Blitar, 2 Oktober
2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
2.2 Teori Perkecambahan
2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
2.4 Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan buncis
2.5 Pengaruh media terhadap pertumbuhan buncis
2.6 Tumbuhan buncis
2.7 Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Variabel Penelitian
3.3 Waktu dan Tempat penelitan
3.4 Alat dan bahan
3.5 Cara kerja penelitian
3.6 Cara pengambilan data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil pengamatan dan grafik
4.2 Analisis Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Daftar pustaka
5.3 Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Setiap makhluk hidup akan mengalami proses pertumbuhan, begitu
pula pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan pada tnaman dapat
dipengaruhi oleh beberapa factor, yakni intensitas cahaya dan media tanam.
Banyak teori yang menjadi dasar dan menjelaskan tentang pengaruh caha
terhadap pertumbuhan tumbuhan dan media juga memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan. Namun teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika
belum mengetahui kebenarannya pada lingkungan yang nyata.
Untuk mengetahui dan membuktikan kebenaran dari teori tersebut,
kami melakukan penelitian pada salah satu tumbuhan yaitu Buncis.
Tumbuhan ini kami ambil karena proses yang terjadi pada pertumbuhan
buncis tidak memerlukan waktu yang lama.
1. Jenis ternak,
2. Umur dan kondisi ternak,
3. Macam Pakan,
4. Bahan dan Hamparan yang digunakan serta
5. Perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum diaplikasikan ke lahan.
PUPUK DINGIN
Pupuk dingin merupakan pupuk yang terbentuk karena proses penguraian
dipengaruhi oleh mikroorganisme dan berlangsung perlahan sehingga
tidak membentuk panas. Contoh pupuk dingin antara lain: kotoran sapi,
kerbau dan babi.
PUPUK PANAS
Pupuk panas adalah pupuk yang terbentuk karena proses penguraian oleh
mikroorganisme berlangsung cepat sehingga membentuk panas. Contoh
pupuk panas diantaranya : Kotoran ayam, kambing dan kuda.
Kingdom Plantae
Sub kingdom Viridiplantae
Infra kingdom Streptophyta
Super divisi Embryophyta
Divisi Tracheophyta
Sub divisi Spermatophyta
Kelas Magnoliopsida
Super ordo Rosanae
Ordo Fabales
Family Fabaceae
Genus Phaseolus L
Spesies Phaseolus vulgaris L
2.7 Hipotesis
Intensitas cahaya dan dan berbagai media berpengaruh terhadap pertumbuhan
buncis.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Variabel Terikat
Pertumbuhan Buncis dihitung pada jumlah daun dan panjang batang.
C. Variabel Terkendali
Tempat penelitian pada gelas plastic ukuran kecil.
Media penelitian pada tanaman :
- Tanah
- Tanah diberi pupuk
- Kapas
Dilakukan penyiraman dengan intensitas sama dan rutin.
Setiap Gelas terdapat 1 buah bibit buncis.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
A. Waktu : Selasa, 7 Agustus 2018 – Jumat, 17 Agustus 2018
B. Tempat penelitian :
- Pada intensitas cahaya terang diluar ruangan.
- Pada intensitas cahaya sedang diluar ruangan
- Pada intensitas cahaya gelap didalam ruangan.
3.4 Alat dan Bahan
1. Bibit Buncis
2. Tanah
3. Pupuk
4. Kapas
5. Air
6. Gelas plastic kecil 18 buah
7. Penggaris
8. Kamera
3.5 Cara kerja Penelitain
1. Isilah wadah gelas plastic dengan kapas, tanah, dan tanah diberi pupuk
2. Tanam bibit buncis ke dalam masing-masing wadah
3. Kemudian simpan masing-masing wadah ditempat gelap, sedang dan
terang
4. Siramlah Buncis dengan air secara teratur pada pagi dan sore.
5. Amati perubahannya dua hari sekali selama 10 hari lalu catat dan
dokumentasikan hasil pengamatannya.
3.6 Cara Pengambilan Data
Data diambil dari hasil pengamatan dan pengukuran pada
perkembangan dan pertumbuhan buncis selama 10 hari, kami juga mengambil
dokumen berupa foto dari eksperimen tersebut.
Data yang diperoleh dari eksperimen tersebut diolah menjadi statistic
adapun maksudnya grafik, yaitu dengan mencari rata-rata tinggi pertumbuhan
Buncis dari hari ke hari pada tempat gelap maupun tempat terang. Kemudian,
proses pertumbuhan pada tempat terang dan gelpa dobandingkan dengan
membuat grafik dari data tersebut.
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
Keterangan :
A : Tanah
B : Tanah + Pupuk
C : Kapas
35
30
25
20 Gelap A
Gelap B
15
Gelap C
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
16
14
12
10
Sedang A 0 0.5
8
Sedang B 0 0
6 Sedang C 0 0.5
4
0
1 2 3 4 5 6 7 8
10
9
8
7
6
Terang A 0 0 0,5
5
Terang B 0 0 0
4
Terang C 0 0.2 0.5
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan :
A : Tanah
B : Tanah + Pupuk
C : Kapas
2.5
1.5 Sedang A
Sedang B
1 Sedang C
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.5
1.5
Terang A
Terang B
1
Terang C
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data yang diperoleh dari
tabel A menunjukan respon tanaman buncis terhadap cahaya matahari.
Penelitian dilakukan selam 10 hari menunjukkan adanya perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman buncis di tempat yang terkena
cahaya matahari secara langsung (terang), yang tidak terkena cahaya matahari
secara langsung (sedang), dan yang tidak terkena cahaya matahari (gelap). Hal
ini menunjukkan bahwa cahaya matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman buncis.
Tanaman buncis yang diletakkan di tempat gelap dapat tumbuh
dengan pesat karena adanya pengaruh fitohormon yaitu hormon auksin.
Hormon auksin merupakan hormon yang berfungsi untuk mengatur
perbesaran dan perkembangan sel di meristem ujung. Hormon sangat peka
terhadap cahaya matahari. Apabila terkena cahaya matahari, hormon ini akan
terurai dan rusak. Oleh sebab itu, hormon auksin pada tumbuhan buncis yang
berada pada tempat gelap akan bekerja dan tidak akan terurai sehinnga akan
memacu batang untuk terus tumbuh (pertumbuhan lebih cepat) tetapi tanaman
tersebut tidak dapat mengalami fotosintesis dan menyebabkan batang
berwarna pucat dan warna daun menjadi kuning.
Tanaman yang diletakkan di tempat yang sedang, mengalami
pertumbuhan yang sedikit lambat karena sebagian hormon auksin ada yang
rusak dan terurai sehingga kerja hormon auksin tidak maksimal. Hormon
auksin yang terurai akan menghambat pertumbuhan batang dari tanaman
buncis.
Tanaman buncis yang diletakkan ditempat terang akan tumbuh lambat
sehingga batang menjadi lebih pendek. Hal yang menyebabkan peristiwa
tersebut adalah adanya hormon auksin. Sama seperti yang dijelaskan diatas,
hormon tersebut akan terurai dan rusak apabila terkena cahaya matahari
sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan batang pada
tanaman buncis.
Media yang digunakan pada perkecambahan biji buncis harus sesuai
dengan keadaan kecambah. Pada penelitian ini media yang digunakan yaitu
tanah, tanah dengan pupuk dan kapas.
Media tanah merupakan media yang baik untuk tanaman karena di
dalam tanah terdapat beberapa unsur yang berguna bagi tanaman. Pada
perkecambahan ini, media tanah menunjukkan hasil yang kurang baik karena
kecambah tumbuh dengan lambat (sesuai tabel A).
Media tanah yang dicampur pupuk menunjukkan hasil yang tidak baik
karena pada pengamatan hari ke-8 kecambah mati / busuk. Hal ini terjadi
karena pupuk kandang memiliki sifat yang panas. Sifat panas pada pupuk
dapat mempengaruhi perkecambahan karena kecambah tidak dapat tumbuh
dengan baik dan akhirnya busuk.
Media kapas merupakan media yang sesuai dengan perkecambahan
buncis. Kapas memiliki tekstur yang baik untuk menyerap air dan memiliki
partikel yang renggang. Kecambah dapat tumbuh dengan baik (sesuai tabel A)
karena kecambah dapat menyerap air dengan mudah tetapi akar tidak terlalu
kuat.