Disusun Oleh:
1. Chatarina Meiliawati K (12)
2. Nabila Nurul Zakkiyah (27)
3. Rahma Evelyna Putri (28)
4. Robert Benyamin (33)
5. Syafira Rizma Putri A (35)
XII MIPA 8
SMAN 1 KOTABEKASI
Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp. 8802538 Fax.8803854
www:sman1bekasi.sch.id
E-mail: smanegeri1bekasi@yahoo.com Bekasi, 17112
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan YME. yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan laporan penelitian berjudul “Laporan Praktikum
Menanam Kangkung Hidroponik” ini sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
Tujuan dari penyusunan laporan penelitian ini adalah untuk pemenuhan tugas
mata pelajaran Biologi yang ditugaskan oleh Ibu Eti Maria, M.Pd. Kami
mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan saran beliau, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iii
I. PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Penelitian………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 1
C. Hipotesis …………………………………………………………... 1
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 1
II. LANDASAN TEORI …………………………………………………… 2
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ………………………... 2
B. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan ……………………………. 3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan 7
D. Hidroponik …………………………………………………………… 9
E. Kangkung ……………………………………………………………. 12
III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………….. 14
A. Alat dan Bahan ……………………………………………………….. 14
B. Cara Kerja Penelitian ………………………………………………… 14
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ………………………….. 14
D. Cara Pengambilan Data ……………………………………………… 14
IV. DATA DAN ANALISIS ………………………………………………… 15
A. Data Hasil Penelitian………………………………………………….. 15
B. Analisis ……………………………………………………………… 16
V. PENUTUP ………………………………………………………………. 17
A. Kesimpulan……………………………………………………………. 17
B. Saran…………………………………………………………………... 17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 18
LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pertumbuhan tanaman kangkung?
2. Bagaimana hormon mempengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung?
3. Bagaimana cahaya dan air dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kangkung?
C. Hipotesis
Hormon dan faktor eksternal seperti cahaya dan air akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kangkung.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana proses pertumbuhan tanaman kangkung.
2. Mengetahui pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.
3. Mengetahui pengaruh cahaya dan ketersediaan air pada pertumbuhan tanaman
kangkung.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
B. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Perkecambahan
Perkecambahan biji merupakan serangkaian proses penting yang
dimulai sejak dorman (periode diam) sampai menjadi bibit yang sedang
tumbuh.
Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis
sebagai berikut :
1. Imbibisi dan absorpsi
2. Hidrasi jaringan
3. Absorpsi oksigen
4. Pengaktifan enzim dan pencernaan
5. Transport molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio
6. Peningkatan respirasi dan similasi
7. Munculnya embrio
Perkecambahan dimulai dari penyerapan air oleh biji, sehingga
beratnya bertambah. Proses ini disebut dengan proses imbibisi. Pertambahan
berat biji yang siap berkecambah pada kacang kira-kira 1,5 kali berat biji
semula. Embrio menyekresikan hormon giberelin. Giberelin merangsang
aleuron untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim. Contohnya : amilase dan
protease.
Masuknya air pada biji mengaktifkan enzim dan memungkinkan
makanan cadangan (tepung) dihidrolisis menjadi larutan yang sesuai untuk
dibawa ke titik tumbuh kecambah. Kecepatan perkecambahan dapat juga
ditentukan oleh kecepatan menyiapkan makanan. Namun harus anda ingat,
disamping faktor air dan makanan, terdapat faktor lain yang dapat
mengendalikan perkecambahan yaitu faktor suhu dan persediaan oksigen.
Tahap perkecambahan ialah munculnya plantula (tanaman kecil) dari
dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio,
pada saat biji mengalami perkecambahan, bagian plumula akan tumbuh dan
berkembang menjadi batang sedangkan radikula akan tumbuh menjadi akar.
3
Ada dua tipe perkecambahan :
1. Hipogeal
2. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan
batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
Akar embrionik yaitu calon akar
4
Kotiledon yaitu cadangan makanan
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya
terbagi menjadi 3 daerah:
a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah
(meristematik)
b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta
daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang. Setelah fase
perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer
yang terletak di akar dan batang.
Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem
jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan
epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang
mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi
silinder pusat, yaitu floem dan xilem.
3. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil,
gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.
Tahapan pertumbuhan sekunder akar dan batang
a. Sel-sel kambium vaskuler terletak di antara xilem dan floem
5
b. Sel-sel kambium vaskuler melakukan pembelahan ke arah dalam
membentuk jaringan xilem sekunder dan ke arah luar membentuk
jaringan floem sekunder
c. Pembelahan selsel kambium vaskuler menghasilkan pertambahan
diameter batang sehingga epedermis terkelupas/mati. Pembelahan
Kambium gabus akan menggantikan fungsi epidermis yang rusak
4. Pembungaan
Tahapan pembungaan :
a. Induksi bunga (evokasi).
Jaringan meristem berubah menjadi jaringan meristem reproduktif.
b. Inisiasi bunga
Perubahan morfologis dari tunas vegetatif menjadi bentuk kuncup
reproduktif.
c. Menuju bunga mekar.
Terjadinya diferensiasi bagianbagian bunga/ megasporogenesis dan
mikrosporogenesis untuk penyempurnaan serta pematangan
organorgan reproduksi jantan dan betina.
d. Bunga mekar (anthesis).
Sesuai dengan namanya, pada tahap ini terjadi pemekaran bunga.
Biasanya, anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ
reproduksi jantan dan betina
e. Penyerbukan dan pembuahan.
Terbentuknya buah muda.
6
f. Perkembangan pemasakan buah dan biji.
Diawali dengan perbesaran bakal buah (ovarium) yang diikuti oleh
perkembangan endosperm (cadangan makanan) dan selanjutnya terjadi
perkembangan embrio.
7
2. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Faktor
eksternal tersebut antara lain nutrisi , cahaya, suhu, kelembapan dan aerasi.
a. Nutrisi
Nutrisi adalah unsur makronutrien dan mikronutrien, misalnya
karbondioksida.
Nutrisi diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai
penyusun komponen-komponen sel bagi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
Apabila suatu unsur tidak dapat tercukupi, tanaman akan
mengalami defisiensi . Defisiensi suatu unsur akan menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu
Berikut beberapa contoh tanaman yang mengalami defisiensi.
b. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin
yang terdapat pada ujung batang.
Lamanya penyinaran dapat direspon oleh tumbuhan dengan
berbeda-beda. Respon tumbuhan terhadap lama waktu terang (siang)
dan gelap (malam) setiap harinya disebut dengan foto periodisme.
8
c. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Enzim merupakan senyawa protein yang
dapat berperan sebagai katalisator dalam reaksireaksi kimia di dalam
sel. Enzim hanya dapat bekerja secara optimal jika suhunya optimal.
Peran suhu terhadap transpirasi, jika suhu naik, transpirasi
meningkat, sehingga tanaman kekurangan air dan hal ini akan
mengganggu pertumbuhan.
d. Kelembapan
Berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi, Jika
kelembapan rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan
air dan zatzat mineral juga meningkat, Hal itu akan meningkatkan
ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman.
e. Aerasi
Kandungan oksigen di dalam tanah, dipergunakan untuk aerasi
pada akar, jika kandungan oksigen cukup maka aerasinya baik dan hal
ini bermanfaat dalam perkembangan selsel akar dan juga berguna
untuk membantu penyerapan nutrisi.
D. Hidroponik
1. Pengertian Hidroponik
Hidroponik adalah suatu budidaya menanam dengan mamakai
(memanfaatkan) air tanpa memakai tanah dan menekankan penumbuhan
kebutuhan nutrisi untuk tanaman. Kebutuhan air pada tanaman hidroponik
lebih sedikit dibandingkan kebutuhan air pada budidaya dengan memakai
media tanah. Hidroponik memakai air yang lebih efisien, jadi sangat cocok
diterapkan pada daerah yang mempunyai pasokan air yang terbatas.
2. Teknik Hidroponik
a. Sistem Drip
Drip sistem adalah cara bercocok tanam hidroponik menggunakan
sistem irigasi tetes untuk mengalirkan nutrisi ke wilayah perakaran
melalui selang irigasi dengan menggunakan dripper yang diatur
waktunya dengan timer. Media tanam pada drip sistem ini yaitu batu
apung, zeolit, sekam bakar, dan sabut kelapa yang berfungsi sebagai
9
tempat akar berkembang dan memperkokoh kedudukan tanaman
(Tallei, 2017).
10
(wick system) bisa menggunakan bahan-bahan daur ulang seperti gelas
bekas minuman atau botol bekas sebagai wadah untuk nutrisi.
Tanaman pada sistem ini mendapatkan nutrisi yang diserap melalui
sumbu atau kain flanel. Sistem ini seperti kompor minyak tanah.
5. Manfaat Hidroponik
Hasil dan kualitas tanaman lebih tinggi
Lebih terbebas dari hama dan penyakit
Penggunaan air dan pupuk lebih hemat
11
Dapat untuk mengatasi masalah tanah
Dapat untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan
E. Kangkung
1. Klasifikasi Kangkung
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan Dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea L.
Spesies : Ipomoea aquatica Forssk.
b. Batang
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbaceous) dari buku-bukunya mudah sekali keluar
akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama
batangnya akan merayap (menjalar).
c. Daun
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan
di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhan
12
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis
kangkung darat.
d. Bunga
Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun
mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .
e. Buah
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna
buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung
berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.
f. Biji
Biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis
kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generatif.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Baskom
2. Saringan (ukuran disesuaikan dengan baskom)
3. Kain planel/kapas
4. Gunting
5. Biji Kangkung
6. Plastik hitam
7. Air
14
BAB IV
Keterengan :
Tinggi diukur dalam cm
„-„ menandakan data hilang
15
B. Analisis
1. Pada hari pertama, biji belum mengalami pertumbuhan. Biji yang baru
ditanam akan mengalami imbibisi, yaitu proses masuknya air ke dalam
benih untuk memicu dimulainya proses perkecambahan. Masuknya air
pada biji mengaktifkan enzim dan memungkinkan makanan cadangan
(tepung) dihidrolisis menjadi larutan yang sesuai untuk dibawa ke titik
tumbuh kecambah.
2. Pada hari kedua, biji mulai mengalami perkecambahan. Hal ini ditandai
dengan munculnya radikula yang akan tumbuh menjadi akar dan plumula
yang akan tumbuh menjadi batang.
3. Pada hari ketiga, hanya terjadi pemanjangan batang dan akar.
4. Pada hari keempat, pada tanaman percobaan pertama sudah muncul bakal
daun, sedangkan pada percobaan kedua masih mengalami pemanjangan
batang secara pesat karena mengalami etiolasi.
5. Pada hari kelima, pada tanaman percobaan pertama semakin banyak daun
yang bermunculan, sedangkan pada tanaman percobaan kedua mulai
terlihat bakal daun pertama.
6. Pada hari keenam hingga hari kesepuluh, semua tanaman terus mengalami
pemanjangan batang dan penambahan jumlah daun. Selain itu, terjadi juga
fototropisme positif pada tumbuhan akibat pengaruh cahaya matahari. Hal
ini terjadi karena hormon auksin yang berada pada sisi yang terkena
matahari mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan batang yang berada
di sisi lain menjadi lebih cepat dibandingkan sisi yang terkena matahari.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai dari
perkecambahan. Perkecambahan dapat terjadi ketika biji memperoleh air yang
cukup sehingga dapat menghentikan dormansi. Air yang masuk akan
menyekresikan hormone giberelin untuk memicu terjadinya pertumbuhan.
Akar dan batang yang sudah tumbuh akan mengalami proses pertambahan,
pemanjangan dan diferensiasi sel yang dibantu oleh berbagai hormon, seperti
hormon auksin, sitokinin, giberelin, dll.
Faktor eksternal seperti cahaya juga sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya diperlukan tumbuhan
untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya tumbuhan akan mati karena tidak
bisa memproduksi makanannya sendiri. Namun, cahaya yang berlebih juga
dapat berdampak buruk pada tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon
auksin yang berperan penting dalam pemanjangan sel tumbuhan. Selain
cahaya, air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak akan menghentikan proses
dormansinya sehingga tidak akan terjadi pertumbuhan, bahkan
perkecambahan. Air juga sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan
karena air diperlukan untuk proses metabolisme di dalam sel tumbuhan.
B. Saran
Dalam melakukan penelitian seperti ini, pastikan tumbuhan mendapat
air yang cukup, media tanam yang baik, cahaya matahari yang optimal, serta
kualitas biji yang baik. Jika hal-hal tersebut tidak terpenuhi, maka biji akan
tetap dalam keadaan dormansi atau pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan tidak akan optimal. Selain itu, penelti juga harus mencatat dan
mendokumentasikan setiap proses pertumbuhan dan perkembangan secara
teliti dan akurat agar mendapatkan hasil penelitian yang akurat.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
1. Chatarina Meiliawati
a. Hari ke -1
b. Hari ke -2
19
c. Hari ke -3
d. Hari ke -4
e. Hari ke -5
20
f. Hari ke -6
g. Hari ke -7
21
h. Hari ke -8
i. Hari ke -9
j. Hari ke -10
22
2. Nabila Nurul
a. Hari ke -1
b. Hari ke -2
c. Hari ke -3
23
d. Hari ke -4
e. Hari ke -5
Foto Hilang
f. Hari ke -6
Foto Hilang
g. Hari ke -7
Foto Hilang
h. Hari ke -8
Foto Hilang
i. Hari ke -9
Foto Hilang
j. Hari ke -10
Foto Hilang
3. Rahma Evelyna
a. Hari ke -1
Tidak ada
b. Hari ke -2
Tidak ada
c. Hari ke -3
Tidak ada
24
d. Hari ke -4
Tidak ada
e. Hari ke -5
Tidak ada
f. Hari ke -6
Tidak ada
g. Hari ke -7
Tidak ada
h. Hari ke -8
Tidak ada
i. Hari ke -9
Tidak ada
j. Hari ke -10
Tidak ada
4. Robert Benyamin
a. Hari ke -1
25
b. Hari ke -2
c. Hari ke -3
d. Hari ke -4
26
e. Hari ke -5
f. Hari ke -6
g. Hari ke -7
27
h. Hari ke -8
i. Hari ke -9
j. Hari ke -10
28
5. Syafira Rizma
a. Hari ke -1
b. Hari ke -2
c. Hari ke -3
Foto hilang
29
d. Hari ke -4
e. Hari ke -5
Foto hilang
f. Hari ke -6
Foto hilang
g. Hari ke -7
Foto hilang
h. Hari ke -8
i. Hari ke -9
Foto hilang
30
j. Hari ke -10
31