Anda di halaman 1dari 17

TANAMAN “FOTOSINTESIS (PATI)”

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3 1.2
Tujuan....................................................................................................... 3 1.3
Manfaat..................................................................................................... 3 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4 2.1
Definisi Fotosintesis...................................................................................... 4 2.2
Fungsi Cahaya dalam Proses Fotosintesis .................................................... 4 2.3
Macam-macam Produk Hasil Fotosintesis.................................................... 5 2.4
Macam-macam Pati berdasarkan Fungsi Fisiologis...................................... 5 BAB
III METODOLOGI..................................................................................... 6 3.1
Alat dan Bahan.............................................................................................. 6 3.2
Cara Kerja ..................................................................................................... 6 3.3
Analisa Perlakuan.......................................................................................... 7 BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 9 4.1
Hasil (Tabel Hasil dan Interpretasi).............................................................. 9 4.2
Pembahasan................................................................................................. 10 4.2.1
Pengaruh Cahaya terhadap Kandungan Pati pada Daun Singkong...... 10
4.2.2 Pengaruh Pati pada Batang Atas, Tengah, dan Bawah pada Batang
Singkong .......................................................................................................
11
4.2.3 Fungsi Cahaya terhadap Hasil Fotosintesis ......................................... 11
BAB V PENUTUP............................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 13
5.2 Saran............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14
LAMPIRAN......................................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang bersifat autrotof atau dengan kata
lain dapat memasak makanan sendiri melalui reaksi fotosintesis. Fotosintesis
merupakan proses dimana tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi makanan
atau energi berupa oksigen dan karbohidrat atau pati. Tempat terjadinya
fotosintesis adalah di kloroplas dimana di kloropas merupakan tempat dari zat
hijau daun atau dikenal sebagai klorofil. Tumbuhan memerlukan sinar matahari
untuk melakukan fotosintesis sehingga kebutuhan nutrisinya terpenuhi. Hampir
semua makhluk hidup membutuhkan hasil fotosintesis dari tumbuhan.
Selain oksigen, fotosintesis pada tanaman menghasilkan zat yang bernama
glukosa (zat gula sederhana) setelah itu sebagian glukosa tersebut akan diubah
menjadi pati sederhana. Pati tersebut pada tanaman akan disimpan ke beberapa
bagian dari organ tanaman seperti akar, batang, daun dan lain lain. Pati dibagi
menjadi dua, ada pati sementara dan pati simpanan. Pati sementara merupakan pati
yang tidak bisa disimpang dalam waktu lama biasanya terdapat di daun, sedangkan
untuk pati simpanan merupakan pati yang dapat disimpan dalam waktu yang lama
biasanya terdapat di akar. Pati simpanan ini biasanya dimanfaatkan oleh manusia
untuk makanan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mampu mengetahui dan
memahami tentang definisi fotosintesis, fungsi cahaya dalam proses fotosintesis,
macam-macam produk hasil fotosintesis serta macam-macam pati berdasarkan
fungsi fisiologisnya.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat memahami dan mengetahui
tentang definisi fotosintesis, fungsi cahaya dalam proses fotosintesis, macam
macam produk hasil fotosintesis serta macam-macam pati berdasarkan fungsi
fisiologisnya.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik
(CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya
matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana
dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta fase II yang berlangsung pada stroma
dan menghasilkan karbohidrat (Nio Song, 2012).
Fotosintesis adalah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun
senyawa organik dari karbondioksida dan air. Proses fotosintesis hanya akan
terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak
pada organel sitoplasma tertentu yang disebut kloroplas (Handoko & Fajariyanti,
2010).
Photosynthesis is the process by which plants harvest sunlight to produce
sugars from carbon dioxide and water (Guanter et al., 2014). Fotosintesis adalah
proses dimana tanaman memanen sinar matahari untuk menghasilkan gula dari
karbon dioksida dan air (Guanter et al., 2014).
Photosynthesis is the process plants use to capture energy from sunlight and
convert it into biochemical energy (Evans, 2013). Fotosintesis adalah proses yang
digunakan tumbuhan untuk menangkap energi dari sinar matahari dan
mengubahnya menjadi energi biokimia (Evans, 2013).
2.2 Fungsi Cahaya dalam Proses Fotosintesis
Menurut Yustiningsih, (2019) cahaya matahari merupakan salah faktor yang
mempengaruhi produktivitas tanaman. Cahaya matahari diperlukan tanaman
sebagai sumber energi untuk menjalankan 2 tahapan reaksi pada fotosintesis yaitu
reaksi terang atau light dependent reaction/LDR) yang terjadi di tilakoid dan siklus
Calvin atau light independent reaction/LIR) yang terjadi di stroma. Perubahan
intensitas cahaya dapat merubah LDR dan LIR sehingga tanaman perlu melakukan
penyesuaian agar proses fotosintesis tetap efisien. Penyesuaian tanaman dalam
menghadapi perubahan intensitas cahaya dilakukan antara lain melalui efisiensi
penyerapan foton, pengaturan reaksi fotosistem II (PS II) dan fotosistem I (PS I)
serta fiksasi karbon.

4
Sedangkan menurut ( Muchammad et al., 2013) cahaya merupakan kebutuhan
utama dari mikroalga karena mikroalga adalah organisme fototrof yang
menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Cahaya yang dibutuhkan oleh
mikroalga di dalam proses fotosintesis memiliki batas atau kisaran tertentu, pada
umumnya intensitas cahaya yang lebih besar lebih efektif bagi proses fotosintesis,
namun pada tingkat cahaya yang sangat tinggi dapat mengurangi laju proses
tersebut
2.3 Macam-macam Produk Hasil Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses kimia yang terjadi pada tumbuuhan dengan
mengubah zat anorganik menjadi organik dengan bantuan cahaya matahari.
Adapun reaksinya yaitu 6 CO2 + 6 H2O → C6H12O6 + 6 O2. Dari reaksi ini
dapat diketahui bahwa CO2 dan H2O merupakan substrat dalam reaksi
fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotosintesis (berupa
klorofil dan pigemen-pigmen lainnya) akan menghasilkan karbohidrat dan
melepaskan oksigen (Nio Song, 2012). ATP dan glukosa sebagai produk akhir dari
fotosintesis (Yutiningsih, 2019). Tanaman menggunakan air dan CO2 sebagai
sumber proses fotosintesis. Proses fotosintesis mengubah karbon bebas dari CO2
yang diikat (difiksasi) menjadi gula atau karbohidrat yang disebut amilum sebagai
molekul penyimpan energi (Pertamawati, 2012). Pati atau amilum merupakan
polisakarida hasil sintesis dari tanaman hijau melalui proses fotosintesis. 2.4
Macam-macam Pati berdasarkan Fungsi Fisiologis
Komposisi pati pada umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian
terbesar dan sisanya amilosa, dimana masing-masing memiliki sifat alami yang
berbeda yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin (Niken & Adepristian,
2013) . Menurut Nurdjanah et al., (2019) komponen penyusun pati terdiri atas
sebagian besar amilopektin (80%-90%) dan sisanya adalah amilosa (10%- 20%).
Amilosa tersusun atas molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan α-1,4 glikosida
yang membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri atas rantai-rantai
amilosa dengan ikatan α-1,4 glikosida yang saling terikat dan membentuk cabang
dengan ikatan α-1,6 glikosida.

5
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat
No Nama Alat Fungsi
1. Gelas piala Untuk tempat merendam dan memanaskan specimen daun
2. Petridish Untuk tempat meletakkan specimen setelah dilarutkan
klorofilnya
3. Pemanas Untuk memanaskan air

Table 2. Bahan
No Nama Bahan Fungsi
1. Daun dan batang ubi kayu Sebagai specimen pengamatan

2. Larutan KI Sebagai larutan pengujian kadar pati pada daun dan batang ubi
kayu
3. Etanol Untuk melarutkan klorifil pada daun 4. Yodium Larutan untuk
melihat perubahan warna pada daun 5. Aquadesh Untuk melemaskan daun ubi
kayu setelah dilarutkan klorofilnya

3.2 Cara Kerja


1. Pengamatan Karbohidrat dalam Batang

Menyiapkan alat dan bahan

Potong batang ubi kayu sepanjang 15 cm dan belah menjadi 2 bagian

Mengoleskan larutan yodium pada permukaan dalam batang ubi


kayu, dan amati perubahan warna

6
2. Pengamatan Karbohidrat dalam daun

Siapkan 6 helai daun yang sudah berkembang penuh


Tempatkan daun tersebut ke dalam dua GP (250 ml) yang masing
masing mengandung 3 helai daun dan sedikit air, dan letakkan
pangkal (tangkai) daun pada bagian dasar hingga terendam air

Tempatkan satu GP dengan daun tersebut di bawah cahaya (sinar


matahari) dan satu lagi dalam ruangan (tanpa cahaya) kemudian
biarkan selama > 15 menit

Rendam daun tersebut dalam air mendidih dalam GP (> 250 ml)
hingga seluruh warna daun terekstraksi (warnanya hilang)

Tempatkan sampel daun yang menjadi kaku dan rapuh dalam cawan
petri dan basahi dengan air untuk melemaskan daun kembali

Celupkan daun dalam larutan yodium, dan amati perubahan warna

3.3 Analisa Perlakuan


1. Pengamatan Karbohidrat dalam Batang
Langkah pertama yang dilakukan untuk pengamatan karbohidrat dalam batang
yaitu menyiapkan alat dan bahan agar pengamatan bisa berjalan dengan
lancar. Alat yang harus disiapkan yakni pisau, petridish, batang ubi kayu, dan
larutan yodium. Setelah menyiapkan alat dan bahan, langkah selanjutnya
yaitu memotong batang ubi kayu sepanjang 15 cm dan belah menjadi 2
bagian. Setelah itu, oleskan larutan yodium pada permukaan dalam batang ubi
kayu. Kemudian amati perubahan warna yang terjadi pada batang ubi kayu.

7
2. Pengamatan Karbohidrat dalam Daun
Langkah pertama yang dilakukan untuk pengamatan karbohidrat dalam daun
yaitu siapkan 6 helai daun yang sudah berkembang penuh, hal ini dikarenakan
daun sudah aktif untuk befotosintesis. Langkah selanjutnya yaitu tempatkan
daun tersebut ke dalam dua gelas piala (GP) 250 ml yang masing-masing
mengandung 3 helai daun dan berisi sedikit air, kemudian letakkan pangkal
(tangkai) daun pada bagian dasar hingga terendam air. Setelah itu, tempatkan
satu gelas piala (GP) yang berisi daun tersebut dibawah cahaya (sinar
matahari) dan satu lainnya dalam ruangan (tanpa cahaya), lalu biarkan selama
> 15 menit, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan fotosintesis
yang meghasilkan karbohidrat pada daun untuk tempat terang dan tempat
gelap. Setelah 15 menit, selanjutnya yaitu rendam daun tersebut ke dalam air
mendidih dalam gelas piala (GP) >250 ml hingga seluruh warna daun
terekstraksi (warnanya hilang). Kemudian tempatkan sampel daun yang
menjadi kaku dan rapuh dalam petridish dan basahi dengan air untuk
melemaskan daun kembali. Setelah itu, celupkan daun dalam larutan yodium
dan amati perubahan warna.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil (Tabel Hasil dan Interpretasi)
a. Daun Singkong
Perlakuan Indicator
Ruang Gelap Ruang Terbuka
Daun

U1 P SP

U2 P SP

U3 AP P

*P= Pekat, SP= Sangat Pekat, AP= Agak Pekat


Berdasarkan data hasil pengamatan daun singkong pada tempat terang dan
tempat gelap yang sudah ditetesi dengan yodium, dapat diketahui bahwa daun
pada ruang gelap untuk perlakuan U1 dan U2 memiliki warna yang pekat,
untuk U3 memiliki warna yang agak pekat. Adapun pada ruang terang
memiliki warna yang sangat pekat pada perlakuan U1 dan U2, sedangkan pada
U3 memiliki warna yang pekat. Dari kedua perlakuan, dapat disimpulkan
bahwa daun pada ruang terbuka memiliki warna yang lebih pekat daripada
daun di ruang gelap

b. Batang Singkong
Perlakuan Batang Indicator

Sangat Pekat Pekat Agak Pekat

Atas

Tengah

Bawah

Berdasarkan data hasil pengamatan batang singkong bagian atas, bawah,


dan tengah yang sudah ditetesi larutan yodium, dapat diketahui

9
bahwa pada bagian atas dan tengah berubah warna menjadi pekat, sedangkan
pada bagian bawah berubah warna menjadi sangat pekat. 4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Cahaya terhadap Kandungan Pati pada Daun Singkong
Berdasarkan data percobaan identifikasi karbohidrat hasil fotosintesis dengan
spesimen daun didapatkan data bahwa warna daun yang diletakkan pada
tempat terang lebih gelap dibandingkan dengan daun yang diletakkan pada
tempat yang gelap. Hal ini diperkuat dari pendapat Fanindi et al., (2010)
bahwa kadar pati tertinggi didapat dengan intensitas cahaya 100%. Jadi kadar
pati yang lebih banyak terdapat pada sampel daun singkong yang diberi
perlakuan tempat terang dan menghasilkan warna gelap. Indikator KI yang
berubah menjadi warna agak gelap-gelap menunjukkan bahwa daun
mengandung karbohidrat. Sesuai dengan Oktavia et al., (2013) bahwa
kandungan amilosa yang bereaksi dengan pereaksi iodin akan memberikan
warna biru keunguan. Amilosa merupakan penyusun dari glukosa yang
dihasilkan dari proses fotosintesis. Terbentuknya glukosa atau amilum pada
daun dipengaruhi oleh cahaya yang ditangkap dan diserap oleh klorofil pada
daun. Glukosa terbentuk pada tahap reaksi gelap. Hal ini sesuai dengan
Suyatman, (2021) bahwa reaksi gelap (siklus Calvin) merupakan reaksi siklik
yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).
Hal ini menyebabkan sampel daun yang berada pada tempat gelap setelah
ditetesi dengan larutan iodin berubah menjadi agak gelap sebab kandungan
glukosa (molekul penyusun pati). Sementara itu, sampel daun yang diletakkan
pada tempat yang terang juga mengandung pati. Hal ini dikarenakan daun
merupakan tempat penyimpanan makanan sementara. Proses fotosintesis
menghasilkan karbohidrat berupa pati yang untuk sementara ditimbun pada
daun, selanjutnya pada saat gelap ditranslokasikan ke organ-organ lain (baik
anabolisme maupun katabolisme), sehingga pada saat pagi pati pada jaringan
daun telah habis (Prasetyo et al., 2016).

10
4.2.2 Pengaruh Pati pada Batang Atas, Tengah, dan Bawah pada Batang
Singkong
Berdasarkan data hasil praktikum didapatkan data bahwa bagian pangkal
batang ubi kayu memiliki kadar pati terbanyak karena berwarna sangat gelap
diikuti dengan bagian tengah dan kandungan pati yang paling sedikit pada
bagian atas. Hal ini dikarenakan ubi kayu merupakan tanaman yang
menyimpan cadangan makanan pada akar (Siswati et al., 2019). Sehingga
pada proses translokasi cadangan makanan yang berupa karbohidrat (pati)
dari daun ke bagian akar, bagian pangkal batang memiliki kandungan pati
terbanyak karena dekat dengan organ penyimpanan cadangan makanan. Oleh
karena itu, bagian batang ubi kayu yang lebih dekat dengan akar, memiliki
kadar pati yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian batang yang jauh
dengan akar.
Menurut Nurdjanah et al., (2012) kadar pati pada umumnya meningkat
sejalan dengan meningkatnya umur panen. Semakin tua umur panen ubi kayu
maka semakin tinggi kadar pati ubi kayu yang dihasilkan. Peningkatan kadar
pati tersebut disebabkan semakin banyak granula pati yang terbentuk di dalam
umbi. Pada tanaman, bagian batang bawahlah yang memiliki umur lebih lama
daripada bagian batang tengah dan atas. Pati pada umumnya meningkat
sejalan dengan meningkatnya umur panen, semakin tua umur ubi kayu maka
semakin tinggi kadar pati ubi kayu yang dihasilkan. Peningkatan kadar pati
ini disebabkan semakin banyak pati yang terbentuk di dalam umbi.
4.2.3 Fungsi Cahaya terhadap Hasil Fotosintesis
Cahaya berfungsi dalam pembentuk fotosintat. Menurut Handoko &
Fajariyanti, (2010) menyatakan bahwa cahaya yang dipancarkan oleh matahari
diserap oleh klorofil sehingga proses fotosintesis akan lebih banyak
menghasilkan energi. Hal ini menjadikan kadar pati yang dihasilkan lebih
banyak karena energi yang dihasilkan pada saat proses fotosintesis cukup
digunakan untuk melakukan pengubahan glukosa dari karbon pada saat reaksi
gelap. Selain itu, cahaya juga mempengaruhi penyebaran hasil fotosintesis
(fotosintat). Sesuai dengan pernyataan Adawiyah & Afa, (2018) bahwa
penyinaran cahaya oleh pigmen-pigmen akan mempengaruhi pembagian
fotosintat ke bagian-bagian tanaman melalui proses fotomorfogenesis. Pada

11
batang ubi kayu didapatkan bahwa seluruh bagian batang terdapat kadar pati
meskipun dengan kadar yang berbeda-beda. Hal ini didukung pernyataan dari
Yustiningsih (2019), bahwa Intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap
efisiensi fotosintesis suatu tanaman dan dapat mendukung produktivitas yang
tinggi. Hasil fotosintesis tanaman akan berkurang jika intensitas cahaya
berkurang, intensitas cahaya merupakan komponen yang mempengaruhi
langsung hasil fotosintat.

12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada kondisi yang berbeda yakni kondisi gelap dan terang dapat memengaruhi
kadar pati pada daun. Pada keadaan gelap, kadar pati lebih banyak dibandingkan
dengan keadaan terang, hal ini dikarenakan reaksi gelap menghasilkan glukosa.
Pada percobaan sampel batang ubi kayu, disimpulkan bahwa cadangan makanan
atau fotosintat bertranslokasi dari daun menuju organ tanamana yang berfungsi
sebagai organ penyimpan cadangan makanan. Bagian pangkal batang ubi kayu
memiliki kadar pati yang lebih banyak dibandingkan dengan kadar pati pada
batang yang jaraknya lebih jauh dari organ penyimpan cadangan makanan (akar).
Proses pembentukan fotosintat berupa glukosa dan proses translokasi fotosintat
dipengaruhi oleh cahaya. Pada tanaman singkong pati paling banyak disimpan
pada akarnya atau umbi akarnya. Hasil fotosintat dipengaruhi oleh keberadaan
cahaya dalam fotosintesis karena fotosintat sendiri merupakan hasil dari
fotosintesis. Kebutuhan cahaya matahari yang cukup untuk melangsungkan proses
fotosintesis meningkatkan hasil fotosintat yang digunakan untuk pertumbuhan
vegetative tanaman. Jika kadar fotosintat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik dan asisten nya menjelaskan dengan
gamplang, semoga kakaknya selalu begitu jangan berubah jadi jahat.

13
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R., & Afa, M. (2018). Pertumbuhan Tanaman Seledri ( Apium
Graveolens L .) Pada Berbagai Media Tanam Tanpa Tanah Dengan Aplikasi
Pupuk Organik Cair ( Poc ). Biowallacea, 5(1), 750–760.
Evans, J. R. (2013). Improving photosynthesis. Plant Physiology, 162(4), 1780–
1793. https://doi.org/10.1104/pp.113.219006
Fanindi, A., Prawiradiputra, b. r., & Abdullah, L. (2010). Pengaruh intensitas
cahaya terhadap produksi hijauan dan benih kalopo ( Calopogonium
mucunoides ). Jitv, 15(3), 205–214.
Guanter, L., Zhang, Y., Jung, M., Joiner, J., Voigt, M., Berry, J. A., Frankenberg,
C., Huete, A. R., Zarco-Tejada, P., Lee, J. E., Moran, M. S., Ponce-Campos,
G., Beer, C., Camps-Valls, G., Buchmann, N., Gianelle, D., Klumpp, K.,
Cescatti, A., Baker, J. M., & Griffis, T. J. (2014). Global and time-resolved
monitoring of crop photosynthesis with chlorophyll fluorescence.
Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of
America, 111(14). https://doi.org/10.1073/pnas.1320008111
Handoko, P., & Fajariyanti, Y. (2010). Pengaruh spektrum cahaya tampak
terhadap laju fotosintesis tanaman air Hydrillla verticillata. Seminar
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS, 10(2), 1–9.
Muchammad, A., Kardena, E., & Rinanti, A. (2013). PENGARUH INTENSITAS
CAHAYA TERHADAP PENYERAPAN GAS KARBONDIOKSIDA OLEH
MIKROALGA TROPIS Ankistrodesmus sp. DALAM
FOTOBIOREAKTOR. Jurnal Tehnik Lingkungan, 19(2), 103–111.
https://doi.org/10.5614/jtl.2013.19.2.1
Niken, A., & Adepristian, D. (2013). Isolasi amilosa dan amilopektin dari pati
kentang. Teknologi Kimia Dan Industri, 2(3), 57–62.
Nio Song, A. (2012). Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains,
12(1), 28. https://doi.org/10.35799/jis.12.1.2012.398
Nurdjanah, S., Susiawati, & Sabatini, M. R. (2012). Prediksi Kadar Pati Ubi
Berbagai Umur Pane Menggunakan Penetrometer. Teknologi Dan Industri
Hasil Pertanian, 12(2), 65–73.
Nurdjanah, S., Susilawati, Hasanudin, U., & Anitasari, A. (2019). Pengaruh
varietas dan umur panen terhadap Sifat Fisiko kimia ubi kayu manis
(Manihot

14
esculenta Crantz) asal Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan.
Universitas Lampung.
Oktavia, A. D., Idiawati, N., & Lia, D. (2013). STUDI AWAL PEMISAHAN
AMILOSA DAN AMILOPEKTIN PATI UBI JALAR ( Ipomoea. Jurnal
Kimia, 2(3), 153–156.
Pertamawati, P. (2012). Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kentang (Solanum Tuberosum L.) Dalam Lingkungan Fotoautotrof Secara
Invitro. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 12(1), 31–37.
https://doi.org/10.29122/jsti.v12i1.848
Prasetyo, W. J., Nugraheni, P., & Koentjoro, Y. (2016). Perubahan Kandungan
Karbohidrat Tanaman Lanskap Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara di
Kota Surabaya. Plumula, 5(1), 50–57.
http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/plumula/index
Siswati, L., Ardie, S. W., & Khumaida, N. (2019). Pertumbuhan Dan
Perkembangan Ubi Kayu Genotipe Lokal Manggu Pada Panjang Setek
Batang Yang Berbeda. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy), 47(3), 262–267. https://doi.org/10.24831/jai.v47i3.26610
Suyatman, S. (2021). Menyelidiki Energi Pada Fotosintesis Tumbuhan. INKUIRI:
Jurnal Pendidikan IPA, 9(2), 134. https://doi.org/10.20961/inkuiri.v9i2.50085
Yustiningsih, M. (2019). Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada
Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. Bio-Edu: Jurnal
Pendidikan Biologi, 4(2), 44–49. https://doi.org/10.32938/jbe.v4i2.385

15
LAMPIRAN
16
17

Anda mungkin juga menyukai