Anda di halaman 1dari 12

BAB I

Pembenihan Tanaman Obat


Pembenihan sangat lah penting dalam melakukan proses pembudidaya
tanaman. Pembudidayaan tanaman ini diharapkan akan menghasilkan tanaman-
tanaman unggul yang bermanfaat baik sebagai obat maupun sebagai bahan yang
lainnya. Sebelum lebih lanjut membahasnya ada baiknya kita mengetahui apa sih
benih atau pembenihan itu?
Benih adalah biji tanaman yang dapat tumbuh menjadi tanaman muda (bibit),
kemudian dewasa dan menghasilakan bunga. Melalui bunga penyerbukan, bunga atau
polong lalu menghasilakn benih kembali. Benih ini merupakan alat
perkembangbiakan vegatataf atau aseksual dari tanaman obat. Jadi tanampa harus
melakukan infertilisasi antara tanaman jantan dan betina, kita dapat menghasilkan
tanaman baru yang kita inginkan.
Benih ini dapat diperoleh dari biji tanaman yang menghasilkan buah. Pengambilan
biji tanaman obat untuk benih dilakukan pada saat buah masak fisiologis
(Physiological matury) atau disebut masak secara fungsional (fungsional maturity),
karena saat masak fisiologis, biji mempengaruhi berat kering maksimum (maximun
dry weight), daya tumbuh maksimum (maximum vigor) dan daya kecambah
maksimum (maximum viability).
Dalam budidaya tanaman pemilihan benih yang sesuai akan menentukan kualitas
tanaman. Jadi sebelum memulai melakukan pembenihan, kita harus memperhatikan
standar benih yang baik. Beberapa syarat umum benih antara lain :
1. Daya kecambah : minimal 80%
2. Benih murni : minimal 85%
3. Banh varietas lain : minimal 5%
4. Kotoran : maksimum 2%
5. Benih rumputan : maksimum 2%
Selain memperhatikan pemilihan benih yang baik, pertumbuhan benih ini sendiri juga
sangat dipengaruhi oleh adanya faktor eksternal. Adapun faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain :
1. curah hujan yang sesuai untuk tanaman antara 1500-2500 mm/tahun
2. suhu udara minimal bagi tumuhan sekitar 10°C.
3. Kelembabanudara optimal untuk tanaman antara 60-65%.
4. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman sekitar 10 jam/hari
6. Musim harus sesuai dengan karakteristik tanaman
Di negara Indonesia terdapat dua musim yakni musim penghujan dan musim
kemarau. Pemilihan waktu penanaman yang tepat akan membatu kemudahan dalam
proses pemeliharaan tanaman obat. Pada musim penghujan sebaiknya yang ditanaman
adalah tanaman yang membutuhkan banyak air. Sedangkan pada musim kemarau
sebaiknya menanam tanaman yang tidak memerlukan banyak air karena ditakukan
akan mengalami kekeringan dan akan menyebabkan kerusakan tanaman.
Faktor-faktor ekstenal diatas harus diperhatikan dengan seksama agar proses
pembenihan berjalan dengan baik dan menghasilkan tanaman yang unggul serta
bermanfaat bagi kita semua.

1
a. faktor ekstenal diatas harus diperhatikan dengan seksama agar proses pembenihan
berjalan dengan baik dan menghasilkan tanaman yang unggul serta bermanfaat bagi kita
semua.
b. Faktor eksternal merupakan suatu yang mempengaruhi /faktor yang baerasal dari luar
tumbuh-tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem.Ada bebrapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pihak dari pertumbuhan yaitu air ,cahaya
kelembahan,makanan(nutrisi)suhu
c. Cahaya

Pada umumnya ,cahaya menghambat petumbuhan meninggi tanaman karena dapat


mengurangi auksin .tetapi cahaya ,juga merangsang pembuangan tumbuhan tertentu .cahaya
dan matahari mempengaruhi tumbuhan,cahaya dapat diperoleh maksimal 10 jam /hari,cahaya
berperan sebagai proses fotosintesis dan berperan membedakan klorofil.

d. Faktor internal

Faktor internal merupakan segala pengaruh/faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri yaitu
meliputi sebagai berberikut

1. GEN
Gen merupakan faktor internal yang paling tidak bisa dibawah karena setiap makhlujk
hidup tentu saja memilik gen yang berbeda satu sama lain.
2. HORMON
Horman merupakan pembawa pesan kimiawi anatar sel atau antar kelompok sel .semua
organisme multi seluler ,termasuk tumbuhan memperoleh produksi hormon dalam
pertumbuhan hormon sangatlah penting.

GAMBAR PEMBENIHAN TANAMAN OBAT

2
BAB II

Pembibitan Tanaman Obat

Cara perbanyakan bibit merupakan hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan budidaya
tanaman obat. Perbanyakan bibit sendiri dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu
perbanyakan secara generatif dan vegetatif.

1. Perbanyakan generatif

merupakan perbanyakan yang dilakukan dengan biji. Dengan cara ini maka
biji yang akan disemai sebaiknya diperoleh dari tanaman induk yang sehat dan
memiliki hasil baik. Terkait dengan penyemaian, biji dapat disemai pada polybag atau
bak persemaian dan bedengan semai sebaiknya ditutup untuk melindungi bibit dari
pengaruh lingkungan yang kurang baik bagi pertumbuhan.
Dengan persemaian pun harus memiliki drainase yang baik. Hal ini dimaksudkan agar
tidak tergenang air dan memiliki permukaan yang gembur sehingga dapat
menampung air sisa resapan dari media pembibitan. Selanjutnya sebelum dipindahkan
ke lahan, maka penutup dapat dibuka secara bertahap agar bibit dapat beradaptasi
dengan lingkungan.
Sebagai contoh dari tanaman obat yang dapat diperbanyak dengan biji misalnya
adalah kayu manis, belimbing wuluh, dan cengkeh.

2. Perbanyakan vegetatif

dapat dilakukan secara alami ataupun buatan. Perbanyakan vegetatif alami dilakukan
dengan tunas, rhizome, geragih, umbi batang, dan umbi lapis. Sedangkan perbanyakan
vegetatif buatan dilakukan dengan cara stek, runduk, okulasi, menyambung, dan
cangkok.
berikut ini adalah macam vegetatif buatan pada tanaman obat.

a. cangkok

Mencangkok atau percangkokan merupakan perbanyakan dengan


mengelupas kulit batang dan membungkusnya dengan plastik atau lainnya
yang berisi tanah agar dapat tumbuh akar. Dalam percangkokan ini sebaiknya
lakukan pemilihan indukan yang berkualitas dan juga menghasilkan produksi
yang baik. Contoh tanaman percangkokan mangga, rambutan, sawo dan lain
sebagainya.

Pencangkokan dilakukan dengan cara menyayat dan mengupas kulit


sekekeliling batang, lebar sayatan tergantung dengan jenis tanaman yang
dicangkok. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan
kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Setelah luka yang
dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai perlakuan agar bahan
cangkokan cepat berakar. Media yang digunakan terdiri dari tanah dan

3
kompos kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas
sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang dapat
dipotong dan bisa langsung dipindah tanamkan.

b. Stek

Stek merupakan perbanyakan yang di lakukan dengan cara memiliki


batang dari indukan yang kuat dan tahan hama dan penyakit, serta bagian atas
di lakukan pengikisan atau pembelaan lalu masukan tanaman.Keberhasilan
dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada
bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name atau true to
type. Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu dari
tanaman itu sendiri dan ekstern yaitu dari lingkungan sekitar. Salah satu faktor
intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang
berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Faktor intern yang paling penting
dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor
genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai regenerasi yang berbeda
pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek,
tanaman sumber seharusnya memiliki sifat-sifat unggul serta tidak terkena
hama dan penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan
status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat
keberhasilan stek tinggi.

c. Okulasi

Okulasi merupakan perbanyaka dengan dengan cara penempalan mata


tuns dari satu tumbuhan ke batang lainnya yang satu jenis. Contoh tanaman
mangga, belimbing dan lain sebagainya. Beberapa kelebihan dari perbanyakan
tanaman dengan cara okulasi yaitu :

(1) Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas
yang tinggi.

(2) Pertumbuhan tanaman yang seragam.

4
(3) Penyiapan benih relatif singkat.

(4) Pada musim gugur daun pada tanaman karet daun yang gugur dari satu
klon agar serentak pada waktu tertentu, dengan demikian akan memudahkan
pengendalian penyakit Oidium hevea bila terjadi.

Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi


yaitu :

(1) Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi
karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas
(entres)

(2) perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.

(3) Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi
kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :

(1) Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)

(2) Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.

(3) Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.

(4) Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.

(5) Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang
kuat/kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki
biji/buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah,
umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan
benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang
cepat.

(6) Pada klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus
memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan
tahan terhadap penyakit.

d. Sambung pucuk

Sambung pucuk adalah penyambungan 2 jaringan tanaman


hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta
berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Teknik apapun yang
memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode
grafiting.Perbanyakan secara grafiting merupakan teknik perbanyakan
yang mahal karena memelukan banyak tegana terlatih dan waktu.

5
Teknik ini dipilh dengan pertimbangan untuk memperbanyak tanaman
yang tidak bisa atau sukar diperbanyak dengan cara stek, rundukan,
pemisahan atau dengan cangkok., banyak jenis tanaman yang sukar
untuk diperbanyak dengan cara-cara tersebut. Tetapi mudah dilakukan
denga penyambungan. Misalnya pada belimbing, mangga, manggis
jeruk dan durian.

Penyambungan dilakukan dengan cara menyambungkan scion


berupa bagian pucuk atau tunas dari tajuk pohon pius pada tanaman
batang bawah yang telah disediakan. Cara ini banyak dilakukan pada
singkong dan buah-buahan. Mula-mula biji disemaikan. Setelah
tumbuh lalu disambung dengan ranting/cabang dari pohon sejenis yang
buahnya baik. Kemiringan potongan kurang lebih 45°. Diameter
batang atas harus sesuai dengan diameter batang bawah. Kedua
sambungan itu diikat dengan kuat. Diusahakan agar tidak terjadi
infeksi. Buah yang dihasilkannya akan sama dengan buah yang
dihasilkan pohon asalnya.

Alasan lain melakukan sambung pucuk , yaitu:

(1) untuk memperoleh keuntungan dari batang bawah tertentu, seperti


perakaran kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu.

(2) mengubah kultivar dari tanaman yang telah berproduksi, yang


disebut top working.

(3) mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah lebih


awal.

(4) mempercepat pertumbuhan tanaman dan mengurangi waktu


produksi.

(5) mendapatkan bentuk pertanaman khusus.

(6) memperbaikin kerusakan tanaman.

6
BAB III
Penanaman Tanaman Obat

Pengertian, Manfaat Dan Jenis-Jenis Toga

Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya
sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan
keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

Pemanfaatan Tanaman Obat

Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai
dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi
keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan
asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam
khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya
kesehatan masyarakat.

Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga


menurut gejala umum adalah:

 Demam panas
 Batuk
 Sakit perut
 Gatal-gatal

1. Kelebihan obat tradisional

Memiliki efek samping yang saling mendukung jika berada dalam satu ramuan dengan
komponen yang berbeda memiliki efek samping yang relatif rendah Pada satu tanaman

7
memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit yang
diakibatkan pertukaran zat di dalam tubuh dan keturunan.

2. Kekurangan obat tradisional

Takaran harus tepat.Jika tidak tepat, obat tradisional bisa tidak aman bagi tubuh dan
kesehatan manusia.

Harus tepat memilih jenis obat sesuai dengan riwayat kesehatan masing-masing, sehingga
tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan jiwa.

3. Bahan baku obat tradisional

Bahan baku obat tradisional bisa didapatkan dari hewan maupun tumbuhan. Namun, sumber
obat tradisional yang banyak dikembangkan berasal dari tumbuhan. Sebab, tumbuhan mudah
dibudidayakan, ramah lingkungan, dan hampir seluruh bagian yang terdapat pada tumbuhan
(mulai dari akar, umbi, batang, kulit, daun, biji, dan bunga)berkhasiat untuk mengobati
berbagai macam penyakit.

Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA

Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis
tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

 Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.


 Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
 Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
 Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-
buahan dan bumbu masak
 Jenis tanaman yang hampir punah
 Jenis tanaman yang masih liar

Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman
yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.

Fungsi Toga

Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada
upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

 Upaya preventif (pencegahan)


 Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
 Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:

Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal
sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya
dan lain-lain.

8
Sarana untuk pelestarian alam.

Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya
kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami
kepunahan.

Sarana penyebaran gerakan penghijauan.

Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan
penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon
asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.

Sarana untuk pemertaan pendapatan.

Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga
dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.

Sarana keindahan.

Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan
bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan
perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.

Posted by Erikson Damanik on Senin, 09 Februari 2015 - Rating: 4.5

Title : Pengertian, Manfaat Dan Jenis-Jenis Toga

Description : Pengertian, Manfaat Dan Jenis-Jenis Toga Toga adalah singkatan dari tanaman
obat keluarga. Tanam...

Gambar tanaman obat

9
BAB IV

Pemeliharaan Tanaman Obat


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan antara lain adalah:
A. Penyiraman; Frekuensinya dapat diatur sesuai dengan kondisi kelembapan tanah.
Penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari, saat pagi dan sore hari. Sistem
pembuangan air pun juga perlu diperhatikan karena beberapa jenis tanaman obat tidak
tahan terhadap genangan air.
B. Penyulaman; Yaitu penanaman kembali tanaman yang rusak, mati atau tumbuh tidak
normal.
C. Pemupukan; Dalam hal ini sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik,
karena pupuk anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan pengaruh kurang baik
bagi senyawa/kandungan berkhasiat obat pada tanaman obat.
D. Penyiangan; Dilakukan agar tidak ada kompetisi antara tanaman budidaya dan gulma
dalam mendapatkan hara dan cahaya matahari.
E. Pembumbunan; Dilakukan dengan tujuan untuk memperkokoh tanaman, menutup
bagian tanaman di dalam tanah seperti rimpang, umbi atau akar, serta memperbaiki
aerasi tanah.
F. Pengendalian OPT; Dalam hal ini dapat dilakukan secara mekanis dan kimia.
Pengendalian mekanis dilakukan dengan cara menangkap OPT dan membuang bagian
tanaman yang terserang penyakit. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan
penyemprotan pestisida, disarankan menggunakan pestisida alami.
Panen dan Pascapanen; Cara penanganan setiap jenis tanaman obat berbeda-beda. Ada
tanaman yang dapat dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya ada pula yang dipanen hanya
bagian tertentu saja. Oleh sebab itu penanganan panen dan pascapanennya pun perlu
diperhatikan dengan baik, agar tidak merusak kandungan zat berkhasiat pada obat tersebut.
Hati-hati saat memanen tanaman obat daun karena mudah rusak. Umur panen dan bagian
yang akan dipanen juga memengaruhi cara panen dan pengelolaan pascapanen.
 Daun; Pemanenan daun tanaman obat harus dilakukan dengan hati-hati karena daun
bertekstur lunak dan mudah rusak. Umur petik daun tiap tanaman juga berbeda, ada
yang dipanen saat daun masih muda, seperti: kumis kucing dan teh. Ada pula
tanaman yang dipanen saat daun sudah tua, contohnya: sirih dan mint. Daun yang
dipanen untuk diambil minyak atsirinya juga harus dilakukan dengan hati-hati dan
harus langsung diolah saat masih segar, agar tidak menghilangkan kandungan
minyaknya.
 Rimpang ; Umumnya dapat dipanen pada umur 8-12 bulan. Ketika daun tanaman
sudah mulai

menguning dan mengering, rimpang tanaman siap dipanen. Setelah dipanen, rimpang
dibersihkan dari kotoran, benda asing, serta rimpang busuk. Selanjutnya, rimpang disortir
berdasarkan umur dan ukuran rimpang. Setelah disortir, rimpang dicuci dengan air. Sebelum
dikeringkan, rimpang harus dipotong-potong terlebih dulu. Pengeringan dapat dilakukan

10
dengan sinar matahari, oven, atau blower. Selama pengeringan, seringkali ada kerusakan
kimia.

 Biji; Banyak mengandung tepung, protein, dan minyak. Kadar air biji saat dipanen
berbeda-beda bergantung pada umur panen tanaman obat tersebut. Makin tua
umur biji, makin rendah kadar airnya. Sebaiknya hindari tempat lembap untuk
penyimpanan.
 Akar; Untuk akar yang mengandung banyak air pengeringannya dilakukan secara
perlahan-lahan guna menghindari pembusukan dan fermentasi.

11
12

Anda mungkin juga menyukai