suatu senyawa kimia dengan rumus NaOCl. Larutan natrium hipoklorit, umumnya
infeksi (desinfektan) atau bahan pemutih. Nama lain natrium hipoklorit ialah
natrium klorat (I). Beberapa sifat Natrium hipoklorit adalah: Rumus molekul:
NaOCl ; Berat molekul: 74,44 gr/mol ; Penampilan: Zat padat putih ; Densitas:
Keseimbangan konsentrasi dan waktu lama perendaman NaClO untuk setiap jenis
semakin banyak jumlah eksplan yang brownin. Lama waktu perendaman pada
perendaman eksplan pada NaClO yang terlalu lama dapat memicu kematian
Hipoklorit dalam bidang perbenihan telah banyak dilakukan baik pada tanaman
pada benih tanaman kehutanan dapat mengurangi terjadinya infeksi patogen benih
serta dapat meningkatkan viabilitas benih. Hal ini menjadi penting karena
biasanya benih yang dihasilkan dari suatu proses produksi tidak segera habis
digunakan namun sebagiannya disimpan. Benih yang tidak bersih dalam proses
pencuciannya akan mengakibatkan patogen mudah menempel pada kulit benih
sangat efektif digunakan sebagai metode sterilisasi permukaan pada benih untuk
benih. Hal ini menjadi penting karena biasanya benih yang dihasilkan dari suatu
Benih yang tidak bersih dalam proses pencuciannya akan mengakibatkan patogen
mudah menempel pada kulit benih dan akhirnya dapat menginfeksi benih
2014).
Benih bagus ialah benih yang berkualitas serta bermutu, seragam, bernas
danbersih. Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari
suatu jenis atau kelompok benih. Mutu benih dibedakan menjadi tiga yaitu mutu
fisik, mutu fisiologis dan mutu genetis. Mutu fisik dan fisiologis benih-benih
tanaman hutan umumnya lebih mudah dimengerti dibandingkan dengan mutu
genetis. Mutu fisik dan fisiologis benih menggambarkan kemampuan benih untuk
mencapai viabilitas maksimum saat masak fisiologis dan kembali turun akibat
kemunduran mutu benih kalau terlambat panen. Benih dikatakan rusak apabila
saat pembersihan manual dengan cara membuka polong yang sudah kering untuk
mendapatkan benihnya. Dan diamati secara fisik benih, benih rusak yaitu benoh
yang keriput, pecah, berkecambah, dan berjamur (Kade licana et al., 2019).
membersihkan noda atau kotoran yang membandel pada pakaian dan dapat
cairan pemutih yang bersifat desinfectan. Pada kegiatan ini bayclin akan
digunakan untuk mencuci benih tomat setelah proses fermentasi selesai guna
cendawan dan bakteri yang mungkin masih menempel pada benih. Hilangnya
kotoran pada benih akan mengurangi kemungkinan kerusakan akibat bakteri dan
kualitas fisik benih maka perlu dilihat juga apakah ada pengaruhnya terhadap
tinggi dan waktu perendaman yang terlalu lama mengakibatkan benih rusak,
yang terlalu singkat tidak akan memberikan pengaruh yang nyata (Gumelar,
2015).
Selain itu kerusakan mekanis pada benih yang timbul selama proses
pemanenan, pengelolaan dan penyimpanan benih; serta kadar air benih yang
tinggi akibat proses pengeringan yang kurang baik, merupakan faktor kondusif
yang memicu serangan berbagai patogen pada benih. Benih membawa penyakit
berakibat pada rendahnya daya kecambah dan lemahnya vigor benih, mengurangi
1 yaitu sebanyak 3 benih, ulangan 2 yaitu sebanyak 1 benih dan pada kontrol
sebanyak 1 benih. Benih rusak dapat diakibatkan pada saat pasca panen ,
( 2016) yang menyatakan bahwa Selain itu kerusakan mekanis pada benih yang
kadar air benih yang tinggi akibat proses pengeringan yang kurang baik,
merupakan faktor kondusif yang memicu serangan berbagai patogen pada benih.
pembengkakan pada benih. Selain itu, kerusakan juga ditandai dengan terlukanya
kulit benih, mengalami keretakan, kulit benih mengelupas, warna benih memudar,
dan benih melunak. Hal ini sesuai dengan literatur Suharti et Al., (2014) yang
Natrium Hipoklorit dalam bidang perbenihan telah banyak dilakukan baik pada
kedua memiliki persentase benih rusak lebih tinggi dibandingkan persentase benih
bagus. Dalam praktikum ini klorox digunakan untuk melihat apakah benih
temasuk benih baik atau rusak. Hal ini sesuai dengan literatur Renfiyenie et.al.,
dan waktu lamanya karena sifatnya yang fitotoksisitas atau kerusakan pada
Gejala fitotoksisitas bergantung pada jenis bahan kimia dan jenis tanaman.hal ini
sesuai dengan literatur Gumelar (2015) ang menyatakan bahwa Efektivitas bahan
kimia dalam mematahkan dormansi benih tergantung pada konsentrasi dan lama
yang terlalu lama mengakibatkan benih rusak, sedangkan perendaman benih pada
konsentrasi rendah dan waktu perendaman yang terlalu singkat tidak akan
varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu
fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya
kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan
benih secara prima. Hal ini sesuai dengan literatur Kade licana et al., (2019) yang
dicapai oleh benih sebelum dilakukan panen. Viabilitas benih akan meningkat
hingga mencapai viabilitas maksimum saat masak fisiologis dan kembali turun
akibat kemunduran mutu benih kalau terlambat panen. Benih dikatakan rusak
apabila saat pembersihan manual dengan cara membuka polong yang sudah
kering untuk mendapatkan benihnya. Dan diamati secara fisik benih, benih rusak
KESIMPULAN
fitotoksisitas
Aini, N. H., Sumadi, S. Ambar. 2013. Optimasi Sterilisasi Permukaan Daun dan
Mira Kumala Ningsih , Maya Preva Biantary , dan Jumani.UJI MUTU FISIK
Nomor 2.
Perbedaan Umur Panen terhadap Hasil dan Mutu Benih Tanaman Buncis