Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH

1.1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan
pertanaman, artinya benih memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang
diproduksi dan tersedia harus bermutu tinggi agar mampu menghasilkan
tanaman yang mampu berproduksi maksimal.
Perkecambahan merupakan sebuah peristiwa yang penting sejak benih
dorman sampai kebibit yang sedang tumbuh tergantung dari viabilitas
benih,lingkungan yang cocok dan pada beberapa tanaman tergantung pada
usaha pemecahan dormansi. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pengujian
benih untuk mengetahui viabilitas benih atau kemampuam benih untuk
tumbuh menjadi bibit pada kondisi lingkungan yang optimum. Uji
perkecambahan itu meliputi uji daya kecambah, yang erat kaitanya dengan
viabilitas benih dan uji kecepatan berkecambah yang berhubungan erat
dengan vigor benih.
Setiap benih memiliki kemampuan yang berbeda untuk berkecambah,
meskipun kondisi genetis dan fisiologisnya sama. Hal ini disebabkan
oleh kondisi lingkungan yang dapat menentukan suatu kecambah. Dengan
memberikan perlakuan yang berbeda pada satu jenis benih yang sama akan
dapat diketahui kemampuan tumbuh dari masing-masing benih tersebut.
Daya tumbuh atau Daya berkecambah ialah jumlah benih yang
berkecambah dari se jumlah benih yang di kecambahkan pada media tumbuh
optimal ( kondisi laboratorium ) pada waktu yang telah ditentukan, dan
dinyatakan dalam persen. Pengujian daya kecambah adalah
mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan
perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya
berkecambahnya.
B. Tujuan
Acara praktikum ini bertujuan agar :
1. Dapat melakukan uji daya berkecambah dengan metode Uji Kertas

1
2. Dapat mengetahui berapa persen benih yang berkecambah
1.2 ALAT DAN BAHAN
 Benih padi dan tomat
 Kertas buram/stensul
 Plastik transparan
 Pinset
 Handsprayer
 Kertas label
 Wadah untuk penyimpanan
1.3 METODE
1. Siapkan 5 lembar kertas, 3 untuk alas, 2 lembar lainnya untuk menutup.
2. Ambil 3 lembar kertas kemudian dibasahi dengan menggunakan
handsprayer. Kemudian letakkan 3 lembar kertas tersebut di atas plastik
transparan.
3. Tanam masing-masing 50 benih padi dan 25 benih tomat dengan
menggunakan pinset, benih disusun secara teratur.
4. Tutup susunan benih dengan 2 lembar kertas yang sudah dibasahi.
5. Gulung kertas tersebut dan beri lebel dengan memberikan keterangan
perlakuan dan tanggal saat penanaman.
6. Lakukan untuk dua ulangan.
7. Pengamatan daya berkecambah dilakukan pada hitungan I ( hati ke-3 )
dan hitungan II ( hari ke-5 ) setelah tanam untuk tomat, serta pada
hitungan I ( hari ke-5 ) dan hitungan II ( hari ke-7 ) setelah tanam untuk
padi.
8. Besarnya daya berkecambah benih dihitung dengan rumus :

DB=
∑ KN hitungan I +∑ KN hitungan II ×100 %
∑ Benih yang ditanam
Keterangan : ∑ KN = jumlah kecambahnormal

2
1.4 HASIL

Hitungan 1 Hitungan 2
Pengamatan
(hari ke-5) (hari ke-7) Tabel 1.

Jumlah benih berkecambah Benih


3 10
normal padi
Jumlah benih berkecambah
0 2
abnormal
Total 3 12

Hitungan 1 Hitungan 2
Pengamatan
(hari ke-3) (hari ke-7)
Jumlah benih berkecambah
23 23
normal
Jumlah benih berkecambah
0 2
abnormal
Total 23 25

10
DB= ×100 %
50
DB = 20%

Tabel 2. Benih tomat

3
23
DB= ×100 %
25
DB = 92%

1.5 PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan kedua jenis benih (padi dan tomat), dilihat dari
jumlah kecambah normal dan kecambah abnormal, secara umum benih tomat
memiliki viabilitas yang lebih baik dibandingkan benih kedelai. Kecambah
normal, ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik, jumlah
kotiledon (bakal daun) sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau,
dan mempunyai tunas pucuk yang baik. Kecambah dengan pertumbuhan
kecambah abnormal memiliki ciri-ciri plumula (calon batang) atau radikula
(calon akar) tumbuh tidak baik yaitu plumula tumbuh membengkok atau
tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya.

Kecambah busuk ialah benih yang tidak tumbuh sama sekali bahkan
terjadi pembusukan pada benih tersebut. Dari dua praktikum(padi dan tomat)
yang diamati, benih tomat memiliki nilai daya berkecambah sebesar 92% atau
temasuk dalam kriteria benih yang memiliki mutu yang baik. Sedangkan
benih padi memiliki nilai daya kecambah yang sangat kecil, yaitu daya
berkecambah sebesar 20% atau termasuk dalam kriteria mutu benih jelek.

Jumlah kecambah normal pada benih tomat jauh lebih banyak


dibandingkan jumlah kecambah normal pada benih padi. Pada benih padi juga
banyak ditemukan benih yang tidak tumbuh. Tetapi pada benih tomat tidak
terlihat benih yang tidak tumbuh, semua benih pada benih tomat tumbuh
semua meskipun ada beberapa yang perkecambahannya kurang baik atau
abnormal.

Kedua jenis benih tadi dikecambahkan dengan cara yang sama, media
yang sama, dan tempat yang sama. Media kertas yang digunakan pada kedua

4
jenis benih sama yaitu kertas buram. Tempat tumbuh dan lingkungan
tumbuhnya juga seragam, yaitu diletakan di tempat wadah pennyimpanah
pada kondisi lingkungan laboratorium. Ditinjau dari kualitas benih yang
digunakan pada praktikum kali ini, tidak menggunakan benih dengan kualitas
yang sama pada kedua jenis benih.

Apabila penyebabnya faktor eksternal, seperti faktor lingkungan,


suhu, kelembaban, hama, penyakit, dll. Maka seharusnya benih benih tomat
juga akan mengalami hal yang sama dengan yang dialami benih padi, karena
keduanya dikecambahkan pada tempat dan lingkungan yang sama. Jadi
kemungkinan besar penyebabnya adalah faktor internal pada benihnya.

Faktor eksternal yang merupakan ekologi perkecambahan meliputi air,


suhu, kelembaban, cahaya dan adanya senyawa-senyawa kimia tertentu yang
berperilaku sebagai inhibitor perkecambahan (Dwidjoseputro. 1983).

Selain itu faktor internal yang lain adalah kemasakan benih. Jika benih
yang sudah masak maka kandungan cadangan makan pada benih tersebut
sudah ada, sehingga waktu benih itu ditanam maka perkecambahan akan
mudah karena dalam melakukan perkecambahan benih melakukan
aktivitasnya dengan cadangan makanan tersebut (Pramono,2010).

Praktikan uji daya berkecambah ini, kurang mengetahui penyebab


mengapa benih tomat memiliki daya kecambah jauh lebih tinggi (92%)
dibandingkan benih padi (20%). Praktikan menduga penyebab hal tersebut
ialah kualitas benih padi yang mungkin sudah tidak bagus lagi pada saat
digunakan sehingga setelah dikecambahkan hasilnya tidak sesuai dengan
standar kualitas benih yang ada.

1.6 KESIMPULAN
1. Praktikan uji daya kecambah benih ini dapat dilakukan dengan metode Uji
Kertas Digulung  (UKD)
2. Nilai daya kecambah benih tomat lebih baik (92%) dibandingkan nilai daya
kecambah benih padi (20%).

5
3. Penyebab benih padi yang kurang baik perkecambahannya dibanding
dengan benih tomat dikarnakan ada faktor internal yang ada pada benih
padi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sugeng, M. 2014. Uji daya berkecambah benih. http://semiliranginsore.


blogspot.com/2012/01/uji-daya-berkecambah-benih.html. Diakses 27 januari
2020.

Fitriani, A. 2015. Uji daya perkecambahan benih dan kunjungan uptd balai benih
padi dan palawija bojongsari. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Dewi, I. F. 2017. Pengujian daya tumbuh benih. Universitas Tidar.


https://www.slideshare.net/InayatulFD97/laporan-praktikum-pengujian-daya-
tumbuh-benih.Diakses 27 januari 2020

Tefa, A. (2017). Uji Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa, L.) selama
Penyimpanan pada Tingkat Kadar Air yang Berbeda. Jurnal Pertanian Konservasi
Lahan Kering. 2 (3) 48-50.

7
BAB II

PENGUJIAN VIGOR BENIH

2.1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Vigor merupakan hidupnya benih dan diukur berupa; benih yang
berkecamabah, kecepatan perkecambahan dan jumlah kecambah normal,
pada setiap lingkungan yang ada. Selain itu juga harus diperhatikan semua
perlengkapan perkecambahan yang mempengaruhi kecepatan dan
keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini merupakan
tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya.
Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang memperlihatkan
pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada
cakupan kondisi lapang yang luas. Vigor lebih ditunjukkan pada kekuatan
benih, kemampuan benih untuk menghasilkan perakaran dan pucuk yang
kuat pada kondisi yang kurang menguntungkan (sub optimum) serta bebas
dari serangan mikroorganisme. Indeks vigor sangat dipengaruhi oleh faktor
luar dan dalam benih. faktor luar yaitu meliputi kadar air, kelembaban,
cahaya, suhu, dan oksigen. faktor dalam yaitu meliputi dormansi benih,
ketebalan kulit benih, dan ukuran benih.
Uji vigor merupakan parameter viabilitas absolute yang tolak ukurnya
bermacam-macam. Tolak ukur menunjukkan benih yang cepat tumbuh lebih
mampu menghadapi kondisi lapang yang sub optimal dan yang digunakan
adalah persentase kecambah normal. Maka dari itu benih yang memiliki
viabilitas tinggi akan menghasilkan bibit yang kuat dengan perkembangan
akar yang cepat, sehingga menghasilkan pertanaman yang sehat dan baik. 

B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum melakukan pegujian vigor benih adalah
1. Untuk mengetahui parameter kecepatan tumbuh pada benih.
2. Untuk mengetahui indeks vigor benih.
3. Dan potensi tumbuh maksimum.

8
2.2 ALAT DAN BAHAN
 Benih padi dan tomat
 Kertas buram/stensul
 Plastik transparan
 Pinset
 Handsprayer
 Kertas label
 Wadah untuk penyimpanan
2.3 METODE
1. Tanam benih seperti pada percobaan 1
2. Amati kecambah benih setiap hari, dimulai hari pertama setelah tanam.
3. Hitung indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (Kct), dan potensi tumbuh
maksimum (PTM) dengan rumus :

IV =
∑ kecepatannormal pertama ×100 %
∑ benih yang diuji

i=n
% kecepatan normal
Kct =∑ ❑ × 100 %
i=0 hari

PTM =
∑ kecepatannormal + ∑ kecepatan abnormal ×100 %
∑ benih yang diuji

9
2.4 HASIL

Tabel 1.hasil perkecambahan benih Padi dan tomat

Jumlah kecambah normal Jumlah kecambah abnormal


Hari ke- Padi Tomat Padi Tomat
1 0 0 0 0
2 1 16 0 0
3 4,5 20,5 0 0
4 5 23 0 0
5 7,5 23 1 0,5
6 10 23 2 2
7 11 23 2,5 2
Total 11 23 2,5 2

Tabel 2. Hasil perhitungan IV, Kct dan PTM dari tabel 1.

Perhitungan Padi Tomat


IV 15% 82%
Kct 7,89% 39,76%
PTM 27% 100%

2.5 PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai pengujian uji
vigor  benih yang mana nantinya diharapkan berbagai kemungkinan untuk
mendapatkan hasil pengujian benih yang bagus, dengan asumsi benih itu
benar-benar bermutu dan berkualitas tinggi. Dalam melakukan pengujian
mutu benih dengan melakukan pengujian daya berkecambah sangat
menentukan apakah benih tersebut baik atau tidak, uji viabilitas terhadap
benih yang akan ditanam sangat perlu dilakukan, hal ini betujuan untuk
mengetahui beberapa tolak ukur dari benih tersebut serta mengetahui
perbedaan atau ciri-ciri kecambah normal atau tidak normal.  Pengujian
viabilitas benih dapat mencangkup  pengujian daya berkecambah atau daya
tumbuh dan pengujian vigor benih.

10
Vigor benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman
normal pada lingkungan yang kurang memadai (sub optimal), dan mampu
disimpan pada kondisi simpan yang sub optimal. Vigor adalah sejumlah
sifat-sifat benih yang mengidikasikan petumbuhan dan perkembangan
kecambah yang cepat dan seragam pada cangkupan kondisi lapang yang
luas.

Percobaan yang dilakukan pada paktikum ini yaitu pengujian vigor


benih padi dan tomat dengan menggunakan media kertas. Praktikum ini
bertujuan agar mahasiswa mampu melaksanakan pengujian vigor benih
terutama pada benih tanaman pangan, serta agar mahasiswa dapat
mengetahui mutu benih.

Data yang didapat pada tabel hasil diatas menunjukkan bahwa


benih padi sangat seditik tumbuhnya dari 50 benih padi yang di tanam
hanya bisa menumbuhkan 11 yang berkecambah. Sedangkan pada benih
tomat menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dari pada benih padi,
karna dari 25 benih yang ditanam ada 23 benih yang berkecambah. Selainitu
juga dapat di lihat dari perhitungan IV, Kct dan PTM, dimana pada padi
memliki nilai IV sebesar 15%, Kct sebesar 7,89% dan PTM sebesar 27%.
Sedangkan pada tomat memiliki nilai IV sebesar 82%, Kct sebesar 39,76%
dan PTM sebesar 100%.

Mengapa terjadi perbedaan hasil antara pengamatan benih padi dan


benih tomat,? Sedangkan media tanamnya sama-sama ditanam di kertas,
suhu dan perlakuan terhadap benih juga sama. Perbedaan tersebut
kemungkinan terletak pada kualitas benih, karna benih padi didapatkan dari
hasil petani yangsudah disimpan sekitar 5 bulanan, sehingga mutu dan
kualitas benih untuk dikecambahkan kurang baik, karna tempat
penyimpanan benih untuk penyimpanan benih kurang baik, sehingga
kualitas benih berkurang kurang bagus . Sedangkan benih tomat didapatkan
di toko pertanian yang masih tersimpan baik, sehingga mutu dan kualitas
benih tomat lebih baik atau lebih bagus dari benih padi, maka dari itu benih
tomat lebih banyak tumbuhnya dari pada benih padi.

11
2.6 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dati praktikum di atas adalah
1. Benih dikatakan vigor apabila menunjukkan kekuatan dan keserempakan
tumbuh yang homogen.
2. Kualitas benih juga menjadi faktor penyebap terhadap pertumbuhan
benih.
3. Semakin lama umur simpan benih memiliki nilai yang rendah
dibandingkan dengan umur simpat benih yang baru, karna semakin lama
penyimpanan benih dengan cara penyimpaqnan yang kurang baik
menyebapkan penurunan kemampuan atau kekuatan benih dalam
berkecambah atau tumbuh.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rantau, Anak. 2017. Laporan Teknologi Benih Uji Vigor Benih


http://sapoetroandri073.blogspot.com/2017/05/laporan-teknologi-benih-uji-vigor-
benih.html. Diaksesk 27 januari 2020.

Dewi, Inayatul fitria. 2017. Pengujian Indeks Vogor https://www.slideshare.net/


InayatulFD97/laporan-pengujian-indeks-vigor. Diakses 27 januari 2020

Najwa. 2014. Uji Vigor Benih. http://siskannajwa.blogspot.com/2014/02/uji-


vigor-benih.html. Diakses 27 januari 2020

Isrania, Desi. 2016. Laporan Praktikum Teknologi Benih "Indeks Vigor dan Vigor
Hipotetik Benih. https://www.academia.edu/24608721/LaporanPraktikum_
Teknologi Benih_Indeks_Vigor_dan_Vigor_Hipotetik_Benih. Diakses 27 januari
2020.

13
BAB III

PEMECAHAN DORMANSI BENIH DENGAN FISIK DAN KIMIAWI

3.1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dormansi adalah masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan
tidak dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan
luar biji. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan
untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji
maupun pada embryo. Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah
membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat
mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya.
Benih dikatakan dormasi bila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak  berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi syarat bagi sutu perkecambahan. Dormansi
merupakan terhambatnya proses metabolisme dalam biji. dormansi dapat
berlangsung dalam waktu yang sangat bervariasi (harian atau tahunan)
tergantung oleh jenis tanaman dan pengaruh lingkungannya. Maka dari itu
harus ada proses pemecahan dormansi baik secara fisik maupun dengan
kimia, agar supaya biji tersebut cepat berkecambah.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum melakukan pegujian vigor benih adalah
4. Untuk mengetahui parameter kecepatan tumbuh pada benih.
5. Untuk mengetahui indeks vigor benih.
6. Dan potensi tumbuh maksimum.

3.2 ALAT DAN BAHAN


 Benih mentimun
 KNO3
 Kertas buram/stensil
 Hend sprayer

14
 Pinset
 Pinset atau cutter atau gunting kuku.
3.3 METODE
1. Pematahan dormansi secara kimia
a. Bagi benih menjadi 6 lot. Satu lot masing-masing berjumlah 25 buah
untuk satu ulangan. Lot pertama akan memjadi kontrol atau tampa
perendaman KNO3, sedangkan lot kedua sampai lot keenam diberi
perlakuan rendaman KNO3.
b. Rendam benih lot pertama dengan air selama 24 jam, sedangkan lot
kedua hingga keenam direndam dengan KNO3 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%
selama 24 jam.
c. Tanamlah keenam lot benih dengan menggunakan metode UKDdp
d. Amati DB, IV, KCT dan PTM.
2. Pematahan dormansi secara fisik
a. Siapkan dua lot benih yang masing-masing terdiri dari 25 benih. Satu lot
akan memjadi kontrol tampa pelukaan, lot kedua akan diberi pelukaan.
b. Lukai benih pada lot pertama dengan cara membuat sayatan kecil pada
bagian kulit yang berlawanan dengan letak imbrio.
c. Tanam kedua lot benih dengan metode UKDdp.
d. Amati DB, IV, KCT dan PTM

Cara membuat larutan KNO3 :

Misalnya, larutan 2% artinya dalam 100 mL larutan mengandung 2 gram


KNO3, sedangkan larutan 5% artinya dalam 100 mL larutan mengandung 5
gram KNO3

15
3.4 HASIL

Tabel 1. Hasil perkecambahan dormansi benih secara kimia

Jumlah benih berkecambah


KNO3 KNO3 KNO3 KNO3 KNO3
HARI Kontrol 1% 2% 3% 4% 5%
Abno
KE- Norm Abnor Norm Abnor Norm Abnor Norm Norm Abnor Norm Abnor
r
al mal al mal al mal al al mal al mal
mal

1 21 0 24 0 24 0 23 0 22 0 20 0

2 23 1 25 0 25 0 25 0 22 3 22 3
3 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
4 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
5 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
6 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
7 24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2
Total
24 1 25 0 25 0 25 0 22 3 23 2

Perhitungan DB, IV, Kct dan KTM terhadap perlakuan KNO3 1%, 2%, 3%, 4%,
dan 5% dapat dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 hasil perhitungan dari perkecambahan secara kimia

Perhitungan Kontrol KNO3 KNO3 KNO3 KNO3 KNO3


1% 2% 3% 4% 5%
DB 96% 100% 100% 100% 88% 92%
IV 96% 100% 100% 100% 88% 92%
Kct 58,72% 63,81% 63,81% 62,81% 57,03% 56,12%
PTM 100% 100% 100% 100% 100% 100%

16
Tabel 2. Hasil perkecambahan dormansi benih secara pelukaan (fisik)

Hari Pelukaam Tampa pelukaan


ke- normal abnormal normal abnormal
1 0 0 0 0
2 17 0 18 0
3 18 0 20 0
4 18 0 22 0
5 18 2 22 0
6 18 3 22 2
7 18 3 22 2
Total 18 3 22 2

Hsil perhitungan perkecambahan benih secara pelukaan (fisik) dari tabel 2 dapat
di pada tabel 2.1

Tabel 2.1 hasil perhitungan dari perkecambahan secara pelukaan (fisik).

Perhitungan Pelukaan Tampa pelukaam


DB 72% 88%
IV 72% 80%
Kct 28,17% 32,36%
PTM 84% 96%

3.5 PEMBAHASAN
Menurut Campbell (2008). Dorman artinya tidur atau istirahat.
Dormansi adalah biji yang tidak mengalami perkecambahan dalam periode
tertentu. Dormansi juga dapat terjadi pada tunas. Istilah dormansi ini
hanya digunakan untuk menyatakan keadaan biji yang gagal berkecambah
yang diakibatkan oleh keadaan internal biji itu sendiri, bukan karena
lingkungan yang tidak cocok.
Penyebab biji tidak dapat melakukan perkecambahan ini dipengaruhi
oleh dari biji itusendiri, yaitu dikarenakan bentuk permukaan biji yang keras,
sehingga proses imbibisi sulitterjadi. Menurut Tamin (2007) dormansi benih
merupakan ketidakmampuan benih hidup untuk berkecambah pada suatu
kisaran keadaan luas yang dianggap menguntungkan untuk benih tersebut.
Dormansi dapat disebabkan karena tidak mampunya benih secara total
untuk berkecambah atau hanya karena bertambahnya kebutuhan yang khusus 

17
untuk perkecambahannya. Dormansi benih dapat disebabkan keadaan fisik
dari kulit biji dan keadaan fisiologis embrio, atau kombinasi dari keduanya.
Pada praktikum yang telah dilakukan percobaan ini digunakan dengan
biji mentimun .Percobaan dilakukan dengan cara dua cara yaitu yang pertama
menggunakan larutan KNO3 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%. Sedangkan cara yang
kedua dengan cara fisik atau dilukai bagian benih. Hasil pada percobaan ini
dapat dilihat pada tabel 1. yang mana jumlah benih perkecambahan yang baik
yaitu pada pemberian KNO3 1% Sampai 3% dari pada yang lainnya.
Sedangkan dengan cara pelukanan bisa di lihat pada tabel 2. Dimana hasilnya
terletak pada kontro(tampa pelukaan) sebesar 22 yang berkecambah. Dalam
perhitungan DB, IV, Kct dan PTM pada perlakuan kimia (KNO3) terletak
pada perlakuan 1% dan 2% yang memiliki nilai yang sama. Bisa dilihat pada
tabel 1.1. sedangkan dengan cara pelukaan (fisik), hasil DB, IV, Kct dan PTM
terletak pada perlakuan kontrol (tampa pelukaan). Bisa dilihat pada tabel 2.2.
Permasalahan pada praktikum ini yaitu pada percobaan dengan cara
pelukaan, karna dengan cara pelukaan hasilnya lebih rendah dari perlakuan
control (tampa pelukaan). Dari percobaan kontrol dan pelukaan seharusnya
pelukaan lebih tinggi dari yang control. Maka dari itu ada beberapa faktor
yang mempengaruhi benih tersebut. Saya memduka benih yang sudah dilukai
sudah terkontaminasi oleh linggkungan sekitarnya, karna pada waktu
pelukaan benih tidak langsung di tanam tatapi di biarkan selama satu mala
sehingga ada bakteri dan sejenisnaya masuk kedalam imbrio pada benih,
sehingga kualitas benih menurun dan tidak dapat tumbuh dengan baik.

3.6 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini dapat saya simpulkan sebagai berikut :
1. Doemansi benih yaitu pengistirahatan benih. Sehingga harus ada
pemecahan dormansi benih sebelum di tanam agar benih bisa lebih cepat
berkecambah atau tumbuh.
2. Pada praktikum pemecahan dormansi secara fisik hasilnya lebih rendah
dari dari control, dikarnakan pada waktu percobaan benih yang sudah

18
dilukai tidak langsung ditanam, sehingga berpengaruh tehadap
perkecambahan benih.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ohana, Elly. 2016. Laporan fisiologi tumbuhan. https://www.academia. edu/


28180878/Laporan Fisiologi Tumbuhan Dormansi? Auto=download diakses 27
januari 2020

Saifudin, Alfian Nopara. 2017. Pematahan dormansi. https://www.slideshare.net/


alfian nopara saifudin/acara-3-fix-tekben diakses 27 januari 2020.

Zulfia, F.A. (2016). Pengaruh teknik pemecahan dormansi secara fisik dan kimia
terhadap kemampuan berkecambah biji kelengkeng. Prosiding Seminar Nasional
Biologi. 245-250

Lolita, Rose. 2015. Laporan praktikun fisiologi pematahan dormansi biji.


http://roselolitaaa.blogspot.com/2016/06/laporan-praktikum-fisiologi-
tumbuhan_23.html diakses 27 januari 2020.

20

Anda mungkin juga menyukai