Anda di halaman 1dari 28

TEKNIK BUDIDAYA I

(PERSEMAIAN)

1.1 Pendahuluan
Penanaman tanaman budidaya dapat dilakukan secara langsung
(direct seeding) dan tidak langsung (transplanting) (Ashari, 1995;
Satari,dkk., 2009). Benih tanaman budidaya yang disemaikan terlebih
dahulu dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengaturan lingkungan
tumbuh yang tepat, menghindari banyaknya kematian bibit terutama pada
musim kemarau, serta untuk memudahkan pemindahan kelapangan
(Sutarya, dkk., 1995).
Tanaman yang ditanam secara tidak langsung melewati tahapan
persemaian terlebih dahulu pada tempat atau bak persemaian dengan
komposisi media tertentu. Setelah tanaman berkecambah dan tumbuh
menjadi tanaman muda dengan ketinggian 5-8 cm dengan 3-5 daun
(tergantung dari jenis tanamannya) dapat langsung ditanam pada lahan yang
sudah disiapkan atau dipindahkan pada polibag atau daun pisang dengan
ukuran tertentu (dibumbun). Jika tanaman dipindahkan dalam polibag atau
daun pisang ukuran tertentu, maka tanaman dibiarkan dibiarkan tumbuh
beberapa hari (10-15 hari) untuk melihat pertumbuhannya sebelum
dipindahkan ke bedengan permanen (Sutarya, dkk., 1995).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat memahami perbedaan persemaian langsung dan tidak
langsung
2. Mahasiswa mampu melaksanakan persemaian tidak langsung

1
1.3 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan meliputi :
1. Bak persemaian (wadah)
2. Pinset
3. Cangkul
4. Polibag
5. Kain / Tisu
Bahan yang diperlukan meliputi :
1. Tanah yang sudah diberi pupuk kandang
2. Bibit tanaman (cabai dan tomat)

1.4 Cara Kerja


1. Tentukan luas lahan yang akan ditanami
2. Tentukan jarak tanam dari tanaman yang akan ditanam
3. Timbang benih tanaman yang akn di tanam sebanyak 1 gram, hitung
jumlahnya
4. Lihat persentase perkecambahan bibit yang akn ditanam dari kemasan
benih
5. Hitung kebutuhan benih berdasarkan rumus pers 2. Sebagai contoh jika
akan menyemaikan benih tomat (1 gram = 300 butir), untuk luasan 1 ha,
dengan jarak tanam 50 x 60 cm, yang memiliki persentase benih yang
berkecambah 70%, maka banyaknya benih tomat yang diperlukan
adalah :
G = 10.000 x 100
(0,50 x 0,60) x 70 x 300
Jika diperkirakan 10% bibit akan mengalami kematian, maka perlu
menambah jumlah bibit yang disemaikan untuk bibit pengganti. Jadi
banyaknya benih yang diperlukan sekitar 180 gram.
6. Masukan media tanam dalm bak penyemaian atu buat bedeng
penyemaian, siram sampai kapasitas lapang.

2
7. Semaikan benih dalam bak persemaian dengan cara menabur benih
diatas bak semai, tutup dengan plastik
8. Lakukan penyiraman secukupnya setiap hari dengan cara membuka
plastik penutupnya
9. Setelah bibit berumur dua minggu pindahkan bibit dalam polibag
10. Pindahkan bibit yang telah berumur 15-20 hari setelah pembumbunan ke
lahan.

1.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap persentase bibit yang tumbuh
dipersemaian dan bibit yang tumbuh dilahan.
Hasil Pengamatan :

G = S x 100
DXVXN

= Luas lahan yang akan di tanami x 100


Jarak tanam x persentase benih x jumlah benih/gram

V=

3
4
PERKECAMBAHAN

1.1 Pendahuluan

Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana


makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat
dari makin besarnya suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang
bertambah banyak dan bertambah besar.dan bersifat tidak dapat balik
(irreversible). Selain tumbuh, tanaman juga mengalami perkembangan.
Perkembangan adalah peristiwa biologis menuju kedewasaan tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh
(metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang
berjalan secara stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya
terletak pada faktor kuantitatif karena mudah diamati, yaitu perubahan
jumlah dan ukuran. Sebaliknya perkembangan dapat dinyatakan secara
kualitatif karena perubahannya bersifat fungsional.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan
masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang
dinamakan kecambah (plantula). Awalperkecambahan dimulai dengan
berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya
pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak
sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam
biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imibibisi ini
terjadi karena karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada
biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan
memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik
pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan.
Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada

5
endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian
embrio yang sedang tumbuh.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau
lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga
bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon),
dan bayang lembaga (kaulikulus).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, salah satunya, yaitu faktor cahaya. Cahaya kelihatannya
merupakan petunjuk utama yang memberi tahu benih bahwa ia telah
menembus tanah. Kita dapat menipu biji kacang hijau, sehingga biji
mengecambahkan biji dalam kegelapan.
Kuswanto (1997), menyebutkan bahwa benih bermutu mempunyai
pengertian bahwa benih tersebut varietanya benar dan murni, mempunyai
mutu genetik, mutu fisiologis dan mutu fisik yang tertinggi sesuai dengan
standar pada kelasnya. Salah satu ukuran mutu benih dilihat dari fisiologis
adalah perkecambahan benih. Munculnya radikula dan plimula pada benih
merupakan ciri bahwa benih sedang berkecambah. Benih yang memiliki
daya kecambah yang rendah persentasenya akan nampak pertumbuhan
tanaman yang tidak merata, bahkan banyak yang tidak tumbuh. Benih
berkualitas tinggi diantaranya dicirikan oleh nilai persentase perkecambahan
yang tinggi. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya produksi yang
ditanggung oleh petani.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mengetahui faktor yang mempengaruhi perkecambahan
benih
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kecambah normal dan tidak normal
3. Mahasiswa dapat menghitung daya kecambah suatu benih

6
1.3 Alat Dan Bahan
Alat yang diperlukan meliputi :
1. Wadah/tempat perkecambahan (cawan petri)
2. Gelas piala
3. Benang kasur
4. Penggaris
5. Pensil
6. Pinset
7. Kertas kerja
Bahan yang diperluka meliputi :
1. Kertas saring / kapas
2. Aquadest
3. Benih tanaman budidaya dari jenis monokotil (jagung, padi) dan dikotil
(kacang tanah, kacang hijau)

1.4 Cara Kerja


1. Siapkan cawan dengan jumlah sesuai dengan perlakuan yang diberikan
2. Lapisi cawan petri dengan kertas saring atau kapas yang sudah dibasahi
dengan aquadest
3. Rendam benih yang tersedia dalam gelas piala yang berisi air, buang
benih yang terapung dalam gelas piala, kemudian buang air rendaman
4. Ambil benih dalam gelas piala dengan menggunakan pinset, atur dalam
cawan petri masing - masing 10 buah
5. Letakan benih dalam cawan petri dengan perlakuan :
a. Kondisi cukup cahaya matahari dan cukup air setiap hari
Kebutuhan air dipenuhi dengan cara disiram setiap hari
b. Kondisi cukup cahaya matahari dan kurang air setiap hari
Kebutuhan air dipenuhi hanya pada awal penanaman saja, hari
selanjutnya tidak perlu disiram
c. Kondisi kurang cahaya (tempat gelap) dan cukup air setiap hari
Kebutuhan air dipenuhi dengan cara disiram setiap hari

7
d. Kondisi kurang cahaya (tempat gelap) dan kurang air setiap hari
Kebutuhan air dipenuhi hanya pada awal penanaman saja, hari
selanjutnya tidak perlu disiram

1.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari selama sepuluh hari, meliputi :
1. Jumlah biji berkecambah setiap hari, yang dijumlahkan secara kumulatif
2. Panjang akar primer dengan menggunakan benang kasur, selanjutnya hasil
pengukuran benang kasur di ukur dengan menggunakan benang kasur
3. Panjang hipocotil dan epicotilnya, dengan menggunakan benang kasur,
selanjutnya hasil pengukuran benang kasur di ukur dengan menggunakan
penggaris
4. Pada hari terakhir pengamatan, amati morfologi kecambah untuk
menentukan kecambah normal, abnormal dan mati.
5. Hitunglah persentase per kecambah benih dengan rumus : % perkecambah
* (jumlah kecambah normal/jumlah benih yang dikecambahkan) x 100%
6. Tabel Pengamatan

a. Jumlah benih yang berkecambah


Pengamatan Hari Ke-
Jumlah Benih
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kacang Hijau
Jagung
Tabel 1.5.1
b. Panjang akar primer
Pengamatan hari ke-
Jenis benih Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8
Kacang hijau 1
2
3

8
Jagung 1
2
3
Tabel 1.5.2
c. Panjang epicotil dan hipocotil
Pengamatan hari ke-
Jenis benih Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8
Kacang hijau 1
2
3
Jagung 1
2
3
Tabel 1.5.3

1.6 Pembahasan
Benih memainkan peranan yang sangat penting bagi tanaman. Benih
yang digunakan untuk pertanaman saat ini akan menentukan mutu tegakan
yang akan dihasilkan dimasa mendatang. Dengan menggunakan benih yang
mempunyai kualitas fisik fisiologis dan genetik yang baik merupakan cara
yang strategis untuk menghasilkan tegakan yang berkualitas pula.
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi.
Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan
dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Perkecambahan sering
dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi
karena pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula tumbuh ke bawah
menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu
tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada
dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah, yaitu
batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon

9
(daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan
cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan,
tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan
mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah
penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi
menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan
juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan
pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang
disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan
kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam
pencernaan cadangan makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan
protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis
enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal.
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan
kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang
tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke
permukaan tanah.

1.7 Kesimpulan dan Saran


1.7.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon,
walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Ditinjau dari faktor cahaya, dibuktikan bahwa benih yang
ditempatkan di daerah berintensitas cahaya kurang atau gelap akan memiliki
laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan benih yang
diletakkan di tempat berintensitas cahaya banyak atau terang. Dengan itu,
hormone auksin yang dipengaruhi sedikit atau tanpa cahaya matahari akan
merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Namun, kondisi
tumbuhan yang baik akan dialami oleh benih dengan pengaruh cahaya lebih

10
banyak yaitu tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan
berwarna hijau namun batang lebih pendek,.

1.7.2 Saran
Memilih biji yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan
penelitian. Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di
tempat terang maupun gelap.

11
TEKNIKI BIDIDAYA II
(Pengolahan Tanah dan Penanaman)

1.1 Pendahuluan
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting,
yang dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Bila
tanah salah digunakan, tanaman jadi kurang produktif, bila ditangani secara
berhati-hati dengan memperhatikan sifat fisik dan biologisnya, akan terus-
menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak
terhitung. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya pengolahan tanah
dilakukan beberapa kali. Cara dan saat pengolahan tanah disesuaikan
dengan kondisi lingkungan, antara lain : iklim, keadaan tanah, jenis
tanaman, dan saat tanam.
Mengoptimalkan fungsi tanah diperlukan suatu pengolahan tanah agar
didapatkan tanah dengan sifat yang baik, baik sifat kimia maupun sifat fisik
tanah. Selain dipengaruhi oleh pengolahan tanah, sifat tanah juga dipengarui
oleh bahan induk dan proses pembentukan tanah serta iklim setempat.
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memecahkan gumpalan tanah
menjadi gembur dan untuk mengatur permukaan tanah sehingga sesuai
untuk ditanami.
Menurut Jumin (2002) suatu kegiatan pertanian dapat dikatakan
telah menggunakan teknologi budidaya tanaman apabila telah melakukan 4
hal pokok yaitu : 1. Melakukan pengolahan tanah; 2. Melakukan
pemeliharaan; 3. Berusaha mencapai produksi maksimum; 4. Tidak
berpindah-pindah. Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait
dengan tingkat perkembangan pengetahuan manusia. Kegiatan budidaya
tanaman yang sudah maju memiliki lahan produksi khusus, telah
merencanakakn pengolahan lahan tersebuut untuk produksi jenis tanaman
tertentu. Berupaya mencapai produksi maksimum dengan menerapkan
berbagai ilmu dan teknologi.

12
Teknik budidaya meliputi : persiapan lahan dan pengolahan lahan,
persemaian bibit, penentuan jarak tanam, penanaman, pemeliharaan
(pengairan, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit),
panen dan pasca panen.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu melakukan pengolahan tanah
2. Mahasiswa dapat melakukan persiapan tanah dengan membuat
bendengan
3. Mahasiswa dapat menentukan jarak tanam suatu jenis tanaman
budidaya
4. Mahasiswa dapat melakukan penanaman dengan cara langsung dan
tidak langsung

1.3 Alat dan Bahan


Alat yang dipergunakan meliputi :
1. Meteran
2. Tali rafia
3. Garpu
4. Cangkul
5. Bambu/kayu tunggal yang membuat lubang tanam
6. Oven, kertas perforator, gunting, staples

Bahan yang diperlukan


1. Lahan dengan luasan tertentu
2. Pupuk kandang
3. Sekam
4. Arang sekam
5. Pupuk N, pupuk P, pupuk K
6. Benih tanamanm yang ditanam langsung

13
7. Bibit tanaman yang telah disemaikan (hasil praktikum persemaian)

1.4 Cara Kerja


1. Tentukan lahan yang adakan digunakan untuk budidaya tanaman
2. Lakukan pembalikan tanah dengan menggunakan garpu
3. Lakukan pencangkulan tanah yang sudah dibalik dan ratakan agar
ketinggian tanah menjadi sama
4. Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 cm dan ketinggian bedengan
20-25 cm, panjang bedengan menyesuaikan dengan panjang lahan
5. Campurkan dalam bedengan pupuk kandang, sekam, arang sekam,
sesuai dengan perlakuan, biarkan selama 1 minggu.
6. Setelah 1 minggu buat lubang tanam dengan jarak tanam dengan
menggunakan tugal sesuai dengan jenis tanaman dan perlakuan yang
diberikan yaitu :
a. Bedengan 1 : pupuk kandang + arang sekam dengan perbandingan
1: 1 (P: As)
b. Bedengan 2 : pupuk kandang + sekam dengan perbandingan 1 : 1
(P : S)
c. Bedengan 3 : pupuk kandang sebanyak 1 bagian (P)
d. Bedengan 4 : tanpa pupuk kandang
Jarak tanam tanaman budidaya bervariasi sesuai dengan jenis
tanamannya, misalnya untuk tanman semusim seperti :
7. Tanam tanaman tomat ditanam dengan jarak tanam 50 x 60 cm.
Tenaman tomat sebelum ditanam perlu dilakukan persemaian terlebih
dahulu. Pada saat penanaman diberikan pupuk N dengan dosis 125 kg/ha
dan pupuk P dengan dosis 300 kg/ha, dan pupuk K dengan dosis 100
kg/ha.
8. Tanaman kangkung dapat ditanam dengan jarak tanam 5 x 5 cm atau 5 x
10 cm atau 10 x 10 cm. Tanaman kangkung dapat ditanam bijinya secara
langsung pada lubang tanam.

14
1.5 Pengamatan
1.5.1 Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Minggu ke-1
Parameter Perlakuan Pengamatan ke
Rata-Rata
pengamatan 1 2 3 4 5
P : As
Tinggi tanaman P : S 7 6 11 2 5
(cm) P
Tannpa P
Berat Segar P : As
P:S
P
Tannpa P
Luas Daun P : As
P:S
P
Tannpa P
Berat Kering P : As
P:S
P
Tannpa P

1.5.2 Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Minggu ke-1


Parameter Perlakuan Pengamatan ke
Rata-Rata
pengamatan 1 2 3 4 5
P : As
Tinggi tanaman P : S 10 8 14 3 6
(cm) P
Tanpa P
Berat Segar P : As
P:S
P
Tanpa P
Luas Daun P : As
P:S
P
Tanpa P

15
Berat Kering P : As
P:S
P
Tanpa P

1.5.3 Tabel Hasil Pengamatan Tanaman tomat Minggu ke-1


Pengamatan Ke- Rata-
Parameter Pengamatan
1 2 3 4 5 Rata

Tinggi tanaman (cm) 13 12 11.5 11 12

Waktu bunga pertama


- - - - - -
kali keluar

1.5.4 Tabel Hasil Pengamatan Tanaman tomat Minggu ke-2


Pengamatan Ke- Rata-
Parameter Pengamatan
1 2 3 4 5 Rata

Tinggi tanaman (cm) 23 18 22 22 24

Waktu bunga pertama Bunga


- - - -
kali keluar Keluar

16
TEKNIK BUDIDAYA III
(PEMELIHARAAN)

1.1 Pendahuluan
1. Pemeliharaan
A. Penyulaman
Tanaman budidaya setelah dilakukan penanaman perlu
dilakukan pemeliharaan yang meliputi penyulaman, pengairan,
pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit
(Satari, dkk., 2009). Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang
mengalami kematian setelah trasplanting.
B. Pengairan
Setelah penanaman dan penyulaman, pemeliharaan pertama
yang perlu dilakukan adalah penyiraman atau pemberian air irigasi
(Satari, dkk., 2009). Jumlah air yang diberikan sebaiknya teratur
sehingga fluktuasi jumlah air total tidak terlalu besar.
C. Pemupukan
Substansi organik dan anorganik alami merupakan sumber
utama nutrisi tanman dalam ekosistem pertanian dan ekosistem
alami. Adanya penambahan kesuburan tanah alami dengan
menggunakan pupuk merupakan salah satu ciri praktik pertanian
modern (Gardent, et. Al., 1991). Pupuk adalah bahan yang
memberian zat hara pada tanaman, yang dapat diberikan pada tanah
atau daun ataupun batang.
D. Penyiangan
Gulma atau tanaman yang tidak dikehendaki pertumbuhannya
merupakan permasalahan yang sering timbul pada budidaya tanaman
pertanian. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan
membersihkan gulma tersebut (penyiangan). Keberadaan gulma
menurut Jumin (2002) dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman

17
utama budidaya yaitu mengurangi hasil (10-12%), mengurangi
kualitas tanaman, menjadi inang (tempat tumbuh hama dan
penyakit), dapat meracuni tanaman dengan adanya senyawa
allelopati yang dikeluarkan oleh gulma, mengganggu pengariran dan
mengganggu proses pemeliharaan dipertanaman.
E. Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman budidaya adalah
golongan serangga. Kerugian yang diakibatkan serangan serangga
berupa pengurangan kualitas dan kuantitas hasil tanama,
mempercepat infeksi tanaman dan memperbesar biaya produksi
untuk pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit secara tepadu (PHT)
merupakan salah satu pengendalian hama dan penyakit yang sangat
dianjurkan (Untung, 1990). PHT memadukan berbagai macam
teknik pengendalian yaitu pengendalian fisik, pengendalian
mekanik, pengendalian dengan cara kultur teknis, pengendalian
dengan varietas tanah, pengendalian biologis, dan pengendalian
kimiawi.

2. Pertanaman Tumpang Sari (Inter Cropping)


Pola pertanaman monokultur sangat rentan terhadap kehilangan
hasil dan berdampak kepada penghasilan. Hal ini karena pada pertanman
monokultur jika tanman mengalami kegagalan panen yang disebabkan
oleh berbagai faktor maka tidak ada hasil lain yang dapat diambil
dengan demikian perlu dilakukan penanaman secara polikultur.
Tumpang sari adalah menanam lebih ari satu macam tanaman dilahan
yang sama secara simultan, di atur dalam baris / kumpulan baris secara
berselang-seling.

18
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengelola tanaman budidaya dilahan
2. Mahasiswa memahami dan dapat melakukan penanaman secara
tumpang sari

1.3 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari :
1. Tugal
2. Embrat
3. Parang
4. Koret

Bahan yang digunakan meliputi :


1. Benih cabe dan tomat
2. Pupuk majemuk NPK (32 : 10 : 20)
3. Pupuk N, pupuk K

1.4 Cara Kerja


A. Penyiangan, pengairan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit
tanaman kangkung
- Penyiangan dilakukan disekitar pertanaman dan diantara tanaman
dengan cara mencabut secara manual
- Pengairan diberikan setiap hari terutama pada awal pertumbuhannya
- Pemupukan dengan pupuk majemuk N tinggi diberikan pada umur
satu minggu setelah tanam dan dua minggu setelah tanam dengan
dosis 1 gram
- Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan kebutuhan dengan
pengendalian teknik mekanik

B. Penyiangan, pengairan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit


tanaman tomat

19
- Penyulaman dilakukan pada tanaman tomat yang pertumbuhannya
terganggu atau tidak sehat. Gunakan sisa penyemaian yang ada
sehingga umur tanaman sama dengan yang tidak disulam.
- Penyiangan dilakukan disekitar pertanaman dan diantara tanaman
dengan cara mencabut secara manual.
- Pengairan diberikan setiap hari terutama pada awal pertumbuhannya
- Pemupukan dengan pupuk N diberikan pada umur 20 hari setelah
tanam dosis 125 kg/ha
- Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan kebutuhan
dengan teknik pengendalian mekanik dengan cara memetik dan
membuang bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit.
C. Tanaman Tumpang Sari (dilakukan sebelum memupuk tanaman tomat)
- Tanaman cabai diantara tanaman tomat secra berhati-hati
- Lakukan penyiraman setelah penanaman

1.5 Pengamatan
1.5.1 Tabel pengamatan tanaman tomat minggu ke-1
Pengamatan Ke-
Parameter
Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Rata-rata
Pengamatan
1 2 3 4 5
Tinggi tanaman
13 12 11.5 11 12
(cm)

1.5.2 Tabel pengamatan tanaman tomat minggu ke-2


Pengamatan Ke-
Parameter
Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Rata-Rata
Pengamatan
1 2 3 4 5
Tinggi tanaman
23 18 22 22 24
(cm)

20
1.5.3 Tabel pengamatan tanaman cabai minggu ke-1
Pengamatan Ke-
Parameter
Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Rata-Rata
Pengamatan
1 2 3 4 5
Tinggi tanaman
9 9 9 7 8
(cm)

1.5.4 Tabel pengamatan tanaman cabai minggu ke-2


Pengamatan Ke-
Parameter
Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel Rata-Rata
Pengamatan
1 2 3 4 5
Tinggi tanaman
16 18 19 11 13
(cm)

1.6 Pembahasan
A. Tomat
Dari hasil penilitian yang telah ditulis dalam bentuk tabel dapat kita
lihat bahwa tanaman tomat paling cocok jika di tanam dengan tehnik
tumpang sari maka tanaman pendamping yang cocok adalah tsnsmsn cabai.
B. Cabai
Dari hasil penilitian yang telah ditulis dalam bentuk tabel dapat kita
lihat bahwa tanaman cabai paling cocok jika di tanam dengan tehnik
tumpang sari maka tanaman pendamping yang cocok adalah tomat.

21
ANALISIS PERTUMBUHAN
TANAMAN

1.1 Pendahuluan
Usaha budidaya tanaman tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan
hasil yang tinggi, baik kualitas maupun kuantitas. Pada kondisi yang tidak
menguntungkan atau dalam upaya memperbaiki tingkat produktivitas
tanaman, maka diperlukan pengetahuan suatu analisis konsepsional dalam
mengidentifikasi faktor pembatas produksi.
Salah satu pendekatan terhadap analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil akhir dan analisisperkembangan tanman sebagai penghasil fotosintesis
secara integrasi dengan waktu disebut dengan analisis pertumbuhan (Garder,
et.al., 1995).
Dalam analisis pertumbuhan tanaman hanya dua parameter yang
dibutuhkan yaitu luas daun dan berat kering tanaman. Analisis pertumbuhan
tanaman dapat dilakukan pada sebatang tanaman atau komunitas tanman.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran parameter-parameter
pertumbuhan
2. Mahasiswa mengetahui pengaruh faktor lingkungan pertumbuhan
terhadap hasil tanman
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor pertumbuhan tanaman.

1.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dipergunakan adalah alat tulis dan kalkulator
Bahan yang digunakan adalah data hasil pengamatan pada teknik budidaya
II

22
1.4 Cara Kerja
1. Siapkan data pengamatan yang diperoleh pada acara budidaya II
terutama data luas daun dan berat kering tanaman
2. Berdasarkan data tersebut hitunglah parameter-parameter RGR, NAR,
LDK, LAI, HI.

1.5 Pengamatan

23
STEK

1.1 Pendahuluan
Dalam bidang pertanian, kita bukan hanya dituntut untuk menjadi
petani saja, kita dituntut mampu membawa pertanian masa ini lebih maju
lagi dan dapat mengejar ketertinggalan kita dari Negara lain yang
pertaniannya begitu maju. Yang diharapkan nantinya kita bisa
memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar kita agar bisa lebih bermanfaat
buat kita yang terkadang juga dapat bernilai ekonomis, menjaga
kelestariannya dengan menggunakan teknologi dan cara-cara
pengembangbiakan yang relatif cepat.
Ada 3 macam metode perkembangbiakan, yaitu secara generatif,
vegetatif dan generatif-vegetatif. Perkembangbiakan generatif adalah
perkembangbiakan yang berasal dari biji, dimana biji tersebut berasal dari
proses penyerbukan. Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan
yang menggunakan bagian tanaman baik daun, tunas (selain daripada biji).
Perkembangbiakan generatif-vegetatif adalah perkembangbiakan dengan
menggunakan biji terlebih dahulu, kemudian setelah biji tumbuh disambung
dengan tanaman yang memiliki sifat unggul.
Untuk memperoleh bibit yang unggul sebaiknya perbanyakan
dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif. Hal ini disebabkan pada
pembiakan vegetatif akan diperoleh hasil yang yang mewarisi seluruhsifat
iduk tanaman, sehingga kinerja genotipe unggul yang terdapat pada pohon
induk akan diulangi secara konsisten pada keturunan.
Bermacam-macam cara pembiakan tanaman secara vegetatif
diantaranya adalah memperbanyak tanaman dengan cara menyetek.
Perbanyakan tanaman ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai
sifat seperti induknya. Antara lain ketahanan terhadap serangan penyakit,
rasa buah, warna dan keindahan bunga dan sebagainnya.
Menyetek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan
yang memperlakukan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang,

24
daun dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar
yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna. Menyetek
bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang sempurna dengan akar, batang
dan daun dalam waktu relative singkat serta memiliki sifat yang serupa
dengan induknya, serta dipergunakan untuk mengekalkan klon tanaman
unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan
tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
dalam pembentukan akar meskipun setek dalam kondisi yang sama.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mengenal berbagai macam cara perbanyakan vegetatif
2. Mahasiswa mampu melaksanakan beberapa teknik perbanyakan
vegetatif buatan

1.3 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan adalah :
1. Cutter / pisau
2. Polibag
3. Cethok
Bahan yang digunakan adalah :
1. Tanah hasil pembakaran (sekam)
2. Ampas padi
3. Bawang yang sudah diblender
4. Tanaman stek (tanaman dollar dan tanaman ginseng cina)

1.4 Cara Kerja


1. Pilih daun tanaman dollar dan ginseng yang sudah tua
2. Potong bagian ujung daun menggunakan cutter / pisau
3. Daun yang sudah dipotong pertama (dsun dollar) direndam dengan
bawang yang sudah di blender selama 10 menit dalam wadah secara
telentang

25
4. Kemudian daun yang kedua (ginseng cina) tidak direndam dengan
bawang
5. Ambil tanah sekam tadi
6. Masukan ke dalam plastik polibag secukupnya lalu ratakan
7. Masukan daun yang sudah direndam dan yang tidak direndam dengan
bawang ke dalam plastik polibag tadi secara bersamaan
8. Bubuhi daun yang sudah ditanam tadi dengan ampas padi dengan cara
melingkar/ mengelilingi sekitar daun.
9. Lalu simpan di halaman yang cukup terkena sinar matahari
10. Amati pertumbuhannya

1.5 Hasil Pengamatan

Perlakuan Pertumbuhan

Daun stek yang Ada sedikit pertumbuhan akar dan daun yang kecil
direndam dengan
bawang

Daun stek yang tidak Tidak ada pertumbuhan sama sekali (mati)
direndam dengan
bawang

1.6 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, perlakuan stek terhadap
daun dollar yang kami lakukan dengan merendamnya ke dalam cairan
bawang terlebih dahulu menunjukan adanya pertumbuhan pada akar dan

26
sedikit daun kecil. Sedangkan daun dollar yang tidak direndam cairan
bawang tidak menunjukan pertumbuhan sama sekali (mati)

27
DAFTAR PUSTAKA

 http://fapertaunmul09.blogspot.co.id/2011/06/laporan-agronomi-
perkecambahan-benih.html
 http://arifsetiawansyah.blogspot.co.id/2015/04/laporan-praktikum-
biologi-perkecambahan.html
 http://sarjanasatu.blogspot.co.id/2011/06/persemaian-dan-
pembibitan.html

28

Anda mungkin juga menyukai