Dosen Pengampu:
Drs. Suratman Umar, DRS., M.Sc.
Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
1. Erika Yunnisa Pratiwi 2253024001
2. Annisa 2253024002
3. Aurelia Febiola R 2253024003
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
DAFTAR ISI
Judul .......................................................................................................................... 1
Kata Pengantar .............................................................................................................. 2
Daftar Isi ....................................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................28
2
I. PENGERTIAN CAHAYA DAN TUMBUHAN
1. Pengertian Cahaya.
diradiasikan ke segala arah hanya sebagian kecil saja yang diterima oleh bumi. Energi
gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron
seluruh makhluk hidup di dunia, tanpa ada cahaya kehidupan tidak akan ada. Bagi
manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu bagi
Makanan yang berhasil akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan
perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Dengan demikian cahaya dapat menjadi
ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Cahaya matahari juga
merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
3
(Wirakusumah, 2003).
Menurut Salisbury dan Ross (1992) cahaya matahari mempunyai peranan besar
produksi tanaman.
sangat ditentukan oleh radiasi matahari pada sistem ekologi tersebut, tetapi radiasi
yang berlebihan dapat pula menjadi factor pembatas, menghancurkan sistem jaringan
tertentu.
adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat atau supra
optimal. Dedaunan yang mendapat cahaya dengan intensitas yang tinggi, kloroplasnya
berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa sehingga cahaya yang diterima hanya
Besarnya energi matahari yang diterima oleh tanaman tidak sama dari musim ke
musim dan latitude ke latitude lainnya. Tetapi bersarnya energi matahari yang diterima
tanaman (tumbuhan) setiap tahunnya pada latitude yang sama tidak sama dan besarnya
energi matahari yang ditangkap tanaman untuk jenis tanaman yang berbeda, juga akan
berbeda-beda pula.
4
2. Pengertian Tumbuhan
Tumbuhan adalah organism benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae
CAM. Perbedaan yang mendasar antar tanaman yang bertipe C3,C4 dan CAM
adalah pada reaksi yang terjadi didalamnya. Pada tanaman C3, produk awalnya
reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas
sekumpulan reaksi kimia yang berlangsung di dalam stroma kloroplas yang tidak
membutuhkan energy dari cahaya matahari secara langsung. Sumber energy yang
diperlukan berasal dari fase terang fotosintesis. Sekumpulan reaksi terjadi secara
dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai bahan membangun sel,
untuk bahan pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk pati. Berdasarkan
proses reaksiyang terjadi pada tanaman C3 telah dikenal bahwa tanaman C3 dapat
tumbuh baik dibawah naungan atau ditempat yang intensitas mataharinya rendah
(Arghya,N. 2012).
intensitas matahari penuh. Pada tanaman C4 yang menjadi cirinya adalah produk
awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat dan aspartat (hasil
berupa asam-asam yang berkarbon C4. Reaksi berlangsung di mesopil daun, yang
lebih dahulu bereaksi dengan H2O membentuk HCO3 dengan bantuan ennzim
karbon anhidrase. Memiliki sel seludang di samping mesofil. Tiap melekul CO2
5
yang difiksasi memerlukan 2 ATP. Tanaman C4 juga mengalami siklus Calvin
seperti pada tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubico . Sedangkan pada tanaman
tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki daun yang cukup tebal
sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada malam hari. Pati
diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO2 masuk setelah
beraksi dengan air seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi
malat. Pada siang hari malat berdisfusi secara fasif keluar dari vakuola dan
6
II. PROSES PENERIMAAN CAHAYA OLEH TUMBUHAN.
serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua obyek agronomi berupa tanaman
bentuk kerja manusia dan hewan, bahan bakar,mesin, alat-alat pertanian,pupuk dan
oabat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan proses konversi
energy matahari ke dalam bentuk produk tanaman. Tidak semua energy matahari
dapat diserap oleh tanaman, hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh
micron sampai 750 mili micron. Tanaman juga memberikan respon yang berbeda
Oleh tumbuhan radiasi matahari berupa cahaya tampak ditangkap oleh klorofil
pada tanaman dalam proses yang disebut proses fotosintesis. Proses fotosintesis
pada tanaman dilakukan pada siang hari di saat matahari menyinari bumi. Dengan
unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan
oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun yang bernaman klorofil yang
hasil fotosintesi disimpan tumbuhan sebagai cadangan energy dan oksigin sebagai
7
III. TINGKATAN PENGARUH CAHAYA DALAM SISTEM EKOLOGI
TUMBUHAN.
Ada beberapa aspek penting yang perlu dikaji dari faktor cahaya, yang sangat
3. Lamanya penyinaran
1. Kualitas Cahaya.
gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan
antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga tidak selalu merupakan faktor
dengan panjang gelombang antara 0,39-7,6 mikro. Klorofil yang berwarna hijau
mengasorpsi cahaya merah dan bitu, dengan demikian panjang gelombang itulah yang
merupakan bagian dari spectrum cahaya yang sangat bermanfaat bagi fotosintesis.
Pada ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang berarti untuk
mempengaruhi fotosintesis. Pada ekosistem perairan, cahaya merah dan bitu diserap
fitoplanknton yang hidup di permukaan sehingga cahaya hijau akan lewat atau
dipenetrasikan ke lapisan lebih bawah dan sangat sulit untuk diserap oleh fitoplankton.
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas. Yang jelas
cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu mempengaruhi
8
perkembangan tumbuhan (menjadi terhambat), contohnya yaitu bentuk-bentuk daun
gelombang ungu dan biru mempunyai foton yang lebih berenergi bila disbanding
dengan panjang gelombang jingga dan merah. Kualitas cahaya dapat dibedakan
baik secara generative maupun vegetative,tetapi kuning dan hijau dimanfatkan oleh
tanaman sangat sedikit, panjang gelombang yang paling banyak diabsorbsi adalah
berada di wilayah violet sampai biru dan orange sampai merah (Arghya, N. 2012).
2. Intensitas cahaya.
sebagai faktor lingkungan, karena sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem.
Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/spasial maupun dalam waktu
atau temporal. Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropis, terutama daerah
kering (zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah garis
lintang rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar
9
dengan permukaan bumi. Sehingga lapisan atmosfer yang tembus berada dalam
ketebalan minimum. Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis
lintang. Pada garis lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang rendah
terhadap permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan demikian sinar menembus
lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan mengakibatkan lebih banyak cahaya yang
(Sasmitamihardja, 1996).
vegetasi akan menahan dan mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga ini akan
menentukan jumlah cahaya yang mampu menembus dan merupakan sejumlah energi
yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Intensitas cahaya yang berlebihan dapat
berperan sebagai faktor pembatas. Cahaya yang kuat sekali dapat merusak enzim foto-
terjadi pada intensitas rendah. Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan intensitas
cahaya salah satunya adalah penempatan daun dalam posisi di mana akan diterima
intersepsi cahaya maksimum. Daun yang menerima intensitas maklsimal adalah daun
yang berada pada tajuk utama yang terkena sinar matahari (Fitter dan Hay, 1991).
terhadap intensitas cahaya. Tanaman C3 adalah tanaman yang hidup baik pada
intensitas cahaya rendah, dan tanaman C4 adalah tanaman yang hidup baik pada
intensitas cahaya tinggi, sedangkan tanaman CAM adalah tanaman yang hidup pada
10
daerah kering. Masalah yang dihadapi oleh tanaman yang mengalami kekurangan
karbon yang positip dan dimana keadaan ini tercapai merupakan titik konvensasi. Di
bawah intensitas cahaya yang rendah terdapat tiga pilihan yaitu pengurangan
cahaya yang lebih besar dan peningkatan kecepatan fotosintesis setiap unit energy
cahaya dan luas daun. Tujuan adalah untuk menghasilkan produktivitas bersih,
tumbuhan harus menerima sejumlah cahaya yang cukup untuk membentuk karbohidrat
diasumsikan konstan, keseimbangan antara kedua proses tadi akan tercapai pada
3. Lama Penyinaran
demikian , di daerah equator, panjang siang hari pada setiap bulan menunjukkan
bunga agar tetap egar menghadapi perubahan musim di dalam lingkungannya. Bila
satu tanaman dipindahkan ke daerah dengan garis lintang berbeda, maka akan
menghentikan fasenya dan tanaman tersebut dapat mati, misalnya karena berusaha
tumbuh pada musim dingin atau musim semi (Fitter dan Hay, 1991).
11
IV. PERANAN CAHAYA DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN.
1. Fotoperiodisme.
Lama penyinaran relative antara siang dan malam 24 jam akan mempengaruhi
jatuhnya daun, dan dormansi. Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari
atau fotoperiodisme akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di daerah temperate
atau bermusim panjang hari lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi akan kurang
golongan yaitu :
Tanaman berhari pendek ialah tanaman yang hanya dapat berbunga bila
panjang hari kurang dari nilai kritis (panjang hari maksimal). Panjang hari maksimum
berkisar antara 12 jam sampai 14 jam. Tanaman yang berhari pendek akan mengalami
pertumbuhan vegatative terus menerus apabila panjang hari melewati nilai kritis, dan
akan berbunga di hari pendek di akhir musim panas dan musim gugur. Tetapi tanaman
berhari pendek tidak berbunga di hari pendek di awal semi, dan akan berbunga di hari
pendek pada akhir musim panas. Hal ini disebabkan karena suhu tidak cukup hangat
12
untuk melanjutkan pertumbuhan ke fase reproduktif. Disamping itu pertumbuhannya
vegetative yang tersedia pada saat itu belum mencukupi untuk mengantarkan tanaman
kepembungaan, disamping banyak sistem (hormone, enzim dan lain-lain) juga belum
siap. Tanaman yang tidak peka terhadap fotoperiode yang tergolong berhari pendek,
biasanya mempunyai sifat fisiologis yang menonjol daripada sifat yang ditimbulkan
dipengaruhi oleh ketersediaan asimilat dan sistem homone dalam tubuhnya. Tanaman
ditentukan oleh panjangnya hari sebesar 12 menit saja sudah berarti bagi terbentuknya
lebih cepat bila panjang hari lebih panjang dari panjang hari minimum (kritis) tertentu
atau disebut pula tanaman bermalam pendek yakni tumbuhan yang memerlukan
lamanya siang hari lebih dari 12 jam untuk terjadinya proses perbungaan, seperti
gandum, bayam, dan lain-lain. Tanaman berhari panjang yang berasal dari zona sedang
(temperate) akan berbunga dalam bulan mei dan juli apabila panjang siang selama 15
jam. Sebagai contoh tanaman berhari panjang adalah spinasi (Spinaci oler acea L)
Barley (Hordeum spp), Rey (Secale cereale), Bit gula (Beta vulgaris), Alfalfa dan lain-
lain. Tarwe Winter (Triticun aestivum) yang tergolong tanaman berhari panjang
menghendaki lama penyinaran lebih dari 14 jam sehari dan untuk berkecambah
berbuah menghendaki suhu yang lebih tinggi dan hari-hari panjang. Bila syarat-syarat
13
yang dikehendakinya tidak terpenuhi, maka tarwe winter tidak dapat menghasilkan
bunga dan buah. Kombinasi suhu dan panjang hari yang mengontrol pertumbuhan
vegetatif dan generatif pada beberapa jenis tanaman hari panjang sebenarnya dapat
menghendaki panjang siang lebih dari 15 jam. Perlakuan vernalisasi pada biji tawe
arah pertumbuhan menuju pembentukan primordia bunga. Karena biji tawe winter
pada saat berkecambah juga memerlukan fase gelap yang lebih panjang (hari pendek),
maka selain vernalisasi, untuk mengantarkan tanaman ini ketahap pembungaan juga
diperlukan perlakuan gelap buatan. Sedangkan hari panjang dan suhu tinggi yang
diharapkan untuk pertumbuhan vegatatif dapat dibuat dengan penyinaran singkat pada
malam hari dengan lampu listrik yang berkapasitas 50 watt setiap meter bujur sangkar
dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman intermedite dalam zona sedang bisa berbunga
dalam beberapa bulan. Tetapi tanaman yang tumbuh di daerah tropis yang mengalami
12 jam siang dan 12 jam malam dapat berbunga terus menerus sepanjang tahun. Oleh
karena itu, tanaman yang tumbuh di daerah tropis pada umumnya adalah tanaman
14
dan lain sebagainya. Tanaman intermediate memelukan permbuhan vegetatif tertentu
sebagai tahap untuk menuju tahap pembuangan tanpa dipengaruhi oleh fotoperiode.
menunjukkan adanya pengaruh yang mencolok. Tumbuhan akan tetap aktif dan
berbunga sepanjang tahun asalkan faktor-faktor lainnya dalam hal ini suhu, air, dan
2. Fotoenergetic.
yang dipengaruhi oleh banyaknya energy yang diserap dari sinar matahari oleh bagian
tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi di daerah tropis tidak seluruhnya dapat
digunakan oleh tanaman. Energi cahaya matahari yang digunakan oleh tanaman dalam
proses fotosintesis berkisar antar 0,5-2,0% dari jumlah total energi yang tersedia.
Sehingga hasil fotosintesis berkurang apabila intensitas cahaya kurang dari batas
optimum yang dibutuhkan oleh tanaman. Setiap daun pada tumbuhan harus
memproduksi energy yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan setelah dikurangi
energy untuk repirasi. Jika tumbuhan kekurangan cahaya dalam waktu panjang, maka
lambat laun akan mati. Proporsi cahaya yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan hasil
15
energy yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2
antara lain : (a). Intensitas cahaya. Laju fotosintesis akan maksimum ketika banyak
fotosintesis; (c). Suhu. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintese hanya
dapat bekerja pada suhu oftimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim; (d). Kadar air. Kekurangan
mengurangi laju fotosintesis; (e). Kadar fotosintat. Bila kadar fotosintat seperti
karbohidrat berkurang , laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah
atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang; (f). Tahap pertumbuhan.
Laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah
memerlukan lebih banyak energy dan makanan untuk tumbuh. (Arghya,N. 2012).
3. Fotodestruktif.
16
Fotodestrktif adalah tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkan
fotosintesis semakin tidak bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas titik
jenus cahaya sehingga bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak. Proses
intensitas cahaya semakin tinggi (naik) mengakibatkan lalu foosintesis semakin tidak
bertambah lagi walaupun cahay terus bertambah. Batas ini disebut titik saturasi cahaya
atau titik jenus cahaya (ligh saturation point). Pada keadaan ini cahaya bukan sebagai
sumber energi maupun sebagai bentuk perusak. Intensitas cahaya yang tinggi
sehingga sebagian klorofil menjadi pecah dan rusak (fotodestruktif). Sedangkan pada
intensitas cahaya yang semakin menurun sampai batas tertentu jumlah O2 yang
dikeluarkan oleh proses fotosintesis sama dengan jumlah O2 yang diperlukan oleh
proses respirasi. Batas ini disebut titik kompensasi cahaya (light compensation point)
(Okta,D.W, 2013)
4. Fotomorfogenesis.
Tumbuhan hari pendek (membutuhkan waktu malam yang lebih panjang untuk
berbunga), akan terhambat bila dalam waktu malamnya diselingi ada cahaya dalam
waktu singkat. Yang paling efektif adalah cahaya merah jauh yang menghambat
bijian, tetapi cahaya merah jauh dan biru menghambat. Cahaya merah jauh panjang
gelombangnya lebih panjang dari cahaya merah 700-800 nm (diatas 760 tidak terlihat
oleh infra merah dekat). Pigmen cahaya merah disebut Pr (666nm), pigmen cahaya
biru dapat diubah oleh cahaya merah menjadi Pfr (730 nm) yang dapat menyerap
cahaya merah jauh (warna hijau zaitun), dan pigmen biru bisa dihasilkan oleh Pfr.
Fitokrom merupakan homodiner dari dua polipeptid identik, dengan Bm 120 kDa
pada atom belerang pada residu sisteinnya. Kromoforad tetrapirol rantai terbuka,
tersebut serupa dengan pigemen pikobulin untuk fotosintesis ganging merah dan
cahaya biru atau UV A panjang gel antara 320-400 nm. Kriptokrom antara 320-599
nm, diduga berupa flavoprotein (melekat antara protein dan riboflavin), diduga bersatu
dengan prot sitokrom pada membran plasma. Puncak kerjanya di daerah biru-ungu 450
nm (Arghya,N. 2012).
5. Fototropisme.
18
Fototropisme adalah pergerakan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan
cahaya. Contoh dari Fototropisme adalah pertumbuhan koleoptil rumput menuju arah
datangnya cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari tanaman
monokotil yang berfungsi pelindung lembaga yang baru tumbuh. Cholodny dan Went
dari bagian yang terkena cahaya menuju bagian yang tidak terkena cahaya. Dengan
demikian, jumlah auksin di bagian yang gelap akan lebih banyak daripada di bagian
yang terang. Beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan
kecepatan pemanjangan sel-sel pada sisi batang yang lebih gelap lebih cepat
dibandingkan dengan sel-sel pada sisi lebih terang karena adanya penyebaran auksin
yang tidak merata dari ujung tunas. Hipotesis lainnya menyatakan bahwa ujung tunas
molekul pigmen yang disebut kriptokrom dan sangat sensitif terhadap cahaya biru.
Namun, para ahli menyukai bahwa fototropisme tidak hanya dipengaruhi oleh
6. Fotorespirasi
penerimaan cahaya yang diteriman oleh daun. Kebutuhan energy dan ketersediaan
biasa yaitu proses oksidasi yang melibatkan oksigen, mekanisme respirasi karena
rangsangan cahaya, dan ini agak berbeda dan dianggap sebagai proses fisiologi
tersendiri. Proses yang disebut juga “asimilasi cahaya oksidatif” ini terjadi pada sel
mesofil daun dan diketahui merupakangejala umum pada tumbuhan C3,seperti pada
19
tanaman kedelai dan padi. Lebih jauh proses ini hanya terjadi pada stroma dari
cabang dari jalur glikolat. Enzim utama yang terlibat adalah enzim yangsama
oksigenase . Rubisco memiliki dua sisi aktif : sisikarboksilase yang aktif pada
fotosintese dan sisi oksigenase yang aktif pada fotorespirasi. Kedua proses yang
terjadi pada stroma ini juga memerlukan substrat yang sama, ribulosa bifosfat (RuBP),
kondisi yang tidak disukai kalangan pertanian, karena mengurangi akumulasi energy.
Jika kadar CO2 dalam sel rendah karena meningkatnya penyinaran dansuhu sehngga laju
produksi oksigen sangat tinggi danstomata menutup, RuBP akandipecah oleh Rubico
menjadi P-glicolat (dengan melibatkan satu molekul air menjadi glicolat danP-OH). P-
gliserat akan difosforilasi oleh ADP sehingga membentuk ATP. P- glicolat memasuki
proses agak rumit menuju peroksima, lalu mitokondria,lalu kembali ke peroksima untuk
diubah menjadi serin, lalu gliserta. Gliserat masukkembali ke kloroflas untuk diperoses
secara normal oleh Calvin menjadi gliseraldehid-3-fosfat (G3P). (Agus dan Mulyadi. 2014)
karenamenyediakan CO2 dan NH3 bebas untuk asimilasi ulang, sehingga dianggap
tidak memiliki fungsi fisiologis apapun, baik sebagai penyedia asam amino tertentu
(serin dan glisin) maupun sebagai pelindung klorofil dari perombakan karena
20
fotooksidasi (Agus dan Mulyadi. 2014). Seanjutnya dinyatakan karena tidak efisien,
memisahkan jaringan yang melakukan reaksi terang (sel mesofil) danreaksi gelap (sel
untuk reaksi terang (pada saat penyinaran penuh) danreaksi gelap (di malam hari).
dalam mereduksi merusakan akibat cahaya yang terlalu kuat atau supra optimal.
berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa sehingga cahaya yang diterima hanya
Respon tanaman terhadap cahaya berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya.
Ada tanaman yang tahan (mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatas atau
sering disebut tanaman toleran dan ada tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam
kondisi cahaya terbatas atau tanaman intoleran. Kedua kondisi cahaya tersebut
maupun secara morfologis. Tanaman yang tahan dalam kondisi cahaya terbatas secara
umum mempunyai ciri morfologis yaitu daun lebar dan tipis, sedangkan pada tanaman
yang intoleran akan mempunyai ciri morfologis daun kecil dan tebal.
21
Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada terganggunya proses
pertumbuhan akar.
penggulungan dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah
melewati stomata, lubang kutikula, dan lenti sel secara fisiologis mulai berkurang.
a. Fitokrom, paling kuat menyerap cahaya merah dan merah jauh. Ada juga fitokrom
b. Kriptokrom, sekelompok pigmen yang serupa mampu menyerap cahaya biru dan
c. Penerima cahaya UV-B, senyawa tak dikenal/bukan pigmen yang menyerap radiasi
UV 280-320 nm.
d. Protoklorofilida a, pigmen cahaya yang menyerap cahaya merah dan biru, bias
22
VI. KARAKTERISTIK TUMBUHAN BERDASARKAN KEBUTUHAN
CAHAYA.
terhadap radiasi matahari, pada dasarnya tanaman dapat dibagi dalam 2 kelompok
yaitu :
1. Heliophyta.
cahaya yang tinggi disebut tumbuhan jeliofita. Tanaman-tanaman golongan ini sudah
barang tentu tidak akan tumbuh baik bila ternaung oleh tanaman lain. Tanaman padi,
jagung, tebu, ubi kayu, dan sebagaian besar tanaman pertanian termasuk kelompok ini.
2. Sciophyta.
Tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahaya yang rendah, dengan
titik kompensasi yang rendah pula disebut tumbuhan yang senang teduh (siofita),
metabolisme dan respirasinya lambat. Tanaman kopi misalnya, ia tumbuh baik pada
intensitas sekitar 30-50 persen dari radiasi penuh. Tanaman coklat tumbuh baik pada
intensitas sekitar 20 persen dari radiasi penuh. Dengan demikian kedua jenis tanaman
ini membutuhkan naungan untuk tanaman tersebut. Salah satu yang membedakan
23
DAFTAR PUSTAKA
3. Agus dan Mulyadi. 2014. Pengaruh Radiasi Surya pada Tanaman. http://agusz-
mulyadi.blogspot.co.id/2014// pengaruh –radiasi-surya -pada –tanaman.html.
24