Anda di halaman 1dari 7

KD 3.

10 MENGANALISIS TEKNIK TRANSPLANTING

1. Menyiapkan media tumbuh

2. Memilih bibit

3. Memindahkan bibit kedalam polybag


4. Seleksi bibit
5. Mengangkut bibit

Durian merupakan tanaman asli Asia Tenggara yang beriklim tropika basah, khususnya di
Indonesia, Malaysia dan Thailand. Di Indonesia pusat keragaman genetik terutama berada
di Kalimantan (27 species) dan Sumatera (11 species) varietas yang dibudidayakan
umumnya berasal dari species Durio zibethinus, misalnya Matahari, Sunan, Sitokong,
Sukun, Petruk, Hepe, Otong dan Kani. Durian adalah salah satu jenis buah yang mempunyai
nilai ekonomi dan peluang pasar yang tinggi untuk dikemba ngkan. Dalam upaya
pengembangan usaha agribisnis durian dukungan ketersediaan benih bermutu
dari varietas unggul sangat menentukan keberhasilannya. Kenyataan di
lapangan menunjukan bahwa ketersediaan benih bermutu masih menjadi
kendala, sehingga masih banyak petani menggunakan benih asalan. Daerah
pengembangan dan penyebarannya hampir keseluruh pelosok Indonesia, Sentra
produksinya terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dll. Benih bermutu diperoleh melalui
perbanyakan vegetatif yang berasal dari pohon induk yang sudah dilepas / di
daftar oleh Menteri Pertanian. Produksi benih dalam jumlah besar, dapat
dilakukan secara bertingkat melalui Blok Fondasi (BF), Blok Penggandaan Mata
Tempel (BPMT) dan Blok Perbanyakan Benih (BPB). Agar mutu benih terjamin,
dalam proses produksinya harus mendapat pengawasan dari petugas Institusi
Pengawasan dan Sertifi kasi Benih setempat yang ditandai dengan pemasangan
label. Perbanyakan benih durian dilakukan secara vegetatif (okulasi, dan
sambung pucuk).

Transplanting Tanaman

Pengertian Transplanting

Transplanting adalah memisahkan bibit dari sekelompoknya hingga menjadi

tanaman individu dalam suatu wadah hingga tanaman individu dalam suatu wadah

tersendiri sesuai dengan ukuran dan pertumbuhannya

Tujuan Transplanting

1.    Mempercepat pertumbuhan bibit

2.    Mempermudah bibit menyesuaikan diri dengan lingkungan

3.    Mengurangi tingkat kematian bibit dilapangan

4.    Memudahkan dalam pemindahan bibit ke lapangan.


Pemindahan tanaman atau yang kita kenal dengan transplanting merupakan hal yang

sangat penting dalam teknik budidaya jenis-jenis tanaman sayur dan buah.

Adapun beberapa kegiatan seperti potting, repotting, pricking off, balling dan

setting out merupakan kegiatan yang berkaitan dengan transplanting

(pemindahan tanam).

1.    Potting merupakan kegiatan pemindahan tanaman/bibit dari bedengan semai atau flat

pembibitan ke pot-pot yang telah disiapkan dengan tanah dan campuran pupuk.

2.    Repotting merupakan kegiatan pemindahan tanaman dari pot-pot/polybag yang lebih

kecil ke pot-pot yang berukuran lebih besar.

3.    Pricking off merupakan cara persemaian dengan hanya menaburkan benih di atas

bedengan semai untuk kemudian dipindah tanamkan ke polibag maupun ke bedengan-

bedengan yang tersedia.

4.    Setting out merupakan tindakan pemindahan tanaman dari pot-pot, flat maupun

bedengan ke tempat penanaman di lapang (Tjionger, 2008).

Kriteria Bibit Siap Transplanting

1.    Tumbuh sehat tidak terserang hama dan penyakit, subur dan seragam

2.    Cukup umur, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua

3.    Struktur perakarannya baik, akar tunggang lurus dan cukup panjang

4.    Calon batang lurus dan tidak patah

Alat yang digunakan dalam kegiatan transplanting

1.    Ember

2.    Gembor

3.    Tongkat kayu

4.    Sekop/pengungkit bambu/kayu
Teknilk Transplanting Bibit

1.  Menyiapkan media tumbuh

Media tumbuh untuk transplanting bibit tergantung dari jenis/varietas tanaman dan umur

transplanting.  Media tumbuh dapat berupa komposisi yang sama dengan media semai.

Media tumbuh untuk transplanting bila perlu ditambahkan dengan pestisida seperti

nematisida, fungisida dan bakterisida.

2.  Memilih Bibit

Bibit yang ditransplanting sebaiknya dipilih yang sehat, subur, seragam, cukup umur

dan tidak cacat.  Umur bibit yang ditransplanting bervariasi tergantung dari varietas

berkisar antara 3 – 4 minggu setelah semai.

3. Menanam bibit ke dalam polybag/wadah

Menanam bibit ke dalam polybag (transplanting) harus dilakukan secara hati-hati

karena akar-akarnya, batang dan daunnya masih lemah.  Jika akarnya putus,

kemungkinan akan terinfeksi jamur atau bakteri sangat tinggi.  Batang yang dipegang

terlalu ketat juga dapat menyebabkan bibit menjadi mati.

Prosedur menanam bibit ke dalam polybag adalah sbb:

1.    Siapkan media tumbuh dan isikan dalam polybag sebanyak ¾ bagian

2.    Pegang daun bibit perlahan-lahan, cungkil media tempat tumbuh secara hati-hati

3.    Pindahkan bibit dan tanam bibit bersama media semai yang masih menempel pada

akar

4.    Tempatkan bibit hasil transplanting di tempat pembibitan

5.    Pelihara bibit sampai masa pindah tanam

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada transplanting bibit adalah :

1.    Memeriksa kesiapan media tumbuh dalam polybag/wadah, bibit dan peralatan

penanaman
2.    Melakukan penanaman bibit dengan memperhatikan aspek teknis dan ekonomis

3.    Mengelompokkan, memonitor dan memelihara bibit tanaman yang telah ditanam,

sesuai kondisi tanaman di lapangan

Dalam pelaksanaan transplanting, bibit yang disemai akan mengalami proses

kerusakan terutama pada sistem perakarannya. Hal ini erat kaitannya dengan proses

absorbsi dengan transpirasi yang berlangsung secara bersamaan dimana saat

pemindahan, tanaman akan berhenti mengabsorbsi air sementara di lain pihak proses

transpirasi tetap berlangsung. Dengan demikian akan terjadi reduksi air di dalam bibit

tanaman. Untuk mengembalikan pada keadaan awal, diperlukan adanya daya bangun

(recovery) atau daya sembuh dari tanaman-tanaman itu sendiri. Pada dasarnya daya

recovery dari tanaman-tanaman sayur dan buah yang herbaceous (berbatang lunak)

tergantung dari : (a) ukuran dan umur tanaman (size and age of plant), (b) jenis

tanaman dan (c) perlakuan pada waktu pemindahan (Tjionger, 2008).

Pada saat transplanting dilakukan, umur tanaman berbanding terbalik dengan jumlah

akar rambut yang tertinggal. Artinya semakin panjang umur tanaman, akan

mengakibatkan lebih sedikitnya akar rambut yang tertinggal. Hal ini tentunya

berhubungan dengan kemampuan tanaman tersebut dalam mengadakan absorbsi air

dan unsur hara. Pada umumnya tanaman/bibit sudah dapat dipindahkan setelah terlihat

pemunculan daun sebenarnya (true leaves) sebanyak 2–3 helai. Ukuran dan umur

tanaman juga berhubungan langsung dengan makin luasnya permukaan daun

(transpirasi). Berdasarkan kenyataan tersebut, banyak pengusaha sayuran dan

tanaman hias mengadakan pemindahan tanaman saat tanaman tersebut masih kecil

(Tjionger, 2008).

Anda mungkin juga menyukai