Anda di halaman 1dari 25

1

LAPORAN LENGKAP AGRONOMI


" BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea Sp) DENGAN
PERBANDINGAN MEDIA TANAM”
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR AGRONOMI
(tanaman kankung)

DISUSUN OLEH

Alfisah huljanah (08320210095)

GREAN HOUSE FAKULTAS PERTANIAN


PROGRAM STUDI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
ii

DAFTAR ISI

SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang......................................................................................................1
Tujuan Praktikum...................................................................................... 2
Kegunaan Praktikum.............................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman..............................................................................................3
Syarat Tumbuh.....................................................................................................7
Budidaya Tanaman Kangkung (Ipomoea Sp).......................................................8
Pupuk Urea..........................................................................................................11
METODOLOGI
Tempat dan Waktu...............................................................................................13
Alat dan Bahan.....................................................................................................13
Prosedur Kerja......................................................................................................13
Parameter Pengamatan ........................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.....................................................................................................................14
Pembahasan.........................................................................................................14
PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................15
Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR
ii
ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, pertama-tama penulis


panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Agronomi ini.
Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi
penuntun umat islam dari alam gelap gulita menuju ke alam yang terang menerang.
Dalam rangka untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan untuk
menyelesaikan tugas laporan yang telah diberikan, penulis berusaha untuk
memberikan sajian materi. Dalam penyusunan laporan ini,banyak pihak lain yang
turut membantu,baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, dari
lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
mereka.Karena berkat dukungan mereka jugalah sehingga laporan ini
bisaterselesaikan.
Dalam laporan ini tentu banyak kekurangan dan kesalahan, bahkan sangat
jauh dari kesempurnaan. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk memperbaiki laporan-laporan berikutnya.
Penulis juga berharap agar laporan ini dapat bermanfaat.

Makassar, 2 DESEMBER 2021

Penyusun
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuliah yang berisikan prinsip-
prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan
sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman teori yang diberikan
dalam perkuliahan. Pemahaman meteri praktikum diharapkan dapat dicapai melalui
kegiatan di lapangan dan penelaahan bahan bacaan yang materinya disusun sesuai
dengan materi pokok perkuliahan (Agrotek, 2011)
Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di
lapangan (lahan praktikum) yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan
budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman
empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, prinsip-prinsip
penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan
tanaman, pemeliharaan tanaman yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama penyakit dan pengendalian gulma serta pemanenan (Rosanti, 2011).
Tanaman kangkung merupakan tanaman yang menetap yang dapat hidup lebih
dari setahun. Tanaman yang diduga berasal dari kawasan asia dan afrika ini meliputi
dua jenis yang biasa dibudidayakan petani yakni kangkung darat dan kangkung air.
Kangkung darat memiliki ciri yaitu berdaun panjang dengan ujung runcing dan
berwarna hijau keputih-putihan kangkung ini mudah dibedakan dengan kangkung air
dari warna bunganya yang putih bersih. Kangkung darat umumnya dijual dalam bentuk
cabutan tanaman bersama akarnya. Maka itu, dipasaran kangkung darat diistilahkan
dengan kangkung cabut. Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan
berakar tunggang. Akarnya menyebar kesegala arah dan dapat menembus tanah sampai
kedalaman 50 cm lebih. Batang tanaman berbentuk bulat panjang beruas mirip batang
bambu. Daun kangkung berwarna hijau tua di bagian atasnya. Tangkai daunnya panjang
dan melekat pada setiap ruas batang tumbuhan .(Haryoto,2014).
2

Kangkung darat (ipomea reptans poir) merupakan salah satu jenis tanaman sayur
yang tergolong dalam family convolvulaceae dan banyak di gemari oleh seluruh lapisan
masyarakat (Wijaya et al, 2014).
Sayuran ini memiliki rasa yang renyah dan kaya akan sumber gizi yakni
protein,lemak,karbohodrat,p, fe, vitamin, A dan B yang penting bagi kesehatan tubuh
().Morehasrianto, 2011
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kangkung (ipomwa sp) dengan menggunakan perbandingan pada media
tanamyang di gunakan serta dapat menganalisis pertumbuhanya.
Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan praktikum ini yaitu memberikan gambaran dan pemahaman
tentang kangkung dan pupuk urea serta sebagai sarana informasi tentang tanaman
yang dapat di jadikan acuan atau referensi untuk praktikum selanjutnya.
2

TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Kangkung(Ipomoeae Sp)
Tanaman dari Kangkung ini memiliki nama yang berasal dari bahasa latin, yaitu
Ipomoea Sp. Bahkan klasifikasi dari tanaman kangkung ini telah dicatat oleh para ahli.
Adapun klasifikasi dari tanaman Kangkung, (Agrotek, 2020).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptansPoir

Kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di
darat atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh
yang sulit. Salah satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan
air, maka pertumbuhannya pada tanaman akan mengalami hambatan. Kangkung
diperbanyak dengan stek batang yang panjangnya 20-25 cm atau dengan biji. Untuk
penanaman kangkung di darat digunakan benih dari biji, namun dapat pula digunakan
stek. Untuk mempercepat perkecambahan diperlukan perendaman benih di dalam air
selama satu malam sebelum benih itu disebarkan (Sutarya, 2015).
Tanaman kangkung terdiri dari dua varietas yaitu kangkung darat atau disebut
kangkung cina (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) yang
tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan
kangkung air terletak pada warna bunga dan bentuk batang serta daun. Kangkung air
berbunga putih kemerahan, batang dan daunnya lebih besar, warna batangnya hijau,
sedangkan kangkung darat daunya panjang dengan ujung runcing berwarna hijau
keputihan bunganya berwarna putih (Sriharti, 2016).
4

Kangkung (I. reptans Poir.) merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh
lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman kangkung
berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua arah, dapat
menembus tanah sampai kedalaman 60–100 cm, dan melebar secara mendatar pada
radius 100 – 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Ipomoea
aquatica Forsk.) (Takiyah, 2017).
Sebagian besar budidaya kangkung menggunakan kangkung darat. Dari berbagai
varietas kangkung yang diuji di Balithor Lembang, baru satu varietas yang dinyatakan
unggul, yaitu kangkung darat varietas Sutera.. Deskripsi varietas Sutera adalah:
produksi daunnya tinggi antara 12–44 ton/hektar, produksi biji 6 ton.hektar, umur panen
mulai 39 hari setelah tanam, tipe pertumbuhan ”tegak” setinggi 45 cm atau bila
dibiarkan memanjang dapat mencapai 2 meter, cita-rasanya enak dan tidak berlendir,
tahan terhadap penyakit karat dan virus keriting, serta cocok dikembangkan di lahan
kering (Rukmana, 2011).
Kelebihan tanaman kangkung adalah umur panennya yang pendek. Tanaman
kangkung dapat dipanen pada umur 35 hari. ciri tanaman kangkung siap dipanen adalah
pertumbuhan tunasnya telah memanjang sekitar 20–25 cm dan ukuran daun-daunnya
cukup besar (normal). Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari agar
tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara yang panas ataupun
teriknya sinar matahari (Djuariah 2018).
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya.
Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari
India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia
dan bagian negara Afrika (Widiyanto, 2012)
Pertumbuhan vegetatif dan generatif adalah proses penting dalam siklus hidup
setiap jenis tumbuhan. Pertumbuhan vegetatif adalah pertambahan volume, jumlah,
bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan akar yang dimulai
dari terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal terbentuknya organ
generatif. Sedangkan pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan organ generatif yang
dimulai dengan terbentuknya primordia bunga hingga buah masak. Kedua proses dan
5

fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan, tempat tumbuh
tanaman (Humphries Willson  Gardner, etal., 2018)
Pada tanaman semusim, fase vegetatif dan generatif hanya berlangsung selama
setahun atau semusim sedangkan pada tanaman tahunan fase ini dapat berlangsung
sepanjang tahun atau bergantian secara periodik selama tahunan. Dengan demikian studi
kedua fase ini penting dalam konservasi,penelitian dan pengembangan jenis tumbuhan,
termasuk tumbuhan obat. Dari sini akan dapat ditentukan pada masa tanam,
pemeliharaan, pola tanam, kerapatan populasi, serta pengendalian jasad pengganggu dan
masa panen secara optimal. Fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar,
daun dan batang baru. Fase iniberhubungan dengan 3 proses (Harjadi, 2012).
Pembelahan sel  terjadi pada pembuatan sel-sel baru. Sel-sel baru ini memerlukan
karbohidrat dalam jumlah yang besar, karena dindingdindingnya terbuat dari selulosa
dan protoplasmanya kebanyakan terbuat dari gula. Jadi, bila faktor-faktor lain dalam
keadaan favorabel, laju pembelahan sel tergantug pada persediaan karbohidrat yang
cukup. Seperti telah dinyatakan di muka, pembelahan sel terjadi dalam jaringanjaringan
meristematik pada titik-titik tumbuh batang dan ujung-ujung akar, dan pada kambium.
Karena itu, jaringan-jaringan ini harus dilengkapi dengan pangan yang dibentuk,
hormon-hormon dan vitamin vitamin dengan tujuan untuk membuat sel-sel baru.
Pemanjangan sel terjadi pada pembesaran sel-sel baru tersebut. Proses ini
membutuhkan pemberian air yang banyak, adanya hormon tertentu yang
memungkinkan dinding-dinding sel merentang, dan adanya gula. Daerah pembesaran
sel-sel berada tepat di belakang titik tumbuh. Kalau sel-sel pada daerah ini membesar,
vakuola-vakuola yang besar terbentuk. Vakuola ini secara relatif mengisap air dalam
jumlah besar. Akibat dari absorpsi air ini dan adanya hormon perentang sel, selsel
memanjang. Sebagai tambahan dari pertambahan besar sel, dinding dindingnya
bertambah tebal, karena menumpuknya selulosa tambahan yang terbuat dari gula.
Tahap awal dari diferensiasi sel, atau pembentukan jaringan, terjadi pada
perkembangan jaringan-jaringan primer. Perkembangannya memerlukan karbohidrat,
seperti: penebalan dinding dari sel-sel pelindung pada epidermis batang dan
perkembangan pembuluh-pembuluh kayu baik di batang maupun di akar. Jadi kalau
suatu tanaman membuat sel-sel baru, pemanjangan sel-sel tersebut, dan penebalan
6

jaringan-jaringan, sebenarnya mengembangkan batang, daun dan sistem perakarannya.


Kalau laju pembelahan sel dan perpanjangannya serta pembentukan jaringan berjalan
cepat, pertumbuhan batang, daun dan akar juga berjalan cepat. Sebaliknya, bila laju
pembelahan sel lambat, pertumbuhan batang, daun dan perakaran dengan sendirinya
lambat juga. Karena pembelahan, pembesaran dan pembentukan jaringan memerlukan
persediaan karbohidrat dan karena karbohidrat dipergunakan dalam proses-proses ini,
perkembangan batang, daun dan akar memerlukan pemakaian karbohidrat. Jadi dalam
fase vegetatif dari suatu perkembangan, karbohidrat dipergunakan dan tanaman
menggunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuknya.
Pengukuran tanaman kangkung meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun.
Ukuran tinggi tanaman dari pangkal batang/permukaan tanaman hingga ujung daun
tertinggi dengan menguncupkan tanaman secara vertikal. Menghitung jumlah seluruh
daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna pada setiap tanaman sampel
(Marakati et al. 2015).
Pembentukan daun dipengaruhi oleh penyerapan dan ketersediaan unsur hara,
terutama unsur hara makro. Unsur nitrogen sangat berperan dalam pembentukan daun
dan unsur K yang berperan untuk meningkatkan pembentukan bunga dan adanya
klorofil, meningkatkan pembentukan zat gula, meningkatkan pembentukan karbohidrat,
mengatur serta membuka menutupnya bagian dari stomata, meningkatkan daya serap
yang terjadi pada air, meningkatkan kekuatan daun, meningkatkan pembesaran umbi
dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit (Juanda dan Cahyono, 2013).
7

Syarat Tumbuh Kangkung (Ipomoea Sp)


Terdapat beberapa syarat tumbuh tanaman yang dapat tumbuh dengan hasil yang
memuaskan, syarat tersebut antara lain
1. Iklim
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara
500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat
cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan
demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga
kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari
yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh
memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas
terik dan kemarau yang panjang (Eko Widiyanto, 2016).
2. Media Tanam
Media tanam tanaman kangkung ini menggunakan busa berukuran 4-5cm
dengan wadah talang air berukuran dengan panjang 133 cm dan lebar 12cm, proses
ini menggunakan sistem Hidroponik dengan menggunakan sistem perairan yang
tergenang. Kangkung sangat membutuhkan nutrisi dan air yang cukup dalam proses
pertumbuhannya(Gusmaini, 2014).
3. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai
dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun
kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur
aduk (Trisilawati dan Gusmaini, 2019).
8

Budidaya Tanaman Kangkung (Ipomoea Sp)


1. Terdapat Macam-Macam Tipe Tanaman Kangkung

Ada dua langkah yg tidak sama dalam budidaya tanaman kangkung ini, bergantung
dari type tanaman kangkung yg ditanam. Ada dua type tanaman kangkung yg di kenal
menurut perbedaan habitatnya, yakni :
· Kangkung darat (Ipomea reptans)

Kangkung darat ini cuma dapat tumbuh di tempat kering. Ciri-cirinya yaitu
batangnya lebih kecil serta berwarna putih kehijauan, daunnya lebih tidak tebal serta
lebih lunak, apabila dimasak lebih cepat layu/masak, serta mempunyai bunga yg
berwarna putih bersih (Rosantika, 2011)
· Kangkung air (Ipomea aquatica)

Kangkung air ini bisa tumbuh di daerah basah seperti parit, kolam atau genangan
sawah. Ciri-cirinya yaitu batangnya semakin besar, berwarna hijau lebih gelap, daunnya
lebih lebar serta sedikit keras, lebih lama layu bila dimasak serta mempunyai bunga yg
berwarna putih kemerahan (Rosantika, 2011).
2. Budidaya Kangkung Darat Dengan cara Organik
Kangkung (Ipomoea sp.) bisa ditanam di dataran rendah serta dataran tinggi..
Kangkung adalah type tanaman sayuran daun, terhitung kedalam famili
Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan adalah
sumber vit. pro vit. A. Menurut area tumbuh, kangkung dibedakan jadi dua jenis yakni :
1) Kangkung darat, hidup ditempat yg kering atau tegalan, serta
2) Kangkung air, hidup di tempat yg berair serta basah.
Pertanian Organik yaitu suatu wujud jalan keluar baru manfaat hadapi kebuntuan
yg dihadapi petani berkenaan dengan maraknya intervensi beberapa barang sintetis atas
dunia pertanian saat ini ini. Bisa dipandang, dimulai dari pupuk, insektisida, perangsang
tumbuh, seluruhnya sudah di buat dari beberapa bahan yg disintesis dari senyawa-
senyawa murni (umumnya anorganik) di laboratorium. Pertanian organik bisa berikan
perlindungan pada lingkungan serta konservasi sumber daya yg tidak bisa diperbaharui,
melakukan perbaikan mutu hasil pertanian, melindungi pasokan product pertanian
9

hingga harga nya relatif stabil, dan mempunyai tujuan serta penuhi keperluan hidup ke
arah keinginan pasar Gusmaini, (2014).
3. Teknologi Budidaya
1. Benih
Pembibitan tanaman kangkung darat bisa dikerjakan dengan cara generatif yakni
dari biji maupun dengan cara vegetatif dengan stek pucuk batang. Kangkung darat
bisa diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar dibutuhkan benihsekitar 10
kg. Varietas yg disarankan yaitu varietas Sutra atau varietas lokal yg sudah
menyesuaikan Gusmaini, (2014).
2. Persiapan Tempat
Tempat terlebih dulu dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur, kemudian di buat
bedengan membujur dari Barat ke Timur supaya memperoleh sinar penuh. Lebar
bedengan baiknya yaitu 100 cm, tinggi 30 cm serta panjang sama keadaan tempat.
Jarak antar bedengan + 30 cm. Tempat yg asam (pH rendah) kerjakan pengapuran
dengan kapur kalsit atau dolomit Gusmaini, (2014).
3. Pemupukan
Bedengan diratakan, 3 hari sebelum saat tanam diberikan pupuk kandang (kotoran
ayam) dengan dosis 20. 000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi
(kotoran ayam yg sudah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Untuk starter
ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada usia 10 hari sesudah
tanam. Supaya pemberian pupuk lebih rata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk
organik lalu diberikan dengan cara larikan disamping barisan tanaman, bila butuh
imbuhkan pupuk cair 3 liter/ha (0, 3 ml/m2) pada usia 1 serta 2 minggu sesudah
tanam Gusmaini, (2013).
4. Penanaman
Biji kangkung darat ditanam di bedengan yg sudah disiapkan. Buat lubang tanam
dengan jarak 20 x 20 cm, setiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem
penanaman dikerjakan dengan cara zigzag atau sistem garitan (baris) Gusmaini,
(2014).
10

5. Pemeliharaan
Yang butuh di perhatikan yaitu tersedianya air, apabila tak turun hujan mesti
dikerjakanpenyiraman. Hal-hal lain yaitu pengendalian gulma saat tanaman tetap
muda serta melindungi tanaman dari serangan hama serta penyakit Gusmaini, (2014).
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang pada tanaman kangkung diantaranya ulat grayak
(Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) serta Aphis gossypii. Sedang
penyakit diantaranya penyakit karat putih yg dikarenakan oleh Albugo ipomoea
reptans. Untuk pengendalian, pakai type pestisida yg aman gampang terurai seperti
pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Pemakaian
pestisida itu mesti dikerjakan dengan benar baik penentuan tipe, dosis, volume
semprot, langkah penerapan, interval serta saat aplikasinya Gusmaini, (2014).
7. Panen
Panen dikerjakan sesudah berusia + 30 hari sesudah tanam, lewat cara mencabut
tanaman hingga akarnya atau memotong di bagian pangkal tanaman lebih kurang 2
cm diatas permukaan tanah Gusmaini, (2014).
8. Pasca Panen
Pasca panen terlebih diarahkan untuk melindungi kesegaran kangkung, yakni
lewat cara meletakkan kangkung yg baru dipanen ditempat yg teduh atau
merendamkan sisi akar dalam air serta pengiriman product secepat-cepatnya
Gusmaini, (2014).
11

Pupuk
Pupuk Kangkung adalah salah satu aktifitas penting dalam periode budidaya atau
menanam. Pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau menambah zat-zat makanan
yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah. Atau bahkan, dengan kata lain supaya zat
zat makanan untuk tanaman bertambah. Jadi, ini adalah salah satu upaya dalam cara
merawat kangkung. Maka pada praktik budidaya kangkung, tak berhenti di menanam
saja. Tetapi juga harus memperhatikan aspek pemupukannya. Pupuk kangkung sangat
diperhatikan, salah satunya dalam rangka memperoleh hasil dan mutu yang tinggi pada
usaha pertanaman sayuran (Agrotek, 2020).
Dalam budidaya kangkung, hal upaya penting dilakukan adalah pemupukan, bisa
dengan pupuk npk untuk kangkung, atau urea. Tentunya dengan memperhatikan dosis.
Jenis apapun. Mau itu, pupuk kangkung air maupun pupuk untuk kangkung hidroponik.
Intinya adalah sebagai upaya cara merawat kangkung. Maka dosis pupuk npk untuk
kangkung, ataupun dosis pupuk urea pada tanaman kangkung sangat memberikan
pengaruh pada tanaman. Misalnya saja, pada tanah liat dipupuk dengan DS, kapur,
pasir, dan sebagainya. Sedangkan tanah tanah pasir dan tanah berat bisa dipupuk
dengan pupuk organik. Pemupukan itu tidak hanya sekedar menambah zat hara dalam
tanah. Tetapi juga supaya zat zat makanan yang tidak mudah diserap oleh tanaman
menjadi mudah. Di sini pupuk tidak dihisap oleh tanaman, melainkan untuk
memperbaiki struktur tanah. Maka pupuk yang digunakan sebaiknya dan disarankan
pupuk organik. Contoh pupuk organik untuk tanaman kangskung adalah pupuk kompos,
pupuk kandang, atau pupuk bokashi. Selain itu, limbah dapur atau daun daun kering
juga bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk bokashi. Pupuk bokhasi adalah hasil
fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain)
dengan teknologi EM (Agrotek, 2020)
1. Pupuk organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Contoh
12

pupuk organik yang digunakan pada pembudidayaan tanaman kangkung ini yaitu
kotoran sapi (Tjoerotsoepomo, 2017)
2. Pupuk anorganik

Pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang berasal dari bahan anorganik, biasanya
mengandung unsur hara/mineral tertentu. Jenis pupuk ini biasa dikenal pula dengan
sebutan pupuk kimia. Contoh pupuk anorganik yaitu : Urea (mengandung unsur
Nitrogen) (Tjoerotsoepomo, 2017)
METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Praktikum dasar-dasar agronomi budidaya tanaman kangkung dilaksanakan di
Green House, Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Indonesia, Makassar pada setiap
hari Selasa, tanggal 19 Oktober 2021 sampai dengan 16 November 2021, pukul 15:00
WITA sampai selesai.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sekop, penggaris, pulpen, buku,
ember dan adapun bahan yang digunakan yaitu polybag, tanah, pupuk organik dan
anorganik, bibit kangkung, air,pupuk kandang dan pupuk urea

Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang telah disediakan
2. Memperhatikan penjelasan atau arahan mengenai praktikum
3. Mencampur tanah dengan pupuk organik
4. Mengisi polybag dengan tanah yang telah tercampur dengan pupuk organik
5. Menanam bibit kangkung ke dalam polybag
6. Menyiram tanaman secara rutin
7. Setelah satu minggu kemudian tanaman diberi pupuk anorganik (urea) tetapi pada
bagian polybag paling depan tidak diberi pupuk anorganik (urea) agar dapat terlihat
perbandingan tumbuhnya tanaman kangkung.

Parameter Pengamatan
Adapun paramater pengamataan, yaitu:
1. Tinggi dari batang tanaman kangkung yang terus diamati setiap pekan
2. Menghitung jumlah daun yang tumbuh pada tanaman kangkung
3. Menghitung jumlah daun yang layu atau mati.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan
Pada proses pengukuran dipilih salah satu tanaman yang nantinya akan di ukur
setiap pekannya. Dari hasil praktikum setiap sampel tanaman yang dipilih jumlah
tingginya dan jumlah daunnya berbeda dikarenakan setiap pertumbuhan tanaman
berbeda-beda pertumbuhannya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor
yaitu, kurangnya perawatan terhadap tanaman, seperti tanamannya jarang di siram
dengan air, kekurangan unsur hara baik makro dan unsur hara mikro.
Dari praktikum yang dilaksanakan dapat dilihat dengan jelas bahwa pertumbuhan
tanaman kangkung mengalami pertumbuhan dengan cukup cepat atau tumbuh tinggi
dengan cepat tanaman yang diberi pupuk anorganik (Urea), dan 3 sampel tanaman yang
tidak diberi pupuk anorganik (urea) mengalami pertumbuhan
yang cukup lambat tetapi tetap tanaman kangkung tersebut tetap tumbuh.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dasar-dasar agronomi budidaya tanaman kangkung
dengan perbandingan media tanam, dapat disimpulkan bahwa adapun pengertian
budidaya tanaman adalah suatu kegiatan menanam tanaman yang menjadi sumber
karbohidrat utama dan protein pada lahan, kemudian dapat dikonsumsi sendiri atau
dijual kembali sebagai sumber penghasilan bagi petani, terdapat banyak cara untuk
membudidayakan tanaman kangkung, namun salah satunya ialah menggunakan media
tanam (polybag). Terdapat beberapa langkah-langkah dalam proses pembudidayaan di
antaranya: menyiapkan alat dan bahan, mencampur tanah, menanam, dan menyiramnya
dengan air.
Teknik pengukuran batang tanaman kangkung menggunakan cara manual yang
menggunakan penggaris, dan hanya satu tanaman yang terpilih yang kemudian akan
diukur mulai dari minggu pertama hingga minggu terakhir, akan di hitung jumlah
daunnya yang hidup dan yang layu atau mati.

Saran
Dari proses praktikum yang telah dilalui, adapun saran yang dapat kami
sampaikan yaitu, sebelum praktikum dimulai, sebaiknya praktikan harus hadir 15 menit
sebelum praktikum dilaksanakan. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan
memastikan bahwa alat yang digunakan sudah lengkap agar tidak terjadi kesalah pada
saat ingin melakukan praktikum. Di dalam green house praktikan dilarang ribut, agar
praktikan yang lain tidak terganggu atau dapat berkonsentrasi dalam mengerjakan
praktikum.
16

LAMPIRAN
Tabel
Lampiran 1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung dengan pemberian pupuk
kandang (organik) pada minggu pertama
Ulangan 1 Jumlah Rata-rata
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 7 cm 3 cm 6,5 7cm 8cm
cm
Jumlah Daun 3 2 3 3 2
helai helai helai helai helai
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)
Ulangan 2 Jumlah Rata-rata
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 6 cm 6 cm 6 cm 7 cm 6 cm
Jumlah Daun 2 2 7 3 2
helai helai helai helai helai
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)
Ulangan 3 Jumlah Rata-rata
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 5 cm 6 cm 8 cm 7 cm 6cm
Jumlah Daun 2 3 3 3 3
helai helai helai helai helai
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)

Lampiran 2. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung dengan pemberian pupuk


urea (anorganik) pada minggu kedua.
Parameter Ulangan 1 Jumlah Rata-rata
17

P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 14 cm 10 cm 8 cm 13 cm 10
Jumlah Daun 6 4 3 4 helai 5
helai helai helai helai
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)
Ulangan 2 Jumlah Rata-rata
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 11 cm 8,5 cm 9,5 cm 15 7
cm cm
Jumlah Daun 5 helai 4 helai 3 helai 5 helai 4
helai
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)
Ulangan 3 Jumlah Rata-rata
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 8 12 11 10,5 12,5
cm cm cm cm cm
Jumlah Daun 3 6 helai 6 helai 4 helai 5
helai helai
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)

Lampiran 3. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung dengan pemberian pupuk


urea (anorganik) pada minggu kedua.
Ulangan 1 Jumlah Rata-rata
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 18 cm 14 cm 15 cm 19 cm 9 cm
18

Jumlah Daun 9 8 4 helai 7 helai 6


helai helai helai
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)
Ulangan 2 Jumlah Rata-rata
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 19 cm 10 cm 14 cm 29 cm 16
Jumlah Daun 9 5 helai 6 19 6
helai helai helai helai
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)
Ulangan 3 Jumlah Rata-rata
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
Tinggi Tanaman 8 cm 19 cm 24 cm 16 cm 19
Jumlah Daun 6 6 8 7 5
Lebar Daun
Panjang Daun
(Sumber Data Primer 2021)

GAMBAR
19
20

DAFTAR PUSTAKA

Handajaningsih, Merakati et al dan Turmidi, Edhi. 2015. Penuntun praktikum dasar-


dasar agronomi. Bengkulu: Laboratorium Agronomi Universitas Bengkulu.

Harjadi, S.S. 2017. Dasar Dasar Hortikultura. Departemen Budi Daya Pertanian,
Fakultas Pertanian IPB.

Humphries,E.C. and A.W. Whheeler. 2016. Ann. Rev. Plants Physiol. 14 :385-410.

Juanda, D. dan B. Cahyono. 2014. Ubi jalar: budidaya dan analisis usaha


tani. Kanisius. Yogyakarta. 92 pp.

Rahmat, Sutarya, dkk. 2011. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Yogyakarta


: Gajah Mada University Press.

Rukmana, Rahmat. 1994. Kangkung. Kanisius. Yogyakarta

Srihati dan Takiyah Salim. 2007. Pengaruh Berbagai Kompos Terhadap produksi


Kangkung Darat. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuan. Yogyakarta.

Widiyanto, Eko. 1991. Sinar Tani. Bercocok Tanam Kangkung Darat. Sinar Tani.

Anda mungkin juga menyukai