Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI SELULER DAN MONOKULER


FOTOSINTESIS

Disusun Oleh :
Nama
: Bintan Istiqlaliyah M.
NIM
: 1310211047
Kelas
: 3a
Kelompok / Shift : 4 / II

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2014

I.

TUJUAN
- Membuktikan bahwa proses fotosintesis membutuhkan klorofil dan cahaya, serta
-

II.

menghasilkan karbohidrat (amilum)


Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan O2
Mengetahui pengaruh cahaya terhadap aktivitas fotosintesis

DASAR TEORI
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi
yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis

bakteri dengan

menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya
matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)
disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena
dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi (wikipedia).
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi, fotosintesis adalah proses penyusunan dari H 2O dan CO2 menjadi
senyawa organik yang kompleks dan memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat
terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai
penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002).
Matahari telah diciptakan Tuhan sebagai sumber energi yang sangat besar bagi alam.
Fotosintesis merupakan satu-satunya proses di alam yang dapat memanen energi yang
berasal dari cahaya matahari yang kemudian diubah menjadi energi kimia yang sangat
berguna bagi makhluk hidup. Bahkan dengan

proses ini, sumber daya energi bagi

kehidupan telah disediakan dengan baik melalui proses yang telah berjalan berabad-abad
yang lalu seperti tumpukan

batubara dan cadangan minyak maupun berbagai jenis

tumbuhan yang hingga hari ini masih tumbuh. Organisme yang melakukan fotosintesis,
yang melakukannya melalui cahaya sebagai sumber energinya disebut phototrophs
(Solomon, 2006 : 156).

Dalam proses fotosintesis, foton (paket satuan) cahaya ditangkap oleh foton-foton
yang diserap oleh molekul-molekul pigmen yang spesifik. Elektron-elektron di dalam
molekul tersebut dieksitasi oleh foton-foton yang diserap dan elektron-elektron yang
tereksitasi itu pun akhirnya akan membebaskan energi ke dalam sel saat elektron-elektron
itu kembali ke keadaan tak tereksitasi. Banyak sel menggunakan energi ini untuk
mereduksi karbondioksida menjadi karbohidrat (Fried, 2006: 68). Hanya organisasi yang
mempunyai pigmen fotosintetik yang mampu melakukan fotosintesis karena pigmen
itulah yang mampu menangkap energi danri cahaya. Pigmen tersebut berupa klorofil atau
karotenoid. Pada proses fotosintesis akan terjadi reaksi pengubahan tenaga cahaya
matahari menjadi tenaga kimia dlam bentuk ATP dan NADPH + H + serta reaksi
pembentukan karbohidrat dengan menggunakan ATP dan NADPH + H+ tersebut.
Proses fotosintesis juga disebut asimilasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan
hijau memanfaatkan zat karbon yang ada di udara untuk diubah menjadi bahan organik
bila tersedia cahaya yang cukup
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk
menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup
cahaya, oleh karena itu asimilasi karbon disebut juga fotosintesis. Jadi fotosintesis adalah
suatu proses dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat
organik karbohidrat dengan pertolongan sinar matahari dan melalui perantara pigmen
hijau daun (klorofil) yang terletak dalam organel kloroplas pada sitoplasma. Proses
fotosintesis dapat di rumuskan dalam persamaan reaksi sebagai berikut :

Persamaan reaksi di atas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses fotosintesi,


menunjukkan

hasil

akhir

yang

Cahaya

dihasilkan

dalam

proses

fotosintesis

(Prawirahartono, 1998: 89). Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan
bahwa enam molekul karbon dioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan
energi cahaya matahari untuk diubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul
oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis

yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatanikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa kkarbon yang
nantinya digunakan

bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk

senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, sepert DNA, protein
gula, dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan
dalam ikatan kimia diantara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam
proses di dalam tubuh.
Persamaan reaksi tersebut diperoleh dari dua tahap reaksi fotosintesis yaitu :
1. Reaksi terang
Tahap reaksi terang atau fotolisis atau reaksi Hill, merupakan tahap yang peka cahaya
tetapi tidak tergantung suhu. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmenpigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari, dari mengkonversinya
menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang
diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian
rantai rekasi yang disebut transport elektron (Suwarsono Heddy, 1987: 137).
Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan diperoleh (fotolisis) menjadi
proton, elektron, dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari

pemecahan ini

bergabung dengan senyawa akseptor elektron NADP+ membentuk NADPH. Energi yang
dibentuk berupa ATP. Tahap reaksi terang atau fotolisis atau reaksi Hill merupakan tahap
yang peka cahaya tetapi tidak tergantung suhu.

2. Reaksi gelap
Tahap reaksi gelap atau fiksasi CO 2 atau reaksi Blackman, merupakan tahap yang
peka cahaya tetapi tergantung suhu. ATP dan NADPH yang dihasilkan pada reaksi terang
akan merubah molekul CO2 menjadi molekul gula. Energi kimia hasil konversi dari
energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut. Tahap reaksi gelap
atau fiksasi CO2 atau reaksi Blackman merupakan tahap yang peka cahaya bergantung
suhu.

CO2 dan H2O sebagai bahan dasar fotosintesis dapat berasal dari sisa oksidasi dalam
jaringan fotosintetik. CO2 dapat diambil dari uadara melalui

proses difusi melalui

stomata sedangkan H2O diambil dari lingkungan melalui proses absorbsi di akar atau
bagian penyerapan lainnya. Selain CO2 dan H2O cahaya matahari dibutuhkan pada proses
fotosintesis ini. Cahaya yang dipergunakan mempunyai syarat kualitas (jenis gelombang)
dan kuantitas (intensitas cahaya) tertentu. Berdasarkan urutan panjang gelombangnya dari
panjang ke pendek meliputi sinar merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Untuk fotosintesis dibutuhkan intensitas cahaya minimal tertentu. Pada intensitas cahaya
yang kurang, fotosintesisnya akan lambat dan sebaliknya.
Berikut ini para ilmuan yang telah membuktikan kebenaran reaksi fotosintesis
adalah :
1. Ingenhousz (1799), membuktikan bahwa fotosintesis dilepaskan O2,
2. Engelmann (1822), membuktikan bahwa klorofil merupakan suatu faktor keharusan
dalam proses fotosintesis,
3. Sachs (1860), membuktikan pada fotosintesis terbentuk karbohidrat (amilum),
4. Hill (1937), berhasil mengikuti kegiatan kloroplas yang telah di pisahkan dari sel
hidup. Kloroplas itu jika disinari lampu mampu menghasilkan O2 asal tersedia
penampang elektron seperti Fe3+ (ion feri),
5. Blackman (1905), membuktikan bahwa reduksi dari CO2 ke CH2O berlangsung tanpa
sinar, yang selanjutnya disebut reaksi gelap,
6. Ruben dan kamen (1941), membuktikan bahwa O2 yang terlepas pada fotosintesis itu
berasal dari air. Untuk membuktikan hal tersebut digunakan air dan oksigennya
radioktif yaitu O18,
7. Benson dan Calvin (1950), mengikuti urut-urutan zat-zat antara ysng terjadi pada
fotosintesis dengan menggunakan karbon radioktif C14.

Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung


fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir
seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat
memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk
cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal
dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas
cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai
jaring, seringkali disertai pirenoid. Fotosintesis terjadi di kloroplas. Kloroplas terdapat
dalam

berbagai organisme yang berfotosintesis. Seluruh bagian hijau tumbuhan,

termasuk batang hijau dan buah yang belum matang , memiliki kloroplas. Namun daun
merupakan tempat utama fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Ada sekitar
setengah juta kloroplas per milimeter persegi di permukaan daun. Warna daun berasal
dari klorofil pigmen hijau yang terletak di dalam kloroplas. Energi cahaya yang
diabsorbsi oleh klorofil menggerakkan sintesis molekul organik dalam kloroplas.
Kloroplas terutama ditemukan dalam mesofil, jaringan interior daun. Kloroplas matang
pada beberapa ganggang , biofita dan likopoda dapat memperbanyak diri dengan
pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan
proplastid di daerah meristem. Secara khas kloroplas dewasa mencakup dua membran
luar yang menyalkuti stroma homogen, di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap.
Dalam stroma tertanam sejumlah grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid
yang berupa gelembung bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran
tilakoid menyimpan

pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang

terlibat dalam fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya. Grana biasanya terkait
dengan lamela intergrana yang bebas pigmen.

Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun. Di dalam kloroplas
terdapat klorofil pada protein integral membran tilakoid. Sistem halus yang berupa
membran tilakoid yang saling terhubung memisahkan stroma dari ruang lain yaitu lumen.
Dibeberapa tempat, kantong tilakoid bertumpuk di dasar kolam yang disebut grana
(Campbell, 2000: 183). Daun juga menggunakan pembuluh untuk mengekspor gula ke
akar dan bagian-bagian non fotosintetik lainnya dari tumbuhan. Sel mesofil biasanya
memiliki sekitar 30 sampai 40 kloroplas yang masing-masing berukuran sekitar 2-4 m
kali 4-7 m. Selaput yang terdiri dari dua membran menyelubungi stroma, cairan kental
di dalam kloroplas. Suatu sistem rumit yang terdiri dari kantong-kantong bermembran
yang saling terhubung yang disebut tilakoid, memisahkan stroma dari kompartemen lain,
yaitu interior tilakoid, atau ruang tilakoid. Di beberapa tempat,kantong-kantong tilakoid
tertumpuk membentuk grana (tunggal : granum). Klorofil berada di dalam membran
tilakoid. (Neil A. Campbell, 2008 : 201 202). Klorofil atau lebih dikenal dengan nama
zat hijau daun adalah pigmen yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah
satu molekul berperan utama dalam fotosintesis. Klorofil memberi warna hijau pada daun
tumbuhan hijau dan alga hijau, tetapi juga dimiliki oleh berbagai alga lain, dan beberapa
kelompok bakteri fotosintetik. Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru, dan ungu,
serta memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning, sehingga mata manusia menerima
warna ini. Pada tumbuhan darat dan alga hijau, klorofil dihasilkan dan terisolasi pada
plastida yang disebut kloroplas.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya,
kloroplas itu berbentuk oval, sedangkan butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut
grana. Klorofil bersifat flouresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikkannya
dalam gelombang yang berlainan. Pada tanaman tinggi, ada dua macam klorofil yaitu :

1) Klorofil a ( C55H12O5N4 Mg)


Klorofil a tampak hijau-tua, tetapi jika sinar direfleksikan, tampaknya berwarna
merah. Klorofil a sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis.
2) Klorofil b (C55H10O6N4 Mg)
Klorofil b berwarna hijau-muda cerah tampak merah-coklat pada flourensi. Klorofil b
banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri autotrof.
Rumus bangunnya berupa suatu susunan cincin yang terdiri atas upirol dengan Mg
sebagai inti. Rumus bangun ini hampir serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah),
dimana intinya bukan Mg, melainkan Fe.

Di dalam kloroplas terdapat pigmen-pigmen lain yang disebut karotenoid. Pigmen


karotenoid ini berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau
merah (Wirahadikusumah, 1985: 99). Adanya warna daun yang beraneka ragam, itu
disebabkan oleh zat warna yang disebut antosianin. Zat warna ini terdapat di dalam air sel
vakuola. Berfungsi untuk menangkap sinar pada proses fotosintesis. Pada umumnya sel
fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang berwarna hijau. Berbagai
sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan bakteria, berwarna merah, coklat, dan
ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain selain klorofil, yaitu pigmen pelengkap
seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah, atau ungu, dan fikobilin yang berwarna
biru atau merah.
Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam semesta. Energi matahari
diradiasikan kesegala arah dan hanya sebagian kecil saya yang diterima oleh bumi.
Energi matahari yang dipancarkan ke bumi berupa energi radiasi. Disebut radiasi
dikarenakan aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk
mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke

permukaan bumi berbentuk

gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang


radiasi matahari sangat pendek dan

biasanya dinyatakan dalam mikron (Tjasjono,

1995:55). Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang.
Sedangkan bagi tumbuhan dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi
cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO dan air untuk membentuk
karbohidrat. Lebih lanjut, adanya sinar matahari merupakan sumber dari energi yang
menyebabkan tanaman dapat membentuk gula. Tanpa bantuan dari sinar matahari,
tanaman tidak dapat memasak makanan yang diserap oleh tanah, yang mengakibatkan
tanaman menjadi lemah atau mati (AAK, 1983:18)
Percobaan Sachs untuk membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum
dilakukan seperti gambar 1 berikut ini.

Sachs menutup sebagai daun dengan kertas perak/alumunium foil dengan tujuan
supaya sebagian daun tersebut tidak terkena cahaya matahari selama beberapa hari.
Kemudian daun tersebut dipetik dan direndam pada air mendidih supaya sel-sel daun.
Setelah itu daun dimasukkan ke dalam alkohol panas dengan bertujuan melarutkan
klorofil, dan terakhir daun ditetesi larutan iodium untuk membuktikan ada tidaknya
amilum dalam daun. Adanya amilum ditunjukkan oleh terjadinya warna biru tuakehitaman pada daun yang terkena sinar matahari.
Percobaan Ingenhousz yang membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan O2
dilakukan dengan menggunakan tanaman air Hydrilla verticillata yang diletakkan
dibawah corong terbalik (Gambar 2). Jika tanaman tersebut diberi sinar, maka timbulah
gelembung-gelembung udara / gas yang akhirnya mengumpulkan di dasar tabung reaksi.
Udara / gas tersebut ternyata oksigen.

Seperti halnya proses metabolisme yang lain, fotosintesis dipengaruhi oleh berbagai
factor. Di alam fotosintesis di pengaruhi oleh faktor luar dan dalam, dan sulit dipanaskan
secara tegas. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi fotosintesis adalah cahaya,
temperatur, oksigen, CO2, air, dan zat hara mineral. Sedangkan factor dalam yang
mempengaruhi fotosintesis adalah kandungan klorofil, morfologi daun, anatomi daun,
protoplasma, dan akumulasi fotosintat.
III.

IV.

ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Gelas beker
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Pinset
Bahan :
- Daun bayam (Amarathus sp)
- Kertas perak / alumunium foil
- Alkohol 70% panas

- corong
- lampu duduk
- kawat
- larutan iodium
- air mendidih
- Hydrilla verticillata

PROSEDUR KERJA
1. Percobaan Sachs
a. Memetik daun Daun bayam (Amarathus sp) yang telah diperlakukan dengan
menutup bagian tengahnya dengan kertas perak / alumunium foil selama satu
minggu, kemudian melepaskan kedua peraknya dan memasukan daun itu ke
dalam gelas piala yang berisi air mendidih selama 5 menit
b. Memindahkan daun tersebut ke dalam glass beaker yang berisi alkohol panas
selam 5 menit
c. Setelah itu memindahkan ke dalam cawan petri dan menetesi daun tersebut
dengan larutan iodium

d. Mengamati perubahan warna daun sebelum dan sesudah ditetesi iodium dan
warna dari bagian daun bekas tertutup kertas perak dan bagian daun yang tidak
tertutup kertas perak.
2. Percobaan Ingenhousz
a. Menyusun alat-alat yang menyediakan seperti pada percobaan Ingenhousz
(Gambar 2)
b. Mengatur penyinaran dengan lampu duduk pada jarak 10, 20, 30 cm dari gelas
beaker
c. Membiarkan beberapa menit sampai terlihat adanya gelembung udara / gas yang
keluar dari tanaman Hydrilla verticillata
d. Menghitung jumlah gelembung udara / gas yang keluar tiap satu menit pada
masing-masing jarak lampu selama 15 menit, dan mencatat hasilnya
e. Menghitung jumlah gelembung udara / gas pada tiap-tiap perlakuan (jarak
lampu), kemudian membuat grafik hubungan antara jumlah gelembung udara /
gas yang dihasilkan dengan jarak lampu
f. Membuat kesimpulan dari percobaan ini.
V.

HASIL PENGAMATAN
1. Percobaan Sachs

No

perlakuan

gambar tangan

Foto

Literature

Keterangan

1.

Amaranthus
sp. + air
mendidih
Selama 5 menit

Amaranthus sp.
+ air mendidih
Selama 5 menit
menghasilkan
warna hijau tua

2.

Amaranthus
sp. + air
mendidih +
alkohol Selama
5 menit

Amaranthus sp.
+ air mendidih
+ alkohol
Selama 5 menit
menghasilkan
warna hijau
muda

3.

Amaranthus
sp. + air
mendidih +
alkohol +

Amaranthus sp.
+ air mendidih
+ alkohol +
larutan betadint

larutan betadint

menghasilkan
warna pinggirpinggirnya
kebiru-biruan
pada bagian
yang ditutupi
lebih cerah

2. Percobaan Ingenhousz
No

perlakuan

1.

Foto

Literature

Keterangan

Hydrilla
verticillata

jarak
lampu
(cm)
10

Pada Hydrilla verticillata


menghasilkan gelembung
udara selama 15 menit
dengan jarak yang
berbeda pada jarak 10 cm
mengeluarkan gelembung
pada menit ke 2 dengan
rata-rata 5,73, pada jarak
20 cm mengelurakan
gelembung pada menit ke
7 dengan rata-rata 3,2,
pada jarak 30 cm
mengeluarkan menit ke 8
dengan rata-rata 4,6.
jumlah gelembung udara / gas pada menit ke-

10

11

12

13

14

15

Ratarata

5, 73

20

3,2

30

10

10

10

12

14

4,6

VI.

PEMBAHASAN
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.

Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang
memerlukan energi cahaya.Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat

berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO 2 dan H2O. Cahaya matahari
terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang
berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Anonim, 2010).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi
dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran
dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur
membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang
menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida.
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO 2 dan
H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi
kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi
CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan :
6CO2 + 6H2O

C6H12O6 + 6O2 + Energi

Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang
diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia
fotosintesis (Maryati, 2007).
Gas yang ada pada gelembung udara tersebut merupakan gas oksigen (O 2). Gas initerbentuk
karena proses fotolisis dimanaair diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa
gelembung-gelembung denganpersamaan reaksi sebagai berikut:2H2O (l) 4H +(aq)+ O2 (g) Dari
persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air. Berdasarkan
percobaan di atas, gelembung gas oksigen yang dihasilkan di tempat yang kenasinar matahari
akan menghasilkan gas oksigen yang lebih banyak dibandingkan ditempat yang tidak kena sinar
matahari. Hal itu disebabkan karena dalam proses fotosintesis diperlukan cahaya matahari
sebagai sumber energi dalam fotosintesis khususnya dalam fotolisis sehingga semakin
mendapatkan cahaya maka semakin banyak air yang dipecah dan semakin banyak pula gas
oksigen yang dihasilkan.
1. Percobaan Sachs

Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium.
Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak
berfotosintesis. Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau
yaitu kemampuan dalam menggunakan karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi bahan
organik serta direspirasikan /dessimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga zat organik itu
bisa digunakan untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome, 1990).
Percobaan sachs ialah percobaan untuk membuktikan adanya proses pembentukan
karbohidrat pada fotosintesis. Hasil dari percobaan ini berupa bagian daun yang tidak ditutupi
kertas timah berwarna biru kehitaman yang menandakan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum.
Pada percobaan Sachs bahan yang digunakan daun bayam (Amaranthus sp.), kertas
perak/alumunium foil, alkohol 70% panas, larutan betadin, gelas beaker, cawan petri, pipet tetes.
Pada tahap awal 1 minggu sebelum praktikum daun bayam (Amaranthus sp.) ditutup bagian
tengahnya dengan kertas perak/alumunium foil, kemudian lepaskan kertas peraknya dan
memasukkan daun tersebut ke dalam gelas piala yang berisi air mendidih selama 5 menit,
kemudian memindahkan daun tersebut ke dalam beakerglas yang berisi alkohol panas selama 5
menit, setelah dipindahkan kedalam cawan petri dan menetesi daun tersebut dengan larutan
betadint, lalu mengamati perubahan warna daun sebelum dan sesudah ditetesi betadint dan warna
dari bagian daun bekas tertutup kertas perak dan bagian daun yang tidak tertutupi kertas perak.
Daun yang diberi perlakuan dengan dipanaskan pada air mendidih untuk mematikan sel-sel
pada daun kemudian daun dimasukkan dalam alkohol panas mengakibatkan pigmen daun jadi
luntur. Daun yang semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda.Hal ini dimaksudkan
agar ada tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat daun tersebut dicuci
dengan larutan betadin. Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel
daun lebih permeabel terhadap larutan betadin. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan
untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan betadint.
Larutan betadin disini berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat dibedakan

bagian daun yang mengandung amilum dan tidak. Setelah dimasukkan dalam larutan betadin,
daun yang telah ditutup sebelumnya berwarna agak kebiru-tuaan disekitar pinggir pinggirnya
dan di bagian bagian yang tidak ditutupi lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau bagian
yang ditutupi berwarna sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang ditutup
tidak terjadi proses fotosintesis, sehingga dibagian tersebut tidak terdapat amilum yang
ditunjukkan oleh warna biru tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak ditutup warna biru
tua kehitamannya akan merata diseluruh bagiannya, karena pada seluruh bagian permukaan daun
terjadi proses fotosintesis
2. percobaan Ingenhouzs
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis
merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan
menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz
melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang
berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi
yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama
kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen
(Kimball, 1993)
Pada percobaan Ingenhouzs ini, alat-alat yang dibutuhkan adalah beker gelas 1 L, tabung
reaksi, corong gelas, dan kawat. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah air, dan
tanaman Hydrilla verticillata. Hydrilla sp. termasuk dalam tumbuhan hijau. Daunnya yang
berwarna hijau banyak mengandung klorofil. Sebagian besar tubuh dari Hydrilla ini berwarna
hijau, baik daun maupun batangnya. Semua bagian yang berwarna hijau ini berasal dari klorofil
yaitu

pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Meskipun batang tumbuhan

Hydrilla berwarna hijau, namun di daunlah sebagai tempat utama terjadinya fotosintesis. Proses
fotossintesi pada Hydrilla verticillata ini terjadi dengan lamban karena letaknya yang terendam
dalam air sehingga sulit untuk mendapatkan cahaya matahari sebagai sumber energinya.
Praktikan mula-mula merakit alat seperti pada gambar di bawah ini. Perlu diperhatikan bahwa
Hydrilla verticillata harus diikat pada ujungnya menggunakan benang agar posisinya tidak
berubah saat dimasukkan ke leher corong. Bagian ujung Hydrilla verticillata harus diletakkan di

ujung leher corong yang terbalik karena bagian ujung adalah yang paling banyak menghasilkan
gelembung.
Gelembung udara yang dihasilkan pada jarak lampu 10 cm menghasilkan gelembung pada
menit ke 2 sebanyak 1 gelembung, menit ke 3 sebnyak 3 gelembung, menit ke 4 sebanyak 4
gelembung, menit ke 5 sebanyak 5 gelembung, menit ke 6 sebanyak 6, menit ke 7 sanyak 7
gelembung, menit ke 8 sebnyak 7 gelembung, menit ke 9 sebanyak 7 gelembung, menit ke 10
sebanyak 7 gelembung, menit ke 11 sebanyak 7 gelembung, menit ke 12 sebanyak 7 gelembung,
menit ke 13 menit ke 14 sebanyak 8 gelembung, menit ke 15 sebanyak 9 gelembung, pada
jarak lampu 20 cm menghasilkan gelembung pada menit ke 7 sebanyak 1 gelembung, menit ke 8
sebnyak 2 gelembung, menit ke 9 sebanyak 5 gelembung, menit ke 10 sebanyak 5 gelembung,
menit ke 11 sebanyak 6 gelembung, menit ke 12, 13, 14 sebanyak 7 gelembung, menit ke 15
sebanyak 8 gelembung. Pada jarak lampu 30 cm menghasilkan pada menit ke 8 sebanyak 3
gelembung, menit ke 9 sebanyak 4 gelembung, menit ke 10 sebanyak 6 gelembung, menit ke
11,12,13 sebanyak 10 gelembung, menit ke 14 sebanyak 12 gelembung, menit ke 15 sebnyak 14
gelembung. Pada percobaan fotosintesis ini, apabila dilakukan perlakuan dengan memberikan
cahaya pada Hydrilla vericillata gelembung udara yang dihasilkan relatif banyak. Dikarenakan
semakin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk,sehingga mempercepat
fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi
kecepatan fotosintesis.

VII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita dapat membuktikan bahwa fotosintesis membuktikan klorofil
dan cahaya, serta menghasilkan karbohidrat (amilum), membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan O2, mengetahui pengaruh cahaya terhadap aktivitas fotosintesis. Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis
dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi
cahaya.Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya
suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa
spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga
pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda.

Pada percobaan uji Sachs daun yang diberi air mendidih selama 5 menit menghasilkan warna
hijau tua, kemudian di pindahkan kedalam gelas beaker yang berisi alkohol Selma 5 menit
menghasilkan warna hijau muda, lalu kita masukkan kedalamam cawan petri dengan ditetesi
larutan betadint warna yang dihasilkan daun yang telah ditutup sebelumnya berwarna agak
kebiru-tuaan disekitar pinggir pinggirnya dan di bagian bagian yang tidak ditutupi lainnya,
sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna sedikit lebih cerah. Pada
percobaan uji ingenhousz jumlah gelembung pada jarak lampu 10 cm mengeluarkan gelembung
pada menit ke 2, pada jarak lampu 20 cm mengeluarkan gelembung pada menit ke 7, pada jarak
lampu 30 cm mengeluarkan gelembung pada menit ke 8.
Faktor-faktor luar yang mempengaruhi fotosintesis adalah cahaya, temperatur, oksigen, CO 2,
air, dan zat hara mineral. Sedangkan factor dalam yang mempengaruhi fotosintesis adalah
kandungan klorofil, morfologi daun, anatomi daun, protoplasma, dan akumulasi fotosintat.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
- Tim Biologi seluler dan monokuler 2014, petunjuk praktikum jember. Universitas
-

muhammadiyah jember
http://www.scribd.com/doc/231498459/Laporan-Praktikum-Fotosintesis-Percobaan-

Sachs-docx#scribd diakses pada tanggal 10-01-2015 jam 09:00 wib


Campbell, Neil A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Dwijoseputro. 1986. Biologi.Jakarta: Erlangga.
Kimball, John. 1998. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai