Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PLASMOLISIS
Laporan ini disusun untuk memnuhi tugas praktikum fisiologi tumbuhan
Dosen pengampu : Ita Fitriyyah M.Si

Di susun oleh :
Ira Rahmawati 1227020026
Anggota Kelompok
Adinda Refa 1227020001
Fajar Ramadan 1227020011
M. Ikbal Fatoni 1227020036
Mutia Ramadina .H 1227020040

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DAJTI BANDUNG
2023
I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
 menemukan fakta tentang gejala plasmolisis
 menunjukan faktor penyebab plasmolisis
 mendeskripsikan tentang perisstiwa plasmolisis
 menunjukan hubungan antara plasmolisis dengan status potensial osmosis
antara cairan selnya dengan larutan dilingkungannya.
1.2. Dasar teori
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang
diakibatkan keluarnya Sebagian air dari vakuola. Plasmolisis terjadi bila jaringan
ditempatkan pada larutan yang hipertonis atau memiliki potensial osmotik lebih
tinggi. Dalam keadaan tersebut, air sel akan terdorong untuk berdifusi keluar sel
menembus membrane ( osmosis ) (Fatimah, 2017). Peristiwa plasmolisis adalah
peristiwa keluarnya cairan sel melalui membrane sel akibat dari pengaruh gradient
konsentrasi. Peristiwa plasmolisis ini terjadi jika sel dimasukkan ke dalam larutan
yang hipertonis terhadap plasma sel, menyebabkan air merembes ke luar dinding
sel. Hal ini terjadi karena deficit tekanan difusi di dalam suatu sel lebih rendah dari
deficit tekanan difusi yang ada di sekitar sel, sehingga air akan meninggalkan sel
sampai deficit tekanan difusi di dalam dan deficit tekanan difusi di luar sel sama
besar. (Zahwa, 2019)
Jika sel ditempatkan dalam larutan yang memiliki potensial yang lebih
tinggi daripada sel, maka aka nada pergerakan air kedalam sel. Namun, jika
keadaan disekitarnya lebih rendah potensial daripada didalam sel, maka akan terjadi
pergerakan air keluar dari sel. Jika situasi ini berlanjut, membrane plasma dan
sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, suatu kondisi yang dikenal sebagai
plasmolisis. Dengan maslah dan kesalahan, konsentrasi larutan dapat ditemukan
yang hanya menghasilkan plasmolisis, dan ini dikenal sebagai plasmolisis yang
baru. (Rahmawati, 2023)
Contoh plasmolisis pada tumbuhan adalah pemupukan dengan konsentrasi
yang terlalu tinggi. Pada peristiwa ini plasma ( cairan ) sel keluar dari sel akibat
larutan diluar sel ( larutan pupuk ) lebih pekat dibandingkan cairan sel. Tanaman
akan terlihat mengering seperti terbakar, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian pada tanaman dengan demikian pupuk akan memberikan pengaruh yang
baik untuk tanaman apabila diberikan pada konsentrasi yang tepat. (Haryati, 2016)
Nilai potensial osmotik pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain : tekanan, suhu, adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut
didalamnya, matrik sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi
sel. Nilai potensial akan mengikat jika tekanan yang diberikan juga semakin
membesar. (Lestari, 2022). potensial osmosis air pada tumbuhan terdiri atas
potensial osmosis dan potensial turgor ( tekanan ). Dengan adanya potensial
osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor
di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis
dapat dilakukan jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel
mengalami plasmolisis. (Sari, 2018)
Plasmolisis adalah kejadian osmosis dimana osmosis adalah perpindahan
air dari larutan berkonsentrasi rendah kelarutan berkonsentrasi tinggi melalui
selaput semi permeabel. Osmosis berkaitan dengan beberapa keadaan sel
tumbuhan. Berdasarkan jalur yang ditempuh air dan garam mineral yang masuk ke
akar, pengangkutan air dan garam mineral dibedakan menjadi simplas dan apoplas.
(Syahidah, Agustin, Shalsabilla, Safitri, & Achnad , 2019). Sel akan mengerut jika
berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini
terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya, jika sel
berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak
menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Larutan yang
menyebabkan sel menggelembung, atau tetap penuh, disebabkan oleh masuknya air
disebut larutan hipotonik. Larutan yang menyebabkan sel berkerut disebabkan
karena kehilangan air disebut larutan hipertonik. (Tanzyah, 2019).

II. METODE
2.1. Alat dan bahan
No Nama Alat Jumlah
1. Mikroskop 1
2. Gelas objek dan penutup 1
3. Cawan petri 1
4. Pipiet tetes 1
5. Pinset 1
6. Silet 1
7. Label 5

No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah


1. Larutan Sukrosa 0,16 M, 0,18 M, 5 ml/ konsentrasi
0,20 M, 0,22 M,
0,24 M,
2. Daun Roheo discolor - Secukupnya

2.2. Cara kerja


Praktikum ini mengenai plasmolisis, Langkah yang dilakukan pada
praktikum ini yang pertama disipakan larutan sukrosa dengan konsentrasi yang
akan digunakan, selnjutnya disiapkan tujuh cawan petri yang masing masing cawan
petri diisi larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda 0,16 M, 0,18 M, 0,20
M, 0,22 M, 0,24 M. setelah disisapkan larutan dalam cawan petri selanjutnya daun
Roheo discolor disayat tipis lapisan epidermis yang berwarna ungu menggunakan
cutter atau silet, daun yang telah di sayat kemudian direndam didalam cawan petri
yang telah diberi larutan sukrosa dengan masing-masing konsentrasi selama 30
menit. Setelah direndam selama 30 menit sayatan diambil dan diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 10. Kemudian dihitung jumlah sel yang
terplasmolisis dan sel yang tidak terplasmolisis pada ke 6 konsentrasi larutan
sukrosa dalam satu bidang pandang. Setelah didapatkan hasil sel yang
terplasmolisis dan jumlah sel yang tidak terplasmolisis kemudian dihitung
persentase jumlah sel totalnya dan di tullis pada table pegamatan, stelah dihitung
jumlah persentase yang didaptkan,seluruh hasil dari pengamatan dicatat pada table
pengamatan.

III. Hasil dan Pembahasan


3.1.Tabel Hasil Pengamatan

No Konsentrasi Sukrosa (M) Keadaan sel dalam satu bidang pandang


Jumlah sel Jumlah sel Persentase sel
seluruhnya yang yang
terplasmolisis terplasmolisis
1.

91 44 48%

0,16 M ( perbesaran 10 )
Dokumentasi
pribadi,2023
2.

118 60 51%

0,18 M ( perbesaran 10 )
Dokumentasi
pribadi,2023
3.

90 55 61%

0,20 M ( perbesaran 10 )
Dokumentasi
pribadi,2023

4.

157 113 71%

0,22 M ( perbesaran 10 )
Dokumentasi
pribadi,2023
5.

127 62 48%

0,24 M ( perbesaran 10 )
Dokumentasi
pribadi,2023

Praktikum ini merupakan uji untuk mengetahui terjadinya plasmolisis pada


tumbuhan dimana plasmolisis adalah lepasnya plasmalema atau memberan pelasma
dari dinding sel nya. Praktikum ini dilakukan dengan uji larutan sukrosa dari beberapa
konsentrasi yang berbeda. Daun Roheo discolor yang telah di sayat tipis dimasukan
kedalam masing-masing cawan petri yang berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi
yang berbeda kemudian didiamkan selama 30 menit. Setelah 30 menit daun diambil
menggunakan pinset untuk diamati dibawah mikroskop. Dari hasil yang didapatkan ada
perbedaan respon sel-sel epidermis pada larutan eksternal atau larutan sukrosa.
Berdasarkan dari data yang dihasilkan sel epidermis lebih banyak terplasmolisis pada
konsentrasi larutan sukrosa yang lebih tinggi, antara konsentrasi dan banyaknya sel
yang terplasmolisis berbanding lurus, dimana rata rata Ketika konsentrasinya lebih
tinggi maka sel yang terplasmolisis juga lebih banyak. Ketika sel ditempatkan dalam
larutan hipertonik, air dalam sel akan berdifusi keluar sehingga sitoplasma mengerut
dan membran sel terlepas dari dinding sel terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi
zat terlarut di dalam protoplasma sel dan di dalam air medium disekitarnya (Fitriyani,
2018). Peristiwa tersebut disebut dengan plasmolisi.
Pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap persentase sel Roheo discolor dari
data yang dihasilkan terlihat sangat jelas bahwa konsentrasi larutan sangat berpengaruh
terhadap sel yang terplasmolisi, persentase yang didapatkna semakin tinggi konsentrasi
larutan sukrosa semakin tinggi juga persentasi sel yang terplasmolisis nya hal ini
menunjukan bukti bahwa penyebab dari terjadinya plasmolisis adalah karena
konsentrasi eksternal dari daun Roheo discolor lebih tinggi sehingga menyebabkan
plasmalema lepas dari dinding sel nya atau bisa disebut juga sebagai proses osomosis
yang menyebabkan lepasnya plasmalema atau membran plasma dari dinding selnya.
Konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan sel terplasmolisis sebesar 50 %
adalah larutan sukrosa dengan konsentrasi larutan 0,18 M berdasarkan hipotesis saya
hal ini dikarenakan larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,18 M tidak terlalu tinggi dan
juga tidak terlalu rendah sehingga menyebabkan persentase yang dihasilkan sebesar
51% saja dan antara jumlah keseluruhan sel dengan sel yang terplasmolisis menujukan
keseimbangan jumlah sel dengan jumlah keseluruhan sel yang diamati.
Sel yang terplasmolisis menurut saya masih dapat Kembali normal apabalia
dipindahkan kelingkungan air dengan konsentrasi nya normal. Dan berdasarkan dari
beberapa literatur yang dibaca. Sel yang terplasmolisis masih dapat Kembali kekondisi
yang normal apabila di pindahkan ke lingkungan air yang normal. Dari perbcobaan sel
yang terplasmolisis air yang di teteskan Kembali ke jaringan daun yang telah
terplasmolisis maka akan membuat kondisi luar hipotonik sehingga air yang berada di
luar sel akan bergerak masuk dan dapat mengembalikan kondisi sel kesemula. (Buana,
2016). Maka dapat disimpulkan bahwa plasmolisis adalah proses yang terjadi pada
jaringan tumbuha yaitu lepasnya plasmalema atau membran plasma sehingga sel
tersebut dikatakan terplasmolisis, sel yang terplasmolisis ini disebabkan karena
adannya perbedaan konsentrasi Ketika konsentrasi luar eksternal nya lebih tinggi maka
akan terjadi perpindahan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. dan terjadilah
plasmolisis.
IV. KESIMPULAN
 Plasmolisis menyebabkan plasmalema atau membrane plasma lepas dari
dinding sel nya, fakta ini dibuktikan dengan perobaan yang dilakukan pada
daun Roheo discolor. yang terplasmolisis Ketika daun di letakan di konsentrasi
larutan yang lebih tinggi dalam percobaan ini pada larutan sukrosa dengan
konsentrasi yang berbeda.
 Gejala plasmolisis disebabkan oleh perbedaan konsentrasi antara sel dengan
konsentrasi lingkungan disekitarnya
 Peristiwa plasmolisis terjadi saat sel berada dilingkungan dengan konsentrasi
yang lebih tinggi pada daun Roheo discolor Ketika diamati dibwah mikroskop
membran plasma yang berwarna ungu terlepas sehingga Ketika diamati tidak
berwarna dan hanya terlihat dinding sel dari daun Roheo discolor
 Hubungan antara plasmolisis dengan status potensial osmosis dapat diketahui
dari persentase data yang dihasilakan serta dari konnsentrasi larutan yang
digunakan, semakin tinggi konsentrasi larutan semakin besar potensial osmosis
yang terjadi juga.
DAFTAR PUSTAKA
Buana. (2016). struktur dan Inti sel Roheo discolor saat Normal dan Plasmolisis. Bogor:
Penerbit Regina.
Fatimah, A. N. (2017). Analisis Kejadian Plasmolisis pada tanaman adam hawa di bebrapa
lingkungan. Jurnal Analitika , Vol. 10. No. 4.
Fitriyani. (2018). penuntun praktikum fisiologi tumbuhan . makassar: UNM press.
Haryati, P. (2016). Evektivitas Konsentrasi Sorbitol dalam Medium Purifikasi dalam
Menghasilkan Jumlah Sel Viabel pada Isolasi Sel Mesofil Daun Pegagan . Journal Undip
, Vol. 5 No. 10.
Lestari, A. (2022). Uji Cekaman ( Nacl ) Pada Perkecambahan beberapa Varietas wjien (
Sesamun Indicum ). Journal Etheses Malang , Vol. 11. No. 2.
Rahmawati, I. (2023). Difusi Molekul dan Tekanan Osmotik Cairan sel . Jurnal sains pendidikan
, Vol. 4. No. 9.
Sari, E. K. (2018). Metabolisme Tumbuhan . Jurnal FMIPA Lampung, Vol. 6. No. 8.
Syahidah, R. N., Agustin, N., Shalsabilla, S. E., Safitri, N. A., & A. J. (2019). Difusi, Osmosis
dan Imbibisi. Jurnal Biologi Science, Vol.5. No. 4 Hal 12-22.
Tanzyah, L. (2019). Profil Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Difusi . Jurnal Biology Education,
Vol. 4 No.8 .
Zahwa, A. A. (2019). Analisis daun pada bagian tumbuhan yang telah ditempatkan pada
lingkungan dengan konsentrasi berbeda menggunakan metode kualitatif. Jurnal Biology ,
Vol. 4. No. 10 .

Anda mungkin juga menyukai