MEKANISASI PERTANIAN
“Rice transplanter”
OLEH:
UMAR TIMBU
D1B118106
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Dalam budidaya padi, salah satu kegiatan yang banayak menyerap tenaga
kerja adalah kegiatan menyerap tenaga kerja adalah kegiatan tanam bibit padi.
Kegiatan tersebut memerlukan tenaga kerja sekitar 25% dari seluruh kebutuhan
tenaga kerja budidaya padi. Ptani di jawa timur minsalnya dalam pelaksanaa
usahatani padi pada umumnya menanam bibit padi secara manual dengan tenaga
manusia. Di satu sisi minat generasi muda untuk meneruskan mata pencariaan
sebagai petani semakin berkurang, mereka lebih memilih bekerja sebagai buruh di
pubrik ataupun di perusahaan-perusahaan swasta. Keadaan demikian tentunya
sangat memprihatikan bagi pemerintah dalam peningkatan ketahanan pangan.
Kondisi tersebut menuntut adanya teknologi alat/mesin tanam padi, salah satu
diantaranya adalah mesin taman pindah bibit padi (Rice Transplanter). Teknologi
rice transplanter dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi
permasalahan kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi (wahab, 2013).
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk
menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah
disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman
adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan
tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman alat mesin penanam rice
transplanter (Purwadi, 1990).
Penggunaan alat dan mesin pertanian pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani Sejak beberapa tahun terakhir ini telah
diperkenalkan dan dikembangkan mesin tanam pindah bibit padi (rice
transplanter). Rice transplanter adalah mesin penanam padi yang dipergunakan
untuk menanam bibit padi yangtelah disemaikan pada areal khusus (menggunakan
tray/dapog) dengan umur atau ketinggian tertentu, pada areal tanah sawah kondisi
siap tanam, dan mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle)
dengan kedalaman kurang dari 40 cm. Oleh karena itu mesin ini dirancang ringan
dan dilengkapi dengan alat pengapung. Inovasi teknologi rice transplanter
berpeluang dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi kelangkaan
tenaga kerja tanam bibit padi pada daerah-daerah tertentu (Taufik, 2010).
Menurut Budiarti (1993) fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih
yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada
sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali alat dan mesin
pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan tenaga
kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam
memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat
waktu (Alihamsyah 1991).
III PEMBAHASAN
B. Bagian-bagian transplanter
1. Travelling Devices yang berfungsi untuk menggerakkan transplanter ke
depan dan belakang
Efisiensi usahatani menjadi salah satu aspek penting dalam budidaya padi.
Mahalnya biaya tenaga kerja penggarap sebagai akibat langkanya tenaga kerja di
pedesaan, membuat para petani padi lebih mengandalkan alat pertanian mekanis.
Cangkul dan bajak kerbau sudah digantikan taktor untuk mengolah tanah. Sabit
juga sudah diganti oleh mesin panen combine harvester. Sementara untuk
menanam padi para petani sudah mulai mengenal mesin penanam padi atau Rice
transplanter.
Rice transplanter bekerja seperti layaknya orang tandur / tanam padi
dengan menancapkan bibit padi ke dalam tanah persawahan dengan teratur yaitu 1
buah bibit padi pada setiap satu titik tanam. Mesin ini dijalankan hanya oleh
seorang tenaga dan satu orang asisten sehingga sudah dapat mengganti beberapa
puluh orang tenaga kerja. Untuk tanam padi seluas 1 hektar hanya dibutuhkan
waktu 4-5 jam dibandingkan dengan cara tradisional yang membutuhkan tenaga
kerja sebanyak 10 orang selama 2 hari. Sehingga dari segi biaya dan waktu,
penanaman dengan mesin tanam padi (Rice Transplanter) jauh lebih efisien.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Fungsi mesin penanam atau rice transplanter, yaitu meletakkan benih yang
akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian
besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali alat dan mesin pertanian
dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja.
Saran
Purwadi, Tri. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University
Press: Yogyakarta
Taufik. 2010. Alsin Transplanter untuk Pilot Project UPJA Center Efisiensikan
Waktu Tanam. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Kalimantan Selatan