Anda di halaman 1dari 14

FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI

MAKALAH

Oleh

TPB GOLONGAN C

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat atau
zat gula dengan menggunakan energi matahari. Matahari sebagai sumber energi
utama bagi kehidupan di Bumi. Namun tidak semua organisma mampu secara
langsung menggunakannya. Hanya golongan tumbuhan dan beberapa jenis bakteri
saja yang mampu menyerap energi matahari dan memanfaatkannya untuk
fotosinrtesis. Melalui fotosintesis, tumbuhan menyusun zat makanan yaitu
karbohidrat (pati/gula). Karena kemampuan menyusun makanannya sendiri inilah,
tumbuhan disebut organisma autotrof.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi
cahaya. Sumber energi cahaya alami yang digunakan adalah sinar matahari yang
memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (kelihatan). Fotosintesis juga dapat di artikan
proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau
foton. Fotosintesis terdiri dari 3 tahap yaitu menangkap energi dari cahaya
matahari, menggunakan energi untuk membuat ATP dan NADPH dan
menggunakan ATP dan NADPH untuk membuat senyawa organik dari CO2. Sesuai
dengan fungsinya yaitu mengolah bahan makanan menjadi energi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Tanpa adanya energi, semua makhluk hidup tidak dapat melakukan
aktivitas.
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses
menghirup udara berupa gas O2 dan melepaskan udara berupa gas CO2. Sedangkan
tumbuhan bernafas dengan menghirup CO2 dan mengeluarkan O2. Peran tumbuhan
inilah yang membuat kita bisa menghirup udara segar setiap paginya, karena
tumbuhan telah menyerap semua gas-gas racun yang berterbangan di udara bebas.
Secara biologis, pengertian respirasi bukan hanya proses pertukaran gas. Pernafasan
lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi
di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energy atau tenaga. Zat makanan sumber
tenaga yang paling utama adalah karbohidrat.
Sebenarnya tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya
diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi
aerob. Bila dalam keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan
respirasi secara anaerob. Untuk lebih jelasnya akan dijelakan tentang fotosintesis
dan respirasi dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan fotosintesis?
2. Apakah yang dimaksud dengan respirasi pada tumbuhan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
pembaca tentang fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Fotosintesis
Fotosintesis merupakan sintesis yang memerlukan cahaya (fotos = cahaya;
sintesis = penyusunan atau membuat bahan kimia). Fotosintesis adalah proses
pembentukan karbohidrat dari karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dengan bantuan
sinar matahari. Tumbuhan mampu melakukan fotosintesis karena mempunyai sel-
sel yang mengandung klorofil (zat hijau daun). Dalam fotosintesis, energi cahaya
matahari diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia yang disimpan
dalam bentuk karbohidrat atau senyawa organik lainnya. Di dalam tumbuhan
karbohidrat diubah menjadi protein, lemak, vitamin, atau senyawa yang lain.
Senyawa-senyawa organik ini selain dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri, juga
dimanfaatkan oleh manusia dan hewan herbivora sebagai bahan makanan.
Fotosintesis melibatkan banyak reaksi kimia yang kompleks.
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi pada proses fotosintesis dapat di
tuliskan sebagai berikut :

Glukosa diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan melalui floem. Hasil


fotosintesis ini digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Apabila kebutuhan glukosa sudah cukup, maka kelebihan glukosa yang ada akan
diubah menjadi karbohidrat dan disimpan sebagai cadangan makanan di dalam
akar, batang, buah, atau biji. Dalam akar misalnya kentang, dalam batang misalnya
tebu, dalam buah seperti durian, rambutan, dan pepaya, dalam biji misalnya kacang
hijau.
2.1.1 Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis tidak berlangsung untuk semua sel tetapi khusus ada sel
yang mengandung pigmen fotosintetik karena proses fotosintesis dipengaruhi oleh
kemampuan daun menyerap spektrum cahaya. Perbedaan ini disebabkan perbedaan
pigmen pada jaringan daun. Kloroplas merupakan salah satu pigmen fotosintetik
yang berperan penting dalam proses fotosintesis untuk menyerap energi matahari.
Kloroplas atau zat hijau daun terdapat pada semua tumbuhan berwarna hijau.
Kloroplas mengandung klorofil. Pigmen fotosintesis ini terdapat pada membran
tilakoid. Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam
tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam
stroma.Klorofil sendiri hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam
fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem. Fotosistem adalah unit dari tumbuhan
untuk menangkap energi matahari (klorofil)
Proses fotosintesis dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein
berklorofil yang biasa disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini
tersimpan di dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein
ini tersimpan pada membran plasma. Sebagian energi cahaya yang dikumpulkan
klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energi digunakan
untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi
yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan
cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut siklus
Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri,
misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis
memiliki adaptasi mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida untuk
membantu mengurangi proses boros yang disebut fotorespirasi yang menghabiskan
sebagian dari gula yang dihasilkan selama fotosintesis.
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu
pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada
dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dibagi dua bagian utama yaitu reaksi terang
(memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).
1. Reaksi Terang
Pada reaksi terang, energi yang berasal dari matahari ( energi cahaya) akan
diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia (untuk mensintesis NADPH
dan ATP) di dalam kloroplas. Reaksi terang terjadi di dalam grana. Salah satu
pigmen yang berperan secara langsung dalam reaksi terang adalah klorofil a. Di
dalam membran tilakoid, klorofil bersama-sama dengan protein dan molekul
organik berukuran kecil lainnya membentuk susunan yang disebut fotosistem.
Beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan karotenoid membentuk suatu kumpulan
sebagai pengumpul cahaya yang disebut kompleks antena. Sebelum sampai ke
pusat reaksi, energi dari partikel-partikel cahaya (foton) akan dipindahkan dari satu
molekul pigmen ke molekul pigmen yang lain. Pusat reaksi merupakan molekul
klorofil pada fotosistem, yang berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi kimiawi
(reaksi cahaya) fotosintesispertama kalinya.
Di dalam membran tilakoid terdapat 2 macam fotosistem berdasarkan urutan
penemuannya, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Setiap fotosistem tersebut
mempunyai klorofil pusat reaksi yang berbeda, tergantung dari kemampuan
menyerap panjang gelombang cahaya. Klorofil pusat reaksi pada fotosistem I
disebut P700, karena mampu menyerap panjang gelombang cahaya 700 nm
(spektrumnya sangat merah), sedangkan pada fotosistem II disebut P680 (spektrum
merah).
Cahaya yang mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II akan
membuatnya melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor
elektron. Energi elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan
ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II
mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada
tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi elektron dari hasil ionisasi air
yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah
elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air,
bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van
Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik,
selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena
menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron
yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
Dalam fotosistem terdapat ratusan antena atau klorofil. Oleh karena itu, aliran
elektron pada reaksi terang akan mengikuti suatu rute tertentu. Ada dua aliran
elektron pada reaksi terang yaitu, aliran elektron Non-siklik dan aliran elektron
siklik.
a. Aliran elektron Non-siklik
Langkah awal dari reaksi terang adalah transfer elektron tereksitasi dari
klorofil pusat reaksi menuju molekul khusus yang disebut akseptor elektron primer.
Air (H2O) diuraikan menjadi 2 ion hidrogen dan 1 atom oksigen kemudian
melepaskan O2. Elektron yang berasal dari air (H2O) menggantikan elektron yang
hilang pada P680. Sebagaimana sistem transportasi elektron pada respirasi aerobik,
transport electron pada reaksi terang ini melalui rantai transport elektron menuju
fotosistem I (P700). Secara berturut-turut, rantai elektron tersebut
yiatu: plastokuinon (Pq), merupakan pembawa elektron; kompleks sitokrom dan
plastosianin (Pc), merupakan protein yang mengan dung tembaga. Adanya aliran
elektron ini akan menghasilkan energi-energi yang kemudian tersimpan sebagai
ATP. Pembentukan ATP yang menggunakan energi cahaya melalui aliran elektron
non siklis pada reaksi terang ini disebut fotofosforilasi non siklik.
Setelah elektron mencapai fotosistem I (P700), elektron ditangkap oleh
akseptor primer fotosistem I. Elektron melalui rantai transport elektron ke-dua,
yaitu melalui protein yang mengandung besi atau feredoksin (Fd). Selanjutnya,
enzim NADP+ reduktase mentransfer elektron ke NADP+ sehingga membentuk
NADPH yang menyimpan elektron berenergi tinggi dan berfungsi dalam sintesis
gula dalam siklus berikutnya yaitu siklus Calvin. Dengan demikian, reaksi terang
menghasilkan ATP dan NADPH.
b. Aliran elektron siklik
Pada aliran elektron siklis ini, elektron dari akseptor primer fotosistem I
dikembalikan ke fotosistem I (P700) melalui feredoksin, kompleks sitokrom, dan
plastosianin. Oleh karena itu, pada aliran siklis ini menyebabkan produksi ATP
bertambah tetapi tidak terbentuk NADPH serta tidak terjadi pelepasan molekul O2.
2. Reaksi Gelap (Siklus Calvin)
Bahan-bahan yang dihasilkan dari reaksi terang akan digunakan dalam siklus
Calvin. ATP digunakan sebagai sumber energy dan NADPH sebagai tenaga
pereduksi untuk penambahan elektron berenergi tinggi. Siklus Calvin terjadi pada
bagian kloroplas yaitu stroma. Pada reaksi gelap ini, bahan untuk fotosintesis
CO2 nantinya akan dibentuk menjadi molekul gula setelah melalui 3 tahapan, antara
lain:
a. Fiksasi Karbon
Pada tahap ini, gula berkarbon 5 yang disebut ribulosa 1,5 bisfosfat (RuBP)
mengikat CO2 membentuk senyawa interme diate yang tidak stabil, sehingga
terbentuk 3-fosfogliserat. Pembentukan tersebut dikatalisis oleh enzim RuBP
karboksilase atau rubisko. Sebagian besar tumbuhan dapat melakukakan fiksasi
karbon dan menghasilkan senyawa (produk) pertama berkarbon 3, yaitu 3-fosfo
gliserat. Oleh karena itu, tumbuhan yang dapat memfiksasi CO2 ini disebut
tumbuhan C3. Contohnya adalah tanaman padi, gandum, dan kedelai. Pada
beberapa tumbuhan, fiksasi karbon mendahului siklus Calvin dengan
cara membentuk senyawa berkarbon 4 sebagai produk pertamanya. Tumbuhan
seperti ini disebut tumbuhan C4. Contohnya adalah tebu, jagung, dan anggota
rumput-rumputan.
Tidak seperti pada tumbuhan C3 dan C4, tumbuhan kaktus dan nanas
membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Pada saat
stomata terbuka, tumbuhan mengikatkan CO2 pada berbagai asam organik. Cara
fiksasi karbon ini pertama kali di temukan pada tumbuhan famili Crassulaceae
(tumbuhan penyimpan air) dan disebut metabolisme asam krasulase (Crassulacean
Acid Metabolism) sehingga tumbuhannya disebut tumbuhan CAM. Asam organik
(senyawa intermediate) yang dibuat pada malam hari disimpan dalam vakuola sel
mesofi l sampai pagi hari. Pada siang hari (stomata tertutup), reaksi terang dapat
memasukkan ATP dan NADPH untuk siklus Calvin. Pada saat itu, asam organik
melepaskanCO2 dan memasuki molekul gula (RuBP) dalam kloroplas. Dengan
demikian, baik tumbuhan C3, C4, maupun CAM akan menggunakan siklus Calvin
setelah fiksasi CO2 untuk membentuk molekul gula dari karbondioksida.
b. Reduksi
Setiap molekul 3-PGA menerima gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuk
1,3 bisfosfogliserat. Elektron dari NADPH mereduksi 1,3 bisfosfogliserat dan
terbentuk 6 molekul gliseraldehid 3-fosfat (G3P), yang dikatalisis oleh G3P
dehidrogenase. Satu molekul G3P akan keluar sebagai molekul gula atau glukosa
dan senyawa organik lain yang diperlukan tumbuhan, sedangkan 5 molekul G3P
yang lain akan masuk ke tahapan regenerasi.
c. Pembentukan kembali (regenerasi) RuBP
Pada tahapan terakhir siklus Calvin ini, RuBP sebagai pengikat CO2 dibentuk
kembali oleh 5 molekul G3P. RuBP siap untuk mengikat CO2 kembali dan siklus
Calvin dapat berlanjut kembali. Dengan demikian, molekul gula tidak akan
terbentuk hanya dengan reaksi terang atau siklus Calvin saja. Oleh karena itu, kedua
proses tersebut merupakan gabungan proses untuk terjadinya fotosintesis. Pada
proses fotosintesisjuga menghasilkan molekul gula. Gula yang dibuat dalam
kloroplas tersebut akan digunakan untuk proses respirasi tumbuhan atau menyusun
senyawa organik lainnya dalam sel tumbuhan. Gula tersebut akan diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan, dalam bentuk gula sederhana seperti glukosa. Molekul-
molekul gula berlebih yang terbentuk selama fotosintesis dan tidak diedarkan, akan
menumpuk atau disimpan di dalam plastida sebagai sumber cadangan energy dalam
bentuk amilum atau pati (polisakarida).

2.2 Respirasi
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan
energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan
maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun
malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup
memerlukan energy begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh
bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggirespirasi terjadi baik pada
akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada karbohidrat
(glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh
oksigen akan menghasilkan energy karena semua bagian tumbuhan tersusun atas
jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Campbell,
2002).
Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak
semua tumbuhan bernapas dengan menggunkan oksigen.Tumbuhan tak berklorofil
benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk
memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan
yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energy dengan cara menguraikan
bahan bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses pernapasan aerob /
anaerab.akan dihasilkan gas karbondioksida dan uap air. Gas dan uap air tersebut
dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan karbondioksida yang dihasilkan
masuk dan keluar dari tubuh secara difusi. Gas gas tersebut masuk dan keluar
melalui stomata yang ada pada permukaan daun dan inti sel yang ditemukan pada
kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam tanah juga dapat melakukan proses
keluar masuknya gas. Tumbuhan yang hidup di daerah rawa/berlumpur mempunyai
akar yang mencuat keluar dari tanah. Akar ini disebut akar napas. Kandungan
katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi
(sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan
mencampur dengan fungsi dari enzim atau mengkombinasikan sisi aktifnya.
Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim
(Kimball, 1983).

2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Proses Respirasi


Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
a. Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan
respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan
respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang
tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
b. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan
untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
c. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor
Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan
suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
d. Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing
spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding
tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa
pertumbuhan (Ross, 1995).
e. Kadar CO2 dalam udara
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar
maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 %
dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan terhenti.
f. Persediaan air
Jika kadar air sedikit maka respirasi kecil. Jika biji (direndam air) maka respirasi
menjadi lebih giat. Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan
tepung/KH)
g. Cahaya
Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah panas , panas menambah
kegiatan respirasi.
2.2.2 Manfaat Respirasi
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut
terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik,
dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang
penting sebagai Building Block. Building Block merupakan senyawa- senyawa
yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam
amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk
pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen
flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi
bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas
terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan
H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2
dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam
sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi
sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk
mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fotosintesis merupakan proses pembentukan senyawa oganik (gula) dari
karbon dioksida dengan bantkuan energy cahaya di dalam struktur klorofil.
Rangkaian reaksi fotosintesis dibagi dua bagian utama yaitu reaksi terang
(memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan
energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan
maupun sel hewan dan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://hasanlombok811.blogspot.com/2012/03/makalah-biologi-umum-i-
fotosintesis.html
http://biologigonz.blogspot.com/search/label/FOTOSINTESIS
http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta,

Anda mungkin juga menyukai