Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

(Praktikum IPA di SD)

Disusun Oleh :

MAHB0BI (857223672)

UPBJJ SERANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2022

LAPORAN PRAKTIKUM
PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN
PERKEMBANGBIAKAN MAHLUK HIDUP
1. PERTEMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
A. Tujuan
1) Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang hijau.
B. Alat dan Bahan
1) Biji Kacang hijau 10 buah
2) Botol selai 2 buah
3) Kertas saring secukupnya
4) Kertas label secukupnya
5) Gunting 1 buah
C. Landasan Teori
Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang
mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel terjadi
karena adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya organisme yang
tumbuh tidak akan kembali ke bentuk semula. Pertambahan jumlah sel terjadi karena
adanya pembelahan mitosis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil
interaksi antara faktor-faktor yang terdapat dalam tubuh organisme, seperti sifat
genetika yang ada dalam gen dan hormon yang merangsang pertumbuhan.
Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara
berangsurangsur dari kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi
diferensiasi. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara, mulai dari bagian
tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan tanaman. Pada tanaman,
aktifitas perkembangan yang vital ini banyak tumpang tindih. Pertumbuhan apikal
pada ujung akar dan ujung batang mendahului morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi
pembesaran batang terjadi oleh karena pembesaran sel – sel setelah morfogenesis dan
diferensiasi berlangsung.
D. Prosedur Percobaan
1) Respirasi memerlukan oksigen
a) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b) Masukan kapur sirih kedalam dasar botol, selanjutnya masukkan kapas
secukupnya.
c) Masukkan kedelai yang sedang berkecambah ke dalam botol yang telah diberi
kapur sirih dan kapas pada langkah (b), kemudian berilah label A pada botol
tersebut.
d) Lapisi bagian dekat pangkal sedotan air kemasan dengan segumpal plastisin, kira-
kira dapat menyumbat mulut botol, selanjutnya masukkan pangkal sedotan air
kemasan yang dilapisi gumpalan plastisin tersebut hingga plastisin menutup mulut
botol, sedotan air kemasan menghubungkan udara luar dengan udara di dalam
botol.
e) Merapihkan plastisin pada mulut botol hingga mulit botol tertutup dengan rapat
dan rapi.
f) Memberi label C pada respirometer buatan tanpa menggunakan makhluk hidup
(sebagai control).
g) Menetesi seujung sedotan air kemasan gelas pada setiap respirometer dengan
selang waktu 5 menit selama 5 kali pengamatan.
h) Menuangkan hasil pengamatan pada lembar kerja.
E. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1.10
Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkecambahan Biji Kacang Hijau

Hari Pertumbuhan Kecambah Panjang


Ke Kacang Hijau Keterangan
Akar Batang
1 Kondisi awal 1 mm 2-3mm Bakal akar terlihat
2 Tumbuh akar 1-1,5 mm 8-10 mm Jelas terlihat
3 Terlihat batang 2-3 mm 20 mm Biji kacang terangkat
4 Terlihat batang 5-10 mm 40 mm Terangkat ke atas

F. Pertanyaan - Pertanyaan

1. Pada hari ke berapa akar kecambah kacang hijau mulai tumbuh?


2. Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang arah
pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?
Jawaban:
1. Pada hari ke dua
2. Tidak ada, akar akan melingkar disekitar/didalam botol

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada minggu pertama
terdapat perubahan. Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus bertambah
panjangnya hingga minggu ke 2 panjangnya mencapai 14 cm, begitu juga batang dan
tumbuhnya daun. Hal itu dikarenakan sel terus membelah dan berdiferensiasi dan
merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran akar yang semakin panjang
dikarenakan pada ujung akar sel – selnya selalu membelah karena adanya aktifitas
meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada daun. Daun yang
semula hanya 1 helai kecil tumbuh menjadi 2 helai yang kemudian membesar begitu
juga dengan bertambah panjangnya batang kecambah.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan organisme merupakan hasil dari
pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel. Proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung dan kacang tanah khususnya dari waktu ke waktu
mengalami perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi,
jumlah daun, diameter akar dan batang pada tanaman. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari dalam.
Faktor dari dalam berupa hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari,
suhu udara, kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.

2. PERTEMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HEWAN


A. Tujuan
1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari
telur sampai imago (dewasa).
2. Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.
B. Alat dan Bahan
1. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol selai 3 buah
3. Pisang ambon secukupnya
4. Tape ketela pohon secukupnya
5. Sendok makan 1 buah
6. Kertas saring secukupnya
7. Lalat buah ± 20 ekor

C. Landasan Teori
Drospilla sp atau lalat buah adalah lalat yang biasanya menghinggapi buah yang
sudah busuk. Lalat buah mempunyai kontruksi modular, yaitu suatu segmen
abdomen. Seperti hewan simestris bilateral lainnya, drospilla mempunyai poros
anterior dan posterior (kepala-ekor). Pada drospilla, determinan sitoplasmik yang
sudah ada didalam telur memberi informasi posisional unutk penempatan kedua
poros bahkan sebelum fertilisasi. Metamorfosis pada Drosophila termasuk
metamorfosis sempurna yaitu: telur-larva instarI-larva instarII-larva instarIIIpupa-
imago.
Faktor yang mempengaruhi siklus hidup drospilla adalah suhu lingkungan,
ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan, intensitas cahaya.
D. Prosedur Percobaan
1. Membuat medium lalat buah
Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk
percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian
anda dapat memeperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat. Cara membuat
medium lalat buah ikutilah prosedur berikut.
a. Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam
keadaan bersih
b. Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 pisang: 1 tape menggunakan penumbuk/blender
c. Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai,
masing-masing 2 sendok makan dan ratakanlah
d. Masukkan kertas saring steril atau kertas tissue yang sudah anda lipat kedalam
setiap botol selai
2. Menangkap lalat buah
a. Persiapkan botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
b. Pergilah ke tempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
c. Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar
dengan mulut plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya
kemudian arahkan mulut tong sampah terbuka dan buatlah kejutan dengan cara
memukul atau mengguncang-guncangkan tong sampah.
d. Biasanya lalat buah akan terbang dan akan terperangkap ke dalam kantong
plastik dengna cara sehingga beberapa ekor lalat buah sekarang terperangkap
dalam kantong plastik
3. Mengkultur lalat buah
a. Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati ke
dalam botol kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika
anda kesulitan biuslah lalat buah yang ada dalam plastik tersebut dengan
ether/chloroform yang dimasukkan ke dalam botol kultur lebih kurang ekor
lalat buah. Hati-hati jangan sampai terendam atau terkena medium. Jadi
sebaiknya diletakkan di atas kertas saring. Biasanya dalam waktu kurang 5
menit lalat buah akan siuman
b. Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan ikatlah
dengan karet gelang
c. Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya baik
d. Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman
e. Amatilah biarkan tiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya setiap jam
08.00 dan jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa,
pupa berubah warna, dan keluarnya lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil
pengamatan anda pada lembar kerja.
E. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1.11
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan lalat buah

Hari Ke Waktu Pengamatan Kejadian / Perubahan

1 Siang Belum ada perkembangan

2 Siang Belum ada perkembangan

3 Siang Belum ada perkembangan

4 Siang Ada embrio

F. Petanyaan - Pertanyaan
a. Pada hari ke berapa lalat buah meletakkan telur-telurnya?

b. Pada hari ke berapa pupa dan lalat dewasa terjadi?

Jawaban :

1. Pada hari ke satu

2. Pada hari ke empat


G. Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dimulai dari tanggal 28
September 2020 dengan mengamati pertumbuhan dan perkembangan siklus hidup
lalat buah drospila sp dari telur sampai dengan imago. Pengamatan dilakukan selama
dua kali sehari selama 7 hari setiap pagi dan sore. Dimana lalat buah disimpan
didalam botol selai yang sudah ada makanannya kemudian diletakkan di ruangan
yang teduh.

Pada hari ke-0 s/d 1 tubuh lalat tetap berwarna kuning kecoklatan. Dan dihari
kedua mulai ada bercak-bercak putih yang tidak lain itu adalah telur. Kemudian dihari
ke-2 bercak-bercak putih/ telur berubah menjadi larva yang berwarna puih, bersegmen
dan mirip dengan belatung tetapi bentuknya sangat kecil. Proses ini terus terjadi
sampai hari ke-3 dan dihari ke-4 larva mulai bergerak aktiv ditandai dengan tubuhnya
yang menggeliat. Tubuhnya bergerak semakin aktiv dengan merayap ke atas botol da
ukurannya bertambah besar. Pada hari ke-5 bentuknya hampir menyerupai pupa
dimana tubuhnya mulai memendek, berwarna putih dan sudah tidak bergerak lagi
bahkan diam. Di hari 6 sudah mencapai fase pupa warnanya berubah menjadi putih
kecoklatan, masih terlihat diam, dan segmen tubuhnya mulai terlihat jelas. Pada hari
ke lalat buah mulai menyerupai bentuk drospila / seperti induknya dahulu. Tetapi
ukurannya kecil dan sayapnya belum terbentang.dan dihari ke 7 lah sudah menjadi
imago/lalat dewasa yang siap unutk dilepas dari botol dan siap untuk terbang.

H. Kesimpulan
Berdasarkan laporan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa Lalat buah adalah
serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan
ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua
minggu.

Tahapan fase daur hidup drosphilla sp adalah telur larva, pupa, lalat muda, lalat
dewasa/ imago.

3. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN
3.1. Perkembangbiakan seksual Pada Tumbuhan (Struktur Bunga)
A. Tujuan
Mengamati struktur bunga
B. Alat dan Bahan
1) Struktur bunga
2) Loup ( kaca pembesar ) 1 buah
3) Pinset 1 buah
4) Pisau / silet 1 buah
5) Bunga sepatu 1 buah

C. Landasan Teori
Pada tumbuhan ada 2 cara perkembangbiakan yaitu generatif dan vegetatif.
Genertif ditandai dengan adanya biji, vegetatif secara alami dan buatan. Pada
Angiospermae, bunga merupakan salah satu organ yang erat hubungannya dengan
reproduksi. Bunga tumbuhan ini sebenarnya adalah merupakan pucuk yang tumbuh
menjadi ranting diiringi dengan daun yang mengalami modifikasi yang idak lain
adalah kelopak bunga.

Ditinjau dari segi susunannya bunga dibagi manjadai bunga lengkap dan
bunga tidak lengkap. Pada bungan lengkap memiliki bagian yang terdiri dari alat
perhiasan berupa kelopak dan mahkota bunga sedang alat reproduksi berupa putik
sebagai bunga betina dan benang sari sebagai bunga jantan.

Berdasarkan atas perkembangbiakan yang dihasilkan, bunga dibedakan atas


bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna bersifat hemoprodita,
karena dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari. Sedangkan pada bunga tak
sempurna disebut bunga uniseksual karena dalam satu bunga hanya terdapat putik
saja disebut bunga betina dan bunga yang hanya memiliki benang sari saja disebut
bunga jantan.

D. Prosedur Percobaan
1) Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian
kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2) Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi keterangan gambar.
3) Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang diamati.
4) Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya!
5) Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian mahkota
bunga. Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat
pada mahkota bunga ? Catat hasil pengamatan Anda. Dengan menggunakan
kaca pembesar amati bagian kepala sari (anthera). Apakah anda melihat adanya
serbuk sari yang bentuknya mirip debu pada kepala sari ?
6) Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga. Catatlah
bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian ovarium, tangkai
putik dan kepala putiknya.
7) Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan kepala
putik.
E. Data Hasil Pengamatan

Gambar 1.1
Morfologi bunga sepatu

Gambar 1.1
Sayatan vertikal bunga sepatu

Struktur pada bunga sepatu marupakan salah satu contoh bunga lengkap dan
bunga sempurna karena bunga sepatu memiliki kelopak, mahkota, putik dan
benang sari. Dalam pengamatan kita dapat melihat adanya serbuk sari yang
mirip debu pada kepala putik.

F. Pertanyaan - Pertanyaan
1. Berapa buah benang sari bunga sepatu yang anda amati ?

Jawaban: Ada 5 buah benang sari


2. Apa fungsi benang sari dan putik ? jelaskan !

Jawaban: Benang sari sebagai alat perkembangbiakan jantan, putik sebagai


alat perkembangbiakan betina. Karena tanpa adanya kedua alat
perkembangbiakan tidak akan terjadi proses pembuahan yang diawali
proses penyerbukan yaitu peristiwa menempelnya dan jatuhnya benang sari
ke kepala putik.

G. Pembahasan
1) Kelopak bunga
Kelopak bunga merupakan bagian bunga paling besar, sebenarnya adalah
pucuk daun yang memiliki modifikasi. Fungsinya melindungi bunga sepatu
kuncup. Bentuknya panjang dan ujungnya lancip warnanya hijau.
2) Mahkota bunga
Mahkota bunga terletak dibagian dalam kelopak tersusun bertumpuk-tumpuk.
Mahkota berbentuk bundar dan lebar, pangkalnya kecil, warnanya merah.
Karena warnanya yang cantik dan bunga yang harum sehingga menjadi daya
tarik serangga untuk datang menghisap madu dan membantu proses
penyerbukan. Jumlah mahkota ada 5 buah.

3) Benang sari
Benang sari ada di bagian dalam mahkota bunga. Benang sari bentuknya
panjang dan kecil. Pada ujungnya terdapat kepala sari. Warnanya merah
kekuningkuningan. Benang sari fungsinya sebagai alat perkembangbiakan
jantan. Jumlah benang sari ada 74 buah. Benang sari tidak melekat pada
mahkota, serbuk sarinya mirip debu yang terdapat pada kepala sari.

4) Putik
Putik ada di dalam mahkota bunga. Bentuknya bundar, jumlahnya ada 5
warnanya merah. Fungsinya putik sebagai alat perkembangbiakan betina.

5) Bunga disayat secara vertikal


Ketika bunga disayat akan terlihat ovarium (bakal buah), yaitu suatu rongga
pada bagian dasar karpel dengan dinding tebal disekelilingnya dan di
dalamnya terdapat satu atau lebih ovulum yang nantinya ovarium ini
berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga terlihat ovulum (bakal biji)
pada tumbuhan berbiji, suatu struktur yang berisi gamet betina yang setelah
dibuahi gamet jantan berkembang menjadi embrio. Ovulum ini melekat pada
dinding ovarium melalui sebuah tangkai.

H. Kesimpulan
Bunga sepatu memiliki struktur kelengkapan bunga tapi tidak bisa
melakukan perkembangan secara generatif. Hal tersebut terjadi karena letak putik
berada diatas benang sari, sehingga sulit terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga
sepatu dikembangbiakan melalui cara vegetatif buatan yaitu dengan stek batang dan
mencangkok.

3.2. Perkembangan aseksual (vegetative) alami


A. Tujuan
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif
alami.
B. Alat dan Bahan
1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan
2. Tumbuhan yang ada disekitar
3. Cangkul kecil atau sekop
C. Landasan Teori
Perkembangbiakan secara vegetatif adalah perkembangbiakan yang terjadi
tanpa melalui proses penyerbukan atau pembuahan. Tumbuhan yang baru terbentuk
berasal dari pertumbuhan dan perkembangan bagian tubuh tertentu dari induknya.
Perkembangbiakan vegetatif dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan
vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan. Perkembangbiakan
vegetatif alami adalah perkembangbiakan tumbuhan tanpa bantuan manusia.
Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi batang, umbi
lapis, tunas, akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.
D. Prosedur Percobaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pergi ke kebun yang ada disekitar tempat tinggal.
3. Mencari jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami
4. Menggali tanaman, jika ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.
5. Menggambar morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif
alami pada lembar kerja.
E. Data Hasil Pengamatan
Table 1.12
Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan

No Nama tumbuhan dan jenis perkembangbiakan


aseksual
1 Pakis dan lumut (spora)
2 Bambu dan pisang (umbi batang)
3 kunyit (akar tinggal)

Gambar tumbuhan dengan perkembangbiakan aseksual

1. Pakis dan Lumut (spora)


2. bambu dan pisang (umbi batang)

3. kunyit (akar tinggal)

F. Pembahasan
1. Spora
Spora adalah sel yang berubah fungsi menjadi alat perkembangbiakan. Ukuran
spora sangat kecil dan bentuknya seperti biji. Tumbuhan yang berkembangbiak
dengan spora yaitu jamur, lumut, dan paku-pakuan
2. Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya
menggelembung menjadi umbi. Umbi batang tersebut sebenarnya merupakan
cadangan makanan bagi tumbuhan itu. Pada permukaan umbi batang tumbuh
sisik dan kuncup membentuk mata tunas.
3. Akar tinggal
Akar tinggal adalah batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di
permukaan tanah. Tunas tumbuhan baru tumbuh dari ketiak sisik setiap buku akar
tinggal. Contoh tumbuhan yang memiliki akar tinggal, antara lain kunyit, jahe,
lengkuas, dan kencur.
G. Kesimpulan
Perkembangbiakan vegetatif alami dapat terjadi melalui spora, umbi batang, umbi
lapis, tunas, akar tinggal, geragih, dan tunas adventif.

3.3. Perkembangbiakan Vegetatif Buatan


A. Tujuan
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetatif buatandengan cara
menyambung, okulasi, dan cangkok.
B. Alat dan Bahan
1. Gunting stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok
6. Vaselin

C. Landasan Teori
Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa
bantuan campur tangan manusia.

1) Metode Mencangkok / Cangkok

Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan


jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar
akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka
batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.

2) Menyambung / Mengenten

Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya


dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon
demi mendapatkan kualitas buat yang baik.
D. Prosedur Percobaan
Okulasi (menempel)
1. Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel
2. Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter
batang ± 1 cm (sebesar jari kelingking) dan berasal dari biji serta
mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat, untuk dijadikan
batang bawah
3. Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada
batang bawah
4. Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan
ditempel dengan ukuran yang sama dengan torehan pada batang
bawah
5. Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali
rafia dan tutuplah dengan celah-celah yang ada dengan
menggunakan vaselin
6. Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah
bagian atas dari tanaman bawah
Menyambung
1. Carilah tanaman bawah (root stock) kira-kira sebesar jari
kelingking
2. Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang
5 cm dari permukaan tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan
tersebut
3. Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat
yang kita inginkan dan ukurannya kira-kira sama dengan ukuran
batang bawah dan dipotong dengan kmeiringan yang sama dengan
kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada
potongan batang bawah tersebut
4. Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat
dengan menggunakan sloptip transparan atau tali rapia
5. Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut
agar tidak terkena sinar matahari terlalu banyak
Menyangkok
1. Tentukan jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok,
syaratnya memiliki cambium dan mudah anda jumpai
2. Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm
dan tidak berpenyakit
3. Kulit cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-
15 cm dari pangkal cabang
4. Buanglah kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih
5. Biarkan mongering selama 6-2 jam
6. Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur
dicampur kompos secukupnya
7. Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua
ujungnya
E. Data Hasil Pengamatan
Menempel (Okulasi)

NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-

1 Belum ada perkembangan

2 Belum ada perkembangan

3 Belum ada perkembangan

4 Belum ada perkembangan

Menyambung
NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-

1 Belum ada perkembangan

2 Belum ada perkembangan

3 Belum ada perkembangan

4 Belum ada perkembangan

Menyangkok
NO KONDISI TEMPELAN HARI KE-

1 Belum ada perkembangan

2 Belum ada perkembangan

3 Belum ada perkembangan

4 Belum ada perkembangan

F. Pertanyaan-Pertanyaan
1. Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya diolesi
dengan vaselin? Jelaskan!
Jawab: Agar tidak terkena tangan atau kotoran
2. Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus
dipotong?
Jawab: Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan sangat rentan
terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
3. Pada hari keberapa tunas-tunas batang yang disambung pada percobaan
menyambung mengalami pertumbuhan?
Jawab: 2-3 minggu
4. Pada hari keberapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
Jawab: 30 – 35 hari
5. Pada percobaan mencangkok, setelah cambium dikorek, sebaiknya sayatan
dikeringkan selama 6-12 jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?
Jawab: Agar cambium tetap kering
6. Pada hari keberapa akar cangkokkan yang anda kerjakan mulai tumbuh dan pada
hari keberapa perakaran tersebut sudah cukup banyak dan siap disemaikan?

Jawab: Pada hari ke 30-35 mulai tumbuh akar cangkokan dan pada hari 60-70
akar sudah siap disemaikan
G. Pembahasan
Mencangkok
Teknik mencangkok ini telah umum digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam
kegiatan pencangkokkan ini terdapat beberapa kelemahan antara lain; praktikan atau
pencangkok harus memiliki keahlian dalam pencangkokan ini, kegiatan
pencangkokkan pada pohon yang telah tinggi sukar dilakukan karena untuk
mencangkok harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena kegiatan pencangkokkan
ini menggunakan cabag tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu boros dalam
pengguanaan bahan tanam (batang yang untuk dicangkok). Untuk cangkokkan
umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang
umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan
biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai
media perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang
relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik.
Medium perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang
digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat
menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan
pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang
diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan
memperbanyak keluarnya akar.

Menyambung
Salah satu teknik menyambung yang dapat disampaikan dalam laporan ini
adalah sambung celah. Adapun teknik-teknik dalam kegiatan sambung celah itu
sebagai berikut:

1) Batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam.
Daunnya disisakan satuata dua pasang kemudian pada luka potongan
batang dibuat celah ditengah-tengah sepanjang 3-4 cm dengan pisau
sambung.

2) Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan
cabang dikupir labih kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian
pangkan entres diruncingkan sebelah kanan dan kirinya sepanjang 3-4
cm.

3) Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah,


kemudian diikat dengan tali rafia.

4) Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan


kantong plastik.
5) Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan
dilakukan penyiraman.

6) Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya


penyambungan tersebut yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh
pada batang atas. Bila tunas sudah kelihatan tumbuh maka sungkup
plastik harus dibuka.

Okulasi (menempel)
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling banyak dilakukan dalam
perkebunan terutama pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa kelebihan dari
perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :

1) Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas


yang tinggi.

2) Pertumbuhan tanaman yang seragam.

3) Penyiapan benih relatif singkat.

4) Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu klon
agar serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan
pengendalian penyakit Oidium hevea bila terjadi.

Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi


yaitu:

1) tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya
keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
2) perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

3) Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi


kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

H. Kesimpulan
Setiap tumbuhan memiliki ciri-ciri makhluk hidup diantaranya berkembang
biak, tetapi diantara kesamaan tersebut banyak sekali perbedaannya, dalam
pembahasan kali ini dibahas masalah perkembangbiakan, perkembangbiakan
tumbuhan terdiri dari dua yaitu vegetatif dan generative, tapi kali ini kita hanya
membahas perkembangbiakan vegetatif, vegetatif terbagi dua seperti yang kita bahas
sekarang yaitu vegetatif buatan, dalam perkembangbiakan vegetatif buatan tumbuhan
atau tanaman memiliki berbagai cara untuk berkembangbiak diantaranya
mencangkok, menempel dan menyambung. Biasanya kegiatan ini banyak digunakan
oleh petani untuk memperbanyak hasil panen. sedangkan pada hewan ada yang
bertunas, membelah diri, fragmentasi.

Anda mungkin juga menyukai