Anda di halaman 1dari 5

Jurnal biologi , april 2017

PENGARUH AIR CUCIAN BERAS DAN AIR BIASA

TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

Anjumul Azhariyah dan Megawati


Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Jl.Dukuh Kupang XX No.53, Dukuh Kupang, Dukuh Pakis, Surabaya

Abstrak

Kegiatan manusia dapat berpengaruh terhadap perubahan lingkungan dan menimbulkan


permasalahan yang disebut limbah. Sebenarnya limbah dapat dikelola dan dimanfaatkan.
Misal untuk menyiram tanaman. Tujuannya adalah agar tanaman itu dapat tumbuh lebih
cepat. Pemanfaatan air cucian beras dapat diterapkan pada berbagai tanaman misalnya cabai.
Dengan pemanfaatan limbah ini, kita tidak akan kesulitan dalam mempercepat pertumbuhan
tanamannya dan tidak perlu membeli alat-alat yang relatif mahal.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan penyiraman tanaman
cabai menggunakan air biasa dengan penyiraman menggunakan limbah air cucian beras.
Limbah air cucian beras yang digunakan adalah air cucian beras yang pertama. Parameter
yang diukur yaitu tinggi tanaman(cm) dan jumlah daun(helai).
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pengamatan kualitatif dan
kuantitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penyiraman tanaman cabai
menggunakan air biasa lebih cepat pertambahan tingginya dari pada menggunakan air cucian
beras.

Kata Kunci: Air cucian beras, Air biasa, cabai, pertumbuhan

PENDAHULUAN

Air merupakan suatu abiotik yang Pengangkut unsur hara atau hasil
diperlukan dalam proses pertumbuhan dan fotosintesis.
perkembangan tanaman. Air adalah salah
satu faktor eksternal yang penting selain Air beras sendiri adalah air yang
nutrien, cahaya, suhu dan kelembapan. merupakan limbah dari proses pencucian
Dalam proses tumbuh kembang tumbuhan, beras sebelum beras itu dimasak. Air beras
air memiliki banyak fungsi sebagai ini yang dalam bahasa Jawa sering disebut
berikut: air Leri diketahui merupakan bahan
organik yang sangat kaya akan kandungan
Pelarut universal nutrisi. Air cucian beras ini merupakan
Penentu laju fotosintesis bahan baku yang selalu tersedia sepanjang
Pembantu proses perkecambahan waktu untuk membuat pupuk hayati atau
biji pupuk organik cair. Limbah ini memiliki
Medium berbagai reaksi enzimatis, manfaat yang sangat baik untuk
dan pertumbuhan tanaman.
Jurnal biologi , april 2017

Klasifikasi tanaman cabai Tempat penelitian


Secara umum klasifikasi tanaman cabai
adalah sebagai berikut: Tempat Penelitian: Dirumah
Tanggal Penelitian: 30 April 2017
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta Variabel
(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta a. Variabel Bebas : Air Cucian Beras
(Menghasilkan biji) dan Air biasa
Divisi : Magnoliophyta b. Variabel Terikat : Tanaman Cabai
c. Variabel Kontrol : Cahaya,Air,
(Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil) Rencana Penelitian
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales a. Perlakuan I : Tanaman Cabai
disiram dengan Air Biasa
Famili : Solanaceae (suku
b. Perlakuan II : Tanaman Cabai
terung-terungan) disiram dengan Air Cucian Beras
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
Populasi Dan Sampel
Cabai masuk dalam suku terong-terongan
(Solanaceae) dan merupakan tanaman a. Populasi : Tanaman Cabai dengan
yang mudah ditanam di dataran rendah Variasi Sama
b. Sampel : 2 pot
ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai
banyak mengandung vitamin A dan Jadwal Penelitian
vitamin C serta mengandung minyak atsiri
capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas a. Tahap I : Menyiapkan alat dan
dan memberikan kehangatan dan panas bahan
bila digunakan untuk rempah-rempah b. Tahap II : Melakukan penelitian
(bumbu dapur). Cabai dapat ditanam c. Tahap III : Analisa data
d. Tahap IV : Menyusun laporan
dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk
kebutuhan sehari-hari tanpa harus Alat Dan Bahan
membelinya di pasar. Tanaman cabai
cocok ditanam pada tanah yang kaya a. Tanaman Cabai 3
humus, gembur dan sarang serta tidak b. Tanah Polibek 2
tergenang air. c. Botol Aqua Berisi: Air cucian beras,
Air jernih
METODELOGI PENELITIAN d. Buku Catatan
e. Bolpoin
Metode dan pengamatan penelitian f. Penggaris

Metode yang digunakan adalah metode


deskriptif dengan pengamatan kualitatif
dan kuantitatif. Parameter yang diukur atau
yang diamati yaitu tinggi tanaman(cm) dan
jumlah daun(helai).
Jurnal biologi , april 2017

Cara Kerja

a. Siapkan Alat Dan Bahan


b. Menanam tanaman cabai pada masing-masing polibek
c. Beri identitas pada masing-masing polibek sesuai jenis air untuk penyiraman
d. Menyiram tanaman cabai sesuai dengan jenis air yang ditentukan
e. Mengukur dan mencatat pertumbuhan tanaman cabai
g. Melakukan analisa data
h. Membuat kesimpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi batang tanaman cabai tiap perlakuan pada 5,10,15 dan 20 HST
Terdapat perbedaan tinggi pada tanaman cabai yang diberi perlakuan berbeda yang
diperoleh pada hari setelah tanam yang berbeda pula. Grafik tinggi tanaman cabai dengan
perlakuan berbeda ditunjukkan pada gambar 1.
Tinggi tanaman cabai dengan perlakuan pemberian air cucian beras meningkat
berdasarkan pertambahan umur tanam, yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman mencapai
2cm(5HST),7cm(10HST),12cm(15HST),18cm(20HST).

20
Air Cucian Beras
15
Air Biasa
10

0
5 HST 10 HST 15 HST 20 HST

Gambar 1. Rata-rata tinggi tanaman cabai pada umur 5,10,15 dan 20 HST
Jurnal biologi , april 2017

Jumlah Daun tanaman cabai tiap perlakuan pada 5,10,15 dan 20 HST

Pengaruh pemberian jenis air terhadap jumlah daun pada tanaman cabai pada umur
5,10,15 dan 20 HST diperlihatkan pada gambar 2.

16
14
12
10
8
6
4
2
0
5 HST 10 HST 15 HST 20 HST

Gambar 2. Rata-rata jumlah daun tanaman cabai pada umur 5,10,15 dan 20 HST

Gambar 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah daun tanaman cabai pada
berbagai perlakuan. pada 5HST tidak terdapat daun pada tanaman cabai, namun peningkatan
jumlah dau terjadi pada 10,15 dan 20 HST.

Jenis air yang digunakan untuk menyirami cabai berpengaruh terhadap rata-rata
pertumbuhan tinggi tanaman sebagai pencerminan pertumbuhan tanaman. Meningkatnya
tinggi tanaman terjadi melalui perpanjangan ruas-ruas akibat pembesaran sel-sel atau
bertanbahnya umur tanaman. Tanaman cabai yang disiram menggunakan air biasa mengalami
pertumbuhan lebih cepat bila dibandingkan dengan penyiraman menggunakan
air cucian beras.
Hal Ini terjadi karena osmosis, yaitu bergeraknya air dari larutan yang konsentrasi rendah
ke larutan yang konsentrasi tinggi (Choirul Muslim). Jenis air yang berupa air cucian beras
merupakan larutan hipertonik, yaitu larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga
terjadi persitiwa plasmolisis. Plasmolisis adalah peristiwa dimana sitoplasma mengerut dan
terdorong menjauhi dinding sel (Choirul Muslim).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berbagai jenis air berpengaruh
dalam meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun.
Jurnal biologi , april 2017

Daftar Pustaka

Adeputraselayar.wordpress.com/2012/07/06/laporan-penelitian/
http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-pemanfaatan-limbah-air.html#
http://miftahalfi.blogspot.com/2012/12/pengaruh-jenis-air-terhadap-pertumbuhan.html
http://risza-risanty.blogspot.com/2013/05/pengaruh-limbah-terhadap-kelangsungan.html
Rosmarkam, A dan Nasih, W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Sutanto. 2002. Bertanam Sayuran Organik di Perkarangan. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai