Anda di halaman 1dari 8

Barcode DNA berdasarkan Gen rbcL dan matK Anggrek Payus

Limondok (Phaius tancarvilleae)


(DNA Barcode of Payus Limondok Orchid (Phaius tancarvilleae) Based on
the rbcL and matK genes)
1) * 2) 2)
Beivy J. Kolondam , Edy Lengkong , J. Polii-Mandang ,
2) 2)
Arthur Pinaria , Semuel Runtunuwu
1)
Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado
2)
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan Program Studi Agronomi Program
Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
)
* Email korespondensi: beivy_jk@yahoo.com

Diterima 1 Agustus 2012, diterima untuk dipublikasikan 25 Agustus 2012

Abstrak

Metode identifikasi spesies telah disepakati menggunakan barcode DNA


standar yaitu gen rbcL dan gen matK. Tujuan penelitian ini untuk menentukan
tingkat kemiripan sekuens barcode DNA tanaman Anggrek Payus Limondok
(Phaius tancarvilleae) dengan spesies kerabatnya yang sudah terdata dalam
BOLD Systems, merekomendasi penggunaan barcode untuk mengidentifikasi
atau mengkonfirmasi spesies ini, dan mengamati variasi intraspesifik. Teknik
Polymerase Chain Reaction (PCR) digunakan untuk mengamplifikasi sekuens
gen rbcL dan matK melalui primer universal. Barcode rbcL menunjukkan
kemiripan 100% (identik) dengan dua spesies berbeda dalam famili yang sama
(Orchidaceae), sehingga tidak bisa diandalkan untuk identifikasi spesies P.
tancarvilleae secara akurat. Sekuens matK sampel menghasilkan kemiripan
100% dengan spesies sama yang sebelumnya telah terdata dalam BOLD
Systems. Kemiripan ini mengindikasikan rendahnya variasi genetik intraspesies
tetapi sekuens matK dapat diandalkan untuk identifikasi atau konfirmasi spesies
anggrek P. tancarvilleae.
Kata Kunci: barcode, rbcL, matK, Phaius tancarvilleae

Abstract

Species identification methods convention have been recommended to use


standard DNA barcode for plants; the rbcL and matK genes. The aims of this
research were to determine similarities in barcode DNA sequences of Payus
Limondok Orchid (Phaius tancarvilleae) with its close relatives that listed in BOLD
Systems, to recommend the use of DNA barcodes for identification or
confirmation of this species, and to observe intraspecific variations. Polymerase
Chain Reaction technique was employed to amplify rbcL and matK genes using
universal primers. The rbcL barcode of Payus Limondok resulted identical hit with
other two different species in the same family (Orchidaceae), therefore,
unreliable for accurate P. tancarvilleae species identification. The matK sequence
of this plant was 100% similar with the same plant species listed in BOLD
Systems. This similarity indicated low genetic variation within the species, but the
matK sequence was found to be reliable for P. tancarvilleae orchid species
identification or confirmation.
Keywords: barcode, rbcL, matK, Phaius tancarvilleae
56 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2012, VOL. 2 NOMOR 2

PENDAHULUAN tersedia atau belum lengkap untuk


Metode identifikasi spesies kedua gen barcode. Penelitian ini
makhluk hidup telah berkembang bertujuan untuk menentukan tingkat
dari identifikasi morfologi sampai kemiripan sekuens DNA barcode
pada identifikasi molekuler tanaman anggrek Payus Limondok
berdasarkan potongan DNA pendek dengan spesies kerabatnya yang
yang disebut barcode DNA (Hebert sudah terdata dalam BOLD
et al. 2003). Barcode DNA memiliki Systems, merekomendasi
fungsi-fungsi aplikatif misalnya untuk penggunaan barcode DNA untuk
survei ekologi (Dick dan Kress identifikasi atau mengkonfirmasi
2009), identifikasi takson-takson spesies ini, dan mengamati variasi
kriptik (Lahaye et al. 2008), dan intraspesifik.
konfirmasi sampel-sampel tanaman
obat (Xue dan Li 2011). The METODE
Consortium for the Barcode of Life
(CBOL) merekomendasikan Ekstraksi DNA Total Tanaman
penggunaan dua gen plastida yaitu DNA diekstrak dari potongan
rbcL dan matK sebagai barcode kecil lembaran daun satu tanaman
standar (Hollingsworth et al. 2009). P. tancarvilleae menggunakan
Indonesia sebagai negara Multisource Genomic DNA Miniprep
megabiodiversitas memiliki berbagai Kit (Axygen) sesuai petunjuk
macam sumber daya. Pendataan manual. Kit ini memanfaatkan teknik
terhadap keragaman jenis tumbuhan purifikasi kolom yang mampu
di indonesia harus terus dilakukan mengektraksi DNA total sel (DNA
untuk memenuhi kebutuhan inti, kloroplas, dan mitokondria). Sel
penelitian dan tujuan praktis di masa mengalami lisis oleh penggerusan
depan serta untuk mengimbangi laju dalam buffer lisis dan Proteinase K.
hilangnya keragaman. Salah satu Protein dipresipitasi dan hancuran-
tanaman yang populer di Sulawesi hancuran sel dipisahkan melalui
Utara yaitu Anggrek Payus sentrifugasi pada 14.000 rpm
Limondok (Phaius tancarvilleae). selama tiga menit. Supernatan
Tanaman anggrek ini telah dikenal dilewatkan melalui kolom
sebagai anggrek khas Sulawesi bermembran silika. DNA total dicuci
Utara, tetapi beberapa negara, dari sisa-sisa protein dan garam
misalnya Australia dan Thailand, kemudian dielusikan dalam tabung
juga terdata memiliki spesies mikro 1,5 ml dan disimpan dalam
dengan nama yang sama. Untuk itu suhu -20C.
diperlukan perbandingan secara
genetik molekuler dalam Polymerase Chain Reaction
membedakan tanaman ini untuk Kit untuk PCR menggunakan
berbagai kepentingan. 5X Ready-to-Load Master Mix (Solis
Sebagai salah satu instrumen Biodyne). Kondisi akhir tiap reaksi
penting dalam penelitian-penelitian 50 L yaitu 1.25 Unit Taq DNA
yang multidisiplin, barcode DNA polimerase, 0,2 mM masing-masing
perlu disokong oleh ketersediaan dNTPs, 1,5 mM MgCl2,0,2 mM
database untuk identifikasi. masing-masing primer dan kira-kira
Berdasarkan penelusuran singkat 0,6 g DNA total sampel. Untuk
dalam BOLD (Barcode of Life primer digunakan primer universal
Database) Systems yang terhubung yaitu rbcLaF (5-ATG TCA CCA CAA
dengan database sekuens dari ACA GAG ACT AAA GC-3) dan
beberapa negara, data sekuens rbcLaR (5-GTA AAA TCA AGT CCA
DNA barcode standar (rbcL dan CCR CG-3) untuk amplifikasi gen
matK) banyak spesies belum rbcL (Kress dan Erickson 2007)
Kolondam dkk., Barcode DNA berdasarkan . 57

serta untuk gen matK digunakan (www.boldsystems.org)


matK-3F (5-CGT ACA GTA CTT (Ratnasingham dan Hebert 2007).
TTG TGT TTA CGA G-3) dan matK-
1R (5-ACC CAG TCC ATC TGG
AAA TCT TGG TTC-3).
Pengaturan suhu thermocycler HASIL DAN PEMBAHASAN
dimulai dengan denaturasi awal Kromatogram hasil sekuensing
pada 95C selama 2 menit kemudian menampilkan hasil yang berkualitas
dilanjutkan 35 siklus [95C 30 detik, tinggi. Nilai HQ% kromotogram yang
XC 30 detik, dan 72C 1 menit]. terbaca dalam Geneious v5.6
Suhu X untuk perlekatan primer menunjukkan nilai >91.0% untuk
(annealing) yang disarankan rbcL dan >97.0% untuk matK (data
Stoeckle et al. (2011) adalah 55C tidak ditampilkan). Sampel P.
untuk rbcL dan 52C untuk matK. tancarvilleae memiliki 599 bp
Pita DNA hasil PCR divisualisasi sekuens rbcL dan 889 bp sekuens
menggunakan elektroforesis gel matK. Pengujian terhadap asam
agarosa 1% dan dikirim untuk amino yang dikode dari sekuens
sekuensing ke penyedia jasa DNA kloroplas ini menunjukkan tidak
sekuensing menggunakan primer adanya kodon stop di tengah-tengah
yang sama. Sekuensing dilakukan sekuens (Gambar 1 dan Gambar 2).
dua kali dengan arah yang berbeda Hal ini berarti bahwa hasil
(forward dan reverse). amplifikasi DNA yang dilakukan
Analisis Data bersifat valid mengingat kedua gen
Kromatogram DNA hasil tersebut adalah fragmen yang
sekuensing disunting menggunakan termasuk dalam bingkai bacaan
software Geneious v5.6 (Drummond terbuka (open reading frame) enzim-
et al. 2012). Bagian awal DNA enzim fotosintesis. Gen rbcL
dihapus kira-kira 30 bp dan menggunakan frame 1 (pembacaan
pembacaan nukleotida yang keliru dimulai asam dari amino pertama)
diperbaiki berdasarkan tingkat sedangkan gen matK menggunakan
keakuratan terbaca. Hasil frame 3 (pembacaan dimulai dari
sekuensing yang menggunakan asam amino ketiga).
primer reverse dilakukan proses Penelusuran dalam BOLD
reverse and complement kemudian Systems untuk sekuens rbcL sampel
dipadukan dengan hasil sekuensing PL (Payus Limondok) menghasilkan
primer forward menggunakan tingkat kemiripan 100% (identik)
MUSCLE (Multiple Sequence dengan Coelia macrostachya dan C.
Comparison by Log-Expectation) densiflora (Gambar 3). Konfirmasi
oleh Edgar (2004). jenis anggrek dilakukan dengan
Keakuratan amplifikasi gen mencocokkan tanaman sampel PL
target diuji dengan memprediksi dengan gambar kedua tanaman
urutan asam amino berdasarkan yang mirip dalam Pfahl (2012a dan
masing-masing sekuens rbcL dan 2012b) dan ternyata terdapat
matK. Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan nyata berdasarkan
adanya kodon stop (UAA, UAG atau morfologi bunga. Ini berarti gen rbcL
UGA) di tengah sekuens gen-gen ini terkonservasi dan barcode rbcL
aktif tersebut sehingga diketahui tidak mampu untuk membedakan
pasti bahwa yang teramplifikasi beberapa anggota famili
bukan gen semu (pseudogene). Orchidaceae yang berkerabat dekat.
Potongan gen rbcL dan matK Dugaan ini semakin diperkuat
diidentifikasi lewat BOLD (Barcode dengan adanya 15 spesies lain yang
of Life Database) Systems semuanya memiliki tingkat kemiripan
58 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2012, VOL. 2 NOMOR 2

yang tinggi dan persentase yang tingkat kemiripan kurang dari 98%.
sama saat dibandingkan dengan Spesies-spesies yang mirip juga
sampel PL yaitu 99,82%. berasal dari genus yang bervariasi
Pencocokan sekuens matK sampel tetapi masih termasuk dalam famili
PL menghasilkan tingkat kemiripan Orchidaceae. Ini menandakan
100% (identik) dengan spesies P. bahwa barcode berdasarkan gen
tancarvilleae yang sudah terdata di matK telah mampu membedakan
dalam BOLD Systems (Gambar 4). spesies ini dengan baik dan bisa
Terdapat dua specimen dari spesies dimanfaatkan untuk identifikasi,
ini yang berbeda cakupan panjang meskipun hanya menggunakan
(837 bp dan 786 bp) dan keduanya barcode DNA tunggal.
identik dengan sekuens sampel PL.
Perbandingan dengan spesies lain
dalam database menghasilkan

Gambar 1. Sekuens DNA barcode rbcL dan Asam Amino


Kolondam dkk., Barcode DNA berdasarkan . 59

Gambar 2. Sekuens DNA barcode matK dan Asam Amino


60 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2012, VOL. 2 NOMOR 2

Gambar 3. Penelusuran BOLD Systems untuk Sekuens rbcL Tanaman Payus Limondok
(Phaius tancarvilleae) Tanggal 8 Agustus 2012

Gambar 4. Penelusuran BOLD Systems untuk Sekuens matK Tanaman Payus Limondok
(Phaius tancarvilleae) Tanggal 8 Agustus 2012
Kolondam dkk., Barcode DNA berdasarkan . 61

Kemampuan diskriminasi identifikasi spesies secara akurat.


(discrimination power) barcode rbcL Tidak terdapat variasi intraspesifik
telah diperkirakan oleh beberapa berdasarkan sekuens barcode matK
publikasi ilmiah yang antara P. tancarvilleae sampel
merekomendasikan barcode penelitian dengan yang sampel yang
menggunakan gen ini (Hollingsworth sudah terdata di dalam BOLD
et al. 2009, 2011). Meskipun tidak Systems.
memiliki kemampuan diskriminasi
terbaik tetapi barcode rbcL memiliki DAFTAR PUSTAKA
tingkat keberhasilan amplifikasi yang Dick CW, Kress WJ (2009)
tinggi untuk banyak spesies serta Dissecting tropical plant
mudah untuk disekuensing diversity with forest plots and
(Hollingsworth et al., 2011). a molecular toolkit.
Meskipun demikian, kemampuan Bioscience 59: 745-755
barcode rbcL dalam penelitian ini Drummond AJ, Ashton B, Buxton S,
hanya mampu membedakan sampel Cheung M, Cooper A, Duran
yang ada sampai pada tingkat famili C, Field M, Heled J, Kearse
saja. M, Markowitz S, Moir R,
Di dalam hal variasi Stones-Havas S, Sturrock S,
interspesies, barcode matK memiliki Thierer T, Wilson A (2012)
kemampuan pembeda yang lebih Geneious v5.6. Biomatters.
baik untuk identifikasi sampel dalam New Zealand
penelitian ini. Kecepatan mutasi Edgar RC (2004) MUSCLE: Multiple
pada gen matK memegang peranan sequence alignment with
penting dalam variasi intraspesifik. high accuracy and high
Meskipun perbedaan secara genetik throughput. Nucleic Acid
sesama anggota famili Orchidaceae Res. 32 (5): 1792-1797
yang berkerabat dekat dengan P. Hebert, P.D.N., Cywinska, N.A., Ball,
tancarvilleae hanya kurang dari 2%, S.L. dan de Waard, J.R.
perbedaan ini cukup untuk (2003) Biological
identifikasi sampai pada tingkat identifications through DNA
spesies. Miripnya sekuens spesies barcodes. Proc. Roy. Soc. B-
P. tancarvilleae menunjukkan juga Biol. Sci. 270: 313321
variasi intraspesifik yang sedikit. Hollingsworth PM, Graham SW,
Rekomendasi yang bisa diberikan Little DP (2011) Choosing
untuk identifikasi atau konfirmasi and using a plant DNA
spesies ini adalah dengan melihat barcode. PloSONE (6):
sekuens barcode matK. e19254
Hollingsworth PM, Forrest LL,
KESIMPULAN Spouge JL, Hajibabaei M,
Berdasarkan hasil dan Ratnasingham R (2009) A
pembahasan maka dapat DNA barcode for land plants.
disimpulkan bahwa dengan Proc. Natl. Acad. Sci. USA.
terdapatnya kemiripan 100% 106: 12794-12797
sekuens anggrek P. tancarvilleae Kress WJ, Erickson DL (2007) A
dengan dua spesies kerabat two-locus global DNA
dekatnya maka barcode DNA rbcL barcode for land plants: the
tidak dapat digunakan untuk coding rbcL gene
identifikasi tingkat spesies. complements the non-coding
Kemampuan diskriminasi barcode trnH-psbA spacer region.
matK untuk tanaman P. tancarvilleae PLoSONE 2 (6): e508
lebih baik daripada barcode rbcL Lahaye R, Van der Bank M, Bogarin
sehingga dapat digunakan untuk D, Warner J, Pupulin F, Gigot
62 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2012, VOL. 2 NOMOR 2

G, Maurin O, Duthoit S,
Barraclough TG, Savolainen
V (2008) DNA barcoding the
floras of biodiversity
hotspots. Proc. Nat. Acad.
Sci., 105(8): 2923-2928
Pfahl J (2012a) Coelia
macrostachys.
http://www.orchidspecies.co
m/coeliac macrostachys.htm
[diakses pada 10 Agustus
2012]
Pfahl J (2012b) Coelia densiflora.
http://www.orchidspecies.co
m/coeldensi flora.htm
[diakses pada 10 Agustus
2012]
Ratnasingham S, Hebert PDN
(2007) BOLD: The barcode
of life data system. Molecular
Ecology Notes 7: 355-364
Stoeckle MY, Gamble CC, Kirpekar
R, Young G, Ahmed S, Little
DP (2011) Commercial teas
highlight plant DNA barcode
identification successes and
obstacles. Sci. Rep. 1(42): 1-
7
Xue CY, Li DZ (2011) Use of dna
barcode sensu lato to identify
traditional Tibetan medicinal
plant Gentianopsis paludosa
(Gentianaceae). J. Sys.
Evol., 49 (3): 267-270

Anda mungkin juga menyukai