Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR MATAKULIAH

HORTIKULTURA
Pertemuan Ke- IV dan V
PENGATURAN PERTUMBUHAN TANAMAN

Oleh: Dr. Sri Suhadiyah, M.Agr

I. Pendahuluan
a) Garis Besar Materi Pokok Bahasan Minggu Ke IV dan V
Pokok bahasan pertemuan keempat dan lima tentang pengaturan
pertumbuhan tanaman.
b) Sasaran Pembelajaran/Learning Objective
Mahasiswa mampu mengaplikaaikan cara pengaturan pertumbuhan
tanaman melalui macam bentuk ajir, pemangkasan dan bentuk tapiori).
c) Prilaku Awal/Entry Behavior
Mahasiswa mampu mengaplikasikan pengaturan pertumbuhan tanaman.
d) Manfaat Pokok Bahasan
Setelah mengikuti dan memahami materi bahasan ini maka mahasiswa
mampu mengaplikasikan cara pengaturan pertumbuhan tanaman.
e) Urutan Pembahasan: Materi secara berturut-turut meliputi:
1. Ajir Tanaman
2. Pemangkasan
3. Tapiori
f) Petunjuk Belajar/Instructional Orientation:
Pada materi bahasan pertemuan keempat dan kelima ini mahasiswa
memahami tentang cara pengaturan pertumbuhan tanaman.
II. Penyajian Materi Bahasan
A. Ajir
1) Pengertian
Dalam sistem pertanaman hortilkultura yang baik dan benar, jarak tanam
sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan dilapangan, jarak tanam sangat

29
berkaitan dengan hasil produksi tanaman . Cara untuk mengatur jarak tanam agar
rapi,lurus dan teratur adalah dengan menggunakan cara mengajir, dan tempat yang
yang diletakkan ajir ini yang akan dilobang dan digunakan untuk tempat tanam
tanaman. Pengajiran adalah langkah lanjutan dalam pembukaan lahan pada suatu
areal yang akan diusahakan/ ditanam dengan tanaman perkebunan/kehutanan.
Lanjaran atau ajir adalah sebuah kontruksi sederhana yang fungsinya selain
sebagai penyanggah / penopang tanaman agar tidak roboh. Ajir juga sebagai
tempat merambat tanaman. Beberapa jenis tanaman yang membutuhkan ajir
dalam proses budidayanya, antara lain timun, kacang panjang, paria, gambas,
labu, anggur, melon, buncis, lada, cabai dan tomat. Lanjaran untuk setiap tanaman
berbeda-beda.
2) Bahan Pembuatan Ajir
Di Indonesia lanjaran terbuat dari bambu, kayu, tali, atau kombinasi dari
ketiganya. Namun yang paling dominan adalah bambu, karena harganya relatif
murah. Untuk lanjaran melon misalnya, di Pulau Jawa berkisar Rp500—Rp750
per buah.
Bambu memang banyak ditemukan tumbuh liar di pekarangan rumah
warga/di lahan kosong. Menurut dari data listing sensus pertanian tahun 2003, di
Indonesia ada 37,93 juta rumpun bambu (milik pribadi dan kehutanan). Rata-rata
1 rumpun sama dengan 60 batang pohon bambu, jadi pada 2003 jumlah bambu
mencapai 2,275 miliar batang.
Sementara menurut BPS & Ditjen Hortikultura Kementan, pada 2014 luas
lahan hortikultura yang butuh ajir mencapai 530.882 hektar. Dengan rincian cabai
besar 128.274 ha; cabe rawit 134.882 ha; kacang panjang 72.448 ha; tomat 59.008
ha; terung 50.875 ha; buncis 28.632 ha; timun 48.578 ha; dan melon 8.185 ha.
Bila rata-rata tiap 1 hektar ditanami 18.000 tanaman, maka diperlukan 180 batang
bambu (1 batang jadi 100 ajir) per hektar. Dengan asumsi daya tahan ajir bambu
maksimal 1 tahun, artinya kebutuhan bambu mencapai 95,575 juta batang per
tahun.
Tentu ini mengkhawatirkan, karena jika dibandingkan dengan data jumlah
bambu tahun 2003, maka tanpa budidaya bambu, 23 tahun sejak 2003 atau
tepatnya pada 2026, kita akan bermasalah dengan kelestarian bambu. Kondisi

30
tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap ketersedian bambu sebagai saran
ajir.
Perhitungan ini dikuatkan oleh pendapat peneliti dari LIPI, Prof. DR.
Elizabeth A. Widjaya (pemerhati bambu) pada seminar bertema, bambu untuk
kehidupan modern, di Saung Udjo tahun 2009. Ia menyatakan 15—20 tahun
mendatang, penduduk Indonesia tidak akan melihat bambu lagi, akibat eksplorasi
masif terus-menerus tanpa disertai budidaya bambu. (http:sains.kompas.com)
Terkait kondisi tersebut, sejatinya kini sudah terdapat teknologi Plant Stakes
sebagai pengganti ajir bambu. Plant Stakes adalah ajir moderen berbahan plastik
dan besi, yang dirancang dengan teknologi. Ajir moderen ini memiliki banyak
keunggulan, baik secara ekonomis, maupun efisiensi dibandingkan ajir bambu.
Penggunana ajir ini secara langsung menjaga kelestarian bambu.
3) Teknik Pengajiran
Kerapatan tanaman merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingkat
produksi tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan
topografi areal yang akan kita tanami.Pengajiran ada dasarnya pemancangan
untuk meluruskan dan mengatur ketentuan jarak tanaman sebagai berikut :
1. Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 00 ‐ 80)
jarak tanam adalah 7 m x 3 m (= 476 lubang/hektar) berbentuk barisan
lurus mengikuti arah Timur ‐ Barat berjarak 7 m dan arah Utara ‐ Selatan
berjarak 3 m.
2. Pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% ‐ 15%) jarak
tanam 8 m x 2, 5 m (=500 lubang/ha) pada teras‐teras yang diatur
bersambung setiap 1,25 m
b) Cara pengajiran pada lahan kering dengan sistem kontur adalah sebagai
berikut :
 Pengajiran dimulai dari atas turun ke bawah, dipilih lereng yang
tidak bergelombang.
 Tentukan titik tertinggi dan tancapkan ajir. Dari titik itu dibuat
deretan ajir induk dengan jarak tanam antar barisan yang telah
ditentukan (120 cm) dari atas lereng turun ke bawah.

31
 Pada sisi lain, di sebelah ajir induk tadi dengan jarak kira-kira 20
cm atau lebih, dibuat deretan ajir induk ke dua, dengan titik
tertinggi sama dengan salah satu titik ajir dari deretan ajir induk
pertama. Deretan ajir induk kedua juga ditancapkan dari atas turun
ke bawah dengan jarak 120 cm.
 Sesudah deretan ajir induk kedua ditentukan, maka di antara kedua
induk ajir tadi dibuat deretan ajir induk ketiga atau keempat atau
lebih disesuaikan dengan keadaan topografi tanah tepat pada garis
kontur.
 Ajir induk ditentukan dengan menggunakan alat teodolit, atau
dengan alat water pass yang terbuat dari slang (pipa) plastik
dengan garis tengah 0,5 cm. Alat water pass serupa ini biasa
dipakai oleh tukang tembok.
 Selanjutnya dengan berpedoman pada ketiga atau lebih deretan
ajir induk tadi dapat dilakukan pengajiran dengan sistem kontur
atau ngais pasir dengan jarak tanam 60 cm (dalam barisan).
 Jarak tanam antar barisan (120 cm) pada lahan miring bukan jarak
tanam proyeksi, tetapi jarak yang sebenarnya (permukaan tanah).
Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20
cm – 30 cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat
penggalian lubang untuk tanaman.
Susunan penanaman dan jarak tanam akan menentukan kerapatan
tanaman. Susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran genjang atau
segitiga sama sisi. Pengajiran perlu dilakukan dalam penanaman tanaman
perkebunan, dalam pengajiran ajir induk tidak boleh dicabut sebelum pembuatan
lubang dan pengajiran kedua selesai. Jarak ajir induk merupakan kelipatan jarak
tanamnya dan disesuaikan dengan ukuran yang telah dibuat. Ajir induk sangat
penting untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat.
Dalam pelaksanaan penanaman tanaman perkebunan diperlukan berbagai
langkah yang dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai
dengan penanaman. Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-

32
sisa tumbuhan hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus
disesuaikan dengan jadwal penanaman.
Ajir induk sangatlah penting sebagai titik atau patokan ke segala arah ajir.
Ajir induk untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat. Ajir induk
pada umumnya diletakkan pada posisi yang selalu terlihat biarpun kita
memandang dari arah yang berlawanan atau berbeda , sebut saja kita memandang
pada daerah yang rendah. Ajir induk dibuat tinggi dan diberi warna pada ujung
ajir. Fungsinya adalah untuk memudahkan kita dalam pengukuran dan penglihatan
dari jarak jauh. Warna ujung ajir induk ini biasanya warna merah yang cas, dan
dicat dengan Cat minyak, sehingga ketika ajir terkena sinar matahari maka cat
akan Nampak cas/jelas. sehingga ajir akan Nampak jelas.
Pengajiran harus dimulai ditengah-tengah dan dibagian kebun yang
tertinggi, sehingga mempermudah dalam meluruskan ajir ke segala arah.
Pengajiran pada perkebunan sangat penting karena berkaitan dengan penyinaran,
kebutuhan dan perbutan unsure hara tanaman. Jelas saja apabila kita tidak
mengatur jarak tanam, maka kita akan rugi.Misalnya apabila kita membuat
tanaman terlalu rapat, maka terjadi persaingan unsur hara yang tingi antar
tanaman yang sama . apalagi ketika akar pada tanaman sudah bertemu. Tajuk pada
tanaman akan bertemu, apalagi tanamanya adalah jenis tanaman yang tipe
kembang kesampin, dengan contoh Tanaman Kakao.

Gambar 1. Contoh ajir pada tanaman cabai


4) Tujuan dan Manfaat Pengajiran
Pengajiran sangat penting dilakukan dalam pembukaan lahan, tujuan atau
fungsi pengajiran ini yakni untuk mendapatkan tanaman yang rapi, barisan yang
rapi lurus. Baik pada lahan datar atau pun miring. Inilah cara yang dilakukan agar

33
memudahkan penanaman dalam area yang miring dan tidak rata. Dengan adanya
ajir, maka tanaman akan dibuat lurus dengan 1 titik Ajir Induk. Mempermudah
kita dalam merawat tanaman, mengatur cahaya yang masuk apakah sudah
cukup/atau akan saling terlindungi karena daun atau tajuk tanaman sudah
bertemu.
B. Pemangkasan Tanaman
1) Pengertian
Pemangkasan (purining) adalah tindakan pembuangan bagian-bagian
tanaman seperti cabang atau ranting dengan mendapatkan bentuk tertentu
sehingga dicapai tingkat efisiensi yang tinggi di dalam pemanfaatan cahaya
matahari, mempermudah pengendalian hama penyakit serta mempermudah
pemanenan. Pemangkasan adakalanya berguna untuk mengurangi beban buah
yang terlampau lebat sehingga didapatkan buah dengan kualitas dan kuantitas
yang baik.
Pemangkasan tanaman merupakan usaha untuk memperbaiki kondisi
lingkungan seperti suhu, kelembababan, cahaya, sirkulasi angin sehingga aktivitas
fotosintesis berlangsung normal. Pemangkasan dapat memperbaiki kesehatan
tanaman, pembungaan terangsang dan produksi meningkat. Barus dan Syukri
(2008) Tambahan pula pada Zamriyetti dan Rambe (2006) pemangkasan pada
fase vegetatif dapat meningkatkan jumlah cabang primer dan pemangkasan pada
fase generatif dapat meningkatkan bobot 100 biji dan berat biji kering per sampel.
Ada beberapa latar belakang yang mendasari mengapa tanaman harus
dipangkas, yaitu:
a) Mengatur arah tumbuh tanaman
b) Menjaga Kesehatan Tanaman
c) Mengurangi bagian tanaman yang tidak produktif (parasite)
d) Mengurangi habitat hidup bagi OPT

2) Macam-macam tipe pemangkasan


Dalam kegiatan pemangkasan dikenal beberapa tipe pemangkasan, Setiap
tipe tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda, yaitu:
a) Pangkas Bentuk

34
Pangkas Bentuk adalah pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk
tajuk tanaman seawal mungkin, pada umur tanaman yang masih muda. Pada
beberapa jenis tanaman tertentu (mangga misalnya), pangkas bentuk dilakukan
dengan mengikuti pola 1-3-9 yang berarti 1 batang utama yang dipangkas akan
menghasilkan beberapa cabang primer, dan dari beberapa cabang primer tersebut
dipilih 3 cabang yang pertumbuhannya paling seragam dan seimbang dengan arah
pertumbuhan yang proporsional (misalnya membentuk sudut 120 derajat
bersilangan). Dari 3 cabang primer yang dipelihara ini, masing-masing cabang
akan dipangkas lagi untuk menghasilkan 3 cabang sekunder dengan pertumbuhan
terbaik, seimbang, dan proporsional. Dengan demikian, pasca pemangkasan
bentuk sejak dini, pada akhirnya akan diperoleh tanaman dengan pola
percabangan 1-3-9.
Dengan pola percabangan seperti ini, akan dihasilakan tanaman dengan
tajuk yang rimbun dan membulat, dengan ketinggian yang dapat diatur. Pada
kasus tertentu, jika hanya terdapat 2 cabang primer pada batang utama, maka 2
cabang primer ini pun masih dapat dibentuk dengan mengikuti pola 1-2-6,
sebagaimana pola 1-3-9. Pola 1-2-6 pun masih memberikan bentuk percabangan
ideal dengan bentuk tajuk yang juga membulat dan rimbun. Pada pemangkasan
bentuk seperti ini, semua dahan dan ranting yang bersilangan di dalam pola 1-3-6
atau 1-2-6 harus dibuang habis, dan hanya menyisakan cabang-cabang tersier di
ujung tanaman.
b) Pangkas Produksi
Pangkas Produksi yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang
munculnya tunas-tunas produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk
bagian terluar dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting,
maka kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak,
artinya jumlah bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting
produktif. Pemangkasan produksi juga dilakukan pada semua dahan/ranting di
bagian tengah tanaman yang tidak produktif dan tumbuh tidak beraturan,
termasuk memangkas habis semua tunas air yang tumbuh lurus, tegak lurus di
cabang primer maupun cabang sekunder. Coba perhatikan tunas-tunas air yang
tumbuh di cabang primer/sekunder tanaman durian, jambu air, atau durian. Tunas

35
air ini bersifat parasit dan tumbuh sangat cepat, melebihi kecepatan pertumbuhan
tunas-tunas lainnya, dengan mengambil fotosintat hasil fotosintesis sebagai energi
pertumbuhannya. Selain itu tunas air juga sangat jarang memunculkan bunga
meski tanaman telah memasuki siklus/periode berbunga. Tunas-tunas air ini
sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai entres untuk bahan perbanyakan tanaman,
diambil sebagai entres yang disambungkan ke batang bawah dengan metode
sambung susuan, sambung pucuk (top grafting), maupun sambung sisip. Hasilnya,
bibit baru dengan sifat genetic yang sama persis dengan sifat genetic tanaman
induk, tempat tunas air tersebut diperoleh.
c) Pangkas Pemeliharaan
Pangkas Pemeliharaan lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan
tanaman secara keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan
pemberian pupuk, dan umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan
periode berbuah, saat di mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan
buah, dimulai saat pentil buah terbentuk hingga buah masak fisiologis.
Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis semua ujung-ujung ranting
tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah adalah pada tanaman mangga,
rambutan, dan klengkeng). Pemangkasan ujung-ujung ranting akan merangsang
keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih banyak dari jumlah tunas
sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan pemeliharaan dengan
mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang atau
tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga menhabiskan banyak tempat
untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pangkas habis pula
semua tunas air yang muncul serta membuang semua ranting kering yang mati.
Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang menyenangkan bagi
pertumbuhan beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek batang.

3) Manfaat Pemangkasan
Meskipun dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam
pertumbuhan tanaman, namun proses pemangkaasan dalam kegiatan budidaya
sangatlah memberi dampak yang sangat nyata, hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa dampak yang dihasilkan dari proses pemangkasan, yaitu:

36
1. Merangsang proses pembuahan dan pembungaan
Selain pemberian tambahan hormone yang dapat mempercepat suatu
proses pembuahan atau pembungaan, cara lain yang dapat digunakan ialah dengan
melakukan pemangkasa pada tanaman yang dibudidayakan. Dengan melakukan
pemangkasan, hasil fotosintesis atau fotosintat tidak disalurkan pada daun yang
bersifat parasite pada tumbuhan tersebut, melainkan digunakan untuk
pembentukan bunga ataupun buah.
2. Mungurangi OPT
Dengan melakukan pemangkasan, secara tidak langsung kita juga telah
mengurangi tempat tinggal atau habitat yang dapat digunakan oleh OPT untuk
berkembang biak. Selain mengurangi habitat Opt, kita juga telah memberi celah
pada sinar matahari untuk masuk dan menyinari bagian tanaman yang biasanya
tertutup, sehingga memberikan lingkungan mikro yang cocok untuk terus menjaga
kelembaban tanaman tersebut, sehingga jamur atau cendawan yang merugikan
bisa ditekan populasinya.
3. Menambah nilai estetika
Pada jenis tanaman hias, pemangkasan sangatlah penting untuk dilakukan
terutama pada tanaman yang lebih menonjolkan keindahan dari segi bentuk.
Contohnya ialah pada tanaman bonsai, pemangkasan [ada tanaman ini sangatlah
penting, karena dengan dilakukan pemangkasan pada tanaman ini dapat
menambah nilai estetika atau keindahan dari tanaman ini, dan tentu saja harga dari
tanaman inipun menjadi lebih meningakat.
4. Memperkokoh batang tanaman
Dengan dilakukan pemangkasan, maka beban yang dimiliki oleh batang
untuk menopang tanaman secara keseluruhan dapat dikurangi. Hal ini akan
tampak jelas terutama pada tanaman yang dikembangbiakkan secara cangkok,
karena pada hasil perbanyakan secara cangkok, akar tanaman tersebut tidak
sebanyak seperti tanaman yang dikembangbiakkan dari biji, sehingga
pemangkasan dirasa perlu agar batang tanaman tetap dapat berdiri tegak dan tidak
rebah.

37
4) Teknik pemangkasan
Dalam pelaksanaannya, terdapat dua dasar pemangkasan, yaitu
pemancungan (headlingback) dan penipisan (thinning out).
Pemancunganmerupakan pembuangan atau pemotongan bagian ujung suatu
cabang sampaitinggal satu tunas. Karena pemancungan dapat memecahkan
dominansiapikal, maka setelah pemancungan biasanya terjadi pertumbuhan
vegetatif yang lebat sebagai akibat dari tumbuhnya tunas-tunas lateral. Oleh
karena itu, pemancungan cenderung menghasilkan pertumbuhan tanaman dengan
pola menyemak (bush) dan kompak. Apabila pemancungan dilakukan
terhadaptanaman yang tengah aktif tumbuh, maka diistilahkan sebagai
perompesan.Sedangkan penipisan adalah pembuangan cabang-cabang
denganmeninggalkan hanya cabang lateral atau batang utama.
Penipisan memiliki pengaruh yang berlawanan dengan pemancungan,
yakni meningkatkan pemanjangan dari cabang-cabang terminal yang ditinggalkan.
Sebagai hasilakhirnya adalah pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi
berkurang. Dengan penipisan, pohon-pohon yang tumbuhnya lemah dapat
menjadi lebihterbuka sehingga menghasilkan suatu bentuk tanaman yang lebih
besar (tetapi bukan lebat). Penipisan juga dapat ditujukan untuk meremajakan
pohon- pohon tua sehingga merangsang pertumbuhan titik-titik ditinggalkan.
Penipisan terhadap pohon yang sedang aktif tumbuh dinamakan perompesan tunas
atau deshooting.
C. Tapiori
1) Pengertian
Topiary adalah karya seni pangkas tanaman. Topiary biasa didefinisikan
sebagai seni mengukir atau memahat tanaman. Secara sederhana, seni ini
membentuk tanaman hias menjadi bentuk figur yang unik dengan cara
memangkas tanaman. Seni ukir tanaman atau yang sering disebut Topiary,
umumnya adalah membentuk tanaman menjadi berbagai kreasi yang unik seperti
bentuk hewan, bentuk gerbang, hingga bentuk yang lebih abstrak.
2) Sejarah Tapiory

38
Kira-kira sepuluh atau lima belas tahun lalu, tanaman pangkas bisa dijumpai
hampir di tiap halaman rumah. Tinggi atau rendah, rata-rata tanaman yang
dibentuk bulat di masa itu, dikenal sebagai tanaman pangkas.
Sekarang pun tanaman pangkas masih digemari. Di sentra tanaman hias
kini banyak ditawarkan tanaman pangkas yang dibentuk mirip hewan seperti rusa
dan kelinci. Ada juga yang bersosok tanaman “biasa” setinggi 1 – 1,5 m, dengan
beberapa cabang dan daun-daun di cabang tersebut sengaja dibentuk sebagai
bulatan-bulatan yang ukurannya sama atau bervariasi. Tentu saja tanaman hias
pangkas seperti ini punya daya pikat tersendiri, karena kehadirannya dalam
sebuah taman bisa berfungsi sebagai point of interest.
Banyak pedagang tanaman hias yang menyebut tanaman pangkas ini
sebagai “bonsai”. Padahal, bonsai bukan istilah yang tepat bagi tanaman yang
sengaja dipangkas untuk memperoleh suatu bentuk tertentu.Yang disebut bonsai
adalah tanaman yang dihambat pertumbuhannya sehingga tetap kerdil di usia
dewasa. Selama pertumbuhannya, tanaman bonsai sengaja dipangkas atau
dibentuk khusus, dan umumnya selalu ditempatkan dalam sebuah wadah, sejak
masih berusia muda.
Sebenarnya yang kita kenal sebagai tanaman pangkas, dalam istilah
gardening dari Inggris, dikenal dengan sebutan topiary. Ini merupakan seni
memperindah tanaman (dengan sengaja dipangkas atau dibentuk) yang diadaptasi
dari tanaman hias pada taman gaya geometris Eropa di jaman Renaissance. Di
jaman tersebut taman-taman istana para raja dan bangsawan Eropa hampir
seluruhnya ditata secara geometris. Contoh taman geometris yang sampai
sekarang masih dilestarikan bahkan dijadikan obyek wisata adalah taman Istana
Versailles di Perancis yang diwujudkan oleh Raja Louis XIV.
Jika kita menyusuri taman tersebut, tanaman di sebelah kiri dan kanan kita
terdiri dari jenis tanaman yang sama dan dipangkas rapi dengan bentuk yang sama
pula. Ada yang berbentuk bulat, kerucut, prisma, atau segi empat (kubus). Border
atau tanaman pembatasnya pun dipangkas rapi dengan bentuk-bentuk tertentu.
Prinsip taman gaya geometris ini mengacu pada keteraturan yang simetris.

39
Seperti halnya mode dalam dunia fashion yang terus “berputar”, gaya
tanaman pangkas Eropa abad XIV kembali disukai dan kini mulai dihadirkan di
Indonesia.
3) Teknik Pembuatan Tapiori
Di alam ini ada jenis tanaman yang memiliki pesona arsitektural yang
menawan, baik saat ia masih muda, maupun setelah ia tumbuh menua. Tanaman
tersebut antara lain kamboja, flamboyan, palem, cemara, dan yuka.
Tetapi ada pula tanaman yang setelah melewati usia pertumbuhan tertentu,
keindahan struktur aslinya akan memudar, bahkan tampilannya makin berantakan.
Jenis-jenis tanaman ini, terutama yang memiliki banyak cabang dan ranting
berdaun kecil-kecil, lebat, dan rapat, sangat cocok bila dibuat topiari. Contoh
tanaman seperti ini adalah teh-tehan, ficus (beringin), mirten, jeruk kingkit, sianto,
bogenvil, cemara, bambu, azalea, soka, kemuning, cendrawasih, dan gardenia.
Baik menggunakan jenis tanaman berbunga ataupun tidak berbunga,
topiari perlu memperoleh cukup sinar matahari. Sinar matahari pagi (hingga pukul
11.00) akan membuat topiari tumbuh subur, daun-daunnya hijau mengilat,
rimbun, dan rajin berbunga.
Bila memakai jenis tanaman tidak berbunga, topiari boleh ditempatkan di
teras atau di bawah teritisan. Pastikan bahwa untuk satu - dua jam, tanaman
tersentuh sinar matahari pagi, atau seminggu penuh dipindahkan ke lokasi lain
yang mendapat sinar matahari. Bila terlalu lama di tempat teduh, topiari akan
tumbuh tidak sempurna dan mudah diserbu oleh kutu-kutu putih, yang merusak
pucuk-pucuk tanaman dan pada akhirnya menghambat pertumbuhan atau
mematikan pucuk-pucuk tanaman.
Tanaman topiari yang ditanam dalam pot besar, sebenarnya tidak
memerlukan media tanam yang jumlahnya sama dengan volume pot. Sepertiga
hingga sebagian pot bisa diisi dengan batu karang atau batu apung. Selain
membuat struktur poros pada media, kedua jenis batu tersebut ringan, sehingga
memudahkan pot berisi tanaman dipindahkan atau digeser ke lokasi lain.
Pada dasar pot harus terdapat lubang-lubang yang cukup banyak agar
kelebihan air penyiraman bisa mengalir keluar dengan sempurna. Dan jangan lupa
mengganjal pot tanaman topiari dengan batu bata atau batako, agar pot tidak

40
langsung menempel di tanah. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah kelebihan air
siraman menggenangi pot.
Topiari harus disiram sesuai kebutuhan. Dua kali sehari bila di tempatnya
topiari memperoleh curah sinar matahari dari pagi hingga lewat tengah hari. Atau
cukup satu kali di sore hari bila topiary hanya memperoleh curah matahari pagi
selama 1 – 2 jam saja.
Jadwalkan pemangkasan secara rutin (setiap 2 – 3 bulan) agar bentuk
tanaman selalu stabil. Selain itu sesekali perlu dilakukan penggemburan media
tanah. Untuk pemupukan, gunakan pupuk yang kandungan N (natrium) dan K
(kalium) lebih tinggi dari pada unsur P (phospor) untuk merangsang kesehatan
akar dan daun.
Bila terlihat selaput-selaput putih mirip kapas halus pada dahan, ranting
atau daun, semprotkan obat anti–jamur sesuai takaran yang dianjurkan pada
kemasan untuk membasmi kutu-kutu putih tersebut.
4) Contoh Tapiory
1. Topiary Lumba-Lumba di Cina
Topiary yang ada di taman Olimpiade Beijing. Beberapa lumba-lumba seolah
melompat dengan air di bawahnya.

Gambar 2. Topiary Lumba-Lumba di Cina


2. Topiary Olimpiade Cina
Bila kebanyakan topiary berasal dari dedaunan hijau, kali ini memanfaatkan
hamparan tanaman berwarna lain untuk memberikan pemandangan yang
menakjubkan.

41
Gambar 3. Topiary Olimpiade Cina

3. Topiary Burung Hantu di Thailand

Gambar 4. Topiary Burung Hantu di Thailand

4. Shanghai'S Century Park Musicians

Gambar 5. Topiary Shanghai'S Century Park Musicians

42
a. Pembahasan
Setelah pemaparan materi bahasan minggu Ke IV dan V tersebut di atas
kepada para mahasiswa diberi kesempatan membentuk kelompok diskusi
membahas tentang ajir tanaman, pemangkasan dan tapiori. Mahasiswa
berkesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang dianggapnya belum jelas atau
masih butuh pemahaman lebih jauh.
b. Penelitian:
Berbagai contoh penelitian yang telah dan sedang serta yang memiliki
prospektif dari berbagai cara pengaturan pertumbuhan tanaman untuk
meningkatkan produktivitas tinggi sehingga memberikan manfaat untuk berbagai
masalah pangan.
c. Penerapan:
Pemanfaatan pengaturan pertumbuhan tanaman dengan metode ajir,
pemangkasan dan tapiori dalam penanganan krisis pangan yang merupakan isu
global yang melanda manusia banyak yang tertangani dengan memanfaatkan
metode ini.

d. Latihan:
Untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai materi diatas,
Mahasiswa di dalam kelas melakukan kegiatan berupa diskusi dan membuat
resume tentang metode pengaturan pertumbuhan tanaman.
e. Tugas Mandiri:
Mahasiswa membuat iktisar tentang pengaturan pertumbuhan tanaman
berupa metode ajir, pemangkasan dan tapiori.
III. PENUTUP
a. Rangkuman

Dalam sistem pertanian yang baik dan benar, jarak tanam sangat penting
diperhatikan dan dilaksanakan dilapangan, jarak tanam sangat berkaitan dengan
hasil produksi tanaman. Cara untuk mengatur jarak tanam agar rapi, lurus dan
teratur adalah dengan menggunakan cara mengajir, dan tempat yang yang

43
diletakkan ajir ini yang akan dilobang dan digunakan untuk tempat tanam
tanaman. Pengajiran adalah langkah lanjutan dalam pembukaan lahan pada suatu
areal yang akan diusahakan/ ditanam dengan tanaman perkebunan/kehutanan.

b. Tes Formatif:

Tes formatif diberikan untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan


yang diperoleh mahasiswa pada materi bahasan ini dengan memberikan
pertanyaan antara lain sebagai berikut:

1. Jelaskan teknik pembuatan ajir tanaman lombok!


2. Jelaskan cara dan waktu yang tepat dilakukan untuk melakukan
pemangkasan tanaman!

c. Umpan Balik:

Mahasiswa dapat mengajukan hal tentang kondisi yang dialami dan


diharapkannya untuk memahami materi bahasan terkait pengaturan pertumbuhan
tanaman.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005. Pedoman Budidaya Yang Baik Untuk
Tanaman Karet (Good Agriculture practices for Rubber). Departemen
Pertanian, Jakarta.
Isbandi D. 1983. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jurusan Budidaya
Pertanian.
Prasetyo, dkk. 2011. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman Tahunan.
Laboratorium Agronomi UNIB, Bengkulu.
Prasetyo, dkk. 1997. Bahan Kuliah Produksi Tanaman Perkebunan I. Fakultas
Pertanian UNIB, Bengkulu.
Zulkarnain. 2009.Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta

44

Anda mungkin juga menyukai