Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

MENANAM KANGKUNG HIDROPONIK

Disusun Oleh:
1. Chatarina Meiliawati K (12)
2. Nabila Nurul Zakkiyah (27)
3. Rahma Evelyna Putri (28)
4. Robert Benyamin (33)
5. Syafira Rizma Putri A (35)
XII MIPA 8

SMAN 1 KOTABEKASI
Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp. 8802538 Fax.8803854
www:sman1bekasi.sch.id
E-mail: smanegeri1bekasi@yahoo.com Bekasi, 17112
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan YME. yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan laporan penelitian berjudul “Laporan Praktikum
Menanam Kangkung Hidroponik” ini sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Tujuan dari penyusunan laporan penelitian ini adalah untuk pemenuhan tugas
mata pelajaran Biologi yang ditugaskan oleh Ibu Eti Maria, M.Pd. Kami
mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan saran beliau, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.

Dengan laporan penelitian ini, peneliti berharap pembaca dapat memahami


mengenai bagaimana cara menanam kangkung hidroponik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya.

Peneliti dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa laporan penelitian ini


masih memiliki kekurangan. Maka dari itu peneliti mengharapkan kritik dan saran
sebagai masukan bagi peneliti ke depannya dalam pembuatan laporan penelitaian.
Akhir kata peneliti mengucapkan mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang
berkenan. Sekian dan terima kasih.

Bekasi, 17 Agustus 2021

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iii
I. PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Penelitian………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 1
C. Hipotesis …………………………………………………………... 1
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 1
II. LANDASAN TEORI …………………………………………………… 2
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ………………………... 2
B. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan ……………………………. 3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan 7
D. Hidroponik …………………………………………………………… 9
E. Kangkung ……………………………………………………………. 12
III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………….. 14
A. Alat dan Bahan ……………………………………………………….. 14
B. Cara Kerja Penelitian ………………………………………………… 14
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ………………………….. 14
D. Cara Pengambilan Data ……………………………………………… 14
IV. DATA DAN ANALISIS ………………………………………………… 15
A. Data Hasil Penelitian………………………………………………….. 15
B. Analisis ……………………………………………………………… 16
V. PENUTUP ………………………………………………………………. 17
A. Kesimpulan……………………………………………………………. 17
B. Saran…………………………………………………………………... 17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 18
LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri mahluk hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring. Pertumbuhan pada tanaman
terjadi karena adanya pertambahan ukuran (volume) yang irreversible (tidak
dapat balik) yang disebabkan adanya pertambahan jumlah sel melalui proses
pembelahan sel secara mitosis pada titik tumbuh dan pembesaran dari tiap-tiap
sel, sedangkan perkembangan merupakan spesialisasi sel-sel menjadi struktur dan
fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat
dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan
perkecambahan. Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil.
Setelah tumbuh hingga mencapai ukuran dan usia tertentu akan berkembang
membentuk bunga dan buah atau biji sebagai alat perkembanganbiakan.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormone, sedangkan faktor eksternal
meliputi suhu, udara, cahaya, kelembapan udara, serta ketersediaan air tanah dan
mineral.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pertumbuhan tanaman kangkung?
2. Bagaimana hormon mempengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung?
3. Bagaimana cahaya dan air dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kangkung?

C. Hipotesis
Hormon dan faktor eksternal seperti cahaya dan air akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kangkung.

D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana proses pertumbuhan tanaman kangkung.
2. Mengetahui pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.
3. Mengetahui pengaruh cahaya dan ketersediaan air pada pertumbuhan tanaman
kangkung.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya tinggi, volume, atau massa
tubuh pada makhluk hidup yang bersifat kuantitatif (bisa diukur dan dihitung
dengan angka). Proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau
jumlah) yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi semula)
Pertumbuhan ini bisa dilihat dengan melihat tampilan fisik makhluk hidup
tersebut. Contohnya: Bertambahnya tinggi suatu tanaman.
Pekembangan merupakan suatu proses differensiasi, organogenesis, dan
diakhiri dengan terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan lebih dewasa
yang bersifat kualitatif (tidak dapat dituliskan dengan angka) Perkembangan tidak
terbatas pada usia, ini berarti makhluk hidup akan terus berkembang seiring
pertambahan usianya.
Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua proses ini, pertumbuhan
dan perkembangan berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan
saling terkait.
Proses pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi faktor internal (dari
organisme itu sendiri) dan eksternal (dari lingkungan). Pengaruh faktor internal
dan eksternal saling berinteraksi, sehingga sulit untuk menentukan mana yang
paling berpengaruh.

Proses Pertumbuhan dan Perkembangan

2
B. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Perkecambahan
Perkecambahan biji merupakan serangkaian proses penting yang
dimulai sejak dorman (periode diam) sampai menjadi bibit yang sedang
tumbuh.
Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis
sebagai berikut :
1. Imbibisi dan absorpsi
2. Hidrasi jaringan
3. Absorpsi oksigen
4. Pengaktifan enzim dan pencernaan
5. Transport molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio
6. Peningkatan respirasi dan similasi
7. Munculnya embrio
Perkecambahan dimulai dari penyerapan air oleh biji, sehingga
beratnya bertambah. Proses ini disebut dengan proses imbibisi. Pertambahan
berat biji yang siap berkecambah pada kacang kira-kira 1,5 kali berat biji
semula. Embrio menyekresikan hormon giberelin. Giberelin merangsang
aleuron untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim. Contohnya : amilase dan
protease.
Masuknya air pada biji mengaktifkan enzim dan memungkinkan
makanan cadangan (tepung) dihidrolisis menjadi larutan yang sesuai untuk
dibawa ke titik tumbuh kecambah. Kecepatan perkecambahan dapat juga
ditentukan oleh kecepatan menyiapkan makanan. Namun harus anda ingat,
disamping faktor air dan makanan, terdapat faktor lain yang dapat
mengendalikan perkecambahan yaitu faktor suhu dan persediaan oksigen.
Tahap perkecambahan ialah munculnya plantula (tanaman kecil) dari
dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio,
pada saat biji mengalami perkecambahan, bagian plumula akan tumbuh dan
berkembang menjadi batang sedangkan radikula akan tumbuh menjadi akar.

3
Ada dua tipe perkecambahan :
1. Hipogeal

Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Plumula terbawa ke atas tanah


karena pertumbuhan memanjang bagian epikotil.
Hal itu disebabkan pertumbuhan hipokotilnya sangat sedikit atau tidak
memanjang sama sekali sehingga kotiledonnya tetap berada di dalam testa,
dengan tunas muda dan akar muncul dari dalam biji.
2. Epigeal

Kotiledon terangkat ke atas tanah karena pertumbuhan memanjang


bagian hipokotil.
Kotiledon muncul sebagai keping biji hijau. Hipokotil berbentuk kait
dan ujung plumula terletak di antara dua keping biji.
Tujuannya, agar ujung plumula terlindung dari kerusakan akibat abrasi
tanah.

2. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan
batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
 Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
 Akar embrionik yaitu calon akar

4
 Kotiledon yaitu cadangan makanan
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya
terbagi menjadi 3 daerah:
a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah
(meristematik)
b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta
daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang. Setelah fase
perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer
yang terletak di akar dan batang.
Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem
jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan
epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang
mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi
silinder pusat, yaitu floem dan xilem.

Pertumbuhan Primer pada Akar

3. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil,
gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.
Tahapan pertumbuhan sekunder akar dan batang
a. Sel-sel kambium vaskuler terletak di antara xilem dan floem

5
b. Sel-sel kambium vaskuler melakukan pembelahan ke arah dalam
membentuk jaringan xilem sekunder dan ke arah luar membentuk
jaringan floem sekunder
c. Pembelahan selsel kambium vaskuler menghasilkan pertambahan
diameter batang sehingga epedermis terkelupas/mati. Pembelahan
Kambium gabus akan menggantikan fungsi epidermis yang rusak

Tahapan Pertumbuhan Sekunder Batang

4. Pembungaan
Tahapan pembungaan :
a. Induksi bunga (evokasi).
Jaringan meristem berubah menjadi jaringan meristem reproduktif.
b. Inisiasi bunga
Perubahan morfologis dari tunas vegetatif menjadi bentuk kuncup
reproduktif.
c. Menuju bunga mekar.
Terjadinya diferensiasi bagianbagian bunga/ megasporogenesis dan
mikrosporogenesis untuk penyempurnaan serta pematangan
organorgan reproduksi jantan dan betina.
d. Bunga mekar (anthesis).
Sesuai dengan namanya, pada tahap ini terjadi pemekaran bunga.
Biasanya, anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ
reproduksi jantan dan betina
e. Penyerbukan dan pembuahan.
Terbentuknya buah muda.

6
f. Perkembangan pemasakan buah dan biji.
Diawali dengan perbesaran bakal buah (ovarium) yang diikuti oleh
perkembangan endosperm (cadangan makanan) dan selanjutnya terjadi
perkembangan embrio.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam (internal) yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
meliputi faktor genetis dan fitohormon. Gen merupakan faktor hereditas atau
pembawa sifat yang terdapat dalam tubuh tanaman. Faktor ini sangat
berperanan dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Selain faktor genetis, faktor internal yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah zat pengatur tumbuh yang
disebut fitohormon. Fitohormon adalah sekumpulan zat yang membantu
pertumbuhan, sering disebut sebagai zat penumbuh atau hormon
pertumbuhan.
Hormon pertumbuhan pada tumbuhan ada bermacam-macam
diantaranya:
 Auksin
Bekerja mempengaruhi/mempercepat proses pembelahan sel-sel meristem
di ujung-ujung tunas (batang dan akar). Kerjanya akan efektif bila tak ada
cahaya.
 Giberelin
Giberelin dapat mempercepat tumbuhnya tunas, dan mempercepat
perbungaan (vernalisasi), yang berarti mempercepat pembuahan.
 Sitokinin
Mempercepat pembelahan sel pada tumbuhan atau biasa disebut dengan
sitokinesis.
 Asam Absisat
Asam abisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
 Etilen
Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan buah
yang lebih cepat.
 Kalin
Kalin adalah hormon pertumbuhan yang memengaruhi pembentukan
organ tanaman seperti akar, batang, daun, dan bunga.

7
2. Faktor Luar (Eksternal)
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Faktor
eksternal tersebut antara lain nutrisi , cahaya, suhu, kelembapan dan aerasi.
a. Nutrisi
Nutrisi adalah unsur makronutrien dan mikronutrien, misalnya
karbondioksida.
Nutrisi diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai
penyusun komponen-komponen sel bagi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
Apabila suatu unsur tidak dapat tercukupi, tanaman akan
mengalami defisiensi . Defisiensi suatu unsur akan menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu
Berikut beberapa contoh tanaman yang mengalami defisiensi.

b. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin
yang terdapat pada ujung batang.
Lamanya penyinaran dapat direspon oleh tumbuhan dengan
berbeda-beda. Respon tumbuhan terhadap lama waktu terang (siang)
dan gelap (malam) setiap harinya disebut dengan foto periodisme.

8
c. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Enzim merupakan senyawa protein yang
dapat berperan sebagai katalisator dalam reaksireaksi kimia di dalam
sel. Enzim hanya dapat bekerja secara optimal jika suhunya optimal.
Peran suhu terhadap transpirasi, jika suhu naik, transpirasi
meningkat, sehingga tanaman kekurangan air dan hal ini akan
mengganggu pertumbuhan.

d. Kelembapan
Berpengaruh terhadap laju penguapan atau transpirasi, Jika
kelembapan rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan
air dan zatzat mineral juga meningkat, Hal itu akan meningkatkan
ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman.

e. Aerasi
Kandungan oksigen di dalam tanah, dipergunakan untuk aerasi
pada akar, jika kandungan oksigen cukup maka aerasinya baik dan hal
ini bermanfaat dalam perkembangan selsel akar dan juga berguna
untuk membantu penyerapan nutrisi.

D. Hidroponik
1. Pengertian Hidroponik
Hidroponik adalah suatu budidaya menanam dengan mamakai
(memanfaatkan) air tanpa memakai tanah dan menekankan penumbuhan
kebutuhan nutrisi untuk tanaman. Kebutuhan air pada tanaman hidroponik
lebih sedikit dibandingkan kebutuhan air pada budidaya dengan memakai
media tanah. Hidroponik memakai air yang lebih efisien, jadi sangat cocok
diterapkan pada daerah yang mempunyai pasokan air yang terbatas.

2. Teknik Hidroponik
a. Sistem Drip
Drip sistem adalah cara bercocok tanam hidroponik menggunakan
sistem irigasi tetes untuk mengalirkan nutrisi ke wilayah perakaran
melalui selang irigasi dengan menggunakan dripper yang diatur
waktunya dengan timer. Media tanam pada drip sistem ini yaitu batu
apung, zeolit, sekam bakar, dan sabut kelapa yang berfungsi sebagai

9
tempat akar berkembang dan memperkokoh kedudukan tanaman
(Tallei, 2017).

b. Sistem Hidroponik EBB dan Flow System


EBB dan Flow System dikenal juga dengan sebutan sistem pasang
surut. Pada sistem EBB dan flow system larutan nutrisi diberikan
dengan cara menggenangi wilayah perakaran dengan waktu yang telah
ditentukan. Setelah cukup, maka larutan nutrisi tersebut dialirkan
kembali ke wadah penampungan pupuk. Larutan nutrisi akan mengisi
sistem mencapai ketinggian dari overflow yang telah disiapkan
sehingga merendam akar tanaman hidroponik tersebut. Tabung harus
diatur sekitar dua inch di bawah permukaan atas media tumbuh.

c. Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique (NFT)


Pada sistem ini larutan nutrisi secara terus menerus dialirkan mengenai
akar tanaman menggunakan pipa PVC dan pompa dengan teknik
sirkulasi (Swastika, 2018). Posisi tanaman yang tumbuh pada lapisan
aliran nutrisi yang tidak dalam (dangkal) dapat membuat sebagian akar
terendam dan memperoleh nutrisi sehingga sebagian lainnya berada di
atas memperoleh oksigen. Nutrisi yang disediakan untuk tanaman
akan diterima oleh akar secara terus menerus menggunakan pompa air
yang ditempatkan pada penampung nutrisi yang disusun sedemikian
rupa agar pengaliran menjadi efektif (Tellei, 2017).

d. Teknik Hidroponik Deep Water Culture (DWC)


Deep Water Culture (DWC) dikenal juga dengan istilah floating raft
system (sistem rakit apung). Sistem DWC ini disukai oleh masyarakat
maupun pelaku hidroponik pemula karena lebih mudah ditangani.
Sistem DWC sangat sederhana karena kaar direndam dalam larutan
nutrisi dan sebaiknya menggunakan pompa udara untuk akuarium
untuk memberikan oksigen pada larutan nutrisi. Dan yang perlu
diingat adalah sebaiknya wadahnya tertutup agar pencegah penetrasi
sinar matahari ke dalam sistem sehingga mencegah pertumbuhan alga.

e. Teknik Hidroponik Wick System


Wick system atau dikenal juga dengan sistem sumbu. Sistem ini sering
disebut metode hidroponik yang paling sederhana. Sistem sumbu

10
(wick system) bisa menggunakan bahan-bahan daur ulang seperti gelas
bekas minuman atau botol bekas sebagai wadah untuk nutrisi.
Tanaman pada sistem ini mendapatkan nutrisi yang diserap melalui
sumbu atau kain flanel. Sistem ini seperti kompor minyak tanah.

f. Sistem Hidroponnik Aeroponik


Sistem aeroponik yaitu tanaman ditumbuhkan pada udara yang lembap
tanpa menggunakan tanah atau medium agregat. Dalam sistem
aeroponik tidak menggunakan wadah untuk menggenangkan larutan
nutrisi ataupun dibuatkan tempat aliran nutrisi agar akar bisa menyerap
gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

3. Alat dan Bahan Hidroponik


o Pipa paralon dengan diameter 3 inci,
o Gelas plastik,
o Penyambung paralon,
o Penutup paralon,
o Gergaji,
o Selang,
o Pompa aquarium,
o Air,
o Spons,
o Biji tanaman hidroponik.
o Nutrisi hidroponik

4. Cara Penanaman Hidroponik


a. Mempersiapkan alat dan bahan
b. Melubangi pipa paralon
c. Melubangi gelas plastik
d. Memasang pompa air
e. Meletakkan bibit tanaman hidroponik
f. Memberikan larutan nutrisi pada tanaman hidroponik

5. Manfaat Hidroponik
 Hasil dan kualitas tanaman lebih tinggi
 Lebih terbebas dari hama dan penyakit
 Penggunaan air dan pupuk lebih hemat

11
 Dapat untuk mengatasi masalah tanah
 Dapat untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan

E. Kangkung
1. Klasifikasi Kangkung
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Tumbuhan Dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea L.
Spesies : Ipomoea aquatica Forssk.

2. Morfologi Tanaman Kangkung


a. Akar
Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari
satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang
dan cabang-cabangnya akar menyebar ke semua arah, dapat
menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar
secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis
kangkung air.

b. Batang
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbaceous) dari buku-bukunya mudah sekali keluar
akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama
batangnya akan merayap (menjalar).

c. Daun
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan
di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhan

12
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis
kangkung darat.

d. Bunga
Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun
mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .

e. Buah
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna
buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung
berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.

f. Biji
Biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis
kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generatif.

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Baskom
2. Saringan (ukuran disesuaikan dengan baskom)
3. Kain planel/kapas
4. Gunting
5. Biji Kangkung
6. Plastik hitam
7. Air

B. Cara Kerja Penelitian


1. Siapkan kain planel/kapas, gunting melingkar sama dengan diameter
saringan.
2. Masukkan kain planel/kapas yang sudah digunting.
3. Siapkan air.
4. Tuangkan air ke dalam baskom.
5. Masukkan saringan yang sudah diberi kain planel/kapas.
6. Setelah kain planel basah, masukkan satu persatu biji kangkung ke
dalam saringan dengan berjarak agar tumbuhnya bagus
7. Tutup hingga batang tumbuh cukup tinggi.
8. Lepaskan plastik lalu letakkan saringan dan baskom di tempat yang
mendapat cahaya yang cukup.
9. Dokumentasikan pertumbuhan kangkung setiap hari.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian


1. Waktu : 7-16 Agustus 2021
2. Tempat : Rumah Peneliti

D. Cara Pengambilan Data


Penelitian ini menggunakan metode observasi dan dokumentasi dalam
pengambilan sampel data. Setiap hari pertumbuhan kangkung diamati dan
dicatat serta didokumentasikan untuk mendapatkan data pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kangkung.

14
BAB IV

DATA DAN ANALISIS


A. Data Hasil Penelitian
Percobaan ke – 1 (Chatarina Meiliawati K.)
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi 0 0,7 2,5 3,4 4,4 5,1 5,5 5,8 6,3 6,7
Batang
Minimum
Tinggi 0 1 3,3 4,3 5,6 5,9 6,2 6,6 7 7,4
Batang
Maksimum
Percobaan ke – 2 (Robert Benyamin)
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi 0 0.5 1 3 5 7 8 9 10 11
Batang
Minimum
Tinggi 0 1 3 6 8 10 12 13 14 15
Batang
Maksimum
Percobaan ke – 3 (Syafira Rizma P)
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi 0 0,1 - 1 - - - 7 - 9
Batang
Minimum
Tinggi 0 0,5 - 3 - - - 10 - 14
Batang
Maksimum
Percobaan ke – 4 (Nabila Nurul Z.)
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi 0 0,2 2 3,7 - - - - - -
Batang
Minimum
Tinggi 0 0,5 3 5 - - - - - -
Batang
Maksimum

Keterengan :
 Tinggi diukur dalam cm
 „-„ menandakan data hilang

15
B. Analisis
1. Pada hari pertama, biji belum mengalami pertumbuhan. Biji yang baru
ditanam akan mengalami imbibisi, yaitu proses masuknya air ke dalam
benih untuk memicu dimulainya proses perkecambahan. Masuknya air
pada biji mengaktifkan enzim dan memungkinkan makanan cadangan
(tepung) dihidrolisis menjadi larutan yang sesuai untuk dibawa ke titik
tumbuh kecambah.
2. Pada hari kedua, biji mulai mengalami perkecambahan. Hal ini ditandai
dengan munculnya radikula yang akan tumbuh menjadi akar dan plumula
yang akan tumbuh menjadi batang.
3. Pada hari ketiga, hanya terjadi pemanjangan batang dan akar.
4. Pada hari keempat, pada tanaman percobaan pertama sudah muncul bakal
daun, sedangkan pada percobaan kedua masih mengalami pemanjangan
batang secara pesat karena mengalami etiolasi.
5. Pada hari kelima, pada tanaman percobaan pertama semakin banyak daun
yang bermunculan, sedangkan pada tanaman percobaan kedua mulai
terlihat bakal daun pertama.
6. Pada hari keenam hingga hari kesepuluh, semua tanaman terus mengalami
pemanjangan batang dan penambahan jumlah daun. Selain itu, terjadi juga
fototropisme positif pada tumbuhan akibat pengaruh cahaya matahari. Hal
ini terjadi karena hormon auksin yang berada pada sisi yang terkena
matahari mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan batang yang berada
di sisi lain menjadi lebih cepat dibandingkan sisi yang terkena matahari.

16
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai dari
perkecambahan. Perkecambahan dapat terjadi ketika biji memperoleh air yang
cukup sehingga dapat menghentikan dormansi. Air yang masuk akan
menyekresikan hormone giberelin untuk memicu terjadinya pertumbuhan.
Akar dan batang yang sudah tumbuh akan mengalami proses pertambahan,
pemanjangan dan diferensiasi sel yang dibantu oleh berbagai hormon, seperti
hormon auksin, sitokinin, giberelin, dll.
Faktor eksternal seperti cahaya juga sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya diperlukan tumbuhan
untuk melakukan fotosintesis. Tanpa cahaya tumbuhan akan mati karena tidak
bisa memproduksi makanannya sendiri. Namun, cahaya yang berlebih juga
dapat berdampak buruk pada tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon
auksin yang berperan penting dalam pemanjangan sel tumbuhan. Selain
cahaya, air juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak akan menghentikan proses
dormansinya sehingga tidak akan terjadi pertumbuhan, bahkan
perkecambahan. Air juga sangat penting untuk kelangsungan hidup tumbuhan
karena air diperlukan untuk proses metabolisme di dalam sel tumbuhan.

B. Saran
Dalam melakukan penelitian seperti ini, pastikan tumbuhan mendapat
air yang cukup, media tanam yang baik, cahaya matahari yang optimal, serta
kualitas biji yang baik. Jika hal-hal tersebut tidak terpenuhi, maka biji akan
tetap dalam keadaan dormansi atau pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan tidak akan optimal. Selain itu, penelti juga harus mencatat dan
mendokumentasikan setiap proses pertumbuhan dan perkembangan secara
teliti dan akurat agar mendapatkan hasil penelitian yang akurat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Aris. 2021. Hidroponik. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian


hidroponik/, diakses pada 17 Agutsus 2021
Modul Pengayaan Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu Alam Kelas XII Semester
1. 2020. Yogyakarta: Media Pressindo.
Nandy, 2021. 6 Macam Teknik Hidroponik/Sistem Hidroponik. https://www.
gramedia.com/best-seller/teknik-sistem-hidroponik/, diakses pada 17 Agustus
2021
Purnamasari, Apon. Modul Pembelajaran Biologi SMA Kelas XII KD 3.1. 2020.
Bandung: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan
DIKMEN.
Ulfah, Sarrah, 2020. Sedang Tren! Ketahui 7 Tahap Menanam Hidroponik di Rumah.
https://www.popmama.com/life/home-and-living/sarrah-ulfah/tahap
menanam-hidroponik-di-rumah/7, diakses pada 17 Agustus 2021
Welianto, Ari. 2020. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/10/163000969/pertumbuhan
dan-perkembangan-pada-tumbuhan?page=all, diakses pada 17 Agutus 2021

18
LAMPIRAN

1. Chatarina Meiliawati
a. Hari ke -1

b. Hari ke -2

19
c. Hari ke -3

d. Hari ke -4

e. Hari ke -5

20
f. Hari ke -6

g. Hari ke -7

21
h. Hari ke -8

i. Hari ke -9

j. Hari ke -10

22
2. Nabila Nurul
a. Hari ke -1

b. Hari ke -2

c. Hari ke -3

23
d. Hari ke -4

e. Hari ke -5
Foto Hilang
f. Hari ke -6
Foto Hilang
g. Hari ke -7
Foto Hilang
h. Hari ke -8
Foto Hilang
i. Hari ke -9
Foto Hilang
j. Hari ke -10
Foto Hilang

3. Rahma Evelyna
a. Hari ke -1
Tidak ada
b. Hari ke -2
Tidak ada
c. Hari ke -3
Tidak ada

24
d. Hari ke -4
Tidak ada
e. Hari ke -5
Tidak ada
f. Hari ke -6
Tidak ada
g. Hari ke -7
Tidak ada
h. Hari ke -8
Tidak ada
i. Hari ke -9
Tidak ada
j. Hari ke -10
Tidak ada

4. Robert Benyamin
a. Hari ke -1

25
b. Hari ke -2

c. Hari ke -3

d. Hari ke -4

26
e. Hari ke -5

f. Hari ke -6

g. Hari ke -7

27
h. Hari ke -8

i. Hari ke -9

j. Hari ke -10

28
5. Syafira Rizma
a. Hari ke -1

b. Hari ke -2

c. Hari ke -3
Foto hilang

29
d. Hari ke -4

e. Hari ke -5
Foto hilang
f. Hari ke -6
Foto hilang
g. Hari ke -7
Foto hilang
h. Hari ke -8

i. Hari ke -9
Foto hilang

30
j. Hari ke -10

31

Anda mungkin juga menyukai