Anda di halaman 1dari 9

PRAKTEK MORFOLOGI DAN ANATOMI BENIH

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMASAKAN


BENIH TANAMAN HORTTIKULTURA

LAPORAN

Oleh

Hanif Ahmad Abdul Ghofur


NIM A41161787

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Periode pembentukan dan pemasakan biji dimulai sejak selesainya
pembuahan sampai panen. Biasanya biji matang bersamaan waktunya dengan
masaknya buah. Hal terpenting pada periode pemasakan biji adalah perubahan
mengenai kadar air biji, daya kecambah biji, daya tambah biji, berat kering biji dan
ukuran besar biji. Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologis
tercapai umumnya tidak mempunyai viabilitas tinggi. Diduga pada tingkat tersebut
benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan juga pembentukan
embrio belum sempurna. Pada umumnya sewaktu kadar biji menurun dengan cepat
sampai sekitar 20% maka biji mencapai masak fisiologis. Setelah masak fisiologis
ini tercapai translokasi zat makanan yang akan disimpan kedalam biji dihentikan.
Disamping itu pada saat masak fisiologis, biji mempunyai berat kering
maksimum, daya tumbuh dan daya kecambah maksimum. Menunda waktu panen
jauh sesudah masak fisiologis menimbulkan kerugian yaitu, menurunkan mutu biji,
menurunkan hasil, kerusakan biji oleh fungsi atau hama, kerontokan biji dan
kerebahan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tingkat kemasakan benih sebelum masak fisiologis, tepat
masak fisiologis, dan lewat masak fisiologis untuk tanaman hortikultura.
2. Menjelaskan perbedaan tingkat kemasakan benih.

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui tingkat kemasakan benih sebelum masak fisiologis, tepat
masak fisiologis, dan lewat masak fisiologis untuk tanaman hortikultura.
2. Dapat menjelaskan perbedaan tingkat kemasakan benih.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses


pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang ( Taiz and Zeiger 1998). Proses
masak fisiologis pada buah dan biji biasanya terjadi secara bersamaan, sehingga
waktu masaknya buah biasanya bersamaan den gan waktu masaknya biji. Tahap
masak fisiologis pada buah terdiri dari proses fisiologis, biokimia dan dehidrasi
(penurunan kadar air benih). Pada proses fisiologis dan biokimia terjadi
peningkatan pembentukan cadangan makanan terutama karbohidrat, protein, dan
lemak serta hormon pengatur tumbuh (Nitsch, 1971 dalam Suita, E,dkk, 2008).
Pada saat buah masak fisiologis, terjadi peningkatan produksi gula dan kadar air
pada daging buah sehingga terjadi perubahan warna, rasa dan aroma pada kulit dan
daging buah, sehingga buah berubah menjadi lunak.
Biasanya kulit buah yang berwarna hijau menjadi mengkilap dan secara
perlahan-lahan klorofil akan hancur sehingga berubah menjadi warna merah,
kuning atau jingga (Sedgley dan Griffin, 1989 dalam Suita, E,dkk, 2008) Benih
dapat berkecambah pada semua tingkat kemasakan, hanya saja terjadi perbedaan
daya berkecambah antara tingkat kemasakanbenih tersebut. Perbedaan itu antara
lain disebabkan karena cadangan makanan yag terdapat pada benih yang belum
masak masih belum cukup tersedia bagi pertumbuhan embrio, lain halnya pada
benih yang telah masak. Copeland dan Mc Donald (2001) menyatakan bahwa benih
yang telah masak fisiologis mempunyai cadangan makanan sempurna sehingga
dapat menunjang pertumbuhan kecambah. Namun ternyata setiap tanaman
memiliki perbedaan karakteristik dalam proses perkecambahan.
BAB 3. METODELOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Pelaksanaan praktikum morfologi eksternal benih ini dilaksanakan pada hari
Senin, 23 Oktober 2017 pada pukul 15.00 17.00 WIB di laboratorium Teknik
Produksi Benih Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Jangka sorong
2. Loupe
3. Pensil 2B
4. Setip
5. Kertas HVS
3.2.2 Bahan
1. Benih Pare (sebelum fisiologis, 1/2 masak fisiologis, masak fisiologis).
2. Benih Semangka (sebelum fisiologis, 1/2 masak fisiologis, masak
fisiologis).
3. Benih Mentimun (sebelum fisiologis, 1/2 masak fisiologis, masak
fisiologis).
4. Benih Melon (sebelum fisiologis, 1/2 masak fisiologis, masak fisiologis).
5. Benih Kacang Panjang (sebelum fisiologis, 1/2 masak fisiologis, masak
fisiologis).
6. Benih Terong (sebelum fisiologis, 1/2 masak fisiologis, masak fisiologis).
7. Benih Tomat (sebelum fisiologis, 1/2 masak fisiologis, masak fisiologis).
8. Benih Cabai (sebelum fisiologis, 1/2 masak fisiologis, masak fisiologis).

3.3 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Mengamati masing masing benih tersebut pada tingkat kemasakan yang
berbeda yaitu sebelum masak, 1/2 masak dan tepat masak fisiologis.
3. Mengidentifikasi benih tersebut meliputi, bentuk, warna, ukuran, cadangan
makanan dan permukaan
4. Menggambar masing masing benih tersebut dengan tingkat kemasakan
yang berbeda.
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Ukuran (P X L) Cadangan
No. Nama Benih Kondisi Warna Permukaan Bentuk
Cm Makanan

Kurang
Muda Putih Tulang Agak Kasar 1,5x0,7 Gigi
Sempurna

Belum
1. Pare Masak Coklat Muda Kasar 1,4x0,75 Gigi
Sempurna

Masak
Coklat Tua Kasar 1,3x0,9 Gigi Sempurna
Fisiologis

Kurang
Muda Hitam Halus 6,3x7,2 Pipih
Sempurna

Belum
2. Semangka Masak Hitam Halus 0,85x0,45 Pipih
Sempurna

Masak
Hitam Halus 0,85x0,45 Pipih Sempurna
Fisiologis

Kurang
Muda Krem Kusam Halus 1x0,45 Lancip
Sempurna

Belum
3. Mentimun Masak Krem Cerah Halus 1,1x0,4 Lancip
Sempurna

Masak
Krem Kusam Halus 1,2x0,4 Lancip Sempurna
Fisiologis

Kurang
Muda Krem Muda Keriput 4,2x2,9 Oblong
Sempurna

Belum
4. Melon Masak Krem Kusam Agak Keriput 7,2x2,3 Oblong
Sempurna

Masak
Krem Tua Halus 8,3x4,2 Oblong Sempurna
Fisiologis

Kurang
Muda Hitam Halus 1x0,4 Ginjal
Sempurna

Kacang Belum
5. Masak Hitam Halus 1,2x0,5 Ginjal
Panjang Sempurna

Masak
Hitam Halus 1,3x0,6 Ginjal Sempurna
Fisiologis

Kurang
Muda Coklat Muda Agak Kasar 0,35x0,2 Pipih
Sempurna

Belum
6. Terong Masak Coklat Muda Agak Kasar 0,35x0,2 Pipih
Sempurna

Masak
Coklat Muda Agak Kasar 0,35x0,35 Pipih Sempurna
Fisiologis

Kurang
Muda Coklat Kelabu Berbulu 0,35x0,35 Pipih
Sempurna

Belum
7. Tomat Masak Coklat Muda Berbulu 0,35x0,25 Pipih
Sempurna

Masak
Coklat Tua Berbulu 0,4x0,2 Pipih Sempurna
Fisiologis

Kurang
Muda Kunig Kusam Agak Halus 0,45x0,3 Pipih
Sempurna

Belum
8. Cabai Masak Kunig Kusam Agak Halus 0,5x0,35 Pipih
Sempurna

Masak
Kunig Cerah Agak Halus 0,4x0,35 Pipih Sempurna
Fisiologis
4.2 Pembahasan
Dari data diatas dapat diketahui bahwa terdapat delapan contoh biji yang
diamati dari komoditas tanaman holtikultura, terdapat dua biji yang tergolong
dalam kelompok cucurbitaceae, sisanya adalah kelompok kacang kacangan dan
solanaceae, dapat dilihat beberapa parameter yang digunakan untuk membedakan
morfologi dan anatomi biji, mulai dari parameter bentuk biji tidak menunjukkan
perbedaan yang mencolok, parameter cadangan makanan dan permukaan biji juga
tidak dapat menjadi pembeda, namun pada parameter warna dapat dilihat perbedaan
yang sangat mencolok antara biji yang belum masak, setengah masak dan sudah
masak fisiologis.
Contoh biji yang diamati memiliki cadangan makanan berupa kotiledon,
namun yang menjadi pembedanya adalah dari senyawa cadangan makanan,
kelompok cucurbitaceae banyak mengandung senyawa cadangan makanan berupa
vitamin, sedangkan dari kelompok kacang kacangan dan sisanya mempunyai
senyawa cadangan makanan berupa lemak dan protein. Pada biji yang sudah masak
fisiologis mempunyai struktur yang lebih keras mulai dari cadangan makanan
sampai kulit bijinya dibandingkan dengan benih yang belum masak fisiologis.
BAB 5. PENUTUP

5.2 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan diatas dapat diambil beberpa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Parameter warna menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok antara
biji yang belum masak, setengah masak dan sudah masak fisiologis.
2. Biji yang telah masak fisiologis memiliki struktur yang lebih keras
dibandingkan biji yang belum masak.

5.2 Saran
Pada pratikum selanjutnya sebaiknya contoh benih yang diamati lebih banyak
lagi, agar pengetahuan mahasiswa lebih luas dan menambah keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA

Sutopo, L. 2002. Teknologi Beniih. Malang: UNIBRAW.

Tim dosen, 2017. Buku Kerja Praktek Mahasiswa (BKPM) Morfologi dan Anatomi
Benih. Jember: Politeknik Negeri Jember.

Anda mungkin juga menyukai