter blok
terdapat pada proses penggambaran, serta proses perhitungan luas melalui kertas
millimeter blok. Error yang mungkin tejadi pada metode gravimetric bisa terjadi
pada saat penggambaran dan pada saat pengguntingan kertas. Metode panjang kali
lebar, error mungkin terjadi pada proses pengukuran. Bentuk daun tidak persegi
seperti yang diasumsikan tetapi berbentuk khas daun, meskipun perhitungan
panjang dan lebar tiap daun dibagi atas tiga bagian, pemotongan itu tidak cukup
mewakili ke-khas-an bentuk dari daun yang diukur.
Nama : Shalma Hanifa Salsabila
NPM : 240110160019

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:

1. Indeks luas daun adalah rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang
ditempati oleh tanaman.
2. Pengukuran luas daun merupakan salah satu parameter pertumbuhan
tanaman karena luas daun akan menentukan laju fotosintetis tanaman.
3. Luas kanopi tanaman cabai sebesar 25 cm2, tanaman melati sebesar 32,5
cm2, dan tanaman temu kunci sebesar 52,6 cm2.
4. Rata-rata luas daun tanaman cabai menurut metode millimeter, luasan
umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 15,76 cm2, 17,45 cm2,
dan 13,529 cm2.
5. Rata-rata luas daun tanaman melati menurut metode millimeter, luasan
umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 13,12 cm2, 14,38 cm2,
dan 9,47 cm2.
6. Rata-rata luas daun tanaman temu kunci menurut metode millimeter, luasan
umum, dan gravimetri yaitu masing-masing sebesar 12,34 cm2, 14,54 cm2,
dan 9,47 cm2.
7. Indeks luas daun cabai menurut metode milimeter sebesar 63,027%, metode
luasan umum sebesar 69,8%, dan metode gravimetri sebesar 54,116%.
8. Indeks luas daun melati menurut metode milimeter sebesar 41,395%,
metode luasan umum sebesar 44,25%, dan metode gravimetri sebesar 29,14.
9. Indeks luas daun temu kunci menurut metode milimeter sebesar 23,46%,
metode luasan umum sebesar 27,65%, dan metode gravimetri sebesar
18,004%.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan praktikum kali ini adalah proses
penimbangan replika daun dengan kertas HVS tidak dapat menghasilkan nilai
yang sesuai, sehingga diperlukan perbaikan atau penggantian alat dengan yang
baru.
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Terdapat tiga metode pengukuran luas daun yaitu metode milimeter blok,
metode panjang kali lebar, dan metode gravimetri;
2. Luas daun metode milimeter blok terbesar terdapat pada daun melati sampel
2 yaitu 18,74 cm2 dan terkecil terdapat pada daun temu kunci sampel 1 yaitu
8,73 cm2;
3. Luas daun metode panjang kali lebar terbesar terdapat pada daun melati
sampel 2 yaitu 20,16 cm2 dan terkecil terdapat pada daun temu kunci sampel
1 yaitu 9,5 cm2;
4. Luas daun metode gravimetri terbesar terdapat pada daun cabai sampel 1
dan daun melati sampel 2 yaitu 14,882 cm2 serta terkecil terdapat pada daun
melati sampel 1 dan daun temu kunci sampel 1 yaitu 5,412 cm2.
5. Indeks luas daun terbesar dari tiga metode tersebut yaitu terdapat pada daun
cabai dan terkecil terdapat pada daun temu kunci.
6. Nilai indeks luas daun terbesar didapatkan dari metode panjang kali lebar
dan nilai indeks luas daun terkecil didapatkan dari metode gravimetri.
7. Metode yang paling akurat dalam menghitung luas daun adalah metode
milimeter blok.

4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah pada replika daun yang digunakan
usahakan tidak ada kotoran ataupun tinta yang terdapat pada replika daun
sehingga berat dari replika tersebut lebih akurat.
Nama : Tio Febriananda
NPM : 240110160084

BAB IV
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Indeks luas daun dapat dicari menggunakan beberapa cara, yaitu
metode kertas millimeter blok, gravimetri, planimeter, fotografi, dan
metode panjang kali lebar
2. Indeks luas daun merupakan gambaran rasio permukaan daun terhadap
luas tanah yang ditempati oleh tanaman.
3. Metode millimeter blok menggunakan prinsip luas daun yang diukur
diatas kertas millimeter blok.
4. Metode gravimetric menggunakan prinsip perbandingan massa daun
dengan kertas ukuran tertentu.
5. Metode panjang kali lebar menggunakan prinsip pendekatan bentuk
daun berupa persegi.
6. Ketiga metode yang digunakan mengandung kemungkinan error
masing-masing.

6.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah :
1. Mengintruksikan praktikan untuk mengetahui jenis daun yang
dianalisis, sehingga praktikan mengerti secara nyata materi praktikum.
2. Daun yang dianalisis terlebih dahulu diukur oleh asisten praktikum,
sehingga praktikan mengetahui letak errornya dan dapat
membandingkan metode mana yang terbaik.
Nama : Dhur Rohma
NPM : 240110160075

DAFTAR PUSTAKA

Guswanto. 2009. Fotosintesis Tumbuhan. Bandung: Rineka Cipta.

Jumin, H.B. 2005. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.

Kusdianti, R. 2016. Perkembangan Daun. Bandung: Pendidikan Biologi Fakultas


Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan
Indonesia.

Susilo, D.E.H. 2015. Identidikasi Nilai Konstanta Bentuk Daun untuk Pengukuran
Luas Daun Metode Panjang Kali Lebar pada Tanaman Hortikultura di
Tanah Gambut. Anterior Jurnal 14 (2) : 139-146.

Suwarsono. 2011. Pengembangan Metode Penentuan Indeks Luas Daun pada


Penutup Lahan Hutan dari Data Satelit Penginderaan Jauh Spot-2. Jurnal
Penginderaan Jauh 8 : 50-59.
LAMPIRAN

Gambar 1. Menghitung ILD menggunakan metode millimeter blok


(Sumber: Dokumentasi praktikum, 2019)

Anda mungkin juga menyukai