Anda di halaman 1dari 5

FOSIL KUDA

Evolusi, Teori evolusi, dan Teori Darwin adalah tiga hal yang berbeda
meskipun berkaitan sangat erat. Evolusi dapat dipandang sebagai fakta dan
sebagai teori. Sebagai fakta evolusi adalah perubahan. Teori evolusi
menjelaskan mekanisme perubahan itu. Teori Darwin hanyalah salah satu
dari beberapa teori evolusi yang pernah diajukan dan sekarang telah
mengalami penyempurnaan. Menentang teori Darwin belum tentu
menentang teori evolusi karena bisa juga berarti mengajukan teori evolusi
lain yang lebih baik dari teori evolusi Darwin. Menentang teori evolusi
seyogyanya dilakukan dengan memberikan penjelasan (teori) lain yang lebih
dapat diterima mengenai berbagai fakta yang selama ini diyakini sebagai
bukti evolusi atau fakta yang selama ini dapat dijelaskan berdasarkan
konsep evolusi.
A. FOSIL

1.
2.
3.
4.
5.

Fosil merupakan bukti adanya kehidupan di masa lampau. demikian


pendapat LEONARDO da vinci, ilmuwan Italia, pada tahun 1452-1519.
Fosil berasal dari kata fodere yang berarti menggali. fosil adalah sisa-sisa
hewan atau tumbuhan dari zaman purba yang telah membatu (jejak-jejak
yang tersimpan dalam bebatuan). Penemuan fosil hanya secara
kebetulan saja dan jarang sekali ditemukan fosil yang utuh secara
keseluruhan., hal ini dapat dipahami karena banyak faktor yang
menyebabkan hancurya tubuh organisme yang telah mati, misalnya
karena:
proses pelipatan batuan bumi
pengaruh air
air
bakteri pengurai
hewan pemakan bangkai.
Ilmu yang mempelajari tentang fosil adalah palaentologi
(palae=tua). dari berbagai lapisan batuan tersebut secara kebetulan
ditemukan adanya fosil yang menunjukkan adanya perubahan struktur
tubuh secara berangsur-angsur. Dengan membandingkan struktur tubuh
tersebut maka dapat diambil kesimpulan keadaan lingkungan pada masa
lampau berbeda dengan masa sekarang.
B.

Penemuan Fosil Kuda


Evolusi kuda merupakan salah satu contoh evolusi morfologi.
Sejarah evolusi dapat ditelusuri dari fosil-fosilnya sejak masa Eosen di
Amerika Utara dan ditunjang pula oleh sejumlah kecil fosil dari Eropa dan
Asia. Karena kuda mempunyai ciri yang berkelompok, sejumlah besar
fosil ditemukan dari masa ke masa di daerah gurun Nevada di Amerika
Utara. Fosil nenek moyang kuda ditemukan dalam jumlah yang sangat
besar dalam lapisan tanah pada masa eosin di Eropa dan Amerika Utara.

Setelah masa itu, fosil kuda sudah praktis tidak dapat ditemukan di
Eropa, tetapi di Amerika Utara berlimpah. Sedangkan di Asia, Afrika, dan
Australia praktis tidak memiliki fosil kuda. Sebagian besar fosil-fosil kuda
ditemukan di Amerika Utara, kecuali Palaeotherium yang hanya terdapat
di Eropa. Kemudian kita menemukan juga fosil-fosil yang berada dalam
lapisan yang relative muda di Asia dan Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa
Suku Equidae berevolusi di Amerika Utara, meskipun nenek moyangnya
juga berada di Eropa.
Hasil rekonstruksi penemuan fosil kuda oleh Marsh dan Osborn pada
evolusi kuda ini disebabkan oleh perubahan pada lingkungan, misalnya :
1. Perubahan pada jumlah jari dan membesarnya jari disebabkan
karena menyesuaikan diri pada tempat berpijaknya, yang mulanya
hutan berawa menjadi padang rumput.
2. Perubahan geraham menjadi tinggi dan bergerigi disebabkan
karena menyesuaikan diri dengan jenis makanannya yang semula
buah-buahan lunak menjadi rumput yang mengandung silica.
3. Leher berubah menjadi panjang dan gerakan makin lincah karena
menyesuaikan diri untuk memperluas pandangan terhadap predator
di padang rumput dan dapat menengok ke segala arah.
Bukti-bukti evolusi
Penemuan fosil sering mebuat pusing penganut evolusi. Hal ini karena
fosil makhluk hidup jarang ditemukan dalam keadaan lengkap penemuan
fosil hanya berupa bagian atau beberapa bagian tubuh makhluk hidup.
Satu-satunya fosil yang paling lengkap ditemukan adalah fosil kuda.
Sejarah perkembangan kuda merupakan contoh yang paling baik untuk
menerangkan adanya perubahan-perubahan bentuk yang berlangsung dari
masa ke masa. Fosil dianggap nenek moyang kuda dikenal dengan nama
Hyracoterioum (Eohippus). Hyracoterioum yang ukuran tingginya hanya
sekitar 30 cm (sebesar kancil) juga dianggap sebagai nenek moyang dari
badak dan tapir. Kaki depannya mempunyai empat jari dan dan satu jari
rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga jari utuh dan dua jari
rudiment. Kuda yang ada sekarang (Equus) hanya mempunyai satu jari utuh
dan dua jari rudiment.
Menurut Iskandar, (2002), Dengan membanding-bandingkan morfologi dari
banyak jenis kuda yang pernah hidup di muka bumi, dapat kita telusuri
sejumlah perubahan sebagai berikut :
1. Pertambahan dalam ukuran tubuh: besar, berat, panjang, dan tinggi.
Pada kuda ada pertambahan ukuran dari 30 cm menjadi setinggi 180 cm
(kuda masa kini). Dengan bertambahnya ukuran tubuh, maka lari kuda
dapat bertambah cepat (langkah menjadi lebih panjang), sedangkan
predator yang sanggup memangsanya menjadi jauh lebih sedikit.

2. Pemanjangan kaki depan dan belakang


Adanya perubahan proporsi tubuh dari nenek moyang kuda
(menggambarkan hewan berkaki pendek seperti domba) hingga mencapai
kuda actual (kaki panjang dan langsing). Kaki yang panjang tidak saja
menyebabkan langkah lebih panjang, tetapi juga berarti efisiensi dalam
pemakaian energy untuk melangkah di daerah padang. Pemanjangan kaki
merupakan hambtan di daerah berbukit-bukit, karena mendaki dengan
kaki panjang sangat memakan energy. Evolusi kaki panjang pada kuda
tidak akan terjadi kalau habitat nenek moyang kuda ada di daerah
berbukit-bukit.

3. Reduksi jari-jari lateral dan pembesaran jari tengah


Mula-mula jari kaki adalah 5 pasang dengan jumlah jari fungsional
tereduksi menjadi 1/1. Reduksi jari sangat berkaitan dengan habitat. Pada
habitat yang tanahnya tidak rata, adanya sejumlah jari dapat meredam
kemungkinan terpeleset, sedangka di tanah yang rata, penyesuaian
tersebut tidak diperlukan.

4. Perubahan fungsi dari berjalan pada telapak atau jari menjadi berjalan
pada kuku
Perubahan ini ada kaitannya dengan reduksi jari. Tulang-tulang telapak
atau cara berjalan dengan jari memberikan fleksibiltas kaki yang baik.
Namun, hal ini akan menjadi gangguan karena beban tubuh menjadi jauh
lebih berat. Reduksi tulang-tulang telapak dan tulang-tulang jari akan
sangat mengurangi fleksibilitas kaki, tetapi kaki yang terbentuk akan
menjadi jauh lebih kuat untuk menahan berat tubuh. Hanya karena reduksi
tersebut, maka pada kuda terjadi pembesaran jari tengah.
5. Perubahan dari berjalan dengan bantalan telapak menjadi berjalan
dengan telapak (kuku). Pada kuda, akibat berjalan dengan jari, maka jari
memerlukan perlindungan. Dalam kasus ini perlindungan jari diberikan
oleh adanya modifikasi pelindung jari, misalnya kuku atau cakar yang
berubah menjadi telapak.
6. Punggung menjadi lurus, datar, dan lebih panjang
Punggung pada nenek moyang kuda (dan mamalia lainnya) berposisi agak
miring dengan dada lebih tinggi menjadi datar pada kuda actual (kuda
masa kini). Hal ini diperlukan agar dengan punggung yang datar maka
hambatan gesekan udara waktu berlari akan banyak berkurang.
7. Gigi seri melebar
Bentuk gigi berubah menjadi gigi yang melebar, mengikuti fungsinya dari
merabut akar-akaran menjadi menggigit rumput-rumputan.
8. Pertambahan mahkota gigi
Dengan pertumbuhan email berlekuk-lekuk (invaginasi), sehingga gigi
dapat tumbuh untuk mengimbangi keausan dari makan daun-daunan yang
menagndung silikat.
9. Rahang yang bertambah lebar untuk mengakomodasikan perubahan
bentuk gigi
10. Gigi premolar berubah yang berfungsi mengunyah berubah fungsinya
menjadi menggiling seperti geraham, sehingga proses makan dapat lebih
efisien. Pada sapi, gigi tidak berevolusi seperti pada kuda, karena sapi
mengalami evolusi pada lambungnya sehingga mempunyai beberapa
lambung.
11. Pemanjangan tulang tengkorak bagian depan (moncong)
Tengkorak memanjang dan membentuk kepala yang lebih streamline
untuk mengurangi gesekan/hambatan udara dan memperluas rongga
hidung.

12. Leher menjadi lebih panjang


Proporsi leher menjadi panjang agar bentuk lebih streamline seperti
kepalanya, juga untuk mengakomodasi perubahan udara masuk dan
keluar.
13. Volume otak bertambah besar dan kompleks
Evolusi hingga terjadinya kuda aktual diperkirakan melalui tahapan
sebagai berikut :
Eohippus borealis Orohippus Epihippus Mesohippus Miohippus
Parahippus Merychippus Pliohippus Equus
Selain itu juga dikenal sejumlah cabang garis keturunan yang lain,
misalnya
Archaeobatherium (Archaehipppus) Palaeotherium Anchiterhium
Hypohippus Hipparion Neohipparion Hippidium
Pada masa berikutnya, terjadilah suatu perubahan yang drastic di muka
bumi. Akibat perubahan tersebut, maka jumlah vegetasi sangat berkurang
hingga timbullah padang rumput yang luas. Perubahan demikian
menyebabkan banyak kematian, baik pemakan tumbuh-tumbuhan maupun
pemakan daging. Nenek moyang kuda yang sebelumnya sangat sukses juga
mengalami tantangan yang sama, hanya karena keanekaragaman
genetiknya yang tinggi dapat menyelamatkan jenis ini dari kepunahan.
Beberapa alasan adanya penyempurnaan organ pada kuda, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pertambahan ukuran tubuh, akan mengurangi jumlah predator yang


dapat memangsanya.
Pemanjangan kaki, menyebabkna langkah kaki menjadi lebih panjang
dan lebih gesit.
Reduksi jari dan tulang telapak, untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan (misalnya terkilir) pada waktu berlari.
Perubahan dari gigi yang tetap menjadi gigi yang dapat tumbuh, untuk
mengimbangi ausnya gigi karena memakan daun bersilikat.
Perubahan gigi dari dari menggigit menjadi mengunyah.
Perubahan rahang disesuaikan untuk gigi yang lebih lebar.
Pemanjangan tengkorak dan leher, untuk menambah efisiensi
perrtukaran oksigen dan mengurangi gesekan udara waktu berlari.
Pemanjangan moncong, untuk mempertajam penciuman sehingga dapat
mendeteksi adanya musuh dari kejauhan.

Anda mungkin juga menyukai