Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEORI EVOLUSI

NEO-DARWINISME

DISUSUN OLEH :
ANDI NURSYAWAL (02)
ADELIA NURURRAHMAH (03)
KEYZIA ADZRA AFIFAH (16
MUHAMMAD GHAZALI (18)
MUKHRIMAH AHRANI (19)
NURMALA DEWI A (26)
NURUL AMALIA RIZKI (27)
TENRI ABENG (34)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas izin-Nya lah yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua dan yang telah memberikan
kecerdasan ilmu dan wawasan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Teori Evolusi Neo-Darwinisme” yang juga merupakan salah satu tugas mata pelajaran Biologi
kelas 12. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhamad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya, serta mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. Amin.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap hal ini dapat menambah wawasan mengenai Teori
Evolusi Neo-Darwinisme Apabila ada kesalahan, sekiranya itu adalah hal yang wajar mengingat
kita sebagai manusia tidak ada yang sempurna. Kritik serta saran senantiasa kami terima agar
kedepannya penulis dapat membuat makalah yang jauh lebih baik lagi

Penulis,

22 Januari 2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A.Latar Belakang...................................................................................................................
B.Rumusan Masalah ..........................................................................................................
C.Tujuan Masalah ..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................
A. pengertian evolusi..............................................................................................................
B. pengertian teori Neo-Darwinisme.....................................................................................
C. perkembangan Teori Neo-Darwinisme.................................................................
D. Pandangan Baru Tentang Evolusi...............................................................
E. tokoh tokoh penganut Neo-Darwinisme...............................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................


Kesimpulan .......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Charles Darwin mendasarkan teorinya (yang dikenal dengan teori Darwinisme) pada
berbagai pengamatan yang ia lakukan sebagai seorang naturalis muda di atas kapal H.M.S
Beagle, yang berlayar pada akhir 1831. Selama pelayarannnya, ia mencatat dua peristiwa
besar yang menarik perhatiannya, yaitu adanya kura-kura raksasa dan variasi burung Finch
yang diamatinya di kepulauan Galapagos.
Di tahun 1859, ia menerbitkan pandangan-pandangannya dalam bukunya "The Origin of
Species Natural Selection" . Dalam buku ini dia berpendapat bahwa semua spesies berasal
dari satu nenek moyang, yang berevolusi dari satu jenis ke jenis lain sejalan dengan waktu
melalui perubahan-perubahan kecil.
Yang membuat Teori Darwin berbeda adalah penekanannya pada "seleksi alam". Darwin
berteori bahwa terdapat persaingan untuk mempertahankan kelangsungan hidup di alam, dan
bahwa seleksi alam adalah bertahan hidupnya spesies kuat, yang mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Namun lambat laun teori Darwin mulai mengalami masalah-masalah
keabsahan teorinya tersebut. Beberapa ilmuwan meragukan dan mempertanyakan kebenaran
teorinya, seperti H.S. Lipson (ahli fisika Inggris), Louis Pasteur dan yang terakhir adalah
seorang pendeta dan ahli tumbuhan Austria, Gregor Mendel. Mendel menyokong keyakinan
agama tentang penciptaan khusus. Mendel menempatkan Darwinisme pada keadaan yang
amat sulit. Karena alasan inilah, para ilmuwan yang mendukung Darwinisme berusaha
mengembangkan suatu rumusan evolusi lain pada perempat pertama abad ke-20. Maka,
lahirlah "neo-Darwinisme" [Darwinisme Baru].
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian Evolusi
2. Menjelaskan Pengertian Teori Neo-Darwinisme
3. Menjelaskan Perkembangan Teori Neo-Darwinisme
4. Menjelaskan Pandangan Baru Terhadap Evolusi
5. Menjelaskan Tokoh Tokoh Penganut Neo-Darwinisme

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Evolusi
2. Mengetahui Pengertian Teori Neo-Darwinisme
3. Mengetahui Perkembangan Teori Neo-Darwinisme
4. Mengetahui Bagaiman Pandangan baru terhadap Evolusi
5. Mengetahui Tokoh Tokoh Penganut Neo-Darwinisme
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evolusi
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme gen
yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat
diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama
variasi, reproduksi, dan seleksi.Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan.hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang
berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu
populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa
generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan
acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh
probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi.Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini
akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai
puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang
satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek
moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.

B. Pengertian Neo-Darwinisme
Teori evolusi Neo-Darwinisme mengatakan bahwa kehidupan berkembang atau berevolusi
melalui dua mekanisme alamiah: seleksi alam dan mutasi. Pada dasarnya teori ini menekankan
bahwa seleksi alam dan mutasi adalah dua mekanisme yang saling melengkapi. Sumber dari
perubahan secara evolusi adalah mutasi acak yang terjadi dalam struktur genetik makhluk hidup.
Sifat yang dihasilkan dari mutasi ini kemudian dipilah dengan mekanisme seleksi alam, dan
dengan cara inilah makhluk hidup berevolusi.

C. Perkembangan Teori Neo-Darwinisme


Teori Darwin jatuh terpuruk dalam krisis karena hukum-hukum genetika yang ditemukan pada
perempat pertama abad ke-20. Meskipun demikian, sekelompok ilmuwan yang bertekad bulat
tetap setia kepada Darwin berusaha mencari jalan keluar. Sekelompok Ilmuwan yang bersikukuh
mempertemukan Darwinisme dengan ilmu genetika, dengan segala cara, berkumpul dalam
sebuah pertemuan yang diadakan oleh the Geological Society of America [Perkumpulan
Masyarakat Geologi Amerika] pada tahun 1941. Setelah pembicaraan panjang, mereka setuju
pada cara untuk membuat penjelasan baru tentang Darwinisme; dan beberapa tahun setelah itu,
para ahli menghasilkan sebuah sintesis [rumusan hasil perpaduan] dari berbagai bidang mereka
menjadi sebuah teori evolusi yang telah diperbaharui. Para ilmuwan yang berperan serta dalam
membangun teori baru ini termasuk ahli genetika G. Ledyard Stebbins dan Theodosius
Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli paleontologi George Gaylord
Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall
Wright. Untuk menyanggah fakta "stabilitas genetik" (genetic homeostasis), kelompok ilmuwan
ini menggunakan gagasan "mutasi", yang telah diperkenalkan oleh ahli botani Belanda Hugo de
Vries pada awal abad ke-20. Mutasi adalah kerusakan yang terjadi, untuk alasan yang tidak
diketahui, dalam mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup. Organisme yang mengalami
mutasi memperoleh bentuk yang tidak lazim, yang menyimpang dari informasi genetik yang
mereka warisi dari induknya. Konsep "mutasi acak" diharapkan bisa menjawab pertanyaan
tentang asal usul variasi [keragaman] menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup
berevolusi sesuai dengan teori Darwin—sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa
menjelaskannya, tetapi hanya mencoba menghindarinya dengan mengacu kepada teori Lamarck.
Kelompok The Geological Society of America [Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika]
menamai teori baru ini, yang dirumuskan dengan menambahkan gagasan mutasi pada teori
seleksi alam Darwin, sebagai "teori evolusi sintesis" atau "sintesis modern". Dalam waktu
singkat, teori ini menjadi dikenal dengan nama "neo-Darwinisme" dan pendukungnya sebagai
"neo-Darwinis." Neo Darwinisme menunjukkan ada 3 kelompok besar penyebab peristiwa
evolusi, yaitu
1. Mutasi
Mutasi merupakan perubahan dari material genetik yang dapat disebabkan oleh beberapa
factor alam yang meliputi factor kimia, fisika, biologis dari suatu individu yang bersifat
menurun. Adanya mutasi memudahkan kita melihat peranan seleksi alam sebagai factor
pengarah dan pembatas untuk terjadinya evolusi makhluk hidup.
2. Seleksi Alam dan Seleksi Buatan
Seleksi alam dan seleksi buatan memiliki 3 tipe :
a. Tipe Stabilizing, pada lingkungan yang stabil varian-varian yang berada diantara kedua
kelompok berpeluang untuk melestarikan dirinya. Kondisi yang stabil dapat menekan
terjadinya evolusi atau seleksi alam. Sedang seleksi buatan lebih mengarahkan varian
tertentu untuk berkembang pada kondisi lingkungan yang stabil.
b.Tipe Directional, kelebihan atau keunggulan suatu individuadalah merupakan factor
yang “mengarahkan” ataupun merupakan “signal” untuk berlangsungnya proses seleksi
dan memberikan kesempatan untuk menghasilkan proses evolusi.
c. Tipe Disruptive, distruptive adalah lawan dari tipe stabilizing, yaitu kondisi yang tidak
stabil, meskipun tipe ini jarang terjadi, tapi umumnya berperan penting untuk
menghasilkan produk evolusi.
3. Isolation
Mekanisme isolasi merupakan suatu syarat yang harus dilalui dalam mekanisme evolusi.
Varian tertentu akan berkesempatan melestarikan dirinya, sedangkan yang lain akan
tereliminir Namun terdapat sebuah masalah besar: Memang benar bahwa mutasi
mengubah informasi genetik makhluk hidup, tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan
dampak merugikan makhluk hidup bersangkutan. Semua mutasi yang teramati
menghasilkan makhluk yang cacat, lemah, atau berpenyakit dan, kadangkala, membawa
kematian pada makhluk tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya untuk mendapatkan
contoh "mutasi-mutasi menguntungkan" yang memperbaiki informasi genetik pada
makhluk hidup, neo-Darwinis melakukan banyak percobaan dan pengamatan. Selama
puluhan tahun, mereka melakukan percobaan mutasi pada lalat buah dan berbagai spesies
lainnya. Namun tak satu pun dari percobaan ini memperlihatkan mutasi yang
memperbaiki informasi genetik pada makhluk hidup.

D. Pandangan Baru Tentang Evolusi


Pihak yang menentang teori evolusi Darwin mengemukakan teori penciptaan yang menyatakan
bahwa makhluk hidup tercipta dengan bentuk yang ada seperti saat ini. Salah satu teori
penciptaan adalah teori Intelligent Design (perancangan cerdas).

Apa yang dimaksud dengan teori Intelligent Design atau perancangan cerdas? Teori Intelligent
Design atau "Perancangan Cerdas" adalah teori yang menunjukkan bahwa kehidupan di bumi
dan alam semesta secara umum, memperlihatkan sedemikian banyak keteraturan, kegunaan, dan
perancangan sehingga sudah pasti harus ada sang perancang di balik kemunculannya.

Bagian terpenting dari teori Perancangan Cerdas adalah "desain atau rancangan" serta gagasan
bahwa jagat raya dan makhluk hidup pastilah didesain atau dirancang, dengan cara atau proses
apa pun dan tidak mungkin ada dengan sendirinya tanpa disengaja. Artinya bahwa semua
makhluk hidup dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana, bukan dengan
ketidaksengajaan.

Model ini secara tidak langsung menyatakan, kehidupan ini diciptakan secara cerdas dengan
suatu maksud dan keteraturan tertentu. Ada kekuatan dari luar, ada Pribadi yang cerdas, Seorang
Perancang, yang menciptakan kehidupan ini. Beragam kehidupan yang ada saat ini tidak
mungkin berasal dari proses alamiah. Pasti ada campur tangan dari luar. Penciptaan, dengan
demikian, merupakan suatu proses adikodrati, diarahkan dari luar dan pada semua bagiannya
sempurna.

Berbagai jenis kehidupan berasal dari rangkaian evolusi mikro dari organisme bersel tunggal.
Sebaliknya, tiap-tiap jenis memang sudah diciptakan secara sempurna sejak awal mulanya.
Tuhan menciptakan berbagai jenis organisme, bukan hanya satu "nenek moyang".

Tuhan pada mulanya menciptakan sepasang manusia dewasa. Saat ini kita bisa menjumpai
berbagai ras manusia dari sepasang manusia yang pertama ini. Kita juga dapat melihat variasi
serupa pada jenis-jenis binatang dan tumbuhan. Ini menunjukkan terjadinya evolusi mikro dalam
batas satu jenis makhluk hidup, bukannya evolusi makro antarjenis makhluk hidup. Mutasi juga
tidak pernah mengubah bentuk kehidupan secara drastis; makhluk yang bermutasi tidak pernah
berubah menjadi makhluk jenis lain.
E. Tokoh dan Penganut Neo-Darwinisme
1. Hukum Hardy Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam
suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke
generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu
kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi,
seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Penting untuk dimengerti
bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh karena itu,
kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam. Kesetimbangan
genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur
perubahan genetik.

Syarat berlakunya hukum Hardy-Weinberg:


a. Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama
b. Perkawinan terjadi secara acak
c. Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi sama besar
d. Tidak terjadi migrasi
e. Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar

Jika lima syarat yang diajukan dalam kesetimbangan Hardy Weinberg tadi banyak dilanggar,
jelas akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang akan menyebabkan perubahan
perbandingan alel dalam populasi tersebut. Definisi evolusi sekarang dapat dikatakan sebagai:
“Perubahan dari generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi”. Dalam
perubahan dalam kumpulan gen ini (yang merupakan skala terkecil), spesifik dikenal sebagai
mikroevolusi. Akan dibahas 5 penyebab mikroevolusi

A. Genetic Drift (Hanyutan Genetik)


Bayangkan anda melempar uang 10x dan mendapatkan hasil 3 angka,7 gambar. Anda masih
bisa menerimanya. Jika anda melempar 100.000x dan mendapatkan 30.000x gambar, anda
akan curiga dengan mata uang tersebut. Semakin kecil ukuran sampel, semakin besar
peluangnya untuk terjadi penyimpangan dari hasil ideal yang diharapkan. Misalkan, ada
populasi bunga liar yang anggaplah konstan terdiri dari 10 tumbuhan dengan AA=5, Aa=3,
aa=1. Pada generasi pertama, hanya 5 yang bereproduksi (1AA, 3Aa, dan 1aa). Selanjutnya,
akan terjadi 10 tumbuhan dengan AA=3, Aa=4, aa=3. Jika selenjutnya hanya 3 tumbuhan
yang menghasilkan keturunan (2AA dan 1Aa), pastilah alel a semakin tereduksi dalam
populasi tersebut. Inilah satu contoh mikroevolusi. Lainnya adalah Efek Leher Botol
(Bottleneck Effect), yakni faktor non seleksi alam (misalkan bencana alam) yang memilih
korban benar-korban secara acak). Contoh klasik dari efek leher botol adalah habisnya variasi
genetik anjing laut gajah utara yang nyaris punah pada 1890 ketika jumlahnya hanya 20 ekor.
Ketika diuji pada 1970-an, 30.000 anjing laut gajah utara tidak memiliki variasi genetik sama
sekali yang dimungkinkan akibat pergeseran genetik. Perbandingan, variasi genetik melimpah
pada anjing laut gajah selatan yang hidup tentram. Hal ini mirip sekali dengan apa yang
dinamakan dengan Efek Pendiri (Founder Effect), misalkan hanya ada beberapa biji-bijian
yang terbawa oleh burung ke pulau kecil, jelas potensi untuk menghasilkan populasi yang
berbeda dengan populasi tetuanya amat besar.
B. Gene Flow (Aliran Genetik)
Adalah pelanggaran syarat Kesetimbangan Hardy-Weinberg yang mengatakan bahwa
populasi harus terisolasi dari populasi lain. Misalkan ada dua populasi bunga liar. Jika serbuk
sari aa dari populasi pertama tertiup ke populasi kedua, frekuensi alel aa akan meningkat terus
pada populasi kedua.
C. Mutasi
Meskipun mutasi dalam lokus gen tertentu jarang terjadi, dampak kumulatifnya dapat
berakibat nyata. Hal ini disebabkan karena tiap individu punya ribuan gen dan banyak
populasi memiliki jutaan individu. Tentunya dalam jangka panjang, mutasi sangat penting
bagi evolusi karena posisinya sebagai sumber asli variasi genetik yang merupakan seleksi
alam.

D. Perkawinan Tak Acak


Adalah pelanggaran syarat kesetimbangan Hardy-Weinberg yang mengharapkan perkawinan
acak. Nyatanya, individu akan lebih sering kawin dengan tetangganya (bahkan kawin dengan
dirinya sendiri/selfing yang amat umum pada tumbuhan). Hal ini akan mengurangi jumlah
heterozygote dan meningkatkan jumlah homozygote dominan dan resesif. Pun ada jenis
perkawinan berdasar pilihan (assortative mating), yakni individu (biasanya betina) cenderung
memilih jantan dengan ciri-ciri khusus. Bisa ditebak, ini menyebabkan pergeseran dalam
perbandingan alel tertentu.

E. Seleksi Alam
Intinya adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi. Seleksi alam menyebabkan
perbandingan alel yang diturunkan ke generasi berikutnya menjadi berubah dibandingkan
perbandingan alel di populasi awal. Di antara semua faktor mikroevolusi yang dibahas, hanya
seleksi alam yang mampu menyesuaikan populasi dengan lingkungannya. Seleksi alam
mengakumulasi dan mempertahankan genotipe yang menguntungkan dalam populasi. Jika
lingkungan berubah, seleksi alam akan “merespon” dengan mempertahankan genotipe yang
cocok dengan lingkungan yang baru. Akan tetapi, derajat adaptasi hanya dapat diperluas
dalam ruang lingkup keanekaragaman genetik populasi tersebut.

2. Teori Mendel
Johann Gregor Mendel adalah seorang ilmuwan yang mempelopori penelitian dalam
bidang genetika. Hasil penelitiannya mengenai hukum pewarisan sifat dinilai oleh sejumlah
ilmuwan sangat bertentangan dengan teori Darwin mengenai seleksi alam. Sebagai bahan seleksi
alam, Darwin menekankan sifat kuantitatif, yaitu sifat-sifat dalam suatu populasi yang terus
bervariasi, seperti panjang bulu mamalia atau kecepatan binatang berlari menghindar dari
pemangsa. Namun dengan penemuan Mendel dapat diketahui bahwa sifat kuantitatif dipengaruhi
oleh lokus gen ganda. Meskipun Mendel dan Darwin hidup pada masa yang sama namun
penemuannya tidak dihargai pada saat itu. Hingga pada suatu ketika sekitar tahun 1930-an teori
Mendel dan teori Darwin dipersatukan dan dasar geneik variasi dan seleksi alam dapat
dipertemukan. Konsep Mendel belum dapat diterima oleh para ahli biologi pada waktu itu,
hingga muncul penemuan kromosom secara mikroskopik yang mendukung teori Mendel. Pada
tahun 1900, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang Teori Mendel secara terpisah.
Mereka adalah Von Tscermak, de Vries, dan Corren. Hasilnya, para ahli Biologi mulai mengakui
kebenaran Teori Mendel bahwa terdapat faktor penentu sifat-sifat organisme yang diwariskan
dari satu generasi ke generasi lainnya.

Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya dikemukakan
oleh Gregor Mendel pada tahun 1865. Teori ini diajukan berdasarkan penelitian persilangan
berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum). Dalam percobaannya Mendel memilih tanaman
yang memiliki sifat biologi yang mudah diamati. Berbagai alasan dan keuntungan menggunakan
tanaman kapri yaitu:
(a) Tanaman kapri tidak hanya memiliki bunga yang menarik, tetapi juga
memiliki mahkota yang tersusun sehingga melindungi bunga kapri terhadap fertilisasi
oleh serbuk sari dari bunga yang lain. Hasilnya, tiap bunga menyerbuk sendiri secara
alami
(b) Penyerbukan
silang dapat dilakukan secara akurat dan bebas, dapat dipilih mana tetua jantan dan betina
yang
(c) Mendel dapat mengumpulkan benih dari tanaman yang disilangkan, kemudian
menumbuhkannya dan mengamati karakteristik (sifat) keturunannya. Mendel
mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing sifat yang
dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat
dominan dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap
sifat, dikenal dengan istilah monohibrid.Selain itu Mendel juga mengamati data
kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat(trihibrid) dan banyak sifat
(polihibrid). Hasil percobaannya ditulis dalam makalah yang berjudul
Experiment in Plant Hybridization.

Varietas-varietas yang disilangkan disebut tetua atau parental (P). Biji-biji hasil
persilangan antar parental disebut biji filial-1 (F1). Ciri-ciri F1 dicatat dan bijinya ditanam
kembali. Tanaman yang tumbuh dari bij F1 dibiarkan menyerbuk sendiri untuk menghasilkan
biji generasi berikutnya (F2). Dalam percobaannya Mendel mengamati sampai generasi F7, dan
juga melakukan persilangan antara F1 dengan salah satu tetuanya (test cross). Hasil percobaan
monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1 hanya ciri (sifat) dari salah satu tetua
yang muncul. Pada generasi F2, semua ciri yang dipunyai oleh tetua (P) yang disilangkan
muncul kembali. Ciri sifat tetua yang hilang pada F1 terjadi karena tertutup, kemudian disebut
ciri resesif, dan yang menutupi disebut dominan. Dari seluruh percobaan monohibrid untuk 7
sifat yang diamati, pada F2 terdapat perbandingan yang mendekati 3:1 antara jumlah individu
dengan ciri dominan:resesif.

Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel menyatakan bahwa
setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut gen. Faktor tersebut
kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam setiap tanaman terdapat
dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel;
satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan
tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya.
Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama
Mendel.
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal
sebagai Hukum Kedua Mendel.

A. Hukum Segregasi

Gambar 1 :
Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang)
pada generasi F2.

Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen
induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima
satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter
turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resesif (tidak selalu
nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w), dan alel dominan
(nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww) dan satu
dari tetua betina (misalnya RR).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 1),
alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel
resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada
gamet yang dibentuk pada turunannya.

B. Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)


Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau
lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan
sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi.
Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan misal, tinggi tanaman dengan warna bunga
suatu tanaman, tidak saling memengaruhi. Seperti nampak pada gambar 2, induk jantan (tingkat
1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai
genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar)
merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4
individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan
pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar)
dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas
(induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu
seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi
pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan
ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu
putih adalah 3:1.

Gambar 2 :
Kalau contoh pada gambar 2 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan
(berupa warna), maka contoh pertama menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat
dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan
disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal
sebagai dihibrid, dan seterusnya.

Pada gambar 1, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan
panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan
genotipe BB).

Hugo De Vries ( 1848-1935), seorang ahli botani Belanda terkenal karena studi tentang
mutasi. Dia adalah salah satu dari tiga ilmuan yang secara mandirimenemukan kembali dan
mengukuhkan hukum hereditassebagaimana yang disampaikan oleh Gregor Mendel.Ia
menemukan bentuk-bentuk baru di antara tampilanEveningPrimrose Oenothera lamarcklana
tumbuh liar di padangrumput limbah. Hal ini menyebabkan dia percaya bahwa
evolusimungkin akan dipelajari oleh metode eksperimental baru. Metodebaru ini
menganggap sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuandan menghasilkan suatu pendekatan
baru untuk evolusi dan zamanbaru dalam sejarahnya.. Nama "mutasi" itu diberikan
kepadametode baru menghasilkan spesies baru dan varietas (kultivar) yangia menunjukkan
timbul tidak terduga.

Menurut Hugo, evolusi itu berlangsung karena munculnya suatu seriperubahan dalam plasma
benih (perubahan-perubahan) genetic yangdi sebut mutasi. Perubahan-perubahan itu
mungkin sangat besar atausangat kecil, tetapi perubahan-perubahan itu tidak ekivalen
(setaradengan variasi individual. Sejak tahun 1875 para ahli botani
mempelajari prose’s
- proses dalam plasma sel benih dan hubungannyadengan reproduksi. Dari hasil penelitian
diperoleh asal-usul dari variasiyang diwariskan dan sitogenik atau proses-proses genetic
yang semuanya penting dalam pengertian prose’s evolusi. Pokok
- pokokmutasi itu dapat digolongkan sebagai berikut:
Kromosom-kromosom dalam inti sel mengandung gen-gen ultramikroskopis dantersusun
Linier. Gen-gen itu bertanggung jawab tentang perkembangankarakteristik dalam tiap
individu.
• Meosis memisahkan anggota pasangan kromosom yang homolog dan membagidua jumlah
total untuk tiap gamet.
• Fertilisasi persatuan secara ranom 2 gamet, berasal dari kelamin yang berbeda,menyatukan
kromosom-kromosom yang terpisah secara pilihan yang berasal dariorang tuanya,
menghasilkan individu-individu yang berbeda kombinasi gennya.
• Ini merupakan perubahan dalam plasma sel benih atau ada mutasi dalam gen-gen dan ada
penataan kembali kromosom. Kedua proses itu menghasilkanperubahan pemilihan
karakteristik yang diteruskan pada generasi berikutnya.Mutasi ini dapat dengan jelas terlihat
pada lalat buah, dan jelas berlangsung dalamalam. Ini berarti selalu terjadi mutasi, muncul
individu-individu baru, sehinggapopulasi spesies itu akan menjadi heterozigot tinggi.

Harun Yahya terkenal sebagai sosok cendekiawan Muslim yang menentang Teori Evolusi
Charles Darwin sejak 1998 dengan bukunya The Evolution Deceit yang di Indonesia berjudul
Keruntuhan Teori Evolusi.

Teori Penciptaan Alam Semesta menurut Harun Yahya adalah seperti berikut ini: Bentuk
kehidupan di Bumi tidak pernah mengalami sedikitpun perubahan dan tidak pernah
berkembang menjadi bentuk lain. Makhluk hidup hari ini sama seperti saat jutaan tahun lalu.

Dengan kata lain, tidak pernah ada yang namanya evolusi namun semua diciptakan oleh
Tuhan. Teori inilah yang mendasari semua tulisan-tulisan Harun Yahya.
Berikut adalah pokok teori
Harun Yahya:
1. Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan dari satu
bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi amfibi dan reptil, reptil
ke burung, atau mamalia darat ke paus.
2. Tiap jenis makhluk hidup tidak bekerabat satu sama lain dan diturunkan dari leluhur yang
sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan penciptaan tersendiri.
3. Seleksi alam sebagaimana ditemukan Darwin adalah kaidah yang berlaku di alam, namun
tidak pernah menghasilkan spesies baru.
4. Tidak ada mutasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan kelestarian makhluk
hidup. Selain itu, mutasi tak menambah kandungan informasi dalam materi genetis makhluk
hidup.
5. Catatan fosil tak menunjukkan adanya bentuk transisional, serta menunjukkan penciptaan
tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah.
6. Abiogenesis (kemunculan makhluk hidup dari materi tak-hidup) tak mungkin terjadi.
7. Kerumitan dan kesempurnaan yang ditemukan pada tubuh dan DNA makhluk hidup tak
timbul karena kebetulan, namun merupakan bukti bahwa ada yang merancang kerumitan
tersebut.
8. Materi dan persepsi kita adalah ilusi; yang nyata adalah Allah, yang meliputi segalanya.

Paleontologi
Palentiologi adalah ilmu tentang fosil. Fosil-fosil yang telah ditemukan menunjukkan bahwa
tidak ada organisme masa kini yang berbeda dengan fosil nenek moyangnya. Misalnya, fosil
ikan hiu yang ditemukan 100 juta tahun yang lalu sama dengan ikan hiu sekarang. Hal ini
membuktikan bahwa ikan hiu tidak mengalami evolusi. Di samping itu, dari studi
paleontologi ditemukan bahwa telah terjadi ledakan suatu makhluk hidup dan punahnya
makhluk hidup yang lain.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori Neo Darwinisme muncul dengan harapan dapat memodifikasi dari teori Darwin
sebelumnya terutama pada konsep hukum-hukum Genetika menurut Gregor Mendel dan
menggunakan istilah mutasi acak untuk menjawab mengenai asal-usul keragaman
menguntungkan makhluk hidup yang menyebabkan mereka berevolusi. Tetapi istilah mutasi
sangat tidak cocok digunakan karena sejauh ini terjadinya mutasi hanya menyebabkan kerugian
bagi makhluk hidup itu sendiri. Jadi teori Neo Darwinisme ini juga mengalami kebuntuan dalam
menjawab mengenai keragaman sifat makhluk hidup yang diturunkan oleh induknya yang
sebenarnya terjawab dengan hukum-hukum genetika milik Gregor Mendel.

Anda mungkin juga menyukai