Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN

TOMAT

Nama: MEGAWATI

NPM: 14640003
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunan


genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan
tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman,
kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada
kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan
penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman
yang lebih bermanfaat.

Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya


tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga
buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki
keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia.

Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik:
memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya. Kultivar juga dikenal
awam sebagai varietas, meskipun keduanya tidak selalu sama artinya. Aplikasi kultivar
unggul padi dan gandum merupakan salah satu komponen penting dalam Revolusi Hijau,
suatu paket penggunaan teknologi modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan
dunia, khususnya gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis,
pemuliaan tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal
atau hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.

Melihat situasi yang demikian, maka dalam makalah ini penulis mengambil judul
“Hasil Pemuliaan Tanaman Tomat”. Diharapkan agar masyarakat terutama yang bergerak di
bidang pertanian dapat lebih meningkatkan mutu kualitas tanaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Tomat ( Lycopersicon esculentum Mill. )

Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersicon (Lycopersicum)

Species : Lycopersicon esculentum Mill.

Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau
xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke
seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran
tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar
kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat
ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat
sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.

Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat,
protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi
sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan
pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik dan obat-obatan.
B. Budidaya Tanaman Tomat

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas
dan kualitas masih rendah. Bunga tanaman tomat berukuran kecil berdiameter sekitar 2 cm
dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau
terdapat pada bagian daerah atau pangkal bunga. Bagian lain dari bunga tomat adalah
mahkota bunga yaitu bagian terindah dari bunga tomat. Mahkota bunga tomat berwarna
kuning cerah, berjumlah sekitar. 6 buah dan berukuran 1 cm. Bunga tomat merupakan bunga
sempurna, karena benang sari dan kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya
memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga
yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.

 Pembibitan

Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya,
dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara
pertama, benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah
tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji
ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali
dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang tanam
yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang
tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga,
penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media
tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag
diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji
ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air.

 Pengolahan Media Tanam

Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu,
antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan
lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-
45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21
hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya
sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.
 Pemupukan

Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata ke
seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk
kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah.

b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris tengah +
20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5
kg (satu genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram. Lubang ditimbun tanah,
kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang, TSP dan tanah tercampur rata.

 Pemberian Mulsa

Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak
dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis
dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.

 Teknik Penanaman

Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman
dilakukan pada musim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak atau kertas
alumunium.Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan sebelum bibit ditanam. Apabila
tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan (tembus
cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.

Tata cara pemupukan adalah:

Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk
buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2
gram. Pemupukan dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman
tomat kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak
boleh mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman.
Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam
berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang
tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram
dengan air.

Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi dengan
Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7
cm.

Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh
kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan
tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah
terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan
perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan
oksigen dalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari
dalam tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah
menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian menyebabkan kerontokan bunga dan
menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga mengurangi pertumbuhan dan
perkembangan generatif (buah).

Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu


pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila
kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat menyebabkan kerontokan
bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.

C. Hama dan Penyakit

 Hama

Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner), Ulat tanah ( Agrotis ipsilo Hufn ), Kutu kebul
( Bemisia tabaci Genn ), Ulat grayak ( Spodoptera liture F )

 Penyakit

Penyakit layu fusarium, Penyakit busuk daun, Penyakit busuk buah.


D. Penyerbukan Silang Tanaman Tomat

Perkawinan silang antara spesies dan dalam spesies memiliki beberapa perbedaan
dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan dalam tanaman atau sering disebut
dengan penyerbukan diperlukan pengetahuan khusus mengenai meorfologi dan sifat-sifat
pada bunga. Proses penyerbukan ditandai dengan menempelnya serbuk sari ke kepala putik.
Setiap jenis tanaman memiliki cara-cara tersendiri dalam proses tersebut secara alami.
Penyerbukan tanaman oleh manusia baik untuk memperoleh varietas baru maupun untuk
mendapatkan produk dari tanaman tersebut harus memperhatikan proses penyerbukan
tanaman secara alami itu sendiri.

Teknik Penyilangan pada Tomat:

~ FASE PRA TANAM

1. Syarat Tumbuh>

- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi

- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara
5–6

- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.

- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang
masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih
banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini
berbahaya bagi tanaman

2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang
kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu
3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong,
tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata
pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan
tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk
pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan,
aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata
dengan tanah di atas bedengan.
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis
1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2
botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA
untuk menyiram + 10 meter bedengan
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu)
merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8
cm sedalam 15 cm
4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum
tanam atau pagi harinya (agar lembab)
~ FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 – 30 kg +
Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam
bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki

~ FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )


- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 – 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di
sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15
liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati,
rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru,
dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan
sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-
unsur hara dan mudah terserang penyakit.
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural
VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan
dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit
Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.),
Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau
Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari
batang tomat
~ FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan
penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl
dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman
pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan
KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm
kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi
(7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan
dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi
serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) +
HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap
bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara
batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

~ FASE GENERATIF (30 – 80 HST)


1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak
produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung
tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas
yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan
tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut
dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek.
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah
dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup
POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. – Agar tidak mudah hilang oleh air hujan
dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran
menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat
terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila
buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. – - Bersifat agravator, yaitu sebagai
vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang,
gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk
buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO,
VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan
Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan
Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
~ FASE PANEN & PASCA PANEN (80 – 130 HST)
- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi
kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore
hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah
dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di
tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan
dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah.
BAHAN DAN METODE

1. A. Alat dan Bahan

Alkohol (Digunakan untuk mensterilkan alat dan tangan yang hendak melakukan
persilangan).

Pinset (Digunakan sebagai alat untuk melakukan emaskulasi).

Plastik (Digunakan untuk membungkus bunga yang telah diemaskulasi dan dipolinasi).

Tali (Digunakan untuk mengikat plastik pembungkus bunga).

Label (Digunakan untuk member tanda bagi bunga yang telah dipolinasi).

Alat tulis (Digunakan untuk mencatat perkembangan persilangan).

2. Bahan
Bunga jantan dan bunga betina.

Langkah Kerja

Tanaman Penyerbuk Silang (Tanaman Tomat)

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. mengambil bunga jantan pada pagi hari sebelum matahari terbit, lalu dikering anginkan
menggunakan lampu 5 wat.

3. membuka bunga betina yang masih kuncup pada pagi hari sebelum matahari terbit.

4 Cara pengebirian bunga:

a. Memilih bunga yang masih kuncup, memegang antara telunjuk dan ibu jari tangan.

b. Membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang
membungkus bakal buah.

c. Mencabut mahkota bunga dengan pinset.


d. Membuang kepala sari sampai bersih dengan menggunakan pinset, sehingga hanya tinggal
kepala putik.

4. Menyilangkan dengan cara:

a. Mengambil yang telah mekar dan masih segar dari tanaman induk jantan.

b. Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset, kemudian
mengambil bunga jantan.

c. Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah dari kepala putik.

d. Bunga hamper mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik.

e. Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri.

5. Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, agar kelak polong dapat dikenali
dengan mudah.

6. Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul 05.00)

PEMBAHASAN

A. Ciri Tanaman Berdasarkan Perkembangbiakan Tanaman

Bunga tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10
bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunga terdiri dari lima helai
daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat kantong yang letaknya
menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala putik. Bunga tomat
dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Meskipun
demikian tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang (Wiryanta dalam Saragih,
2008).

B. Perkembangan Bunga Dari Kuncup Sampai Mekar dan Siap Disilangkan

Menurut Hartati (2000), tanaman tomat mulai berbunga ketika memasuki umur 18-25 hari
setelah tanam. Umur berbunga pada setiap varietas tanaman tomat berbeda-beda. Dalam
perkembangannya proses pembungaan memiliki beberapa tahapan, yaitu :
1. Induksi bunga

Tahap pertama dari proses pembungaan ketika meristem vegetatif deprogram untuk mulai
berubah menjadi sistem reproduktif. Peristiwa ini terjadi di dalam sel dan dapat dideteksi
secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein yang dibutuhkan dalam
diferensiasi dan pembelahan sel.

2. Inisiasi bunga

Tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat
terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Inisiasi dan pembungaan berkaitan
dengan sifat tumbuhannya yang juga dipengaruhi oleh iklim.

3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis ( bunga mekar)

Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi proses
megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-
organ reproduksi jantan dan betina.

4. Anthesis

Tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan
masaknya organ reproduksi. Ada kalanya organ reproduksi masak sebelum anthesis atau
bahkan jauh setelah terjadinya anthesis (Anonymous, 2009).

C. Tujuan Dilakukan Persilangan

Beberapa tujuan dilakukan persilangan pada tanaman tomat adalah :

1. Mendapatkan varitas baru


2. Potensi hasil tinggi
3. Umur panen relatif pendek
4. Daya simpan lama
5. Toleran terhadap penyakit layu bakteri (Astarini, 2009)
D. Cara Pemilihan Tetua

Pilih tomat yang memiliki warna berbeda, misalnya merah dan kuning. Jika galur murni,
variasi warna akan tampak pada F2. Selain variasi warna mungkin timbul variasi karakter lain
(Astarini, 2009)

E. Waktu Yang Tepat Untuk Melakukan Emaskulasi dan Polinasi

1. Emaskulasi

Dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat
penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebuh tinggi. Waktu yang baik melakukan
emaskulasi adalah setelah pukul 3 sore. Stadia bunga yang baik diemaskulasi adalah pada
saat ujung benang sari berada pada pertengahan bunga (Anonymous, 2009).

2. Polinasi

Waktu polinasi yang baik sekitar jam 6-9 pagi, karena pada saat itu kondisi lingkungan
mendukung. Kondisi putik dan serbuk sari masih baik. Jika, polinasi dilakukan siang hari,
putik mengering sehingga terjadi pembuahan, kalaupun berbuah kualitasnya tidak maksimal
(Anonymous, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyilangan penyerbukan sering
mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang tidak mendukung
atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam keadaan belum matang oleh
karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan
agar penyerbukan berhasil dengan baik. Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu
yang tepat dan tidak boleh terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam
keadaan segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik.
Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena
jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga yang
dijadikan induk jantan).

Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan serbuk sari dari
induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya jangan sampai kepala putik
tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang tidak dikehendaki maupun dari tanaman
yang sama. Oleh karena itu, setelah polinasi bunga ditutup/ dibungkus menggunakan plastik
agar tidak terserbuku bunga lain dan tidak rusak).

Tanaman tomat jantan ini berumur 60 hari, antara bedengan 30 cm, lebar bedengan 60
cm dan jarak tanamnya adalah 30x30 cm . Tempat penanaman bunga jantan dan betina yang
hendak disilangkan harus berbeda areal tanamnya karena dikuatirkan terjadi penyerbukan
sendiri.

Pengambilan bunga jantan dilakukan pada pukul 05.00 pagi hari untuk mencegah
terjadinya pembukaan kuncup bunga sehingga serbuk sari dapat menyebar keseluruh
permukaan kepala putik. Pada tanaman toamat jantan dialakuakan pengambilan buah jika
tanaman tomat jantan mengalami pembuahan akibat penyerbukan sendiri (alami) yang
bertujuan untuk memperpanjang perkembangan generatifnya.

Tanaman tomat jantan mencapai ketinggian 200 cm. Ciri-ciri bunga jantan
kelopaknya agak lebar dan kepala putiknya besar dibandingkan dengan bunga betina. bunga
jantan yang sudah dipetik lalu dikering anginkan. Bunga tanaman tomat berukuran kecil
berdiameter sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah
dan berwarna hijau terdapat pada bagian daerah atau pangkal bunga.

E. Bioteknologi Pemuliaan Tanaman Tomat

Dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan arti


penting kesehatan, kebutuhan akan produk-produk hortikultura sebagai sumber vitamin
meningkat. Hal tersebut mendorong banyak orang untuk melakukan pemanfaatan berbagai
metode dalam pemuliaan tanaman. Salah satunya adalah pemanfaatan bioteknologi tanaman
seperti rekayasa genetika yang juga dapat memudahkan petani dalam budidaya tanaman.
Sebagai contoh, di Asia yaitu di China pada tahun 2006 saja, telah ada sekitar 30 spesies
tanaman transgenik, antara lain padi, jagung, kapas, rapeseed, kentang, kedelai, poplar, tomat
(delay ripening dan ketahanan virus), petunia (warna bunga), paprika (virus resistance), kapas
(ketahanan ham) yang telah dilepas untuk produksi.

Tomat merupakan salah satu produk hortikultura utama. Sperti produk hortikultura
pada umumnya, tomat memiliki shelf-life yang pendek. Shelf-lifeyang pendek ini disebabkan
dengan aktifnya beberapa gen seperti pectinase saat tomat mengalami kematangan. Dengan
kondisi seperti ini, tomat sulit sekali untuk dipasarkan ke tempat yang jauh terlebih untuk
ekspor. Biaya pengemasan sangat mahal seperti menyediakan box yang dilengkapi pendingin.

Tomat buah biasanya dipanen pada tahap matang-hijau jika memilih untuk tujuan ekspor.
Menunda pematangan buah tomat ekspor selama ini sangat diperlukan sedangkan
pematangan percepatan merupakan proses penting di tujuan akhir atau awal pasokan pasar
lokal.

Tomat delay ripening adalah suatu upaya untuk mendapatkan tomat yang baik untuk
diekspor karena tomat delay ripening adalah tomat yang sengaja dipanen pada umur yang
matang namun warna buah masih hijau sehingga pematangannya ditunda agar pada saat
diekspor tomat masih dalam keadaan segar atau tidak terjadi pembusukan. Dengan
penggunaan bahan kimia dalam pengawetan dapat membahayakan bai konsumen ataupun
bagi kualitas buah tersebut yang juga dapat berdampak buruk bagi lingkungan karena bahan-
bahan kimia yang ada kebanyakan bersifat beracun dn mencemari lingkungan tersebut.

Menurut literatur yang telah didapatkan bioteknologi tanaman tomat Delay


ripening dapat diperoleh dengan cara-cara sebagai berikut:

Tomat (Lycopersicon esculenium Mill.) Biji CV. Castle Rock ditaburkan di busa
nampan diisi dengan campuran peatmoss : vermiculite (1: l volume) pada 16 Maret dari
kedua 1994 dan 1995 musim. Nampan itu kemudian disimpan di bawah rumah kaca tidak
dipanaskan kondisi dan semua manajemen pembibitan dianjurkan digunakan untuk
memproduksi satu bulan bibit yang sehat tua. Bibit tersebut kemudian dipindahkan ke tempat
terbuka lapangan di Shalakan pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Ain Shams, 30 cm di
5m panjang deretan lebar 80cm. Ini dilakukan dalam 3 ulangan masing-masing terdiridari
8 baris. Semua manajemen pertanian dilakukan karena biasanya direkomendasikan untuk
produksi tanaman tomat di lapangan terbuka. Pada dewasa-hijau panggung,
buah dipanen dini hari dan langsung ditransfer ke Hortikultura Departemen lembaga tersebut
di atas. Dalam setiap buah mereplikasi telah disortir, ukuran dinilai (dengan perkiraan
diameter 7cm), dicuci dengan air diklorinasi (500ppm NaOCI), maka udara dikeringkan,
ditimbang dan terkena tester deformasi untuk merekam segar buah, berat awal dan
kelembutan, masing-masing. Buah tersebut kemudian didistribusikan antar perlakuan
dibawah ini dijelaskan:

Aplikasi Uap Etanol

Mengobati buah tomat dengan uap etanol dilakukan melalui sistem aliran udara
(Atta-Aly dan Brecht, 1995). Sistem aliran udara dibangun untuk ditunjukkan pada sebuah
pelat. Sebelum buah diinkubasi, seluruh aliran udara serta buah ambient disimpan di dalam
ruangan penyimpanan yang dikendalikan dari 14±22 ° C dan RH82 +3%. Dua puluh buah
tomat yang matang-hijau berada dalam 5 liter kaca IAR (buah ambien) dan masing
masing 2 buah ambients dianggap sebagai salah satu yang direplikasi. Aliran udara yang
melewati 500 ml larutan etanol 0,5,10 dan 15% etanol sebelum lewat
dan memperkaya ambien buah dengan uap etanol.

Setiap konsentrasi yang digunakan oleh uap etanol dikompresi dalam


3 ulangan. Air suling itu digunakan dalam pengenceran etanol dengan konsentrasi yang
disebutkan di atas untuk memastikan titik jenuh Kelembaban relatif dalam aliran udara. Hasil
dari aliran udara yang dihubungkan ke karet tabung membawanya keluar dari
ruang penyimpanan. Disiapkan larutan dari konsentrasi etanol yang berbeda yangdiubah dan
diperbaharui setiap dua hari melalui seluruh periode yang dipaparkan untuk
memastikan konsentrasi etanol tetap. Etanol termasuk larutan
yang terkena rotary evaporator yang menunjukkan adanya
etanol dengan konsentrasi hampir tepat di masing-masing larutan etanol setelah
dua hari penggunaan. Setelah 14 hari dari paparan uap etanol yang secara terus menerus,
buah-buahan dipindahkan ke ruang penyimpanan etanol-udara bebas setelah dicelupkan ke
dalam H2O atau 1OOOppm Ethrel seperti dijelaskan.

Tomat Flavr Savr merupakan tomat hasil rekayasa genetika yang memilikishelf-life
lama dapat diciptakan dengan menyisipkan gen antibeku dari ikan air dingin ke dalam gen
tomat. Gen antibeku ini diperoleh dari ikan Flounder, yaitu jenis ikan diAntartika yang dapat
bertahan hidup dalam kondisi yang sangat dingin.Berikut ini merupakan langkah-langkah
transfer gen dalam pembuatan tomatFlavr Savr :

1. Ikan Flounder mempunyai gen antibeku yang disebut dengan gen antisenescens yang
dapat menghambat enzim poligalakturonase (enzim yang mempercepatkerusakan dinding sel
tomat). Gen ini dipindahkan dari kromosom di dalam selikan Flounder.

2. DNA antibeku ini kemudian disisipkan pada DNA bakteri E scherichia coli yangdisebut
plasmid. DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari dua DNAberbeda disebut sebagai
DNA rekombinan.

3. DNA rekombinan yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam kembalipada
bakteri E scherichia coli

4.Bakteri tersebut memproduksi kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah yangsangat
banyak.

Tahap selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu yang
dilakukan dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair untuk melepaskan isi
sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung reaksi, lalu disentrifugasi. Selama
sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua lapisan dimanasalah satunya adalah lapisan DNA.
Lapisan ini kemudian dipisahkan dari tabung,kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu
ECO R1 yang berfungsi memotongdi lokasi DNA yang spesifik.
5.Sel tanaman tomat diinfeksi dengan bakteri tersebut. Setelah itu ditambahkanenzim ligase
ke dalam DNA tomat dan plasmid untuk menyambungkan DNA,sehingga dapat lengket.
Hasilnya, gen antibeku pada plasmid yang terdapat padabakteri bergabung dengan DNA sel
tanaman tomat.

6.Sel tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang berupa cawanpetri
yang mengandung media nutrien selektif.

7. Bibit tomat mulai ditanam.

8.Tanaman tomat hasil rekayasa genetika mengandung satu kopian gen antibeku dari ikan
Flounder pada setiap selnya.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

a) Persilangan dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu pengambilan serbuk sari


pada bagian bunga.

b) Teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat pemasakan sel-sel
kelamin.

c) Keberhasilan hibridisasi disebabkan karena pemilihan tetua yang tepat.

d) Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya

e) Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat diklasifikasikan atas dua macam yaitu
bunga lengkap dan bunga tak lengkap.

f) Dari perbedaan proses morfologi dapat terjadi perbedaan proses penyerbukan.


DAFTAR PUSTAKA

Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung (Amorphophallus decus-silvae Back. &
v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4, 2008: 292-295.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 1997. Budidaya Tanaman Tomat. Balitsa: Malang

Cahyono, Bambang. 1998. Tomat : budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius :Yogyakarta

Ferdy. 2008. Kastrasi dan Hibridisasi. http://missrant.host22.com/ hkm_hrdy_wnbrg.html ,


diakses pada 19 Oktober 2010.

Feros. 2009. Pengujian Kesetimbangan Hardy


Weinberg.http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukum-hardy weinberg/, diakses pada
19 Oktober 2010.

Pracaya. 1998. Bertanam tomat. Kanisius:Yogyakarta

Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan Hibridisasi dan Kastrasi. Jakarta: PT.Gramedia.

Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Anda mungkin juga menyukai