Anda di halaman 1dari 26

Kegiatan Belajar 2 : Penanaman Tanaman Penutup Tanah dan Penanaman

Tanaman Perkebunan

Capaian Kegiatan Belajar


Mahasiswa dapat melakukan penanaman tanaman penutup tanah dan
penanaman tanaman perkebunan

Sub Capaian Kegiatan Belajar

1. Mahasiswa dapat melakukan penanaman tanaman penutup tanah pada


tanaman perkebunan
2. Mahasiswa dapat melakukan penanaman tanaman perkebunan

Pokok-Pokok Materi

1. Penanaman tanaman penutup tanah


2. Penanaman tanaman perkebunan

Uraian Materi

1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah


Untuk menahan dan mencegah terjadinya erosi, dilakukan penanaman
tanaman penutup tanah. Jenis tanaman penutup tanah dibedakan atas tiga
golongan, yaitu tanaman merayap, tanaman semak, dan tanaman pohon.
Adapun tanaman penutup tanah bertujuan menekan pertumbuhan gulma, dan
memiliki tujuan atau manfaat lain, yaitu
(https://tangkaikayu.com/2017/02/tanaman-penutup-tanah-kelapa-sawit/):
 Menghemat dan meningkatkan unsur hara tanah, melalui fiksasi Nitrogen
 Menambah bahan organik tanah
 Memperbaiki keadaan fisik tanah (struktur tanah, permeabilitas, aerasi, dan
lain-lain)
 Meningkatkan perkembangan perakaran kelapa sawit
 Mencegah erosi
 Memperbaiki kondisi lingkungan
Contoh penanaman tanaman penutup tanah dapat dilihat dalam Video 1
(Sumber https://www.youtube.com/watch?v=_2k0pdLV3AE)
a. Tanaman Merayap
Tanaman merayap umumnya terdiri atas rumput dan jenis Leguminosae
seperti Pueraria javanica, Centrosema pubescens, dan C.alopogonium
muconoides. Biasanya jenis Leguminosae ini dipadu dengan perbandingan (4:6:
8) kg per hektar pada setiap tanam.

Gambar 1. Tanaman Penutup Tanah jenis Leguminosae Pueraria javanica


(Sumber: Petani TOP - Blogspot)

Gambar 2. Tanaman Penutup Tanah jenis Leguminosae C entrosema


pubescens (Sumber: Useful Tropical Plants)

b. Tanaman Semak
Tanaman bentuk semak yang bisa di pakai seperti Crotalaria
usaramoensis, C. junce, C . anagyroides, Tephrosi acandida , d an T. vogelii .
Gambar 3. Tanaman semak cytisus scoparius (Sumber: www.wikipedia.org )

c. Tanaman Pohon
Golongan tanaman pohon yang biasa dipakai adalah petaicina
(Leucaena glauca), Gliricidia sepium.

Gambar 4. Tanaman pohon Leucaena glauca (Sumber: www.wikipedia.org)

Penanaman tanaman penutup tanah ini bisa di lakukan dengan cara


menyebarkan benih secara merata di antara larikan tanaman sebagai tanaman
utama. Bi sa juga di tugalkan dengan jarak 40 -5 0 cm di antara larikan tanaman
pokok.

2. Penanaman Tanaman Perkebunan


Agribisnis tanaman perkebunan tahunan adalah penanaman investasi
dalam jangka waktu yang panjang yaitu antara 20-30 tahun, dimana tanaman
sudah dapat berproduksi antara 4-6 tahun tergantung jenis tanamannya, misalnya
tanaman karet dapat disadap pada umur 6 tahun. sehingga masa produksi bisa
mencapai 24 tahun. Supaya masa produksi bisa optimal sesuai dengan harapan,
maka semua rangkaian kegiatan budidaya harus dijalani dengan baik dan benar.
Salah satu kegiatan yang sangat penting adalah pemilihan bibit yaitu varietas atau
klo n yang akan ditanam.
Pemilihan varietas atau klon merupakan hal yang sangat penting yang
akan menentukan dimasa produksi. Kesalahan pemilihan varietas atau klon
tersebut akan menimbulkan penyesalan selama masa produksi tanaman tersebut,
karena ada kemungkinan produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan
harapan, baik kualitas hasil maupun kuantitasnya. Untuk menghindari kegagalan
tersebut, maka dalam pemilihan varietas atau klon yang akan ditanam harus
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu keunggulannya, syarat tumbuhnya, dan
tujuan penanaman.
Perlu dipahami bahwa tidak ada varietas atau klon yang sesuai untuk
semua lokasi, setiap varietas atau klon dirakit dari tetua mereka yang memiliki
sifat unggul di satu lokasi namun kurang optimal di lokasi lainnya, dengan kata
lain: satu varietas atau klon akan tumbuh dan berproduksi optimal pada
agroekosistem yang sesua i dengan sifat-sifatnya. Berikut adalah contoh varietas
atau klon yang dapat dipilih.

a. Kriteria Bibit Siap Tanam


Mutu bibit terdiri dari mutu genetik dan mutu didasarkan atas
morfologinya. Mutu morfologi dapat dinilai berdasarkan atas:
1) Tinggi bibit, bibit dapat ditanam di lapangan jika telah mencapai tinggi 30-50
cm tergantung jenis tanaman.
2) Diameter bibit, untuk bibit dengan ukuran tinggi 30-50 cm diameter bibit
telah mencapai minimum 0.5 cm.
3) Kekokohan (perbandingan antara tinggi dan diameter bibit) .
4) Kelurusan batang bibit, dalam satu bedeng sapih sering ditemukan bibit-
bibit yang tidak lurus akibat pengaturan polybag yang miring .
5) Dormansi pucuk, bibit denga n pucuk yang do rman memilki kema mpuan
hidup dilapangan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bibit yang
bagian pucuknya sekulen .
6) Batang telah berkayu, bibit dengan batang yang b erkayu memilki
kemampuan hidup yang tinggi dilapangan.
7) Ada tidaknya akar yang menembus polybag, jika banyak yang tu mbuh di luar
polybag akan menyebabkan kematian bibit saat akan dicabut.8) Ada tidaknya
hama penyakit.

b. Jarak Tanam
Untuk memperoleh tata letak sesuai dengan sistem jarak tanaman yang
telah ditetapkan, maka sebelum membuat lubang tanam terlebih dahulu dilakukan
pemancangan ajir. Pemancangan dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda
guna pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah
direncanakan. Selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk
pembuatan jalan, parit, teras/tapak kuda, dan penanaman kacang-kacangan
penutup tanah. Pemancangan pada lahan yang datar dan luas pemasangan ajir
tidak terlalu sukar. Pemancangan pada daerah yang topografinya berbukit-bukit
atau miring, pemasangan ajir cukup sukar dan perlu membuat teras-teras. Berikut
contoh pemancangan pada lahan kelapa sawit dengan po la tanam segitiga sa
ma sisi.
1) Pancangan pada lahan datar
Pancangan dimulai dari luasan 1 hektar terlebih dahulu.
a) Tentukan garis pancang utama. Garis pancang utama ini biasanya
merupakan kelanjutan dari pemancangan sebelumnya.
b) Areal yang akan dipancang dibagi menjadi blo k-blok dan diberi tanda
sementara pancang sudut.

c) Tentukan jalur pancang kepala dengan sudut yang tepat (90 0 ) terhadap
garis pancang utama. Garis pancang kepala blok harus sejajar dengan jalan
produksi.
d) Beri tanda titik tanam sepanjang garis pancang kepala.

e) Tali ditarik dengan membentuk sudut 600 antara titik-titik pada garis
pancang kepala blok dengan titik-titik pada garis pancang kepala utama.
Titik-titik diantaranya diberi tanda dengan pancang.
f) Sekali satu bagian areal telah dipancang, selanjutnya bagian ini dijadikan
acuan untuk pemancangan pada blok tersebut. Tentukan titik tanam
dengan menggunakan kawat yang telah diberi tanda jarak tanam.
g) Beri tanda tengah-tengah calon jalan produksi dengan pancang merah.
Jalan produksi ini mengo rbankan satu titik tanam setiap 2 baris tanam.

c. Pemancangan pada Lahan Miring


Dengan melihat aspek pengawetan lahan dan air, sebenarnya tidak
dianjurkan untuk menanam kelapa sawit pada areal berbukit yang sudut

kemiringannya >22o . Namun, oleh karena lahan yang tersedia untuk


ekstensifikasi semakin lama semakin berkurang, penanaman kelapa sawit pada
areal berbukit tampaknya akan merupakan hal yang wajar diusahakan, sejalan
dengan praktik pengawetan lahan dan air dengan teknik pembuatan teras bersa
mbung maupun teras individu. Walaupun pembuatan teras bersambung
menyebabkan tingkat kesuburan tanah berkurang, ada beberapa aspek
menguntungkan yang harus diperhitungkan dalam memutuskan pembuatan
teras, yaitu sebagai berikut.
1) Pembuatan teras akan mengurangi bahaya erosi , sekaligus juga
mengawetkan air sehingga relatif tersedia bagi tanaman. Adapun
penanaman secara langsung di daerah berbukit akan menimbulkan ma
salah erosi yang serius.
2) Penanaman dan pekerjaan perawatan rutin lainnya menjadi lebih mudah
sehingga prestasi kerja akan meningkat dan biaya produksi dapat ditekan.
3) Pada saat tanaman sudah menghasilkan, pekerjaan panen dan
mengeluarkan hasil panen dari dalam blok akan lebih mudah.
OIeh karena pekerjaan panen di daerah datar lebih mudah , maka
prestasi kerja pemanen akan meningkat dan biaya panen akan lebih murah dari
pada biaya pan en di daerah berbukit yang tidak ada terasnya. Pada sistem teras
yang baik, biaya panen pada daerah berbukit tidak begitu banyak berbeda
dengan biaya panen di daerah yang rata. Pertimbangan dalam penentuan perlu
atau tidaknya pembuatan teras biasanya lebih dititik beratkan pada pertimbangan
aspek panen.
Penentuan jumlah kerapatan teras per ha harus sudah ditentukan
sebelum pekerjaan memancang titik tanam. Idealnya, pertemuan garis kontur
dengan garis kemiringan lahan yang tercuram adalah pada jarak horiso ntal
yang tetap, yaitu 7,97 m. Jika jarak antar dua teras yang bersebelahan > 12 m
bergerak menjauhi garis kemiringan lahan yang tercuram, maka dibuat teras ta
mbahan dengan jarak sekitar 7,3 m. Teras tambahan ini secara teoritis akan
terpoptong jika kemiringan lahan meningkat dan akan bersatu kembali dengan
teras uta ma.
Pemancangan untuk pembuatan teras dilakukan dengan menarik satu
garis lurus dari salah satu titik tertinggi ke daerah yang terendah dengan sudut
kemiringan lahan yang tercuram. Sepanjang garis lurus ini dipasang pancang
dengan jarak 7,97 m. Jika sudut kemiringan lahan yang tercuram ini pada arah
Utara-Selatan, maka jarak pancang dibuat 9,2 m. Sementara bila arahnya Timur-
Barat, maka jarak pancangnya 7,97 m. Jarak antar pokok di dalam barisan ini
dipilih sedemikian rupa sehingga setiap 100 m horisontal terdapat 10-13 teras.
Diawali dari pancang tersebut, maka pemancangan menurut garis -garis kontur
dapat dilakukan untuk seluruh areal.
Untuk ketepatan pemancangan, sebaiknya digunakan alat bantu water
pass. Cara pemancangan pada areal berbukit dan bergunung dilakukan
dengan pola tanam teras kontur, memakai metode sistem 'Violle." Teknis
pemancangan dengan sistim 'Violle" dilakukan dengan menentukan satu titik di
areal tercuram. Kemudian, ditentukan satu garis lurus ke arah lembah dengan
jarak masing-ma sing titik 7,3 m. Setiap titik dibuat warna merah, biru, dan kuning.
Jarak antar teras minimum 7,3 m dan maksimum 8,9m. Jika jarak antar teras
menyempit (< 7,3 m) atau melebar (> 8,9 m) maka pembuatan teras ter sebut
harus diputus atau dihentikan. Selanjutnya, dimulai pembuatan teras dengan titik
baru dengan jarak 7,3 m.
Cara yang dilakukan untuk membedakan pancang teras antara satu
terasan dengan terasan yang lain yaitu dengan membedakan warna pancang
yang berbeda dengan susunan merah, biru, kuning, dan seterusnya. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kesalahan operator alat berat berpindah dari satu
teras ke teras yang lain pada waktu pembuatan teras. Untuk bagian teras di
tempat-tempat tertentu yang kurang ho rizontal, harus dibuat benteng penahan
(stop bund) melintang dengan ukuran lebar 50 cm dan tinggi 30 cm untuk
menahan aliran air dan mencegah erosi sepanjang terasan tersebut.
Pembuatan teras kontur harus selalu dimulai dari teras yang paling atas,
kemudian dilanjutkan pada terasan dibawahnya. Letak garis kontur untuk teras
kontur harus timbang air (water pass). Teras kontur dibuat dengan permukaan

yang miring ke dinding teras dengan sudut miring 10-15 0 dan tepat pada pancang
tanaman dengan lebar teras berkisar 3-4 m. Pada saat pembuatan teras, per
mukaan tanah dibersihkan dari humus, tunggul-tunggul, dan kayu. Tanah galian
disusun untuk tanah bagian yang ditimbun. Setelah terbentuk, diadakan
pengerasan hingga padat. Tanah timbunan harus membentuk sudut kemiringan
10-150 ke dinding teras. Dengan penggunaan bulldozer, proses pemadatan
dilakukan secara alamiah karena tekanan track link bulldozer sehingga tidak perlu
dikeraskan lagi.
d. Lubang Tanam
Tata urutan penanaman bibit mencakup pekerjaan membuat lubang
tanam, pemberian pupuk dasar, dan menanam bibit ke dalam lubang yang telah
disiapkan. Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual dan
mekanis dengan menggunakan alat post hole digger. Sistem tanam yang
dianjurkan yaitu membuat lubang tanam 1 bulan sebelum tanam. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi kemasaman tanah dan mengontrol ukuran lubang yang dibuat.
Pengontro lan ukuran ini perlu dilakukan karena ukuran lubang tanam merupakan
salah satu aspek penting dalam perkebunan tanaman tahunan. Selain untuk
tempat meletakkan bibit di lapangan, pembuatan lubang tanam juga bertujuan
untuk menggemburkan struktur tanah sehingga penyerapan unsur hara yang
diberikan menjadi lebih cepat dan mudah tersedia bagi tanaman. Besarnya
lubang tanam yang dibuat disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam
dan kesuburan tanahnya .
Sebelum membuat lubang tanam, seluruh sampah, akar-akar, atau
tunggul yang ada di permukaan tanah di mana lubang tanam akan dibu at
harus dibersihkan terlebih dahulu. Lapisan tanah atas (top soil) dan lapisan tanah
bawah (sub soil) sebaiknya dipisahkan dan ditumpuk dengan arah yang
seragam.
Segera setelah selesai pembuatan lubang tanam, pancang dikembalikan
tepat pada posisi semula (di tengah lubang). Untuk menjamin ketepatan ukuran
lubang, sebaiknya setiap pekerja yang membuat lubang dilengkapi dengan
tongkat yang mempunyai ukuran yang telah ditentukan.
Tindakan yang tergesa-gesa dengan membuat lubang langsung diikuti
penanaman tidak dianjurkan. Selain kondisi tanah yang belum matang dan
mempersulit pengontrolan ukuran lubang tanam, hal ini juga dikarenakan kualitas
tanam tidak dapat diawasi dengan baik.
Peralatan yang diperlukan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul,
alat pengukur/tongkat (mal). Teknis pekerjaan lubang tanam secara manual
dilakukan dengan tata urutan sebagai berikut.
1) Lubang tanaman telah dipersiapkan 1 (satu) bulan sebelum tanam.
2) Pancang tidak boleh diangkat sebelum diberi tanda untuk pembuatan lubang
di ata s per mukaan tanah sehingga pancang tepat berada di tengah-tengah
po la tersebut.
3) Ukuran lubang disesuaikan dengan jenis tanaman.
4) Tanah hasil galian dipisahkan antara to p soil dan sub soil. Top soil diletakkan
di sebelah sela tan dan sub soil di sebelah utara secara teratur dan seragam.
5) Untuk menjamin keseragaman ukuran Iubang tanam, setia p pekerja
dilengkapi dengan mal sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan.
6) Dinding lubang tanaman harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain.
7) Setelah selesai membuat lubang tanam, pancang titik tanam dikembalikan ke
tempat semula.
8) Pada saat penanaman, hal yang terlebih dahulu ditimbunkan yaitu top soil
dengan kedalaman sekitar 25 cm dari dasar lubang, kemudian sub soil pada
kedalaman sisanya .

e. Menanam Bibit
Pekerjaan menanam tanaman perkebunan tahunan dapat meliputi:
persiapan di pembibitan, transportasi, pengangkatan bibit setelah di lapangan
(ecer bibit), penanaman di lapangan, serta penyisipan jika bibit yang ditanam ma
ti karena diserang hama dan penyakit.

1) Persiapan di pembibitan
Satu bulan sebelum pemindahan bibit ke lapangan dan diulangi lagi dua

minggu kemudian, polybag diangkat dan diputar 1800 untuk memutuskan


perakaran yang telah menembus polybag. Dengan demikian, dapat mengurangi
terjadinya "shock" pada saat tanaman ditanam di lapangan kelak.
Bibit yang akan dipindahkan ke lapangan harus disiram sampai tanah
dalam polybagnya jenuh air. Pemindahan bibit ke lapangan harus dilakukan per
kelompok bibit (jenis bibit) sesuai dengan rencana penanaman di lapangan.
Sebisa mungkin, blok yang sama ditanami jenis bibit dari kelompok yang sama
pula. Hal ini akan neningkatkan homogenitas tanaman di lapanga n sehingga
pekerjaan kultur teknis akan lebih mudah dilaksanakan.

2) Transportasi
Kecepatan pengangkutan bibit ke lapangan harus disesuaikan dengan
laju penanaman dan jumlah populasi areal yang akan ditanami. Kalau areal
penanaman jauh dari pembibitan maka pengangkutan harus dilakukan dengan
kendaraan.
Setelah bibit sampai di tempat tujuan, segera dilakukan pengeceran bibit
dari lokasi pembo ngkaran ke titik tanan. Pengangkatan harus dilakukan pada
bola tanahnya secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan bibit. Pengangkatan
sebaiknya tidak dilakukan pada leher akarnya karena bisa menyebabkan bibit
patah. Bibit harus diangkat dalam keadaan berdiri dan bagian bawah ditopang
dengan bahu. Saat meletakkan bibit di sisi lubang, harus dilakukan dengan hati -
hati dan jangan dibanting.

3) Penanaman
Sebelum penanaman dilakukan, dasar lubang terlebih dahulu
dipupuk dan lubang tanam diisi tanah atas secukupnya sampai mencapai
kedalaman lubang setinggi polybag pembibitan. Agar kondisi tanah bagian atas
benar-benar subur, sebaiknya tanah ini diberi pupuk terlebih dahulu. Pupuk yang
diberikan adalah pupuk organik, misalnya pupuk kandang 10 kg per lubang
tanam. Pupuk tersebut dicampur rata dengan tanah, dan bila perlu ditambah
dengan kapur bergantung dengan kemasaman tanahnya.
Supaya penanaman bibit jangan terlalu dalam (terbenam), maka
ketinggian tanah sewaktu penimbunan pertama ini harus dikontrol agar
kedalamannya masih tersisa sekita r setinggi polybag bibit. Setelah lubang tanam
ditimbun kemudian kanto ng plastik disayat dengan pisau, kemudian diletakkan
dengan hati-hati ke dalam lubang. Sebelum ditimbun, posisi bibit harus
diatur sehingga posisinya berada di tengah-tengan lubang. Penimbunan dilakukan
dengan lapisan tanah bawah dan dipadatkan sehingga timbunan tanah tersebut
persis sejajar dengan leher akar dan tanaman dapat tegak b erdiri.
Perawatan yang perlu dilakukan pada tanaman yang baru ditanam di
lapangan adalah menegakkan tanaman yang miring dan penyulaman.
Penyulaman merupakan suatu pekerjaan penting di perkebunan supaya semua
titik tanam hidup dan menghasilkan produksi per hektar yang maksimal serta
menekan pertumbuhan gulma. Penyulaman harus dilakukan sedini mungkin.
Penyulaman yang terlambat akan menjadi sia-sia karena tanaman sulaman
tersebut tidak dapat mengejar pertumbuhan tanaman awal Pekerjaan awal
penyulaman yang terpenting yaitu sen sus dan identifikasi tanaman.

a) Kelapa Sawit
Selain mempersiapkan bibit kelapa sawit yang akan ditanam, lahan yang
akan menjadi tempat menanam bibit juga harus diperhatikan. Area lahan yang
baru dibuka atau dibuka ulang harus dipancang dengan sistem pemancangan ke
segala arah untuk lahan rata. Untuk lahan yang berkontur, pemancangan tidak
perlu terlalu tepat ke segala arah.

Gambar 5. Bibit Tanaman Kelapa Sawit (Simber: Kelapa Sawit)

Langkah berikutnya adalah menyiapkan bibit kelapa sawit. Langkah


pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan bibit kelapa sawit yang
akan ditanam. Bibit yang nantinya akan ditanam harus memenuhi ketentuan
seperti bibit berumur 9-12 bulan, dipersiapkan 1-2 minggu sebelum ditanam agar
akar yang telah masuk ke tanah bisa lepas dan menyesuaikan dengan lingkungan
baru, menyisihkan bibit yang normal dan sehat, serta sebelum dipindahkan ke
lahan, pagi harinya bibit harus disiram dan diberi Temik dengan takaran sekitar 10
g.
Selain mempersiapkan bibit kelapa sawit yang akan ditanam, lahan yang
akan menjadi tempat menanam bibit juga harus diperhatikan. Area lahan yang
baru dibuka atau dibuka ulang harus dipancang dengan sistem pemancangan ke
segala arah untuk lahan rata. Untuk lahan yang berkontur, pemancangan tidak
perlu terlalu tepat ke segala arah. Untuk pemancangan membentuk segitiga sama
sisi, jarak satu tanaman dengan tanaman lainnya adalah 9 m. Selain teknik
segitiga sama sisi, beberapa petani kelapa sawit juga menggunakan teknik
pancang mata lima. Jarak untuk teknik ini adalah 8 x 8 meter atau 8 x 9 meter.
Gambar 6. Salah Satu Metode Jarak Tanam Kelapa sawit (Sumber:
hargapupukkelapasawitterbaiknasamedan.blogspot.com)

Sebenarnya, tidak ada aturan standar mengenai jarak pemancangan yang


harus diikuti pada proses penanaman kelapa sawit. Hanya saja, para petani kelapa
sawit disarankan untuk menggunakan jarak yang tidak terlalu rapat antara satu
pohon dengan pohon lainnya. Mengapa tidak boleh rapat, karena tanaman kelapa
sawit merupakan tanaman yang berumur tahunan yang membutuhkan cukup
asupan sinar matahari agar menghasilkan buah secara optimal. Jika tanaman
terlalu rapat, tanaman tersebut akan kurang produktif dan hasil panen pun tidak
terlalu memuaskan.
Sementara itu, lubang tanaman untuk bibit kelapa sawit juga harus
dipersiapkan beberapa hari sebelumnya. Pembuatan lubang untuk media
penanaman kelapa sawit harus memenuhi kriteria panjang 50 cm, lebar 40 cm,
dan kedalaman 40 cm. tanah permukaan dan tanah bawah harus dipisahkan. Jadi,
saat membuat lubang, tanah permukaan dikumpulkan pada satu sisi lubang dan
tanah bawah dikumpulkan pada sisi berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan saat membuat persiapan menanam
kelapa sawit. Pertama, dari segi persiapan lubang, pembuatan lubang tersebut
harus dilakukan setidaknya 6 bulan sebelum penanaman kelapa sawit. Hal ini
dilakukan agar tingkat keasaman tanah bisa dikurangi. Untuk wilayah tertentu,
waktu penanaman juga harus menyesuaikan dengan iklim dan curah hujan.
Lubang tanam yang sebelumnya telah dipersiapkan kemudian dimasuki dengan
bibit tanaman yang telah dipisahkan dari kantong polybag-nya.

Gambar 7. Lubang Tanam Untuk tanaman Kelapa Sawit (Sumber:


https://www.google.com/search)

Peletakan bibit kelapa sawit tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar
bagian-bagian bakal pohon tidak rusak. Setelah dicek kembali apakah peletakan
sudah sesuai dengan barisan tanaman. Apabila sudah dirasa lurus sebaris, kita
bisa menimbun sisa tanah mengelilingi bibit kelapa sawit tersebut. Perlu diingat
pula bahwa jika kondisi lahan miring atau berkontur tidak rata sehingga berpotensi
terganggu oleh angin maupun hujan, penyokong tanaman dari kayu atau bambo
bisa ditambahkan. Model penyangga yang direkomendasikan adalah penyangga
tiga kaki. Tidak hanya itu, bibit yang ditanam pada lahan miring juga harus lebih
sering dikontrol karena mungkin saja alat penyangga bergeser atau patah di waktu
tertentu. Ada satu hal lagi yang penting untuk diperhatikan saat melakukan proses
penanaman kelapa sawit, yaitu pengaturan arah daun. Sebelum ditimbun, selain
memeriksa barisan, arah pertumbuhan daun juga harus diperhatikan sehingga
saat besar tidak mengganggu atau terhambat oleh pohon kelapa sawit di
sekitarnya.
Jadi, posisi daun harus menghadap ke tiga arah. Poin ini harus
diperhatikan jika Anda menggunakan teknik pemancangan matalima. Selain
bagian daun, perhatikan pula bagian bola tanah. Jika bagian tersebut terinjak atau
pecah, batang kelapa sawit tidak akan tumbuh normal. Untuk jelasnya dapat dilihat
dilaman http://kelapasawit.ptnasa.net/penanaman-kelapa-sawit/ atau
http://kelapasawit.ptnasa.net/cara-tanam-sawit/ atau
https://www.facebook.com/PtpnXiiiPerseroKebunParindu/posts/14605311556787
8:0. Video cara budidaya kelapa sawit yang tepat dapat dilihat pada Video 2
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=rvjDi7UJ6hk)

b) Karet
Sebelum dilakukan penanaman karet, maka penentuan bibit memegang
peranan penting. Ada beberapa cara pembibitan yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan bibit karet dengan sifat unggul.
Pembibitan karet bisa dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Tahap
yang pertama adalah tahap persemaian perkecambahan, sedangkan tahap
pembibitan selanjutnya adalah persemaian bibit.

Gambar 8. Perkecambahan Tanaman Karet (Sumber: mastimon.com)

Untuk tahap persemaian perkecambahan, benih karet akan disemai di


bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1-1,2 meter dengan ukuran panjang yang
disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Pasir dengan tekstur halus disebarkan
di atas bedengan dengan ketebalan 5-7 cm. Natural Glio perlu pula
dikembangbiakkan di dalam pupuk kandang yang ditambah 1 mg Natural Glio
sebelum siap ditebar di atas bedengan. Dauh atau jerami dengan ukuran tinggi 1m
diperlukan untuk naungan sisi timur dan ukuran tinggi 80 cm diperlukan sebagai
naungan sisi barat.
Benih yang sudah berkecambah kemudian dipindahkan ke area
persemaian bibit yang sudah dicangkul dengan kedalaman 60-75 cm kemusian
dihaluskan serta diratakan. Area tersebut perlu dibuat bedengan dengan
ketinggian 20 cm termasuk parit antar bedengan dengan kedalaman 50 cm.
Selanjutnya, cara menanam benihnya adalah dengan membuat jarak tanam 40 x
40 x 60 cm untuk bibit okulasi coklat dan jarak tanam 20 x 20 x 60 untuk bibit
okulasi hijau.

Gambar 9. Persemaian Bibit Karet (Sumber: Natural Rubber & More)

Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk


memperoleh bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain:
berproduksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan
hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa
syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :
 Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.
 Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas
 Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral
 Bebas dari penyakit jamur akar (Jamur Akar Putih).

Gambar 10. Bibit Tanaman Karet (Sumber: Info Agribisnis)


Pemancangan juga diperlukan dalam teknik menanam karet sesuai
dengan jarak tanam serta tingkat kerapatan pohon yang direncanakan. Dua
minggu sebelum penanaman karet, lubang tanam harus dibuat terlebih dahulu
pada titik pancang dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm. Pupuk juga perlu ditambahkan
ke dalam lubang untuk memacu pertumbuhan akar pohon karet yang baru saja
ditanam.

Gambar 11. Lubang Tanam Tanaman Karet (Sumber: bibitbunga.com)

Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan
sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam
adalah bibit yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Kantong
polybag harus dibuka sebelum bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan
ditimbun dengan tanah. Setiap 1-2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan
sehingga bibit yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi
tanaman karet (http://1001budidaya.com/budidaya-pohon-karet/). atau
https://www.caramenanam.net/cara-menanam-karet/.
Dengan jarak tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit
tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk
penyulaman sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun diperlukan
sebanyak 523 batang bibit karet. Pada umumnya penanaman karet di lapangan
dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai
Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih
dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil
yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 g per lubang, disamping pemupukan
dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 g sebagai pupuk dasar
(http://jangdenny.blogspot.co.id/2014/12/cara-penanaman-pohon-karet-yang-
baik-dan-benar.html) . Video budidaya tanaman karet dapat dilihat pada Video 3
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=ZLs9hNI_y0Q)

c) Kakao
Setelah lahan kakao siap untuk ditanami, maka langkah selanjutnya adalah
penentuan bibit. Ciri bibit kakao yang baik yaitu, bibit sehat tidak dimakan tungau,
bebas dari penyakit, mempunyai daun, dan akar batang yang tidak cacat. Bibit
kakao bisa didapatkan dengan memanfaatkan biji kakao yang ada lalu disemai di
ladang yang akan ditanam.
Biji diambil dari buah yang telah matang, namun pulpnya belum kering. Biji
yang diambil yang berada pada 2/3 bagian tengah dari buah (biji ari pangkal dan
ujung dibuang). Berat biji berikut pulpnya ± 2,5 gr/butir. Biji terpilih dibersihkan dari
pulpnya dengan jalan menggosok biji dengan abu dapur, atau direndam dalam air
kapur (25 g/L) selama 20 menit lalu digosok dengan tangan. Biji yang telah bersih
dilumuri dengan Dithane M-45, lalu dijemur sebentar. Pengecambahan bisa
dilakukan pada bedengan atau bak pengecambahan berisi pasir. Bedengan
pengecambahan berukuran tinggi (tebal pasir) 20 cm, lebar 1,5 m, dan panjang
sesuai kebutuhan. Bedengan dibuat arah utana-selatan dan diberi atap miring
terbuat dari pelepah kelapa atau alang-alang dengan tinggi atap 2 m (sebelah
timur) dan 1,2 m (sebelah barat).
Biji ditanam tegak dengan jarak 3 x 5 cm, dibenamkan 2/3 bagian dengan
bakal akar berada di bagian bawah. Biji yang telah ditanam ditutupi dengan karung
goni, dan penyiraman dilakukan di atas karung goni. Setelah 4-5 hari, biji telah
berkecambah dan karung penutup bisa dibuka.

Gambar 12. Perkecambahan Tanaman Kako (Sumber:


mampirkebun.blogspot.com)
Kecambah yang telah berumur 21 hari (atau bisa juga berumur 4-5 hari)
kemudian dipindahkan ke tempat pembibitan. Pembibitan biasanya menggunakan
polybag berukuran 25 x 30 cm, yang diisi tanah lapisan olah (top soil).. Bibit
ditanam ditengah-tengah polibag, kemudian polybag disusun pada bedengan
yang lebarnya 1,5 m dan diberi naungan. Pemeliharaan bibit meliputi
(https://budidayatanaman-perkebunan.blogspot.co.id/2014/09/pengembangan-
tanaman-kakao-kesesuaian.html):
 Penyiranam, dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore.
 Penyemprotan dengan insektisida Ekalux atau Orthene (0,3-0,5 %) dan
fungisida Dithane (0,2-0,3%) dilakukan semunggu sekali
 Penjarangan naungan, dimulai umur 2-2,5 bulan (sebanyak 50 %)
 Pemupukan, dilakukan setelah bebet berumur 2 minggu

Gambar 13. Bibit Tanaman kakao (Sumber: Alamtani)

Cara selanjutnya bisa menggunakan cara vegetatif dengan metode stek


atau okulasi untuk mendapatkan bibit yang diinginkan. Bibit kakao yang baik untuk
ditanam yang berusia 4-5 bulan.
Setelah menanam pohon pelindung hingga berusia 12-18 bulan. Hal
selanjutnya yang harus dilakukan adalah pembuatan lubang tanam. Pembuatan
lubang ini dimulai dengan pengaturan jarak tanam dengan menaruh ranting kayu
ditempat yang akan menjadi lubang tanam. Pengaturan jarak tanam disesuaikan
dengan sifat pertumbuhan tanaman, sumber bahan tanam, dan kesuburan tanah.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah luas tanaman cokelat yang biasanya
terbentuk. Berikut ini ada tabel jarak tanam dan jumlah pohon kakao per hektar.
Setelah menentukan jarak tanam, penentuan pola tanam juga harus
diperhatikan. Penentuan pola tanam bertujuan untuk mengoptimalkan jumlah
tanaman per hektar, mengoptimalkan fungsi pohon pelindung dan meminimalkan
kerugian yang timbul pada nilai kesuburan tanah. Pola tanam yang sering
digunakan pada perkebunan cokelat adalah pola tanam segi empat atau pola
tanam berpagar ganda.
Pada pola tanam segi empat, pohon pelindung segi empat tidak terdapat
jarak antar dua barisan pohon kakao. Pohon pelindung tepat berada di pertemuan
diagonal empat pohon kakao. Pada pola tanam segiempat, pohon pelindung
segitiga juga sama. Perbedaannya pada letak pohon pelindung diantara dua
gawangan dan dua barisan yang membentuk segitiga sama sisi. Pada pola tanam
berpagar ganda, beberapa barisan pohon kakao dipisahkan dua kali jarak tanam
yang telah ditentukan dengan beberapa pohon kakao berikutnya. Dengan pola
tersebut terdapat ruang diantara barisan pohon kakao yang dimanfaatkan sebagai
jalan untuk pemeliharaan. Pohon pelindung segitiga dan pohon pelindung segi
empat sama polanya seperti pohon pelindung terdahulu.
Sebelum menanam ada hal yang perlu diperhatikan lagi yaitu pembuatan
tanaman penutup tanah. Hal itu dilakukan untuk menambah kesuburan tanah,
mempertahankan lapisan atas tanah serta mencegah pertumbuhan gulma
pengganggu. Tanaman penutup tanah biasanya adalah jenis kacang-kacangan
dan ditanam 2-3 baris diantara barisan tanaman kakao.
Tahap selanjutnya sebelum menanam bibit kakao adalah membuat lubang
tanam. Lubang tanam dibuat 2-3 minggu sebelum menanam bibit. Pembuatan
lubang tersebut dibuat tepat pada titik jarak tanam yang telah ditentukan
sebelumnya dengan ukuran 40 × 40 × 40 cm, 50 × 50 × 50 cm atau 60 × 60 × 60
cm. Ukuran lubang sesuai ukuran polybag. Setiap lubang tanam diberi kapur
dolomit dengan dosis sesuai kebutuhan. Biarkan beberapa hari atau setelah
tersiram air hujan.
Setelah beberapa hari pemberian dolomit, kita harus memberikan pupuk
dasar berupa pupuk kandang atau kompos sebanyak 2-3 kg per lubang. Pupuk
yang digunakan sebaiknya adalah pupuk yang sudah matang. Sebelum
dimasukkan ke dalam lubang, pupuk tersebut dicampur tanah dengan
perbandingan 1:1 dan ditambah pupuk TSP atau SP36 sebanyak 5-10 g per
lubang tanam.Setelah itu, lubang ditutup dengan daun kering dan biarkan selama
2 minggu.
Setelah melewati proses tersebut, barulah menanam bibit kakao. Cara
menanamnya dengan memasukkan polybag yang sudah berisi bibit yang berusia
4-6 bulan ke lubang tanam. Polybag tersebut disayat dan dilepaskan dari media
bibit. Setelah itu, lubang ditutup dengan tanah dan dipadatkan. Tanah disekitar
batang dibuat lebih tinggi agar air hujan tidka menggenang. Setelah itu sebaiknya
diatas tanahnya diberi naungan daun kelapa pada sisi timur dan barat untuk
melindungi bibit dari panasnya matahari. Hal-hal tersebut dilakukan agar bibit yang
baru ditanam tidak stres atau mati (https://news.labsatu.com/cara-menanam-
pohon-cokelat-yang-baik-dan-benar/). Atau
http://nikotje.blogspot.co.id/2013/06/budidaya-kakao.html

Gambar 14. Menanam Kakao (Sumber: bappeda.papua.go.id)

Teknik budidaya kakao dapat dilihat pada Video 4 (Sumber:


https://www.youtube.com/watch?v=uMVNPq7AGTg)

d) Kelapa
Dalam budidaya kelapa, hal yang sangat penting adalah penentuan bibit.
Untuk dijadikan bibit, maka dipilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan
larutan air + hormonik dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu,
kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa
, timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah.
Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu,
jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/bibit jelek. Rawat bibit di
bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman
bila tanah kurang air. Teknik penanaman sistem tanam kelapa terdiri atas
segiempat, segitiga sama sisi, bujur sangkar dan sistem pagar. Sistem tanam yang
baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar
matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah
tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar. Jarak tanam diukur
menurut bidang horizontal bukan menurut topografi tanah.Arah barisan dibuat
Utara-Selatan sehingga pemanfaatan cahaya matahari optimal.

Gambar 15. Bibit Kelapa (Sumber: GT Bibit Unggul)

Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum


penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60
cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring
(>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng
diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke
arah dalam.

Gambar 16. Pembuatan Lubang Tanaman Kelapa (Sumber: Om Juki)


Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara
teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan
setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm
(http://sriwahyunitkj3.blogspot.co.id/2016/12/makalah-kelapa.html). Adapun cara
penanaman adalah sebagai berikut:
 Top soil ( tanah permukaan antara 0-25 Cm ) dicampur dengan pupuk phospat
300gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.Polybag dipotong
melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan
sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk
meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam.
 Arah penanaman harus sama.
 Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang,
dipadatkan dengan ketebalajn 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
 Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi,
adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman
17 batang, sehingga jumlah bibit yangharus disediakan 160 batang.

Gambar 17. Penanaman Tanaman Kelapa (Sumber: Om Juki)

Video cara budidaya kelapa hibrida dapat dilihat pada Video 5 (Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=aGb6RqOiVnk)
e) Kopi
Setelah memutuskan budidaya kopi yang cocok, langkah selanjutnya
adalah mencari bibit yang unggul, menyiapkan lahan dan pohon peneduh.
Sementara itu, pohon peneduh harus sudah disiapkan setidaknya 2 tahun sebelum
budidaya kopi dilaksanakan. Karena tanaman kopi merupakan tanaman yang
membutuhkan keadaan sejuk dan tidak terpapar cahaya matahari langsung maka
dibutuhkan tanaman untk dijadikan peneduhnya. Untuk memilih pohon peneduh
yang baik, sebaiknya dipilih pohon yang cepat tumbuh dengan intensitas daun
yang tidak terlalu rimbun. Varietas tanaman yang cocok untuk dijadikan peneduh
ialah lamtoro dan sengon. Lamtoro atau sengon kemudian tanam di lahan dengan
rapi dan membentuk alur. Tunggu hingga ukurannya tumbuh tinggi dan mulai
membuat suasana teduh pada lahan tanam. Biasanya ini memerlukan waktu 2
tahun (https://ilmubudidaya.com/cara-menanam-kopi).

Gambar 18. Tanaman Pelindung Untuk Tanaman Kopi (Sumber: steemit.com)

Untuk budidaya kopi arabika sumber tanaman yang digunakan adalah


varietas. Contohnya adalah varietas S 795, USDA 762, Kartika-1 dan Kartika-2.
Sedangkan untuk budidaya kopi robusta sumber tanaman yang digunakan dalah
klon. Contohnya klon BP 42 atau BP 358.
Apabila lahan, pohon peneduh dan bibit sudah siap, langkah selanjutnya
adalah memindahkan bibit dari polybag ke lubang tanam di areal kebun. Jarak
tanam budidaya kopi yang dianjurkan adalah 2,75×2,75 meter untuk robusta dan
2,5×2,5 m untuk arabika. Jarak tanam ini divariasikan dengan ketinggian lahan.
Semakin tinggi lahan semakin jarang dan semakin rendah semakin rapat jarak
tanamnya. Membuat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm, pembuatan
lubang ini dilakukan 3-6 bulan sebelum penanaman. Saat penggali lubang tanam
pisahkan tanah galian bagian atas dan tanah galian bagian bawah. Biarkan lubang
tanam tersebut terbuka. Dua bulan sebelum penanaman campurkan 200 g
belerang dan 200 g kapur dengan tanah galian bagian bawah. Kemudian
masukkan kedalam lubang tanam. Sekitar 1 bulan sebelum bibit ditanam
campurkan 20 kg pupuk kompos dengan tanah galian atas, kemudian masukkan
ke lubang tanam.

Gambar 19. Bibit Tanaman Kopi (Sumber: bibittanamanpohon.wordpress.com)

Saat ini bibit kopi siap ditanam dalam lubang tanam. Sebelumnya papas
daun yang terdapat pada bibit hingga tersisa ⅓ bagian untuk mengurangi
penguapan. Keluarkan bibit kopi dari polybag, kemudian gali sedikit lubang tanam
yang telah dipersiapkan. Kedalaman galian menyesuaikan dengan panjang akar.
Bagi bibit yang memiliki akar tunjang usahakan agar akar tanaman tegak lurus.
Tutup lubang tanam agar tanaman berdiri kokoh, bila diperlukan beri ajir untuk
menopang tanaman agar tidak roboh. Untuk jelasnya dapat dilaman
https://alamtani.com/budidaya-kopi/ atau https://ilmubudidaya.com/cara-
menanam-kopi Video cara budidaya perkebunan tanaman kopi dapat dilihat pada
Video 6 (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=5OfqhWDokzM)
Rangkuman
Agribisnis tanaman perkebunan tahunan adalah penanaman investasi dalam
jangka waktu yang panjang yaitu antara 20-30 tahun, dimana tanaman sudah
dapat berproduksi antara 4-6 tahun tergantung jenis tanamannya. Untuk menahan
dan mencegah terjadinya erosi di lahan perebunan, dilakukan penanaman
tanaman penutup tanah. Jenis tanaman penutup tanah dibedakan atas tiga
golongan, yaitu tanaman merayap, tanaman semak, dan tanaman pohon.
Adapun tanaman penutup tanah bertujuan menekan pertumbuhan gulma, dan
memiliki tujuan atau manfaat lain, yaitu
 Menghemat dan meningkatkan unsur hara tanah, melalui fiksasi Nitrogen
 Menambah bahan organik tanah
 Memperbaiki keadaan fisik tanah (struktur tanah, permeabilitas, aerasi, dan
lain-lain)
 Meningkatkan perkembangan perakaran kelapa sawit
 Mencegah erosi
 Memperbaiki kondisi lingkungan
Pemilihan varietas atau klon merupakan hal yang sangat penting yang akan
menentukan dimasa produksi. Kesalahan pemilihan varietas atau klon tersebut
akan menimbulkan penyesalan selama masa produksi tanaman tersebut, karena
ada kemungkinan produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan, baik
kualitas hasil maupun kuantitasnya. Dalam pemilihan varietas atau klon yang
akan ditanam harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu keunggulannya,
syarat tumbuhnya, dan tujuan penanaman. Mutu bibit terdiri dari mutu genetik dan
mutu didasarkan atas morfologinya. Mutu morfologi dapat dinilai berdasarkan
atas: tinggi bibit, diameter bibit,, k ekokohan, k elurusan batang bibit, d ormansi
pucuk, dan batang telah berkayu
Ada beberapa aspek menguntungkan yang harus diperhitungkan dalam
memutuskan pembuatan teras, yaitu sebagai berikut. pembuatan teras akan
mengurangi bahaya erosi , sekaligus juga mengawetkan air sehingga relatif
tersedia bagi tanaman. Teknis pekerjaan lubang tanam secara manual dilakukan
dengan tata urutan sebagai berikut.: Lubang tanaman telah dipersiapkan 1 (satu)
bulan sebelum tanam., Pancang tidak boleh diangkat sebelum diberi tanda untuk
pembuatan lubang di atas per mukaan tanah sehingga pancang tepat berada di
tengah-tengah pola tersebut. Ukuran lubang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Perawatan yang perlu dilakukan pada tanaman yang baru ditanam di
lapangan adalah menegakkan tanaman yang miring dan penyulaman.
Penyulaman merupakan suatu pekerjaan penting di perkebunan supaya semua
titik tanam hidup dan menghasilkan produksi per hektar yang maksimal serta
menekan pertumbuhan gulma. Penyulaman harus dilakukan sedini mungkin.
Penyulaman yang terlambat akan menjadi sia-sia karena tanaman sulaman
tersebut tidak dapat mengejar pertumbuhan tanaman awal Pekerjaan awal
penyulaman yang terpenting yaitu sen sus dan identifikasi tanaman.

Anda mungkin juga menyukai