Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI DAN TEKNOLOGI BENIH

UJI KERUSAKAN MEKANIS

LAPORA

N OLEH :

YORETTA SABARINA BANGUN


160301067
AGRONOMI 19

LABORATORIUM PRODUKSI DAN TEKNOLOGI BENIH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Uji Kerusakan Mekanis”

yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian

di Mata kuliah Produksi dan Teknologi Benih Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Ibu Dr. Khairunisa Lubis, SP., MP sebagai dosen penanggung jawab

praktikum yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kesalahan. Oleh

sebab itu penulis menerima segala kritik dan saran dari semua pihak yang

bermanfaat bagi penulis.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga laporan

ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................................1
Tujuan Praktikum.............................................................................................................2
Kegunaan Penulisan.........................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum...........................................................................................5
Alat dan Bahan..................................................................................................................5
Prosedur Praktikum...........................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil..................................................................................................................................7
Pembahasan.......................................................................................................................14
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Benih sendiri mempunyai pengertian ialah merupakan biji tanaman

yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta

memiliki fungsi agronomis (Kartasapoetra, 2003). Selanjutnya Sadjad

(1997) dalam Sutopo (1988) menyatakan bahwa dalam konteks agronomi,

benih dituntut untuk bermutu tinggi atau benih unggul, sebab benih harus

mampu menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi maksimum dengan

sarana teknologi yang semakin maju.

Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi

diperlukan karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada umumnya benih

bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan benih bermutu rendah. Oleh sebab itu usaha

pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan

harus sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu

pemakaian benih bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah diantara

sekian banyak teknik-teknik untuk meningkatkan hasil tanaman

(Sutopo, 1998).

Pengujian benih sangat berperan penting, terujinya benih berarti

terhindarnya para petani dari berbagai kerugian yang dapat timbul dalam

pelaksanaan usaha taninya. Selain itu benih yang baik atau unggul

ditunjang dengan kultur teknik yang mantap, akan dapat meningkatkan

berbagai produk pertanian (Kartasapoetra, 2003).


2

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah agar dapat melakukan pengujian

terhadap kerusakan mekanis pada benih tertentu dengan menggunakan

metode kloroks.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai syarat untuk dapat

memenuhi komponen penilaian pada mata kuliah Teknologi dan

Produksi Benih Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, serta sebagai sumber informais bagi pihak

yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA

Benih ialah biji atau bagian tanaman lainnya yang dipergunakan

untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi

agronomis (Kartasapoetra, 2003). Dalam konteks agronomi, benih dituntut

bermutu tinggi atau unggul, sebab benih harus mampu menghasilkan

tanaman yang dapat berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang

semakin maju (Sadjad,1997 dalam Sutopo, 1988).

Benih tanaman dalam pengolahan atau penanganan selama dan

setelah panen sering mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan

dalam penanganannya. Pengolahan benih yang tidak tepat misalnya ketika

melakukan ekstraksi atau perontokan benih. Keruskan benih tersebut

kemungkinan tidak dapat dikenali secara langsung, melainkan baru

diketahui pengaruhnya pada viabilitas atau daya kecamabah benih

(Ismatullah, 2003).

Mutu benih terdiri atas empat komponen yaitu: mutu fisik, mutu fisiologis,

mutu genetik, dan mutu kesehatan benih. Benih yang bermutu fisik tinggi terlihat

dari penampilan fisiknya yang bersih, cerah, bernas, dan berukuran seragam. Mutu

fisiologis benih tercermin dari nilai viabilitas (seperti daya berkecambah) dan nilai

vigor (seperti kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan daya simpan). Mutu

genetik ditunjukkan dengan keseragaman genetik yang tinggi dan tidak tercampur

varietas lain (Widajati dkk, 2012)

Pengujian benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi

diperlukan karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada umumnya benih

bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi


4

dibandingkan dengan benih bermutu rendah. Oleh sebab itu usaha

pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan

harus sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu

pemakaian benih bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah diantara

sekian banyak teknik-teknik untuk meningkatkan hasil tanaman

(Sutopo, 1998).
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilaksanakan di kota Pekanbaru, Provinsi

Riau pada hari Jum’at , 22 November 2020 pada pukul 17.00 sampai dengan

selesai.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah wadah

perendaman yang digunakan sebagai tempat merendam benih, pinset untuk

memindahkan benih, kamera untuk alat dokumentasi, stopwatch untuk

melihat waktu pengamatan.

Wadah perendaman pinset

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kloroks

5,25% ( bayclin ) sebagai bahan utama uji mekanis, benih jagung dan benih

kacang hijau sebagai objek pengamatan, aquades untuk campuran

pengenceran.

Benih jagung benih kacang hijau bayclin


6

Prosedur Praktikum

a. Kloroks 5,25% diencerkan dengan aquades hingga konsentrasinya

menjadi 5%

b. Letakkan 100 butih benih untuk masing-masing dari dua kelompok

benih yang berbeda ( benih yang tampak retak jangan digunakan )

kedalam wadah yang telah disediakan secara terpisaj sebanyak 4

ulangan

c. Kemudian tuangkan kloroks yang telah diencerkan tersebut

kedalam wadah yang berisi benih benih tersebut sehingga semua

benih terendam

d. Setelah 10-15 menit buang larutan kloroks yang telah digunakan

untuk merendam benih tadi

e. Hamparkan benih diatas tisu sehingga dapat diamati kerusakan yang

dialami

f. Hitung jumlah benih yang mengalami pembengkakan akibat

rendaman kloroks tadi. Pembengkakan menunjukkan bahwa terjadi

kerusakan mekanis pada benih yang diteliti

g. Catat hasil yang didapatkan


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Benih Jagung

BENIH JAGUNG NORMAL TIDAK NORMAL

U1 19 6

U2 18 7

U3 22 3

U4 21 4

 Jumlah benih bagus = 19 + 18 + 22 +21 = 80


 Rata – rata benih bagus = 80/4 = 20
 Jumlah benih rusak = 6 + 7 + 3 + 4 = 20
 Rata – rata benih rusak = 20/4 = 5
 Presentase benih bagus = 80/100 X 100 = 80 %
 Presentase benih tidak bagus = 20/100 X 100 = 20%

N0 KEGIATAN GAMBAR

1 Sebelum Perendaman

2 Proses Perendaman
8

3. Pengamatan
9

Benih Kacang Hijau

BENIH NORMAL TIDAK NORMAL

U1 19 6

U2 21 4

U3 22 3

U4 21 4

 Jumlah benih bagus = 19 + 21 + 22 + 21 = 83

 Rata – rata benih bagus = 83/4 = 20,75

 Jumlah benih rusak = 6 + 4 + 3 + 4 = 17

 Rata- rata benih rusak = 17/4 = 4,25

 Presentase benih bagus = 83/100 X 100 = 83 %

 Presentase benih rusak = 17/100 X 100 + 17 %

NO KEGIATAN GAMBAR

1 Sebelum Perendaman

2 Perendaman
10

3. Pengamatan

Ciri – ciri benih normal :

Benih normal tidak ada menunjukkan perubahan bentu

ataupun fisiknya,seperti benih tidak membengkak dan pada benih

tidak terdapat retakan atau benih pecah serta warna juga tidak terlalu

berubah
11

Ciri – Ciri benih tidak normal :

Pada benih rusak terjadi perubahan yaitu seperti bentuknya

yang membengkak serta terdapat retakan pada benih juga warnana

yang sedikit berubah manjadi warna pucat


12

Pengamatan Pada Benih Jagung dan Benih Kacang Hijau

NO HARI JAGUNG KACANG HIJAU

1 Pertama

2 Kedua

3 Ketiga

4 Keempat
13

5 Kelima

6 Keenam

JAGUNG

Presentase benih normal = 5/5 X 100 = 100 %

Presentase benih tidak normal = 0/5 X 100 = 0 %

KACANG HIJAU

Presentase benih normal = 5/5 X 100 + = 100%

Presentase benih tidak normal = 0/5 X 100 = 0 %


14

Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa pada

benih jagung, jumlah benih bagus 80 benih dan jumlah benih rusak 20

benih sehingga didapat persentase benih bagus 80% dan benih rusak 20%.

Adanya benih rusak ini menunjukkan bahwa pada pemberian kloroks

( bayclin ) pada waktu tertentu dapat menyebabkan kerusakan benih dengan

ditunjukkan bahwa ada beberapa benih jagung yang mengalami kerusakan.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa pada

benih kacamg hijau, jumlah benih bagus 83 benih dan jumlah benih rusak

17 benih sehingga didapat persentase benih bagus 83% dan benih rusak

17%. Benih rusak diitandai dengan membengkak benih atau memecahnya

benih ketika dilakukan perendaman menggunakan kloroks ( bayclin ).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat bawah pada

benih jagung, jumlah benih yang berkecambah pada keadaan normal adalah

5 benih sedangkan jumkah benih yang berkecamba pada jagung tidak

normal adalah 0 benih. Benih yang tidak tumbuh ini tentunya disebabkan

karena benih tersebut telah mengalami kerusakan akibat perendaman

kloroks ( bayclin ) pada waktu tertentu.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa pada

benih kacang hijau, jumlah benih yang berkecambah pada keadaan normal

adalah 5 benih sedangkan jumlah benih yang berkecambah pada jagung

tidak normal adalah 0 benih. Pada keaadan benih normal tentunya benih

akan tumbuh dan berkecambah sebagaimana mestinya selain itu juga


15

didukung oleh fakor lingkungan yang baik serta penangan dan pemeliharaan

yang baik.
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang teah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Jumlah benih normal pada jagung adalah 80 benih dan benih

tidak normal adalah 20 benih sedangkan jumlah benih normal

pada kacang hijau adalah 83 benih dan benih tidak normal adalah

17 benih.

2. Ciri ciri benih normal adalah tidak ada menjukkan perubahan,

benih tidak terjadi pembengkakan atau kerusakan sedangkan

benih yang tidak normal akan mengalami perubahan warna,

mulai membengkak, dan sedikit lecet pada benih serta terjadi

retakan.

3. Penanaman benih normal menunjukkan pertumbuhan yang baik

sedangkan penanaman benih tidak normal tidak ada

menunjukkan tanda perkecambahan.


DAFTAR PUSTAKA

Ismatullah. 2003. Studi penciri mutu benih kedelai (Glycine max L.


(Merr)) varietas Wilis selama masa penyimpanan. Skripsi. Bogor :
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian IPB. 39 hal
Kartasapoetra A.G., 2003. Teknologi Benih : Pengolahan Benih dan
Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta. Hal : 108-112.
Sadjad S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Gramedia. Jakarta.144 hlm
Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih Cetakan Ke Empat. PT Raja
Grafindo Persada. Jkaarta Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih.
PT Raja Grafindo. Jakarta
Widajati, E., E. Murniati, E.R. Palupi, T. Kartika, M. R. Suhartanto, A.
Qadir. (2013). Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor : PT. Penerbit
IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai