Anda di halaman 1dari 13

ACARA V1

PENILAIAN UNJUK KERJA PERONTOK PADI (THRESER)

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penanganan pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam
rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan
pasca panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari
penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu gabah atau beras sesuai
persyaratan mutu.
Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang
sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman
petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga
mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu
gabah atau beras. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan
penanganan pasca panen yang baik agar dapat menekan kehilangan hasil
dan mempertahankan mutu hasil gabah atau beras.
Dalam usaha tani padi, threser merupakan alat untuk merontokkan
padi menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu untuk memisahkan
gabah dari jeraminya sehingga penggunaan threser menjadi satu kesatuan
dengan tenaga kerja panen. Oleh karena itu, bagian-bagian, cara kerja,
dan kemampuan threser harus diketahui agar hasil pasca panen padi yang
beruba gabah atau beras semakin optimal (Wahyudi, 2012).

B. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi dan spesifikasi teknis threser.
2. Mengetahui komponen, cara kerja dan cara mengoperasikan alat
perontok padi (threser).
3. Mengetahui kemampuan kerja dari perontok padi.

C. Dasar Teori
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen
menggunakan sabit atau alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan
ini dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin
perontok. Secara tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan
susut tercecer yang relatif besar, mutu gabah yang kurang baik, dan
membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin perontok dirancang
untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi
kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil gabah
yang baik. Bermacam macam jenis dan merk mesin perontok padi dapat
dijumpai di Indonesia, mulai dari yang mempunyai kapasitas kecil,
sedang, hingga kapasitas besar. Berbagai macam jenis mesin perontok
padi (thresher), yaitu :
1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis)
2. Power Thresher (Thesher Mekanis)
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah
pemotongan, penumpukan dan pengum-pulan padi. Pada tahap ini,
kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam melakukan perontokan dapat
mencapai lebih dari 5 % (Anonim, 2011).
Threser adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan
bagian integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi
yang telah layak dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi
jeraminya. Prinsip kerja thresher ini adalah dengan memukul bagian
tangkai padi (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Dalam mempersiapkan
banyak hasil tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari
tangkai tempat tumbuhnya. Semua tanaman padi-padian dengan biji yang
kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya, kacang tanah harus dirontokkan
atau dipetik dari batangnya, dan biji kapas harus dipisahkan dari
rambutnya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai
tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda (Nugraha, 2014).
Adapun besarnya daya threser yang di butuhkan dalam perontokan
padi di pengaruhi oleh ukuran. Variable-variable lain yang mempengaruhi
seperti berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan varietas padi.
Besarnya daya threshers (mesin perontok benih padi) yang diperlukan
dalam proses perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan
stuktur jaringan pada bulir-bulir yang akan dirontokkan. Mekanisme
perontokan padi yang memisahkan gabah dengan tangkainya terutama
terdiri atas selinder yang berputar dan cekungan-cekungan. Suatu
penyalur pemukul biasanya ditempatkan didepan silinder dan ujung atas
dari penyalur pengangkat untuk membantu penyaluran dalam pemasakan
bulir-bulir ke mekanisme perontokan. Gabah akan dipisahkan dari
batangnya atau jerami melalui blower yang menghasilkan angin. Angin
ini bisa menjadikan suatu daya untuk dapat memisahkan antara padi dan
jerami. Padi yang penuh isinya akan dikeluarkan dibawah thresher dan
jerami serta gabah yang kosong akan dipisah dari gabah yang diisi. Alat
pengatur untuk pengubah kecepatan (Rpm) yang disesuaikan dengan jenis
padi (Anonim, 2014).
Keunggulan mesin power thresher (mesin perontok padi) adalah jenis
mesin perontok yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan
berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia. Alat dan mesin pertanian
(mesin perontok padi) dapat memberi kontribusi yang cukup berarti
dalam rangka meningkatkan keuntungan usaha tani padi sawah. Unsur-
unsur yang mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses
perontokan dan pembersihan sehingga menghemat waktu. Lebih penting
lagi power thresher terbukti dapat mengurangi kehilangan gabah saat
perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah sehingga
petani memperoleh nilai tambah dalam usaha taninya, selain itu
mempunyai kelebihan yang lain yaitu mobilitas tinggi (menggunakan
roda transportasi), pengumpanan (input) jerami fleksibel dengan menutup
dan membuka pintu input, metode potong pendek (through in),
pengumpanan langsung jerami ke mesin perontok, metode potong
panjang (hold on), pengumpanan jerami dipegang dengan tangan,
Kecepatan putar kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan cara
mengganti diameter pully kipas penghembus. Kekurangan power threser
yaitu biaya awal lebih mahal dan biaya perawatan lebih mahal (Anonim,
2012).

II. Metodologi
A. Waktu dan Tempat
Hari : Rabu
Tanggal : 26 April 2017
Tempat : Kebun Percoban Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta.

B. Alat, Bahan, dan Cara Kerja


1. Alat
a. Perontok padi (threser)
b. Padi
c. Roll meter
d. Stopwatch
e. Timbangan
f. Moisture threser
g. Tachometer
h. Gelas ukur

2. Bahan
a. Alat Tulis
b. Buku Petunjuk Alat Mesin Pertanian

3. Cara Kerja
a. Mengamati dan mencatat spesifikasi alat yang digunakan.
b. Mengambil sejumlah sampel bahan yang akan dipakai untuk
praktikum, untuk diamati : jenis tanaman, varietas, kadar air,
nisbah gabah. Masing-masing dengan ulangan 3x.
c. Menimbang sejumlah bahan padi secukupnya.
d. Menyiapkan threser, bahan bakar diisi penuh, kemudian
menghidupkan mesin, dan menempatkan penampung gabah di
bawah corong pengeluaran lubang utama.
e. Setelah mesin hidup menambahkan gas (throttle) sesuai yang
dikehendaki, kemudian memasukkan bahan yang telah ditimbang
diatas, sampai habis.
f. Mencatat waktu operasi, dan mengukur RPM mesin, dan RPM As
silinder yang dipakai untuk operasi.
g. Setelah mesin dimatikan, menimbang berat gabah yang diperoleh
dari lubang pengeluaran utama, dan mengambil sejumlah sampel
(secukupnya) untuk keperluan analisa. Mengukur bahan bakar
yang digunakan untuk operasi tersebut.
h. Mengumpulkan dan menimbang semua gabah yang tidak terontok
dari semua lubang pengeluaran.
i. Mengumpulkan dan menimbang semua gabah yang tercecer.
j. Mengulangi dan menimbang semua gabah yang tercecer.
k. Mengulangi pekerjaan C sampai I untuk mendapatkan ulangan 3x.
l. Untuk analisa hasil perontokan, menimbang sejumlah sample yang
diperoleh dari G kemudian memisahkan dan menimbang dari
masing-masing : gabah utuh, gabah rusak, dan benda-benda asing
lainnya.

III. Hasil Pengamatan


Tabel 6.1 Spesifikasi Thresher
N
Spesifikasi
o
1 Jenis Power tresher
2 Merek dagang Quick
3 Model/tipe New type ER 50 B/Throw in
4 Negara pembuat Indonesia
Mesin/motor penggerak
- Merek/model Honda
- Tipe/nomor seri G200
- Jumlah silinder 1
5 - Volume Silinder 197
- HP/RPM 3/500 cc
- Bahan bakar Bensin
- Kapasitas tangki BBM 5 Liter

Dimensi Thresher
- Panjang 180 cm
6 - Lebar 130 cm
- Tinggi 150 cm
- Berat tanpa mesin 100 Kg
7 Kapasitas teoritis 650 Kg/Jam
8 Sistem pemasukan bahan Throw in
9 Gambar bagian-bagian dari tresher.
1. Hopper pemasukan padi : Untuk pemasukan padi
2. Drum perontok padi : Untuk memasang gigi paku
3. Belt transmisi : Untuk menggandeng dengan alat
4. Blower (Kipas) : Membersihkan gabah terontok
5. Rumah / kerangka perontok : Tempat terpasang bagian threser
6. Motor penggerak diesel/ bensin: Sumber tenaga
7. Roda untuk mobilitas : Untuk mempermudah jalan
1. Keadaan Bahan
a. Jenis tanaman : Padi
b. Varietas : IR 64

Tabel 6.2 Hasil Gabah dari Semua Lubang Pengeluaran Threser


Berat
Jenis Hasil
Samplin GU GR GTR Jerami
Bahan Keluaran
g
I II I
I II I II I II I II II
Gabah (Kg (Kg (g
(g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g)
Utama ) ) )
8 8,8 6 9 4 8 1 1 0 0 1 0
Rerata 8,4 7,5 6 1 0 0,5
I II I
I II I II I II I II II
Gabah (Kg (Kg (g
(g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g)
Hampa ) ) )
1,5 1,35 4 4 1 0 1 2 0 0 2 1
Rerata 1,425 4 0,5 1,5 0 1,5
I II I
I II I II I II I II II
(Kg (Kg (g
Jerami (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g) (g)
) ) )
6,9 6,2 11 16 0 0 0 0 0 0 11 16
Rerata 6,55 13,5 0 0 0 13,5

2. Diketahui :
Berat Ulangan 1+ Berat Ulangan 2
a. A = 2

17 + 17,5
= 2

= 17,25 kg
b. B = Berat Gabah Utuh + Berat Gabah Rusak (Outlet Utama)
=6+1
=7
7
= 7,5 x 100%

= 93,3%
93,3
B = 100 x 8,4

= 7,83 kg

99 +1 02
c. Tp = 2

100,5
= 3600
= 0,0245 jam
1
d. E = 7,5 x 100%

= 13,3%
13,3
= 100 x 8,4

= 1,11 kg
e. F = 7,5 gr

0,5 + 1,5+ 0
f. 1) Hampa = 4 x 100%

= 50%
50
= 100 x 1,425

= 0,7125 kg
2) Jerami = 0
G = Hampa + Jerami
= 0,7125 +0
= 0,7125 kg
g. H = 0
6
h. M = 7,5 x 100%

= 80%
80
= 100 x 8,4

= 6,72 kg

3. Perhitungan
B
a. Kapasitas perontokan (Kp) = Tp
7,83
= 0,0245
= 319,6 kg
H
b. Efisiensi perontokan (Ep) = ( 1- A ) x 100%

0
= ( 1- 17,25 ) x 100%

= 100%

B
c. Rendemen (Tr) = A x 100%

7,83
= 17,25 x 100%

= 45,39 %
G
d. Persentase kehilangan hasil = A x 100%

0,7125
= 17,25 x 100%

= 4, 13%
E
e. Persentase gabah rusak = F x 100%

1,11
= 7,5 x 100%

= 14,8%

M
f. Kemurnian gabah = F x 100%

6,72
= 7,5 x 100%

= 89,6%

H
g. Presentase gabah tak terontok = A x 100%

0
= 17,25 x 100%

= 0%
Tabel 6.3 Hasil Faktor Teknis Perontokan Threser

No. Faktor Teknis Nilai


1 Kapasitas perontokan (Kp) 319,6 kg
2 Efisiensi perontokan (Ep) 100%
3 Rendemen (Tr) 45,39%
4 Presentase kehilangan hasil 4,13%
5 Persentase gabah rusak 14,8%
6 Kemurnian gabah 89,6%
7 Presentase gabah tak terontok 0%

IV. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat diketahui bahwa alat perontok
padi dengan jenis power thresher, dengan merek dagang Quick, tipe New
type ER-50B, dengan negara pembuat Indonesia, pada mesin penggeraknya
dengan merek honda, tipe G200, jumlah silinder 1, volume silinder 197 cc,
HP/RPM yaitu 3/500, bahan bakar bensin, dan kapasitas tangki 5 liter.
Dimensi thresher panjang 180 cm, lebar 130 cm, tinggi 150 cm, dan berat
100 kg. Kapsaitas teoritis threser yaitu 650 kg/jam. Sistem pemasukan
bahan yaitu throw in dengan bagian-bagian threser antara lain hopper
pemasukan padi yang berfungsi untuk pemasukan padi, drum perontok padi
untuk memasang gigi paku, belt transmisi untuk menggandeng dengan alat,
blower (kipas) yang berfungsi untuk membersihkan gabah terontok, rumah
atau kerangka perontok sebagai tempat terpasangnya bagian threser, motor
penggerak diesel atau bensin sebagai sumber tenaga, dan roda untuk
mobilitas yang berfungsi untuk mempermudah jalan. Keadaan bahan yang
digunakan dengan jenis tanaman padi, dengan varietas IR 64.
Pengoperasikan alat perontok padi pertama-tama mengisi penuh
tangki bahan bakar, dan posisikan tempat wadah buat menampung di
tempat jatuhnya bahan dari output. Mesin dihidupkan, setelah hidup
siapkan padi yang akan dirontokkan pada tempat masuknya padi. Setelah
padi masuk kemudian padi akan rontok akibat putaran gigi paku, sehingga
bahan yang akan keluar dari output masing-masing, seperti gabah utuh,
gabah hampa, dan jerami. Mesin dimatikan dengan mengurangi gas
terlebih dahulu kemudian mesin dapat dimatikan.
Hasil keluaran gabah utama memiliki rata-rata 8,4 kg, rata-rata berat
sampling yaitu 7,5 gram, dengan rata-rata berat gabah utuh 6 gram, rata-rata
berat gabah rusak 1 gram, rata-rata gabah tidak terontok 0 gram, dan rata-
rata berat jerami 0,5 gram. Hasil keluaran gabah hampa memiliki rata-rata
1,425 kg, rata-rata berat sampling yaitu 4 gram, rata-rata berat gabah utuh
yaitu 0,5 gram, rata-rata berat gabah rusak 1,5 gram, rata-rata berat gabah
tidak terontok yaitu 0 gr, dan rata-rata berat jerami yaitu 1,5 gram. Hasil
keluaran jerami memiliki rata-rata berat 6,55 kg, rata-rata berat sampling
13,5 gram, rata-rata berat gabah utuh 0 gram, rata-rata berat gabah rusak
yaitu 0 gram, rata-rata berat gabah tidak terontok 0 gram, dan rata-rata berat
jerami 13,5 gram.
Unjuk kerja dari threser dengan waktu operasional 0,0245 jam, rata-
rata berat padi yang dirontok 17,25 kg memiliki kapasitas perontokan
sebesar 319,6 kg, efisiensi perontokan sebesar 100%, rendemen sebesar
45,39%, persentase kehilangan hasil sebesar 4,13%, persentase gabah rusak
14,8 %, kemurnian gabah sebesar 89,6%, dan persentase gabah tak terontok
0%.

V. Kesimpulan
Mesin perontok padi adalah sebuah mesin sederhana yang berfungsi
untuk merontokkan atau memisahkan bulir-bulir padi dari batangnya .
Komponen dari mesin threser yairu hopper pemasukan padi, drum perontok
padi, belt transmisi, blower (kipas), rumah atau kerangka perontok, motor
penggerak diesel atau bensin, serta roda untuk mobilitas. Cara kerja alat ini
padi dimasukkan kemudian padi yang utuh rontok, gabah hampa terkena
blower dan jerami akan keluar. Cara pengoperasian threser yaitu siapkan
threser, kemudian hidupkan mesin dan tempatkan penampung gabah di
bawah corong corong pengeluaran, kemudian masukkan padi yang sudah di
timbang sampai habis. Mesin threser ini sangat efektif dan efisien dalam
waktu dan tenaga kerja.
Efektivitas perontokan 100%, yang berarti dari 100% padi yang
dimasukan kedalam threser, yang keluar dari pengeluaran (output) sebesar
100%. Nilai efektivitas perontokan lebih dari 75% sehingga mesin perontok
masih dalam kondisi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Threser. http://reflitepe08.blogspot.com/2011/04/.html.


(Diakses pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 13.07 WIB)

Nugraha, Ananda. 2014. Mesin Perontok Padi.


https://belogajumdotcom.wordpress.com/2014/12/05/mesin-
perontok-padi/. (Diakses pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 13.11
WIB)

Anda mungkin juga menyukai