Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN MEDIA

TERHADAP PERTUMBUHAN BUNCIS

Guru pembimbing : Budi Saptono S.Si


Disusun oleh :
Firman A. Wicaksono
Moch. Qoribulloh

SMA NEGERI 3 BLITAR


Jalan bengawan solo, Pakunden, Kecamatan Sukorejo,
Kota Blitar
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmad dan Izinnya, kami
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “ Pengaruh Intensitas Cahaya dan Media
Terhadap Pertumbuhan Buncis “ sebagai tugas laporan di bidang study Biologi.
Praktikum bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya dan media terhadap
pertumbuhan tanaman.
Terima kasih tak terhingga kami ucapkan kepada Pak Budi Saptono S. Si
sebagai guru pembimbing kami yang telah memberikan praktikum ini.
Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik
dimasa mendatang. Besar harapan kami semoga laporan ini membawa manfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.

Blitar, 2 Oktober
2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
2.2 Teori Perkecambahan
2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
2.4 Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan buncis
2.5 Pengaruh media terhadap pertumbuhan buncis
2.6 Tumbuhan buncis
2.7 Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Variabel Penelitian
3.3 Waktu dan Tempat penelitan
3.4 Alat dan bahan
3.5 Cara kerja penelitian
3.6 Cara pengambilan data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil pengamatan dan grafik
4.2 Analisis Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Daftar pustaka
5.3 Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Setiap makhluk hidup akan mengalami proses pertumbuhan, begitu
pula pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan pada tnaman dapat
dipengaruhi oleh beberapa factor, yakni intensitas cahaya dan media tanam.
Banyak teori yang menjadi dasar dan menjelaskan tentang pengaruh caha
terhadap pertumbuhan tumbuhan dan media juga memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan. Namun teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika
belum mengetahui kebenarannya pada lingkungan yang nyata.
Untuk mengetahui dan membuktikan kebenaran dari teori tersebut,
kami melakukan penelitian pada salah satu tumbuhan yaitu Buncis.
Tumbuhan ini kami ambil karena proses yang terjadi pada pertumbuhan
buncis tidak memerlukan waktu yang lama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan buncis ?
2. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan buncis ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan cahaya matahari terhadap
pertumbuhan buncis
2. Untuk mengetahui perbedaan tumbuhan buncis yang terkena intesnsitas
cahaya yang berbeda
3. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan media tanam terhadap
pertumbuhan buncis
4. Untuk mengetahui perbedaan tumbuhan buncis yang menggunakan media
berbeda
1.4 Manfaat penelitian
1. Manfaat untuk penyusun
a. Memberikan pengalaman bagi penyusun
b. Memberikan pengetahuan tentang pengaruh intensitas cahaya dan
media terhadap pertumbuhan
c. Menambah wawasan penyusun
d. Mampu mengetahui manfaat penyusunan karya tulis ilmiah ini
2. Manfaat untuk pembaca
a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh intensitas
cahaya dan media terhadap pertumbuhan
b. Menambah pengetahuan tentang perbedaan tumbuhan buncis dengan
perlakuan yang berbeda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantaranya
volume, massa dan tinggi) pada makhluk hidup. Pertumbuhan ini bersifat
irreversible. Pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah dan
pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan meiosis pada jaringan
yang bersifat meristematik
Pertumbuhan juga merupakan proses kuantitatif artinya dapat diukur
dan dinyatakan dengan angka. Pengukuran pertumbuhan dapat dilakukan
dengan auksanometer. Fase-fase pertumbuhan yaitu tahap suatu tumbuhan
dalam proses pertumbuhan, fase ini terdiri atas 4 fase yaitu faselog, fase
eksponensial, fase stasioner, dan fase kematian.
Perkembangan yaitu proses perubahan yang menyertai pertumbuhan
menuju tingkat pematangan atau kedewasaan hidup. Pada proses
perkembangan akan terbentuk struktur dan fungsi organ yang semakin
kompleks dan lebih sempurna. Perkembangan maerupakan proses kualitatif
sehingga tidak dapat diukur

2.2 Teori Perkecambahan


Perkecambahan adalah proses tumbuh kembangnya embrio dari
keluarga radikula dari kulit biji. Proses pertumbuhan dan perkembangan pasti
diawali dengan perkecambahan . Perkecambahan biji memiliki dasar teori
yaitu teori totipotensi yang ditulis oleh Scheiden dan Schwan (Suryowinoto,
1977) yang menyatakan bahwa bagian tanaman yang hidup mempunyai
totipotensi, kalau dibudidayakan dalam media yang sesuai akan dapat tumbuh
dan berkembang secara sempurna melalui perkecambahan biji.
Perkecambahan dimulai apabila kandungan air didalam biji semakin
tinggi (Imbibisi). Air yang masuk akan memacu embrio dalam biji untuk
melepaskan hormone giberelin. Hormon ini mnedorong pelepasan enzim yang
bersifat menghidrolisis makanan cadangan sehinga terbentuk energy . Energi
ini digunakan untuk proses awal pertumbuhan dan perkembangan embrio
dalam biji. Struktur yang pertama muncul dan menyobek selaput biji adalah
radikula, selanjutnya pada bagian yang sebelah atas tumbuh epikotil.
Berdasarkan letak kotiledonnya saat berkecambah ada 2 tipe
perkecambahan. Yaitu perkecambahan epigeal dan hipogeal. Ciri utama
perkecambahan epigeal ditandai dengan terangkatnya , Kotiledon keatas
permukaan tanaah. Sedankgan ciri utama perkecambahan hipogeal ditandai
dengan kotiledon tetap berada di dalam tanah.

2.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Faktor eksternal yaitu faktor luar tubh tanaman. Faktor eksternal
biasanya tidak tetap atau dapat berubah ubah sesuai dengan kondisi
lingkungan ataupun tergantung dari musim di wilayah tersebut. Faktor-
faktornya yaitu suhu, curah hujan, ketersediaan nutrisi, ketersediaan cahaya,
ketersediaan Oksigen (O2) dan media tanam.
Faktor internal yaitu dapat berupa faktor intraseluler yaitu gen dan
faktor interseluler yaitu hormone. Hormon yang sangat berpengaruh pada
tumbuhan yaitu Auksin, untuk membantu perpanjangan sel, hormone
Sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel, hormone Giberelin untuk
pemanjangan dan pembelahan sel dan hormone etilen untuk mempercepat
pematangan buah. Selain itu enzim riboflavin pada ujung batang menyerap
sinar nila dari matahari.

2.4 Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Buncis


Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi
tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan
rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang
cahaya tumbuhan mengalami etiolasi. Fotoperiodisme adalah Respon
tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari). Berdasarkan panjang hari,
tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a. Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran


kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster,
krisan,dahlia, ubi jalar, kedelai, dan anggrek.
b. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran
lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya
bayam, kentang, gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau.
c. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang
hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga
matahari. mawar, kapas, mentimun dan tomat.

2.5 Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buncis


Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita.meskipun
begitu, sebagian besar kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini
masih bergantung kepada tanah mahluk hidup di dalam tanah membantu
memecah materi sisa tumbuhan dan bangkai hewan menjadi zat hara, yang
kemudian diserap oleh akar tumbuhan. Jarang sekali kegiatan pertanian
memakai media kapas, terkecuali para siswa yang akan melakukan penelitian
biologi. Dalam media tanam atau tumbuh, tanah memiliki peran yang penting
dibidang pertanian maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih
dahulu, sifat fisik tanah dan apa saja yang terkandung dalam tanah sehingga
menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam :
a. Tanah
 Profil tanah
Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampung
vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan -
lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang
sudah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison a, b dan c.
 Warna tanah
Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah.biasanya
perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan
kandungan bahan organik.Semakin gelap warna semakin tinggi
kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang
kandungan bahan organik rendah lebih banyak dipengaruhi oleh
jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Didaerah yang
mempunyai system darinase (serapan air) buruk, warna tanahnya abu -
abu karena ion besi yang terdapat didalam tanah berbentuk Fe 2+.
 Tekstur tanah
Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-
partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran
partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu : Pasir, berukuran 50 mikron -2 mm .Debu, berukuran 2-50
mikron, Liat, berukuran dibawah 2 mikron

Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini


memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik,
namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga
kemampuan menyimpan air sangat rendah atau tanahnya lebih
cepat kering.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan,
terutama jika pupuk diberikan lewat tanah, pemupukan pada tanah berteks
tur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau
liat,tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur
hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu
aplikasi pemupukan juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak
bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa airatau
menguap.
b. Kapas
Kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki dayas
erap air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga
kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu
yang lama.
Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji bebrapa jenis
Gossypium, tumbuhan semak yang berasal dari daerah tropica dan sub
tropica. Serat kapas menjadi bahan penting dalam indistri tekstil. Serat itu
dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil
dari serat kapas disebut sebagai katun.
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar
10% dari berat kotor produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak,
protein, malam dan lain lain disingkirkan, sisanya adalah polimerselulosa
murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga kapas
kekuatas, daya tahan dan daya serap yang unik namun disukai orang.
Tekstil yang terkuat yang terbuat dari kapas bersifat menghangatkana
dikala dingin dan menyejukan dikala panas
.
c. Pupuk kandang
Pupuk kandang Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil
permentasi kotoran padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya
berupa mamalia (sapi, kambing, kuda, babi) dan unggas (ayam, burung).
Pupuk kandang ini paling umum dan sering digunakan petani untuk
menyuburkan tanah pertaniannya.
Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk pertumbuhannya. disamping mengandung unsur hara
makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K), pupuk kandang
pun mengandung unsur hara mikro seperti Kalsium (Ca), Magnesium
(Mg), dan Sulfur (S). Unsur Fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar
berasal dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan kalium berasal dari
kotoran cair. Kandungan unsur Kalium dalam kotoran cair lima kali lebih
besar daripada kotoran padat. Sedangkan kandungan unsur Nitrogen
dalam kotoran cair hanya 2 - 3 kali lebih besar dari kotoran padat.
Kandungan hara dalam kotoran ayam tiga kali lebih besar dari hewan
ternak lainnya. Hal ini disebabkan lubang pembuangan ayam hanya satu
sehingga kotoran cair dan padat tercampur. Kotoran Kambing
mengandung unsur Nitrogen dan Kalium lebih tinggi dibandingkan
kotoran sapi. Namun, sebenarnya komposisi kandungan unsur hara pupuk
kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

1. Jenis ternak,
2. Umur dan kondisi ternak,
3. Macam Pakan,
4. Bahan dan Hamparan yang digunakan serta
5. Perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum diaplikasikan ke lahan.

Dilihat dari proses dekomposisinya, pupuk kandang dapat digolongkan


menjadi dua yaitu PUPUK DINGIN dan PUPUK PANAS.

PUPUK DINGIN
Pupuk dingin merupakan pupuk yang terbentuk karena proses penguraian
dipengaruhi oleh mikroorganisme dan berlangsung perlahan sehingga
tidak membentuk panas. Contoh pupuk dingin antara lain: kotoran sapi,
kerbau dan babi.

PUPUK PANAS
Pupuk panas adalah pupuk yang terbentuk karena proses penguraian oleh
mikroorganisme berlangsung cepat sehingga membentuk panas. Contoh
pupuk panas diantaranya : Kotoran ayam, kambing dan kuda.

Penggunaan pupuk panas harus berhati-hati karena dapat menimbulkan


gangguan pertumbuhan pada tanaman atau bahkan akan menyebabkan
tanaman menjadi kering dan mati. Sebaiknya pupuk panas harus memalui
proses penguraian secara sempurna terlebih dahulu sebelum digunakan.

2.6 Tumbuhan buncis

Kingdom Plantae
Sub kingdom Viridiplantae
Infra kingdom Streptophyta
Super divisi Embryophyta
Divisi Tracheophyta
Sub divisi Spermatophyta
Kelas Magnoliopsida
Super ordo Rosanae
Ordo Fabales
Family Fabaceae
Genus Phaseolus L
Spesies Phaseolus vulgaris L

Tanaman buncis merupakan sejenis sayur kekacang yang berbuah dan


sangat kaya protein. Cirinya tumbuh melilit, mempunyai akar tunjang dan sisi
yang panjang dan memerlukan pancang untuk memanjat..Buncis merupakan
tanaman sayuran semusim yang berumur pendek dan merupakan salah satu
tanaman holtikultura paling penting. Tnaman ini bukan berasal dari Indonesia,
melainkan dari daerah Amerika Latin dan Amerika Tengah. Lalu menyebar
kewilayah Asia dan Eropa.

2.7 Hipotesis
Intensitas cahaya dan dan berbagai media berpengaruh terhadap pertumbuhan
buncis.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian


Penyusunan Laporan Praktikum ini menggunakan metode eskperimen.
3.2 Variabel Peneltian
A. Variabel Bebas
 Pemberian intensitas cahaya ditempat terang, sedang dan tempat gelap
 Pemberian media tanam tanah, tanah+pupuk dan kapas.

B. Variabel Terikat
 Pertumbuhan Buncis dihitung pada jumlah daun dan panjang batang.

C. Variabel Terkendali
 Tempat penelitian pada gelas plastic ukuran kecil.
 Media penelitian pada tanaman :
- Tanah
- Tanah diberi pupuk
- Kapas
 Dilakukan penyiraman dengan intensitas sama dan rutin.
 Setiap Gelas terdapat 1 buah bibit buncis.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
A. Waktu : Selasa, 7 Agustus 2018 – Jumat, 17 Agustus 2018
B. Tempat penelitian :
- Pada intensitas cahaya terang diluar ruangan.
- Pada intensitas cahaya sedang diluar ruangan
- Pada intensitas cahaya gelap didalam ruangan.
3.4 Alat dan Bahan
1. Bibit Buncis
2. Tanah
3. Pupuk
4. Kapas
5. Air
6. Gelas plastic kecil 18 buah
7. Penggaris
8. Kamera
3.5 Cara kerja Penelitain
1. Isilah wadah gelas plastic dengan kapas, tanah, dan tanah diberi pupuk
2. Tanam bibit buncis ke dalam masing-masing wadah
3. Kemudian simpan masing-masing wadah ditempat gelap, sedang dan
terang
4. Siramlah Buncis dengan air secara teratur pada pagi dan sore.
5. Amati perubahannya dua hari sekali selama 10 hari lalu catat dan
dokumentasikan hasil pengamatannya.
3.6 Cara Pengambilan Data
Data diambil dari hasil pengamatan dan pengukuran pada
perkembangan dan pertumbuhan buncis selama 10 hari, kami juga mengambil
dokumen berupa foto dari eksperimen tersebut.
Data yang diperoleh dari eksperimen tersebut diolah menjadi statistic
adapun maksudnya grafik, yaitu dengan mencari rata-rata tinggi pertumbuhan
Buncis dari hari ke hari pada tempat gelap maupun tempat terang. Kemudian,
proses pertumbuhan pada tempat terang dan gelpa dobandingkan dengan
membuat grafik dari data tersebut.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


A. Tabel pertumbuhan terhadap intensitas cahaya pada batang.

Gelap Sedang Terang


Hari
A B C A B C A B C
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 1 2 0.5 0 0.5 0 0 0.2
3 4 3 6 1 0 1 0,5 0 0.5
4 5 4 10 2 1 2 1 0.5 1
5 6 6 15 3 2 4 3 1 2
6 7 7 18 5 4 5 4 2,5 3
7 9 8 21 6 5 7 6 5 4
8 10 0 25 7 0 9 6 0 6
9 12 0 27 9 0 12 7 0 7
10 14 0 30 10 0 15 8 0 9

Keterangan :
A : Tanah
B : Tanah + Pupuk
C : Kapas
35

30

25

20 Gelap A
Gelap B
15
Gelap C
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

16

14

12

10
Sedang A 0 0.5
8
Sedang B 0 0
6 Sedang C 0 0.5
4

0
1 2 3 4 5 6 7 8
10
9
8
7
6
Terang A 0 0 0,5
5
Terang B 0 0 0
4
Terang C 0 0.2 0.5
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7

B. Tabel pertumbuhan terhadap intensitas cahaya pada daun


Gelap Sedang Terang
Hari
A B C A B C A B C
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 2 0 0 0 0 0 0 0
7 2 2 0 0 2 0 0 2 0
8 2 0 2 2 0 2 2 0 0
9 2 0 2 2 0 2 2 0 2
10 2 0 2 2 0 2 2 0 2

Keterangan :
A : Tanah
B : Tanah + Pupuk
C : Kapas
2.5

1.5 Sedang A
Sedang B
1 Sedang C

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.5

1.5
Terang A
Terang B
1
Terang C

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

4.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data yang diperoleh dari
tabel A menunjukan respon tanaman buncis terhadap cahaya matahari.
Penelitian dilakukan selam 10 hari menunjukkan adanya perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman buncis di tempat yang terkena
cahaya matahari secara langsung (terang), yang tidak terkena cahaya matahari
secara langsung (sedang), dan yang tidak terkena cahaya matahari (gelap). Hal
ini menunjukkan bahwa cahaya matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman buncis.
Tanaman buncis yang diletakkan di tempat gelap dapat tumbuh
dengan pesat karena adanya pengaruh fitohormon yaitu hormon auksin.
Hormon auksin merupakan hormon yang berfungsi untuk mengatur
perbesaran dan perkembangan sel di meristem ujung. Hormon sangat peka
terhadap cahaya matahari. Apabila terkena cahaya matahari, hormon ini akan
terurai dan rusak. Oleh sebab itu, hormon auksin pada tumbuhan buncis yang
berada pada tempat gelap akan bekerja dan tidak akan terurai sehinnga akan
memacu batang untuk terus tumbuh (pertumbuhan lebih cepat) tetapi tanaman
tersebut tidak dapat mengalami fotosintesis dan menyebabkan batang
berwarna pucat dan warna daun menjadi kuning.
Tanaman yang diletakkan di tempat yang sedang, mengalami
pertumbuhan yang sedikit lambat karena sebagian hormon auksin ada yang
rusak dan terurai sehingga kerja hormon auksin tidak maksimal. Hormon
auksin yang terurai akan menghambat pertumbuhan batang dari tanaman
buncis.
Tanaman buncis yang diletakkan ditempat terang akan tumbuh lambat
sehingga batang menjadi lebih pendek. Hal yang menyebabkan peristiwa
tersebut adalah adanya hormon auksin. Sama seperti yang dijelaskan diatas,
hormon tersebut akan terurai dan rusak apabila terkena cahaya matahari
sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan batang pada
tanaman buncis.
Media yang digunakan pada perkecambahan biji buncis harus sesuai
dengan keadaan kecambah. Pada penelitian ini media yang digunakan yaitu
tanah, tanah dengan pupuk dan kapas.
Media tanah merupakan media yang baik untuk tanaman karena di
dalam tanah terdapat beberapa unsur yang berguna bagi tanaman. Pada
perkecambahan ini, media tanah menunjukkan hasil yang kurang baik karena
kecambah tumbuh dengan lambat (sesuai tabel A).
Media tanah yang dicampur pupuk menunjukkan hasil yang tidak baik
karena pada pengamatan hari ke-8 kecambah mati / busuk. Hal ini terjadi
karena pupuk kandang memiliki sifat yang panas. Sifat panas pada pupuk
dapat mempengaruhi perkecambahan karena kecambah tidak dapat tumbuh
dengan baik dan akhirnya busuk.
Media kapas merupakan media yang sesuai dengan perkecambahan
buncis. Kapas memiliki tekstur yang baik untuk menyerap air dan memiliki
partikel yang renggang. Kecambah dapat tumbuh dengan baik (sesuai tabel A)
karena kecambah dapat menyerap air dengan mudah tetapi akar tidak terlalu
kuat.

Anda mungkin juga menyukai