Anda di halaman 1dari 122

EVALUASI TAMAN RUMAH SAKIT SEBAGAI

HEALING GARDEN
(STUDI KASUS: SANTOSA BANDUNG INTERNATIONAL HOSPITAL)

RACHMA KANIA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
RINGKASAN

RACHMA KANIA. A44051449. Evaluasi Taman Rumah Sakit sebagai Healing


Garden (Studi Kasus: Santosa Bandung International Hospital). Dibimbing oleh
QODARIAN PRAMUKANTO.

Ruang terbuka hijau dirancang untuk beberapa fungsi. Salah satu dari
fungsi ini adalah menyembuhkan atau mengandung nilai-nilai pengobatan bagi
penggunanya (terapeutik). Namun, perhatian terhadap fungsi tersebut masih
kurang. Penelitian yang lebih mendalam yang memperhitungkan taman sebagai
elemen yang penting dalam proses penyembuhan terhadap penggunanya masih
diabaikan. Pemanfaatan ruang terbuka hijau yang bersifat menyembuhkan tersebut
sangatlah dibutuhkan khususnya di Indonesia dengan kondisi masyarakat sedang
dihimpit oleh berbagai tekanan fisik, psikis, dan kebutuhan hidup. Salah satu area
yang telah menerapkan konsep healing garden adalah Rumah Sakit Internasional
Santosa yang berada di daerah pusat kota Bandung, Jawa Barat. Rumah sakit ini
menyediakan healing garden sebagai bagian yang bersinergi dengan pelayanan
perangkat klinik, dokter, dan paramedis serta fasilitas dalam mewujudkan fungsi
cure and care.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi konsep dan desain berdasarkan
fungsi healing garden di Santosa Bandung International Hospital, Bandung, Jawa
Barat. Tujuan selanjutnya adalah mengamati pengaruh dari keberadaaan healing
garden terhadap pengguna berdasarkan konsep dan fungsi healing garden
tersebut, dan yang terakhir adalah menyusun suatu usulan pemecahan masalah
berupa rekomendasi dan saran apabila ditemukan ketidaksesuaian. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memahami peran dari keberadaan
suatu ruang terbuka hijau yang bersifat menyembuhkan yang diwujudkan dalam
bentuk healing garden. Rekomendasi yang diajukan dalam studi ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan rancangan dari healing
garden yang sejenis di tempat lainnya. Penelitian dilakukan di Bandung, Jawa
Barat, tepatnya di Santosa Bandung International Hospital (SBIH) pada tiga tapak
healing garden, dua tapak pada lantai empat dan satu tapak pada lantai sembilan.
Waktu pengumpulan data dilakukan dari bulan Agustus hingga Oktober 2009.
Penelitian dilakukan dalam lima tahap, yaitu persiapan, inventarisasi,
analisis, evaluasi, dan sintesis. Pada tahap pertama dilakukan desk study untuk
menyusun konsep dan kriteria evaluasi berdasarkan studi pustaka yang terkait
dengan permasalahan, serta mempersiapkan masalah administrasi yang
diperlukan. Pada tahap selanjutnya pengumpulan data di lapangan dilakukan
dengan cara observasi lapang dan wawancara. Kemudian pada tahap analisis
dilakukan penilaian area, elemen desain dan elemen taman berdasarkan kriteria
desain fungsional healing garden pada ketiga taman dengan pengamatan,
pencatatan, dan penilaian terhadap desain healing garden aktual. Analisis yang
digunakan menggunakan analisis deskriptif dan kualitatif dengan menggunakan
metode KPI (Key Performance Index). Pada tahap evaluasi dibandingkan desain
healing garden dan kriteria desain fungsional, konfirmasi, dan verifikasi fungsi
berdasarkan program aktivitas terapi yang dilakukan terhadap kesesuaian desain
taman dengan kriteria standar dan pengaruh keberadaan healing garden di
lingkungan rumah sakit. Nilai KPI yang diperoleh menggambarkan perbedaan
kualitas dari healing garden, antara kondisi aktual dan kualitas standar untuk
setiap indikator. Aspek terapi yang terdapat pada healing garden SBIH ditinjau
dari fasilitas dan keberadaan program terapi yang dilakukan di taman. Pada tahap
terakhir dikembangkan hasil analisis dan evaluasi mengenai kesesuaian desain
taman dan bagaimana pengaruh healing garden terhadap penggunanya. Hasil
yang didapatkan berupa kesimpulan apakah healing garden tersebut sesuai atau
tidak secara desain dan apakah keberadaannya berpengaruh terhadap
penggunanya. Jika terdapat ketidaksesuaian, diusulkan pemecahan masalah.
Solusi berupa suatu usulan program mengenai pemanfaatan tapak secara
maksimal, usulan perbaikan rancangan, atau tambahan rancangan pada healing
garden.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, healing garden lantai sembilan
SBIH memiliki nilai KPI 0,72, lantai empat utara memiliki nilai KPI 0,63, dan
lantai empat selatan 0,67. Pengaruh yang dirasakan oleh pengguna setelah
kedatangan mereka ke taman menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna
merasakan efek kedatangan ke taman dengan hasil yang baik dan positif.
Sebanyak 95,24% dari keseluruhan pengguna menyetujui bahwa dengan datang
ke taman, stress-nya hilang dan 4,76% merasa tidak yakin; sebesar 90,48%
berpendapat bahwa mereka merasakan efek positif dari kedatangan ke taman ini
dan sisanya 9,52% merasa tidak yakin. Aktivitas pengguna taman yang dominan
berupa berjalan mengelilingi taman, duduk-duduk, dan mencoba fasilitas refleksi.
Hasil verifikasi melalui pengamatan perilaku diperoleh bahwa konsentrasi
pergerakan pengguna dominan dilakukan pada jalur area tempat duduk atau area
pasif.
Nilai KPI yang dihasilkan dari evaluasi ketiga healing garden, diperoleh nilai
KPI<1. Berdasarkan konfirmasi terhadap nilai KPI tersebut melalui pendapat
responden dan verifikasi pengamatan perilaku pengguna healing garden SBIH
dapat disimpulkan bahwa healing garden SBIH kurang sesuai dengan kriteria
desain fungsional taman terapeutik berdasarkan kriteria desain menurut Marcus
(1999, 2000), McDowell & McDowell (1998), dan Stigsdotter & Grahn (2002).
Beberapa usulan rekomendasi diajukan untuk menyempurnakan fungsi healing
garden pada aspek-aspek yang kurang sesuai tersebut, yaitu pada aspek fisik dan
desain, aspek kualitas, aspek ruang, dan aspek elemen.

Kata kunci: healing garden, taman rumah sakit, key performance index, evaluasi
taman
EVALUASI TAMAN RUMAH SAKIT SEBAGAI
HEALING GARDEN
(STUDI KASUS: SANTOSA BANDUNG INTERNATIONAL HOSPITAL)

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap

RACHMA KANIA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi Taman Rumah Sakit sebagai Healing Garden


(Studi Kasus: Santosa Bandung International Hospital)
Nama : Rachma Kania
NIM : A44051449

Disetujui,
Pembimbing

Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si


NIP. 19620214 198703 1 002

Diketahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA


NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal lulus:
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya sehingga pembuatan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul Evaluasi Taman Rumah Sakit sebagai Healing Garden
(Studi Kasus: Santosa Bandung International Hospital) membahas tentang
healing garden yang berada di Santosa Bandung International Hospital, Bandung,
Jawa Barat.
Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan
merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada pelaksanaan
penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan baik materi
maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada
1. keluarga tercinta, kedua orang tua Ayah dan Bunda, serta adik atas segala
dukungan dan doa yang senantiasa diberikan kepada penulis;
2. Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan, arahan, dan nasihatnya dalam penyusunan skripsi ini;
3. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. dan Dr. Ir. Afra DN
Makalew, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
masukannya untuk skripsi ini;
4. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen pembimbing akademik
atas bimbingan, dukungan, dan nasihatnya dalam pengarahan akademik;
5. Dr. Danny Widjaja, yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian ini
dan membimbing selama pengambilan data berlangsung, serta Dr. Toto
Tanumihardja, SpRM dan Dr. Kiki, SpPDJ atas kesediaannya untuk
diwawancara;
6. Ibu Panca, Ibu Naziyah, Bapak Adam, dan pihak SBIH lainnya yang telah
membantu pencarian data dan tidak dapat disebutkan satu per satu;
7. keluarga di Cikutra (Opung Djalil, Nini Djuju, Om Fardin, dll.) yang telah
menerima penulis dengan tangan terbuka selama penulis tinggal di Bandung;
8. teman seperjuangan bimbingan (Handika, Dina, Nurina, dan Azi);
9. Nurina, Resa, Mega W., dan Cindy atas kebersamaannya yang berarti;
10. teman-teman ARL 42 (Arsyad, Azi, Bayu, Chandra, Cindy, Danand, Dara,
Dian, Diar, Dina, Dewi, Eka Chandra, Endah, Fajar, Ferbi, Fran, Hadrian,
Handika, Hernando, Heru, Hudi, Ian, Jania, Kalla, Kartika, Kartika Sari, Lia,
Lisa, Lya, M. Iqbal, M. Mudhofir, M. Rizki, M. Saepulloh, M. Zaini, Mega
A., Mega W., Munawir, Nanang, Nurina, Nur Farida, Puput, Rakhmat,
Ramanda, Resa, Rina, Rindha, Rizka, Samuel, Uut, Vabianto, Vella, Yulianti,
Yosep, Yolla dan Yuni) atas kebersamaannya dalam empat tahun terakhir,
dan kakak kelas ARL 39, 40 dan 41, serta adik kelas ARL 43, 44, dan 45;
11. teman-teman kost Harmoni 2 (Astrid, Febriona, Megawati, Avissa, Santi,
Atika, Mutiara, Anggi) atas suka, duka, dan cerita yang dibagi bersama;
12. Arief Rachman, atas doa, dukungan, dan inspirasinya.
Semoga dukungan dan kebaikan yang telah diberikan menjadi amal baik
dan mendapat balasan setimpal dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Mei 2010

Rachma Kania
RIWAYAT HIDUP

Rachma Kania, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Desember 1987 dari


ayah Firman Rachman Masjhur dan ibu Andanti Roesli. Penulis merupakan anak
pertama dari dua bersaudara, dengan adik Adinda Rahma Kirana.
Penulis menempuh pendidikan di TK Mutiara Indonesia Jakarta (1992-
1993), kemudian melanjutkan pendidikan di SD Adik Irma Suryani Nasution
Jakarta (1993-1999), selanjutnya penulis meneruskan pendidikan menengah
pertama di SLTPN 109 Jakarta (1999-2002), dan melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMUN 81 Jakarta (2002-2005). Selama di SLTP, penulis aktif
sebagai anggota di kegiatan ekstrakurikuler Tae Kwon Do dan PMR. Pada saat
SMU, penulis aktif di keanggotaan Rohis dan ekstrakurikuler fotografi ZOOM 81.
Pada tahun 2005 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
masuk Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006, penulis
diterima di Mayor Arsitektur Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Selama menjadi mahasiswa, penulis
aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP).
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar belakang ......................................................................... 1
1.2. Tujuan ..................................................................................... 2
1.3. Manfaat ................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4


2.1. Ruang Terbuka Hijau ............................................................... 4
2.2. Taman dan Hubungannya dengan Kesehatan Manusia ............. 5
2.3. Healing Garden ....................................................................... 7
2.4. Taman Rumah Sakit ................................................................ 12

BAB III METODOLOGI ........................................................................... 16


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 16
3.2. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................ 17
3.3. Metode dan Tahapan Penelitian ............................................... 17
3.3.1. Persiapan ....................................................................... 17
3.3.2. Inventarisasi ................................................................... 17
3.3.3. Analisis .......................................................................... 21
3.3.4. Evaluasi ......................................................................... 24
3.3.5. Sintesis .......................................................................... 25
3.4. Alur Penelitian......................................................................... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 27


4.1. Kondisi Umum ........................................................................ 27
4.1.1. Santosa International Bandung Hospital ........................ 27
4.1.2. Sejarah dan Struktur Organisasi ..................................... 28
4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan .................................................... 29
4.1.4. Fasilitas.......................................................................... 29
4.1.5. Layanan Unggulan ......................................................... 30
4.1.6. Rekan Kerja dan Perusahaan .......................................... 30
4.2. Tapak Healing Garden ............................................................ 30
4.2.1. Aspek Fisik dan Desain .................................................. 30
4.2.2. Aspek Pengguna dan Pengelola ...................................... 47
4.2.3. Aspek Terapi.................................................................. 61
4.2.4. Elemen Taman ............................................................... 62
4.2.5. Fasilitas.......................................................................... 66
4.3. Evaluasi ................................................................................... 67
4.3.1. Evaluasi Aspek Fisik ...................................................... 74
4.3.2. Evaluasi Aspek Kualitas Tapak ...................................... 75
4.3.3. Evaluasi Aspek Ruang-Ruang Taman ............................ 79
4.3.4. Evaluasi Aspek Elemen Taman ...................................... 80
4.3.5. Evaluasi Aspek Sosial dan Aktivitas .............................. 81
4.4. Sintesis .................................................................................... 82
4.5. Rekomendasi ........................................................................... 88
4.5.1. Rekomendasi Aspek Umum ........................................... 94
4.5.2. Rekomendasi Aspek Konsep dan Desain ........................ 97
4.5.3. Rekomendasi Aspek Terapi ............................................ 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 101


5.1. Simpulan ................................................................................. 101
5.2. Saran ....................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 102
LAMPIRAN .............................................................................................. 105
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Jenis, Bentuk dan Sumber Data .................................................... 18
Tabel 3.2 Kriteria Desain Fungsional Berdasarkan Para Ahli ...................... 19
Tabel 3.3 Kriteria Standar Healing Garden Modifikasi dari McDowell
dan McDowell (1998), Marcus (1999), Marcus (2000) serta
Stigsdotter dan Grahn (2002) ....................................................... 22
Tabel 4.1 Dominasi Taman yang Sering Didatangi ...................................... 48
Tabel 4.2 Kondisi dan Aktivitas Pengunjung Healing Garden SBIH .......... 50
Tabel 4.3 Kondisi Pengunjung Setelah Kunjungan ke Healing Garden SBIH 51
Tabel 4.4 Elemen Taman dan Permasalahan di Healing Garden SBIH ....... 53
Tabel 4.5 Nilai Penting Taman ..................................................................... 54
Tabel 4.6 Penjelasan Pasien tentang Nilai Penting Taman ........................... 54
Tabel 4.7 Persepsi terhadap Nilai Fungsi dan Elemen Taman...................... 55
Tabel 4.8 Kesan dan Pesan Pengunjung Taman ........................................... 56
Tabel 4.9 Daftar Elemen Lunak di Ketiga Healing Garden ......................... 63
Tabel 4.10 Daftar Elemen Keras di Ketiga Healing Garden ........................ 66
Tabel 4.11 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Empat
Bagian Utara Berdasarkan Kriteria Standar ................................ 68
Tabel 4.12 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Empat
Bagian Selatan Berdasarkan Kriteria Standar ............................. 70
Tabel 4.13 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Sembilan
Berdasarkan Kriteria Standar ...................................................... 72
Tabel 4.14 Hasil Rekapitulasi Penilaian Aktual, Verifikasi Pengamatan
Perilaku Pengguna, dan Konfirmasi Responden Taman Lantai
Empat Bagian Utara .................................................................... 82
Tabel 4.14 Hasil Rekapitulasi Penilaian Aktual, Verifikasi Pengamatan
Perilaku Pengguna, dan Konfirmasi Responden Taman Lantai
Empat Bagian Selatan ................................................................. 84
Tabel 4.16 Hasil Rekapitulasi Penilaian Aktual, Verifikasi Pengamatan
Perilaku Pengguna, dan Konfirmasi Responden Taman Lantai
Sembilan...................................................................................... 86
Tabel 4.17 Evaluasi dan Rekomendasi untuk Ketiga Healing Garden SBIH 88
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian .......................................................... 16


Gambar 3.2 Skema Tahapan Penelitian ................................................... 26
Gambar 4.1 Peta dan Tampak Atas SBIH ................................................ 27
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SBIH yang Berhubungan dengan Taman 28
Gambar 4.3 Fasilitias dan Layanan Unggulan SBIH ................................ 29
Gambar 4.4 Denah Healing Garden Lantai Empat .................................. 31
Gambar 4.5 Denah Healing Garden Lantai Sembilan .............................. 32
Gambar 4.6 Aksesibilitas Healing Garden Lantai Empat......................... 34
Gambar 4.7 Aksesibilitas Healing Garden Lantai Sembilan .................... 35
Gambar 4.8 Lokasi dan Aksesibilitas ...................................................... 36
Gambar 4.9 Jalur Ramp Pada Taman ....................................................... 36
Gambar 4.10 Ruang dalam Taman .......................................................... 38
Gambar 4.11 Kualitas Visual Healing Garden Lantai Empat................... 40
Gambar 4.12 Kualitas Visual Healing Garden Lantai Sembilan .............. 41
Gambar 4.13 Kualitas Audio Healing Garden Lantai Empat ................... 43
Gambar 4.14 Kualitas Audio Healing Garden Lantai Sembilan............... 44
Gambar 4.15 Taman dengan Konsep Taman Cina ................................... 45
Gambar 4.16 Elemen Keras ..................................................................... 46
Gambar 4.17 Elemen Lunak .................................................................... 47
Gambar 4.18 Spasial Pengamatan Pengguna Healing Garden Lantai
Empat ................................................................................. 59
Gambar 4.19 Spasial Pengamatan Pengguna Healing Garden Lantai
Sembilan............................................................................. 60
Gambar 4.20 Fasilitas di Taman Lantai Sembilan .................................... 67
Gambar 4.21 Rekomendasi Healing Garden Lantai Empat Utara ............ 91
Gambar 4.22 Rekomendasi Healing Garden Lantai Empat Selatan ......... 92
Gambar 4.23 Rekomendasi Healing Garden Lantai Sembilan ................. 93
Gambar 4.24 Rekomendasi Aspek Umum ............................................... 94
Gambar 4.25 Rekomendasi Aspek Konsep dan Desain ............................ 97
Gambar 4.26 Rekomendasi Aspek Terapi ................................................ 98
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner untuk Survei ........................................................ 106


Lampiran 2 Pertanyaan untuk Wawancara ............................................... 109
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Simonds (1983) menjabarkan bahwa ruang terbuka hijau dikembangkan
untuk beberapa fungsi. Fungsi tersebut antara lain dapat meluaskan fungsi dari
sebuah struktur, contohnya seperti area parkir kendaraan di bagian depan sebuah
rumah atau halaman belakang yang memperluas ruang makan ataupun dapur.
Salah satu dari fungsi yang berkaitan dengan kesehatan adalah terapeutik atau
fungsi yang berkaitan dengan pengobatan bagi penggunanya.
Sejak hampir seribu tahun yang lalu, di kawasan Asia dan Barat sudah
dipahami bahwa tanaman dan taman dapat bermanfaat dalam proses
penyembuhan pasien di lingkungan perawatan kesehatan (Ulrich, 2002). Namun,
penerapan fungsi terapi yang memperhitungkan taman sebagai elemen yang
penting dalam proses penyembuhan terhadap pasien di tempat perawatan
kesehatan seperti di rumah sakit masih diabaikan.
Dalam beberapa dekade terakhir, telah timbul kesadaran tentang
pentingnya menciptakan lingkungan yang berfungsi efisien, higienis, dan juga
menyenangkan serta dapat mengurangi stress. Hal ini didukung dengan adanya
penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi psikologis seseorang memiliki
pengaruh terhadap kondisi kesehatannya (Ulrich, 2002). Begitu pula dengan
kondisi dan situasi yang menyehatkan dan dapat mengurangi stress untuk lebih
dipertimbangkan ketika membangun sebuah fasilitas perawatan kesehatan.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang jelas
dalam kesembuhan pasien yang cepat dari stress dan peningkatan kesehatan
setelah melihat pemandangan alam atau berada di tempat alami (Marcus, 2000).
Terdapat bukti ilmiah yang masih sedikit, tetapi berkembang mengenai pandangan
bahwa taman dapat mengurangi keadaan stress pasien dan meningkatkan
kesehatan pasien. Hal tersebut merupakan fakta yang mendukung dan menjadi
elemen kunci dalam peningkatan perhatian terhadap penyediaan taman dalam
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya (Ulrich, 2002).
2

Kebutuhan penggunaan ruang terbuka hijau yang bersifat menyembuhkan


tersebut sangatlah dibutuhkan, terutama di Indonesia, dengan kondisi masyarakat
sekarang yang sedang dihimpit oleh berbagai tekanan fisik, psikis, dan kebutuhan
hidup. Terdapat banyak rumah sakit yang memiliki potensi untuk menyediakan
taman penyembuhan (healing garden) yang dapat membantu penyembuhan pasien
yang ada. Salah satunya yang telah menyediakan healing garden adalah Santosa
Bandung International Hospital yang berada di daerah pusat kota Bandung, Jawa
Barat. Rumah sakit ini menyediakan healing garden sebagai bagian yang
bersinergi dengan pelayanan perangkat klinik, dokter, dan paramedis serta fasilitas
dalam mewujudkan fungsi cure and care.
Healing garden atau dapat disebut juga taman penyembuhan merupakan
suatu konsep perancangan suatu taman atau ruang yang mengaplikasikan ruang
luar sebagai bagian dari terapi terintegrasi dengan kesehatan. Konsep ruang pada
taman ini bertujuan untuk meningkatkan daya penyembuhan pasien dengan
melihat keindahan taman dan suasana alami sehingga stress selama sakit dapat
terobati. Tidak hanya bagi pasien, healing garden ini juga dapat dinikmati dan
dikunjungi oleh pengunjung pasien dan karyawan dari rumah sakit tersebut.
Beberapa kualitas dan elemen yang terdapat pada healing garden
berdasarkan penelitian dan observasi lapangan telah dilakukan di lebih dari 70
fasilitas kesehatan di AS, Inggris, Canada dan Australia. Kualitas dan elemen
tersebut antara lain, mencakup, kesempatan untuk membuat pilihan dan mencari
ruang privasi, kesempatan yang mendukung untuk bersosialisasi, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak tubuh, bersentuhan dengan alam, jarak
penglihatan taman, aksesibilitas, rasa aman, kenyamanan fisiologis, ketenangan,
keakraban serta desain yang jelas dan tidak abstrak (Marcus, 2000).

1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan
1. mengevaluasi konsep dan desain taman berdasarkan fungsi healing garden
di Santosa Bandung International Hospital, Bandung, Jawa Barat;
2. mengamati pengaruh dari keberadaaan healing garden terhadap pengguna
berdasarkan konsep dan fungsi healing garden tersebut;
3

3. menyusun suatu usulan pemecahan masalah berupa rekomendasi dan saran


apabila ditemukan ketidaksesuaian.

1.3. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah pemahaman
mengenai peran ruang terbuka hijau untuk penyembuhan yang diwujudkan dalam
bentuk healing garden. Rekomendasi yang diajukan dalam studi ini digunakan
sebagai bahan acuan dalam penyusunan rancangan healing garden yang sejenis di
tempat lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ruang Terbuka Hijau


Menurut Simonds (1983) ruang terbuka hijau mengasumsikan suatu
karakter arsitektural ketika ruang tersebut tertutup secara keseluruhan ataupun
hanya sebagian saja oleh elemen struktural. Ruang terbuka hijau, terbuka ke arah
langit, memiliki keuntungan seperti limpahan sinar matahari, pola-pola bayangan,
banyaknya udara yang mengalir, warna langit, dan keindahan dari awan-awan
yang bergerak.
Selanjutnya, Simonds (1983) juga menjabarkan bahwa ruang terbuka hijau
umumnya dikembangkan untuk beberapa fungsi. Fungsi tersebut antara lain dapat
meluaskan fungsi dari sebuah struktur, contohnya seperti area parkir kendaraan di
bagian depan sebuah rumah atau halaman belakang yang memperluas ruang
makan ataupun dapur. Ruang terbuka hijau juga memiliki beberapa fungsi yang
berbeda, seperti pada area rekreasi pada grup asrama atau tempat latihan militer
yang diapit oleh barak tentara. Tetapi terlepas dari apakah ruang terbuka hijau
tersebut berkaitan atau tidak dengan struktur yang digunakan, ruang tersebut
haruslah berada dalam karakter struktur tersebut.
Salah satu bentuk ruang terbuka hijau adalah taman. Taman yang memiliki
fungsi terapeutik bagi penggunanya antara lain disebut dengan healing garden.
Suatu konsep perancangan suatu taman atau ruang yang mengaplikasikan ruang
luar sebagai bagian dari terapi terintegrasi dengan kesehatan. Konsep ruang pada
taman ini bertujuan untuk meningkatkan daya penyembuhan pasien dengan
melihat keindahan taman.
Beberapa kualitas dan elemen yang terdapat pada healing garden
berdasarkan penelitian dan observasi lapangan telah dilakukan di lebih dari 70
fasilitas kesehatan di AS, Inggris, Canada dan Australia. Kualitas dan elemen
tersebut antara lain, mencakup, kesempatan untuk membuat pilihan dan mencari
ruang privasi, kesempatan yang mendukung untuk bersosialisasi, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak tubuh, bersentuhan dengan alam, jarak
penglihatan taman, aksesibilitas, rasa aman, kenyamanan fisiologis, ketenangan,
keakraban serta desain yang jelas dan tidak abstrak (Marcus, 2000).
5

2.2. Taman dan Hubungannya dengan Kesehatan Manusia


Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan alam yang
tepat dapat bermanfaat positif bagi kesehatan manusia. Menurut Tyson, Lambert
dan Beattie (2002), hal tersebut dapat mengurangi stress; menurut Parsons and
Hartig (2001) dan Ulrich (1999) dapat meningkatkan kesehatan; dan menurut
Ulrich (1984) memandangi alam membantu dalam mengatasi rasa sakit (Smith,
2007). Hasil yang paling memungkinkan dari semua penelitian tersebut adalah
keuntungan dalam mengurangi kegelisahan/stress dari pasien, karyawan dan
pengunjung (Ulrich, 1984).
Dannenmaier (1995) menjabarkan sebuah studi terkenal dari Ulrich yang
mempelajari dua kelompok dari pasien rumah sakit yang sembuh dari operasi
yang sama. Kelompok pasien dengan jendela kamar yang menghadap taman atau
suasana alami menjalani rawat inap pasca operasi yang lebih pendek,
berkurangnya evaluasi negatif dari perawat, dan mendapat asupan obat atau
penahan sakit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan grup pasien dengan
ruang kamar yang sama namun dengan jendela kamar yang menghadapi tembok
bata. Hal ini menunjukkan bahwa terdapatnya pengaruh dari nuansa dan suasana
alam terhadap kemampuan seseorang dalam proses penyembuhan dirinya.
Selanjutnya Ulrich menyimpulkan bahwa penciptaan dari desain lanskap
atau pemandangan yang natural dapat bermanfaat. Menurutnya, secara umum
manusia memilih pemandangan yang alami dibandingkan dengan pemandangan
yang megah atau indah dari lingkungan terbangun perkotaan. Ulrich juga
menambahkan bahwa desainer juga harus melihat yang disebut desain yang
mendukung. Desain yang mendukung antara lain adalah desain yang
menyediakan pasien rasa kendali terhadap lingkungan mereka, tempat untuk
berinteraksi dengan keluarga dan teman untuk dukungan sosial, dan pengalihan
yang positif untuk pengurangan stress yaitu bersentuhan dengan alam.
Studi lain melakukan percobaan untuk meneliti apakah pemandangan ke
alam terbuka dengan perawatan yang intensif dapat mempercepat penyembuhan
pasien yang menjalani operasi jantung. Dibandingkan dengan kelompok pasien
lain yang diperlihatkan gambar yang abstrak dan kelompok pasien yang sama
sekali tidak diberi gambar, kelompok yang diberi pemandangan ke alam terbuka
6

lebih tidak gelisah dan penggunaan obat pengurang rasa sakit yang lebih sedikit
(Ulrich, 2000).
Studi mengenai hasil medis lainnya yang dilakukan Ulrich pada tahun
1984 membandingkan catatan kesembuhan dari pasien operasi kandung empedu
yang memiliki akses pandangan keluar jendela yang memperlihatkan pepohonan
dan yang menghadap dinding bata. Metode ini meyakinkan bahwa kelompok yang
menghadap pepohonan dan yang menghadap dinding bata memiliki umur, berat
badan, frekuensi merokok, dan riwayat medis yang serupa untuk menjaga agar
factor lainnya tetap dalam keadaan konstan. Hasilnya menunjukkan bahwa
kelompok pasien dengan akses pandang menghadap pepohonan memiliki jumlah
hari rawat inap yang lebih pendek dan mengalami komplikasi pasca operasi yang
lebih ringan (seperti pusing dan sesak napas) dibandingkan dengan kelompok
pasien yang menghadap dinding bata.
Selanjutnya, pasien yang menghadap pemandangan alam ini lebih sering
menerima komentar positif dari karyawan mengenai kondisi dalam catatan
medisnya (contohnya, pasien dalam kondisi baik). Sementara itu, mereka yang
termasuk dalam kelompok pasien yang kamarnya menghadap dinding bata
mendapat komentar evaluasi yang negatif (contohnya, pasien butuh dukungan).
Perbedaan signifikan lainnya adalah pasien yang menghadap ke pemandangan
alam membutuhkan obat penahan rasa sakit yang jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan pasien yang menghadap ke dinding bata (Ulrich, 2002).
Selain itu, Dannenmaier (1995) juga menerangkan tentang Patrick
Mooney, seorang profesor arsitektur lanskap di Universitas British Columbia,
yang membangun taman di Cedarview Lodge, sebuah fasilitas tempat tinggal
untuk pasien Alzheimer di Vancouver, Canada. Taman tersebut meliputi trellis
sebagai orientasi pusat taman dan rimbunan pohon yang mengarahkan jalan yang
berbelok dan kembali ke tempat masuk tanpa mengalami rintangan atau halangan.
Mooney membandingkan keefektifan tamannya dalam mengurangi
perilaku kekerasan dengan taman yang terdapat pada fasilitas bagi Alzheimer
lainnya dan fasilitas bagi Alzheimer yang tidak memiliki taman. Hasil yang
didapatkan mengejutkan, karena pasien pada fasilitas yang terdapat taman,
perilaku kekerasan yang terjadi menurun sebesar 19 persen antara tahun 1989 dan
7

1990. Pada fasilitas yang tidak memiliki taman, kekerasan tersebut meningkat
sebesar 681 persen.

2.3 Healing Garden


Menurut Vapaa (2002), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mendefinisikan kata health sebagai suatu kondisi atau keadaan dari fisik, mental
dan sosial yang baik dan bukan hanya ketidakhadiran atas penyakit atau
kelemahan belaka. Penggunaan kata healing pada kasus healing garden
membuat defenisi-defenisi yang telah ada pada umumnya tidak dapat dijadikan
pedoman. Manfaatnya lebih berkaitan bahwa taman ini dapat menyembuhkan
seseorang, pengurangan rasa stress dan kemampuannya untuk melegakan,
menenangkan, meremajakan atau memperbaiki kesehatan mental dan emosi
seseorang. Peranan penting dari taman ini adalah untuk menyediakan
perlindungan, memberikan tempat untuk bermeditasi atau untuk menimbulkan
sifat yang diinginkan oleh pengguna taman.
Marcus dan Barnes (1999) menerangkan bahwa menurut seorang psikologi
lingkungan, Ulrich, pada sebuah taman harus terdapat sejumlah kandungan alam
yang dikenal antara lain seperti vegetasi hijau, bunga, dan air (Vapaa, 2002).
Selanjutnya Ulrich mengatakan bahwa memberikan nama pada sebuah taman
seperti healing garden, taman tersebut harus memiliki unsur therapeutic (nilai
pengobatan) atau efek yang bermanfaat pada mayoritas penggunanya. Defenisi
Ulrich mengenai healing garden ini lebih sederhana dan membiarkan berbagai
macam bentuk yang dapat digunakan garden tersebut sama seperti berbagai
macam tingkatan yang dapat dicapai healing. Pemikiran bahwa sebuah taman
harus memiliki elemen seperti vegetasi hijau, tanaman berbunga dan air jadi
terbuka untuk dibantah.
Menurut Ulrich (1984) taman terapeutik merupakan area taman yang
didesain untuk menyediakan kebutuhan spesifik bagi kelompok pengguna dalam
lingkungan perawatan. Taman sejenis ini digambarkan sebagai tempat untuk
mencapai tahap yang meringankan atau waspada terhadap gejala fisik, tempat
untuk memfasilitasi kemajuan dalam kesehatan secara keseluruhan, serta
pengharapan bahwa seorang individu mengalami suatu pengalaman dan dengan
demikian membantu dalam kemajuan kesehatan fisiknya. Menurut Smith (2007),
8

Joanne Westphal, menjelaskan dan mengkategorikan taman terapeutik sebagai


berikut:
1. Healing Garden
Taman yang menyediakan kesempatan untuk memulihkan fungsi tubuh.
Fokus utamanya adalah untuk mengembalikan kesehatan dari segi fisik,
psikologis, dan spiritual.
2. Enabling Garden
Taman yang menyediakan kebutuhan psikologis bagi penggunanya agar
dapat merawat dan meningkatkan kondisi fisik mereka. Taman ini juga
meningkatkan sebagian tahap kehidupan dan memungkinkan para pengguna
untuk merawat dan meningkatkan kondisi fisik mereka melalui aktivitas dan
membiarkan pertumbuhan dan perkembangan spiritual melalui aktivitas
secara kognitif dan yang menenangkan.
3. Meditative Garden
Taman yang didesain secara khusus agar pengguna, baik individu atau
berkelompok, dapat bermeditasi dan berpikir tenang dalam batin. Fokus
utamanya adalah merawat secara spiritual dan psikologis dengan penekanan
sekunder terhadap kesehatan fisik.
4. Rehabilitative Garden
Taman yang dimaksudkan untuk melakukan secara bersamaan program
perawatan terhadap populasi pasien yang ditargetkan dalam tujuan meraih
hasil kesehatan medis yang diharapkan. Fokus utamanya adalah rehabilitasi
fisik, sedangkan manfaat sekundernya adalah psikologis dan emosi pasien.
5. Restorative Garden
Taman yang didesain untuk tujuan memperoleh kondisi tubuh yang stabil
(homeostasis) dalam kelompok pasien atau pengguna. Fokusnya adalah pada
sisi psikologis/emosi dari penggunanya. Tujuan utamanya adalah
membiarkan tubuh meraih keseimbangan secara pasif, setelah melalui
kejadian yang menyebabkan stress.
9

Marcus dan Barnes (1999) menyatakan beberapa prinsip desain healing garden,
yaitu sebagai berikut:
1. Menyediakan keragaman ruang
Ruang untuk berkumpul dan ruang untuk menyendiri. Dengan tersedianya
pilihan atas beberapa ruang, akan menciptakan rasa pengendalian pengguna
terhadap sekelilingnya yang akan menurunkan tingkat stress. Ruang untuk
menyendiri tersedia bagi mereka yang ingin menjauh dari lingkungan rumah
sakit. Sedangkan ruang untuk kelompok kecil (seperti anggota keluarga atau
penunjang) menyediakan dukungan sosial kepada pasien.
2. Meratanya tanaman
Material keras dikurangi dan material tanaman mendominasi taman.
Tujuannya adalah untuk meminimalisasi penggunaan dari material keras
menjadi sepertiga dari keseluruhan taman. Melalui tanaman yang terdapat
pada lanskap sekitarnya, pasien dapat merasakan kemajuan pada
kesehatannya.
3. Mendukung aktivitas
Taman yang mendukung untuk aktivitas berjalan sebagai bentuk latihan yang
berkaitan dengan penurunan tingkat depresi.
4. Menyediakan pengalihan yang positif
Pengalihan yang alami seperti tanaman, bunga, water features menurunkan
tingkat stress. Kegiatan lainnya seperti bekerja dengan tanaman dan berkebun
juga dapat menyediakan pengalihan yang positif di taman.
5. Meminimalisasi gangguan
Faktor-faktor yang negatif seperti kebisingan kota, asap dan cahaya buatan
diminimalisasi di taman. Pencahayaan yang alami dan bunyi merupakan
tambahan dari efek positif pada taman.
6. Meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu)
Lingkungan yang abstrak (seperti tempat-tempat yang misterius dan rumit)
dapat menarik dan menantang bagi orang yang sehat, tetapi tidak kepada
orang yang sakit. Sejumlah studi menunjukkan bahwa keabstrakan sebuah
desain tidak dapat diterima oleh orang yang sakit atau stress. Fitur-fitur dan
10

elemen taman yang dapat diidentifikasi haruslah terdapat pada desain taman.
Seni yang abstrak pada fasilitas dan taman seringkali tidak tepat.
Menurut Stigsdotter dan Grahn (2002), sebuah healing garden memiliki kriteria
sebagai berikut:
1. mempertimbangkan siapa pengguna utama dan tingkat kekuatan mentalnya;
2. menstimulasi kelima panca indra;
3. mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif;
4. memiliki kemampuan berkomunikasi dengan pengguna melalui cara yang
suportif dan positif;
5. memiliki akses yang mudah dicapai.
McDowwel dan McDowwel (1998) menyatakan bahwa elemen desain pada
healing garden adalah
1. pembuatan pintu masuk khusus yang mengundang dan mengajak pengunjung
ke taman;
2. penyediaan elemen air untuk efek psikologi, spiritual, dan fisik;
3. penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif (dapat dengan tanaman atau
cahaya buatan) untuk mendatangkan emosi, ketenangan dan kekaguman
kepada pengunjung;
4. penekanan (emphasis) terhadap aspek alami, seperti penggunaan material
batu, kayu, pagar alami, atau angin, suara, dan lain-lain;
5. penggabungan dengan seni untuk meningkatkan keseluruhan nilai taman;
6. penggunaan elemen pada taman yang menarik binatang liar dan menyediakan
habitat bagi keanekaragaman jenis binatang tersebut.
Penting untuk mengingat bahwa healing (penyembuhan) tidak sama dengan cure
(menyembuhkan). Menurut Marcus (2007), sebuah taman tidak dapat
memperbaiki kaki yang patah atau menyembuhkan kanker, tapi manfaat yang
dapat diperoleh, antara lain, adalah
a. memfasilitasi pengurangan stress yang dapat membantu tubuh untuk meraih
keadaan yang lebih seimbang;
b. membantu pasien membangkitkan daya sembuh yang berasal dari dalam diri;
c. membantu pasien menenangkan diri dalam kondisi medis yang tidak dapat
disembuhkan;
11

d. menyediakan tempat bagi karyawan untuk melaksanakan terapi fisik, terapi


holtikultur, dan lain-lain;
e. menyediakan tempat bagi karyawan untuk sejenak melepas stress dari
pekerjaan;
f. menyediakan tempat yang nyaman bagi pasien dan pengunjung untuk
berinteraksi terlepas dari suasana rumah sakit.
Istilah lainnya untuk menyebut taman yang memiliki fungsi-fungsi di atas adalah
terapeutik, restoratif, rehabilitatif. Smith (2007) menyatakan bahwa beberapa
tujuan desain pada lingkungan yang bersifat terapeutik termasuk:
a. meningkatkan kondisi kerja;
b. menyediakan aksesibilitas ke alam;
c. menenangkan dan ramah terhadap pengguna;
d. menggabungkan jarak penglihatan dan perhatian visual ke dalam/ke luar
taman;
e. menyediakan keamanan dan perasaan aman;
f. meningkatkan perasaan untuk mengontrol lingkungan sekitar;
g. menstimulasi kelima panca indera;
h. menekankan perbedaan yang jelas dengan keadaan ruang dalam (interior);
i. menyeimbangkan variasi desain fungsional dan estetika.
Menurut Marcus (2007), aktivitas yang potensial, baik aktif atau pasif,
untuk dilakukan pada healing garden antara lain melihat pemandangan dari
jendela, duduk-duduk di taman, beristirahat, meditasi, berdoa, latihan rehabilitasi
yang ringan, berjalan menuju area tertentu, makan, membaca, mengerjakan
sesuatu di ruang luar, berjalan-jalan mengelilingi taman, anak-anak bermain di
taman, berkebun dengan semak berbunga, olahraga ringan. Pendapat ini
berdasarkan pedoman yang menyatakan bahwa taman membantu mengurangi
stress hingga pada tingkat bahwa taman
a. menciptakan kesempatan untuk pergerakan fisik dan latihan;
b. menciptakan kesempatan untuk menentukan pilihan, mencari privasi dan
dukungan sosial;
c. menyediakan tempat bagi orang untuk berkumpul dan saling memberi
dukungan sosial;
12

d. menyediakan akses ke alam dan pengalihan yang positif lainnya.


Healing garden populer sekarang ini, tetapi konsep tersebut bukanlah
sesuatu yang baru. Menurut Gerlach-Spriggs, Kaufman, dan Warner (1998),
healing garden bagi orang yang sakit telah menjadi bagian dari lanskap
penyembuhan sejak jaman Medieval. Taman-taman seperti itu telah menjadi
bagian dari rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan akhir-akhir ini perawatan di rumah
bagi orang cacat dan manula.

2.4. Taman Rumah Sakit


Taman merupakan sebuah hal fenomenal yang telah berusia beberapa ratus
tahun, dan dianugerahi sebagai tempat untuk menyehatkan sejak dibentuk pada
masa-masa awalnya (Stigsdotter dan Grahn, 2002). Hal tersebut mengawali
penggunaan taman pada fasilitas rumah sakit dan kesehatan lainnya dalam waktu
yang cukup lama. Pemikiran tentang hubungan yang ada antara kesehatan dengan
taman dapat ditelusuri sejak jaman Medieval, Kekaisaran Romawi, dan sejauh
Kekaisaran Persia.
Penting untuk menunjukkan bahwa studi tentang healing garden yang
telah dilakukan berkaitan dengan rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan.
Marcus dan Barnes (1999) melakukan studi tentang ruang outdoor pada rumah
sakit. Sebagai bagian dari studi ini, mereka mempelajari healing garden sebagai
bagian dari tempat perawatan kesehatan. Marcus dan Barnes (1999) menggunakan
perpaduan antara observasi perilaku dan metode interview dalam mengevaluasi
empat taman rumah sakit di California. Mereka menemukan bahwa penyembuhan
dari stress, termasuk perbaikan suasana hati, merupakan hasil terbanyak dari
keuntungan yang dirasakan oleh hampir semua pengguna taman baik pasien,
keluarga, maupun karyawan (Ulrich, 2002).
Menurut Marcus dan Barnes (1999) terdapat tiga tipe taman yang terdapat
pada rumah sakit, yaitu Healing Garden, Meditation Garden, dan Sanctuary
Garden. Menurut ilmu bahasa, healing garden didefinisikan sebagai sebuah
kategori yang di dalamnya termasuk ruang outdoor atau indoor di rumah sakit
yang didesain secara khusus sebagai healing garden oleh pemilik dan sang
desainer. Manfaat terbesar memiliki healing garden di fasilitas perawatan
kesehatan adalah pengguna dapat memperkirakan bahwa beberapa ide telah
13

diberikan untuk menciptakan lingkungan yang memiliki unsur terapeutik (nilai


pengobatan).
Selanjutnya, tipe taman yang kedua, meditation garden didefinisikan
sebagai sebuah taman tertutup yang kecil, sangat tenang secara khusus diberi label
atau nama oleh pemilik dan/atau sang desainer. Taman-taman ini memiliki
manfaatnya tersendiri pada tempat perawatan kesehatan. Meditation garden
merupakan aset karena menyediakan ruang yang tenang dan bersifat kontemplasi
di area rumah sakit. Istilah meditation mengindikasikan bahwa ruang tersebut
memindahkan dari aktivitas yang mengalihkan perhatian, seperti makan, merokok,
dan lain-lain. Bagaimanapun juga, pemikiran tentang meditation garden tidak
didesain secara utuh, membuat pengguna ruang tersebut memiliki kesadaran diri
dikarenakan oleh ukuran dan lokasinya. Selain itu, dengan memberi label taman
tersebut dengan meditation garden, beberapa pengguna potensial dari tapak dapat
berkurang minatnya untuk menggunakan ruang tersebut jika mereka berpikir
taman tersebut hanya digunakan untuk tujuan meditasi atau ibadah. Tetapi,
kerugian ini membantu menekankan fakta bahwa taman adalah ruang personal.
Lokasi yang lebih baik bagi taman dengan tipe ini mungkin pada rumah pribadi
dan fasilitas perawatan kesehatan alternatif karena tempat-tempat ini mendukung
penggunaan terapi alternatif dan lengkap. Meditation garden pada area perumahan
dapat membuat pengguna untuk memanfaatkan aspek yang bersifat meditasi dan
kontemplasi pada tipe taman ini karena ini merupakan taman personal milik
penggunanya.
Tipe ketiga dari taman, sanctuary garden, apa yang disebut dengan
perlindungan alam; secara umum sebagai perlindungan alami atau kehidupan liar
yang dapat diakses yang menyediakan pengalaman outdoor, terutama bagi para
karyawan pada jam makan siang mereka (Vapaa, 2002). Selanjutnya, manfaat
memiliki perlindungan alam pada tapak sangat banyak, pada satu sisi, ruang
dengan tipe seperti ini
1. dapat mengambil manfaat dari lanskap alami di sekitar rumah sakit ketika
berlokasi di luar kota;
2. dapat menyediakan pemandangan yang menarik untuk pasien rumah sakit
dengan jenis spesies yang banyak;
14

3. dapat menyediakan rute latihan yang dapat menarik karyawan ke luar


ruangan ketika beristirahat;
4. dapat menyediakan sumber pendidikan dan komunitas.
Selain itu, perlindungan alam tidak dapat digunakan secara bebas seperti
pada halaman. Tergantung pada iklim lokal, perlindungan alam tersebut mungkin
tidak dapat digunakan sepanjang tahun. Hal ini dapat mengembangkan persoalan
mengenai pengawasan pada unit keamanan. Lokasi dari tipe ruang outdoor ini
dapat menjadi manfaat bagi rumah sakit walaupun pengunjung yang banyak dapat
dicapai jika ruangnya tersedia untuk di luar fasilitas perawatan kesehatan, seperti
perumahan dan tempat-tempat bisnis. Jika perhatian khusus pada detail dan desain
pada ruang-ruang ini di perumahan dipertimbangkan, maka ruang inipun dapat
membuat semua orang untuk menikmati manfaat dengan berada di dalamnya
(Vapaa, 2002).
Menurut Ulrich (1999), fakta yang menunjukkan stress merupakan
permasalahan yang mendalam, tercatat secara resmi, dan masalah penting yang
terkait dengan kesehatan di rumah sakit mengimplikasikan penemuan utama
bahwa penyembuhan adalah kunci dalam memotivasi seseorang untuk
menggunakan taman pada fasilitas kesehatan.
Teori Ulrich mengenai taman yang suportif sebagai tempat pelepasan
stress merupakan salah satu contoh tipe penelitian yang menggambarkan alam
sebagai komponen penting pada lingkungan perawatan. Pasien yang kontak
langsung dengan alam telah menunjukkan tingkat ketahanan terhadap rasa sakit
yang lebih tinggi menurut Smith (2007).
Selanjutnya, seorang administrator rumah sakit nasional di Amerika
Serikat telah mengevaluasi peran taman dalam pasar persaingan yang tinggi dari
manajemen perawatan dan keefektifan taman tersebut untuk meningkatkan
kualitas perawatan dan kepuasan pasien atau konsumen. Kemudian, administrator
tersebut mendukung pembuatan taman sebagai fasilitas yang efektif dalam
membantu rumah sakit untuk mencapai identitas pasar yang positif dan
selanjutnya akan meningkatkan segi ekonomi dan finansialnya (Ulrich, 2002).
Menurut Smith (2007), pertimbangan akan desain yang suportif
berdasarkan intuisi dan fungsional untuk ruang tertentu beserta penggunanya.
15

Pertimbangan juga harus mencantumkan misi dari institusi dan hubungan dengan
komunitasnya, serta
1. memiliki area masuk yang mudah ditemukan dan sirkulasi yang jelas;
2. memiliki aksesibilitas yang baik;
3. memiliki akses ke area pribadi;
4. memiliki tempat duduk yang memfasilitasi interaksi social;
5. memiliki kesempatan untuk berlatih;
6. memiliki kontak dengan alam;
7. mendukung rasa akan bermasyarakat;
8. meningkatkan kesan yang baik terhadap institusi;
9. meningkatkan kualitas keseluruhan dari ruang.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di kawasan pusat kota atau Central Business District
(CBD) Bandung, Jawa Barat, tepatnya di Santosa Bandung International
Hospital. Tapak berupa healing garden pada lantai empat dan sembilan. Waktu
persiapan, pengumpulan, dan pengolahan data dilakukan dari bulan Agustus
sampai Oktober 2009 dan penyusunan skripsi dilakukan dari November 2009.

Peta

Tanpa Skala
Jl. Pasir Kaliki

Sumber gambar:
Situs Indotravelers
dan situs SBIH,
April (2009)

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian


17

3.2. Alat dan Bahan Penelitian


Bahan yang digunakan pada penelitian ini merupakan literatur dari studi
pustaka dan data dari lokasi studi. Alat yang digunakan adalah kuesioner untuk
survei, tabel kriteria standar untuk penilaian terhadap healing garden, alat tulis,
alat gambar, kamera, dan perangkat komputer dengan program yang mendukung.
3.3. Metode dan Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yang meliputi persiapan,
inventarisasi data, analisis, evaluasi, dan sintesis untuk memformulasikan hasil
analisis.
3.3.1. Persiapan
Pada tahap pertama ini, dilakukan desk study untuk menyusun konsep dan
kriteria evaluasi berdasarkan studi pustaka seperti artikel, paper, skripsi, tesis,
jurnal, atau makalah yang terkait dengan permasalahan. Hasil studi yang diperoleh
kemudian dianalisis. Melalui berbagai sumber-sumber tersebut, dicari berbagai
pendapat baik yang sama maupun berbeda mengenai definisi dan konsep healing
garden, perumusan kriteria desain fungsional healing garden menurut beberapa
ahli yang dianggap mewakili, dan data lainnya yang terkait. Studi pustaka ini
berperan dalam mengumpulkan dan memilah berbagai sumber informasi yang
didapatkan sebelum memulai penelitian. Selanjutnya, dilakukan pengenalan
terhadap tapak dengan mendatangi langsung lokasi penelitian, serta mengenai data
apa saja yang akan diambil. Selain itu, mempersiapkan masalah administrasi yang
diperlukan untuk kepentingan penelitian, seperti surat perizinan penelitian,
proposal dan lain-lain.
3.3.2. Inventarisasi
Tahap ini merupakan tahap pengambilan data di lapangan, yaitu peneliti
pengumpulan data secara langsung di lokasi penelitian. Inventarisasi dilakukan
untuk mengetahui keadaan tapak sebenarnya sebagai acuan untuk dianalisis. Data
yang dibutuhkan berupa data mengenai desain aktual, keadaan sosial dari
pengguna taman, dan data dari aspek terapi (lihat Tabel 3.1).
18

Tabel 3.1 Jenis, Bentuk, dan Sumber Data


No Jenis Data Bentuk Data Sumber Data
1. Desain a. Kondisi fisik tapak (letak, aksesibilitas, Observasi lapang dan
aktual luas, dan batas tapak) lokasi studi
healing b. Konsep dan denah rancangan awal healing Observasi lapang dan
garden garden lokasi studi
c. Zonasi ruang dan area yang ada Observasi lapang
d. Kualitas pada tapak Observasi lapang, dan
studi pustaka
e. Elemen taman (cahaya, tanaman, warna, Observasi lapang dan
wangi, suara) studi pustaka
2. Aspek a. Pengetahuan dan pendapat pengguna Wawancara dan survei
pengguna mengenai healing garden sederhana
b. Identitas pengguna (nama, umur, Wawancara dan survei
pekerjaan) sederhana
c. Jumlah, jenis, dan kriteria pengguna Wawancara dan survei
sederhana
d. Bentuk aktivitas dan tujuan pengguna yang Wawancara dan survei
datang ke healing garden sederhana
e. Pengaruh adanya healing garden menurut Wawancara dan survei
pengguna sederhana
f. Pola perilaku pengguna Observasi lapang
3. Aspek a. Program/aktivitas terapi yang telah ada Wawancara
terapi b. Kriteria kondisi pasien dalam Wawancara
melaksanakan terapi
c. Kriteria kegiatan terapi yang dapat Wawancara
dilakukan di ruang luar
d. Fasilitas yang dibutuhkan dalam terapi Wawancara
e. Kriteria desain taman terapi Studi pustaka

Penjelasan mengenai data yang dikumpulkan dideskripsikan sebagai


berikut.
1. Data mengenai denah rancangan fisik dan konsep awal healing garden seperti
lokasi, aksesibilitas, luas, dan batas tapak diperoleh dari lokasi studi.
Selanjutnya, dianalisis kesesuaiannya berdasarkan kriteria desain fungsional
modifikasi dari McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), serta
Stigsdotter dan Grahn (2002) yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

2. Konsep dan denah rancangan awal dari healing garden diperoleh untuk
mengetahui kesesuian konsep taman dengan konsep dari healing garden yang
memiliki kriterianya tersendiri. Denah rancangan awal diperoleh untuk
membandingkan perubahan yang terjadi antara rancangan awal dengan
rancangan yang terdapat pada saat ini (aktual).
19

Tabel 3.2 Kriteria Desain Fungsional Berdasarkan Para Ahli


No Kriteria Healing Garden Aspek yang Dinilai di Tapak Aktual
Menurut McDowwel dan McDowwel (1998)
1. Pintu masuk khusus yang mengundang Fisik (aksesibilitas)
dan mengajak pengunjung ke taman
2. Elemen air untuk efek psikologi, Elemen taman (elemen pendukung)
spiritual, dan fisik
3. Penggunaan warna dan pencahayaan Kualitas tapak (pencahayaan dan warna)
yang kreatif
4. Penekanan (emphasis) terhadap aspek Fisik (area), kualitas tapak (pemandangan)
alami
5. Penggabungan dengan seni Elemen taman (elemen pendukung)
Menurut Marcus (1999, 2000)
1. Keragaman ruang Ruang-ruang taman (jenis/macam )
2. Meratanya material hijau Fisik (area)
3. Mendukung aktivitas Sosial dan aktivitas (jenis aktivitas)
4. Menyediakan pengalihan yang positif Kualitas tapak (pemandangan, penciuman,
pendengaran, perabaan)
5. Meminimalisasi gangguan Kualitas tapak (keamanan)
6. Meminimalisasi ketidakjelasan(ambigu) Kualitas tapak (kenyamanan)
7. Kesempatan untuk membuat pilihan dan Ruang-ruang taman (jenis/macam)
mencari ruang privasi
8. Kesempatan yang mendukung untuk Ruang-ruang taman (jenis/macam)
bersosialisasi
9. Kesempatan untuk pergerakan fisik dan Ruang-ruang taman (jenis/macam)
gerak tubuh
10. Bersentuhan dengan alam Fisik (area)
11. Jarak penglihatan taman Fisik (luasan)
12. Aksesibilitas Fisik (aksesibilitas)
13. Rasa aman Kualitas tapak (keamanan)
14. Kenyamanan fisiologis Kualitas tapak (kenyamanan, keamanan)
15. Ketenangan Kualitas tapak (kenyamanan)
16. Keakraban Kualitas tapak (kenyamanan)
17. Desain yang jelas dan tidak abstrak Ruang taman (desain area dan ruang)
Menurut Stigsdotter dan Grahn (2002)
1. Mempertimbangkan siapa pengguna Sosial dan aktivitas (Jenis pengunjung)
utama dan tingkat kekuatan mentalnya
2. Menstimulasi kelima panca indra Kualitas tapak (pemandangan, penciuman,
pendengaran, perabaan)
3. Mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif Ruang-ruang taman (jenis/macam)
4. Berkomunikasi dengan pengguna melalui Ruang-ruang taman (desain area dan
cara yang suportif dan positif ruang), kualitas tapak (pemandangan,
penciuman, pendengaran, warna,
keamanan, kenyamanan)
5. Akses yang mudah dicapai Fisik (aksesibilitas)
Sumber: McDowwel dan McDowwel (1998), Marcus (1999, 2000), Stigsdotter dan Grahn (2002)

3. Data zonasi, ruang, kualitas, dan elemen pada tapak diamati dari observasi
lapang. Data tersebut memberi gambaran mengenai aspek desain tapak secara
keseluruhan agar dapat dievaluasi kesesuaiannya dengan konsep dari healing
garden.
20

4. Data mengenai pengguna adalah tentang pengetahuan dan pendapat pengguna


mengenai healing garden identitas pengguna, jumlah dan jenis pengguna,
bentuk aktivitas dan tujuan pengguna, serta pendapat mereka dengan
keberadaan healing garden dan pengaruh apa yang dirasakan. Data tersebut
diperoleh dengan serangkaian pertanyaan sederhana pada survei yang
dilakukan pada pengunjung taman. Hasilnya digunakan dalam analisis untuk
mengetahui seberapa jauh healing garden ini berpengaruh terhadap
penggunanya.
5. Data mengenai pola perilaku pengguna healing garden diperoleh langsung
dari observasi ke lapangan dengan mengamati pergerakan dan perilaku
pengguna serta pusat aktivitas selama berada di tapak. Pengamatan dilakukan
pada pagi, siang, dan sore hari untuk melihat pada waktu mana pengguna
paling banyak mengunjungi tapak. Pengamatan dilakukan beberapa kali untuk
mendapatkan data yang sesuai.
6. Data mengenai aspek terapi meliputi program/aktivitas terapi yang telah ada,
kriteria kondisi pasien dalam melaksanakan terapi, kriteria kegiatan terapi
yang dapat dilakukan di ruang luar, dan fasilitas yang dibutuhkan dalam
terapi. Data tersebut diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap dokter
spesialis tertentu sebagai bahan rujukan dalam melakukan evaluasi.
7. Data mengenai kriteria desain taman terapi didapatkan dari studi pustaka
berdasarkan teori Marcus McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999,
2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Kriteria ini kemudian dimodifikasi
dan dijadikan rujukan sebagai bahan pembanding dalam menentukan desain
healing garden yang tepat.
Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan
sekunder yang berupa data fisik dan non fisik. Data primer diperoleh dengan
observasi lapang, teknik wawancara, dan kuesioner sederhana. Data sekunder
sebagai data penunjang yang tidak didapatkan dari observasi lapang diperoleh
melalui kepustakaan atau dokumen seperti profil instansi terkait.
a. Observasi lapang dilakukan untuk mengetahui langsung kondisi tapak. Hal
ini dilakukan dengan memetakan atau menggambarkan desain dari taman,
dan mengamati langsung kondisi fisik lanskap pada tapak, pemotretan
21

untuk mendokumentasikan kegiatan lapang dan gambaran tapak, karakter


lanskap dan lingkungan sekitarnya, serta mengamati aktivitas dan perilaku
pengguna tapak. Situasi dan kondisi taman dan perilaku pengguna tapak
yang diamati yaitu pada pada pagi, siang dan sore hari.
b. Wawancara dan kuesioner dilakukan untuk memperoleh data dan
informasi dari pengguna tapak yaitu pasien dan pengunjung pasien, serta
pihak-pihak yang bersangkutan. Data yang didapatkan berkaitan dengan
kondisi desain tapak aktual, kondisi sosial pengguna dan aspek terapi yang
berpengaruh. Wawancara dilakukan terhadap dokter spesialis yang
bersangkutan dalam menangani terapi yang dapat dilakukan di ruang luar,
sedangkan kuesioner ditanyakan kepada pengguna tapak. Pengguna tapak
yaitu pasien dan pengunjung pasien yang menggunakan tapak sehari-hari.
Kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode sampling yang
ditentukan secara sistematik, yaitu pengunjung yang datang ke taman pada
urutan nomor ganjil. Jumlah responden yang disurvei berjumlah 42 orang.

3.3.3. Analisis
Pada tahap ini dilakukan pengamatan, penilaian, dan pencatatan terhadap
desain healing garden aktual yang terdapat di tapak. Hasil tersebut kemudian
dibandingkan kesesuaiannya dengan kualitas standar healing garden dan
komponennya menurut kriteria McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999,
2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Analisis yang digunakan dalam
penilaian kriteria desain fungsional healing garden ini menggunakan analisis
deskriptif. Analisis kondisi aktual taman dilakukan dengan format yang
dimodifikasi dari penilaian Key Performance Index (KPI) menurut Arifin,
Munandar, Arifin, Pramukanto, dan Damayanti (2008).
KPI didapatkan berdasarkan perbandingan nilai aktual (lapang) dengan
nilai standar. Nilai aktual memiliki kisaran nilai dari 1 sampai 3. Sedangkan nilai
standar adalah 3. Kisaran nilai dari hasil pembagian tersebut adalah 0,33 hingga 1.
Kisaran tersebut memiliki kriteria kesesuaian standar, dimana 0,33 KPI < 0,67
berarti Tidak sesuai kriteria standar, dan kisaran KPI 0,67 berarti Sesuai
dengan standar. Cara penilaian adalah dengan membubuhkan angka pada kolom
Nilai Aktual antara 1 sampai 3, dimana nilai 1 berarti Tidak sesuai menurut
22

kriteria, nilai 2 berarti Kurang sesuai menurut kriteria, dan nilai 3 berarti
Sesuai menurut kriteria.
Penilaian kriteria standar desain fungsional healing garden menggunakan
tabel checklist (Tabel 3.3). Indikator dari komponen-komponen healing garden
disusun berdasarkan kualitas standar yang ditetapkan menurut McDowell dan
McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002).
Penilaian dilakukan berdasarkan interpretasi penulis terhadap setiap komponen
indikator. Interpretasi tersebut dinyatakan berdasarkan acuan standar tersebut.
Pada Tabel 3.3 terdapat contoh penilaian dan perhitungannya untuk komponen
pertama (Fisik) dengan nilai KPI sebesar 0,6.
Tabel 3.3 Kriteria Standar Healing Garden Modifikasi dari McDowell dan
McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), Stigsdotter dan Grahn (2002)

Kompo- Nilai Nilai KPI


No Indikator Kualitas Standar
nen Lapang* Standar **
1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai, 9/15
2 3
aksesibilitas = 0,6
Pintu masuk khusus yang
mengundang dan mengajak 1 3
pengunjung ke taman
Tidak berbahaya, dapat dilalui
oleh pengunjung dengan 3 3
keterbatasan fisik
Area Penekanan (emphasis) terhadap
aspek alami, bersentuhan dengan
1 3
alam dan meratanya material
hijau
Luasan Tidak terlalu sempit, jarak
2 3
penglihatan pada taman
Jumlah 9 15
2. Kualitas Pemandang- Penekanan (emphasis) terhadap
tapak an aspek alami
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima
panca indra
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang,
bayangan alami dan sinar
matahari cukup/tidak berlebihan
Penggunaan warna dan
pencahayaan yang kreatif
Warna Tidak monoton, perpaduan yang
kreatif dengan kualitas lain
Penciuman Menimbulkan wangi yang
menenangkan
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima
panca indra
23

Lanjutan Tabel 3.3

Kompo- Nilai Nilai KPI


No Indikator Kualitas Standar
nen Lapang* Standar **
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima
panca indra
Perabaan Tekstur dari material yang
beragam,
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima
panca indra
Keamanan Memberi rasa aman, tidak
membahayakan
Bebas vandalisme
Meminimalisasi gangguan
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan
fisiologis
Desain jelas dan tidak abstrak,
meminimalisasi ketidakjelasan
(ambigu)
Ketenangan, keakraban
Jumlah
3. Ruang- Desain area Desain yang jelas dan tidak
ruang dan ruang abstrak, tidak disorientasi
taman
Jenis/macam Kesempatan untuk membuat
pilihan dan mencari ruang privasi
Kesempatan yang mendukung
untuk bersosialisasi
Keragaman ruang, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak
tubuh, mengakomodasi kegiatan
aktif dan pasif
Luasan Tidak sempit, nyaman
Sirkulasi Nyaman, tidak panas
Jumlah
4. Elemen Soft material Jenis tanaman lokal
taman
Bentuk ornamental dan tidak
abstrak
Pertumbuhan sepanjang tahun
Aman, tidak toksik, tidak berduri
Lokasi sesuai dengan fungsinya
Mudah dipelihara
24

Lanjutan Tabel 3.3

Kompo- Nilai Nilai KPI


No Indikator Kualitas Standar
nen Lapang* Standar **
4. Elemen
taman Hard Jenisnya berupa jalur jalan dan site
material furniture (bangku taman, tempat
sampah, dll.)
Bentuk ornamental, bertekstur, tidak
abstrak
Aman, tidak licin, dilengkapi
handrails
Tidak memantulkan cahaya panas,
tidak mudah pecah
Adanya fasilitas terapi (jalur
refleksi, dll.)
Elemen Elemen air untuk efek psikologi,
pendukung spiritual, dan fisik
Penggabungan dengan seni, benda
seni yang tidak abstrak dan ambigu
Jumlah
5. Sosial Jenis Mempertimbangkan siapa pengguna
dan pengunjung utama dan tingkat kekuatan
aktivitas mentalnya (pasien, pengunjung dan
karyawan)
Jenis Mendukung aktivitas aktif dan pasif
aktivitas
Jumlah
Jumlah Total
Keterangan:
* Nilai 1 : tidak sesuai dengan kriteria standar
Nilai 2 : kurang sesuai dengan kriteria standar
Nilai 3 : sesuai dengan kriteria standar
**KPI: Key Performance Index
*** Format tabel berdasarkan modifikasi dari Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, dan
Damayanti (2008)

3.3.4. Evaluasi
Setelah analisis dilakukan, selanjutnya adalah evaluasi desain healing
garden dengan kriteria desain yang fungsional menurut McDowell dan McDowell
(1998), Marcus (1999, 2000), serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Evaluasi ini
dilakukan untuk mendapatkan nilai KPI yang menggambarkan perbedaan kualitas
dari healing garden, bagian atau komponen tamannya antara kondisi aktual
dengan kualitas standar bagi setiap indikator. Nilai KPI diperoleh dari perhitungan
yang dilakukan, yaitu membagi jumlah nilai yang berada di kolom Nilai Lapang
dengan jumlah nilai yang berada di kolom Nilai Standar (Tabel 3.3). Nilai lapang,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan nilai yang didapatkan
melalui pengamatan kondisi aktual healing garden terhadap semua indikator.
25

Nilai standar adalah nilai maksimum yang terdapat pada setiap indikator. Hasil
penilaian KPI berupa nilai selang antara nilai terendah 0,33 dan nilai tertinggi 1.
Konfirmasi atau verifikasi dilakukan terhadap fungsi yang berdasarkan ada
atau tidaknya program aktivitas terapi yang dilakukan terhadap proses
penyembuhan pasien, tinjauan pustaka terhadap kriteria desain taman yang
seharusnya, dan konsultasi dengan dokter spesialis mengenai aspek terapi. Aspek
terapi yang dikonfirmasi adalah mengenai jenis terapi yang dapat dibawa ke ruang
luar dan fasilitas yang dibutuhkannya. Hasil yang akan didapatkan berupa
simpulan apakah healing garden tersebut sesuai atau tidak secara keseluruhan dan
apakah terdapat pengaruh terhadap penggunanya dengan keberadaan healing
garden tersebut.
3.3.5. Sintesis
Tahapan ini dilakukan dengan mengembangkan hasil analisis dan evaluasi
yang telah dilakukan mengenai kesesuaian desain taman menurut definisi dari
healing garden menurut para ahli dan bagaimana pengaruh healing garden
terhadap penggunanya. Simpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
terhadap penilaian kriteria standar desain fungsional healing garden, keadaan
sosial dari pengguna taman yang diperoleh dari hasil survei dengan kuesioner
sederhana serta data dari aspek terapi, serta adanya potensi dan kendala dari
healing garden yang mempengaruhi penggunanya. Hasil simpulan tersebut dapat
berupa sesuai atau tidaknya healing garden tersebut dengan kriteria desain yang
fungsional menurut McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta
Stigsdotter dan Grahn (2002) dan peran healing garden tersebut dalam
keberadaannya di lingkungan rumah sakit.
Jika hasil yang didapatkan menyatakan bahwa healing garden tersebut
sesuai menurut kriteria desain yang fungsional menurut para ahli dan adanya
pengaruh yang positif dari keberadaan taman tersebut di lingkungan rumah sakit,
sintesis yang akan dihasilkan adalah upaya mempertahankan konsep tersebut dan
dapat menjadikannya acuan bagi pembuatan healing garden serupa di tempat
lainnya. Sedangkan, sintesis untuk mencari solusi pemecahan masalah dilakukan
jika dari hasil analisis dan evaluasi ditemukan ketidaksesuaian yang diperoleh
menurut kriteria desain yang fungsional menurut McDowell dan McDowell
26

(1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002) serta tidak
terdapatnya pengaruh positif yang didapatkan dari keberadaan tapak. Solusi dapat
berupa suatu usulan program mengenai pemanfaatan tapak secara maksimal atau
berupa usulan rancangan healing garden.

3.4 Alur Penelitian


Berikut adalah skema alur penelitian berlangsung yang dapat dilihat pada
Gambar 3.2.

Taman

Healing garden

Desain healing garden Kriteria desain dan fungsi


aktual Kriteria desain fungsional (McDowell dan
A. Aspek fisik McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta
B. Denah rancangan Stigsdotter dan Grahn (2002):
C. Konsep dan rancangan - Penggunaan warna dan pencahayaan yang
awal kreatif
D. Zonasi ruang yang ada - Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami
E. Elemen taman (cahaya, - Kesempatan yang mendukung untuk
tanaman, warna, wangi, bersosialisasi
suara) - Meminimalisasi gangguan
F. Kondisi sosial - Menstimulasi kelima panca indra
G. Aspek terapi - dll.

Evaluasi
Wawancara mengenai
aspek terapi
Pengamatan pola dan
Konfirmasi perilaku pengguna

Survei pengguna
Konfirmasi

Verifikasi

Tidak sesuai kriteria desain dan Sesuai kriteria desain dan


fungsional fungsional

Pemecahan masalah Dipertahankan

Gambar 3.2 Skema Tahapan Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum

4.1.1. Santosa International Bandung Hospital


Lokasi penelitian dilakukan di Santosa International Bandung Hospital
(SBIH) di Jl. Kebonjati nomor 38 di kawasan Central Business District (CBD)
Bandung, Jawa Barat, dengan ketinggian berkisar 709 mdpl. Tapak berupa tiga
healing garden: dua taman terletak di lantai empat dan satu taman di lantai
sembilan. Curah hujan rata-rata kota Bandung adalah 190,2 mm/bulan, suhu rata-
rata adalah 27,8oC, dan Thermal Humidity Index (THI) adalah 26. Batas dari
SBIH adalah sebagai berikut:
a. Utara : Jl. Stasiun Barat, rel kereta api (Perumka)
b. Selatan : Jl. Kebonjati, pertokoan dan perkantoran
c. Barat : Pertokoan Pusat Tekstil Bandung
d. Timur : Pemukiman penduduk

Tanpa Skala

Stasiun Bandung

Pusat Pemukiman
Tekstil Penduduk
Bandung

Sumber: Situs SBIH dan Google Maps, April (2009)

Gambar 4.1 Peta dan Tampak Atas SBIH


28

4.1.2. Sejarah dan Struktur Organisasi


Rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 1.3 Ha dengan total luas
bangunan 36.000 m2 ini dibangun mulai dari tahun 2002, dan diresmikan oleh
Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, SpJP(K) pada tanggal 4
November 2006, sedangkan healing garden yang ada di rumah sakit ini sudah
diselesaikan pelaksanaannya sejak 2004. Proses pembangunannya menggunakan
bantuan konsultan dari Australia, Dr. Roger Boyd, dan konsultan mutu dari SES
(Senior Experten Service) Germancentre. Pemilik sekaligus Presiden Direktur dari
SBIH adalah Drs. Jahja Santoso, Apt. Struktur organisasi dapat dilihat pada
gambar 4.2 berikut.
President Director

Director
Medical Advisory
Council IT

K3RS Marketing

Committees Quality

Chief Medical Officer Chief Operating Officer

SM Nursery SM Medic SM HR-GA SM Finance

Manager Ambulatory Manager HRD Finance

Medical Accounting
Service Maintenance

Medikolega Manager GA
Keterangan:
IT : Information Technology
Training Education
K3RS : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit
SM : Senior Manager Manager
HR-GA : Human Resources and General Affairs Housekeeping
HRD : Human Resources Development
ISS : Integrated Service Solution (Outsource
maintenance)

ISS Laundry Apartment Garden

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SBIH yang berhubungan dengan taman


29

4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan


Visi dari SBIH ini adalah untuk menjadi rumah sakit internasional
unggulan di Indonesia. Misinya adalah memberikan pelayanan medis,
keperawatan, dan perhotelan dengan standar profesional yang setinggi mungkin,
ikut berpartisipasi dalam pendidikan dan riset di bidang kedokteran, serta
memberikan suasana pelayanan rumah sakit yang nyaman, aman, ramah, efisien,
dan efektif. Tujuannya adalah menjadi rumah sakit unggulan dalam pelayanan
medis khususnya bidang jantung dan saraf. Motto dari SBIH adalah Friendly and
Caring.
4.1.4. Fasilitas
SBIH terdiri dari sembilan lantai dan dua basement untuk parkir.
Dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih dan didukung oleh lebih dari 50
dokter full time dan 120 dokter spesialis part time, tenaga medis dan paramedis,
serta 400 tempat tidur dengan standar internasional. Fasilitas lainnya yang tersedia
di SBIH adalah studio apartment untuk keluarga pasien, healing garden (taman
penyembuhan), dan helipad untuk evakuasi pasien melalui udara (Gambar 4.3).

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(a) Pintu masuk depan SBIH (b) Tampak depan SBIH

Sumber: Situs SBIH, April (2009) Sumber: Situs SBIH, April (2009)
(c) Helipad (d) Studio apartment
Gambar 4.3 Fasilitias dan Layanan Unggulan SBIH
30

4.1.5. Layanan Unggulan


Terdapat banyak layanan spesialis atau sub-spesialis yang tersedia di SBIH
dengan layanan unggulannya berupa Neuroscience Centre (Pusat Pengobatan
Penyakit Saraf & Stroke), Cardiac Centre (Pusat Pengobatan Penyakit Jantung &
Pembuluh Darah), Minimally Invasive Surgery (Bedah Laparoskopi), dan Skin
Health & Beauty Centre. SBIH telah mendapatkan sertifikat 'Penuh Tingkat
Lengkap' dari Departemen Kesehatan RI.
4.1.6. Rekan Kerja dan Perusahaan
SBIH bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran,
dan juga menjalin kolaborasi dengan institusi/rumah sakit di luar negeri seperti
Singapore dan Australia. Selain itu, juga terdapat kerja sama dengan bank, rumah
sakit dalam negeri, perusahaan asuransi, hotel, dan perusahaan-perusahaan
lainnya.

4.2. Tapak Healing Garden


Terdapat tiga healing garden di SBIH yang menjadi tempat penelitian,
yaitu dua taman yang berada di lantai empat, pada bagian utara dan selatan
gedung, serta healing garden yang berada di lantai sembilan atau lantai paling atas
dari SBIH. Berikut akan dibahas mengenai aspek desain dan fisik dari ketiga
taman tersebut, aspek pengguna dan pengelola dari taman, dan keberadaan aspek
terapi berdasarkan masing-masing healing garden.
4.2.1. Aspek Fisik dan Desain
a. Data fisik tapak
Luasan ketiga tapak adalah sebagai berikut: taman lantai empat bagian
utara kurang lebih 857,03 m2, taman lantai empat bagian selatan kurang lebih
474,09 m2, dan taman lantai sembilan kurang lebih 823,64 m2. Letaknya yang
berada di lantai atas membuat healing garden ini tergolong sebagai roof garden
atau taman atap, dengan batas tapak sekelilingnya berupa dinding gedung atau
ujung gedung itu sendiri. Pada taman lantai empat bagian utara, batas sisi utara
dan timur merupakan ujung gedung; pada sisi selatan dan barat berbatasan dengan
dinding gedung rumah sakit yang merupakan unit ruang perawatan bagi ibu
bersalin (Gambar 4.4 dan Gambar 4.5).
31
32
33

Berbeda dengan bagian utara, batas taman lantai empat bagian selatan sisi
utara dan timurnya berbatasan dengan gedung rumah sakit yang merupakan area
unit bersalin dan kamar bayi, serta sisi selatan dan baratnya merupakan ujung
gedung. Pada taman lantai sembilan, sisi utara dan selatan berbatasan dengan
pintu darurat A dan B, serta ujung gedung, dan sisi timur dan sebagian dari sisi
barat merupakan ujung dari gedung, serta sebagian sisi barat lainnya berbatasan
dengan gedung rumah sakit.
Berdasarkan aksesibilitas dan lokasi tapaknya, pada taman lantai empat
bagian utara dan selatan, pintu masuk hanya terdapat satu buah serta terdapat
pintu di dalam taman yang menuju area pekerja maintenance taman (Gambar 4.6
dan Gambar 4.7). Terdapat pintu darurat yang berada di dekat pintu masuk pada
kedua taman tersebut, tetapi kedua taman ini berada di area khusus, yaitu bagian
kamar bersalin untuk bagian selatan dan bagian kamar bayi untuk bagian utara.
Akses dari tangga dan lift tidak langsung menuju taman, sehingga untuk mencapai
taman harus melalui bagian tersebut. Selain itu, pintu masuk pada kedua taman
tersebut kurang mengundang minat pengunjung selain disebabkan oleh letaknya
yang kurang strategis, pintu masuk ini tidak terlalu menarik pengguna untuk
datang dan masuk ke area taman serta tidak semua pengguna mengetahui tentang
taman di lantai empat karena dari media informasi yang ada hanya
mempromosikan healing garden di lantai sembilan. Pada taman yang berada di
lantai sembilan, akses dari lift ataupun tangga langsung menuju taman melalui
pintu masuk utama yang letaknya tidak terlalu jauh dari lift dan tangga, terdapat
dua pintu darurat, yang salah satu pintu darurat tersebut terhubung dengan pintu
darurat yang berada pada lantai empat dekat taman bagian utara (Gambar 4.8).
34
35
36

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(a) Akses lift di lantai empat (b) Akses tangga di lantai empat

Healing
garden
bagian Utara

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(c) Akses lift di lantai sembilan (d) Akses tangga di lantai sembilan
Gambar 4.8 Lokasi dan Aksesibilitas

Akses pada taman di lantai empat dan sembilan juga tersedia bagi
pengguna taman yang handicap. Hal ini dapat tercapai dengan adanya ramp dari
pintu masuk taman dan di area sekitar tempat duduk yang mengakomodasi pasien
dengan keterbatasan fisik sehingga kenyamanan dan keamanannya dapat terjamin
(Gambar 4.9).

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(a) Jalur ramp di area tempat duduk (b) Jalur ramp di pintu masuk
Gambar 4.9 Jalur ramp pada taman
37

b. Ruang dan area


Area yang terdapat di ketiga taman relatif nyaman dilihat dengan
meratanya material hijau, yaitu tanaman-tanaman yang berada di sepanjang sisi-
sisi taman. Hanya saja bagian tengah area pada taman lantai empat bagian utara
terlalu kosong dan luas tanpa adanya tanaman sehingga menimbulkan kesan
kurang nyaman dan lebih panas jika dibandingkan dengan kedua healing garden
lainnya. Mengenai aspek luasan taman secara visual, pada taman lantai empat
bagian utara, area yang terlalu kosong membuat jarak penglihatan taman terlalu
luas dan kurang nyaman; pada taman lantai empat bagian selatan, area yang cukup
luasannya, tidak terlalu luas ataupun terlalu sempit membuat jarak penglihatan di
taman nyaman untuk dinikmati; dan pada taman di lantai sembilan bentuk area
yang memanjang menjadikan jarak penglihatan taman cenderung mengarah hanya
ke satu sisi.
Bentuk tapak pada ketiga healing garden yang berbeda tidak terlalu
membuat perbedaan pada ruang tapak yang ada di masing-masing taman. Taman
pada lantai empat memiliki bentuk tapak yang relatif menyerupai persegi,
sedangkan taman lantai sembilan bentuknya menyerupai persegi panjang. Ruang-
ruang yang ada pada taman-taman tersebut umumnya terbagi menjadi area bagi
pengunjung dan area untuk maintenance (Gambar 4.10). Ruang untuk
maintenance merupakan tempat para pekerja mempersiapkan alat-alat dalam
pelaksanaan pemeliharaan taman, tetapi pada area ini terdapat deretan pohon yang
masih dapat dilihat oleh pengunjung melalui pembatas kaca tebal. Ruang bagi
pengunjung terbagi menjadi ruang untuk kegiatan aktif dan ruang untuk kegiatan
pasif. Kegiatan aktif yang terlihat, antara lain, berjalan-jalan mengelilingi taman,
berolahraga ringan untuk menggerakkan badan, berfoto, berjalan sambil
mengobrol, serta berjalan di atas jalur refleksi. Sedangkan kegiatan pasifnya
berupa duduk-duduk, melihat pemandangan sekeliling, mengobrol, membaca,
berjemur matahari pagi/sore, dan menunggu. Pada kedua taman yang berada di
lantai empat, area bagi kegiatan pasifnya berada pada area bangku-bangku taman
berada karena hampir semua area yang dapat dilalui berupa perkerasan. Antara
area kegiatan aktif dan dengan kegiatan pasif tidak terlalu memiliki batasan yang
jelas. Apalagi dengan bangku taman yang bisa dipindah sewaktu-waktu,
menjadikan area ruang pasifnya juga berpindah.
38

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(a) Ruang pengguna taman lantai (b) Ruang maintenance taman lantai
empat bagian utara empat bagian utara

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(c) Ruang pengguna taman lantai (d) Ruang maintenance taman lantai
empat bagian selatan empat bagian selatan

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(e) Ruang pengguna taman lantai (f) Ruang maintenance taman lantai 9
sembilan
Gambar 4.10 Ruang dalam taman

c. Kualitas tapak
Kualitas yang diamati di healing garden ini berupa kualitas visual, kualitas
audio, dan kualitas aromatik. Kualitas visual taman pada lantai empat bagian utara
terlalu terbuka dengan jarak pandang yang jelas dan luas karena area yang terlalu
kosong pada bagian tengah namun terdapat good view ke arah pegunungan dan
berlatarkan langit terbuka yang luas sehingga pada saat cuaca cerah
pemandangannya bagus, lalu terdapat beberapa good view lainnya yang mengarah
39

ke taman. Bad view yang terdapat pada taman disebabkan oleh banyaknya mesin
AC yang merusak keindahan pemandangan taman. Taman lantai empat bagian
selatan ditunjang dengan kondisi taman yang didominasi oleh hijauan dan dengan
jarak pandang yang cukup nyaman, tidak terlalu jauh ataupun terlalu luas. Good
view mengarah ke dalam tapak diperoleh dari pemandangan taman dan terdapat
bad view yang mengarah keluar tapak karena kondisi sekeliling yang tidak
mendukung seperti adanya pembangunan gedung atau gedung yang tidak terawatt
(Gambar 4.11).
Kualitas visual pada taman di lantai sembilan didukung dengan
pemandangan lantai paling atas yang dapat melihat ke berbagai arah dan good
view berupa pegunungan namun terdapat pula bad view karena terhalang oleh
gedung. Pada taman di lantai ini, pemandangan di dalam tamannya cenderung
mengarah ke satu sisi karena bentuk tapaknya yang memanjang. Selain itu,
terdapat visual bayangan cahaya matahari pada pagi dan siang hari dari ketiga
taman. Pandangan bayangan ini berpotensi sebagai rangsangan indera penglihatan
sebagai bagian dari proses terapi ruang luar. Akan tetapi, pada malam hari
pencahayaan di taman sangat kurang sehingga untuk malam hari tidak ada
rangsangan bagi indera penglihatan (Gambar 4.12).
40
41
42

Kualitas audio pada taman lantai empat bagian utara didominasi dengan suara
bising dari stasiun yang berada dekat dengan SBIH. Pada taman lantai empat
bagian selatan, pada waktu-waktu tertentu terdengar suara bising yang berasal dari
mesin AC yang membuat tidak nyaman dan suara bising kendaraan dari jalan raya
yang berada di bagian depan SBIH. Secara spasial, kualitas audio pada kedua
taman lantai empat dapat dilihat pada Gambar 4.13. Pada taman lantai sembilan,
suara bising samar terdengar dengan suara bising dari stasiun yang tetap
mendominasi. Namun, pada ketiga taman tersebut suara alami seperti angin yang
bertiup, daun yang bergesekan dan kicauan burung masih dapat terdengar dan
dapat menjadi potensi yang masih dapat dikembangkan lagi. Selain itu, pada
taman lantai sembilan, di dalam bangunan peneduh terdapat speaker yang
memasang lagu-lagu tradisional sunda dan musik klasik, hal ini menjadi potensi
dalam merangsang indera pendengaran yang bersifat menenangkan. Bentuk
spasial dari kualitas audio pada taman lantai sembilan dapat dilihat pada Gambar
4.14.
Kualitas aromatik taman tidak tercapai di taman ini. Aspek aroma dari
tanaman sendiri tidak terasa, padahal terdapat tanaman aromatic seperti Pandanus
sp. Hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya penempatan desain tanaman.
Tanaman aromatic diletakkan secara terpisah dari jangkauan mengindra sehingga
aromanya tidak cukup kuat untuk menstimulasi indera penciuman. Oleh karena
itu, diperlukan penataan tanaman yang ada dengan tepat.
43
44
45

d. Konsep dan desain


Melihat desain yang ada pada ketiga healing garden, dapat disimpulkan
bahwa taman ini mengambil konsep lanskap di daerah timur, yaitu negeri Cina.
Hal tersebut dapat dilihat dari desain dan penataan lanskap tamannya yang
mengandung harmonisasi alami pada pola yang formal, terdapat kombinasi antara
garis geometri dan natural menunjukkan bahwa manusia adalah bagian dari alam
yang merupakan sebuah filosofi lanskap di negeri bagian timur (Arifin, 2008).
Taman di Cina sendiri memiliki salah satu fungsi yaitu sebagai area kontemplasi
seperti untuk bermeditasi sehingga cocok untuk diterapkan sebagai konsep bagi
healing garden di area rumah sakit dimana pengguna yang mengunjungi taman
menginginkan area yang tenang bagi fisik yang membutuhkan kesembuhan.
Desain tamannya yang berbukit dan bergelombang, serta adanya batu-batu
yang tersebar di beberapa titik dan batu-batuan kecil yang disusun menjadi suatu
aliran menggambarkan lanskap daerah Cina yang terdiri dari dataran yang luas,
lembah dan pegunungan, serta sungai-sungai besar seperti pada zaman dulu.
Adanya gazebo yang memiliki arsitektur pavilion Cina memperkuat kesan
tersebut (Gambar 4.15).

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(a) Arsitektur gazebo menyerupai b) Desain taman yang
pavilion Cina menggambarkan lanskap Cina
Gambar 4.15 Taman dengan Konsep Taman Cina

Penggunaan elemen keras (hard material) juga sesuai dengan konsep


dimana batu-batuan berukuran kecil yang disusun menyerupai aliran sungai dan
batu hias yang menggambarkan elemen alam, namun terdapat juga beberapa
elemen keras yang tidak sesuai dengan konsepnya, seperti tempat sampah dan
lampu taman yang terkesan terlalu minimalis untuk konsep taman Cina. Bentukan
sculpture yang berupa lentera, manusia dan hewan lainnya seperti angsa, penyu
46

dan kodok menggambarkan makhluk hidup yang harmonis dengan alam, seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 4.16.

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(a) Susunan batuan yang menyerupai (b) Sculpture lentera
aliran sungai

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(c) Sculpture ibu dan anak (d) Tempat sampah
Gambar 4.16 Elemen keras

Elemen lunak (soft material) yang terdapat pada taman secara umum
berupa tanaman yang mencirikan lanskap di Cina, namun terdapat beberapa
tanaman yang tidak sesuai dengan konsep tersebut seperti Agave (Agave
attenuata), Dracaena sp., dan Palem Botol (Mascarena lagenicaulis). Tanaman
yang tidak cocok dengan konsep taman Cina tersebut umumnya terdapat pada
taman dengan konsep taman country, mediterania, minimalis atau taman kering
(Lestari dan Kencana, 2008). Selain itu, beberapa vegetasi mengalami
penyesuaian terhadap lokasi area yang merupakan taman atap sehingga beberapa
tanaman, terutama pohon, tidak sesuai dengan spesifikasi seperti tinggi dan
percabangannya. Tanaman yang sesuai dengan konsep antara lain tanaman air
Lotus (Nelumbo nucifera) dan pohon Pinus (Pinus merkusii), dapat dilihat pada
Gambar 4.17.
47

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(a) Teratai (Nelumbo nucifera) (b) Agave (Agave attenuata)
Gambar 4.17 Elemen lunak

Mengenai konsep pemakaian oleh pengguna, dari pengamatan yang


dilakukan dapat dilihat bahwa pemakaian taman pada lantai sembilan bersifat
lebih publik dan terbuka untuk umum, umum di sini adalah pasien yang menjalani
rawat jalan, membeli obat di apotek, dan pengunjung pasien. Hal ini juga terlihat
pada media promosi yang disampaikan lebih memperkenalkan healing garden
bagi para pengunjung SBIH di lantai sembilan. Pada kedua healing garden di
lantai empat, walaupun dapat dikunjungi oleh siapa saja, keberadaan yang terletak
di ruang perawatan dan unit bagian khusus membuat kedua taman tersebut tidak
terlalu banyak dikunjungi selain dari pasien dari ruang perawatan dari lantai yang
sama. Taman bagian utara yang terletak di unit perawatan bayi diperuntukkan
agar dapat menjemur bayi pada pagi dan sore hari.

4.2.2. Aspek Pengguna dan Pengelola


a. Pengguna Berdasarkan Kuesioner
Letaknya yang berada di rumah sakit menjadikan taman ini merupakan
taman khusus dengan pengguna yang terbatas berada di SBIH. Pengguna healing
garden yang ada di rumah sakit ini antara lain pasien rawat inap, pasien rawat
jalan, pengunjung, dan staff rumah sakit. Pembagian kuesioner dengan jumlah
responden 42 orang yang terdiri dari 22 laki-laki dan 20 perempuan dilakukan
dengan tujuan untuk menganalisis karakteristik pengguna healing garden SBIH.
Responden merupakan pengguna taman yaitu pasien, baik yang rawat inap
maupun rawat jalan, dan pengunjung pasien. Pada kuesioner tersebut, bagian awal
mendata dan menanyakan kondisi umum pengguna, seperti jumlah kedatangan
dari pengguna di tiap taman dan umur dari pengguna.
48

Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, taman yang paling sering didatangi


dari ketiga taman tersebut adalah taman yang berada di lantai sembilan, lalu
selanjutnya taman lantai empat bagian selatan dan terakhir adalah taman lantai
empat bagian utara, untuk hasil persentasenya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hal ini
menunjukkan pengguna taman lebih menyadari keberadaaan taman di lantai
sembilan, dibandingkan dengan kedua taman yang di lantai empat, penyebabnya
berkaitan dengan promosi ataupun pemberitahuan taman lantai sembilan sebagai
healing garden melalui brosur ataupun situs SBIH sendiri, dibandingkan dengan
taman lantai empat yang berada khusus di bagian unit persalinan ibu dan bayi
yang baru dilahirkan.
Tabel 4.1 Dominasi Taman yang Sering Didatangi
Letak Taman Persentase (%) n
Lantai 9 78,57 33
Lantai 4 bagian Selatan 16,67 7
Lantai 4 bagian Utara 4,76 2

Pengguna taman didominasi oleh pengguna dengan usia berkisar 20-29


tahun jika melihat karakteristik pengunjung berdasarkan usianya, dan paling
sedikit oleh pengguna dengan usia berkisar 40-49 dan lebih dari 50 tahun.
Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Mengenai informasi dari mana para
pengguna mengetahui tentang healing garden, mayoritas menjawab bahwa
mereka mengetahuinya dari media informasi rumah sakit berupa brosur,
signboard yang berada di ruang tunggu, ataupun website SBIH. Hal ini
menunjukkan betapa besarnya pengaruh media informasi dari rumah sakit
terhadap kedatangan pengguna taman. Karena taman yang dipromosikan berupa
healing garden yang di lantai sembilan, maka mayoritas pengguna lebih
menyadari keberadaan taman tersebut dibanding kedua taman lainnya. Jawaban
responden lainnya mengenai informasi tentang keberadaan taman lengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.2. Ketika ditanya apakah para pengguna tersebut pernah
berkunjung sebelumnya atau tidak, yang menjawab belum lebih dari setengah dari
jumlah keseluruhan responden, alasannya sebagian besar karena memang baru
pertama kali dirawat atau mengunjungi SBIH. Responden yang menjawab pernah
mendatangi healing garden sebelumnya beralasan karena pernah dirawat juga
pernah mengunjungi kerabat yang sebelumnya dirawat di rumah sakit tersebut.
49

Selanjutnya, pada bagian berikut dari kuesioner, ditanyakan mengenai


aktivitas yang biasa dilakukan di taman, elemen yang terdapat di taman dan
kendala atau permasalahan yang ditemui di taman. Untuk bagian aktivitas yang
dipilih dapat lebih dari satu pilihan dan terdapat kesempatan untuk mengisi
jawaban sendiri. Berdasarkan pilihan aktivitas yang diberikan, mayoritas
pengguna lebih memilih untuk duduk dan bersantai di taman. Kemudian diikuti
dengan sesuai banyaknya pilihan responden yaitu berjalan mengelilingi taman,
mengobrol, berinteraksi dengan pasien atau pengguna taman yang lain, dan
menikmati waktu untuk sendiri. Pengguna yang menjawab kegiatan lainnya yaitu
berupa tidur-tiduran, padahal di taman (pada lantai sembilan) terdapat papan
peringatan agar para pengunjung taman untuk tidak tidur-tiduran. Pada Tabel 4.2
dijelaskan secara rinci mengenai persentase pengguna terhadap pilihan aktivitas.
Sementara itu, untuk data frekuensi dan waktu kunjungan ke taman,
mayoritas para pengguna lebih banyak datang ke taman dengan frekuensi yang
cukup rendah, dimana kurang dari seminggu sekali. Hal ini berkaitan dengan
waktu rawat inap bagi pasien rawat inap yang tergolong tidak terlalu lama, dan
waktu kunjungan ke rumah sakit bagi pasien rawat jalan dan pengunjung orang
yang dirawat inap. Hasil keseluruhan frekuensi kedatangan para pengguna taman
dapat dilihat di Tabel 4.2. Lalu untuk jam kunjungan ke taman, jumlah para
pengguna tidak berbeda jauh tersebar dalam waktu kunjungan pada pukul antara
06.00 10.00, 10.00 14.00, dan 14.00 18.00, dan hanya sebagian kecil dari
pengguna yang berkunjung pada pukul antara 18.00 21.00, seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 4.2. Hal ini menunjukkan bahwa hampir tiap waktu taman
memiliki pengunjung, yang mayoritas juga berada di lantai sembilan karena
pengguna lebih menyadari keberadaan taman pada lantai tersebut. Mengenai
waktu lamanya berada di taman, sebagian besar pengguna berada di taman selama
10 19 menit (lihat Tabel 4.2).
50

Tabel 4.2 Kondisi dan Aktivitas Pengunjung Healing Garden SBIH


Hasil Kuesioner Persentase (%) n
Karakteristik Pengguna Berdasarkan
Usia
< 20 tahun 19.05 8
20-29 tahun 28.57 12
30-39 tahun 19.05 8
40-49 tahun 16.67 7
> 50 tahun 16.67 7
Perolehan Informasi Tentang Taman
Media informasi RS 40,48 17
Teman atau keluarga 26,19 11
Dokter/perawat/staf RS 16,67 7
Lainnya 16,67 7
Kunjungan ke Healing Garden SBIH
Sebelumnya
Tidak pernah 69,05 29
Pernah 30,95 13
Frekuensi Kedatangan ke Taman
<1 kali seminggu 64,29 27
1 kali seminggu 16,67 7
1-3 kali seminggu 14,29 6
1 kali sehari 0 0
>1 kali sehari 4,76 2
Jam Kedatangan ke Taman
06.00 10.00 26,19 11
10.00 14.00 35,71 15
14.00 18.00 33,33 14
18.00 21.00 4,76 2
Lama Keberadaan di Taman
< 10 menit 11,9 5
10 19 menit 45,24 19
20 29 menit 21,43 9
> 30 menit 14,29 6
> 60 menit 7,14 3
Aktivitas Pengguna
Duduk dan bersantai 73,81 31
Berjalan mengelilingi taman 38,1 16
Mengobrol 28,57 12
Berinteraksi dengan pengguna
19,05 8
lain di taman
Menikmati waktu sendiri 16,67 7
Lainnya; tidur-tiduran 2,38 1
51

Lalu mengenai pendapat para pengguna tentang healing garden yang dapat
menghilangkan stress, sebanyak 95,24% dari keseluruhan pengguna menyetujui
bahwa dengan datang ke taman, stressnya hilang sementara 4,76% merasa tidak
yakin (Tabel 4.3). Sedangkan ketika ditanya apakah merasakan efek positif dari
kedatangan di taman, sebanyak 90,48% berpendapat bahwa mereka merasakan
efek positif dari kedatangan ke taman ini, dan sisanya 9,52% merasa tidak yakin
(Tabel 4.3). Efek positif yang dirasakan oleh pengguna dapat dilihat pada Tabel
4.3.

Tabel 4.3 Kondisi Pengunjung Setelah Kunjungan ke Healing Garden SBIH


Hasil Kuesioner Persentase (%) n
Stress Hilang Setelah Datang ke Taman
Ya 95,24 40
Tidak Yakin 4,76 2
Tidak 0 0
Merasakan Efek Positif dengan Datang ke Taman
Ya 90,48 38
Tidak Yakin 9,52 4
Tidak 0 0
Efek Positif yang Dirasakan Setelah Datang ke
Taman
Lega, rileks - 13
Badan menjadi lebih segar - 13
Lebih tenang - 6
Pikiran jernih - 6
Nyaman - 4
Tidak stress - 1
Senang - 1

Sementara, dalam pertanyaan mengenai elemen di taman yang membuat


keadaan tubuh menjadi lebih baik secara fisik, spiritual ataupun sosial, pilihan
elemen tanaman, pepohonan, dan nuansa alami merupakan elemen yang dipilih
oleh mayoritas responden, selanjutnya memilih karena pemandangannya, bunyi-
bunyian dan udara segarnya, lalu fungsinya sebagai tempat untuk privasi atau
berkumpul dengan kerabat, dan yang menjawab pilihan lainnya karena kondisi
rumah sakitnya yang mendukung dari adanya fasilitas pemeliharaan yang baik,
kenyamanan yang diperoleh di taman, serta semua hal yang ada di taman. Lalu,
sebagian kecil memilih karena fitur yang ada di taman (bangku taman, gazebo,
52

sculpture). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. Sementara itu,
berdasarkan elemen taman yang dirasakan mirip dengan taman yang lain dengan
nuansa yang sama (bersifat menenangkan dan menyembuhkan), mayoritas
memilih tanaman, pepohonan, dan nuansa alami kemudian memilih pemandangan
atau area tertentu, dan bunyi dan udara yang segar dengan nilai yang sama. Nilai
persentase yang sama juga dipilih oleh pengunjung untuk tidak terdapatnya
elemen taman yang dirasa sama dengan taman lain dengan nuansa yang sama.
Selain itu, elemen taman sebagai fungsinya untuk berkumpul dan fitur lainnya
memperoleh jumlah suara yang kecil. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Sementara itu, untuk preferensi pengunjung terhadap warna yang ingin
ditambahkan ke dalam taman, warna hijau dipilih oleh mayoritas responden,
menyusul dengan yang menjawab pilihan lainnya yang semua menjawab tidak ada
warna yang ingin ditambahkan. Warna putih, biru, dan merah dipilih dengan nilai
yang sama yaitu sebesar 11,9%. Warna ungu sebesar 9,52%, dan warna jingga dan
kuning dengan nilai yang sama yaitu sebesar 7,14%. Warna yang mayoritas
dipilih menunjukkan bahwa responden menginginkan ketenangan dan area yang
bersifat kontemplatif karena warna hijau dapat menenangkan secara fisik dan
mental, mengurangi rasa deperesi, gugup dan cemas, serta penekanan terhadap
aspek alami dengan warna hijau yang menyimbolkan ekologi yaitu tumbuhan dan
memang merupakan warna yang menempati ruang banyak dalam spektrum sinar
tampak dalam penglihatan manusia (Smith, 2009). Persentase untuk pilihan warna
lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Bagi faktor permasalahan yang ditemui di taman, mayoritas responden
berpendapat bahwa tidak adanya permasalahan yang ditemui pada taman,
menunjukkan bahwa mereka cukup puas dengan keadaan taman yang sekarang.
Sedangkan ada yang merasa akses menuju taman sulit dan info yang ada kurang,
lalu selanjutnya merasa bahwa polusi udara dan suara masih menjadi masalah.
Sedangkan responden yang menjawab pilihan lainnya berupa area yang sempit,
tanaman yang terlalu rimbun, dan area yang kurang luas, serta sisanya merasa
keamanan di area taman masih kurang. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
53

Tabel 4.4 Elemen Taman dan Permasalahan di Healing Garden SBIH


Hasil Kuesioner Persentase (%) n
Elemen Taman yang Dirasakan Memenuhi
Kebutuhan
Tanaman, pepohonan, nuansa alami 61,9 26
Pemandangan tertentu (good view) 28,57 12
Bau-bauan,bunyi, udara segar 21,43 9
Tempat privasi/kumpul dengan teman atau
9,52 4
kerabat
Lainnya 7,14 3
Fitur taman; bangku, gazebo, sculpture 2,38 1
Elemen Taman yang Dirasakan Sama dengan Taman
Bertema Sama
Tanaman, pepohonan, nuansa alami 52,38 22
Pemandangan tertentu (good view) 16,67 7
Bau-bauan,bunyi, udara segar 16,67 7
Tidak ada 16,67 7
Fitur taman; bangku, gazebo, sculpture 2,38 1
Tempat privasi/kumpul dengan teman atau
2,38 1
kerabat
Lainnya 0 0
Warna yang Ingin Ditambahkan ke Taman
Hijau 40,48 17
Lainnya; tidak ada 16,67 7
Merah 11,9 5
Biru 11,9 5
Putih 11,9 5
Ungu 9,52 4
Jingga 7,14 3
Kuning 7,14 3
Merah muda 0 0
Permasalahan yang Ditemui di Taman
Tidak ada 52,38 22
Akses sulit dicapai/kurang informasi 26,19 11
Polusi udara dan suara (bising) 16,67 7
Lainnya 7,14 3
Keamanan kurang, berbahaya 2,38 1
Jalur perkerasan yang tidak nyaman 0 0

Pada bagian selanjutnya dari kuesioner dinilai bagaimana persepsi


mengenai pentingnya keberadaan taman bagi penggunanya, responden diminta
untuk memilih nilai dengan kisaran satu sampai lima, dengan kisaran satu hingga
dua bernilai tidak penting hingga kurang penting, angka tiga bernilai agak
54

penting, dan kisaran empat hingga lima bernilai penting hingga sangat penting.
Hasilnya seperti yang tertera pada Tabel 4.5, seluruh responden setuju bahwa
keberadaan healing garden di SBIH penting. Lalu para responden diminta
menuliskan apa yang menurut mereka menjadi nilai kepentingan dari keberadaan
healing garden di rumah sakit ini, tidak semuanya mengisi pendapat mereka,
tetapi yang memberi gambaran nilai penting taman di mata penggunanya
sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.5 Nilai Penting Taman


Hasil Kuesioner Persentase (%) n
Persepsi Mengenai Pentingnya Keberadaan Taman
4-5 (sangat penting penting) 100 42
3 (agak penting) 0 0
1-2 (kurang penting tidak penting) 0 0

Tabel 4.6 Penjelasan Pasien tentang Nilai Penting Taman


Hasil Kuesioner n
Nilai Penting Taman
Agar pasien tidak bosan di kamar 6
Mengurangi stress 5
Agar lebih tenang 3
Membantu pasien dari segi psikologis 2
Rekreasi 1
Menikmati keindahan 1
Mendapat sirkulasi udara dari RTH 1
Dapat digunakan untuk pengunjung 1
Menyegarkan 1
Sebagai bagian dari proses terapi 1
Jumlah jawaban responden 22

Selanjutnya, responden diminta menilai lagi berdasarkan kisaran nilai satu


hingga lima seperti pada Tabel 4.5 sebelumnya, mengenai beberapa fungsi yang
terdapat dari taman dan seberapa pentingnya nilai fungsi tersebut. Hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 4.7. Melihat tabel tersebut, terlihat secara keseluruhan bahwa
fungsi taman untuk mendapatkan waktu seorang diri atau pribadi memiliki kisaran
nilai paling tinggi menurut pengguna di antara fungsi lainnya dalam kisaran nilai
satu sampai dua yang bernilai kurang penting hingga tidak penting. Sementara
dalam kisaran nilai empat sampai lima yang bernilai penting hingga sangat
penting, nilai tertinggi diperoleh dalam fungsi taman untuk berada di luar
55

ruangan dan agar merasa tenang, hal ini menunjukkan bahwa pengguna yang
datang ke healing garden ini mencari kesegaran di ruangan terbuka hijau dan
merasa rileks karenanya. Tetapi, secara keseluruhan pada tiap fungsi taman,
hampir dari setengah responden berpendapat bahwa fungsi-fungsi tersebut
termasuk dalam kisaran penilaian empat sampai lima, yang menunjukkan bahwa
pengguna merasakan semua fungsi taman dengan baik.
Selain itu, terdapat penilaian terhadap elemen-elemen di taman yaitu
cahaya, warna, suara atau bunyi-bunyian, wangi, dan tanaman, dengan penilaian
berdasarkan nilai sangat penting, penting dan tidak begitu penting, hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 4.7. Elemen yang menunjukkan nilai tertinggi pada
penilaian sangat penting adalah elemen tanaman, menegaskan bahwa elemen
tanaman yang membuat pengguna merasakan nilai vital tanaman sebagai elemen
taman. Sementara nilai tertinggi dalam kisaran nilai tidak begitu penting adalah
elemen wangi, hal ini menunjukkan bahwa para pengguna tidak begitu
mempermasalahkan perlunya wangi yang harum, selama bau-bauan yang ada
tidak mengganggu atau tidak sedap
Tabel 4.7 Persepsi terhadap Nilai Fungsi dan Elemen Taman
Hasil Kuesioner Persentase (%)
Kisaran Nilai
Persepsi terhadap Nilai Fungsi Taman
1-2 3 4-5
Memiliki suasana yang berbeda dari
2,48 23,81 73,81
indoor
Untuk dilihat dari jendela/ruangan 7,14 30,95 61,9
Untuk dikunjungi ketika cuaca
7,14 14,29 78,57
cerah/kondisi baik
Untuk dikunjungi bersama
4,76 23,81 71,43
keluarga/teman
Untuk mendapatkan waktu seorang
21,43 26,19 52,38
diri/pribadi
Untuk berada di luar ruangan&merasa
2,38 9,52 88,1
tenang
Untuk merasakan sinar matahari, angin
4,76 9,52 85,71
dan daun
56

Lanjutan Tabel 4.7


Hasil Kuesioner Persentase (%)
Kisaran Nilai
Tidak
Persepsi terhadap Nilai Elemen Taman Sangat
begitu Penting
penting
penting
Cahaya 0 54,76 45,24
Warna 7,14 61,9 30,95
Suara/bunyi 16,67 47,62 35,71
Wangi 23,81 57,14 19,05
Tanaman 0 14,29 85,71

Selain kuesioner dengan pilihan ganda, para pengguna yang diminta


kesediaannya sebagai responden juga diminta menuliskan kesannya terhadap
taman ini untuk melihat bagaimana persepsi mereka terhadap taman secara umum.
Lalu pesan dan harapan para pengguna bagi healing garden di SBIH ini juga
diminta untuk melihat bagaimana para responden tersebut melihat taman ini untuk
ke depannya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Kesan dan Pesan Pengunjung Taman
Hasil Kuesioner n
Kesan Pengunjung
Bagus 15
Nyaman 9
Perasaan jadi tenang dan rileks 7
Indah dan menyejukkan 5
Belum ada taman seperti ini di RS lain yg dikunjungi 5
Tidak terlalu bising 4
Berkumpul dengan teman dan keluarga 4
Baik sebagai sarana untuk menunjang proses pemulihan pasien 4
Taman tampak rapi dan terawat baik 3
Udaranya segar 2
Alami dan asri 2
Waktu menunggu lift lama 2
Jalur refleksi nyaman untuk digunakan 2
Memberi udara segar daripada hanya diam di kamar 2
Area relatif sempit tapi nyaman untuk jalan-jalan 1
Tempat untuk rekreasi dan santai bagi pasien dan pengunjung 1
Tanaman dan bunga kurang jumlahnya 1
Tenang karena berada di lantai atas yang relatif jauh dari bising 1
Tidak mengganggu pasien lain ketika ada keluarga berkunjung 1
57

Lanjutan Tabel 4.8


Hasil Kuesioner n
Harapan dan Pesan Pengunjung
Memperluas taman 13
Menambahkan kolam ikan atau fitur air lainnya 5
Memperbanyak jenis pohon dan tanaman 5
Menjaga kebersihan dan kerapihan 5
Menambah variasi bunga agar indah dan wangi serta sejuk 5
Menambah fasilitas toilet 3
Memberi informasi tentang taman kepada pasien yang di kamar 3
Meningkatkan keindahan dan sarana-prasarana 3
Menambah pohon bunga yang dapat menarik hewan (kupu-kupu,
2
burung)
Menambah tanaman untuk mengusir nyamuk 1
Memasang AC di gazebo karena siang hari panas 1
Membuat taman lebih nyaman dan bagus 1
Menambah pohon sebagai tempat berteduh 1
Menjaga agar tetap bagus dan terbaik 1
Menambah pepohonan agar lebih rimbun 1

a. Pengamatan Pengguna Taman


Setelah bagian kuesioner, dibahas mengenai perilaku penggunanya
berdasarkan observasi lapang yang telah dilakukan. Perilaku yang diamati antara
lain adalah pola pergerakan, pola berkumpulnya para pengguna di titik-titik
tertentu, serta aktivitas yang dilakukan di dalam taman (Gambar 4.18 dan 4.19).
Dalam pola pergerakan, umumnya setelah memasuki taman para pengguna
berjalan mengelilingi taman terlebih dahulu sambil melihat-lihat dengan santai,
kemudian duduk di salah satu bangku taman yang tersedia pada taman, ada pula
yang sebaliknya. Dominasi pergerakan tersebut terlihat pada ketiga healing
garden, pada kedua taman lantai empat, pengguna mengelilingi area tempat duduk
yang berada di pusat taman yang memiliki ketinggian level yang berbeda dengan
area sekitarnya sehingga membentuk jalur melingkar. Sedangkan pada lantai
sembilan para pengguna menyusuri jalan kemudian berputar mengelilingi bak
tanaman yang berada di tengah pada bagian ujung taman lalu kembali menyusuri
jalan yang sama.
Sementara itu, untuk pola berkumpulnya pengguna pada titik tertentu,
terlihat bahwa umumnya berkumpul pada lantai empat bagian utara, pengguna
banyak berada di area tempat duduk yang terlindung oleh bayang-bayang gedung,
58

hal ini dikarenakan area tempat duduk yang terletak di tengah taman terlalu
terbuka yang menimbulkan rasa tidak nyaman ketika duduk karena angin yang
kuat ataupun matahari yang terlalu panas dan menyilaukan. Pada bagian selatan,
pengguna berkumpul di area tempat duduk yang berada di bagian tengah taman
dan di samping pintu masuk maintenance bagi karyawan, lalu titik dimana dapat
memandang sculpture utama pada taman dengan jelas, serta titik untuk duduk di
pinggiran taman yang ternaungi oleh bayangan gedung. Pada lantai sembilan,
mayoritas penggunanya berkumpul di gazebo dan sekitar fasilitas refleksi, serta di
dalam gedung yang terdapat tempat duduk. Terdapat pengguna lainnya yang
duduk-duduk di pinggiran taman pada beberapa titik.
59
60
61

b. Pengelola
Ketika SBIH dibangun, pihak pengusul, perencana, dan perancang taman
berasal dari SBIH sendiri. Hal ini menunjukkan adanya pemahaman pihak pemilik
akan pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau sebagai bagian integral dari
fasilitas rumah sakit melalui penyediaan healing garden. Penempatan fasilitas
yang berupa taman atap merupakan siasat dalam penggunaan lahan yang terbatas
dan memberi suasana yang berbeda dari rumah sakit lainnya.
Pembangunan taman menggunakan jasa kontraktor. Setelah pembangunan
taman dan gedung rumah sakit selesai, dilakukan pengecekan ulang terlebih
dahulu terhadap taman agar ketika rumah sakit sudah beroperasi taman dan
healing garden dapat digunakan pula. Aktivitas pemeliharaan dilakukan oleh
perusahaan jasa ISS (Integrated Service Solution) yang merupakan perusahaan
outsource dalam pengelolaan keseluruhan di SBIH. Perusahaan tersebut memiliki
tim konsultan lanskap dalam melakukan pengelolaan taman. Pada pemeliharaan
fisik, satu orang pekerja bertanggung jawab dalam menangani satu healing
garden. Selama masa pengelolaan, terdapat perubahan khususnya desain
penanaman tanaman, dengan tetap berusaha memperhatikan tema dan konsep
taman pada awalnya. Terdapat pula kendala dalam masa pengelolaan ini, antara
lain, hama yang resisten terhadap insektisida yang diberikan, dan payung penaung
pada taman lantai empat bagian utara yang beberapa kali terjatuh karena tiupan
angin kencang. Kendala mengenai payung diatasi dengan membuat penyangga
yang permanen agar tidak terjatuh lagi.

4.2.3. Aspek Terapi


Aspek terapi yang terdapat pada healing garden SBIH ini dapat ditinjau
dari fasilitas terapi yang ada pada tamannya. Tidak terdapat fasilitas terapi yang
tersedia di taman-taman lantai empat, sedangkan pada taman lantai sembilan
terdapat jalur refleksi dan elemen suara. Desain yang memiliki unsur ketenangan
dan keakraban seperti elemen air belum tersedia dalam ketiga taman tersebut.
Pada tahap perawatan (care), pasien akan dirujuk dari bagian spesialis ke
bagian rehabilitasi medik1. Unit rehabilitasi medik merupakan gerbang akhir dari
rumah sakit tempat pasien yang menjalani rawat inap ataupun rawat jalan

1
Hasil wawancara dengan salah satu dokter spesialis SBIH.
62

menjalani pemulihan. Agar proses adaptasi dari kondisi penyembuhan (cure) dan
perawatan (care) dapat berjalan baik, diperlukan program pemulihan yang dapat
dilakukan di healing garden ataupun ruang luar lainnya. Namun, program ini
belum dilaksanakan sebagai bagian dari terapi di SBIH, kecuali atas inisiatif dari
dokter rehabilitasi yang menyarankan atau keinginan dari pasien tersebut2. Tidak
terdapatnya program terapi yang dilakukan di luar luar di SBIH tidak menutup
kemungkinan disusunnya program tersebut, terutama dengan adanya permintaan
dari beberapa pasien yang lebih nyaman dalam menjalankan terapi di healing
garden.
Proses pemulihan bagi pasien terdiri dari beberapa tahap. Banyaknya tahap
ini bergantung pada kondisi pasien tersebut, semakin lama waktu pasien
berbaring, tahap pemulihan dimulai dari paling dasar. Tahapan pemulihan tersebut
dimulai dari latihan mobilisasi untuk bangun atau berdiri yang merupakan tahap
dasar, latihan di dalam ruang, kemudian berpindah ke gym khusus di unit
rehabilitasi medik untuk melatih pergerakan motorik secara keseluruhan hingga
sembuh total. Selain fasilitas ruang gym, tersedia juga kursi roda, berbagai macam
jenis alat bantu berjalan (kruk), dan bola sebagai alat bantu melatih pergerakan
motorik. Kondisi pasien menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
menjalani terapi. Pasien harus berada dalam kondisi yang stabil, mampu
berkomunikasi dan sadar, serta tanda-tanda kondisi tubuhnya yang tidak
membahayakan. Selain itu, terdapat koordinasi dengan spesialis bidang lain yang
menyatakan bahwa kondisi pasien tersebut dapat menjalankan terapi2.

4.2.4. Elemen Taman


Secara umum, elemen taman terbagi menjadi dua, yaitu soft materials atau
elemen lunak yang berupa tanaman, dan hard materials atau elemen keras seperti
perkerasan, dan sebagainya. Tanaman yang ada disesuaikan dengan konsep taman
yang spesifikasinya sebagai tanaman yang dapat digunakan pada taman atap.
Daftar elemen lunak dan elemen keras yang terdapat pada ketiga healing garden
dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.

2
Hasil wawancara dengan Ketua Rehabilitasi Medik SBIH
63

Tabel 4.9. Daftar Elemen Lunak di Ketiga Healing Garden


Nama Lokal Nama Latin Jumlah Jenis
Lantai empat bagian utara
Aliander Nerium oleander 50 Semak
Anggrek tanah Spathoglottis plicata 20 Penutup tanah
Anggrek tanah Spathoglottis plicata 30 Penutup tanah
Azalia Rose Rhododendron mucronatum 49 Semak
Bougenville Bougenvilia spectabilis 3 Semak
Bunga sepatu Hibiscus rosa sinensis 15 Semak
Cyclop Agave angustifolia 3 Semak
Euphorbia Euphorbia milii 10 Semak
Helikonia Heliconia spp. 10 Semak
Kristiamon Chrysanthemum sp. 23 Semak
Lantana hibrida Lantana hibrida 20 Semak
Lili madia Hymenocalis sp. 20 Semak
Lili paris Chlorophytum comosum 27 Penutup tanah
Lotus Nelumbo nucifera 7 Tanaman air
Mentomori Brunfelsia aniflora 13 Semak
Miana Coleus hybrid 30 Penutup tanah
Nanas merah Ananas bracteatus 2 Semak
Pacar Impatiens sp. 63 Semak
Palem Buditia Mascarena lagenicaulis 18 Pohon
Pandan bali Pandanus tectona 30 Pohon
Philodendron Philodendron melanochrysum 40 Merambat
Porty laka Portulaca grandiflora 75 Penutup tanah
Puring Brazil Codiaeum variegatum 12 Semak
Pusaka Hamelia patens 11 Semak
Rumput Manila Zoysia matrella 43 Penutup tanah
Soka Holland Ixora japanica 9 Semak
Taiwan beauty Cuphea sp. 2 Penutup tanah
Tree colour Dracaena treecolour 90 Semak
Walisongo Schefflera actinophylla 32 Pohon
Yucca king Yucca aloifolia 11 Pohon
Lantai empat bagian selatan
Aglaonema Aglonema sp. 10 Penutup tanah
Aliander Nerium oleander 15 Semak
Air Mancur Russelia equisetiformis 29 Semak
Airis Kuning Iris sp. 5 Tanaman air
Anggrek Tanah Spathoglottis plicata 3 Penutup tanah
Azalea Rose Rhododendron mucronatum 70 Semak
Bougenville Bougenvilia spectabilis 50 Semak
Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis 3 Semak
64

Lanjutan Tabel 4.9


Nama Lokal Nama Latin Jumlah Jenis
Cemara Piramid Cupressus sp. 124 Pohon
Cyclop Agave angustifolia 50 Semak
Heliconia Heliconia spp. 93 Semak
Kaca Piring Gardenia augusta 3 Semak
Kamboja Bali Plumeria exotica 5 Pohon
Kana Canna indica 42 Semak
Kastuba Euphorbia pulcherrima 6 Semak
Kecubung Kuning Datura metel 39 Pohon
Lantana Hybrida Lantana Hybrida 32 Semak
Lili Madia Hymenocalis sp. 3 Semak
Lili Paris Chlorophytum comosum 35 Penutup tanah
Lotus Nelumbo nucifera 20 Tanaman air
Mentomori Brunfelsia aniflora 7 Semak
Miana Coleus hybrid 2 Penutup tanah
Nanas Merah Ananas bracteatus 1 Semak
Palem Botol Mascarena lagenicaulis 5 Pohon
Palem Kuning Chrysalidocarpus lutescens 31 Pohon
Pandan Bali Dracaena draco 12 Pohon
Pasif Flora Passiflora foetida 90 Merambat
Philodendron Philodendron melanochrysum 25 Merambat
Puring Brazil Codiaeum variegatum 100 Semak
Pusaka Hamelia patens 6 Semak
Rumput Manila Zoysia matrella 16 Penutup tanah
Sikas Cycas revoluta 2 Semak
Soka Holland Ixora japanica 150 Semak
Song Of India Pleomele reflexa 11 Semak
Taiwan Beauty Cuphea sp. 3 Penutup tanah
Tree Colour Dracaena treecolour 8 Semak
Tree Colour Dracaena treecolour 6 Semak
Walisongo Schefflera actinophylla 15 Pohon
Wihwa Dracaena sp. 2 Semak
Yucca King Yucca aloifolia 3 Pohon
Lantai sembilan
Airis Kuning Iris sp. 66 Tanaman air
Alamanda Allamanda cathartica 3 Merambat
Aliander Nerium oleander 19 Semak
Anggrek Tanah Spathoglottis plicata 81 Penutup tanah
Azalea Rose Rhododendron mucronatum 80 Semak
Bougenville Bougenvilia spectabilis 60 Semak
Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis 3 Semak
65

Lanjutan Tabel 4.9


Nama Lokal Nama Latin Jumlah Jenis
Cemara Piramid Cupressus sp. 90 Pohon
Cyclop Agave angustifolia 30 Semak
Euphorbia Euphorbia milii 50 Semak
Helikonia Heliconia spp. 18 Semak
Hortensia Hydrangea macrophylla 21 Semak
Kaca Piring Gardenia augusta 3 Semak
Kamboja Bali Plumeria exotica 25 Pohon
Kamboja Jepang Adenium obesum 3 Semak
Kastuba Euphorbia pulcherrima 20 Semak
Kristiamon Chrysanthemum sp. 90 Semak
Lantana Hybrida Lantana hybrida 3 Semak
Lili Madia Hymenocalis sp. 7 Semak
Lili Paris Chlorophytum comosum 81 Penutup tanah
Lotus Nelumbo nucifera 3 Tanaman air
Miana Coleus hybrid 30 Semak
Mentomori Brunfelsia aniflora 130 Semak
Nanas Merah Ananas bracteatus 28 Semak
Palem Buditia Mascarena lagenicaulis 45 Pohon
Pandan Bali Pandanus sp. 6 Pohon
Pinus Pinus merkusii 12 Pohon
Poenix Phoenix roebelenii 34 Pohon
Puring Brazil Codiaeum variegatum 17 Semak
Pusaka Hamelia patens 123 Semak
Rumput Axonopus compressus 30 Penutup tanah
Soka Holland Ixora japanica 12 Semak
Song Of India Pleomele reflexa 5 Semak
Sutra Bombay Portulaca grandiflora 200 Penutup tanah
Taiwan Beauty Cuphea sp. 50 Penutup tanah
Taiwan Leaf Cuphea sp. 1 Semak
Walisongo Schefflera actinophylla 4 Pohon
Yucca King Yucca aloifolia 4 Pohon
Total 3387 (individu)
Sumber: Data Sekunder ISS, Outsource Maintenance SBIH (2009).
66

Tabel 4.10. Daftar Elemen Keras di Ketiga Healing Garden


No. Nama Elemen Jumlah Kondisi Keterangan
Taman Lantai 4 Utara
1 Tempat sampah 1 Baik Kelompok
2 Bangku taman (single) 2 Baik Kelompok
3 Bangku taman (double) 3 Baik Kelompok
4 Meja 1 Baik Kelompok
5 Lampu taman 1 Cukup Baik Tiang
6 Perkerasan (paving) 238,97 Cukup Baik m2
7 Patung (sculpture) 3 Baik Kelompok
8 Pot tanaman air 6 Baik Kelompok
9 Papan rambu 2 Baik Kelompok
10 Saluran air 14,2 Baik m2
Taman Lantai 4 Selatan
1 Tempat sampah 1 Baik Kelompok
2 Bangku taman (single) 4 Baik Kelompok
3 Bangku taman (double) 1 Baik Kelompok
4 Meja 1 Baik Kelompok
5 Lampu taman 1 Baik Tiang
6 Perkerasan (paving) 166,05 Baik m2
7 Patung (sculpture) 3 Baik Kelompok
8 Pot tanaman air 10 Baik Kelompok
9 Papan rambu 1 Cukup Baik Kelompok
10 Saluran air 14,6 Baik m2
Taman Lantai 9
1 Tempat Sampah 2 Baik Kelompok
2 Bangunan peneduh 1 Baik Kelompok
3 Bangku 1 Baik Kelompok
4 Lampu Taman 2 Cukup Baik Tiang
5 Perkerasan (paving) 279,55 Baik m2
6 Patung (sculpture) 3 Baik Kelompok
7 Pot tanaman air 10 Baik Kelompok
8 Papan rambu 3 Baik Kelompok
9 Saluran air 35,96 Baik m2
10 Jalur Reflexi 3,96 Cukup baik m2
Sumber: Inventarisasi Lapang(2009).

4.2.5. Fasilitas
Tidak terdapat fasilitas khusus atau tertentu pada kedua taman di lantai
empat. Fasilitas yang terdapat di taman lantai sembilan berupa fasilitas jalur
refleksi yang terdapat handrail di sepanjang salah satu sisinya untuk memudahkan
67

pengguna dalam berpijak dan bangunan peneduh atau gazebo dengan tempat
duduk, speaker untuk mendengarkan lagu yang dilengkapi dengan tombol volume
suara yang dapat diatur dan lampu.

Sumber: Survei, Agustus (2009) Sumber: Survei, Agustus (2009)


(a) Jalur refleksi (b) Speaker dengan tombol pengatur
volume
Gambar 4.20 Fasilitas di Taman Lantai Sembilan

4.3. Evaluasi
Pada saat pengamatan di lapang, dilakukan evaluasi penilaian pada kondisi
aktual taman dengan menggunakan tabel penilaian kriteria standar menurut
McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), serta Stigsdotter dan
Grahn (2002). Ketiga tapak dinilai masing-masing secara terpisah sehingga akan
dapat dilihat taman yang lebih sesuai dengan konsep dan desain dari healing
garden. Evaluasi pada healing garden SBIH ini dilakukan untuk mendapatkan
nilai KPI (Key Performance Index) dari keterkaitan komponen dan kualitas
standar healing garden terhadap pemanfaatan atau penggunaannya pada taman
aktual. Nilai lapang yang didapatkan memiliki kisaran yang menentukan apakah
nilai tersebut sesuai atau tidak dengan kriteria standar. Kemudian dari nilai lapang
tersebut akan dibagi dengan nilai standar untuk mendapatkan nilai KPI yang
menentukan apakah taman tersebut sudah memenuhi standar healing garden.
Terdapat kisaran nilai yang menentukan kesesuaian taman. Kisaran tersebut
memiliki kriteria kesesuaian standar, dimana nilai 0,33 KPI < 0,67 berarti
Tidak sesuai kriteria standar, dan kisaran nilai KPI 0,67 berarti Sesuai
dengan standar. Evaluasi penilaian kondisi aktual terhadap ketiga healing garden
dapat dilihat pada Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan Tabel 4.13 berikut.
68

Tabel 4.11 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Empat Bagian Utara
Berdasarkan Kriteria Standar

Kompo- Nilai Nilai


No Indikator Kualitas Standar KPI*
nen Lapang Standar
1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai,
2 3
aksesibilitas
Pintu masuk khusus yang
mengundang dan mengajak 1 3
pengunjung ke taman
Tidak berbahaya, dapat dilalui
oleh pengunjung dengan 3 3
keterbatasan fisik
Area Penekanan (emphasis) terhadap
aspek alami, bersentuhan dengan
2 3
alam dan meratanya material
hijau
Luasan Tidak terlalu sempit, jarak
2 3
penglihatan pada taman
Jumlah 10 15 0,67
2. Kualitas Pemandang- Penekanan (emphasis) terhadap
2 3
tapak an aspek alami
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima 3 3
panca indra
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang,
bayangan alami dan sinar 1 3
matahari cukup/tidak berlebihan
Penggunaan warna dan
pencahayaan yang kreatif 1 3
Warna Tidak monoton, perpaduan yang
1 3
kreatif dengan kualitas lain
Penciuman Menimbulkan wangi yang
1 3
menenangkan
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima 1 3
panca indra
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 2 3
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima 2 3
panca indra
Perabaan Tekstur dari material yang
1 3
beragam,
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima 1 3
panca indra
Keamanan Memberi rasa aman, tidak
3 3
membahayakan
Bebas vandalisme 3 3
Meminimalisasi gangguan 3 3
69

Lanjutan Tabel 4.11


Kompo- Nilai Nilai
No Indikator Kualitas Standar KPI*
nen Lapang Standar
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan
1 3
fisiologis
Desain jelas dan tidak abstrak,
meminimalisasi ketidakjelasan 3 3
(ambigu)
Ketenangan, keakraban 2 3
Jumlah 31 51 0,61
3. Ruang- Desain area Desain yang jelas dan tidak
2 3
ruang dan ruang abstrak, tidak disorientasi
taman Jenis/macam Kesempatan untuk membuat
2 3
pilihan dan mencari ruang privasi
Kesempatan yang mendukung
untuk bersosialisasi 2 3
Keragaman ruang, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak
2 3
tubuh, mengakomodasi kegiatan
aktif dan pasif
Luasan Tidak sempit, nyaman 2 3
Sirkulasi Nyaman, tidak panas 1 3
Jumlah 11 18 0,61
4. Elemen Soft material Jenis tanaman lokal 2 3
taman Bentuk ornamental dan tidak
2 3
abstrak
Pertumbuhan sepanjang tahun 3 3
Aman, tidak toksik, tidak berduri 3 3
Lokasi sesuai dengan fungsinya 2 3
Mudah dipelihara 1 3
Hard Jenisnya berupa jalur jalan dan site
material furniture (bangku taman, tempat 3 3
sampah, dll.)
Bentuk ornamental, bertekstur,
2 3
tidak abstrak
Aman, tidak licin, dilengkapi
1 3
handrails
Tidak memantulkan cahaya panas,
1 3
tidak mudah pecah
Adanya fasilitas terapi (jalur
1 3
refleksi, dll.)
Elemen Elemen air untuk efek psikologi,
1 3
pendukung spiritual, dan fisik
Penggabungan dengan seni, benda
2 3
seni yang tidak abstrak dan ambigu
Jumlah 24 39 0,61
5. Sosial Jenis Mempertimbangkan siapa
dan pengunjung pengguna utama dan tingkat
3 3
aktivitas kekuatan mentalnya (pasien,
pengunjung dan karyawan)
Jenis Mendukung aktivitas aktif dan
aktivitas pasif 2 3

Jumlah 5 6 0,83
Total Komponen (1+2+3+4+5) 81 129 0,63
70

Tabel 4.12 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Empat Bagian
Selatan Berdasarkan Kriteria Standar

Kompo- Nilai Nilai


No Indikator Kualitas Standar KPI*
nen Lapang Standar
1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai,
2 3
aksesibilitas
Pintu masuk khusus yang
mengundang dan mengajak 1 3
pengunjung ke taman
Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh
pengunjung dengan keterbatasan 3 3
fisik
Area Penekanan (emphasis) terhadap
aspek alami, bersentuhan dengan 2 3
alam dan meratanya material hijau
Luasan Tidak terlalu sempit, jarak
2 3
penglihatan pada taman
Jumlah 10 15 0,67
2. Kualitas Pemandang- Penekanan (emphasis) terhadap
2 3
tapak an aspek alami
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca 3 3
indra
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang,
bayangan alami dan sinar matahari 2 3
cukup/tidak berlebihan
Penggunaan warna dan
pencahayaan yang kreatif 1 3
Warna Tidak monoton, perpaduan yang
1 3
kreatif dengan kualitas lain
Penciuman Menimbulkan wangi yang
1 3
menenangkan
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca 1 3
indra
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 2 3
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca 2 3
indra
Perabaan Tekstur dari material yang
1 3
beragam,
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca 1 3
indra
Keamanan Memberi rasa aman, tidak
3 3
membahayakan
Bebas vandalisme 3 3
Meminimalisasi gangguan 3 3
71

Lanjutan Tabel 4.12


Kompo- Nilai Nilai
No Indikator Kualitas Standar KPI*
nen Lapang Standar
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan
3 3
fisiologis
Desain jelas dan tidak abstrak,
meminimalisasi ketidakjelasan 3 3
(ambigu)
Ketenangan, keakraban 2 3
Jumlah 34 51 0,67
3. Ruang- Desain area Desain yang jelas dan tidak
2 3
ruang dan ruang abstrak, tidak disorientasi
taman Jenis/macam Kesempatan untuk membuat
2 3
pilihan dan mencari ruang privasi
Kesempatan yang mendukung
untuk bersosialisasi 2 3
Keragaman ruang, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak
2 3
tubuh, mengakomodasi kegiatan
aktif dan pasif
Luasan Tidak sempit, nyaman 3 3
Sirkulasi Nyaman, tidak panas 3 3
Jumlah 14 18 0,77
4. Elemen Soft material Jenis tanaman lokal 2 3
taman Bentuk ornamental dan tidak
2 3
abstrak
Pertumbuhan sepanjang tahun 3 3
Aman, tidak toksik, tidak berduri 3 3
Lokasi sesuai dengan fungsinya 2 3
Mudah dipelihara 1 3
Hard Jenisnya berupa jalur jalan dan site
material furniture (bangku taman, tempat 3 3
sampah, dll.)
Bentuk ornamental, bertekstur,
2 3
tidak abstrak
Aman, tidak licin, dilengkapi
1 3
handrails
Tidak memantulkan cahaya panas,
1 3
tidak mudah pecah
Adanya fasilitas terapi (jalur
1 3
refleksi, dll.)
Elemen Elemen air untuk efek psikologi,
1 3
pendukung spiritual, dan fisik
Penggabungan dengan seni, benda
2 3
seni yang tidak abstrak dan ambigu
Jumlah 24 39 0,61
5. Sosial Jenis Mempertimbangkan siapa
dan pengunjung pengguna utama dan tingkat
3 3
aktivitas kekuatan mentalnya (pasien,
pengunjung dan karyawan)
Jenis Mendukung aktivitas aktif dan
aktivitas pasif 2 3

Jumlah 5 6 0,83
Total Komponen (1+2+3+4+5) 87 129 0,67
72

Tabel 4.13 Penilaian Kondisi Aktual Healing Garden Lantai Sembilan


Berdasarkan Kriteria Standar

Kompo- Nilai Nilai


No Indikator Kualitas Standar KPI*
nen Lapang Standar
1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai,
3 3
aksesibilitas
Pintu masuk khusus yang
mengundang dan mengajak 2 3
pengunjung ke taman
Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh
pengunjung dengan keterbatasan 3 3
fisik
Area Penekanan (emphasis) terhadap
aspek alami, bersentuhan dengan 2 3
alam dan meratanya material hijau
Luasan Tidak terlalu sempit, jarak
2 3
penglihatan pada taman
Jumlah 12 15 0,8
2. Kualitas Pemandang- Penekanan (emphasis) terhadap
2 3
tapak an aspek alami
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca 3 3
indra
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang,
bayangan alami dan sinar matahari 3 3
cukup/tidak berlebihan
Penggunaan warna dan
pencahayaan yang kreatif 2 3
Warna Tidak monoton, perpaduan yang
1 3
kreatif dengan kualitas lain
Penciuman Menimbulkan wangi yang
1 3
menenangkan
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca 1 3
indra
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 2 3
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca 2 3
indra
Perabaan Tekstur dari material yang
1 3
beragam,
Menyediakan pengalihan yang
positif, menstimulasi kelima panca 1 3
indra
Keamanan Memberi rasa aman, tidak
3 3
membahayakan
Bebas vandalisme 3 3
Meminimalisasi gangguan 3 3
73

Lanjutan Tabel 4.13


Kompo- Nilai Nilai
No Indikator Kualitas Standar KPI*
nen Lapang Standar
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan
2 3
fisiologis
Desain jelas dan tidak abstrak,
meminimalisasi ketidakjelasan 3 3
(ambigu)
Ketenangan, keakraban 2 3
Jumlah 35 51 0,69
3. Ruang- Desain area Desain yang jelas dan tidak
3 3
ruang dan ruang abstrak, tidak disorientasi
taman Jenis/macam Kesempatan untuk membuat
2 3
pilihan dan mencari ruang privasi
Kesempatan yang mendukung
untuk bersosialisasi 3 3
Keragaman ruang, kesempatan
untuk pergerakan fisik dan gerak
2 3
tubuh, mengakomodasi kegiatan
aktif dan pasif
Luasan Tidak sempit, nyaman 2 3
Sirkulasi Nyaman, tidak panas 2 3
Jumlah 14 18 0,78
4. Elemen Soft material Jenis tanaman lokal 2 3
taman Bentuk ornamental dan tidak
2 3
abstrak
Pertumbuhan sepanjang tahun 3 3
Aman, tidak toksik, tidak berduri 3 3
Lokasi sesuai dengan fungsinya 2 3
Mudah dipelihara 1 3
Hard Jenisnya berupa jalur jalan dan site
material furniture (bangku taman, tempat 3 3
sampah, dll.)
Bentuk ornamental, bertekstur,
2 3
tidak abstrak
Aman, tidak licin, dilengkapi
3 3
handrails
Tidak memantulkan cahaya panas,
1 3
tidak mudah pecah
Adanya fasilitas terapi (jalur
3 3
refleksi, dll.)
Elemen Elemen air untuk efek psikologi,
1 3
pendukung spiritual, dan fisik
Penggabungan dengan seni, benda
2 3
seni yang tidak abstrak dan ambigu
Jumlah 28 39 0,71
5. Sosial Jenis Mempertimbangkan siapa
dan pengunjung pengguna utama dan tingkat
3 3
aktivitas kekuatan mentalnya (pasien,
pengunjung dan karyawan)
Jenis Mendukung aktivitas aktif dan
aktivitas pasif 2 3

Jumlah 5 6 0,83
Total Komponen (1+2+3+4+5) 93 129 0,72
74

4.3.1 Evaluasi Aspek Fisik


Aksesibilitas pada taman lantai empat bagian utara dan selatan kurang
strategis. Hal ini disebabkan oleh letaknya yang tidak dapat langsung diakses
melalui lift dan tangga, melainkan harus melalui unit bagian perawatan bayi pada
taman bagian utara dan unit perawatan ibu bersalin bagi taman bagian selatan.
Nilai yang diberikan adalah 2 untuk masing-masing taman. Selain itu, penilaian
terhadap pintu taman yang kurang mengundang pengunjung untuk masuk
mendapat nilai 1 untuk masing-masing taman karena kurang menarik.
Aksesibilitas yang terdapat pada taman lantai sembilan strategis karena
akses sangat mudah dicapai dan letak pintu masuk khusus sangat dekat dengan lift
dan tangga. Selain itu, pada lantai ini pintu hanya terdapat dua, yang mengarah ke
taman dan yang mengarah ke helipad, sehingga pengguna taman lebih mudah
diarahkan. Taman lantai sembilan cukup sesuai dengan kriteria McDowwel dan
McDowwel (1998) karena pintu masuk ke sebuah healing garden harus dapat
memudahkan untuk diakses dan mengundang pengguna untuk masuk ke
dalamnya, nilainya 3. Namun, pintu taman masih agak kurang mengundang
sehingga pada penilaiannya mendapat nilai 2.
Sementara itu, jalur dari pintu masuk yang aman dan memadai bagi
pengguna yang menggunakan kursi roda karena adanya ramp pada beberapa titik
di taman, mendapat penilaian sebesar 3 pada ketiga taman. Pada aspek area,
perkerasan pada taman lantai empat bagian utara terlihat lebih mendominasi
dibandingkan dengan kedua taman lainnya. Hal tersebut membuat taman menjadi
lebih panas pada siang hari karena kurangnya naungan oleh tanaman. Terdapat
upaya dalam penekanan aspek alami, namun masih terasa kurang bersentuhan
dengan alam karena adanya larangan untuk menginjak rumput serta kurangnya
variasi karena area hijau (tanaman) hanya ada di pinggiran saja pada ketiga taman
sehingga mengurangi nilai ketiga taman dalam penekanan terhadap aspek alami
(McDowwel dan McDowwel, 1998). Nilai yang diberikan adalah 2.
Luasan pada taman lantai empat bagian utara cukup besar, namun dengan
area yang kosong pada bagian tengahnya membuat jarak pandang di taman ini
terlalu luas, sedangkan pada bagian selatan luas taman tidak terlalu besar namun
cukup variatif dengan adanya tanaman yang berada di tengah perkerasan, serta
75

jarak penglihatan pada taman yang cukup nyaman. Pada taman lantai empat
bagian selatan memiliki luasan yang cukup. Sementara itu, pada taman lantai
sembilan, bentuk area yang memanjang membuat taman terkesan sempit, jarak
penglihatan taman terkesan memanjang hanya ke salah satu sisi saja namun masih
cukup nyaman. Penilaian aspek luasan mendapat nilai yang sama pada ketiga
taman yaitu nilai 2.
Setelah dijumlahkan semua nilai lapang komponen pada aspek fisik dan
kemudian dibagi dengan jumlah nilai standarnya, didapatkan hasil sebesar 0,67
masing-masing untuk kedua taman di lantai empat dan hasil sebesar 0,8 untuk
taman lantai sembilan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai KPI aspek fisik
pada ketiga taman sesuai dengan standar kriteria karena nilai KPI 0,67. Selain
itu, terdapat konfirmasi dan verifikasi dari kuesioner mengenai aspek fisik kepada
pengguna taman. Konfirmasi dan verifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. akses menuju taman lantai sembilan relatif mudah, tetapi informasinya
masih kurang sehingga banyak pasien atau pengunjung yang tidak tahu;
b. taman lantai empat kurang diketahui keberadaan atau lokasinya jika tidak
dirawat inap di kamar pada lantai yang sama atau menghadap ke taman
tersebut;
c. pemberitahuan informasi tentang taman kepada pasien yang di kamar;
d. kurangnya variasi tanaman, terutama taman lantai empat bagian utara yang
masih terkesan kosong;
e. pada taman lantai empat bagian utara yang lebih luas dari bagian selatan,
bagian tengah area yang terlalu kosong membuat pengguna taman merasa
kurang nyaman;
f. taman lantai sembilan diperluas.

4.3.2 Evaluasi Aspek Kualitas Tapak


Pemandangan dengan aspek alami kurang ditekankan pada taman lantai
empat bagian utara, namun terdapat pemandangan yang menarik jika
disandingkan antara taman dengan pemandangan gedung SBIH sebagai latar
belakangnya. Begitu juga dengan taman lantai empat bagian selatan, aspek alami
dengan nuansa teduh yang cukup lama sehingga tidak terlalu panas atau silau dan
adanya stimulasi dan pengalihan yang positif. Aspek alami pada pemandangan di
76

taman lantai sembilan cukup terlihat, akan tetapi kurangnya naungan menjadikan
area pada healing garden ini silau dan panas pada siang hari. Penilaian terhadap
aspek alami dan adanya pengalihan yang positif pada ketiga taman mendpatkan
nilai masing-masing 2 dan 3.
Sinar matahari yang terlalu terik pada siang hari dan hampir sebagian
besar tersinari matahari dan hanya sebagian kecil yang berada di bawah bayangan
gedung, membuat pencahayaan pada taman lantai empat bagian utara menjadi
berlebihan atau silau sehingga nilainya adalah 1. Perpaduan warna dan cahaya
dari tanaman dengan kondisi sekitar masih kurang dan mendapat nilai 1 untuk
penilaiannya. Pada taman lantai empat bagian selatan, areanya memiliki waktu
teduh yang relatif lama dikarenakan berada di balik bayangan gedung sehingga
minim pencahayaan, nilai evaluasi lapangnya adalah 2. Perpaduan kualitas cahaya
dengan kualitas elemen lain masih kurang dalam menonjolkan taman, sehingga
penilaiannya 1. Sementara itu, sinar matahari pada taman lantai sembilan yang
tidak terhalang bayang-bayang gedung karena berada pada lantai atas cukup
nyaman. Akan tetapi, sinar matahari terlalu terik menjelang siang hari hingga
pukul dua siang membuat silau dan daerah berteduh hanya ada di di gazebo.
Karena itu, penilaian bagi aspek pencahayaan mendapat nilai 3, sedangkan untuk
perpaduan warna dan cahaya yang kurang mendapat nilai 2.
Variasi warna di ketiga taman tidak terlalu monoton, tapi masih kurang
tambahan warna lainnya, serta perpaduan dengan kualitas atau elemen lain masih
dapat dikembangkan lagi. Pemecah kemonotonan hanya beberapa tanaman
berbunga atau daun yang berwarna, tapi tidak banyak. Perpaduan dengan kualitas
atau elemen lain pun masih bisa dikembangkan lagi. Berdasarkan evaluasi
tersebut, penilaian yang diberikan terhadap warna adalah 1.
Berdasarkan penilaian menurut kualitas penciuman yang terdapat di tapak,
tidak terdapat tanaman atau sumber lain yang mengeluarkan bau-bauan tertentu
pada ketiga taman. Hal tersebut berkaitan dengan tidak adanya stimulasi terhadap
indera penciuman. Nilai yang diberikan pada masing-masing penilaian taman
adalah 1.
Suara yang berasal dari stasiun kereta api dan kendaraan yang lalu lalang
menyebabkan suara yang agak bising di taman lantai empat bagian utara, namun
77

terdapat pula suara alami seperti gesekan dedaunan dan kicauan burung yang
dapat merangsang indera pendengaran. Sementara itu, di taman lantai empat
selatan terdapat suara bising yang berasal dari kendaraan yang lalu lalang dan
suara mesin pendingin suhu ruangan atau AC (air conditioner) yang menyala pada
saat-saat tertentu, serta terdapat pula suara alami seperti gesekan dedaunan dan
kicauan burung. Kualitas suara di kedua taman lantai empat tersebut merangsang
indera pendengaran, tetapi pengalihan tersebut kurang bersifat positif dengan
suara gaduh yang ada. Kualitas suara pada taman lantai sembilan tidak begitu
bising, hanya sayup-sayup suara yang berasal dari stasiun kereta api dan jalan raya
karena letaknya yang lebih tinggi dari lantai empat, terdapat pula suara alami
seperti gesekan dedaunan dan kicauan burung. Pada gazebo ada alunan musik
yang diputar, umumnya instrumental musik tradisional sunda dan musik klasik.
Adanya pengalihan positif yang merangsang indera pendengaran. Nilai yang
diberikan pada penilaian masing-masing taman adalah 2.
Secara keseluruhan, tekstur dari material yang ada pada ketiga taman
kurang beragam, tidak ada material keras yang disediakan secara khusus untuk
diraba, hanya bangku taman dengan tekstur kayu yang umum ditemui. Lainnya
berupa material hijau dalam bentuk tanaman. Tidak ada pengalihan yang bersifat
positif ataupun negatif disini. Pada ketiga taman diberikan nilai 1 masing-masing
untuk penilaian macam tekstur dan untuk tidak adanya pengalihan yang bersifat
positif.
Peraturan atau tata tertib yang terdapat pada ketiga taman mampu menjaga
keamanan dan ketertiban bagi para pengunjungnya sehingga terbebas dari
vandalisme dan minimal gangguan. Daerah pinggiran yang diberi pembatas
berupa dinding kaca sehingga membatasi tetapi tidak menghalangi pandangan
keluar tapak dan tentunya menjaga keamanan bagi pengguna taman di lantai atas
tersebut. Adanya akses ke area pinggiran yang khusus bagi petugas maintenance
sehingga para pengguna tidak sembarangan mendekat ke pinggiran. Nilai atas
evaluasi ini adalah 3 untuk masing-masing penilaian pada ketiga taman.
Suhu yang nyaman pada pagi hari dan menjelang matahari terbenam di
taman lantai empat bagian utara, namun tidak nyaman pada siang hari karena
teriknya sinar matahari serta tidak adanya shelter atau naungan sehingga
78

mendapat nilai 1 untuk kenyamanan. Hal tersebut berbeda pada taman bagian
selatan dimana hampir sepanjang hari mendapat bayangan dari gedung,
menjadikan area ini teduh. Sementara pada taman lantai sembilan hampir mirip
dengan lantai empat bagian utara yang nyaman pada pagi hari dan menjelang
matahari terbenam dan tidak nyaman pada siang hari, namun terdapat shelter atau
naungan berupa gazebo yang ada di taman sehingga cukup memadai bagi
pengguna. Karena itu, penilaian yang diberikan adalah 2 pada kedua taman
tersebut. Bagi aspek kenyamanan dalam desain, desain yang ada pada ketiga
taman cukup jelas dan tidak abstrak sehingga pengguna tidak akan kebingungan,
penilaian lapangnya mendapat nilai 3. Ketenangan yang ada pada ketiga taman
karena berada di lantai yang tinggi sehingga suara bising kendaraan kurang
berpengaruh. Taman lantai empat bagian utara dan taman lantai sembilan kurang
tenang karena suara bising dari stasiun kereta api dan kendaraan. Pada taman
lantai empat bagian selatan dengan adanya suara bising dari jalan raya dan mesin
pendingin ruangan (AC), serta angin yang cukup kencang. Penilaian pada ketiga
taman adalah 2.
Setelah dijumlahkan semua nilai lapang komponen pada aspek kualitas
taman dan kemudian dibagi dengan jumlah nilai standarnya, didapatkan hasil
sebesar 0,61 pada taman lantai empat bagian utara, 0,67 untuk taman lantai empat
bagian selatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai KPI pada aspek kualitas
pada kedua taman kurang sesuai dengan standar kriteria karena berada pada
kisaran nilai 0,34 hingga 0,67. Sementara itu, taman lantai sembilan mendapatkan
hasil sebesar 0,69 yang menunjukkan nilai KPI aspek kualitas taman yang sesuai
dengan standar kriteria karena berada pada kisaran nilai 0,68 hingga 1. Terdapat
pula hasil konfirmasi dan verifikasi dengan pengguna taman mengenai kualitas
tapak, hasilnya dapat dilihat berikut ini:
a. penambahan variasi bunga agar indah dan menambah wangi serta sejuk;
b. pepohonan yang kurang rimbun;
c. penambahan pohon sebagai tempat berteduh;
d. penambahan warna lainnya terutama warna hijau pada taman.

4.3.3 Evaluasi Aspek Ruang-Ruang Taman


79

Desain area dan ruang pada kedua taman lantai empat cukup jelas dan
tidak abstrak, namun masih membingungkan dengan tidak terdapat batasan yang
jelas antara ruang aktif dan pasifnya sehingga nilai evaluasi lapangnya adalah 2.
Sementara itu, pada taman lantai sembilan adanya gazebo memberi penegasan
pada area ruang pasif dan aktif, penilaiannya adalah 3.
Terdapat tempat duduk berupa bangku taman yang terpisah-pisah untuk
pengguna pada tapi tidak ada batasan dalam memberi ruang untuk privasi atau
untuk terjadinya sosialisasi sehingga penilaian lapangnya adalah 2 untuk masing-
masing kriteria., yang cukup besar memberi peluang sosialisasi bagi pengguna,
sementara ruang untuk privasi ada beberapa titik pada taman namun tidak tersedia
bangku taman sehingga nilai lapang keseluruhannya. Jenis ruang kurang beragam,
tapi terdapat akomodasi untuk kegiatan aktif terbatas seperti pergerakan fisik dan
untuk kegiatan pasif seperti duduk-duduk, melihat-lihat atau membaca. Karena
itu, penilaian untuk keragaman ruang dan akomodasi pergerakan fisiknya 2.
Mengenai aspek ruang taman yang berkaitan dengan luasnya, luasan ruang
taman pada taman lantai empat bagian utara terlalu luas sehingga ada beberapa
bagian yang sebenarnya tidak efisien dan kosong, sedangkan pada bagian selatan,
luasnya cukup pas, tidak terlalu luas, tapi juga tidak sempit, membuat jarak
penglihatan taman yang nyaman. Sementara itu, taman lantai sembilan dengan
bentuknya yang memanjang, meski kurang luas, namun dengan penglihatan taman
yang mengarah ke satu sisi sehingga terkesan luas. Penilaian lapang yang
diberikan secara keseluruhan adalah 2.
Sirkulasi yang jelas dan tidak membingungkan serta tidak ada hambatan
membuat pergerakan antara ruang satu dan yang lainnya mudah dalam ketiga
tapak. Namun, ketika siang hari menjadi panas dan bahan yang memantulkan
cahaya membuatnya jadi silau karena dominan perkerasan. Taman lantai empat
bagian selatan tidak terlalu panas karena daerah yang berbayang hampir sepanjang
hari. Karena itu, penilaian lapang secara keseluruhan adalah 2.
Setelah dijumlahkan semua nilai lapang komponen pada aspek ruang
taman dan kemudian dibagi dengan jumlah nilai standarnya, didapatkan hasil
sebesar 0,61 untuk taman di lantai empat bagian utara. Lalu taman lantai empat
bagian selatan sebesar 0,77, dan untuk taman lantai Sembilan sebesar 0,78. Nilai
80

KPI aspek ruang taman pada taman lantai empat bagian utara kurang sesuai
dengan kriteria taman, berada pada kisaran 0,34-0,66. Sementara nilai KPI taman
lantai empat bagian selatan dan taman lantai empat sesuai dengan standar kriteria
karena berada pada kisaran nilai 0,67 hingga 1. Hasil konfirmasi dan verifikasi
dengan pengguna taman mengenai ruang taman, diusulkan untuk perluasan taman
lantai sembilan dan penambahan fasilitas toilet.

4.3.4 Evaluasi Aspek Elemen Taman


Jenis soft material atau tanaman yang ada cukup bervariasi, namun tidak
semuanya lokal, membuat penilaian lapangnya 2. Bentuknya ornamental dan tidak
abstrak, tanaman sepanjang tahun, aman, toksik, tidak berduri dan tidak melukai
atau berbahaya, masing-masing nilai lapangnya 3. Karena merupakan tanaman
yang pemeliharaannya dengan intensifikasi tinggi, maka nilai lapangnya adalah 1.
Pada taman lantai empat bagian utara dan selatan, hard material yang ada
jenisnya berupa perkerasan dan site furniture yang berupa bangku taman, tong
sampah, lampu taman, dan pot bunga untuk tanaman air. Penilaian untuk aspek ini
adalah 3. Bentuk dari hard material tersebut jelas, tidak abstrak dengan tekstur
yang umum, namun tidak semuanya sesuai dengan konsep taman sehingga nilai
lapangnya 2. Perkerasannya cukup aman dan tidak licin, namun tidak ada
handrails dan bahannya memantulkan cahaya dan menyerap panas sehingga silau
dan panas pada siang hari. Pada bagian jalur refleksi yang terdapat di lantai
hembilan, tersedia handrails namun bebatuannya yang menyilaukan ketika
terkena sinar matahari membuat penilaian lapang secara keseluruhan menjadi 2.
Bagi aspek elemen pendukung, di ketiga taman tidak terdapat elemen air
yang menstimulasi psikologis, spiritual ataupun fisik, menjadikan nilai lapangnya
1. Terdapat sculpture yang berbentuk hewan berupa kodok dan lampu batu
dengan gaya Cina, serta pada taman lantai empat bagian selatan sculpture yang
berupa sosok seorang wanita dan anak bayinya, menggambarkan area unit bersalin
yang berada pada lantai yang sama. Penilaian lapang secara keseluruhannya 3.
Setelah dijumlahkan semua nilai lapang komponen pada aspek elemen dan
kemudian dibagi dengan jumlah nilai standarnya, didapatkan hasil sebesar 0,61
masing-masing untuk kedua taman di lantai empat dan 0,71 di taman lantai
sembilan. Nilai KPI aspek fisik pada kedua taman di lantai empat tidak sesuai
81

dengan standar kriteria karena berada pada kisaran 0,33 KPI < 0,67. Sementara
taman lantai sembilan berada di kisaran KPI 0,67 yang berarti sesuai dengan
standar kriteria. Terdapat pula hasil konfirmasi dan verifikasi dengan pengguna
taman mengenai elemen pada tapak, hasilnya dapat dilihat berikut ini:
a. perbanyak variasi bunga agar indah dan menambah wangi serta sejuk;
b. penambahan pohon sebagai tempat berteduh;
c. penambahan pohon bunga yang dapat menarik hewan (kupu-kupu,
burung);
d. penyemenan batu-batuan pada fasilitas terapi agar tidak berbahaya;
e. penambahan kolam ikan atau taman air.

4.3.5 Evaluasi Aspek Sosial dan Aktivitas


Jenis pengguna pada ketiga tapak, antara lain, adalah pasien yang ditemani
oleh anggota keluarga atau petugas kesehatan. Pasien wajib ditemani dan tidak
diperbolehkan datang sendiri walaupun tidak memerlukan perawatan khusus.
Selain itu, anggota keluarga dan orang-orang yang datang menjenguk datang
untuk menghilangkan kebosanan. Namun, pada taman di lantai sembilan, jenis
penggunanya lebih beragam dan lebih umum atau terbuka jika dibandingkan
dengan kedua taman yang berada di lantai empat, hal ini berkaitan dengan sasaran
promosi healing garden oleh pihak SBIH yang menargetkan lantai sembilan
sebagai area bagi pegunjung yang lebih umum atau terbuka. Sementara itu, jenis
aktivitas yang terdapat pada ketiga taman berupa aktivitas pasif seperti duduk,
mengobrol, dan membaca, sedangkan aktivitas aktif berupa aktivitas aktif yang
terbatas seperti berjalan-jalan mengelilingi taman dan berfoto.
Setelah semua nilai lapang komponen pada aspek sosial dan aktivitas
dijumlahkan, lalu kemudian dibagi dengan jumlah nilai standarnya, didapatkan
hasil sebesar 0,83 masing-masing untuk ketiga taman. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai KPI aspek sosial dan aktivitas pada ketiga taman sesuai
dengan standar kriteria karena berada pada kisaran KPI 0,67.
82

4.4 Sintesis
Hasil evaluasi healing garden SBIH terhadap fungsi terapeutik
menyatakan jumlah total nilai lapang adalah 87 dan nilai standar sama dengan 129
sehingga nilai KPI yang dihasilkan yaitu 0,67. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
healing garden SBIH sesuai menurut kriteria standar yang telah ditentukan karena
nilai KPI 0,67, akan tetapi belum mencapai nilai 1. Aktivitas yang dominan
berupa berjalan mengelilingi taman dan menggunakan fasilitas refleksi. Hasil
verifikasi terhadap pengamatan perilaku diperoleh terdapat konsentrasi pergerakan
pengguna pada area pasif, yaitu area tempat duduk pada taman sebagai perilaku
dominan. Berdasarkan hasil evaluasi yang menyatakan nilai KPI kurang dari 1
(KPI= 0,67), konfirmasi persepsi pengunjung dan verifikasi pengamatan perilaku
pengguna healing garden SBIH, dapat disimpulkan bahwa healing garden SBIH
sesuai menurut kriteria desain fungsional dari healing garden berdasarkan Marcus
(1999, 2000), McDowell & McDowell (1998) dan Stigsdotter & Grahn (2002).
Pada Tabel 4.14, Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 dapat dilihat hasil rekapitulasi
penilaian aktual, konfirmasi responden, dan verifikasi pengamatan perilaku
pengguna dari ketiga taman.
Tabel 4.14 Hasil Rekapitulasi Penilaian Aktual, Verifikasi Pengamatan Perilaku
Pengguna, dan Konfirmasi Responden Taman Lantai Empat Utara
Eva-
Indikator Standar Kriteria KPI a b
luasi*
Aspek Fisik Taman
Aksesibiltas Akses yang mudah dicapai, aksesibilitas 0,67 Tidak Tidak E1
Pintu masuk khusus yang mengundang 0,33 Tidak Tidak E2
dan mengajak pengunjung ke taman
Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh 1 Ya Ya
pengunjung dengan keterbatasan fisik
Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek 0,67 Tidak E3
alami, bersentuhan dengan alam dan
meratanya material hijau
Luasan Tidak terlalu sempit, jarak penglihatan 0,67 Tidak Tidak E4
pada taman nyaman
Aspek Kualitas Taman
Pemandangan Penekanan (emphasis) terhadap aspek 0,67 Tidak Ya E3
alami
Menyediakan pengalihan yang positif, 1 Ya
menstimulasi kelima panca indra
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang, bayangan 0,33 Tidak Tidak E5
alami dan sinar matahari cukup/tidak
berlebihan
Penggunaan warna dan pencahayaan 0,33 Tidak E5
yang kreatif
83

Lanjutan Tabel 4.14


Eva-
Indikator Standar Kriteria KPI a b
luasi *
Warna Tidak monoton, perpaduan yang kreatif 0,33 Tidak E5
dengan kualitas lain
Penciuman Menimbulkan wangi yang menenangkan 0,33 Tidak Tidak E6
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,33 Tidak E6
menstimulasi kelima panca indra
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 0,67 Tidak Tidak E7
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,67 Tidak E7
menstimulasi kelima panca indra
Perabaan Tekstur dari material yang beragam 0,33 Tidak Tidak E8
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,33 Tidak E8
menstimulasi kelima panca indra
Keamanan Memberi rasa aman, tidak 1 Ys Ya
membahayakan
Bebas vandalisme 1 Ya Ya
Meminimalisasi gangguan 1 Ya Ya
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan fisiologis 0,33 Tidak Tidak E9
Desain jelas dan tidak abstrak, 1 Ya Ya
meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu)
Ketenangan, keakraban 0,67 Ya Ya
Aspek Ruang Taman
Desain area Desain yang jelas dan tidak abstrak, 0,67 Ya Ya
dan ruang tidak disorientasi
Jenis/macam Kesempatan untuk membuat pilihan dan 0,67 Tidak E10
mencari ruang privasi
Kesempatan yang mendukung untuk 0,67 Ya
bersosialisasi
Keragaman ruang, kesempatan untuk 0,67 Ya
pergerakan fisik dan gerak tubuh,
mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif
Luasan Tidak sempit, nyaman 0,67 Tidak Tidak E4
Sirkulasi Nyaman, tidak panas 0,33 Tidak Tidak E11
Aspek Elemen Lunak
Jenis tanaman lokal 0,67 Tidak E12
Bentuk ornamental dan tidak abstrak 0,67 Ya
Pertumbuhan sepanjang tahun 1 Ya
Aman, tidak toksik, tidak berduri 1 Ya
Lokasi sesuai dengan fungsinya 0,67 Ya
Mudah dipelihara 0,33 Tidak E13
Aspek Elemen Keras
Jenisnya berupa jalur jalan dan site 1 Ya Ya
furniture (bangku taman, tempat sampah,
dll.)
Bentuk ornamental, bertekstur, tidak 0,67 Ya Ya
abstrak
Aman, tidak licin, dilengkapi handrails 0,33 Tidak Tidak E14
Tidak memantulkan cahaya panas, tidak 0,33 Tidak Tidak E11
mudah pecah
Adanya fasilitas terapi (jalur refleksi, dll.) 0,33 Tidak E15
Aspek Elemen Pendukung
Elemen air untuk efek psikologi, spiritual, 0,33 Tidak Tidak E16
dan fisik
Penggabungan dengan seni, benda seni 0,67 Ya
yang tidak abstrak dan ambigu
84

Lanjutan Tabel 4.14


Eva-
Indikator Standar Kriteria KPI a b
luasi *
Aspek Pengguna dan Aktivitas
Pengunjung Mempertimbangkan siapa pengguna 1 Ya
utama dan tingkat kekuatan mentalnya
(pasien, pengunjung dan karyawan)
Jenis Aktivitas Mendukung aktivitas aktif dan pasif 0,67 Ya Ya
Keterangan :
a : Pengamatan peneliti
b : Responden
* Rekomendasi diberikan jika nilai KPI: 0.33 KPI < 0.67, hasil pengamatan dan pendapat
responden menampilkan ketidaksesuaian.
E : kode evaluasi ke-n
E1. Infomasi mengenai taman masih kurang sehingga mengurangi pengguna yang berpotensi
E2. Pintu masuk kurang mengundang dan menarik minat pengguna menambah variasi tanaman
pada area yang masih terlalu kosong
E3. Ruang pada taman yang masih kosong dan tidak meratanya material hijau
E4. Pengguna yang merasa bahwa taman tidak nyaman luasannya
E5. Kurangnya warna dan pencahayaan yang menarik pada taman
E6. Tidak ada aroma tertentu yang bernilai postif dan menstimulasi indera penciuman
E7. Suara bising yang masih terdengar dari jalan raya dan stasiun kereta
E8. Tidak ada material yang beragam untuk menstimulasi indera peraba
E9. Suasana yang panas dan terik di siang hari tanpa adanya peneduh
E10. Tidak adanya pemisahan ruang yang jelas untuk kegiatan aktif-pasif ataupun untuk area
pribadi-sosial
E11. Material yang memantulkan cahaya sehingga area menjadi silau dan panas
E12. Tanaman yang tidak semuanya lokal dan kurang sesuai konsep desain
E13. Pemeliharaan yang intensif karena taman merupakan taman atap yang butuh pemeliharaan
yang intensif
E14. Tidak adanya handrails bagi pasien yang datang
E15. Fasilitas terapi tidak tersedia di tiap taman, dan kalaupun ada kurang sesuai dengan kriteria
E16. Tidak ada elemen air yang dapat member efek positif pada pengguna taman

Tabel 4.15 Hasil Rekapitulasi Penilaian Aktual, Verifikasi Pengamatan Perilaku


Pengguna, dan Konfirmasi Responden Taman Lantai Empat Selatan
Eva-
Indikator Standar Kriteria KPI a b
luasi *
Aspek Fisik Taman
Aksesibiltas Akses yang mudah dicapai, aksesibilitas 0,67 Tidak Tidak E1
Pintu masuk khusus yang mengundang 0,33 Tidak Tidak E2
dan mengajak pengunjung ke taman
Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh 1 Ya Ya
pengunjung dengan keterbatasan fisik
Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek 0,67 Ya Ya
alami, bersentuhan dengan alam dan
meratanya material hijau
Luasan Tidak terlalu sempit, jarak penglihatan 0,67
pada taman nyaman
Aspek Kualitas Taman
Pemandangan Penekanan (emphasis) terhadap aspek 0,67 Ya Ya
alami
Menyediakan pengalihan yang positif, 1 Ya Ya
menstimulasi kelima panca indra
85

Lanjutan Tabel 4.15


Eva-
Indikator Standar Kriteria KPI a b
luasi *
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang, bayangan 0,67 Tidak Tidak E5
alami dan sinar matahari cukup/tidak
berlebihan
Penggunaan warna dan pencahayaan 0,33 Tidak Tidak E5
yang kreatif
Warna Tidak monoton, perpaduan yang kreatif 0,33 E5
dengan kualitas lain
Penciuman Menimbulkan wangi yang menenangkan 0,33 Tidak Tidak E6
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,33 E6
menstimulasi kelima panca indra
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 0,67 Tidak Ya E7
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,67 E7
menstimulasi kelima panca indra
Perabaan Tekstur dari material yang beragam 0,33 Tidak Tidak E8
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,33 E8
menstimulasi kelima panca indra
Keamanan Memberi rasa aman, tidak 1 Ya Ya
membahayakan
Bebas vandalisme 1 Ya Ya
Meminimalisasi gangguan 1
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan fisiologis 1 Ya Ya
Desain jelas dan tidak abstrak, 1 Ya Ya
meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu)
Ketenangan, keakraban 0,67
Aspek Ruang Taman
Desain area Desain yang jelas dan tidak abstrak, 0,67 Ya Ya
dan ruang tidak disorientasi
Jenis/macam Kesempatan untuk membuat pilihan dan 0,67 Tidak Tidak E10
mencari ruang privasi
Kesempatan yang mendukung untuk 0,67
bersosialisasi
Keragaman ruang, kesempatan untuk 0,67
pergerakan fisik dan gerak tubuh,
mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif
Luasan Tidak sempit, nyaman 1 Ya Ya
Sirkulasi Nyaman, tidak panas 1 Ya Ya
Aspek Elemen Lunak
Jenis tanaman lokal 0,67 Tidak E12
Bentuk ornamental dan tidak abstrak 1 Ya
Pertumbuhan sepanjang tahun 1 Ya
Aman, tidak toksik, tidak berduri 1 Ya
Lokasi sesuai dengan fungsinya 0,67 Ya
Mudah dipelihara 0,33 Tidak E13
Aspek Elemen Keras
Jenisnya berupa jalur jalan dan site 1 Ya Ya
furniture (bangku taman, tempat sampah,
dll.)
Bentuk ornamental, bertekstur, tidak 0,67 Ya Ya
abstrak
Aman, tidak licin, dilengkapi handrails 0,33 Tidak Tidak E14
Tidak memantulkan cahaya panas, tidak 0,33 Tidak Tidak
mudah pecah
86

Lanjutan Tabel 4.15


Eva-
Indikator Standar Kriteria KPI a b
luasi *
Adanya fasilitas terapi (jalur refleksi, 0,33 Tidak E15
dll.)
Aspek Elemen Pendukung
Elemen air untuk efek psikologi, 0,33 Tidak Tidak E16
spiritual, dan fisik
Penggabungan dengan seni, benda seni 0,67 Ya
yang tidak abstrak dan ambigu
Aspek Pengguna dan Aktivitas
Pengunjung Mempertimbangkan siapa pengguna 1 Ya
utama dan tingkat kekuatan mentalnya
(pasien, pengunjung dan karyawan)
Jenis Aktivitas Mendukung aktivitas aktif dan pasif 0,67 Ya Ya
Keterangan :
a : Pengamatan peneliti
b : Responden
* Rekomendasi diberikan jika nilai KPI: 0.33 KPI < 0.67, hasil pengamatan dan pendapat
responden menampilkan ketidaksesuaian.
E : kode evaluasi ke-n
E1. Infomasi mengenai taman masih kurang sehingga mengurangi pengguna yang berpotensi
E2. Pintu masuk kurang mengundang dan menarik minat pengguna menambah variasi tanaman
pada area yang masih terlalu kosong
E5. Kurangnya warna dan pencahayaan yang menarik pada taman
E6. Tidak ada aroma tertentu yang bernilai postif dan menstimulasi indera penciuman
E7. Suara bising yang masih terdengar dari jalan raya dan stasiun kereta
E8. Tidak ada material yang beragam untuk menstimulasi indera peraba
E10. Tidak adanya pemisahan ruang yang jelas untuk kegiatan aktif-pasif ataupun untuk area
pribadi-sosial
E12. Tanaman yang tidak semuanya lokal dan kurang sesuai konsep desain
E13. Pemeliharaan yang intensif karena taman merupakan taman atap yang butuh pemeliharaan
yang intensif
E14. Tidak adanya handrails bagi pasien yang datang
E15. Fasilitas terapi tidak tersedia di tiap taman, dan kalaupun ada kurang sesuai dengan kriteria
E16. Tidak ada elemen air yang dapat member efek positif pada pengguna taman

Tabel 4.16 Hasil Rekapitulasi Penilaian Aktual, Verifikasi Pengamatan Perilaku


Pengguna, dan Konfirmasi Responden Taman Lantai Sembilan
Eva-
Indikator Standar Kriteria KPI a b
luasi *
Aspek Fisik Taman
Aksesibiltas Akses yang mudah dicapai, aksesibilitas 1 Ya Ya
Pintu masuk khusus yang mengundang 0,67 Tidak Tidak E2
dan mengajak pengunjung ke taman
Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh 1 Ya Ya
pengunjung dengan keterbatasan fisik
Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek 0,67 Ya Ya
alami, bersentuhan dengan alam dan
meratanya material hijau
Luasan Tidak terlalu sempit, jarak penglihatan 0,67
pada taman nyaman

Lanjutan Tabel 4.16


Indikator Standar Kriteria KPI a b Eva-
87

luasi *
Aspek Kualitas Taman
Pemandangan Penekanan (emphasis) terhadap aspek 0,67 Ya Ya
alami
Menyediakan pengalihan yang positif, 1 Ya Ya
menstimulasi kelima panca indra
Pencahayaan Tidak terlalu gelap/terang, bayangan 1 Ya Tidak E5
alami dan sinar matahari cukup/tidak
berlebihan
Penggunaan warna dan pencahayaan 0,67 Ya Ya E5
yang kreatif
Warna Tidak monoton, perpaduan yang kreatif 0,33 Tidak Tidak E5
dengan kualitas lain
Penciuman Menimbulkan wangi yang menenangkan 0,33 Tidak Tidak E6
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,33 E6
menstimulasi kelima panca indra
Pendengaran Tidak gaduh, suara alami 0,67 Tidak Tidak E7
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,67 E7
menstimulasi kelima panca indra
Perabaan Tekstur dari material yang beragam 0,33 Tidak Tidak E8
Menyediakan pengalihan yang positif, 0,33 E8
menstimulasi kelima panca indra
Keamanan Memberi rasa aman, tidak 1 Ya Ya
membahayakan
Bebas vandalisme 1 Ya Ya
Meminimalisasi gangguan 1
Kenyamanan Suhu nyaman, kenyamanan fisiologis 0,67 Ya Ya
Desain jelas dan tidak abstrak, 1 Ya Ya
meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu)
Ketenangan, keakraban 0,67
Aspek Ruang Taman
Desain area Desain yang jelas dan tidak abstrak, 1 Ya Ya
dan ruang tidak disorientasi
Jenis/macam Kesempatan untuk membuat pilihan dan 0,67 Tidak Tidak E10
mencari ruang privasi
Kesempatan yang mendukung untuk 1
bersosialisasi
Keragaman ruang, kesempatan untuk 0,67 Ya Ya
pergerakan fisik dan gerak tubuh,
mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif
Luasan Tidak sempit, nyaman 0,67 Ya Ya
Sirkulasi Nyaman, tidak panas 0,67 Ya Ya
Aspek Elemen Lunak
Jenis tanaman lokal 0,67 Tidak E12
Bentuk ornamental dan tidak abstrak 0,67 Ya
Pertumbuhan sepanjang tahun 1 Ya
Aman, tidak toksik, tidak berduri 1 Ya
Lokasi sesuai dengan fungsinya 0,67 Ya
Mudah dipelihara 0,33 Tidak E13

Lanjutan Tabel 4.16


Indikator Standar Kriteria KPI a b Eva-
88

luasi *
Aspek Elemen Keras
Jenisnya berupa jalur jalan dan site 1 Ya Ya
furniture (bangku taman, tempat sampah,
dll.)
0,67 Ya Ya
Bentuk ornamental, bertekstur, tidak
abstrak
Aman, tidak licin, dilengkapi handrails 1 Tidak Ya E14
Tidak memantulkan cahaya panas, tidak 0,33 Tidak Tidak E11
mudah pecah
Adanya fasilitas terapi (jalur refleksi, 1 Ya Ya
dll.)
Aspek Elemen Pendukung
Elemen air untuk efek psikologi, 0,33 Tidak Tidak E16
spiritual, dan fisik
Penggabungan dengan seni, benda seni 0,67 Ya
yang tidak abstrak dan ambigu
Aspek Pengguna dan Aktivitas
Pengunjung Mempertimbangkan siapa pengguna 1 Ya
utama dan tingkat kekuatan mentalnya
(pasien, pengunjung dan karyawan)
Jenis Aktivitas Mendukung aktivitas aktif dan pasif 0,67 Ya Ya
Keterangan :
a : Pengamatan peneliti
b : Responden
E : kode evaluasi ke-n
* Rekomendasi diberikan jika nilai KPI: 0.33 KPI < 0.67, hasil pengamatan dan pendapat
responden menampilkan ketidaksesuaian.
E2. Pintu masuk kurang mengundang dan menarik minat pengguna menambah variasi tanaman
pada area yang masih terlalu kosong
E5. Kurangnya warna dan pencahayaan yang menarik pada taman
E6. Tidak ada aroma tertentu yang bernilai postif dan menstimulasi indera penciuman
E7. Suara bising yang masih terdengar dari jalan raya dan stasiun kereta
E8. Tidak ada material yang beragam untuk menstimulasi indera peraba
E10. Tidak adanya pemisahan ruang yang jelas untuk kegiatan aktif-pasif ataupun untuk area
pribadi-sosial
E11. Material yang memantulkan cahaya sehingga area menjadi silau dan panas
E12. Tanaman yang tidak semuanya lokal dan kurang sesuai konsep desain
E13. Pemeliharaan yang intensif karena taman merupakan taman atap yang butuh pemeliharaan
yang intensif
E14. Tidak adanya handrails bagi pasien yang datang
E16. Tidak ada elemen air yang dapat member efek positif pada pengguna taman

4.5 Rekomendasi
Rekomendasi disusun berdasarkan pengelompokan terhadap setiap
komponen nilai KPI yang tergolong kurang sesuai (0,33 KPI < 0,67)
sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17. Evaluasi dan Rekomendasi untuk Ketiga Healing Garden SBIH
Evaluasi Rekomendasi
89

1. Infomasi mengenai taman masih 1. Menegaskan perbedaan fungsi


kurang sehingga mengurangi taman pada lantai sembilan dan
pengguna yang berpotensi (E1). lantai empat, serta penempatan
informasi yang tepat (R1).
2. Pintu masuk kurang mengundang 2. Membuat pintu masuk taman lebih
dan menarik minat pengguna (E2). menarik dan sesuai konsep taman
(R2).
3. Ruang pada taman yang masih 3. Menambah variasi tanaman pada
kosong dan tidak meratanya area yang masih terlalu kosong
material hijau (E3). (R3).
4. Ruang pada taman yang masih 4. Menambah ruang agar lebih
kosong dan tidak meratanya bervariasi dan menciptakan luasan
material hijau (E4). dan jarak penglihatan di taman yang
nyaman (R4).
5. Pengguna yang merasa bahwa 5. Menambah ruang agar lebih
taman tidak nyaman luasannya bervariasi dan menciptakan luasan
(E5). dan jarak penglihatan di taman yang
nyaman (R5).
6. Kurangnya warna dan 6. Menciptakan kreasi cahaya dan
pencahayaan yang menarik pada bayangan melalui penggunaan
taman (E6). tanaman dengan bentuk daun yang
bermacam-macam atau dengan
objek lainnya; Menambah variasi
tanaman dengan daun atau bunga
berwarna hijau dan warna cerah
seperti kuning (R6).
7. Tidak ada aroma tertentu yang 7. Menambah variasi tanaman
bernilai postif dan menstimulasi aromatic (R7).
indera penciuman (E7).
8. Suara bising yang masih terdengar 8. Menggunakan tanaman yang
dari jalan raya dan stasiun kereta berfungsi sebagai barrier dari suara
(E8). bising (R8).
9. Tidak ada material yang beragam 9. Menggunakan bahan material yang
untuk menstimulasi indera peraba lebih beragam pada elemen taman
(E9). seperti sculpture atau paving (R9).
10. Suasana yang panas dan terik di 10. Menambah kanopi yang disesuaikan
siang hari tanpa adanya peneduh dengan kondisi atap bangunan yang
(E10). berfungsi sebagai peneduh (R10).
11. Tidak adanya pemisahan ruang 11. Menegaskan perbedaan jenis ruang
yang jelas untuk kegiatan aktif- dengan penggunaan tanaman
pasif ataupun untuk area pribadi- pembatas atau perbedaan material
sosial (E11). paving (R11).
12. Material yang memantulkan 12. Menggunakan bahan perkerasan
cahaya sehingga area menjadi silau atau elemen taman yang tidak
dan panas (E12). memantulkan cahaya sehingga jadi
silau dan panas (R12).
Lanjutan Tabel 4.17
13. Tanaman yang tidak semuanya 13. Menanam tanaman yang sesuai
90

lokal dan kurang sesuai konsep dengan konsep desain taman (R13).
desain (E13).
14. Pemeliharaan yang intensif karena 14. Menanam tanaman yang cukup
taman merupakan taman atap yang mudah dipelihara, khususnya untuk
butuh pemeliharaan yang intensif taman atap (R14).
(E14).
15. Tidak adanya handrails bagi 15. Menyediakan handrails yang sesuai
pasien yang datang (E15). kriteria bagi pasien yang datang
(R15).
16. Fasilitas terapi tidak tersedia di 16. Membuat jalur refleksi yang sesuai
tiap taman, dan kalaupun ada kriteria pada tiap taman;
kurang sesuai dengan kriteria Mengusulkan suatu program terapi
(E16). yang mengaplikasikan interaksi
manusia dengan tanaman seperti
terapi hortikultur (R16).
17. Tidak ada elemen air yang dapat 17. Menyediakan elemen air sederhana
memberi efek positif pada yang disesuaikan dengan kondisi
pengguna taman (E17). kapasitas atap bangunan (R17).

Gambar rekomendasi pada ketiga tapak healing garden SBIH dapat dilihat
pada Gambar 4.21, Gambar 4.22, dan Gambar 4.23. Rekomendasi terbagi menjadi
rekomendasi aspek umum, rekomendasi aspek konsep dan desain, serta
rekomendasi aspek terapi.
91
92
93
94

4.5.1 Rekomendasi Aspek Umum


Rekomendasi yang diajukan pada aspek umum adalah hal-hal yang
berkaitan dengan kondisi umum ketiga taman (Gambar 4.24). Rekomendasi-
rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menambah variasi tanaman pada area yang masih terlalu kosong (R3).
b. Menambah ruang agar lebih bervariasi dan menciptakan luasan dan jarak
penglihatan di taman yang nyaman (R4).
c. Menciptakan kreasi cahaya dan bayangan melalui penggunaan tanaman
dengan bentuk daun yang bermacam-macam atau dengan objek lainnya
(R6).
d. Menggunakan tanaman yang berfungsi sebagai barrier dari suara bising
(R8).
e. Menambah kanopi yang disesuaikan dengan kondisi atap bangunan yang
berfungsi sebagai peneduh (R10).
f. Menegaskan perbedaan jenis ruang dengan penggunaan tanaman pembatas
atau perbedaan material paving (R11).
g. Menggunakan bahan perkerasan atau elemen taman yang tidak
memantulkan cahaya sehingga jadi silau dan panas (R12).
h. Menyediakan handrails yang sesuai kriteria bagi pasien yang datang
(R15).

Sumber: Survey (2009)


(a) Contoh Gambar Rekomendasi R3

Gambar 4.24. Rekomendasi Aspek Umum


95

Lanjutan Gambar 4.24. Rekomendasi Aspek Umum

Sumber: www.placedufort.com (2009)


(b) Contoh Gambar Rekomendasi R4

Sumber: www.guardian.co.uk (2009) dan www.skagit.wsu.edu (2009)


(c) Contoh Gambar Rekomendasi R6

Sumber: www.apartmenttherapy.com (2009)


(d) Contoh Gambar Rekomendasi R8

Gambar 4.24. Gambar Rekomendasi Aspek Umum


96

Lanjutan Gambar 4.24. Rekomendasi Aspek Umum

Sumber: Marcus (2008) dan www.webshots.com (2009)


(e) Contoh Gambar Rekomendasi R10

Sumber: www.placedufort.com (2009) dan www.photoready.co.uk/ (2009)


(f) Contoh Gambar Rekomendasi R11

Sumber: www.precisionpaving.co.nz (2009)


(g) Contoh Gambar Rekomendasi R12

Gambar 4.24. Gambar Rekomendasi Aspek Umum

Lanjutan Gambar 4.24. Rekomendasi Aspek Umum


97

Sumber: www.simplifiedbuilding.com (2009) dan www.philosopheet.wordpress.com (2009)


(h) Contoh Gambar Rekomendasi R15

Gambar 4.24. Gambar Rekomendasi Aspek Umum

4.5.2 Rekomendasi Aspek Konsep dan Desain


Rekomendasi yang diajukan pada aspek konsep dan desain adalah hal-hal
yang berkaitan dengan konsep dan desain pada ketiga taman (Gambar 4.25).
Rekomendasi-rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menegaskan perbedaan fungsi taman pada lantai sembilan dan lantai
empat, serta penempatan informasi yang tepat (R1).
b. Membuat pintu masuk taman lebih menarik dan sesuai konsep taman (R2).
c. Menanam tanaman yang sesuai dengan konsep desain taman (R13).

Sumber: Survey (2009)


(a) Contoh Gambar Rekomendasi R1

Gambar 4.25. Gambar Rekomendasi Aspek Konsep dan Desain


98

Lanjutan Gambar 4.25. Rekomendasi Aspek Konsep dan Desain

Sumber: www.flickr.com (2009)


(b) Contoh Gambar Rekomendasi R2

Sumber: www.apartmenttherapy.com (2009)


(c) Contoh Gambar Rekomendasi R13

Gambar 4.25. Gambar Rekomendasi Aspek Konsep dan Desain

4.5.3 Rekomendasi Aspek Terapi


Rekomendasi yang diajukan pada aspek terapi adalah hal-hal yang
berkaitan dengan terapi yang dapat diterapkan pada ketiga taman (Gambar 4.26).
Rekomendasi-rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menambah variasi tanaman dengan daun atau bunga berwarna hijau dan
warna cerah seperti kuning (R6).
b. Menambah variasi tanaman aromatic (R7).
c. Menggunakan bahan material yang lebih beragam pada elemen taman
seperti sculpture atau paving (R9).
d. Mengusulkan suatu program terapi yang mengaplikasikan interaksi
manusia dengan tanaman seperti terapi hortikultur (R16).
e. Membuat jalur refleksi yang sesuai kriteria pada tiap taman (R16).
99

f. Menyediakan elemen air sederhana yang disesuaikan dengan kondisi


kapasitas atap bangunan (R17).

Sumber: www.panoramio.com (2009)


(a) Contoh Gambar Rekomendasi R6

Sumber: www.forum.al-ulama.net (2009)


(b) Contoh Gambar Rekomendasi R7

Sumber: www.photoready.co.uk (2009) dan www.guardian.co.uk (2009)


(c) Contoh Gambar Rekomendasi R9

Gambar 4.26. Gambar Rekomendasi Aspek Terapi


100

Lanjutan Gambar 4.26. Rekomendasi Aspek Terapi

Sumber: www.designforgenerations.wordpress.com (2009)


(d) Contoh Gambar Rekomendasi R16

Sumber: www.celebratebig.com (2009) dan www.infolink.com.au (2009)


(e) Contoh Gambar Rekomendasi R16

Sumber: www.rd.com (2009) dan www.webshots.com (2009)


(f) Contoh Gambar Rekomendasi R17

Gambar 4.26. Gambar Rekomendasi Aspek Terapi


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
1. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, dilengkapi dengan konfirmasi
dan verifikasi, healing garden yang terdapat di SBIH healing garden lantai
sembilan dan healing garden lantai empat selatan SBIH sesuai dengan
standar healing garden karena masing-masing memiliki nilai KPI Total
0,72 dengan nilai KPI 0,67. Sementara itu, healing garden lantai empat
utara memiliki nilai KPI Total 0,63 yang berarti kurang sesuai dengan
standar karena nilai tersebut berada di kisaran 0,33 KPI < 0,67.
2. Pengaruh yang yang dirasakan oleh penggunanya setelah kedatangan
mereka ke taman menunjukan bahwa sebagian besar pengguna merasakan
efek kedatangan ke taman dengan hasil yang baik dan positif. Sebanyak
95,24% dari keseluruhan pengguna menyetujui bahwa dengan datang ke
taman, stressnya hilang sementara 4,76% merasa tidak yakin, serta 90,48%
berpendapat bahwa mereka merasakan efek positif dari kedatangan ke
taman ini dan sisanya 9,52% merasa tidak yakin.
3. Untuk setiap nilai KPI pada komponen evaluasi yang tergolong kurang
sesuai dengan standar (0,33 KPI < 0,67), diajukan usulan rekomendasi
untuk menyempurnakan fungsi healing garden. Usulan tersebut diajukan
pada aspek umum, aspek konsep dan desain, serta aspek terapi.

5.2 Saran
Hasil evaluasi healing garden SBIH dapat menjadi acuan bagi
perancangan atau pembangunan dari pemanfaatan ruang terbuka hijau lainnya,
khususnya area rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Access Height Safety Engineering Services, Elderly Handrails.


[terhubung berkala]. http://www.philosopheet.wordpress.com [19 Juli 2009]
_______. 2009. Developing Tourism The Stands For Toilet. [terhubung berkala].
http://www.dianhasan.wordpress.com [20 Agustus 2009]
_______. 2009. Kee Klamp Rail Spotting Braddock Bay State Park. [terhubung
berkala]. http://www.simplifiedbuilding.com [19 Juli 2009]
_______. 2009. [List] Tanaman Obat. [terhubung berkala]. http://www.forum.al-
ulama.net [19 Juli 2009]
_______. 2009. Sammamish River Trail. [terhubung berkala].
http://www.celebratebig.com [11 April 2009]
_______. 2009. Sculpture Texture. [terhubung berkala].
http://www.photoready.co.uk/ [11 April 2009]
_______. 2009. Step-by-step Instructions And Pictures How To Build A Bamboo
Water Feature. [terhubung berkala]. http://www.rd.com [27 Agustus 2009]
_______. 2009. TN Garden and Amenities. [terhubung berkala].
http://www.placedufort.com [19 Juli 2009]
_______. 2008. Water feature at the Japanese Garden. [terhubung berkala].
http://www.webshots.com [11 April 2009]
Arifin HS, Munandar A, Arifin NHS, Pramukanto Q, dan Damayanti VD. 2008.
Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Jakarta: Sampoerna Hijau, pp: 35-37.
Arifin, NHS. 2008. Lanskap Sejarah Hasil Peradaban Timur. Diktat kuliah, 13-19.
Bogor: IPB
Carman J. 2009. Horticultural Therapy Week. [terhubung berkala].
http://www.designforgenerations.wordpress.com [20 Agustus 2009]
Dannenmaier M. 1995. Healing Gardens. Landscape Architecture, 85 (1): 56-58.
Davis BE. 2002. Healing The Whole Person: A Post Occupancy Evaluation Of
The Rooftop Therapy Park At Fort Sanders Regional Medical Center,
Knoxville, Tennessee [tesis]. Louisiana: College of Agricultural and
Mechanical, Louisiana State University.
Facility Snapshots. 2009. Therapy Times. [terhubung berkala].
http://www.infolink.com.au [20 Agustus 2009]
Gerlach-Spriggs N. 1998. Restorative Gardens. New Haven and London: Yale
University Press.
Guardian News. 2005. Mark Langan's Corrugated Cardboard Sculpture.
[terhubung berkala]. http://www.guardian.co.uk [19 Juli 2009]
Larson J dan Kreitzer MJ. 2007. Healing by design: healing garden and
therapeutic landscapes. Implications, 2(10): 1-6.
103

Lestari G dan Kencana IP. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Marcus CC. 2000. Garden and health. International Academy for Design and
Health, 61-69.
_________ . 2007. Healing Gardens in hospitals. Design and Health, 1(1): 1-27.
Marcus CC dan Barnes M. 1999. Gardens in Healthcare Facilities: Uses,
Therapeutic Benefits, and Design Recommendations. The Center for Health
Design, Inc. CA.
McDowell CF dan McDowell TC. 1998. The Sanctuary Garden. New York:
Fireside Books.
Plsek M. 2009. Network Recycling. [terhubung berkala].
http://www.panoramio.com [11 April 2009]
Precision Paving. 2007. Precision Paving, The Paving Specialist In Dunedin, New
Zealand. [terhubung berkala]. http://www.precisionpaving.co.nz [11 April
2009]
Puri Pantai Beach House. 2007. Beachside Accommodation Byron Bay.
[terhubung berkala]. http://www.photoready.co.uk [11 April 2009]
Simonds JO. 1983. Landscape Architecture. New York: McGraw-Hill Book
Company, 250-253.
Smith J. 2007. Health and Nature: The Influence of Nature on Design of the
Environment of Care. Environmental Standards Council of The Center for
Health Design, The Center for Health Design, 1-20.
Stigsdotter UA. dan P. Grahn. 2002. What makes a garden a healing garden.
American Horticultural Therapy Association, Journal of Therapeutic
Horticulture, 60-68.
Sulistyantara B, Sinta M, dan Joga N. 2009. Taman Atap Konservasi Hijau di
Atas Gedung. Jakarta: Pustaka Bina Swadaya.
Taylor LH. 2009. Small Garden Idea:Use Bamboo For Privacy. [terhubung
berkala]. http://www.apartmenttherapy.com [11 April 2009]
Tree J. 2009. Plant Shadow Pictures From Deserts. [terhubung berkala].
http://www.flickr.com [20 Agustus 2009]
Tyson Martha M. (1998). The Healing Landscape: Therapeutic Outdoor
Environments. New York: McGraw-Hill.
Ulrich RS. 1984. View Through a window may influence recovery from surgery.
Science, 224: 420-421.
________ . 1999. Effects of Gardens on Health Outcomes: Theory and Research.
New York: Wiley, pp: 27-86.
________ . 2000. Effects of Healthcare Environmental Design on Medical
Outcomes. International Academy for Design and Health, pp: 49-59.
104

________ . 2002. Health Benefits of Garden in Hospital. International Exhibition


Floriade 2002, Plants for People, pp: 1-9.
Vapaa AG. 2002. Healing Gardens: Creating Places for Restoration, Meditation,
and Sanctuary [tesis]. Virginia: College of Architecture and Urban Studies,
Virginia Polytechnic Institute and State University.
[WSU] Washington State University. 2006. Skagit County Extension Master
Gardeners. [terhubung berkala]. http://www.skagit.wsu.edu [20 Agustus 2009]
LAMPIRAN
106

Lampiran 1
Kuesioner untuk Survey

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)


Responden yang terhormat. Perkenalkan, nama saya Rachma Kania. Saya
sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor, saat ini sedang mengadakan
penelitian mengenai Studi Evaluasi Healing Garden Sebagai Bagian dari
Proses Penyembuhan Pasien di Rumah Sakit di Rumah Sakit Santosa,
Bandung. Untuk itu, dimohon kesediannya untuk membantu penelitian tersebut
dengan mengisi kuesioner ini. Kerahasiaan data ini terjamin, kecuali
pengungkapan data dibutuhkan secara hukum. Bagaimana pun, Anda dapat
memilih untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini
kapan saja, tanpa mengalami kerugian apapun. Terima kasih.
No. Kuesioner/Bagian : Telah menyetujui,
Hari / Tanggal :
Pukul :

Nama (dapat diisi/tidak) :


Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Pekerjaan : ...
1. Sudah berapa lamakah anda menjadi pasien di rumah sakit ini? _________
2. Apa yang menyebabkan anda harus dirawat disini? ___________________
3. Darimana anda mengetahui tentang taman ini? ______________________
Petunjuk: Pilihlah jawaban dengan menyilang atau melingkarinya.
4. Apakah anda pernah mengunjungi healing garden ini sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
5. Seberapa sering anda mengunjungi taman ini?
a. < 1 kali dalam seminggu d. Setiap hari
b. 1 kali dalam seminggu e. > 1 kali dalam sehari
c. Beberapa kali dalam seminggu
6. Jam berapakah yang anda pilih jika mengunjungi taman?
a. 06.00 10.00 WIB c. 14.00 18.00 WIB
b. 10.00 14.00 WIB d. 18.00 21.00 WIB
7. Ketika datang ke sini, berapa lama anda berada di taman ini?
a. Kurang dari 10 menit d. Lebih dari 30 menit
b. 10 19 menit e. Lebih dari 1 jam
c. 20 29 menit
107

8. Apakah menurut anda dengan kedatangan anda ke taman ini dapat


meringankan sakit atau stress akibat sakit tersebut?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin
9. Apakah anda merasakan efek dari kedatangan anda ke taman ini?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin
Jika Ya, mohon berikan contohnya (badan menjadi segar, lebih rileks, pikiran
jernih, dsb.)
_________________________________________________________
10. Pilihlah aktivitas yang sering anda lakukan ketika mengunjungi taman ini.
Pilihan dapat lebih dari satu.
a. Duduk dan bersantai
b. Mengobrol dengan keluarga/pasien lain yang ada
c. Berjalan-jalan mengelilingi taman
d. Menikmati waktu sendirian
e. Berinteraksi dengan pasien/pengunjung lain
f. lainnya ____________________________________
11. Apakah anda akan berminat mengunjungi taman ini lebih sering jika dokter
menganjurkannya sebagai bagian dari terapi penyembuhan?
a. Ya b. Tidak c. Tidak yakin
12. Elemen apa di taman ini yang membuat perasaan/keadaan anda lebih baik?
a. Tanaman, pohon, unsur alami.
b. Bau-bauan, bunyi/suara, udara segar.
c. Tempat privasi atau untuk berkumpul dengan keluarga atau teman.
d. Pemandangan, area tertentu.
e. Fitur lainnya; bangku taman, gazebo, peneduh, dsb.
f. Lainnya ______
13. Dari taman yang pernah anda kunjungi dan menurut anda membangkitkan
rasa menenangkan atau menyembuhkan, elemen atau kualitas apa yang anda
rasa sama/mirip terdapat pada taman ini?
a. Tanaman, pohon, unsur alami.
b. Bau-bauan, bunyi/suara, udara segar.
c. Tempat privasi atau untuk berkumpul dengan keluarga atau teman.
d. Pemandangan, area tertentu.
e. Fitur lainnya; bangku taman, gazebo, peneduh, elemen air, dsb.
f. Lainnya ________________
14. Pilihlah permasalahan yang menurut anda sering ditemui pada taman ini.
Pilihan dapat lebih dari satu.
a. Akses yang sulit dicapai, petunjuk yang kurang informatif.
b. Jalan/perkerasannya yang kurang terawat/kurang nyaman.
c. Keamanannya yang kurang, lokasi yang berbahaya.
d. Polusi udara atau suara (bising) yang mengganggu.
e. Tidak ada.
108

Lainnya (alasan pribadi, faktor iklim, pengunjung lain mengganggu, dll.)


f. lainnya ____________________________________
g. lainnya ____________________________________
15. Warna apakah yang ingin anda masukkan dan mendominasi dalam taman ini?
a. Merah e. Biru i. Lainnya _______
b. Oranye f. Ungu
c. Kuning g. Hijau
d. Merah Muda h. Putih
16. Seberapa pentingkah taman menurut anda, dinilai dari keseluruhan
pengalaman anda selama di rumah sakit?
a. Sangat penting
b. Penting d. Kurang penting
c. Agak penting e. Tidak penting sama sekali
Mohon jelaskan _________________________________
Petunjuk: Isilah jawaban dengan memberi nilai / melingkari pada tiap
indikator/elemen.
17. Nilailah seberapa pentingnya taman bagi anda menurut pernyataan berikut.
Nilai berkisar antara 1 sampai 5, dengan keterangan:
1 = Tidak penting sama sekali, 5 = Sangat penting
( ) memiliki suasana yang berbeda dari area ruang tertutup (indoor)
( ) untuk dilihat dari jendela ketika anda di dalam ruangan
( ) mengunjungi taman dalam cuaca cerah dan saat anda merasa baik
( ) untuk dikunjungi bersama keluarga dan teman
( ) untuk mendapatkan waktu pribadi/seorang diri
( ) untuk berada di luar dan merasa tenang
( ) untuk merasakan sinar matahari, angin dan hijaunya daun
( ) lainnya _________________________________________
( ) lainnya _________________________________________
18. Menurut pendapat anda, seberapa pentingnya kualitas elemen-elemen berikut
dalam taman ini? Lingkarilah jawaban dari masing-masing elemen.
Cahaya : (Sangat penting / Penting / Tidak Begitu Penting)
Warna : (Sangat penting / Penting / Tidak Begitu Penting)
Suara/Bunyi: (Sangat penting / Penting / Tidak Begitu Penting)
Wangi : (Sangat penting / Penting / Tidak Begitu Penting)
Tanaman : (Sangat penting / Penting / Tidak Begitu Penting)
19. Tuliskanlah kesan anda tentang taman ini.
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
20. Tuliskanlah harapan dan pesan anda mengenai taman ini.
______________________________________________________________
______________________________________________________________
Terima Kasih untuk waktu dan kesediannya!
109

Lampiran 2
Pertanyaan untuk Wawancara

Wawancara untuk Healing Garden (Taman Penyembuhan)


Nama :
Dokter Ahli Bidang: ...

Pertanyaan:
1. Terapi seperti apakah yang biasa dilakukan bagi pasien yang anda
tangani?
2. Apa saja kriteria atau ketentuan aktivitas terapi yang dilakukan pasien?
3. Apa saja fasilitas yang diperlukan dalam terapi tersebut?
4. Adakah terapi yang dapat dilakukan di ruang luar seperti di Healing
Garden yang ada pada rumah sakit ini?
5. Jika jawabannya Ya pada soal nomor 4, apakah dapat disusun suatu
program terapi yang dapat dilakukan pada Healing Garden yang ada pada
rumah sakit ini? Bila dapat disusun, bagaimana contohnya?
6. Kalau di Healing Garden secara umum bagaimana? Apakah terdapat
perbedaan perlakuan dengan Healing Garden di SBIH yang berada di
atap?
7. Bagaimana kalau kasusnya pada taman kota biasa, bukan Healing Garden
khusus di rumah sakit? Adakah perbedaan?

Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai