Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

ACARA 5
FOTOSINTESIS

Oleh:
Rachmatika Putri Wardhani
NIM A1D023011

PJ Asisten:
Siti Hasnah Qurata A’yun

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fotosintesis adalah proses biokimia yang dilakukan oleh tumbuhan, alga,


beberapa jenis bakteri, dan protista. Energi matahari digunakan untuk mengubah
karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi glukosa (C6H12O6) dan oksigen
(O2). Klorofil dan enzim lain dalam kloroplas sel tumbuhan membantu dalam
proses ini. Karena tumbuhan adalah produsen utama makanan dan oksigen bagi
organisme lain dalam rantai makanan, fotosintesis adalah salah satu proses
penting dalam ekosistem yang bertanggung jawab atas hampir semua bentuk
kehidupan di Bumi.

Fotosintesis memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem dan


kehidupan di bumi karena:
1. Glukosa dihasilkan oleh tumbuhan melalui fotosintesis, yang merupakan
sumber energi utama bagi tanaman dan organisme lain yang mengonsumsinya.
2. Oksigen adalah produk sampingan dari proses fotosintesis, yang sangat penting
untuk kehidupan aerobik di Bumi.
3. Fotosintesis dan respirasi terkait erat dalam sirkulasi karbon di atmosfer.
Tumbuhan menyerap karbon dioksida (CO2) melalui fotosintesis dan
melepaskan CO2 melalui respirasi. Ini memainkan peran yang signifikan dalam
pengaturan iklim global.
4. Memahami fotosintesis memiliki banyak manfaat dalam pertanian, seperti
membantu mengelola tanaman dan meningkatkan produksi makanan.
Menurut Suyatman, 2020, untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan untuk makanannya, tumbuhan berfotosintesis menggunakan karbon
dioksida dan air. Fotosintesis memberikan energi untuk menjalankan proses ini.
Persamaan fotosintesis yang menghasilkan glukosa adalah sebagai berikut:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2.

Untuk menjadi hijau, tumbuhan menggunakan pigmen yang disebut


klorofil untuk menangkap cahaya. Klorofil terdapat dalam kloroplas, sebuah
organel yang menyerap cahaya yang akan digunakan untuk fotosintesis.
Meskipun kloroplas terdapat di seluruh bagian tubuh tumbuhan hijau, sebagian
besar energi dihasilkan di daun, di mana lapisan sel yang disebut mesofil
mengandung setengah juta kloroplas per milimeter persegi. Cahaya akan masuk
melalui lapisan epidermis yang tidak berwarna dan transparan dan menuju
mesofil, tempat sebagian besar proses fotosintesis terjadi. Untuk mencegah
penyerapan sinar matahari atau penguapan air yang berlebihan, kutikula lilin
yang bersifat anti air biasanya diletakkan di permukaan daun (Suyatman,2020).

Dua komponen utama reaksi fotosintesis adalah reaksi terang (memerlukan


cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon
dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), dan reaksi gelap
terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, energi cahaya diubah menjadi
energi kimia, yang menghasilkan oksigen (O2). Dalam reaksi gelap, sejumlah
reaksi siklik terjadi, yang menghasilkan gula dari bahan dasar CO2 (Suyatman,
2020).

Daun tumbuhan adalah organ utama tempat fotosintesis terjadi. Namun,


secara umum, setiap sel yang memiliki kloroplas berpotensi melakukan reaksi ini,
dan fotosintesis terjadi di organel ini, tepatnya di bagian stroma. Biasanya,
jaringan terdekat menerima hasil fotosintesis (disebut fotosintat).batang, daun,
bunga, dan buah. Ini termasuk pemahaman tentang struktur sel, dinding sel,
kloroplas, vakuola, dan organel-organel lain yang unik untuk tumbuhan
(Suyatman, 2020)
B. Tujuan

Praktikum ini, bertujuan untuk:


1. Mengetahui tinggi rendahnya proses fotosintesis berdasarkan kadar klorofil
dalam jaringan tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi penting tumbuhan yang dikenal sebagai fotosintesis mengubah


energi (cahaya) matahari menjadi energi kimia yang disimpan dalam senyawa
organik. Tanaman membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan dua proses:
reaksi terang di tilakoid dan siklus calvin di stomata (Yustiningsih, 2019).
Tanaman akan menyesuaikan diri ketika intensitas cahaya berubah. Tujuan
penyesuaian tanaman ternaung dan terbuka adalah untuk meningkatkan efisiensi
fotosintesis sehingga tanaman dapat tetap bertahan dan memiliki produktivitas
yang tinggi (Zahara, 2021).

Baik manusia maupun hewan menggunakan matahari sebagai penerang.


Fotosintesis terjadi ketika tumbuhan menggunakan klorofil atau berklorofil
matahari. Untuk membentuk karbohidrat, cahaya matahari dan enzim enzim
diperlukan. Sinar matahari yang menyebabkan makan dapat menghasilkan gula.
Ketika tanaman dapat menghasilkan makanan yang dapat diserap oleh tanah,
tanpa bantuan sinar matahari, hal itu tidak akan terjadi dan akan menyebabkan
tanaman menjadi lemah atau bahkan mati (Zahara, 2021). Fotosintesis melibatkan
penyerapan karbondioksida dan pembentukan gula dan oksigen serta proses
metabolisme lain yang disebut respirasi. Penguraian senyawa organik menjadi
senyawa anorganik dikenal sebagai respirasi. Respirasi di dalam tubuh terjadi
secara aerob dan anaerob.

Menghasilkan ATP atau mengurangi NADPH2 adalah tujuan dari reaksi


terang, juga dikenal sebagai reaksi penangkapan energi, yang membutuhkan
molekul air. Proses dimulai dengan pigmen digunakan sebagai antena untuk
mengambil foton (Suyatman 2021). Dalam spektrum biru (434-520 nm) dan
merah (625-740 nm), pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya daripada
hijau (520-565 nm) (Handoko dan Fajariyanti 2013).
Grana, membran tilakoid, mengalami reaksi terang. Di dalam reaksi terang,
tumbuhan menangkap air dan CO2, dan kemudian mengolahnya menggunakan
energi cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil. Selanjutnya, sinar matahari
mengubah gula dan air tersebut menjadi gula (glukosa), oksigen, dan uap air.
Oksigen dan uap air dikeluarkan dari tubuh tumbuhan, dan gula digunakan
sebagai bahan makanan tumbuhan (Taifur dan Nurmaeli, 2015). Cahaya hijau ini
akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata sehingga menimbulkan sensasi bahwa
daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada
gelombang cahaya pada panjang tertentu karena panjang gelombang yang pendek
menyimpan lebih banyak energi.

Ada dua cara tumbuhan dapat mengalami reaksi gelap: siklus Calvin-
Benson dan siklus Hatch-Slack. Dalam siklus Calvin-Benson, tumbuhan
mengubah senyawa ribulosa 1,5-bisfosfat menjadi senyawa 3-phosphogliserat.
Oleh karena itu, tumbuhan C-3 adalah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap
melalui jalur ini. Sebagai sumber karbon tumbuhan, enzim rubisco membantu
menambatan CO2. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack
disebut sebagai tumbuhan C-4, karena senyawa yang terbentuk setelah
penambatan CO2 adalah oksaloasetat, yang memiliki empat atom karbon.
Phosphoenolpyruvate karboksilase adalah enzim yang bertanggung jawab.

Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan CO2 difiksasi oleh


ribulosa difosfat karboksilase (RuBP), yang menghasilkan 3 fosfogliserat. RuBP
distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas.
Pertama, reaksi enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Ion H+ ditransfer dari
stroma ke dalam tilakoid ketika kloroplas diberi cahaya, meningkatkan pH stroma
yang mendorong enzim karboksilase yang terletak di permukaan luar membran
tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun
sebagai ion H+ ketika kloroplas diberi cahaya. Terakhir, reaksi ini distimulasi
oleh NADPH, yang diproduksi oleh fotosistem I selama pemberian cahaya
(Maftukhah,dkk., 2023). Reaksi gelap yang dipicu oleh pencahayaan kloroplas,
fikasi CO2 terjadi melalui proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Proses
karboksilasi melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP untuk membentuk
dua molekul 3-fosfogliserat (3-PGA).

Tumbuhan diklasifikasikan menjadi C3 dan C4 berdasarkan cara mereka


memproduksi glukosa. Tumbuhan C3 berasal dari wilayah subtropis. Tumbuhan
C3 menghasilkan glukosa dengan mengolah CO2 melalui siklus Calvin, yang
menggunakan enzim Rubisco sebagai penambat CO2. Untuk menghasilkan
molekul glukosa, tumbuhan ini memerlukan 3 ATP, tetapi ATP ini dapat
digunakan sia-sia tanpa menghasilkan glukosa. Hal ini dapat terjadi selama
fotorespirasi, di mana enzim Rubisco menambat oksigen tetapi tidak menambat
CO2. Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang biasa ditemukan di lingkungan tropis.
Pengolahan CO2 menjadi glukosa dilakukan oleh tumbuhan dengan dua enzim.

Selama proses fotosintesis, molekul klorofil dan pigmen lain mengubah


energi cahaya menjadi energi kimia. Dalam proses fotosintesis, pigmen dan
molekul lain mengubah energi cahaya menjadi ATP dan koenzim NADPH, yang
kemudian digunakan dalam stroma untuk menghasilkan karbohidrat dari karbon
dioksida. Kloroplas, yang merupakan zat hijau daun, terdapat di dalam sel
mesofil daun. Selain klorofil, yang memberikan warna hijau pada daun, kloroplas
juga mengandung pigmen warna lain, seperti fucoxanthin, phycocyanin,
phycoerythrin, dan carotenoids. Setiap daun memiliki jenis kloroplas tertentu
yang dominan. Karena mengandung klorofil, daun berwarna hijau. Namun, ada
sedikit klorofil di bagian tanaman lain seperti akar, batang, buah, biji, dan bunga.
Distribusi klorofil bervariasi pada daun (Dharmadewi, 2020).

Dalam fotosintesis tanaman, klorofil a dan b berfungsi sebagai antena


fotosintetik. Klorofil b mengumpulkan cahaya dan kemudian mengirimkannya ke
pusat reaksi, yang terdiri dari klorofil a. Di pusat reaksi, energi kimia diubah
menjadi energi cahaya, yang kemudian dapat digunakan untuk proses reduksi
fotosintesis.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang diperlukan pada praktikum ini antara lain: mortar, pestle, gelas ukur,
pipet tetes, tabung reaksi, tutup tabung, corong, rak tabung, dan spektrofotometer.

Bahan yang diperlukan pada praktikum ini antara lain: sampel daun, aceton 85%,
dan kertas saring.

B. Prosedur Kerja

Praktikum ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel daun ditimbang seberat 0,1 g
3. Daun yang ditimbang, selanjutnya diekstrak menggunakan aceton 85%
sebanyak 10 mL
4. Ekstrak kemudian disaring menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
5. Ekstrak dianalisis menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 645 nm dan 663 nm
6. Kandungan klorofil ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Klorofil A = 12,7 (OD 663) – 2,69 (OD 645) (mg/L)
Klorofil B = 22,9 (OD 645) – (OD 663) (mg/L)
Klorofil Total = 20,2 (OD 645) + 8,02 (OD 663) (mg/L)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.1 Data Perhitungan Klorofil A1


No Nama Hasil Perhitungan
. Tumbuhan
1. Daun Jeruk OD 645 = 187 OD 663 = 261
(Citrus Klorofil A = 12,7 (0,261) – 2,69 (0,187) (mg/L)
sinensis L.)
= 3,3147 – 0,50303
= 2,81167 mg/L
Klorofil B = 22,9 (0,187) – 4,68 (0,261) (mg/L)
= 4,2823 – 1,22148
= 3,06082 mg/L
Klorofil Total = 20,2 (0,187) + 8,02 (0,261) (mg/L)
= 3,7774 + 2,09322
= 5,87062 mg/L
2. Daun Bunga OD 645 = 264 OD 663 = 317
Sepatu Klorofil A = 12,7 (0,317) – 2,69 (0,264) (mg/L)
(Hibiscus
rosa sinensis = 4,0259 – 0,71016
L.) = 3,31574 mg/L
Klorofil B = 22,9 (0,264) – 4,68 (0,317) (mg/L)
= 6,0456 – 1,48356
= 4,56204 mg/L
Klorofil Total = 20,2 (0,264) + 8,02 (0,317) (mg/L)
= 5,3328 + 2,54234
= 7,87514 mg/L
3. Caisim OD 645 = 183 OD 663 = 254
(Brassica Klorofil A = 12,7 (0,254) – 2,69 (0,183) (mg/L)
chinensis
var. = 3,2258 – 4,9227
parachinensi) = 2,773353 mg/L

Klorofil B = 22,9 (0,183) – 4,68 (0,254) (mg/L)


= 4,1907 – 1,18872
= 3,00198 mg/L
Klorofil Total = 20,2 (0,183) + 8,02 (0,254) (mg/L)
= 3,6966 + 2,03708
= 5,73368 mg/L
4. Daun Jambu OD 645 = 179 OD 663 = 253
Air Klorofil A = 12,7 (0,253) – 2,69 (0,179) (mg/L)
(Syzygium
aqueum) = 3,2131 – 4,8151
= 2,73159 mg/L
Klorofil B = 22,9 (0,179) – 4,68 (0,253) (mg/L)
= 4,0991 – 1,18404
= 2,91506 mg/L
Klorofil Total = 20,2 (0,179) + 8,02 (0,253) (mg/L)
= 3,6158 + 2,02906
= 5,64486 mg/L

B. Pembahasan

Dalam percobaan pengukuran klorofil pada praktikum ini menggunakan


4 macam daun, yaitu daun jeruk, daun bunga sepatu, caisim dan daun jambu
air. Masing – masing daun diekstrak dengan aceton 85% kemudian diukur
kadar klorofil dengan panjang gelombang dengan alat bernama
spektrofotometer.

Berdasarkan struktur dan kandungan dari daun tua lebih banyak


membutuhkan nutrisi untuk keperluan hidup yakni sebagai sumber energi,
maka dapat dikatakan bawasanya daun tua masih melakukan biosintesis
klorofil. Sedangkan pada daun yang masih muda, kandungan klorofilnya
masih sedikit, karena daun ini masih belum banyak melakukan biosintesis
klorofil. Dalam hal ini faktor selain faktor internal, perbedaan kandungan
klorofil juga dapat di pengaruhi faktor eksternal diantaranya intensitas
cahaya, naungan, morfologi dan luas permukaan daun. Besar intensitas
cahaya yang diterima atau diabsorpsi daun bergantung dari jumlah klorofil
yang dimiliki oleh daun tersebut (Susanto, 2011)

Prinsip kerja pada praktikum kali ini adalah untuk mengukur kadar
klorofil melalui spektrum cahaya (panjang gelombang) tertentu yang
dipancarkan ke molekul klorofil di dalam alat. Spektrum absorbsi setiap
pigmen berbeda karena senyawa tertentu hanya menyerap foton dengan
panjang gelombang tertentu. Karena memiliki absorbsi spektrum yang kuat
pada kisaran panjang gelombang 600-700 nm, klorofil a dan b berwarna hijau
tua dan hijau muda, masing-masing. Klorofil a paling kuat menyerap cahaya
di bagian merah (600-700 nm), sedangkan klorofil b paling sedikit menyerap
cahaya hijau (500-600 nm) (Handoko dan Fajariyanti 2013).

Adanya hubungan antara penyerapan cahaya dan konsentrasi larutan,


yang merupakan prinsip dasar dari kegunaan spektofotometer, adalah bahwa
semakin pekat larutan zat yang berwarna, semakin banyak menyerap cahaya,
sehingga larutan tersebut kelihatan lebih gelap. Selain itu, konsentrasi suatu
larutan zat berwarna dapat diketahui dengan mudah berdasarkan harga
absorbansinya (OD = Densitas Cahaya), karena konsentrasi berhubungan
secara linear dengan OD. Selain itu, konsentrasi suatu larutan dapat diukur
secara langsung dengan menggunakan apektofotometer spektronik 21 D
(Ismail 2011).

Pada percobaan acara 5 ini digunakan aceton 85% untuk melarutkan


klorofil yang ada pada daun (pemisahan pigmen klorofil pada daun). Pada
hasil percobaan di atas yang memiliki klorofil paling tinggi adalah daun
bunga sepatu sebesar 7,87514 mg/L serta yang memiliki klorofil terendah
adalah daun jambu air 5,64486 mg/L. Pada tabel hasil juga terlihat bahwa
yang memiliki klorofil a tertinggi adalah daun bunga sepatu sebesar 3,31574
mg/L sedangkan yang memiliki klorofil a terendah adalah daun jambu air
sebesar 2,73159 mg/L serta yang memiliki klorofil b tertinggi adalah daun
bunga sepatu sebesar 4,65204 mg/L sedangkan yang memiliki klorofil b
terendah adalah daun jambu air sebesar 2,91506 mg/L

Klorofil a dan b ditemukan di setiap tanaman hijau. Klorofil a


menyusun 75% dari klorofil total. Tanaman memiliki 1% klorofil. Sampai
daun berkembang penuh, kemampuan daun untuk berfotosintesis juga
meningkat. Setelah itu, kemampuan daun mulai menurun secara bertahap.
Karena kerusakan klorofil dan hilangnya fungsi kloroplas, daun tua hampir
mati dan menjadi kuning dan tidak mampu berfotosintesis. Pada semua jenis
tumbuhan, kadar klorofil total meningkat seiring dengan umur daun.
Kebanyakan mesofil daun baru terbentuk pada daun muda, terutama pada
daun pucuk. Karena pembentukan kloroplas masih belum sempurna, ada
sedikit klorofil yang dibentuk. Selain itu, akumulasi klorofil meningkat
dengan usia daun, karena fotosintesis lebih lama dilakukan oleh tumbuhan,
yang menghasilkan lebih banyak klorofil. Karena klorofil akumulatif, hal ini
menunjukkan bahwa kandungan klorofilnya meningkat. Ini menunjukkan
bahwa kandungan klorofilnya meningkat karena klorofil akumulatif
meningkat seiring dengan usia daun. Karena lokasinya di bagian pucuk, daun
muda hanya memerlukan sedikit klorofil untuk menangkap intensitas cahaya
yang tinggi (Maulid, 2015).

Klorofil, pigmen hijau pada daun, berperan dalam proses fotosintesis


dan menangkap cahaya matahari (Gogahu, 2016). Kadar klorofil dalam daun
meningkat dengan usianya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kadar
klorofil total setiap jenis tumbuhan meningkat seiring dengan usia daun. Pada
daun muda, kebanyakan mesofil daun yang baru terbentuk (terutama pada
daun pucuk), pembentukan kloroplas masih belum sempurna, sehingga
jumlah klorofil yang dibentuk sedikit. Selain itu, semakin tua daun, tumbuhan
melakukan fotosintesis lebih lama, yang menghasilkan lebih banyak klorofil.
Karena posisinya di pucuk, daun muda memperoleh intensitas cahaya yang
tinggi. Akibatnya, tanaman hanya membutuhkan sedikit klorofil untuk
menangkap cahaya tersebut, berbeda dengan daun tua yang memperoleh lebih
sedikit cahaya sehingga memerlukan banyak klorofil untuk menangkap lebih
banyak cahaya.

Dilihat dari tabel hasil perhitungan dan jika umur daun dapat diurutkan
mulai dari tua – muda adalah daun bunga sepatu yang umur daunnya paling
tua karena memiliki kandungan klorofil yang paling tinggi sebesar 7,87514
mg/L kemudian dilanjutkan oleh daun jeruk dengan besar klorofil totalnya
5,87062 mg/L kemudian caisim dengan kandungan klorofil totalnya sebesar
5,73368 mg/L dan terakhir daun yang paling muda adalah daun jambu air
dengan besar klorofil totalnya 5,64486 mg/L.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini adalah:


Pada hasil percobaan di atas yang memiliki klorofil paling tinggi adalah daun
bunga sepatu sebesar 7,87514 mg/L serta yang memiliki klorofil terendah
adalah daun jambu air 5,64486 mg/L. Pada tabel hasil juga terlihat bahwa
yang memiliki klorofil a tertinggi adalah daun bunga sepatu sebesar 3,31574
mg/L sedangkan yang memiliki klorofil a terendah adalah daun jambu air
sebesar 2,73159 mg/L serta yang memiliki klorofil b tertinggi adalah daun
bunga sepatu sebesar 4,65204 mg/L sedangkan yang memiliki klorofil b
terendah adalah daun jambu air sebesar 2,91506 mg/L.

B. Saran

Saran saya sebagai praktikan untuk praktikum sitologi dan histologi ini
adalah lebih berhati-hati untuk melakukan sayatan, lakukan dengan serius
sehingga sayatan yang didapat akan bagus dan sel serta jaringan dapat terlihat
dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Suyatman, Suyatman. 2021 "Menyelidiki Energi Pada Fotosintesis


Tumbuhan." INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA 9.2: 125-131.
Zahara, Fuji, and Sadiyatul Fuadiyah. 2021. "Pengaruh Cahaya Matahari
Terhadap Proses Fotosintesis." Prosiding Seminar Nasional
Biologi. Vol. 1. No. 1.
Maftukhah, Maftukhah, Nurul Izzatush Sholikhah, and Ulya Fawaida.
2023. "Pengaruh Cahaya Terhadap Proses Fotosintesis pada
Tanaman Naungan Dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung."
Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA 7.1:
51-55
Dharmadewi, AA Istri Mirah. 2020. "Analisis kandungan klorofil pada
beberapa jenis sayuran hijau sebagai alternatif bahan dasar food
suplement." Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains 9.2:
171-176.
Sari, Eni Kartika. 2020. "Penetapan kadar klorofil dan karotenoid daun
sawi (Brassica) menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis."
Fullerene Journal of Chemistry 5.1: 49-52.
Ismunarti, Dwi Haryo, et al. 2020. "Pengujian Reliabilitas Instrumen
Terhadap Variabel Kontinu Untuk Pengukuran Konsentrasi
Klorofil-A Perairan." Buletin Oseanografi Marina 9.1: 1-8.
Maghfiroh, Jazilatul. 2017. "Pengaruh intensitas cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman." Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Biologi dan Biologi Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta.
LAMPIRAN

Lampiran 5.1 ACC Acara 5 Fotosintesis


Lampiran 5.2 Dokumentasi Praktikum Acara 5 Fotosintesis

Pestle untuk Mortar Proses


menumbuk wadah untuk menumbuk
sampel daun menumbuk sampel daun

Spektrofotometer
Pengambilan
sampel daun
jeruk

Anda mungkin juga menyukai