Anda di halaman 1dari 19

UJI KERUSAKAN MEKANIS DENGAN KLOROKS

JURNAL

OLEH :

ADJIE MUHAMMAD AKBAR


190301111
TNH 19

LABORATORIUM PRODUKSI DAN TEKNOLOGI BENIH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun judul dari jurnal ini adalah “Uji Kerusakan Mekanis dengan

Kloroks” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen

penilaian di Laboratorium Produksi dan Teknologi Benih, Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Khairunnisa Lubis SP., MP;

Dr. Ir. Haryati MP; Dr.Ir. Charloq M.P. dan Dr. Diana Sofia Hanafiah SP., MP

selaku dosen mata kuliah produksi dan teknologi benih yang telah membantu dalam

penyelesaian jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan jurnal ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga jurnal ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

PENDAHULUAN ................................................................................ 1
Latar Belakang .......................................................................... 1
Tujuan Praktikum ...................................................................... 2
Kegunaan Penulisan...................................................................2

BAHAN DAN METODE.................................................................... 3


Tempat dan Waktu Praktikum...................................................3
Alat dan Bahan Praktikum.........................................................3
Prosedur Praktikum................................................................... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 5


Hasil .......................................................................................... 5
Pembahasan ............................................................................. 11

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Benih merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam

peningkatan produktivitas tanaman. Oleh sebab itu, mutu dan jumlahnya perlu

mendapatkan perhatian semua pihak yang terkait terutama pada saat musim tanam.

Benih adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan

mengembangkan tanaman. Mutu benih mencakup mutu fisik, fisiologis dan genetik

serta memenuhi persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur dari

kebersihan benih, bentuk ukuran dan warna, kecerahan, homogenitas serta benih

tidak mengalami kerusakan mekanis (Angga, 2009).

Adapun media tanam yang digunakan dapat berupa pasir, kertas, atau bahan

organik. Suhu perkecambahan dapat konstan atau berubah, namun saat uji

pengecambahan berlangsung sebaiknya tidak terjadi perubahan suhu yang ekstrim.

Lamanya proses pengecamabahan benih telah disajikan dalam ISTA Rules for Seed

Testing (ISTA, 2009).

Produksi benih berkualitas merupakan proses yang panjang, dimulai

dari pemilihan bahan tanaman, pemeliharaan tanaman, panen, serta

penanganan setelah panen. Agar produksi benih berhasil, pertimbangan faktor ge

netik (bahan tanaman), perlu pula diperhatikan faktor-faktor lainnya seperti

lokasi produksi, iklim, isolasi, ketersediaan serangga penyerbuk, tenaga

tenaga yang terampil dan murah (Hasanah, 2002).

Mutu fisiologis benih tercermin dari nilai viabilitas (seperti daya

berkecambah) dan nilai vigor (seperti kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh,

dan daya simpan) (Widajati et al., 2013).


2

Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur-

anngsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan

fisisologis yang disebabkan oleh faktor dalam. Proses penuaan atau mundurnya

vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan

jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field

emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman,

meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan ekstrim (Copeland dan Donald, 2001).

Tingkat vigor awal benih tidak dapat dipertahankan, dan benih yang

disimpan selalu mengalami proses kemunduran mutunya secara kronologis selama

penyimpanan. Sifat kemunduran ini tidak dapat diperbaiki secara sempurna. Laju

kemunduran mutu benih hanya dapat diperkecil dengan melakukan pengolahan dan

penyimpanan secara baik. Berapa lama benih dapat disimpan sangat bergantung

pada kondisi benih terutama kadar air benih dan lingkungan tempatnya menyimpan

(Raganatha et al., 2014).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan

pengujian terhadap kerusakan mekanis pada benih jagung dan kacang hijau dengan

menggunakan kloroks di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat dalam

mengikuti praktikum di Laboratorium Produksi dan Teknologi Benih, Program

Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dan sebagai

sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di desa Patumbak 1 dusun 1 gang

Abadi A pada hari Sabtu, 30 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai

pada ketinggian ± 88 mdpl.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan antara lain wadah berjumlah delapan buah,

wadah tanam untuk mencobakecambahkan benih yang sudah diberi kloroks,

kamera untuk mendokumentasikan hasil dan alat tulis untuk mencatat hasil

pengamatan.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain benih jagung

berjumlah 100 buah, benih kacang hijau berjumlah 100 buah, bayclin (kloroks), air

bersih 1.000 cc, dan media tanam berupa kompos

Prosedur Praktikum

1. Disiapkan masing-masing 100 benih jagung dan 100 benih kacang hijau dibagi

4 ulangan, jadi tiap ulangan ada 25 sampel yang diamati rata-rata persampel;

2. Diencerkan 5 % porsi yang dipakai mengencerkan bayclin dengan air sebagai

larutan perendam. Gunakan air biasa 1000 cc, maka 5 persennya adalah bayclin.

Kemudian direndam 10-15 menit dalam tiap wadah;

3. Dibandingkan benih yang rusak dan bagus setelah perlakuan kloroks dalam

bentuk foto dan dijelaskan ciri-ciri serta dideskripsikan morfologi benih yang

rusak dan bagus. Adapun data yang diamati yaitu: jumlah benih rusak per

ulangan dan rata-ratakan, jumlah benih bagus per ulangan dan rata ratakan,

persentase benih rusak per 100 benih, persentase benih bagus per 100 benih
4

4. Dicoba untuk tumbuhkan 5 benih yang rusak dan 5 benih yang bagus setelah

direndam kloroks selama 15 menit dan amati pertumbuhannya selama seminggu.

Didokumentasikan setiap hari selama 7 hari.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berikut tabel hasil pengamatan benih rusak dan benih bagus tiap ulangan:

No. Komoditas Ulangan Jumlah Jumlah Foto Pengamatan

benih benih

yang yang

bagus rusak

1. Jagung I 23 2

(Zea mays L.)

II 24 1

III 24 1

IV 24 1
6

2. Kacang Hijau I 23 2

(Vigna radiata

(L.) R.

Wilczek)

II 20 5

III 22 3

IV 23 2

Persentase benih rusak per 100 benih

𝐵𝑒𝑛𝑖 ℎ 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘 5


x 100%, maka x 100% = 5%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖 ℎ 100

𝐵𝑒𝑛𝑖 ℎ 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘 12


x 100%, maka x 100% =12%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖 ℎ 100

Persentase benih bagus per 100 benih

𝐵𝑒𝑛𝑖 ℎ 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑔𝑢𝑠 95


x 100%, maka x 100% = 95%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖 ℎ 100

𝐵𝑒𝑛𝑖 ℎ 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑔𝑢𝑠 88


x 100%, maka x 100% =88%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖 ℎ 100
7

Adapun ciri-ciri benih yang rusak antara lain (1) kulit retak-retak/pecah (2)

mengembang (3) terbelah dan (4) keriput. Sedangkan benih yang masih bagus

dicirikan dengan (1) masih mengkilap (2) tidak terbelah dan tidak keriput serta (3)

kulit benih tidak ada yang terkelupas.

Data pengamatan pertumbuhan

Hari ke- Keterangan perkecambahan Foto

0 Ditanam 5 benih jagung yang

rusak dan 5 benih jagung yang

masih bagus. Dan ditanam 5

benih kacang hijau yang rusak

dan 5 benih kacang hijau yang

masih bagus.

I Benih jagung yang bagus dan


rusak masih belum
berkecambah. Demikian pula
benih kacang hijau yang bagus
dan rusak, belum
berkecambah.
8

II Perkecambahan

Benih jagung bagus : 2

Benih jagung rusak : 1

Benih kacang hijau bagus : 2

Benih kacang hijau rusak : 2

III Perkecambahan

Benih jagung bagus : 3

Benih jagung rusak : 4

Benih kacang hijau bagus : 4

Benih kacang hijau rusak : 3


9

IV Perkecambahan

Benih jagung bagus : 3

Benih jagung rusak : 5

Benih kacang hijau bagus : 4

Benih kacang hijau rusak : 3

V Perkecambahan

Benih jagung bagus : 4

Benih jagung rusak : 5

Benih kacang hijau bagus : 4

Benih kacang hijau rusak : 3


10

VI Perkecambahan

Benih jagung bagus : 4

Benih jagung rusak : 5

Benih kacang hijau bagus : 4

Benih kacang hijau rusak : 3


11

VII Perkecambahan

Benih jagung bagus : 4

Benih jagung rusak : 5

Benih kacang hijau bagus : 4

Benih kacang hijau rusak : 3

Pembahasan

Benih adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan

mengembangkan tanaman. Terdapat tiga mutu benih yaitu mutu fisik, fisiologis dan

genetik serta memenuhi persyaratan kesehatan benih. Hal ini sesuai dengan literatur

Angga (2009) yang menyatakan bahwa mutu fisik benih diukur dari kebersihan

benih, bentuk ukuran dan warna, kecerahan, homogenitas serta benih tidak

mengalami kerusakan mekanis.


12

Pada komoditas jagung (Zea mays L.) jumlah benih yang rusak akibat

perlakuan kloroks sesuai dengan ulangan pertama, kedua, ketiga, dan empat yaitu

2,1,1, dan 1. Hal ini menunjukkan bahwa dari keseluruhan 100 benih amatan, benih-

benih jagung tersebut masih memiliki mutu fisik yang sangat baik dan sedikit rusak

secara mekanis sehingga sangat layak untuk dijadikan bahan tanam.

Pada komoditas kacang hijau ((Vigna radiata (L.) R. Wilczek) jumlah benih

yang rusak akibat perlakuan kloroks sesuai dengan ulangan pertama, kedua, ketiga,

dan keempat yaitu 2,5,3, dan 2. Ini menunjukkan bahwa dari keseluruhan 100 benih

amatan, benih-benih kacang hijau tersebut masih memiliki mutu fisik yang baik.

Adapun ciri-ciri benih yang rusak sesuai pengamatan antara lain (1) kulit

retak-retak/pecah (2) mengembang (3) terbelah dan (4) keriput. Sedangkan benih

yang masih bagus dicirikan dengan (1) masih mengkilap (2) tidak terbelah dan tidak

keriput serta (3) kulit benih tidak ada yang terkelupas.

Adapun persentase perkecambahan benih jagung yang rusak akibat kloroks

adalah 100% dan persentase perkecambahan benih jagung yang bagus walau sudah

diberi perlakuan kloroks adalah 80%. Hal ini menunjukkan bahwa, benih-benih

jagung yang rusak tersebut memiliki vigor yang lebih baik dibandingkan dengan

benih bagus yang dicobakecambahkan.

Adapun persentase perkecambahan benih kacang hijau yang rusak akibat

kloroks adalah 60% dan persentase perkecambahan benih kacang hijau yang bagus

walau sudah diberi kloroks adalah 80%. Hal ini menunjukkan benih kacang hijau

tersebut telah mengalami kemunduran benih. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Copeland dan Donald (2001) yang menyatakan bahwa proses penuaan atau

mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah,


13

peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di

lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan ekstrim.


KESIMPULAN

1. Mutu fisik benih diukur dari kebersihan benih, bentuk ukuran dan warna,

kecerahan, homogenitas serta benih tidak mengalami kerusakan mekanis.

2. Dari keseluruhan 100 benih amatan, benih-benih jagung tersebut masih memiliki

mutu fisik yang sangat baik dan sedikit rusak secara mekanis sehingga sangat

layak untuk dijadikan bahan tanam.

3. Dari keseluruhan 100 benih amatan, benih-benih kacang hijau tersebut masih

memiliki mutu fisik yang baik.

4. Adapun ciri-ciri benih yang rusak sesuai pengamatan antara lain (1) kulit retak

retak/pecah (2) mengembang (3) terbelah dan (4) keriput. Sedangkan benih yang

masih bagus dicirikan dengan (1) masih mengkilap (2) tidak terbelah dan tidak

keriput serta (3) kulit benih tidak ada yang terkelupas.

5. Benih-benih jagung yang rusak tersebut memiliki vigor yang lebih baik

dibandingkan dengan benih bagus yang dicobakecambahkan.

6. Benih kacang hijau tersebut telah mengalami kemunduran benih. Proses penuaan

atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya

berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan

kecambah di lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan ekstrim.


DAFTAR PUSTAKA

Angga. 2009. Perkecambahan Hipogeal dan Epigeal. Artikel Online.

Copeland. L.O. dan M.B. Mc. Donald. 2001. Principles of Seed Science and
Technology. Burgess Publishing Company. New York. 369 p.

Hasanah, M. 2002. Peran Mutu Fisiologik Benih dan Pengembangan Industri


BenihTanaman Industri. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 22
(10): 84- 90 hal.

ISTA. 2009. International Rules for Seed Testing. International Seed Testing
Association, Bassersdorf, Switzerland.

Raganatha, I.N., Raka, I.G.N., Siadi, I.K. 2014. Daya Simpan Benih Tomat
(Lycopersicum esculentum mill.) Hasil Beberapa Teknik ekstraksi. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. Vol. 3(3):183-190.

Widajati, E., E. Murniati, E.R. Palupi, T. Kartika, M. R.Suhartanto, A. Qadir. 2013.


Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor : PT. Penerbit IPB Press.
LAMPIRAN

No. Keterangan Foto

1. Disiapkan masing-masing 100

benih jagung dan 100 benih

kacang hijau dibagi 4 ulangan,

jadi tiap ulangan ada 25 sampel

yang diamati rata-rata

persampel.

2. Diencerkan 5 % porsi yang

dipakai mengencerkan bayclin

dengan air sebagai larutan

perendam. Gunakan air biasa

1000 cc, maka 5 persennya

adalah bayclin. Kemudian

direndam 10-15 menit dalam

tiap wadah.

Anda mungkin juga menyukai