Anda di halaman 1dari 9

A.

Geologi dan Paleontologi


Bukti yang paling langsung berasal dari ilmu geologi dan paleontol yaitu ilmu
yang menyangkut sejarah bumi dan yang menyangkut penemuan, pencatatan, dari
interpretasi fosil.
1. Laporan Fosil
Istilah fosil (latin fossilis, sesuatu yang ditemukan) tidak hanya
menyangkut tulang, cangkang, gigi, dan bagian lain tubuh hewan yang
tertinggal, tetapi juga menyangkut cetakan (impresi) atau jejak yang
ditinggalkan oleh organisme dahulu. Tapak kaki atau jejak yang dibuat dalam
lumpur lunak yang kemudian mengeras merupakan fosil yang lazim
ditemukan. Dari sisa-sisa demikian dapat diduga sedikit mengenai struktur dan
lokomosi hewan yang membuatnya.

Gambar: Berbagai Contoh Fosil. Fosil Salah Satu Vertebrata Fosil Archaeopteryx

Fosil vertebrata yang paling lazim adalah bagian dari kerangka. Dari
bentuk tulang dan posisi dari perut tulang yang menandakan tempat pertautan
otot, ahli paleontologi dapat membuat dugaan mengenai postur dan cara
berjalan hewan, posisi dan ukuran otot dan karena itu juga bentuk tubuh.
Penelitian yang seksama mengenai sisa-sisa fosil, memungkinkan ahli
paleontologi membuat rekonstruksi bagaimana kira-kira rupa hewan itu ketika
masih hidup.
Umur fosil dapat diperkirakan dari umur lapisan batuan tersebut. Para
pakar menggunakan analisis radioaktif untuk mengetahui umur lapisan batuan.
Di alam terdapat unsur-unsur radioaktif, meskipun dalam jumlah yang kecil.
Unsur radioaktif yang sering digunakan untuk menentukan umur lapisan
batuan adalah uranium, kalium, dan natrium. Unsur uranium mengalami
radiasi spontan, sehingga massanya terus berkurang. Demikian pula sifat
kimianya. Oleh karena itu terjadi perubahan dari uranium-238 (U 238) menjadi
U234, kemudian menjadi torium-230, radium, polonium, dan seterusnya. Dan
akhirnya menjadi plumbum-206 yang stabil, yang tidak bersifat radioaktif
lagi.
Perubahan (transformasi) dari U menjadi Pb itu, berdasarkan perhitungan
telah diketahui lamanya, yaitu memerlukan waktu 7.600.000.000 tahun. Ini
berarti jika di dalam fosil diketahui kadar Pb-nya maka dapat diketahui
dengan rumus

Umur fosil = ˟ 7.600.000.000

Oleh karena kadar U di alam terlalu kecil, dan sering kali kadar U juga
digunakan petunjuk perubahan kalium menjadi argon. Transformasi K menjadi
Ar memerlukan waktu 600.000.000 tahun. Ini berarti bahwa umur batuan yang
dianalisis adalah batuan yang berumur 600.000.000 tahun. Batuan yang
berumur lebih dari 600 juta tidak dapat dianalisis dengan metode ini.
Unsur lain yang digunakan adalah N14 yang dapat mengalami
transformasi menjadi karbon radioaktf C14 waktu yang diperlukan dalam
tranformasi tersebut adalah 24.000 tahun. Ini berarti bahwa objek mahluk
hidup yang dapat dianalisis dengan metode ini adalah fosil yang berumur
(paling lama) 24.000 tahun.
Dari fosil yang ditemukan, orang dapat mengetahui jenis organ yang hidup
pada zaman dahulu dan kapan dia hidup, meskip punah. Misalnya dari temuan
fosil diketahi bahwa dahulu pernah reptilia raksasa, Dinosaurus, yang kini
telah punah. Selain itu ditemuka pula fosil Archaeopteryx makhluk peralihan
antara reptilia dan burung. Fosil tersebut memperlihatkan bahwa
Archaeopteryx memiliki moncong seperti reptilia, tetapi memiliki bulu dan
sayap seperti burung Berdasarkan fosil ini, orang berteori bahwa burung
merupakan evolusi dari reptilia.
Pada suatu jenis fosil, bagian keras yang asli, atau tidak jarang jaringan
lunak tubuh, diganti dengan mineral, suatu proses yang disebut Petrifaksi
(pembatuan). Besi pirat, silika, kalsium karbonat merupakan beberapa mineral
yang lazim membatu. Otot seekor hiu yang berumur lebih dari 300 juta tahun
telah diawetkan begitu baik melalui pembatuan sehingga tidak hanya serabut
otot tetapi juga garis melintang dapat dilihat pada irisan di bawah mikroskop.
Tikas (mold) dan inti batu (cast) secara superfisial mirip dengan fosil yang
membatu, tetapi dihasilkan dengan cara yang berbeda. Tikas terbentuk oleh
pengerasan materi yang mengelilingi organisme yang terbenam, diikuti oleh
membusuknya dan hilangnya tubuh organisme. Tikas itu kemudian dapat terisi
dengan mineral yang mengeras dan membentuk inti batu yang merupakan
replika yang tepat dari struktur aslinya.
Beberapa bangkai hewan telah diawetkan dengan sangat baik karena
terbenam dalam tanah berlumpur, ter, ambar, atau es. Bangkai Mammouth
yang beku dalam es di Siberia, selama lebih dari 25.000 tahun yang lalu,
diawetkan begitu baik sehingga dagingnya masih dapat dimakan.
Pembentukan dan pengawetan suatu fosil mensyaratkan bahwa beberapa
struktur terbenam dalam keadaan yang akan dapat memperlambat
pembusukan. Kemungkinan ini sangat besar akan terjadi bila sisa peninggalan
hewan tersebut tertutup dengan cepat oleh sedimen yang dibawa oleh air. Sisa
peninggalan hewan air dapat terperangkap dalam lumpur, pasir, dan delta.
Hewan darat yang hidup di daerah aliran sungai dapat juga terbenam dalam
sedimen yang dibawa air atau jika hidup di daerah gersang, oleh pasir yang
dibawa angin. Kadang-kadang seekor hewan darat terperangkap dalam sumur
ter, seperti di La Brea dekat Los Angeles atau terbenam di bawah abu gunung
berapi seperti di Pompeii setelah meletusnya Gunung Vesuvius. Dilihat dari
kondisi pengawetannya, maka laporan fosil bukan merupakan sampel acak
dari kehidupan yang lalu. Terdapat bias terhadap hewan air dan hewan yang
hidup di beberapa habitat darat. Pembusukan terjadi sangat cepat pada dasar
hutan karena itu hanya sedikit terdapat fosil hewan hutan.
Karena akumulasi sedimen dan pergerakan kerak bumi maka sedimen
yang mengandung fosil tertekan dan beberapa batu-batuan sedimen terangkat.
Tidak disangsikan dalam proses ini fosil tersebut rusak atau berubah
bentuknya. Hanya beberapa dari batuan sedimen yang terbentuk itu dapat
diperiksa dimana batu itu kelihatan di pegunungan atau dimana sungai dan
pembuatan jalan memotong dalam.
Sejarah bumi adalah sangat kompleks. Lautan timbul dan lenya, dan telah
terjadi pengangkatan dan penenggelaman yang luas dari bagian-bagian kerak
bumi. Ahli geologi sekarang mengatakan perubahan itu disebabkan oleh
tektonik lempeng, yaitu pergerakan lambat dari lempeng keras (kerak bumi)
yang sangat luas di atas mantel bumi yang lebih plastis. Penyembulan materi
cair, seperti yang sekarang masih terjadi pada punggung lautan, dapat
memisahkan lempeng-lempeng dan membentuk laut di antara kedua lempeng
yang terpisah. Lempeng-lempeng itu dapat bertabrakan dan meyebabkan
terjadinya pegunungan atau lautan dimana satu lempeng menindih yang lain.
Yang paling baru adalah pemisahan Amerika Utara dan Selatan serta Eropa
dan Afrika, yaitu sekitar 100 juta tahun yang lalu, dan Samudra Atlantik masih
terus melebar. Bergesernya lempeng Pasifik di bawah lempeng Amerika Utara
dan Selatan menyebabkan naiknya Pegunungan Rocky dan Andes baru-baru
ini, dan tabrakan lempeng India dengan lempeng Asia menyebabkan
meningginya Pegunungan Himalaya.
Dalam laporan fosil ini dicoba untuk memaparkan salah satu fosil yang
cukup lengkap ditemukan dalam berbagai lapisan bumi yakni fosil kuda.
Sejarah fosil kuda merupakan satu contoh yang paling baik karena diperoleh
data fosil yang hampir lengkap yang terjadi dari Eosen sampai sekarang di
Amerika Utara.
Permulaan sekali yang dikenal sebagai perissodactyls (jari aneh), muncul
kira-kira 54 juta tahun yang lalu dan yang termasuk perissodactyls masa kini
adalah kuda, tapir, dan badak. Fosil kuda yang tertua adalah Hyracotherium
yang tersebar di Amerika Utara dan Eropa pada zaman Eosen. Pada awal
Oligosen semuanya punah, kecuali di Amerika Utara. Binatang tersebut kecil
dan beradaptasi untuk lari. Anggota badan pendek dan ramping dan kakinya
memanjang sehingga jarinya hampir vertikal. Terdapat 4 jari di kaki depan dan
3 jari di kaki belakang.
Gambar: Perkembangan Kuda

Perkembangan kuda dari Hyracotherium sampai Equus melibatkan kurang


lebih 12 genera dan beberapa ratus spesies. Kecenderungan utama dari
perkembangan kuda adalah berhubungan dengan perihal gerak dan makan.
Terlihat adanya adaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan yang kira-
kira meliputi:
1. Peningkatan ukuran;
2. Pemanjangan anggota badan dan kaki;
3. Reduksi jari ratual;
4. Penambahan panjang dan tebal dari jari ke 3;
5. Pelurusan dan pengakuan punggung;
6. Perkembangan organ penciuman yang lebh baik;
7. Sehubungan dengan perkembangan penciuman terjadi peningkatan ukuran
dan kompleksitas dari otak;
8. Pelebaran gigi seri;
9. Pergantian premolar oleh molar;
10. Perpanjangan geligi.

Mubadi (1985) memberikan uraian yang lebih lengkap tentang perubahan


kuda yang terjadi dari Eohippus hingga Equua seperti berikut ini.

1. Perubahan ukuran tubuh. Dimulai dari sebesar kucing hingga kuda yang
sekarang
2. Kepala semakin besar. Jarak antara ujung mulut hingga bagian mata
menjadi semakin panjang,
3. Leher semakin panjang dan gerakannya semakin lincah;
4. Gerakan muka dan belakang menunjukkan adanya perubahan-perubahan,
dari kecil sampai menjadi besar, begitu pula bentuknya, menjadi lebih
sesuai untuk pemakan jenis rumput-rumputan;
5. Anggota tubuh semakin panjang. Hal ini sejalan dengan kemampuan lari
yang semakin cepat, tetapi gerakan rotasi tubuh menjadi mundur
6. Jumlah jari kaki semakin kurang, dari 4 jari menjadi hanya satu jari saja,
yaitu jari tengah dan bentuknya semakin panjang dari moyangnya. Ujung
jari setiap kaki ditutupi oleh kuku. Sisa jari kedua dan keempat masih
terdapat sebagai organ-organ sisa yang tidak berfungsi lagi

Tabel 6.4 Perubahan yang Terjadi pada Evolusi Kuda

No Bagian Tubuh Perubahan-perubahan


Semakin besar, semula sebesar kucing, kemudian
1. Ukuran tubuh
berkembang menjadi sebesar kuda sekarang.
Semakin besar, jarak antara mulut dengan mata
2. Kepala
semakin panjang.
3. Leher Semakin panjang, gerakan semakin lincah.
Geraham muka Semakin besar, berlapis email, bentuknya semakin
4.
dan belakang sesuai untuk memakan rumput rumputan.
Kaki depan Semakin panjang, gerakan semakin lincah, dan
5. dan larinya semakin cepat, gerakan rotasi tubuh semakin
belakang berkurang.
Semakin berkurang, dari semula berjumlah lima
menjadi satu, yaitu jari tengah; bentuknya semakin
6. Jari-jari kaki panjang dan ditutup kuku jari, jari kedua dan keempat
masih berupa organ sisa (rudimenter) dan tidak
berfungsi lagi.

Semua kuda masa kini diturunkan dari Pliohippus genus Equus modern
muncul dari Amerika Utara pada zaman Pleistosen dan migrasi ke Eurasia dan
Afrika dan di sana memunculkan jenis zebra.
Seperti sudah disampaikan di depan bahwa laporan tentang fosil yang
digunakan sebagai bukti evolusi sering tidak lengkap dan sinambung.
Ketidaksinambungan data fosil dapat disebabkan karena:
1. Organisme yang mati mudah terdekomposisi;
2. Organisme yang mati dimakan oleh pemangsa;
3. Organisme yang tubuhnya lunak sulit jadi fosil; dan
4. Hanya sebagian kecil dari bagian organisme yang berkondisi baik untuk
jadi fosil.

Gambar: Perkembangan Fosil Kuda Untuk Memperlihatkan Perkembangan Jari Kuda

Gambar: Evolusi Tengkorak Kuda


Gambar: Evolusi Kaki Kuda

Gambar: Evolusi Gigi Kuda

Gambar: Evolusi Otak Kuda


Dari Gambar diatas tampak bahwa evolusi kuda dapat diinterpretasikan
pohon evolusinya dengan tiga jalur seperti yang disampaikan Minkoff (1983)
di bawah ini.

Gambar: Tiga Interpretasi Evolusi Kuda A. Evolusi dalam Garis Lurus (ontogenesis), B.
Garis Lurus "Garis Utama dengan Cabang Samping, dan C. Serangkaian Pergeseran Adaptif
dengan Garis Samping Sering Lebih dari Garis Utama.

Anda mungkin juga menyukai