Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM IPA MODUL 1 KP 3 PERTUMBUHAN & PERKEMBANGBIAKAN | Nur Rachma

Winarti858427089

LEMBAR KERJA (LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD

PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN,
DAN PERKEMBANGBIAKAN
MAKHLUK HIDUP
MODUL 1 KEGIATAN PRAKTIKUM 3

Tutor:

Dian Mufarridah, M.Pd.

Nama : NUR RACHMA WINARTI


NIM : 858427089
UPBJJ : ………………………………….

1
KEGIATAN PRAKTIKUM 3

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Percobaan Pertumbuhan dan perkembangan kacang merah ditiadakan.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan


a. Tujuan
1) Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah (Drosophila sp) dari telur
sampai imago ( dewasa)
2) Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.

Catatan:
Siklus hidup Drosophila sp.
Adapun siklus hidup Drosophila sp adalah sebagai berikut. Telur Drosophila sp.
Berbentuk lonjong dengan panjang ± 0,5 mm. Setelah telur menetas akan terbentuk larva.
Larva tumbuh membesar dengan beberapa kali pergantian kulit. Larva besar kemudian
akan bergerak menuju tutup botol dan lama-lama pergerakannya melamban dan siap
menajdi pupa. Pupa biasanya akan menempel pada dinding kaca dekat sumbat botol dan
pada kertas saring. Mula-mula pupa berwarna kuning, kemudian menjadi coklat tua dan
akhirnya menetas menjadi imago (lalat dewasa).

b. Alat dan Bahan


1. Plastik Transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol jam (selai) 3 buah
3. Pisang ambon secukupnya\
4. Tape ketela pohon secukupnya
5. Sendok makan 1 buah
6. Kertas saring secukupnya
7. Lalat buah ( Drosophila sp) ± 20 ekor

c. Dasar Teori
Siklus hidup Drosophila sp adalah sebagai berikut. Telur Drosophila sp.
Berbentuk lonjong dengan panjang ± 0,5 mm. Setelah telur menetas akan terbentuk
larva. Larva tumbuh membesar dengan beberapa kali pergantian kulit. Larva besar
kemudian akan bergerak menuju tutup botol dan lama-lama pergerakannya melamban
dan siap menajdi pupa. Pupa biasanya akan menempel pada dinding kaca dekat sumbat
botol dan pada kertas saring. Mula-mula pupa berwarna kuning, kemudian menjadi
coklat tua dan akhirnya menetas menjadi imago (lalat dewasa).

Rumanta, Maman, dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

d. Cara kerja
1. Membuat medium lalat buah
Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi untuk
percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan demikian anda
dapat memperkirakan banyak nya medium yang akan dibuat. Cara membuat medium
lalat buah ikutilah prosedur berikut.
a. Sediakan lalat penumbuk/blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut dalam
keadaan bersih.
b. Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 pisang : 1 Tape menggunakan penumbuk atau blender.
c. Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol selai, masing-
masing 2 sendok makan dan ratakan lah.
d. Masukkan kertas saring steril atau kertas tisu yang sudah ada lipat kedalam setiap
botol kultur ( botol selai)

2. Menangkap Lalat Buah


Lalat buah merupakan jenis lalat yang ukuran nya jauh lebih kecil dari lalat rumah.
Lalat buah biasanya banyak ditemukan ditempat sampah. Mereka bisa berkerumun
pada buah-buahan yang membusuk di tong sampah, mungkin karena itulah disebut
lalat buah. Untuk menangkapnya lakukan langkah-langkah berikut :
a. Persiapkan lah botol selai dan tutupnya serta kantong plsatik besar.
b. Pergilah ketempat dimana terdapat tong sampah / tumpukan sampah.
c. Setelah sampai ditempat sampah, kembangkanlah kantong plastik besar dengan
mulut plastik terbuka lebar dan anda pegang pada pangkalnya kemudian arahkan
mulut plastik ke mulut tong sampah terbuka dan buatlah kejutan denga cara
memukul atau mengguncang-guncangkan tong sampah.
d. Biasanya lalat buah akan beterbangan dan akan terperangkap kedalam kantong
plastik yang anda pegang. Setelah terlihat ada yang terperangkap tutuplah mulut
kantong plastik dengan cepat sehingga beberapa ekor lalat bauh sekarang
dalam kantong plastik.

terperangkap
3. Mengkultur lalat buah
Setelah botol kultur medium dan lalat buah siap, maka selanjutnya dilakukan
pembiakan , dengan cara sebagai berikut :
a. Masukkan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-hati
kedalam botol kultur, pekerjaan ini agak sulit dan mintalah bantuan teman. Jika
anda kesulitan biuslah lalat buah yang ada dalam plastik tersebut dengan
ether/choloroform yang dimasukkan bersama segumpal kapas. Setelah tampak
terbius tumpahkanlah diatas sehelai kertas. Selagi terbius masukkan ke dalam botol
kultur lebih kurang ekor lalat buah. Hati-hati jangan sampai terendam/terkena
medium. Jadi sebaiknya diletakkan daitas kertas saring. Biasanya dalam waktu
lebih kurang 5 menit lalat buah akan siuman.
b. Sebelum lalat buah siuman tutuplah botol kultur dengan plastik dan ikatlah dengan
karet gelang.
c. Tusuk-tusuklah tutup plastik dengan jarum pentul agar ventilasinya baik.
d. Tempatkanlah botol kultur ditempat yang teduh dan aman.
e. Amatilah biakan setiap pagi dan sore hari secarav teratur. Misalnya setiap jam
08.00 dan jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, purpa, purpa
berubah warna, dan keluarnya lalat dewasa (imago). Tuangkanlah hasil pengamatan
anda pada lembar kerja (Tabel 1.11)
e. Hasil Pengamatan
Tabel 1.11
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan lalat buah

Hari Waktu pengamatan Kejadian / perubahan


Ke
0 + 3-4 setelah lalat dimasukkan Lalat buah mati menempel didinding
botol kultur botol

f. Pembahasan

Dalam percobaan perkembangan terkendala untuk dilakukan karena lalat buah mati 3-4
jam setelah dimasukkan botol kultur, dan sudah dicoba sampai berkali-kali percobaan
penangkapan lalat buah dan memasukkan ke botol kultur tetap ditemukan hal yang
sama, sehingga percobaan pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan lalat
buah tidak dapat dilanjutkan.

g. Kesimpulan
Lalat buah mati kemungkinan dikarenakan kehabisan oksigen dan terbatasnya ruang
gerak lalat dalam botol kultur.

h.Pertanyaan
1) Pada hari keberapa lalat buah meletakkan telur-telur nya?
2) Pada hari keberapa pupa dan lalat dewasa terjadi ?

i. Jawaban Pertanyaann
………………………………………………………………………………………

3. Perkembangbiakan Tumbuhan

3.1 perkembangbiakan seksual pada tumbuhan ( struktur bunga)


a. Tujuan
Mengamati struktur bunga.

b. Alat dan Bahan


1. Struktur bunga
a. Loup ( Kaca pembesar) 1 buah
b. Pinset 1 buah
c. pisau / silet 1 buah
d. Bunga kembang sepatu 1 buah ( bisa diganti dengan bunga lain yang ada di daerah
Anda)
c. Dasar Teori
Bunga jenis ini terdiri dari 5 helai daun kelopak, yang dilindungi oleh kelopak
tambahan (epicalyx), sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga
terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk
silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji
terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.

Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur
yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Di daerah
tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah
subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.

Bunga berbentuk trompet dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm. Putik
(pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke
bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak
menghasilkan buah. Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan
penempelan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_sepatu

c. Cara Kerja
1. Amatilah bagian-bagian bunga dengan tanpa merusaknya, perhatikan bagian
kelopak, mahkota,benang sari, putik, dan dasar bunganya.
2. Gambarlah hasil pengamatan anda pada lembar kerja ( Gambar 1.1), dan lengkapilah
dengan keterangan gambar.
3. Amatilah bagian kelopak nya. Catatlah bentuk dan warna kelopak yang anda amati
4. Amati pula mahkota bunganya. Catat bentuk dan warnanya!
5. Untuk mengamati benang sari, Anda harus menyingkirkan bagian mahkota bunga.
Hitunglah jumlah benang sari yang ada. Apakah benang sari melekat pada mahkota
bunga? Catatlah hasil pengamatan Anda. Dengan menggunakan kaca pembesar
( Loup), amatilah bagian kepala sari (anthera). Apakah Anda melihat adanya serbuk
sari yang bentuknya mirip debu pada kepala sari?
6. Amatilah bagian putik yang biasanya terletak dibagian tengah bunga. Catatlah
bagaimana bentuk putik bunga tersebut. Perhatikan bagian Ovarium, tangkai putik,
dan kepala putiknya.
7. Buatlah gambar struktur putik, meliputi ovarium , tangkai putik, dan kepala putik.
Tuangkan hasilnya pada lembar kerja ( Gambar 1.2)
a. Hasil Pengamatan

Benang sari: Kepala Putik


Putik
Kepala sari

Serbuk sari

Mahkota

Bakal buah/ovarium

Tangkai bunga

Gambar 1.1
Morfologi Bunga Sepatu Kelopak

Gambar 1.1
Sayatan Vertikal bunga sepatu

b. Pembahasan
1. Kelopak bunga sepatu berwarna hijau. Bentuknya panjang dan ujungnya lancip.
Menyatu dengan tangkai bunga.
2. Mahkota bunga, merupakan bagian bunga yang terletak di dalam kelopak
bunga, besar dan indah, tersusun berjajar. Mahkota berbentuk bundar dan
lebar, berwarna merah.
3. Benang sari, merupakan bagian dari bunga yang terletak di mahkota bunga.
Benang sari berbentuk panjang dan kecil, dan diujungnya terdapat kepala sari
yang ditutupi serbuk sari. Berwarna kuning, dan berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan jantan.
4. Putik, merupakan bagian dari bunga dan terdapat di dalam mahkota bunga.
Bentuknya bundar berwarna merah, dan berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan betina.
5. Saat disayat secara vertikal, terdapat ovarium (bakal buah).

c. Kesimpulan
Bunga sepatu merupakan salah satu bunga yang sempurna. Dalam hai ini
mempunya seluruh bagian bunga.

d. Pertanyaan
1. Berapa buah benang sari bunga sepatu yang Anda amati ?
2. Apa Fungsi benang sari dan putik ? Jelas kan

e. Jawaban Pertanyaan
1. Kurang lebih 20an benang sari.
2. Bennag sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan, dimana pembentukan sari/sel
jantan di kepala sari. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina, dimana
didalamnya terdapat ovarium atau bakal buah.

3. Perkembangbiakan Vegetatif Alami


a. Tujuan
Mengidentifikasi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara vegetatif
alami.

b. Alat dan Bahan


1. Alat-alat tulis dan lembar pengamatan
2. Tumbuhan yang ada disekitar Anda
3. Cangkul kecil (kored – Sunda) atau sekop

c. Dasar Teori
Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembanbiakan secara tidak kawin pada
tumbuhan yang terjadi dengan sendirinya.

Berikut cara perkembangbiakan vegetatif secara alami:


1. Spora merupakan sel-sel yang terbungkus oleh lapisan tipis sebagai pelindung.
Spora dikenal sebagai alat persebaran biji pada tumbuhan berpembuluh.
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara vegetatif alami adalah lumut,
paku, dan supir.
2. Tunas merupakan bagian tanaman yang tumbuh dalam tanah di sekitar induk.
Contoh tunas adalah pisang, bambu, dan tebu.
3. Akar tinggal atau rizoma merupakan batang tumbuh mendatar dan terletak di
bawah permukaan tanah.
Contoh tanaman yang berkembangbiak dengan cara rizoma adalah jahe, kunyit,
kencur, dan lengkuas.
4. Umbi lapis adalah umbi yang berlapis-lapis. Contoh tumbuhan yang
berkembangbiakan dengan cara umbi lapis adalah bawang merah, bawah putih, dan
bakung.
5. Umbi batang Umbi batang merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah,
ujungnya menggembung menjadi umbi. Contohnya adalah kentang, umbi jalar,
atau bengkuang.
6. Geragih atau stolon merupakan batang yang tumbuh secara mendatar dibagian
permukaan tanah. Contoh perkembangbiakan dengan cara geragih adalah stroberi,
arbei, atau rumput.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/23/163000169/apa-yang-dimaksud-
dengan-perkembangbiakan-vegetatif-alami-?page=all.

Penulis : Ari Welianto


Editor : Ari Welianto

d. Cara kerja
1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Pergilah ke kebun yang ada disekitar tempat tinggal Anda
3. Carilah jenis-jenis tanaman yang melakukan perkembangbiakan vegetatif alami
(misalnya : dengan cara bertunas, akar rimpang, geragih, dan umbi )
4. Galilah tanaman, jika anda ingin meyakinkan umbi atau akar rimpang
5. Gambarlah morfologi tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan vegetatif
alami tuangkan hasilnya pada lembar kerja Tabel 1.12
a. Hasil Pengamatan
Tabel 1.12
Perkembangan aseksual alami pada tumbuhan

No Nama Tumbuhan dan Jenis Gambar tumbuhan dengan


Perkembangbiakan aseksual perkembangbiakan aseksual

1. Tumbuhan : Tanaman Pisang


Perkembangbiakan : Tunas
2. Tumbuhan : Tanaman Bunga
Amarilis
Perkembangbiakan : Umbi lapis

3. Tumbuhan : Tanaman
Temulawak
Perkembangbiakan :
Rhizoma/Akar Rimpang

4. Tumbuhan : Tanaman Kadaka


Perkembangbiakan : Spora

5. Tumbuhan : Anggrek Dendro


Perkembangbiakan : Tunas
b. Pembahasan
1. Cara perkembangbiakan tanaman pisang yang alami yaitu bertunas.
Tunas yang baru akan muncul di bawah pisang dewasa. Lambat laun
tunas tersebut menjadi remaja kemudian dewasa.
2. Tanaman amarilis berkembang biak dengan cara umbi lapis
3. Temulawak berkembangbiak dengan cara rimpang atau akar tinggal.
4. Tanaman kadaka berkembangbiak dengan cara spora, hal ini karena
kadaka termasuk tumbuhan paku-pakuan.
5. Anggrek berkembangbiak dengan cara tunas.
Tanaman tersebut diatas berkembangbiak dengan cara vegetatif alami,
seperti tunas, rizhoma, spora, umbi lapis, dsb.

c. Kesimpulan
Beberapa tumbuhan disekitar kita banyak yang berkembangbiak dengan cara
vegetative alami, diantaranya tanaman pisang, amarilis, temulawak, kadaka,
anggrek.

5. Perkembangbiakan Vegetatif Buatan


a. Tujuan
terampil melakukan perkembangbiakan vegetatif buatan dengan cara menyambung,
okulasi, dan mencangkok.

b. Alat dan bahan


1. Gunting stek
2. Pisau tajam
3. Tanah gembur dan humus
4. Plastik / sabut kelapa
5. Tanaman untuk keperluan stek, okulasi, nyambun, dan cangkok
6. Vaselin

c. Dasar Teori
Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan tanpa melalui
perkawinan. Proses perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan melibatkan campur
tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak cara vegetatif buatan adalah tanaman
yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak berkambium atau bijinya berkeping satu
(monokotil) tidak banyak diperbanyak dengan cara vegetatif buatan.
Cara perkembangbiakan vegetatif buatan Perkembangbiakan vegetatif buatan bisa
dilakukan beberapa cara, seperti mencangkok, menempel (okulasi), menyambung, stek,
dan merunduk.
Berikut adalah cara perkembangbiakan vegetatif buatan:

1. Mencangkok juga salah satu cara memperbanyakan tumbuhan dalam


perkembangbiakan vegetatif buatan. Mencangkok merupakan membuat cabang
menjadi berakar (kulitnya dikupas sedikit dan dibebat dengan sabut yang dibubuhi
tanah) untuk ditanam. Tumbuhan yang dapat dicangkok adalah tumbuhan dikotil
atau biji berkeping dua. Contohnya itu jeruk, jambu, mangga, rambutan, atau
durian.
2. Okulasi merupakan salah satu cara memperbanyak tumbuhan dengan cara
menempelkan sepotong kulit pohon yang bermata tunas dari batang atas pada suatu
irisan dari kulit pohon lain dari batang bawah sehingga bersatu menjadi tanaman
yang baru.
3. Menyambung Cara memperbanyak tumbuhan dengan menyambung adalah
menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan
cara menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman.
Maka diperoleh satu tanaman yang punya sifat-sifat unggul. Contoh cara
menyambung tanaman tomat dengan terong. Lalu kopi, ketela pohon, atau mangga.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/23/140000269/apa-yang-dimaksud-dengan-
perkembangbiakan-vegetatif-buatan?page=all.

Penulis : Ari Welianto


Editor : Ari Welianto

d. Cara Kerja
1. Okulasi ( menempel )
a. Tentukan jenis tanaman yang akan ditempel, misalnya tanaman mangga simanalagi
b. Tentukan pula jenis tanaman mangga yang masih muda dengan diameter batang ±1
cm ( sebesar jari kelingking) dan berasal dari biji serta mempunyai sifat batang dan
perakaran yang kuat untuk dijadikan batang bawah.
c. Buat torehan persegi panjang dengan ukuran 1,5 x 2 cm pada batang bawah
d. Ambil kulit yang berisi mata tunas dari ranting tanaman yang akan ditempel (
mangga simanalagi atau yang lainnya) dengan ukuran yang sama dengan torehan
pada batang bawah
e. Tempelkan kulit bertunas pada batang bawah dan ikat dengan tali rafia dan tutuplah
celah-celah yang ada dengan menggunakan vaselin
f. setelah tunas baru tumbuh, bukalah tali pengikatnya dan potonglah bagian atas dari
tanaman bawah (gambar 1.10)

2. Menyambung
a) Carilah tanaman bawah ( root stock ), kira-kira sebesar jari kelingking
b) Potonglah batang tersebut secara miring dengan jarak lebih kurang 5cm dari permukaan
tanah dan beri sedikit sayatan pada potongan tersebut ( Gambar 1.11 B)
c) Ambillah ranting tanaman yang sejenis yang mempunyai sifat-sifat yang kita inginkan
dan ukurannya kira-kira sama dengan ukuran batang bawah dan dipotong dengan
kemiringan yang sama dengan kemiringan potongan batang bawah dan diberi sedikit
sayatan pada potongan batang bawah tersebut ( Gambar 1.11C)
d. sambungkan ranting tersebut dengan batang bawah, lalu ikatlah dengan menggunakan
selotip transparan atau tali rapia (Gambar 1.11D-E)
e. Buang ranting pada tanaman bawah dan jagalah tanaman tersebut agar tidak terkena
sinar matahari terlalu banyak ( Gambar 1.11)
Gambar 1.11

Menyambung. A. Memotong ranting tanaman yang akan di sambung;


B. memotong tanaman bawah dengan sudut kemiringan yang sama, dan buat
sedikit sayatan pada potongan batang; C. menyayat potongan ranting yang akan di
sambung; D Batang bawah dan atas disambungkan; E. Sambungan diikat dengan
selotip transparan; G. Buanglah ranting-ranting pada tanaman
bawah (Browse, 1979 dalam Rumanta, 2002).

3.Mencangkok
a. Tentukan jenis tanaman yang Anda inginkan untuk dicangkok (tanaman mangga,
jambu, rambutan, atau yang lainnya dengan syarat memiliki kambium dan mudah Anda
jumpai).
b. Pilihlah cabang yang akan dicangkok dengan diameter ± 2,5 cm dan tidak
berpenyakit.
c. Kuliti cabang tanaman tersebut sepanjang ± 10 cm dan berjarak 10-15 cm dari
pangkal cabang.
d. Buanglah kambiumnya dengan cara mengeroknya sampai bersih.
e. Biarkan mengering selama 6 -2 jam.
f. Tutuplah bagian yang terbuka tersebut dengan tanah yang gembur dicampur
kompos secukupnya.
g. Bungkuslah dengan sabut kelapa atau plastik dan ikatlah kedua ujungnya (Gambar 1.12).
a. Hasil Pengamatan
1.Menempel

Tabel 1.13
Menempel ( Okulasi )

No Kondisi tempelan hari ke :


1 1. Tempelan masih terlihat segar
2 2. Tempelan masih terlihat segar
3 3. Tempelan masih terlihat segar
4 4. Kondisi tempelan mulai layu
5 5. Kondisi tempelan belum menempel dan daun mengering
6 6. Kondisi tempelan belum menempel dan daun mengering
7 7. Kondisi tempelan layu, belum menempel dan daun gugur
8 8. Kondisi tempelan layu, belum menempel dan daun gugur
9 9. Kondisi tempelan mulai menempel tetapi belum ada mata tunas
10 10. Kondisi tempelan mulai menempel tetapi belum ada mata tunas
1. Menyambung

Tabel 1.14
Menyambung (enten)

No Kondisi Sambung hari ke :


1 1. Daun masih terlihat segar, mata tunas belum tumbuh, batang belum
tersambung
2 2. Daun masih mulai layu, mata tunas belum tumbuh,
3 3. Daun kering, tetapi batang tidak kering, mata tunas belum tumbuh.
4 4. Daun mengering, tetapi batang tidak kering , mata tunas belum tumbuh, batang
belum tersambung.
5 5. Daun mengering, tetapi batang tidak kering , mata tunas belum tumbuh, batang
belum tersambung
6 6. Daun gugur dan batang masih segar, mata tunas belum tumbuh, batang belum
tersambung
7 7. Daun gugur dan batang masih segar, mata tunas belum tumbuh,
8 8. Daun gugur dan batang masih segar, mata tunas belum tumbuh
9 9. Daun gugur dan batang masih segar, mata tunas belum tumbuh
10 10. Daun gugur dan muncul mata tunas pada batang, batang belum tersambung dengan
kuat

2. Mencangkok

Tabel 1.15
Mencangkok

No. Kondisi cangkokan hari ke-


1 1. Belum terlihat akar
2 2. Belum terlihat akar
3 3. Belum terlihat akar
4 4. Belum terlihat akar
5 5. Belum terlihat akar
6 6. Belum terlihat akar
7 7. Belum terlihat akar
8 8. Belum terlihat akar
9 9. Belum terlihat akar
10 10. Muncul akar kecil yang terlihat dari bagian yang disayat yang terbungkus tanah
kompos.

b. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan pada kegiatan menempel pada awalnya
sudah ada tunas baru yang segar, sampai hari ke-4 daun pada tunas mulai layu, dan
gugur pada hari ke-5. Mulai hari ke-6 sampai hari ke-10 belum ada pertumbuhan
tunas baru, tapi hasil tempelan sudah menempel di batang bawah pohon induk.
Dari percobaan yang dilakukan pada kegiatan menyambung menunjukkan
bahwa pada hari ke-1 masih terlihat segar dan mata tunas belum muncul, pada hari
ke-2 daun mulai layu, batang masih segar. Pada hari ke-3 hingga hari ke-5 daun
kering, tetapi batang masih segar dan mata tunas belum tumbuh. Pada hari ke-6 daun
gugur, batang tidak kering serta belum tumbuh mata tunas, dan batang belum
tersambung. Pada hari ke-10, tanaman mulai tumbuh mata tunas pada batang pada
hari ke 10, batang belum tersambung dengan kuat.
Pada kegiatan mencangkok, hari ke-1 sampai ke-10 belum menunjukkan
tumbuhnya akar pada daerah yang dicangkok. Adapun pohon yang dicangkok adalah
pohon sirsak.

c. Kesimpulan
Perkembangbiakan vegetatif buatan yaitu cara memperbanyak tanaman dengan
bantuan manusia. Dalam melakukan perkembangbiakan vegetative buatan ini harus
sesuai dengan cara kerja, karena beberapa percobaan bisa saja gagal.

d. Pertanyaan

1. Mengapa pada celah-celah tempelan pada percobaan okulasi sebaiknya


diolesi dengan vaselin? Jelaskan!
2. Mengapa setelah mata tunas tumbuh menjadi tunas, tanaman bawah harus
dipotong?
3. Pada hari ke berapa tunas-tunas batang yang di sambung pada percobaan
menyambung (enten) mengalami pertumbuhan?
4. Pada hari ke berapa sambungan tersebut sudah menyatu dengan kuat?
5. Pada percobaan mencangkok, setelah kambium dikerok, sebaiknya sayatan
dikeringkan selama 6-12 jam. Apa tujuan perlakuan tersebut?
6. Pada hari ke berapa akar cangkokan yang Anda kerjakan mulai tumbuh dan pada hari
ke berapa perakaran tersebut sudah cukup banyak dan siap disemaikan?
7. Biarkan 2-3 minggu sampai tumbuh akar.
8. Potong pangkal ranting yang sudah tumbuh akar dengan menggunakan gergaji agar
tidak mengganggu perakaran.
9. Tanamlah pada tempat yang dikehendaki, siram dan pelihara sampai tumbuh tanaman
dengan baik

e. Jawaban Pertanyaan
1. Karena bentuk tempelan yang tidak simetris dengan medan tempel, maka celah-celah
tersebut perlu ditutup dan direkatkan, yaitu dengan cara mengoles vaselin di sekeliling
tempelan.
2. Agar pertumbuhan tunas maksimal, dan nutrisi yang didapat bisa diserap tunas baru.
3. Hari ke-10
4. Lebih dari hari ke-10 .
5. Agar getah kambium mengering dan cepat tumbuh akar.
6. Sampai hari ke-10 belum terlihat tumbuh akar.
DOKUMENTASI KEGIATAN
a. Percobaan Lalat Buah

Persiapan Setelah kurang lebih 3-4 jam, lalat mati


Setelah
dimasukkan ke
botol kultur

b. Percobaan Menempel

Persiapan

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4

Hari ke-5 Hari ke-6


Hari ke-7 Hari ke-8 Hari ke-9 Hari ke-10
c. Percobaan Mencangkok

Persiapan Pengeringan Pencangkoka Pencangkokan Pencangkokan


getah kambium n hari ke 1 hari ke 5, hari ke 10,
belum ada belum ada
tanda-tanda tanda-tanda
tumbuh akar tumbuh akar
meski
pembungkus
dibuka

d. Percobaan Menyambung

Persiapan Persiapan Hari ke-1 Hari ke-2


PRAKTIKUM IPA MODUL 1 KP 3 PERTUMBUHAN & PERKEMBANGBIAKAN | Nur Rachma
Winarti858427089

Hari ke-5
Hari ke-3 Hari ke-4

Hari ke-6 Hari ke-7 Hari ke-8 Hari ke-9 Hari ke-10

18

Anda mungkin juga menyukai