Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang biasa ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk melalui sedimentasi. Catatan fosil yang tersimpan dalam lapisan batuan endapan memberikan bukti yang sah mengenai perubahan spesies hewan dan tanaman. Karakter yang primitif adalah karakter yang ada sebelum karakter modern. Primitif tidak harus lebih sederhana, karena hilangnya sebuah struktur atau kerumitan juga termasuk perubahan. Sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Perkembangan kuda modern adalah salah satu bentuk yang paling lengkap dalam fosil. Peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya waktu saat bentuk primitif memunculkan spesies modern yang lebih besar. Perubahan yang ditunjukkan fosil-fosil kuda yang diketemukan merupakan suatu petunjuk kebenaran evolusi dimana terjadi suatu perubahan yang terjadi secara peralahan dalam waktu yang lama. Melalui fosil yang telah ditemukan akan menjelaskan bagaimana kuda dari zaman Eosen yang berupa kuda yang berukuran seperti kucing mengalami sautu perubahan menjadi suatu kuda yang besar atau Equus seperti kuda yang ada di masa modern saat ini Sehingga kita dapat mempelajari bagaiman proses evolusinya melalui sederetan fosil yang telah diketemukan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka akan dirumuskan kedalam bebearapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana evolusi kuda sebagai evolusi morfologi?

2. Mengapa terjadi evolusi kuda?

C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan ini agar dapat megetahui bagaimana kuda megalami suatu evolusi melalui penemuan fosil kuda yang telah ditemukan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Evolusi Kuda Sebagai Evolusi Morfologi Perkembangan kuda modern adalah salah satu bentuk yang paling lengkap dalam fosil. Sejarahnya dapat ditelusuri dari fosil-fosil sejak masa Eosen. Hal ini disebabkan karena kuda hidup secara berkelompok dalam jumlah yang cukup bsear, sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari masa ke masa. Fosil kuda tertua atau pertama hidup pada zaman Eosin 58 juta tahun yang lalu, namanya adalah Eohippus atau Hyracotherium (Waluyo, 2005). Peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya waktu saat bentuk primitif memunculkan spesies modern yang lebih besar. Berdasarkan kerangka yang telah menjadi fosil, kuda itu hanya sebesar kucing atau kancil dan tingginya hanya sekitar 30 cm. Diperkirakan kuda primitif ini memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur giginya. Giginya berjumlah 22 pasang dengan gigi geraham yang terspesialisasi sedikit untuk menggiling makanan. Jari kaki depan berjumlah empat dan satu jari rudiment, sedangkan jari-jari kaki belakang berjumlah tiga dan dua jari rudimen. Bila dibandingkan dengan Equus (kuda zaman sekarang) tampak sekali perbedaannya (Waluyo, 2005).

Gambar. Evolusi kuda dimulai dari 58 juta tahun yang lalu hingga sekarang

Perubahan-perbahan yang terjadi dari Eohippus hingga Equus adalah sebagai berikut: 1. Perubahan dalam ukuran tubuh. Ukuran tubuh kuda bertambah dari sebesar kancil atau kucing hingga kuda sebesar sekarang. 2. Kepala semakin besar, Jark antara ujung mulut hingga bagian mata menjadi semakin panjang. 3. Leher semakin panjang dan gerakannya makin lincah. 4. Geraham muka dan belakang menunjukkan adanya perubahan-perubahan, dari kecil sampai besar. Begitu juga bentuknya menjadi lebih sesuai untuk pemakan jenis rumput-rumputan. 5. Anggota tubuh semakin panjang. Hal ini sejalan dengan kemampuan lari yang semakin cepat. Tetapi gerakan rotasi tubuhnya menjadi semakin mundur. 6. Jumlah jari menjadi semakin berkurang, dari lima menjadi satu jari saja, yakni jari tengah dan bentuknya semakin panjang dari jari nenek moyangnya. Ujung jari setiap kaki ditutupi oleh kuku. Sisa-sisa jari kedua dan keempat masih terdapat sebagai organ-organ yang tidak berfungsi lagi. Perubahan yang ditunjukkan fosil-fosil kuda merupakan petunjuk kebenaran evolusi, yaitu perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh pada setiap zaman geologi ditemukan fosil-fosilnya secara lengkap (Anonim, 2012).

B. Sebab Terjadinya Evolusi Kuda Perubahan-perubahan pada kuda yang menjadi hewan yang dapat lari semakin cepat dan dapat hidup di lapangan terbuka, gigi berlapis email yang tebal, geraham lebar, bergelombang tajam yang berfungsi sebagai alat mekanik penghancur rumput yang baik. Alasan perubahan evolusi ini ialah tempat hidup kuda yang sangat menunjang terjadinya evolusi tersebut. Kuda primitif hidup di daerah hutan. Hal ini menguntungkan, karena demikian mereka dapat menyelinap di antara semak-semak belukar. Juga ditunjukkan pula oleh pola gigi yang sesuai untuk 4

mengggigit semak belukar dan bukan rumput. Kaki dengan beberapa jari ikut membantu dalam mengais dan menggali akar-akar lunak (Waluyo, 2005). Masa berikutnya, terjadi perubahan yang penting pada permukaan bumi. Hutan menjadi berkurang dan timbullah padang rumput yang luas. Dengan demikian, makanan yang cocok untuk kuda sebelumnya hanya cukup untuk menghidupi sejumlah kecil kuda, sedangkan padang rumput merupakan suatu biotope yang baru dengan relung yang masih kosong. Generasi kuda berikutnya memanfaatkan relung tersebut, untuk itu mereka dipersenjatai dengan kaki yang lebih panjang, jumlah jari yang lebih sedikit, yang cocok untuk kehidupan padang rumput. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan dilantai hutan yang ditutupi oleh akar dan ranting. Dengan berkurangnya jari, postur tubuh dan tengkorak yang lebih streamline, mereka dapat berlari-lari lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini sangat diperlukan untuk menghindari diri dari predator (Waluyo, 2005). Ukuran tubuh yang lebih besar secara tidak langsung menolong mereka dari pemangsa yang berukuran lebih kurang sama besarnya selama evolusi kda terjadi. Kalau kuda tetap sebesar kancil, maka jenis predator yang sanggup memangsa mereka sangat banyak. Gigi sebelumnya cocok untuk merabuk semak belukar, tidak diperlukan lagi. Sebaliknya diperlukan suatu gigi yang lebih lebar dan bermahkota email yang cukup tebal untuk menggigit dan mengunyah rumput. Gigi tersebut sesuai dengan mengunyah rumput karena mengandung kdar silikat yang tinggi (Waluyo, 2005).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Evolusi kuda sebagai salah satu evolusi morfologi ini disebabkan adanya perubahan-perubahan yang dialami oleh kuda dari bentuk tubuh pada masa primitif menjadi bentuk yang lebih besar di masa modern. 2. Kuda mengalami suatu evolusi untuk menyesuaikan dirinya dengan perubahan kondisi lingkungannya dari masa primitif menuju masa modern saat ini.

B. Saran Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana proses evolusi terjadi dengan melihat kejadian yang telah terjadi dimasa yang lalu hingga di masa saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Fosil. http://Scrib/Fosil.htm. Diakses pada tanggal 27 Maret 2012 di Makassar. Waluyo, Drs. Lud. 2005. Evolusi Organik. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Anda mungkin juga menyukai