Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA

PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, DAN


PERKEMBANG BIAKAN MAKHLUK HIDUP

Disusun oleh :

Ropiatul Jannah
Titin Rohmulyati
Susi Agustina

UPBJJ SERANG
POKJAR RAJEG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

A. Tujuan

Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah.

B. Dasar Teori

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel


yang mengakibatkan bertambah besarnya organisme. Pertambahan jumlah sel
terjadi karena adanya pembelahan mitosis, dan bersifat irreversiabel artinya
organisme yang tumbuh tidak akan kembali ke bentuk semula. Pertambahan
jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor yang terdapat
dalam tubuh organisme, seperti sifat genetika yang ada dalam gen dan
hormon yang merangsang pertumbuhan.

Perkembangan adalah suatu proses kemajuan yang terjadi secara


berangsur-angsur dari kompleksitas rendah ke kompleksitas tinggi dan terjadi
diferensiasi. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara, mulai
dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan
tanaman. Pada tanaman, aktifitas perkembangan yang vital ini banyak
tumpang tindih. Pertumbuhan apikal pada ujung akar dan ujung batang
mendahului morfogenesis dan diferensiasi. Tetapi pembesaran batang terjadi
oleh karena pembesaran sel – sel setelah morfogenesis dan diferensiasi
berlangsung.

C. Alat dan Bahan

1. Biji kacang merah 6 buah


2. Gelas plastic atau botol selai 2 buah
3. Kertas saring atau kapas secukupnya
4. Kertas label secukupnya
5. Gunting 1 buah

D. Cara Kerja

1. Merendam biji kacang merah dalam air semalaman.


2. Masukan kapas ke dalam gelas plastic secukupnya.
3. Menyisipkan 6 biji kacang merah pada gelas plastik. Tambahkan air
secukupnya sehingga kapas tetap basah (kira-kira 1/10 nya).
4. Menyimpan sediaan di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari
langsung selama 2 minggu. Jika air tampak berkurang (kertas saring
mengering) menambahkan air secukupnya sehingga kapas tetap basah tetapi
permukaan air tidak merendam biji.
6. Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari
sediaan tersebut. Mencatat kapan biji kacang merah mulai berkecambah,
mengamati bagaimana akar, batang dan daun tumbuh. Memasukkan hasilnya
ke dalam lembar kerja.
E. Hasil Pengamatan

Tabel Data Hasil Pengamatan Pertumbuahn dan Perkecambahan Biji


Kacang Merah
F. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada minggu pertama


terdapat perubahan. Pada umur 1 hari panjang akar 1mm dan terus bertambah
panjangnya hingga minggu ke 2 panjangnya mencapai 14 cm, begitu juga
batang dan tumbuhnya daun. Hal itu dikarenakan sel terus membelah dan
berdiferensiasi dan merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran
akar yang semakin panjang dikarenakan pada ujung akar sel – selnya selalu
membelah karena adanya aktifitas meristem apikal. Pertumbuhan dan
perkembangan juga terjadi pada daun. Daun yang semula hanya 1 helai kecil
tumbuh menjadi 2 helai yang kemudian membesar begitu juga dengan
bertambah panjangnya batang kecambah.

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan


dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan organisme
merupakan hasil dari pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel.
Proses pertumbuhan dan perkembangan kacang merah khususnya
dari waktu ke waktu mengalami perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat
dari bertambahnya tinggi, jumlah daun, diameter akar dan batang pada
tanaman.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi oleh
faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor dari dalam berupa hormon
sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari, suhu udara, kelembaban
udara, tanah, nutrisi dan air.

H. Pertanyaan dan Jawaban

1. Pada hari keberapa akar kecambah kacang merah mulai tumbuh?


Jawab : Pada hari ke- 2 yaitu mulai terlihat akar dengan panjang 2-3 mm dan
panjang batang 20 mm.
2. Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang
pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?
Jawab : Tidak, akar tumbuh ke bawah dan bergerombol pada dasar kapas
dalam gelas plastik.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
HEWAN LALAT BUAH

A. Tujuan Percobaan
1) Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp)
dari telur sampai imago (dewasa).
2) Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.

B. Alat dan Bahan


a. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
b. Botol selai 3 buah
c. Pisang ambon secukupnya
d. Tape ketela pohon secukupnya. Sendok makan 1 buah
f. Kertas saring secukupnya
g. Lalat buah ± 20 ekor
C. Landasan Teori
Drospilla sp atau lalat buah adalah lalat yang biasanya menghinggapi
buah yang sudah busuk. Lalat buah mempunyai kontruksi modular, yaitu
suatu segmen abdomen. Seperti hewan simestris bilateral lainnya, drospilla
mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor).
Pada drospilla, determinan sitoplasmik yang sudah ada didalam telur
memberi informasi posisional unutk penempatan kedua poros bahkan
sebelum fertilisasi. Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis
sempurna yaitu: telur-larva instarI-larva instarII-larva instarIII-pupa-imago.
Faktor yang mempengaruhi siklus hidup drospilla adalah suhu
lingkungan, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan,
intensitas cahaya.

D. Prosedur Percobaan

1. Membuat Medium Lalat Buah


Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi
untuk percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan
demikian anda dapat memeperkirakan banyaknya medium yang akan dibuat.
Cara membuat medium lalat buah ikutilah prosedur berikut :
a) Sediakan alat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut
dalam keadaan bersih.
b) Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon
dengan perbandingan 6 pisang : 1 tape menggunakan
penumbuk/blender
c) Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol
selai, masing-masing 2 sendok makan dan ratakanlah
d) Masukkan kertas saring steril atau kertas tissue yang sudah anda lipat
kedalam setiap botol selai

2) Menangkap lalat buah


a) Persiapkan botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
b) Pergilah ke tempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
c) Setelah sampai di tempat sampah, kembangkanlah kantong plastik
besar dengan mulut plastik terbuka lebar dan anda pegang pada
pangkalnya kemudian arahkan mulut tong sampah terbuka dan
buatlah kejutan dengan cara memukul atau mengguncang-
guncangkan tong sampah.
d) Biasanya lalat buah akan terbang dan akan terperangkap ke dalam
kantong plastik dengna cara sehingga beberapa ekor lalat buah
sekarang terperangkap dalam kantong plastik.

3) Mengkultur lalat buah


a) Masukan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan
hati-hati ke dalam botol kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah
bantuan teman. Jika anda kesulitan biuslah lalat buah yang ada
dalam plastik tersebut dengan ether/chloroform yang dimasukkan ke
dalam botol kultur lebih kurang ekor lalat buah. Hati-hati jangan
sampai terendam atau terkena medium. Jadi sebaiknya diletakkan di
atas kertas saring. Biasanya dalam waktu kurang 5 menit lalat buah
akan siuman
b) Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan
ikatlah dengan karet gelang.
c) Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya
baik.
d) Tempatkanlah botol kultur di tempat yang teduh dan aman.
e) Amatilah biarkan tiap pagi dan sore hari secara teratur. Misalnya
setiap jam 08.00 dan jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul
telur, larva, pupa, pupa berubah warna, dan keluarnya lalat dewasa
(imago). Tuangkanlah hasil pengamatan anda pada lembar kerja
(Tabel 1).
E . Hasil Pengamatan
Tabel 1
Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Lalat Buah

F. Pertanyaan
1) Pada hari ke berapa lalat buah meletakkan telur-telurnya?
2) Pada hari ke berapa pupa dan lalat dewasa terjadi?

Jawaban Pertanyaan
1) Lalat buah meletakkan telurnya pada hari kedua.
2) Pupa terbentuk pada hari ke-7 s/d 8, namun pada hari ke-6 sudah hampir
menyerupai pupa, Lalat dewasa terbentuk pada hari ke 11.

G. Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu dimulai hari 0 dengan
mengamati pertumbuhan dan perkembangan siklus hidup lalat buah drospila
sp dari telur sampai dengan imago. Pengamatan dilakukan selama dua kali
sehari selama 11 hari setiap pagi dan sore. Dimana lalat buah disimpan
didalam botol selai yang sudah ada makanannya kemudian diletakkan di
ruangan yang teduh.
Pada hari ke-0 s/d 1 tubuh lalat tetap berwarna kuning kecoklatan. Dan dihari
kedua mulai ada bercak-bercak putih yang tidak lain itu adalah telur.
Kemudian dihari ke-3 bercak-bercak putih atau telur berubah menjadi larva
yang berwarna puih, bersegmen dan mirip dengan belatung tetapi bentuknya
sangat kecil.
Proses ini terus terjadi sampai hari ke-4 dan dihari ke-5 larva mulai
bergerak aktiv ditandai dengan tubuhnya yang menggeliat. Tubuhnya
bergerak semakin aktiv dengan merayap ke atas botol da ukurannya
bertambah besar. Pada hari ke-6 bentuknya hampir menyerupai pupa dimana
tubuhnya mulai memendek, berwarna putih dan sudah tidak bergerak lagi
bahkan diam.
Di hari 7 s/d 8 sudah mencapai fase pupa warnanya berubah menjadi
putih kecoklatan, masih terlihat diam, dan segmen tubuhnya mulai terlihat
jelas. Pada hari ke 9 s/d10 lalat buah mulai menyerupai bentuk drospila atau
seperti induknya dahulu. Tetapi ukurannya kecil dan sayapnya belum
terbentang.dan dihari ke 11 lah sudah menjadi imago atau lalat dewasa yang
siap unutk dilepas dari botol dan siap untuk terbang.

H. Kesimpulan
Tahapan fase daur hidup drosphila sp adalah telur -> larva -> pupa -> lalat
muda -> lalat dewasa atau imago.
LAMPIRAN

DOKUMENTASI
PERKEMBANG BIAKAN TUMBUHAN
STRUKTUR BUNGA

A. Tujuan
Mengamati struktur bunga

B. Alat dan Bahan


Struktur Bunga

1. Loup (kaca pembesar) 1 buah.

2. Pinset 1 buah.

3. Pisau/silet 1 buah.

4. Bunga sepatu 1 buah (bisa diganti dengan bunga lain yang ada di
daerah anda).

C. Prosedur Percobaan

1. Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan


bagian kelopak, mahkota, benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2. Gambarlah hasil pengamatan dan lengkapi keterangan gambar.

3. Amatilah bagian kelopaknya. Catatlah bentuk dan warna kelopak


yang diamati.

4. Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya.

5. Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyiingkirkan bagian


mahkota bunga. Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah
benang sari melekat pada mahkota bunga? Catat hasil pengamatan
Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar amati bagian kepala sari
(anthera). Apakah anda melihat adanya serbuk sari yang bentuknya
mirip debu pada kepala sari?

6. Amatilah bagian putik yang biasanya terletak di bagian tengah bunga.


Catatlah bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian
ovarium, tangkai putik dan kepala putiknya.

7. Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium, tangkai putik dan


kepala putik.

D. Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
Struktur Bunga

1. Kelopak bunga, merupakan bagian bunga paling besar, berwarna


hijau. Fungsinya untuk melindungi bunga sepatu saat kuncup.
Bentuknya panjang dna ujungnya lancip.

2. Mahkota bunga, merupakan bagian bunga yang terletak di dalam


kelopak bunga, besar dan indah, tersusun bertumpuk-tumpuk.
Mahkota berbentuk bundar dan lebar, berwarna merah. Mahkota
bunga untuk menarik serangga untuk datang menghisap madu dna
membantu proses penyerbukan.

3. Benang sari, merupakan bagian dari bunga yang terletak di mahkota


bunga. Benang sari berbentuk panjang dan kecil, dan diujungnya
terdapat kepala sari. Berwarna merah kekuningan, dan berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan jantan. Benang sari tidak melekat
pada mahkota bunga, dan terdapat serbuk sari pada kepala sari.

4. Putik, merupakan bagian dari bunga dan terdapat di dalam mahkota


bunga. Bentuknya bundar berwarna merah, dan berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan betina.

5. Bunga disayat secara vertikal

6. Saat disayat secara vertikal, terdapat ovarium (bakal buah), yang


nantinya akan berkembang menjadi buah. Selain ovarium juga
terdapat ovulum (bakal biji), yang berisi gamet betina yang setelah
dibuahi gamet jantan akan berkembang menjadi embrio. Ovulum
melekat pada dinding ovarium melalui sebuah tangkai.

F. Kesimpulan
Jadi, bunga sepatu memiliki struktur bunga lengkap, tapi tidak bisa
melakukan perkembangan secara generative. Hal ini disebabkan letak putik
berada diatas benang sari, sehingga sulit terjaid penyerbukan dan pembuahan.
Bunga sepatu dikembangbiakkan dengan cara vegetative buatan, yaitu stek
batan dan mencangkok.

G. Jawaban Pertanyaan

1. Ada 5 buah benang sari.

2. Benang sari berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jantan,


sedangkan putik sebagai alat perkembangbiakan betina. Jika tidak ada
benang sari atau putik, tidak akan terjadi proses pembuahan, yang
diawali proses penyerbukan dimana menempel dna jatuhnya benang
sari ke kepala putik.
Perkembangan Aseksual (Vegetatif) Alami

A. Tujuan
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara
vegetative alami.

B. Alat dan Bahan

1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan.

2. Tumbuhan yang ada di sekitar anda.

3. Cangkul kecil (kored-Sunda) atau sekop.

C. Prosedur

1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Pergilah ke kebun yang ada di sekitar tempat tinggal anda.

3. Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan


vegetative alami (misalnya: dengan cara bertunas, akar rimpang,
geragih, dan umbi).

4. Galilah tanaman, jika anda ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang.

5. Gambarkan morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan


vegetatif alami.
D. Hasil Pengamatan
Tabel Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan

E. Pembahasan

1. Tunas, tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda
menjadi tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya. Tunas tidak
bergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas akan
terus tumbuh.

2. Akar tinggal, merupakan batang yang seluruhnya berada dan tumbuh


menjalar di permukaan tanah. Tunas tumbuh di setiap buku-buku kara
tinggal.
3. Umbi akar, merupakan akar yang membesar yang berisi cadangan
makanan. Jika ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan
tumbuh tunas.

4. Umbi lapis, seperti pelepah daun berlapis-lapis. Perkembangbiakan


umbi lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas yang paling
luar. Diawal pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari
induknya. Ketika siung telah berdaun dan berakar, siung dapat
membuat makanannya sendiri dengan proses fotosintesis.

F. Kesimpulan
Jadi, perkembangbiakan vegetative alami dapat terjadi melalui akar tinggal,
tunas, umbel lapis, umbi akar, dan sebagainya.
Perkembangan Aseksual (Vegetatif) Buatan pada Tumbuhan

A. Tujuan
Terampil melakukan perkembangbiakan vegetative buatan dengan cara
menyambung, okulasi, dan mencangkok.

B. Alat dan Bahan


1. Guntik stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik/sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambung, dan cangkok
6. vaselin

C. Prosedur
1. Okulasi (menempel)

• Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel.

• Tentukan pula jenis tanaman yang masih muda dengan diameter


batang ± 1 cm (sebesar jari kelingking) dan berasal dari biji serta
mempunyai sifat batang dan perakaran yang kuat, untuk dijadikan
batang bawah.

• Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang


bawah.

• Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan
ditempel dengan ukuran yang sama dengan torehan pada batang
bawah.

• Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia
dan tutuplah dengan celah-celah yang ada dengan menggunakan
vaselin.

• Setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah


bagian atas dari tanaman bawah.
2. Menyambung
• Carilah tanaman bawah (root stock) kira-kira sebesar jari kelingking.

• Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5


cm dari permukaan tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan
tersebut.

• Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat


yang kita inginkan dan ukurannya kira-kira sama dengan ukuran
batang bawah dan dipotong dengan kmeiringan yang sama dengan
kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit sayatan pada
potongan batang bawah tersebut.

• Sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikat dengan


menggunakan sloptip transparan atau tali rapia.

• Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar
tidak terkena sinar matahari terlalu banyak.

3. Mencangkok

• Tentukan jenis tanaman yang anda inginkan untuk dicangkok,


syaratnya memiliki cambium dan mudah anda jumpai.

• Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm dan


tidak berpenyakit.

• Kulit cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-15


cm dari pangkal cabang.

• Buanglah kambiumnya dengan cara mengoreknya sampai bersih.

• Biarkan mongering selama 6-2 jam.

• Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur


dicampur kompos secukupnya.

• Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua


ujungnya
D. Hasil Pengamatan

1. Menempel (okulasi)
No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Mulai terllihat adanya perubahan
8 Mata tunas mulai merekat
9 Mata tunas mulai tumbuh mengencang
10 Mata tunas tumbuh semakin mengencang, kemudian tunas tumbuh

2. Menyambung
No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Mulai terlihat perubahan
8 Mulai terlhat daun
9 Daun terlihat bertambah
10 Daun semakin bertambah dan lebar
3. Mencangkok
No. Kondisi tempelan hari ke :
0 Keadaan awal
1 Belum ada perubahan
2 Belum ada perubahan
3 Belum ada perubahan
4 Belum ada perubahan
5 Belum ada perubahan
6 Belum ada perubahan
7 Sedikit merekat dan mulai menyatu dengan batang lama
8 kambium menyatu dengan kedua batang
9 Akar baru Nampak jelas
10 Menunggu akar kuat, kemudian siap dipindahkan

E. Pembahasan
Pada percobaan tersebut, tumbuhan dapat dikembangbiakkan dengan
cara buatan (vegetative buatan) diantaranya dengan menempel (okulasi),
menyambung (enten), dan mencangkok. Pada percobaan, butuh waktu yang
agak lama untuk mengetahu hasil, seperti pada kegiatan menempel, pada
minggu pertama belum terlihat perubahan, tapi memasuki minggu kedua
terlihat sedikit perubahan, dimana tunas terlihat mulai tumbuh dan
mengencang, hal ini juga terjadi pada kegiatan menyambung dan
mencangkok.

Hasil tempelan, sambungan, atau cangkokan bisa dipindahkan pada


pot lain dengan melihat seberapa kuat hasil cangkokan tersebut, jika dirasa
sudah kuat, bisa dipindahkan pada pot lain. Pada perkembanbiakan tersebut
ada syarat tertentu, misalnya menempel dilakukan pada batang yang kuat dan
mata tunas memiliki sifat serupa dengan tumbuhan yang akan ditempeli.
Dalam mencangkok dibutuhkan tumbuhan yang sudah memiliki kambium.
F. Kesimpulan
Jadi, perkembangbiakan tidka hanya terjadi secara alami, tapi juga
bisa menggunakan cara lain yang disebut dengan vegetatif buatan. Contoh
dari vegetative buatan yaitu menempel, menyambung, dan mencangkok.
Dengan cara-cara tersebut, dapat dihasilkan produk baru dan juga bisa
meningkatkan kualitas tumbuhan seperti yang diinginkan.

G. Jawaban Pertanyaan

1. Agar tidak terkena tangan atau kotoran.

2. Karena tanaman bawah merupakan kultur jaringan yang rentan pada


serangan hama.

3. Minggu ke 2 dan 3 tunas atau daun pada percobaan menyambung


mengalami pertumbuhan.

4. Sekitar minggu ke 2 dan 3 (28-35 hari) sambungan sudah menyatu


dengan kuat.

5. Agar kambium tetap kering, sehingga bisa menghasilkan cangkokan


yang baik.

6. Pada minggu ke 2 dan 3 (sekitar 20-30 hari) sudah terlihat akar


cangkokan, dan bisa dipindahkan ke pot lain pada umur minggu ke 4
atau 5, akar sudah kuat dan siap dipindahkan ke pot lain.

Referensi:

Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai