Oleh
GREGORIUS ADELBERTUS SAMUR
1610531015
PENDAHULUAN
tanaman sayuran di Indonesia berkisar antara 2,4-7,7 % setiap tahun (Suwandi, 2009).
Pakcoy merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Brassi caceae. Pakcoy dapat
tumbuh di daerah dataran rendah maupun di dataran tinggi . Tanaman ini jarang
dikonsumsi dalam bentuk mentah, tetapi biasa digunakan sebagai bahan sup dan
hiasan (garnish) (Edi dan Bobi hoe, 2010). Tidak luput dari berbagai masalah dan
kendala yang di hadapi dalam pembudidayaan bayam salah satunya adalah intesitas
cahaya matahari yang tidak efesien. Radiasi matahari yang ditangkap oleh klorofil
matahari akan memperpanjang umur tanaman (Tjasjono, 1995). Kendala yang sering
terjadi pada petani konvensional di Indonesia adalah karena curah hujan yang tinggi
(Rosliani dan Sumarni, 2005). Hal ini menyebabkan intesitas cahaya matahari
Intensitas cahaya merupakan jumlah total cahaya yang diterima oleh tanaman.
Tanaman yang menyukai cahaya jika diberi intensitas cahaya yang tinggi atau rendah
panjang di daerah katulistiwa sekitar 3-4 jam dengan intensitas cahaya dengan kisaran
32-108 lux. Lampu light emitting diode (LED) merupakan salah satu cara untuk
Menurut Morrow (2008) light emitting diode (LED) dapat digunakan untuk
digunakan. Warna cahaya lampu LED sangat baik digunakan untuk mempercepat
fotosintesis. Warna biru untuk fase vegetatif dan warna merah untuk fase generative
(Soeleman dan Donor, 2013). Pada penelitian Sugara (2012) di Amazing Farm
pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Pada penelitian Wiguna (2015) berdasarkan
hasil penelitian pada pertumbuhan tanaman krisan yang baik dapat digunakan
penambahan warna cahaya lampu LED warna merah selama 30 hari pada fase
vegetatif.
matahari dan lama penyinaran dapat mempercepat laju pertumbuhan tanaman, maka
pada penelitian ini akan dilakukan penelitian pengaruh lama penyinaran led merah
TINJAUAN PUSTAKA
Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah tanaman jenis sayur-sayuran yang termasuk
dalam keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan secara luas setelah abad ke-5 di China Selatan dan China Pusat serta
Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sekeluarga
dengan Chinesse vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina,
berikut
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
berbentuk oval, berwarna hijau tua dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh
agak tegak atau setengah mendatar. Tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang
yang tertekan. Tangkai daun berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging.
Bunga berwarna kuning pucat. Tinggi tanaman mencapai 15-30 cm. Keragaman
Pakcoy merupakan tanaman semusim yang hanya dapat dipanen satu kali.
Sawi pakcoy dapat dipanen pada umur 40-60 hari (ditanam dari benih) atau 25-30
hari (ditanam dari bibit) setelah tanam (Prastio, 2015). Daerah penanaman yang
cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas
permukaan laut. Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang bersuhu panas
maupun bersuhu dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun
dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik
di dataran tinggi. Tanaman pakcoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam
sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman
2.2 CAHAYA
magnet dan listrik yang dapat ditangkap oleh mata (Suwarno dan Hotimah, 2009).
Pada penelitian-penelitian selajutnya bahwa cahaya merupakan Suatu gelombang
elektromagnetik yang dalam kondisi tertentu dapat berkelakuan seperti suatu partikel.
untuk merambat, sehingga cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium. Oleh
karena itu, cahaya matahari dapat sampai ke bumi dan memberi kehidupan di
dalamnya. Cahaya merambat dengan sangat cepat, yaitu dengan kecepatan 3×108m/s,
artinya dalam waktu satu sekon cahaya dapat menempuh jarak 300.000 km. (Sunardi,
2012).
diradiasikan ke segala arah dan hanya sebagian kecil saja yang diterima bumi. Energi
Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam
hewan, dan tumbuhan. Bagi tumbuhan cahaya sangat berperan penting untuk
menentukan proses fotosintesis. Seperti teori yang sudah ada, tumbuhan yang
gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi
dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk
pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang
abnormal dan terjadi kerusakan pada bagian tanaman (Kencana dan Lestari, 2008).
Menurut Vandre (2008), tanaman sayur dapat tumbuh dengan optimal dengan
kisaran cahaya 15 sampai 20 W/ft2, atau setara dengan 161 sampai 215 W/m2.
genetik setiap varietas. Salah satu faktor yang menentukan sensitifitas tanaman terhadap
cahaya adalah adanya pigmen fitokrom yang berfungsi sebagai reseptor cahaya
tumbuhan tersebut menerima penyinaran yang panjang (>14 jam) dalam setiap
periode sehari semalam dan sebaliknya ada pula tumbuhan yang hanya akan
memasuki fase generatif jika menerima penyinaran singkat (<10 jam). Kelompok
tumbuhan yang membutuhan lama penyinaran yang panjang disebut tumbuhan hari
yang singkat disebut tumbuhan hari pendek (short-day plant) dan kelompok
tumbuhan yang fase perkembangan tidak dipengaruhi oleh lama penyinaran disebut
sebagai tumbuhan hari netral (neutral-day plant) kelompok ini akan memasuki fase
generatif baik jika menerima lama penyinaran yang panjang ataupun singkat.
lama potoperiode harus 12-18 jam, apabila kurang dari 12 jam maka fotosintesa akan
merupakan faktor pembatas, sedangkan apabila lebih dari 18 jam akan memberikan
pengaruh yang tidak baik pada beberapa jenis tanaman. Selain itu, kualitas cahaya juga
yang panjang atau lebih pendek dari internode normal. Tanaman hari pendek, lama
vegetatif yang bersifat gigas dan pembungaan terhambat. Tanaman hari panjang, jika
lama penyinaran lebih pendek akan menunjukkan internode yang lebih pendek dan
cahaya monokromatik atau bisa diartikan sebagai dioda yang memancarkan cahaya
bila dialirkan arus listrik. Lampu LED memancarkan cahaya semata-mata oleh
semikonduktor yang memancarkan gelombang cahaya yang dapat dilihat oleh mata
elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang berkisar 400 nm hingga 750 nm.
Adapun cahaya yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk fotosintesis yaitu cahaya
tampak dengan panjang gelombang antara (400-740) nanometer (Hopkin, 1999). Hal
Jika berkas cahaya yang sama kuatnya dari cahaya manokromatik dengan
berbagai panjang gelombang dipancarkan pada daun hijau, dan kecepatan fotosintesis
pada setiap panjang gelombang diukur, ternyata gelombang cahaya biru dan cahaya
merah adalah yang paling efektif, karena klorofil dapat menyerap cahaya warna
merah dan biru. Adapun cahaya hijau yang paling tidak efektif dalam melakukan
fotosintesis, karena cahaya hijau tidak dapat diserap oleh klorofil akan tetapi
tanaman sayur-mayur maupun buah-buahan. Sejak pagi hingga sore hari tanaman
akan mengandalkan proses photosintesanya pada cahaya matahari, dan pada sore
hingga malam dapat memperoleh cahaya dari lampu LED. Dengan semakin lamanya
proses photosintesa, tanaman akan semakin produktif secara ekonomi. Akan tetapi
agar dapat tumbuh secara sehat, tanaman sebaiknya disinari matahari atau lampu
LED dengan total penyinaran tidak melampui 14 – 16 jam setiap harinya. (Rudi
2.4 Klorofil
Klorofil bertindak untuk menarik elektron dari cahaya matahari agar terjadi
fotosintesis. Struktur kimianya sama dengan heme, suatu senyawa cincin pada
haemoglobin, dimana poros Fe pada heme digantikan oleh Mg. Klorofil itu bertindak
sebagai pengabsorbsi energi dari sinar matahari sehingga ia berubah menjadi molekul
yang berenergi tinggi, yang dapat melepaskan elektron dari molekul air dan proton
dari oksigen. Reaksi kimia fotosintesis adalah sebagai berikut: 6CO 2 + 6H2O
Sinar matahari
C6H12O6 + 6O2
Klorofil
Ada 2 fotosistem: fotosistem klorofil 1 dan fotosistem klorofil 2. Fotosistem
panjang dan sedikit gelombang pendek. Klorofil b hanya mengabsorbsi cahaya pada
ditranfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk
mengalami kekurangan elektron yang dapat dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi
air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisais air ini adalah
elektron dan oksigen. Pada saat yang sma dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga
transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH. ATP dan
NADPH yang dihasilkan dalam fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada
tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus calvin dimana karbon dioksida
diubah menjadi ribulosa (kemudian mejadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut
reaksi gelap karena tidak tergantung pada ada tidaknya cahaya (Arrohmah, 2007).
Ketika cahaya mengenai materi, cahaya itu dapat dipantulkan, diteruskan atau
diserap. Pigmen tertentu akan menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu
dan cahaya yang diserap akan hilang dengan melepaskan panas. Jika suatu pigmen
disinari dengan cahaya putih, warna yang terlihat adalah warna yang dipantulkan atau
diteruskan oleh pigmen yang bersangkutan. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak
cahaya tampak pada warna biru (400-450 nm) dan merah (650-700 nm) dibandingkan
hijau (500-600 nm). Tumbuhan dapat memperoleh seluruh kebutuhan energi mereka
dari spektrum merah dan biru di dalam wilayah spektrum cahaya tampak dan pada
wilayah antara 500-600 nm sangat sedikit cahaya yang diserap. Jadi warna hijau pada
daun disebabkan karena klorofil menyerap cahay merah dan biru serta meneruskan
KONSEP PENELITIAN
lama penyinaran led merah biru terhadap kadar klorofil tanaman pakcoy yang
digunakan pada penelitian ini. pada penelitian terdahulu perlakuan tentang lama
tanaman. Perlakuan waktu penyinaran yang baik terhadap tanamanpun berbeda beda
kombinasi lampu led dan lampu neon terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
pakcoy (brassica rapal) dengan hidroponik sistem sumbu (wick system), yaitu lama
penyinaran kombinasi lampu LED 36 watt dan lampu neon 42 watt selama 20 jam
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman namun belum lebih optimal jika
lainnya seperti pada penelitian Ansori (2019) tentang pemberian warna cahaya
penambahan waktu penyinaran pada tanaman krisan dilakukan dengan empat warna
yang berbeda setiap hari dengan lama pencahayaan 4 jam mulai jam 18:00 – 22:00
Menurut Rudi Haryati, dkk (2012) agar tanaman tumbuh secara sehat tanaman
sebaiknya disinari matahari atau lampu LED dengan total penyinaran tidak
melampui 14 – 16 jam setiap harinya, maka dari itu pada penelitian yang dilakukan
Penggunaan warna lampu LED merah biru merupakan salah satu alat yang
akan digunakan pada penelitian ini. Penggunaan warna lampu tersebut digunakan
Selama 30 Hari Pada Fase Vegetatif. Penambahan warna cahaya lampu LED warna
dibandingkan warna lainnya seperti warna kuning hijau biru dan putih. Pada
penelitian yang dilakukan Hakim (2015) tentang rancang bangun plant factory untuk
pertumbuhan tanaman sawi hijau (brassica rapa var. parachinensis) dengan
menggunakan led (light emitting diode) merah dan biru, berdasarkan parameter
tanaman sawi LED biru memiliki nilai yang paling baik debiandingkan fluorescent
merah dan biru merupakan warna yang paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman
maka pada penelitian ini akan digunakan lampu LED merah biru sebagai alat
fotosintesis, Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini peran lampu LED adalah
perlakuan penambahan daya lampu yang berbeda terhadap kadar klorofil dan hasil
klorofil dan hasil panen tanaman buah naga mempengaruhi kadar klorofil. Dalam
peneltian Hakim (2015) juga tentang rancang bangun plant factory untuk
pertumbuhan tanaman sawi hijau (brassica rapa var. parachinensis) dengan
menggunakan led (light emitting diode) merah dan biru, warna lampu LED biru
mempengaruhi kadar klorofil pada tanaman maka pada penelitian ini salah satu
parameter yang akan diamati adalah kadar klorofil pada tanaman Pakcoy.
DAFTAR PUSTAKA
Ansoria, Agus Rizki, Denna Eriani Munandara, and Fitria Riany Erisa. "Pemberian
Warna Cahaya Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kandungan Senyawa
Antioksidan Dalam Daun Tanaman Krisan (Chrysanthemum Sp) Different
Light Colors on the Growth and Content of Antioxidant Compounds in
Chrysanthemum Leaves (Chrysanthemum sp)." Jurnal Bioindustri Vol 1.02
(2019).
Arrohmah, Agus Supriyanto, and Kusumandari Kusumandari. "Study of chlorophyll
characteristic on leaves as photodetector organic material." Biofarmasi
Journal of Natural Product Biochemistry 5.2 (2007): 67-72.
Ashlihatina, Laili Nur. Pengaruh Perlakuan Penambahan Daya Lampu Yang Berbeda
Terhadap Kadar Klorofil Dan Hasil Panen Tanaman Buah Naga (Hylocereus
Cortaricensis)(Dimanfaatkan Sebagai Sumber Belajar Biologi). Diss.
University of Muhammadiyah Malang, 2019.
Edi, S dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian. Jambi. 54 hal.
Erniyanti et al,. 2016. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang
Hijau.Samarinda: Mitreka Satata.
Fides. 1992. Fides Mum Manual: for all year round chrysanthemum. Fides.
Alsmeer.102p
Fitter A.H. dan Hay R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Hakim, Ryan Maulana Abdul, Yusuf Hendrawan, and Musthofa Lutfi. "Rancang
Bangun Plant Factory untuk Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica
Rapa var. Parachinensis) dengan Menggunakan Led (Light Emitting Diode)
Merah dan Biru." Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 3.3
(2015): 382-390.
Hopkin. 1999. Introduction to Plant Physiology. John Wiley and asONS, Inc. New
York. Pp. 301-415.
Kencana, I. dan Lestari. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Penebar Swadaya.
Jakarta
Sugara, K. 2012. Budidaya Selada Keriting, Selada Lollo Rossa dan Selada Romaine
Secara Aeroponik di Amazing Farm, Lembang, Bandung. Skripsi. IPB.
Bogor.
Sunardi, dkk. 2012. Fisika Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa. PT Srikandi Empat
Widya Utama: Bandung.
Suwandi, 2009. Menakar Kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan Inovasi
Budidaya Sayuran Berkelanjutan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian.
2(2): 131−147.
Suwarno dan Hotimah Wahyudin, Sains IPA Untuk SD (Tugu Publisher, 2009), hlm.
147
Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. Jakarta Utara. 87 hal.
Yuswita. 1995. Keragaman dan Hasil Tanaman Jahe Muda (Zingiber officinale
Rose.) pada Berbagai Intensitas Cahaya. Tesis. Fakultas Pertanian Universitas
Andalas, Padang.
Yogiandre, R., W. Irawan., M. Laras., F. Cantika., C. Naomi., D. Pratama., R.
Rahendianto., S. N. Cholidah. dan E. Rahayu. 2011. Komoditas pakcoy
organik. Laporan Praktikum. Program Studi Agribisnis. Universitas
Padjadjaran.