Evolusi, Teori evolusi, dan Teori Darwin adalah tiga hal yang berbeda
meskipun berkaitan sangat erat. Evolusi dapat dipandang sebagai fakta dan
sebagai teori. Sebagai fakta evolusi adalah perubahan. Teori evolusi
menjelaskan mekanisme perubahan itu. Teori Darwin hanyalah salah satu
dari beberapa teori evolusi yang pernah diajukan dan sekarang telah
mengalami penyempurnaan. Menentang teori Darwin belum tentu
menentang teori evolusi karena bisa juga berarti mengajukan teori evolusi
lain yang lebih baik dari teori evolusi Darwin. Menentang teori evolusi
seyogyanya dilakukan dengan memberikan penjelasan (teori) lain yang lebih
dapat diterima mengenai berbagai fakta yang selama ini diyakini sebagai
bukti evolusi atau fakta yang selama ini dapat dijelaskan berdasarkan
konsep evolusi.
A. FOSIL
1.
2.
3.
4.
5.
Setelah masa itu, fosil kuda sudah praktis tidak dapat ditemukan di
Eropa, tetapi di Amerika Utara berlimpah. Sedangkan di Asia, Afrika, dan
Australia praktis tidak memiliki fosil kuda. Sebagian besar fosil-fosil kuda
ditemukan di Amerika Utara, kecuali Palaeotherium yang hanya terdapat
di Eropa. Kemudian kita menemukan juga fosil-fosil yang berada dalam
lapisan yang relative muda di Asia dan Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa
Suku Equidae berevolusi di Amerika Utara, meskipun nenek moyangnya
juga berada di Eropa.
Hasil rekonstruksi penemuan fosil kuda oleh Marsh dan Osborn pada
evolusi kuda ini disebabkan oleh perubahan pada lingkungan, misalnya :
1. Perubahan pada jumlah jari dan membesarnya jari disebabkan
karena menyesuaikan diri pada tempat berpijaknya, yang mulanya
hutan berawa menjadi padang rumput.
2. Perubahan geraham menjadi tinggi dan bergerigi disebabkan
karena menyesuaikan diri dengan jenis makanannya yang semula
buah-buahan lunak menjadi rumput yang mengandung silica.
3. Leher berubah menjadi panjang dan gerakan makin lincah karena
menyesuaikan diri untuk memperluas pandangan terhadap predator
di padang rumput dan dapat menengok ke segala arah.
Bukti-bukti evolusi
Penemuan fosil sering mebuat pusing penganut evolusi. Hal ini karena
fosil makhluk hidup jarang ditemukan dalam keadaan lengkap penemuan
fosil hanya berupa bagian atau beberapa bagian tubuh makhluk hidup.
Satu-satunya fosil yang paling lengkap ditemukan adalah fosil kuda.
Sejarah perkembangan kuda merupakan contoh yang paling baik untuk
menerangkan adanya perubahan-perubahan bentuk yang berlangsung dari
masa ke masa. Fosil dianggap nenek moyang kuda dikenal dengan nama
Hyracoterioum (Eohippus). Hyracoterioum yang ukuran tingginya hanya
sekitar 30 cm (sebesar kancil) juga dianggap sebagai nenek moyang dari
badak dan tapir. Kaki depannya mempunyai empat jari dan dan satu jari
rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga jari utuh dan dua jari
rudiment. Kuda yang ada sekarang (Equus) hanya mempunyai satu jari utuh
dan dua jari rudiment.
Menurut Iskandar, (2002), Dengan membanding-bandingkan morfologi dari
banyak jenis kuda yang pernah hidup di muka bumi, dapat kita telusuri
sejumlah perubahan sebagai berikut :
1. Pertambahan dalam ukuran tubuh: besar, berat, panjang, dan tinggi.
Pada kuda ada pertambahan ukuran dari 30 cm menjadi setinggi 180 cm
(kuda masa kini). Dengan bertambahnya ukuran tubuh, maka lari kuda
dapat bertambah cepat (langkah menjadi lebih panjang), sedangkan
predator yang sanggup memangsanya menjadi jauh lebih sedikit.
4. Perubahan fungsi dari berjalan pada telapak atau jari menjadi berjalan
pada kuku
Perubahan ini ada kaitannya dengan reduksi jari. Tulang-tulang telapak
atau cara berjalan dengan jari memberikan fleksibiltas kaki yang baik.
Namun, hal ini akan menjadi gangguan karena beban tubuh menjadi jauh
lebih berat. Reduksi tulang-tulang telapak dan tulang-tulang jari akan
sangat mengurangi fleksibilitas kaki, tetapi kaki yang terbentuk akan
menjadi jauh lebih kuat untuk menahan berat tubuh. Hanya karena reduksi
tersebut, maka pada kuda terjadi pembesaran jari tengah.
5. Perubahan dari berjalan dengan bantalan telapak menjadi berjalan
dengan telapak (kuku). Pada kuda, akibat berjalan dengan jari, maka jari
memerlukan perlindungan. Dalam kasus ini perlindungan jari diberikan
oleh adanya modifikasi pelindung jari, misalnya kuku atau cakar yang
berubah menjadi telapak.
6. Punggung menjadi lurus, datar, dan lebih panjang
Punggung pada nenek moyang kuda (dan mamalia lainnya) berposisi agak
miring dengan dada lebih tinggi menjadi datar pada kuda actual (kuda
masa kini). Hal ini diperlukan agar dengan punggung yang datar maka
hambatan gesekan udara waktu berlari akan banyak berkurang.
7. Gigi seri melebar
Bentuk gigi berubah menjadi gigi yang melebar, mengikuti fungsinya dari
merabut akar-akaran menjadi menggigit rumput-rumputan.
8. Pertambahan mahkota gigi
Dengan pertumbuhan email berlekuk-lekuk (invaginasi), sehingga gigi
dapat tumbuh untuk mengimbangi keausan dari makan daun-daunan yang
menagndung silikat.
9. Rahang yang bertambah lebar untuk mengakomodasikan perubahan
bentuk gigi
10. Gigi premolar berubah yang berfungsi mengunyah berubah fungsinya
menjadi menggiling seperti geraham, sehingga proses makan dapat lebih
efisien. Pada sapi, gigi tidak berevolusi seperti pada kuda, karena sapi
mengalami evolusi pada lambungnya sehingga mempunyai beberapa
lambung.
11. Pemanjangan tulang tengkorak bagian depan (moncong)
Tengkorak memanjang dan membentuk kepala yang lebih streamline
untuk mengurangi gesekan/hambatan udara dan memperluas rongga
hidung.