LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
yang diampu oleh:
Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.Si.
Dr. Dra. Sariwulan Diana, M.Si.
Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd.
Hj. Tina Safaria, M.Si.
oleh:
Kelas B
Kelompok 1
Elitha Sundari Pulungan (1307092)
Lenny Triana Feni Hartono (1307288)
Maulisna Nur O. Hans (1304975)
Rani Hidayatika (1304972)
Rizka Trian Palupy (1306100)
C. Masalah
Potensial osmosis menunjukkan status suatu larutan dan
menggambarkan perbandingan proporsi zat terlarut dengan pelarutnya. Makin
pekat suatu larutan, akan makin rendah potensial osmosisnya.
Potensial osmosis dari suatu sel dapat diukur dengan berbagai metoda.
Metoda yang sering digunakan adalah dengan menggunakan suatu seri larutan
yang konsentrasi dan potensial osmosisnya diketahui, misalnya dengan
menggunakan seri larutan sukrosa 0,26 M; 0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M;
0,16 M; dan 0,14 M. Metoda ini didasarkan pada adanya peristiwa plasmolisis,
yaitu dengan menentukan suatu larutan yang hanya menyebabkan terjadinya
kondisi incipient plasmolysis.
Pada kondisi incipient plasmolysis, setengah dari seluruh sel yang
dimasukkan menunjukkan tanda-tanda plasmolisis. Pada saat ini sel-sel
menunjukkan penurunan (pengurangan volume), sehingga konsentrasi cairan
di dalam sel akan lebih pekat. Sehingga masalah pada praktikum fisiologi
tumbuhan kali ini adalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana ciri-ciri jaringan tumbuhan yang mengalami plasmolisis?
2. Apa penyebab terjadinya plasmolisis?
3. Bagaimana hubungan antara plasmolisis dengan status potensial osmotik
antara cairan selnya dengan larutan di lingkungannya?
D. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi ciri-ciri jaringan tumbuhan yang mengalami
plasmolisis.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya plasmolisis.
3. Untuk mengetahui hubungan antara plasmolisis dengan status potensial
osmotik antara cairan selnya dengan larutan di lingkungannya.
E. Teori
Potensial osmosis menunjukkan status suatu larutan dan
menggambarkan perbandingan proporsi zat terlarut dengan pelarutnya. Makin
pekat suatu larutan akan makin rendah potensial osmosisnya. Potensial
osmosis dari suatu sel dapat diukur dengan berbagai metode. Metode yang
sering digunakan adalah dengan menggunakan suatu seri larutan yang
konsentrasi dan potensial osmosisnya diketahui, misalnya dengan
menggunakan larutan sukrosa. Metode ini didasarkan pada adanya peristiwa
plasmolisis yaitu dengan menentukan suatu larutan yang hanya menyebabkan
terjadinya kondisi incipient plasmolysis (Tim fisiologi tumbuhan, 2016).
Plasmolisis adalah peristiwa lepasnya plasmalemma atau membran
plasma dari dinding sel karena dehidrasi (sel kehilangan air). Peristiwa ini
terjadi bila jaringan ditempatkan pada larutan yang hipertonis atau memiliki
potensial osmotik lebih tinggi. Dalam keadaan tertsebut, air sel akan terdorong
untuk berdifusi ke luar sel menembus 15 membran (osmosis). Salah satu
fenomena akibat dehidrasi sel adalah terjadinya plasmolisis. Dalam keadaan
tertentu, sel masih mampu kembali ke keadaan semula bila jaringan
dikembalikan ke air murni. Peristiwa ini dikenal sebagai gejala deplasmolisis.
Bila jaringan ditempatkan pada larutan yang hipotonis sampai isotonis, maka
sel-sel jaringan tidak akan mengalami plasmolisis. Berdasar hal ini, maka
metode plasmolisis dapat digunakan sebagai salah satu metode penaksiran
nilai potensial osmotik jaringan. Sebagai perkiraan terdekat, potensial osmotik
jaringan ditaksir eqivalen dengan potensial osmotik suatu larutan yang telah
menimbulkan plasmolisis sebesar 50 %, yang disebut incipient plasmolysis
(Suyitno, 2003).
Komponen-komponen potensial air sel tumbuhan terutama terdiri dari
potensial osmotik (PO)dan potensial turgor (tekanan, PT). Oleh karena
potensial osmotik cairan sel, air murni cenderung memasuki sel, yaitu air
meninggalkan sel. Untuk mengatur PO saja, maka PT harus nol. Potensial
turgor sama dengan nol protoplasma dari dinding sel karena keluarnya
sebagian air dari vakuola. Keadaan dimana volume vakuola tepat cukup untuk
menahan menempelnya protoplasma pada dinding sel, disebut plasmolisis
insipient. Pada keadaan plasmolisis insipien, sel berada dalam keadaan tanpa
tekanan, PO larutan eksternal memiliki nilai sama dengan PO cairan sel, maka
disebut isotonik terhadap cairan sel. Dengan menghitung nilai Po dari larutan
sukrosa yang isotonik dengan cairan sel, maka nilai Po cairan sel dapat
diketahui. Nilai pontensial cairan sel dari sel-sel tumbuhan biasanya berkisar
antara -10 bar - -20 bar (Tim dosen mata kuliah, 2016).
F. Hipotesis
Potensial osmosis, plasmolisis, dan konsentrasi larutan di lingkungan
tumbuhan saling berhubungan dengan jaringan tumbuhan.
H. Cara Kerja
Disediakan empat tabung reaksi. Masing-masing dua tabung reaksi diisi dengan larutan sukrosa
0,26 M sebanyak 5 ml dan dua tabung lainnya masing-masing diisi larutan sukrosa 0,24 M
sebanyak 5 ml.
Dibuat sayatan permukaan epidermis bawah daun Rhoeo discolor sebanyak 12 sayatan.
Kemudian diamati keadaan sel sebelum direndam.
Dimasukkan tiga sayatan daun Rhoeo discolor pada masing-masing tabung reaksi yang berisi
larutan sukrosa.
I. Hasil
Tabel 3. Potensial Osmosis Jaringan Tumbuhan Rhoeo discolor
Laruta % Plasmolisis Potensia
n l
Sukrosa Osmosis
1 2 3 4 5 6 7 8
0,14 M 0% 0% 0% -3,7
0,16 M 10% 10% -4,2
0,18 M 30% 60% -4,7
0,20 M 30% 50% -5,3
0,22 M 50% 50% -5,9
0,24 M 30% 100% -6,4
0,26 M 25% 30% 40% -7,0
Gambar 1. Sel Rhoeo Gambar 2. Sel Rhoeo Gambar 3. Sel Rhoeo
discolor sebelum direndam. discolor yang sudah direndam discolor yang sudah direndam
30 menit pada larutan sukrosa 30 menit pada larutan sukrosa
0,26 M. 0,24 M.
J. Pembahasan
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran selektif permeabel,
dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke rendah. Osmosis merupakan
suatu fenomena alami yang dapat dihambat dengan cara meningkatkan
tekanan pada bagian yang memiliki konsentrasi lebih rendah. Tekanan osmotik
bergantung pada konsentrasi zat terlarut, bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri.
Pada praktikum kali ini, sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor
dimasukkan ke dalam larutan sukrosa yang memiliki konsentrasi berbeda-
beda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui potensial osmotik daun tersebut
pada keadaan Incipient Plasmolisis. Incipient plasmolisis adalah kondisi di
mana setengah dari keseluruhan sel yang dimasukkan ke dalam larutan
mengalami atau menunjukkan tanda-tanda plasmolisis.
Peristiwa plasmolisis terjadi karena konsentrasi larutan di luar sel lebih
besar dibandingkan konsentrasi di dalam sel. Apabila konsentrasi larutan
tinggi, maka potensial osmotik juga akan semakin tinggu, sehingga semakin
banyak sel yang terplasmolisis.
Grafik Potensial Osmosis Jaringan Rhoeo discolor
70
60
50
40
30
20
10
0