PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biji dengan ciri peka terhadap cahaya akan berkecambah jika dikenai
cahaya merah, tetapi rangsangan ini dapat dihilangkan oleh perlakuan dengan
cahaya merah jauh. Perkecambahan yang dikendalikan oleh cahaya merupakan
satu adaptasi tanaman yang tidak toleran terhadap penaungan.Jika biji tanaman
terkena suhu tinggi berarti biji itu ada dibawah kanopi daun atau dalam keadaan
gelap yang terkubur dan tidak berkecambah (Ferdian, 2017).
Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses
perkembangan tanaman, yaitu air, udara, temperatur, cahaya dan zat kima yang
mendukung pada proses perkecambahan. cahaya adalah faktor lingkungan yang
menentukan kemampuan biji berkecambah. penelitian pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan telah dilakukan oleh Borthwick dan Flint pada biji lettuce. Dari
hasil penelitiannya terbukti bahwa radiasi yang mendukung perkecambahan yaitu
sekitar 5250-7000 A0. Adapun penyinaran yang sangat mendukung terhadap
perkeccambahan yaitu 6600 A0.Sedangkan radiasi yang menghambat
perkecambahan berada di sekitar 7100-7500 A0. hubungannya denga kualitas
sinar, Borthwick melakukan percobaan, dengan menggunakan sinar merah
(panjang gelombang 5800-6800 A0) yang disinarkan selama satu menit setelah 16
jam terjadinya imbibisi dalam keadaan gelap, sedangkan penyinaran lainnya
dilakukan dengan menggunkana sinar merah (R) dan infra merah (IR) silih
berganti. dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sinar merah sangat
berpengaruh terhadap perkecambahan biji lettuce (Yashinta, 2017).
Cahaya merupakan faktor utama bagi pertumbuhan tanaman karena
merupakan sumber energI bagi proses fotosintesis bagi tanaman yang selanjutnya
berpengaruh terhadap proses pertumbuhan organ-organ tanaman. Besarnya
peranan cahaya terhadap proses pembentukan akar, sangat bervariasi tergantung
pada jenis tanaman. Pengaturan intensitas cahaya dapat dilakukan dengan
membuat naungan buatan dari bahan-bahan tertentu. Intensitas cahaya yang
berlebihan dengan temperatur yang tinggi dapat mempercepat laju penguapan.
Sebaliknya, intensitas cahaya yang kurang akan menyebabkan tanaman
39
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui respons dan perubahan
pada tumbuhan tanaman Saga (Adenanthera pavonina), Sengon (Paraserianthes
40
TINJUAN PUSTAKA
fotosintesis berkurang apabila intensitas cahaya kurang dari batas optimum yang
dibutuhkan oleh tanaman, yang tergantung pada jenis tanaman (Wijayanto, 2011).
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi
dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin
untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di
tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan
kondisi relatif pendek, daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak
lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. Cahaya matahari sangat besar
peranannya dalam proses fisiologis yaitu fotosintesis, respirasi, pertumbuhan dan
perkembangan, pembukaan dan penutupan stomata, berbagai pergerakan tanaman
dan perkecambahan (Slamet, 2011).
Produktivitas primer yang penting untuk ditingkatkan adalah produktivitas
primer bersih (ner primary productivity/NPP), karena NPP-lah yang dapat
dimanfaat oleh konsumen, termasuk manusia. NPP merupakan perbedaan laju
produktivitas primer bruto dengan laju transpirasi. Sementara itu, laju
produktivitas primer bruto merupakan laju fotosintesis sebelum dikurangi
respirasi. Oleh karena itu, salah satu kunci untuk mengoptimalkan produksi
pertanian dan kehutanan adalah dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan cahaya
matahari untuk proses fotosintesis. Secara prinsip tidak terdapat perbedaan
metabolisme komoditas pertanian dan kehutanan, karena keduanya sama
tergolong
tumbuhan (Xiaoying, 2012).
Tergantung pada status nutrisional dari jaringan, cahaya meningkatkan
atau menghambat gerakan basipetal. koleoptil yang dilayukan dan tanaman bunga
matahari hijau tidaklah terbatas secara nutrisi, dan disini cahaya menghambat
pengangkutan basipetal. Dengan menyemprot tanaman bunga matahari yang
digelapkan beberapa kali sehari dengan larutan sukrosa memulihkan
pengangkutan auksin baik untuk apiks dan di bagian-bagian yang dipisah ke
42
tingkat normal kembali. dalam hal ini cahaya meningkatkan pengangkutan dengan
memasok produk-produk fotosintesis. Dalam satu hal efek cahaya baik pada
gerakan akropetal dan basipetal telah diteliti. Irradiasi bagian-bagian epikotil
kacang polong yang hijau selama pengambilan mengurangi polaritas dengan
meningkatkan akropetal lebih banyak daripada gerakan basipetal (Slamet, 2014).
Sinar matahari memberikan berbagai pengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, selain menyediakan sumber energi untuk fotosintesis. Sebaliknya,
ketiadaan sinar matahari, akan mempengaruhi status fisiologis jaringan tanaman.
Kandungan karbohidrat akan berkurang pada intensitas cahaya yang rendah atau
gelap. Perubahan pada level hormon endogenus atau komponen fisiologis lainnya
dapat dipengaruhi oleh perubahan intensitas cahaya, durasi, atau kualitas cahaya.
Pengaruh ini mungkin terjadi pada tanaman tertentu atau kultur pada tahap
tertentu (Pratiwi, 2011).
Pemberian naungan pada tanaman baik, akan mengurangi intensitas
cahaya yang diterima oleh tanaman tersebut, hal ini akan mempengruhi
pertumbuhan maupun hasil tanaman. Tanaman yang kurang mendapatkan cahaya
matahari akan mempunyai akar yang pendek, bahwa cahaya matahari penuh
menghasilkan akar lebih panjang dan lebih bercabang. Sinar matahari
memberikan berbagai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, selain
menyediakan sumber energi untuk fotosintesis (Mercuriani, 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian naungan
berpengaruh terhadap saat muncul bunga pertama, dan terjadi interaksi antara
macam warna bunga dan naungan. Makin meningkatnya tingkat naungan akan
didapatkan saat muncul bunga pertama makin lama. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa pada intensitas cahaya yang terlalu rendah dapat menyebabkan
berkurangnya klorofil dan energi cahaya sehingga karbohidrat yang terbentuk
sedikit (Xiaoying, 2012)
Akibat hal tersebut, saat muncul bunga pertama terpengaruh. Kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan tunas dan waktu pembungaan dipengaruhi oleh
intensitas cahaya, lama penyinaran, suhu, kelembaban, frekuensi penyinaran dan
tersedianya hara. Kisaran intensitas cahaya optimum pada banyak tanaman tidak
dapat diketahui, terutama pada tanaman – tanaman kecil seperti tanaman hias.
43
Beberapa jenis tanaman pada intensitas cahaya yang relatif rendah dapat
melakukan fotosintesis dengan kecepatan mengakumulasi fotosintatis yang tinggi
per unit waktu. Adanya akumulasi fotosintat yang tinggi maka dapat
meningkatkan pembentukan kuncup bunga sehingga jumlah bunga yang
dihasilkan lebih
banyak (Wijayanto, 2011).
BAHAN DAN METODE
Prosedur Praktikum
1. Diambil semai dan ditanam dalam polybag sebanyak 4 semai 3 kali ulangan
dengan variasi jenis sebanyak 2.
2. Dipelihara semai sampai berumur 1 minggu.
3. Diukur pertumbuhan tinggi dan jumlah daun, jumlah akar, berat kering daun,
dan berat kering akar.
4. Dicari lokasi yang mempunyai variasi naungan 3 tingkatan, kemudian diukur
cahaya yang masuk, kondisisuhu dan kelembapannya.
5. Diletakkan bibit pada kondisi cahaya yang berbeda, yaitu: 1) kondisi terbuka
(open area), 2) naungan satu (25%), 3) naungan dua (50%), 4) naungan tiga
(75%).
44