PENGENDALIAN HAYATI
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Hayati
Yang diampu oleh Sofia Ery Rahayu S.Pd, M.Si dan Dr. Fatchur Rohman, M.Si
Oleh :
Kelompok 5 Offering L
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Parasitisme adalah hubungan antara dua spesies yang satu yaitu parasit,
memperoleh keperluan zat-zat makanannya dari fisik tubuh yang lain, yaitu inang.
Parasit hidup pada atau di dalam tubuh inang. Inang tidak menerima faedah
apapun dari hubungan ini, meskipun biasanya tidak dibinasakan. Contohnya kasus
cacing pita pada tubuh manusia dan caplak pada binatang. Istilah parasit lebih
sering digunakan dalam entomologi kesehatan. Serangga yang bersifat parasit
yang pada akhirnya menyebabkan kematian inangnya tidak tepat bila dimasukkan
ke dalam definisi parasit. Oleh karena itu selanjutnya diberikan istilah baru yaitu
parasitoid yang lebih banyak digunakan dalam entomologi pertanian.
Parasitoid adalah serangga parasitik yang hidup pada atau di dalam tubuh
suatu serangga (atau arthropoda lain) inang yang lebih memiliki ukuran lebih
besar dan akhirnya akan membunuh inang tersebut. Mahluk lain yang ditumpangi
parasitoid tersebut disebut inang (host) dan proses interaksinya disebut parasitasi.
Serangan parasit dapat melemahkan inang dan akhirnya dapat membunuh
inangnya karena parasitoid makan atau mengisap cairan tubuh inangnya. Untuk
dapat mencapai fase dewasa, suatu parasitoid hanya membutuhkan satu inang.
Dengan demikian parasitoid adalah serangga yang hidup dan makan pada atau
dalam serangga hidup lainnya sebagai inang. Inang selanjutnya akan mati jika
perkembangan hidup parasitoid telah sempurna. Parasitoid merupakan serangga
yang memarasit serangga atau binatang artropoda yang lain.
B. Karakteristik
C. Siklus Hidup
Ada spesies parasitoid yang dapat melengkapi siklus hidupnya sampai fase
dewasa pada satu inang. Parasitoid semacam ini disebut parasitoid soliter
merupakan suatu spesies parasitoid yang perkembangan hidupnya terjadi pada
satu tubuh inang. Satu inang diparasit oleh satu individu parasitoid. Contoh
parasitoid soliter antara lain yaitu Charops sp. (famili Ichneumonidae). Parasitoid
gregarius adalah jenis parasitoid yang dapat hidup beberapa individu dalam tubuh
satu inang secara bersama-sama. Contoh dari parasitoid gregarious adalah
Tetrastichus schoenobii. Jumlah imago yang keluar dari satu tubuh inang dapat
banyak sekali. Banyak jenis lebah Ichneumonid merupakan parasitoid soliter, dan
banyak lebah Braconid dan Chalcidoid yang merupakan parasitoid gregarious
(Jumar, 2000).
D. Tipe Parasitoid
Menurut Untung (2006), berikut dibawah ini merupakan tipe-tipe dari parasitoid :
1) Dalam kaitannya dengan inang
(a) Endoparasitoid (internal), yaitu parasitoid yang hidup dan berkembang
didalam tubuh inang dan sebagian besar dari fase hidupnya ada didalam
tubuh inangnya, serta dimana tubuh inang biasanya terbuka. Contohnya:
Letmansia bicolor yang memarasit telur Sexava sp.
(b) Ektoparasitoid (eksternal) adalah: parasitoid yang seluruh siklus hidupnya
ada diluar tubuh inangnya ( menempel pada tubuh inangnya ) dimana inang
biasanya hidup di tempat terlindung seperti hama pengorok daun,
penggulung daun dan di dalam kokon atau lainnya. Contohnya:
Compsometris sp. yang memarasit hama Exopholis sp.
(d) Parasitoid larva – pupa : parasit yang berkembang mulai dari larva sampai
pupa. Contoh : Thetrostichus brontispae – rontispa.
(e) Parasitoid pupa : parasit yang menyerang inang yang berada pada fase pupa
atau kepompong.
Contoh : Opius sp – kepompong lalat buah.
(f) Parasitoid imago : parasit yang menyerang inang yang berada pada fase
imago atau serangga dewasa.
Contoh : Aphytis chrysomphali – Apidiotus destruktor.
Merupakan salah satu parasitoid yang menyerang Eurema blanda (hama kupu
kuning), parasitoid ini bersifat endoparasit dengan meletakan telur-telurnya di
dalam tubuh larva. Mekanisme parasitoid ini memarasit serangga inangnya
yaitu dengan meletakan telur oleh induknya pada permukaan kulit inang atau
dimasukan langsung ke dalam tubuh inangnya dengan tusuka ovipositornya.
Kemudian setalah larva parasitoid telah menetas akan menghisap cairan tubuh
atau memakan bagian tubuh dari inangnya. Tubuh larva E. blanda akan
mengeras dan berwarna hitam.
A B C
Gambar 2. Xystrocera festiva (A), Encyrtid Wasps dari family Encirtidae (B), Braconid Wasps
dari family Braconidae (C)
Serangga inang parasitoid jenis ini diantaranya yaitu ulat grayak/ Spodoptera
litura Fabricius (Lepidoptera; Noctuidae) (Kalshoven, 1981), ulat grayak
memiliki kisaran inang yang luas baik pada tanaman pertanian maupan pada
tanaman kehutanan. Selain itu parasitoid Snellenius manilae juga efektif untuk
mengendalikan ulat grayak (Ratna, 2008).
Gambar 3. Eriborus argenteopilosus (A), Spodoptera litura Fabricius (B).
4) (Hymenoptera; Braconidae)
Penampilan lalat Tachinid terlihat seperti lalat biasa, pada umumnya jenis ini
meletakkan telur diatas ulat atau secara langsung pada tubuh inangnya, namun
beberapa jenis dari family Tachinidae meletakan telur pada daun yang
kemudian dimakan oleh serangga inangnya. Setelah telur menetas maka larva
lalat akan mulai memakan tubuh inangnya (Departemen Pertanian, 2002).
Gambar 5. Family Tachinidae
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Parasitoid biasanya menghancurkan inangnya selama masa
perkembangannya. Parasitoid dewasa hidup secara bebas,
sedangkanhanya stadia pradewasa yang parasitik.
2. Parasitoid memegang peranan yang sangat penting dalam
pengendalian secara hayati, hal ini dikarenakan secara alamiah dapat
mengendalikan serangga hama pemakan tanmanan.
3. Parasitoid yang berperan dalam pengendalian hayati yaitu salah
satunya dari ordo Hymenoptera dan Diptera yang cukup banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios. G. N., 1995. Ilmu Penyakit Tumbuhan (terjemahan edisi ketiga). Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Departemen Pertanian. 2002. Musuh Alami, Hama dan Penyakit Tanaman Kopi.
Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat. Direktorat
Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Bina Produksi
Perkebunan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crops in Indonesia. Laan Pa van der penerjemah.
Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.
Ratna, E.S. 2008. Efisiensi Paratisasi Inang Spodoptera litura (F) oleh
Endoparasitoid Snellenius manilae ASHMEAD di Laboratorium. Jurnal
Hama Phenyakit Tanaman Tropika. Vol 8 (1): 8 – 16.