Anda di halaman 1dari 36

DAFTAR PUSTAKA

Afni. 2011. Fotosintesis. Afni22.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 Oktober; pukul 19.23 WITA

Dwidjoseputro. 1996. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Kimball, John. 2002. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT RajaGrafindo Persada,


Jakarta.

Malcome, 1990. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.

Mardawati. 2013. Proses Fotosintesis pada Tumbuhan Hijau. veraniarimardawati.wordpress.com.


Diakses pada tanggal 5 Oktober; pukul 21.36 WITA

Mustahib. 2010. Fotosintesis. Biologi.blogsome.com. Diakses pada tanggal 4 Oktober; pukul 19.40
WITA

Rani. 2013. Fotosintesis Tumbuhan. Rani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 Oktober; pukul
21.31 WITA

Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.

Slriadi. 2013. Fotosintesis. Slriadi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 5 Oktober; pukul 20.51
WITA

Wawang. 2013. Pengertian Fotosintesis. Biologisel.com. Diakses pada tanggal 4 Oktober; pukul
19.06 WITA

Wikipedia. 2013. Fotosintesis. id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 4 Oktober 19.00 WITA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya

untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta

diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya dan

oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa
fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H2O dan CO2

oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari.

Pengubahan energi sinar menjadi energy kimia (karbohidrat) dan kemudian pengubahan energi

kimia menjadi energi kerja pada peristiwa pernefasan dalam tubuh tumbuhan merupakan

rangkaian proses kehidupan di dunia ini (Dwidjoseputro,1996).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai

kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu

proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan

yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan

sumber energi (Salisbury dan Ross,1995).

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan

energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam

kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran

dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut

dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat dan

cahaya yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari

tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang

berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan

berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1996).

Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis

karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara

lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang

dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (biologi.blogsome.com, 2013).


Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam

percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas

timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan

iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas

timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang

kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,

monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.

Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.

Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida

(Kimball, 2002).

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis

merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini

tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan

Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke

dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya

diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik

matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang

menandakan adanya oksigen (Kimball, 2002).

Fotosintesis (dari bahasa Yunani φώτο- [fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις [sýnthesis],

"menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan

karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau

daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang

berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan
menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari

(wikipedia, 2013).

Untuk mengetahui bagaimana cahaya menyebabkan terjadinya fotosintesis, perlu

diketahui terlebih dahulu sifat-sifat cahaya. Cahaya memiliki sifat gelombang (wave nature)

dan sifat partikel (particle nature). Cahaya mencakup bagian dari energi matahari dengan

panjang gelombang antara 390 nm sampai 760 nm, dan tergolong cahaya tampak. Kisaran ini

merupakan porsi kecil dari kisaran spektrum elektromagnetik (Lakitan, 1996).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis

Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor yang

mempengaruhi fotosintesis adalah sebagai berikut (Wawang, 2013).

 Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara. Semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara, maka

laju fotosintesis semakin meningkat.

 Klorofil, semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis berlangsung

semakin cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari. Kecambah yang

ditumbuhkan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dengan sempurna. Kecambah ini

dikatakan mengalami etiolasi, yaitu tumbuh sangat cepat (lebih tinggi/panjang dari seharusnya)

dan batang dan daunnya tampak bewarna pucat karena tidak mengandung klorofil. Umur daun

juga mempengaruhi laju fotosintesis. Semakin tua daun, kemampuan berfotosintesis semakin

berkurang karena adanya perombakan klorofil dan berkurangnya fungsi kloroplas.

 Cahaya, intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis berlangsung dengan efisien.

 Air, ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan bahan baku dalam

proses ini.

 Suhu, umumnya semakin tinggi suhunya, laju fotosintesis akan meningkat, demikian

juga sebaliknya. Namun bila suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan berhenti karena

enzimenzim yang berperan dalam fotosintesis rusak. Oleh karena itu tumbuhan
menghendaki suhu optimum (tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi) agar fotosintesis

berjalan secara efisien.

Dua Proses Fotosintesis

Proses fotosintesis terdiri dari reaksi terang dan reaksi gelap, untuk pembahasan leibh

lanjut dapat dilihat pada paragraph dibawah ini (Wawang, 2013).

Reaksi Terang

Reaksi terang terjadi dalam membran tilakoid dan mengubah energi cahaya menjadi

energi kimia. Ini reaksi kimia harus terjadi karena itu berlangsung di siang hari. Klorofil dan

pigmen lainnya antara lain beta-karoten yang diselenggarakan dalam kelompok dalam

membran tilakoid dan terlibat dalam reaksi terang. Masing-masing pigmen yang berbeda

berwarna dapat menyerap warna yang sedikit berbeda dari cahaya dan lulus energi ke molekul

krofil pusat untuk melakukan fotosintesis. Bagian tengah dari struktur kimia dari molekul

klorofil adalah cincin porfirin, yang terdiri dari cincin menyatu beberapa karbon dan nitrogen

dengan ion magnesium di tengah.

Energi yang dihasilkan melalui reaksi terang disimpan dengan membentuk zat kimia

yang disebut ATP (adenosin trifosfat) yaitu suatu senyawa yang digunakan oleh sel untuk

penyimpanan energi. Senyawa kimia ini terbuat dari adenin nukleotida yang terikat pada gula

ribosa dan yang terikat dengan tiga gugus fosfat. Molekul ini sangat mirip dengan blok

bangunan untuk DNA kita.

Reaksi gelap

Reaksi gelap terjadi di stroma dalam kloroplas, dan mengubah CO2 menjadi gula.

Reaksi ini tidak secara langsung perlu cahaya untuk terjadi, tapi itu tidak membutuhkan produk

dari reaksi terang (ATP dan lain kimia yang disebut NADPH). Reaksi gelap melibatkan siklus

yang disebut siklus Calvin dimana CO2 dan energi dari ATP digunakan untuk membentuk

gula. Perhatikan baik-baik bahwa produk pertama fotosintesis adalah senyawa tiga karbon yang
disebut gliseraldehida 3-fosfat. Dua di antaranya bergabung untuk membentuk molekul

glukosa.

Kebanyakan tanaman memasukkan CO2 langsung ke siklus Calvin. Dengan demikian

senyawa organik pertama yang stabil yang terbentuk adalah gliseraldehida 3-fosfat. Karena

molekul yang mengandung tiga atom karbon, tanaman ini disebut tanaman C3. Untuk semua

tanaman, cuaca musim panas meningkatkan jumlah air yang menguap dari pabrik. Tanaman

mengurangi jumlah air yang menguap dengan menjaga stomata-stomata tetap tertutup selama

cuaca kering dan panas. Sayangnya, ini berarti bahwa setelah CO2 dalam daun mereka

mencapai tingkat yang rendah, mereka harus berhenti melakukan fotosintesis. Bahkan jika ada

sedikit kiri CO2, enzim yang digunakan untuk meraih dan memasukkannya ke dalam siklus

Calvin hanya tidak memiliki cukup CO2 untuk digunakan. Biasanya rumput di pekarangan

kami hanya berubah warna menjadi coklat dan pergi aktif.

Beberapa tanaman seperti crabgrass, jagung, dan tebu memiliki modifikasi khusus

untuk menghemat air. Tanaman ini menangkap CO2 dengan cara yang berbeda: mereka

melakukan langkah tambahan pertama, sebelum melakukan siklus Calvin. Tanaman ini

memiliki enzim khusus yang dapat bekerja lebih baik, bahkan pada tingkat CO2 yang sangat

rendah, untuk mengambil CO2 dan mengubahnya pertama ke oksaloasetat, yang berisi empat

karbon. Dengan demikian, tanaman ini disebut tanaman C4. CO2 ini kemudian dilepaskan dari

oksaloasetat dan dimasukkan ke dalam siklus Calvin. Inilah sebabnya mengapa crabgrass dapat

tetap hijau dan terus tumbuh ketika semua sisa rumput Anda kering dan coklat.

Pigmen Fotosintesis

Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang

mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik tidak mampu

melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan Ingenhousz dapat diketahui bahwa

intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena
perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan

energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap

berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan kemampuan daun dalam

menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang

terkandung pada jaringan daun. Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga

karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung

pigmen hijau klorofil. Pigmen berwarna hijau ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis

yang berperan penting dalam menyerap energi matahari (Afni, 2013).

Meskipun fotosintesis dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies,

beberapa cirinya selalu sama. Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap

oleh protein berklorofil yang disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini

tersimpan di dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini

tersimpan pada membran plasma. Sebagian dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil

disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energinya digunakan untuk memisahkan

elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia

menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu

rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan

pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme

fotosintesis memiliki adaptasi yang mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida. Ini

membantu mengurangi proses boros yang disebut fotorespirasi yang dapat menghabiskan

sebagian dari gula yang dihasilkan selama fotosintesis (Slriadi, 2013).

Proses fotosintesis terjadi di daun yang berwarna hijau karena mengandung klorofil

yang dapat menyerap sinar matahari. Daun memiliki permukaan atas dan bawah yang

dilindungi lapisan epidermis yang mempunyai lapisan lilin. Fungsi lapisan lilin mencegah

penguapan air (transpirasi) yang berlebihan. Lapisan epidermis tersusun atas sel-sel epidermis,
di antara sel-selnya terdapat stomata. Di antara epidermis bawah dan atas terdapat jaringan

palisade. Sel-selnya mengandung kloroplas. Di dalam kloroplas inilah proses fotosintesis

terjadi. Dalam kloroplas terdapat pigmen warna hijau, yaitu klorofil (Rani, 2013).

Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil. Pigmen

inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut

kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Sebagian besar

energi fotosintesis dihasilkan di daun tetapi juga dapat terjadi pada organ tumbuhan yang

berwarna hijau. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung

setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis

tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses

fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air

untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan

(Mardawati, 2013).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan
energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam
kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran
dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut
dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan
cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya,
air, dan karbondioksida (Salisbury, 1992).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti
menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks
yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya
matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang
gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan
dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari
yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk memperoleh
hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel
hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan
dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan
kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-
selnya (Lakitan, 2007).
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae dan
cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros = green
(hijau) dan phyllon = leaf (daun)). Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energy dari
sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah Proses
perubahan zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil dengan bantuan cahaya/sinar matahari
menjadi zat organik karbohidrat. Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan pada persamaan
sebagai berikut (Heddy, 1990):
O2H6 + 2O6 + 6O12H6C klorofil
O + energy cahaya2H12 + 2CO6
Persamaan ini dihasilkan bahan organic yang mengandung energy kimia potensial dan
oksigen. Oleh karena itu dalam fotosintesis, energy radiasi cahaya diubah menjadi energy
kimia dalam senyawa organik yang stabil (semacam karbohidrat). Proses fotosintesis
merupakan bagian penting bagi kehidupan, karena:
1. Sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.
2. Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi oleh kecepatan fotosintesis.
3. Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organic yang diperlukan.
4. Menyediakan oksigen bagi kehidupan (Guritno, 1995).
Filter (1991) menyatakan bahwa warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang
terdapat di dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan
sitesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel mesofil,
yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun. Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan
oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang di sebut stomata.
Menurut Dwijoseputro (1983) tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk
memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan
tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari.
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut.
Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis,
hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya
matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.
Dartius (1991) menyatakan bahwa kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang
belum dewasa, kecil dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam).
Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan
disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas
ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ
mengandung kloroplas terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung
beberapa ratus kloroplas.

Walkins (1989) menyatakan bahwa Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang
dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai
(nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari
energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi
karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai
molekul penyimpan energi.
Heddy (1990) menyatakan bahwa fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan
dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi
matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O
dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay
senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat
menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof.

DAFTAR PUSTAKA
Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press.
Yogyakarta.
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press.
Yogyakarta.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Tuhan telah menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang saling bergantung.

Misalnya ketika sedang berteduh di bawah pohon pada siang hari, kita yang dapat merasakan

kesejukan dan kesegaran udara di sekitarnya. Udara di sekitarnya terasa sejuk karena banyak

oksigen murni yang berasal dari hasil fotosintesis yang terjadi pada daun tumbuhan, demikian

pula tumbuh-tumbuhan yang memerlukan CO2 (karbon dioksida) yang berasal dari udara

bebas dan pernapasan manusia untuk fotosintesis (Karmana, 2007).

Fotosintesis sebenarnya merupakan suatu proses pembentukan senyawa kimia

kompleks dari senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan sinar matahari. Hasil

akhir dari fotosintesis berupa karbohidrat yang akan digunakan sebagai sumber makanan dan

oksigen yang terlepas ke udara bebas sehingga orang yang berada di sekitarnya dapat

menghirup udara segar. Oksigen yang dihasilkan tumbuhan diperlukan manusia dan hewan

untuk bernapas (Karmana, 2007).

Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang autotrof, yaitu makhluk hidup yang mampu

menghasilkan makanannya sendiri. Makanannya itu dalam bentuk senyawa kimia, yang

diperoleh melalui proses fotosintesis dalam daun (Karmana, 2007).


Fofosintetis merupakan suatu peristiwa penggabungan zat anorganik (seperti unsur C,

H, dan O) menjadi zat organik berupa senyawa glukosa (karbohidrat), dengan menggunakan

energi matahari (Karmana, 2007).

Penelitian atau pengematan mengenai reaksi fotosintesis perlu dilakukan untuk

membuktikan hasil apa yang dapat diperoleh dari reaksi yang berlangsung pada proses

fotosintesis tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Metabolisme adalah seluruh proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh organisme

/ makhluk hidup. Dalam suatu reaksi kimia terjadi perubahan struktur molekul dari satu zat

atau lebih disertai dengan pelepasan atau penyerapan energi. Secara keseluruhan, metabolisme

berkaitan dengan pengelolaan / pengaturan sumber daya materi dan energi di dalam sel

(Hadisumarto, 1997).

Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme

merupakan penyusunan zat kompleks dari zat yang lebih sederhana dan memerlukan energi.

Salah satu contoh anabolisme adalah sintesis protein dari asam amino. Sebaliknya, katabolisme

merupakan pemecahan zat kompleks menjadi zat yang lebih sederhana disertai dengan proses

pelepasan energi. Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi senyawa

kimia atau molekul kompleks (Hadisumarto, 1997).

Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat

berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk

mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi,

dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk

ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk. Anabolisme meliputi tiga tahapan
dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua,

pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari

ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,

polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal

dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan

kemosintesis (Jumin, 1992).

Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang essential Hasil-hasil tersebut

misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk

pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh

makhluk hidup, baik intrasel maupun ekstrasel. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari

perombakannya, maka organisme akan tumbuh (Kimbal, 1998).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti

menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks

yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat

berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya

matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang

gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda

(Salisbury, 1995).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti

penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2

menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat

terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai

penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002).

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan

energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam
kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran

dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut

dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan

cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya,

air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).

Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang

berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut

kemoautotrof, karena menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik

dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme

autotrof yang seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses

pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari

(Kimball, 1992).

Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan

karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya

matahari yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan

suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan

cahaya matahari (Kimball, 1992).

Reaksi fotosintesis :

Sinar matahari

6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2 + energi

Klorofil

Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak

henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti


karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan

memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992).

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa

jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.

Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.

Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga

berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang

menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.

Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon

bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain

yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang

dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Stone, 2004).

Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh

tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu

mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai

makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam

reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah.

Selain itu sesuai dengan namanya, foto “cahaya” reaksi ini membutuhkan cahaya matari

sebagai energi dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen) (Stone,

2004).

Reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karobondioksida dan enam

molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu

molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai

hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari

dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa
karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk

senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula

dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam

ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses

di dalam tubuh (Stone 2004).

Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun

kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas

(Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus

yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang

dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna

hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun

secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Dalam kepadatan kloroplas di

permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi

(Michael 2006).

Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama

reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap

energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam

ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang

nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Air

melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan

elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron

NADP+(nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa

proton bergerak melalui membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP

(Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap

(siklus Calvin), yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga.
energi kimia hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon

tersebut (Stone, 2004).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang

kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,

monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.

Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.

Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida

(Kimball, 2002).

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai

kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu

proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan

yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan

sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari

tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang

berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan

berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986)

Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.

Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan

kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alcohol dan ditetesi dengan

iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas

timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990)

Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis

dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi

cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk

memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (Ellis, 1986).
Salah satu contoh daun yang dapat digunakan pada percobaan sachs adalah daun

mangga.

Klasifikasi (Gembong,1993) :

Regnum: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas: Dycotiledoneae

Ordo: Sapindales

Famili: Anacardiaceae

Genus: Mangifera

Spesies: Mangifera indica L.

Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang

fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air

Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong

terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan

di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut.

Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen.

Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen (Desrizal, 2012).

Klasifikasi (Gembong,1993):

Regnum: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas: Dycotiledoneae

Ordo: Hydrocharitales

Famili: Hydrocharitaceae
Genus: Hydrilla

Spesies: Hydrilla verticillata

Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus

daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan

difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan

epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan

fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun

izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan

atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun

dari pengeringan dan infeksi (Desrizal, 2012).

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis (Desrizal,

2012) :

1. Intensitas cahaya.

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan

tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. Suhu.

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu

optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga

batas toleransi enzim.

4. Kadar air.

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan

karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis).


Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar

fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2003. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.


Desrizal. 2012. Pengertian, Fungsi dan Proses Fotosintesis.
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi-/0116%20Bio%203-
1e.htm diakses tanggal 04 Oktober 2012, pukul 19.34
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia pustaka Utama
Fried, dkk. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga
Karmana Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XII SMA/MA program IPA. Bandung :
Grafindo
Kimball, John W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga
Kimball, dkk. 2002. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Lehninger. 2005. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Nisrina. 2009. Katabolisme. http://www.scribd.com/doc/36876038/katabolisme diakses tanggal 04
Oktober 2012, pukul 19.34
Rahmawati Diah. 2001. Pelajaran Biologi SMU 3. Surakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Salisbury, dkk. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna

hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari

cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam

melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok

kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia (Anonim, 2011).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis

bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir

semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya

fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan

sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui

fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara

asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari (CO2) diikat (difiksasi) menjadi gula

sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon

adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Anonim, 2011).

Fotosintesis yang dilakukan tumbuhan ini dilakukan dalam bagian daun dari tumbuhan yaitu

bagian yang mengandung klorofil. Selain itu ada pula bagian dari dalam daun yang berperan dalam

proses terjadinya fotosintesis tersebut yaitu stoma. Stoma merupakan mulut daun yang dalam

fotosintesis ini berfungsi menangkap karbondioksida dari lingkungan yang berikutnya digunakan

sebagai bahan fotosintesis (Anonim, 2011).

Tumbuhan mampu merespon perubahan CO2 di lingkungannya dengan melebarkan pori –

pori stomata untuk fotosintesis dan transpirasi. Konsentrasi CO2 pada substomata dapat digunakan

untuk menganalisa keberadaan CO2 dan air yang menguap di udara melalui permukaan daun (Anonim,

2011)

Sehingga dapat dikatakan bahwa stomata memegang perna penting dalam terjadinya proses

fotosintesis. Dan fotosintesis tidak dapat dilakukan ketika stomata daun ini menutup. Oleh karena itu,

untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana hubungan dari stomata dan proses fotosintesisi itu

sendiri maka diadakanlah percobaan ini.

I.2 Tujuan percobaan


Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk melihat hubungan antara stomata dengan

fotosintesis pada daun jengger ayam Celosia cristata.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi

stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis

khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel

epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur

besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya (Kartasaputra, 1988).

Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang

berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis.Stomata

berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan

penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernafasan (respirasi). Sel yang mengelilingi

stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang

menyebabkan gerakan sel penutup (Anonim, 2011).

Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis

lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan

jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup

mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel

penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin (Anonim, 2011).

Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat

dibagi menjadi tiga tipe, yaitu (Anonim, 2011) :

1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.

2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan

sel induk stomata.


3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau

beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.

Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel

penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu (Anonim, 2011):

1. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya

dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.

2. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada

Cruciferae, Nicotiana, Solanum.

3. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel

tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae,

Convolvulaceae, Mimosaceae.

4. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang

sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.

Ada 5 type penyebaran stomata pada tanaman, yaitu (Kertasaputra, 1988):

a. Type apel atau murbei dimana stomata didapatkan hanya tersebar pada sisi bawah daun saja,

seperti pada apel, peach, murbei, kenari dan lain-lain.

b. Type kentang dimana stomata didapatkan tersebar lebih banyak pada sisi bawah daun dan

sedikit pada sisi atas daun seperti pada kentang, kubis, buncis, tomat, pea dan lain-lain.

c. Type oat, yaitu stomata tersebar sama banyak baik pada sisi atas maupun pada sisi bawah daun,

misalnya pada jagung, oat, rumput dan lain-lain.

d. Type lily hutan, yaitu stomata hanya terdapat pada epidermis atas saja, misalnya lily air dan

banyak tumbuhan air.

e. Type potamogeton yaitu stomata sama sekali tidak ada atau kalau ada vestigial, misalnya pada

tumbuhan-tumbuhan bawah air.


Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa

jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.

Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.

Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga

berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang

menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.

Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon

bebas dari [[CO2]] diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain

yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang

dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Anonim, 2011).

Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang

dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada

kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700

nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing

jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen

penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana

menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap

cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplast mengandung beberapa pigmen.

Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b

menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan

langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi

terang (Kartasaputra, 1988).

Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor

sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari

satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke
potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan

yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka

potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut

tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk

ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan

(Lakitan, 1993).

Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu.

Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang

tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat

cekung, karenanya membuka lobang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata

tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel

penutup turgid lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup (Lakitan, 1993).

Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel

penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat.

Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi

submikroskopik dinding selnya. Sel penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding

luarnya, hingga mengembang ke arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh

mikrofibril tersebut yang mengakibatkan stomata membuka (Salisbury dan Ross, 1995).

Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga.

Ion kalium ini berasal dari sel tetangganya. Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion

kalium ke sel penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan

kembali keluar sel penjaga (Lakitan, 1993).

Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat

hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada

siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung
secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan

dalam gelap secara tiba-tiba. Terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika

tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat

terlaksana (Salisbury dan Ross, 1995).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu daun yang

berada di tempat terang menghasilkan bercak berwarna hitam yang menunjukkan adanya

amilum yang berarti terjadi proses fotosintesis. Sedangkan daun yang berada di tempat terang

dan yang diolesi vaselin tidak terdapat bercak kehitaman yang berarti daun tidak mengalami

proses fotosintesis.

V.2. Saran

Sebaiknya praktikan diberitahukan terlebih dahulu guna dari bahan yang digunakan

pada setiap percobaan agar bisa mengerti dalam melakukan prosedur kerja.

Jan

Perc.4 STOMATA dan FOTOSINTESIS

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna

hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari

cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam

melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok

kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia (Anonim, 2011).

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis

bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir

semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya

fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan

sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui

fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara

asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari (CO2) diikat (difiksasi) menjadi gula

sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon

adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Anonim, 2011).

Fotosintesis yang dilakukan tumbuhan ini dilakukan dalam bagian daun dari tumbuhan yaitu

bagian yang mengandung klorofil. Selain itu ada pula bagian dari dalam daun yang berperan dalam

proses terjadinya fotosintesis tersebut yaitu stoma. Stoma merupakan mulut daun yang dalam

fotosintesis ini berfungsi menangkap karbondioksida dari lingkungan yang berikutnya digunakan

sebagai bahan fotosintesis (Anonim, 2011).

Tumbuhan mampu merespon perubahan CO2 di lingkungannya dengan melebarkan pori –

pori stomata untuk fotosintesis dan transpirasi. Konsentrasi CO2 pada substomata dapat digunakan

untuk menganalisa keberadaan CO2 dan air yang menguap di udara melalui permukaan daun (Anonim,

2011)

Sehingga dapat dikatakan bahwa stomata memegang perna penting dalam terjadinya proses

fotosintesis. Dan fotosintesis tidak dapat dilakukan ketika stomata daun ini menutup. Oleh karena itu,
untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana hubungan dari stomata dan proses fotosintesisi itu

sendiri maka diadakanlah percobaan ini.

I.2 Tujuan percobaan

Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk melihat hubungan antara stomata dengan

fotosintesis pada daun jengger ayam Celosia cristata.

I.3 Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 13 Desember 2011, pukul 14.00 - 17.00

WITA. Dilaksanakan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar. Pengamatan dilakukan selama 1 hari untuk

fotosintesis dan untuk stomata selama 3 hari..

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata

adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang

disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah

mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang

ada diantaranya (Kartasaputra, 1988).

Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi

kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis.Stomata berfungsi

sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan

(transpirasi), dan sebagai jalan pernafasan (respirasi). Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut
dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup

(Anonim, 2011).

Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis

lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika

menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung

inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel

penjaga sebagian berlapis lignin (Anonim, 2011).

Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi

menjadi tiga tipe, yaitu (Anonim, 2011) :

1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.

2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk

stomata.

3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau

beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian.

Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup

dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu (Anonim, 2011):

1. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel

epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.

2. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae,

Nicotiana, Solanum.

3. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu

sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
4. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel

penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.

Ada 5 type penyebaran stomata pada tanaman, yaitu (Kertasaputra, 1988):

a. Type apel atau murbei dimana stomata didapatkan hanya tersebar pada sisi bawah daun saja, seperti

pada apel, peach, murbei, kenari dan lain-lain.

b. Type kentang dimana stomata didapatkan tersebar lebih banyak pada sisi bawah daun dan sedikit

pada sisi atas daun seperti pada kentang, kubis, buncis, tomat, pea dan lain-lain.

c. Type oat, yaitu stomata tersebar sama banyak baik pada sisi atas maupun pada sisi bawah daun,

misalnya pada jagung, oat, rumput dan lain-lain.

d. Type lily hutan, yaitu stomata hanya terdapat pada epidermis atas saja, misalnya lily air dan banyak

tumbuhan air.

e. Type potamogeton yaitu stomata sama sekali tidak ada atau kalau ada vestigial, misalnya pada

tumbuhan-tumbuhan bawah air.

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis

bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir

semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya

fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan

sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui

fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara

asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari [[CO2]] diikat (difiksasi) menjadi gula

sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon

adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Anonim, 2011).

Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang

dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada

kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau
kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda

pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja

dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki

panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang

berbeda. Kloroplast mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap

cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya

kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara

langsung berperan dalam reaksi terang (Kartasaputra, 1988).

Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel

penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke

sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih

rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute)

didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan

semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan

potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang

terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).

Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu. Bila

sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang tebal yang

mengelilingi lobang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya

membuka lobang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-

perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid lobang membuka dan sel-

sel mengendor pori/lobang menutup (Lakitan, 1993).

Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga

yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat. Stomata

bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik
dinding selnya. Sel penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang

ke arah luar. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang

mengakibatkan stomata membuka (Salisbury dan Ross, 1995).

Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion

kalium ini berasal dari sel tetangganya. Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion kalium ke

sel penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan kembali keluar sel

penjaga (Lakitan, 1993).

Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat

hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari.

Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap

sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-

tiba. Terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara

tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat terlaksana (Salisbury dan Ross, 1995).

BAB III

METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas piala 400 cc, pinset, gegep, panci, kaki

tiga, tabung reaksi, dan bunsen.

III. 2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah jengger ayam Celosia cristata, alkohol, JKJ,

vaselin, bensin, tissue dan kapas.

III. 3 Cara Kerja

Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu :

A. Prosedur A

1. Mengambil dua tumbuhan sehat yang ditanam dalam pot, meletakkan satu di tempat gelap dan yang

satunya lagi di tempat yang terkena cahaya matahari.

2. Memetik satu daun dari masing-masing tumbuhan.

3. Memberi tanda sobekan yang berbeda pada masing-masing daun, agar dapat membedakan tanaman

yang tumbuh di tempat yang gelap dan terang.

4. Memasukkan kedua daun tersebut ke dalam gelas piala yang berisi air mendidih.

Setelah layu, memindahkannya ke dalam gelas piala yang berisi alkohol.

5. Setelah itu memanaskan alkohol dengan alat pemanas listrik selama 10 menit.

6. Mengambil daun tersebut dari alkohol dan memasukkannya ke dalam air dengan suhu kamar selama

beberapa menit.

7. Merentangkan daun dalam cawan petri dan menuangkannya ke larutan JKJ

8. Mengangkat daun dari larutan iodium kemudian merentangkan ke dalam cawan petri yang berisi air

yang diletakkan di atas kertas putih. Mencatat warna daun.

B. Prosedur B

1. Memilih 1 lembar daun tumbuhan yang disimpan di tempat gelap.

2. Melapisi permukaan atas dan bawah daun dengan vaselin

3. Menempatkannya di tempat yang cukup terkena sinar matahari selama 3 hari.

4. Memetik daun dan membersihkan vaselin dengan menggunakan kapas yang diberi bensin.

5. Menguji dengan iodium seperti pada (A).

6. Memperhatikan dan mencatat perubaha warna yang terjadi di antara keempat daun tersebut.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

IV.1.1 Fotosintesis (Prosedur A)

IV.1.2 Stomata ( Prosedur B)

IV.2. Pembahasan

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh stomata terhadap fotosintesis. Pada

percobaan stomata dan fotosintesis, digunakan daun jengger ayam Celosia cristata yang diberikan

perlakuan berbeda. Pada percobaan stomata, daun jengger ayam yang diolesi oleh vaselin hanya pada

bagian atas daun. Sedangkan pada percobaan fotosintesis menggunakan daun yang ditempatkan di

tempat terang dan di tempat gelap sebagai pembanding.

Untuk percobaan fotosintesis, daun pada kedua tempat dipetik. Daun-daun tersebut direndam

dalam air biasa terlebih dahulu lalu direndam dalam air panas yang bertujuan untuk melayukan daun.

Kemudian dilanjutkan dengan perendaman menggunakan alkohol untuk melarutkan klorofil yang

terdapat dalam daun Setelah itu dilanjutkan dengan perendaman menggunakan larutan JKJ untuk

menguji ada tidaknya amilum. Adanya amilum ini ditunjukkan dengan adanya bercak berwarna hitam

pada daun tersebut.

Daun yang berada pada tempat terang dan gelap, setelah direndam dengan air panas daunnya

menjadi hijau kekuningan yang menunjukkan daun telah layu. Setelah direndam dalam alkohol, daun

menjadi kuning. Setelah penambahan Larutan JKJ, daun yang berada di tempat gelap tetap kuning

karena tidak mengalami proses fotosibntesis sehingga tidak menghasilkan amilum. Sedangkan daun
yang ditempatkan di tempat terang terdapat titik menhitam pada beberapa bagian daun yang

menandakan bahwa adanya amilum di dalam daun.

Pada daun gelap, tidak terjadi pembentukan amilum karena CO2 yang merupakan bahan

utama pembentuk amilum yang dapat masuk tapi jumlahnya tidak cukup untuk digunakan dalam

proses fotosintesis. Daun yang ditempatkan di tempat yang gelap tidak menimbulkan bercak berwarna

hitam yang menunjukkan adanya amilum dan terjadi fotosintesis.

Berdasarkan teori, daun yang menunjukkan adanya amilum yang terkandung di dalamnya

setelah pemberian larutan JKJ akan muncul bercak berwarna hitam yang menandakan terjadinya

fotosintesis. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu adanya CO2 yang cukup dan energi

cahaya matahari yang cukup.

Sedangkan pada percobaan stomata, dimana daun diolesi vaselin pada bagian permukaan juga

tidak mengalami fotosintesis. Hal ini disebabkan karena terhambatnya gas CO2 pada stomata karena

tersumbat oleh vaselin. Pada saat dibersihkan dengan bensin untuk membersihkan vaselin pada daun

dan direndam di larutan JKJ menimbulkan hasil pada daun tidak terdapat bercak-bercak amilum pada

daun.

Pemberian vaselin pada percobaan stomata berfungsi untuk menutup lapisan stomata

sehingga proses respirasi pada daun terhambat. Lalu bensin berfungsi untuk membersihkan vaselin

pada daun, sedangkan larutan JKJ berfungsi untuk menandakan adanya amilum atau tidak.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu daun yang berada di

tempat terang menghasilkan bercak berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum yang berarti

terjadi proses fotosintesis. Sedangkan daun yang berada di tempat terang dan yang diolesi vaselin

tidak terdapat bercak kehitaman yang berarti daun tidak mengalami proses fotosintesis.

V.2. Saran

Sebaiknya praktikan diberitahukan terlebih dahulu guna dari bahan yang digunakan pada

setiap percobaan agar bisa mengerti dalam melakukan prosedur kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011, Stomata, http://ekologicinta.wordpress.com/2011/04/18/stomata/, diakses pada tanggal 14


Desember 2011 pukul 20.15 WITA.

Anonim, 2011, Stomata Biosintesis, Mekanisme Kerja Dan Peranannya Dalam Metabolisme,
http://pustaka.ut.ac.id/, diakses pada tanggal 14 Desember 2011 pukul 20.25 WITA.

Kartasaputra, A.G., 1998, Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang sel dan jaringan, Bina Aksara,
Jakarta.

Lakitan, B., 1993, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Salisbury, F.B., dan C.W. Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai