Anda di halaman 1dari 24

BUKTI-BUKTI ADANYA EVOLUSI

Selama lebih dari seratus tahun, argumen pro dan kontra terhadap teori evolusi telah diteliti
dan diperdebatkan. Benarkah evolusi itu ada?Apa buktinya kalau evolusi ituada? Untuk
menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan
terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita.  Bagi para spesialis di bidang biologi dan
disiplin ilmu lain yang berkaitan, mungkin pertanyaan tersebut sudah terjawab. Akan tetapi,
bagaimana bagi kelompok lain yang tidak mempunyai kesempatan untuk mengikuti jalannya
perkembangan teori evolusi?

Para ahli berpendapat bahwa makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-
lahan dalam jangka waktu yang lama, dalam hitungan jutaan tahun. Perubahan-perubahan itu
dapat berjalan jauh menyimpang dari struktur aslinya sehingga menimbulkan spesies baru.
Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini bukanlah makhluk hidup yang pertama
menghuni bumi ini, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami
perubahan. Sehingga muncul pula pertanyaan utama “bagaimana perubahan-perubahan itu
terjadi?”. Adanya hewan dan tumbuhan yang beranekaragam menumbuhkan keinginan
manusia untuk mengetahui  nenek moyangnya.

Pernahkah kita berpikir, siapakah nenek moyang kita?Dari berbagai proses pengamatan, bukti
yang ada, dan penelitian yang dilakukan para ahli, akhirnya muncul suatu teori evolusi.
Berdasarkan data atau petunjuk yang ada, makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) telah
menghuni bumi jutaan tahun yang lampau. Jenis-jenis yang hidup pada masa lampau tersebut
berbeda dengan jenis yang hidup pada masa sekarang ini.Bahkan beberapa jenis hewan dan
tumbuhan purba saat ini telah punah, tinggal fosilnya saja.

A. PETUNJUK ADANYA EVOLUSI

Evolusi     dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana proses
itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap,
sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu
yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi
itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan yang ada. Kenyataan-kenyataan
yang ada terus diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan bukti evolusi.

Para ahli menggunakan bukti-bukti sebagai petunjuk evolusi dengan tujuan akhir ingin
mencari jawaban tentang fenomena alam, sebagaimana yang terdapat dalam buku “On The
Origin Species” karya Charles Darwin. Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari bukti telah
ada dalam buku Darwin, sedangkan petunjuk adalah rambu-rambu untuk memperoleh bukti,
dengan alasan bahwa pendekatan monodisipliner tidak dapat dijangkau atau dilihat dan fosil
bukti tidak dapat dipakai bukti dan kurang kuat. Hal ini karena fosil merupakan benda mati
yang sudah tidak utuh dan lengkap, sehingga interpretasi para ahli sangat dituntut
ketajamannya. Apalagi perilaku organisme yang telah memfosil sulit sekali diinterpretasi.

Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan
pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Walaupun dapat tidaknya
kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti adanya evolusi tergantung dari
interpretasi para pakar yang bersangkutan.Beberapa petunjuk adanya evolusi, yaitu :

Peninggalan fosil di berbagai lapisan batuan bumi.

Anatomi perbandingan.

Adanya alat-alat tubuh yang tersisa.

Bukti biogeografi

Peristiwa domestikasi.

Perbandingan fisiologi.

Embriologi perbandingan.

Variasi antar individu dalam satu keturunan.

Perbandingan genetik.

Petunjuk secara biokimia.

Bukti molekuler.

B. BUKTI DARI PALEONTOLOGI

Paleontologi adalah ilmu yang memepelajari tentang fosil. Kita dapat mendefenisikan fosil
sebagai setiap macam sisa organisme yang hidup dalam geologi yang lampau.

Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat diawetkan.
Misalnya bangkai (karkas) mamot yang beku, kadang-kadang di temukan ditemukan di
Siberia. Meskipun telah membeku selama 40.000 tahun, dagingnya masih cukup baik untuk
digunakan dalam studi biokimia

Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun oleh
tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu.Kadang-kadang hanya berupa bekas-bekas
organisme. Pada umumnya fosil yang telah ditemukan terdapat dalam keadaan tidak utuh,
yaitu hanya merupakan suatu bagian atau beberapa  bagian dari tubuh makhluk hidup.
Hancurnya tubuh makhluk hidup yang telah mati disebabkan pengaruh air, angin, bakteri
pembusuk, hewan-hewan pemakan bangkai dan lain-lain.
Gambar Fosil Lili Laut, Amonita, dan Archaeopteryx

Fosil-fosil dapat ditemukan di berbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya
didasarkan atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu.Umumnya fosil yang terdapat
di lapisan yang paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang
ditemukan pada lapisan yang lebih atas mempunyai umur yang lebih muda.Fosil-fosil yang
ditemukan di berbagai lapisan bumi yaitu mulai sederetan fosil-fosil yang telah ditemukan
dalam lapisan batuan bumi dari yang tua sampai yang muda, dapat disimpulkan bahwa
keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan sekarang. Perubahan lingkungan
tersebut terjadi secara bertahap dan  diikuti dengan penyesuaian diri organisme yang ada di
dalamnya,  sehingga  perubahan  keadaan di  bumi ini  mengakibatkan  terjadinya perubahan
jenis-jenis  makhluk  hidup  yang  terjadi  secara  berangsur-angsur. Kesimpulannya bahwa
fosil merupakan petunjuk adanya evolusi.

Fosilisasi juga terjadi ketika cangkang atau tulang yang lengkap tertanam di dalam lapisan
sendimen di bawah permukaan air. Fosil tersebut kemudian meninggalkan bekas bentukan
atau cetakan dari organisme tersebut. Bentukan atau cetakan tersebut merupakan fosil
permukaan tubuh tiruan yang baik. Salah satu contoh bentukan atau cetakan yang terbentuk
menjadi fosil dapat dilihat pada (Gambar 5.2)Bentuk fosil yang lain misalnya jejak kaki atau
bekas kulit yang terbentuk pada lumpur basah kemudian akhirnya mengeras menjadi batuan
karang lunak.

Gambar 5.2. Fosil Trilobite dari Utah tengah

Fosil Trilobite dari Utah tengah.Trilobite telah punah jutaan tahun dan hanya diketahui
melalui catatan fosil, tetapi jumlah spesiesnya sangat banyak sekali sebagaimana banyaknya
individu yang ditemukan.Meskipun catatan fosilnya tidak lengkap, jumlah fosil Trilobite
yang telah diidentifikasi mendekati 4.000 spesies, beberapa masih dalam tahap pertumbuhan
juvenil. (Sumber : Johnson L.G,  1987 : 748)

Fosil ini sebagai bukti adanya peristiwa evolusi yang dapat menentukan umur dengan cara
menghitung laju erosi, sedimentasi, kandungan garam, dan kadar radio aktif.Ditemukannya
fosil di berbagai lapisan batuan bumi. Darwin menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada
lapisan batuan muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua,
dan menunjukkan suatu bentuk perkembangan.

Tokoh yang telah mempelajari fosil yang berhubungan dengan evolusi antara lain:Leonardo
da Vinci (Itali, 1452-1519) adalah orang pertama yang berpendapat bahwa fosil merupakan
suatu bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.George Cuvier (Perancis, 1769-1832).
Seorang ahli anatomi perbandingan, yang mengadakan studi perbandingan antara fosil-fosil
dari berbagai lapisan bumi dengan makhluk hidup yang ada sekarang. Selanjutnya 
menyimpulkan  bahwa  pada masa tertentu telah  diciptakan makhluk hidup yang berbeda
dari masa ke masa (atau  pada masa yang  berbeda  diciptakan makhluk   yang  berbeda
pula).  Setiap  masa  diakhiri  dengan   kehancuran  alam, paham ini dikenal dengan
kataklisma. Tokoh berikutnya adalah Darwinmengatakan  bahwa  makhluk-makhluk  hidup
yang  terdapat pada lapisan  bumi  tua mengadakan  perubahan  bentuk  menyesuaikan 
dengan lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab itu, fosil pada lapisan lapisan bumi yang 
lebih muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang tua.

Menurut teori Evolusi, spesies yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi spesies
lain, melalui proses perubahan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu jutaan tahun. Dengan
demikian, dapat diartikan bahwa Amphibia dapat berasal dari ikan. Selanjutnya, Amphibia
akan berevolusi menjadi Reptilia dan Reptilia berevolusi menjadi burung. Berdasarkan
anggapan ini seharusnya akan ditemukan hewan-hewan transisi atau makhluk transisi.
Sayangnya makhluk hidup peralihan ini belum pernah diketemukan fosilnya hingga
saat ini. Beberapa fosil makhluk hidup yang telah ditemukan pun masih sulit diidentifikasi.
Salah satu kendalanya karena pada umumnya fosil itu ditemukan tidak dalam keadaan utuh.
Kedua ilmuwan itu berhasil menemukan fosil kuda dalam keadaan utuh dan berasal
pada setiap zaman geologi. Dengan mempelajari fosil-fosil kuda itu, mereka mengambil
kesimpulan bahwa kuda telah mengalami evolusi, dari nenek moyangnya Eohippus yang
sebesar kucing.

Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan dapat digunakan sebagai
petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Dari studi
yang dilakukan dapat dicatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang
hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang (Equus), yaitu:

1. Tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang

2. Leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian

mata menjadi makin jauh

3. Perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk makan

daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput

4. Bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari cepat,

tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun.

5. Adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya

memanjang, kemudian disokong teracak.


Gambar 5.3. Bagan perkembangan evolusi kuda

Fosil kuda yang paling primitif adalah dikenal dengan Eohippus. Ciri-ciri Eohippus
berdasarkan rangkanya dapat dideskripsikan sebagai berikut : kuda ini sebesar kucing/kancil
dan tingginya hanya sekitar 30 cm, struktur gigi sebagai pemakan semak belukar, giginya
berjumlah 22 pasang dengan gigi geraham yang terspesialisasi untuk menggiling makanan.
Dengan ukuran tubuh yang pendek sangat menguntungkan, karena dapat menyelinap di
antara semak belukar.Hal ini ditunjukkan pula oleh pola gigi yang sesuai untuk menggigit
semak belukar dan bukan rumput. Kaki dengan beberapa jari ikut membantu dalam mengais
dan menggali akar-akar yang lunak.
Pada masa berikutnya, terjadi suatu perubahan pada permukaan bumi. Hutan menjadi
berkurang dan timbul padang rumput yang luas. Padang rumput merupakan biotop baru.Gigi
yang sebelumnya cocok untuk merabut semak belukar, tidak diperlukan lagi. Kini diperlukan
suatu gigi yang lebih lebar dan bermahkota email yang cukup tebal untuk menggigit dan
mengunyah rumput. Gigi tersebut sesuai untuk mengunyah rumput karena rumput
mengandung kadar silikat yang tinggi. Gigi seri melebar dan pipih untuk menggigit
rumput.Gigi premolar berubah bentuk menjadi molar/geraham.Gigi geraham melebar untuk
menggantikan fungsi mengunyah menjadi menggiling.Perubahan gigi mengakibatkan rahang
bertambah lebar.

Perubahan alat gerak diperlihatkan pada bertambah panjangnya kaki, jumlah jari yang lebih
sedikit, yang cocok untuk kehidupan padang rumput. Kaki depannya terdiri dari empat jari
dan satu jari rudimen, sedang kaki belakangnya mempunyai tiga jari dan dua jari
rudimen.Bentuk jari tengah semakin panjang dan besar dari pada moyangnya.Ujung jari
setiap kaki ditutupi oleh kuku.

Dengan berkurangnya jari, postur tubuh yang lebih besar dan tengkorak memanjang yang
lebih streamline, maka hewan ini dapat berlari-lari lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini
sangat diperlukan untuk menghindarkan diri dari predator.Demikian pula volume otak
bertambah besar dan juga bertambah kompleks.

Mengapa terjadi perubahan evolusi pada kuda dalam hal ukuran dan jumlah jari kaki? Alasan
utamanya adalah karena tempat hidup kuda sangat menunjang untuk terjadinya proses evolusi
yang begitu lengkap. Misalnya, kuda primitif hidup di hutan.Lingkungan yang demikian ini
memungkinkan Eohippus yang ukurannya tubuhnya kecil dapat menyelinap di antara semak
belukar.Demikian pula bentuk atau pola giginya yang sesuai untuk menggigit semak belukar
dan bukan rumput, di samping kaki dengan beberapa jari ikut membantu dalam mengais dan
menggali akar-akar yang lunak.

Pada masa berikutnya, terjadi suatu perubahan pada permukaan bumi. Hutan menjadi
berkurang dan timbulah padang rumput yang luas. Dengan demikian, makanan yang cocok
untuk kuda sebelumnya hanya mencukupi untuk menghidupi sejumlah kecil kuda. Sedangkan
padang rumput merupakan suatu biotop baru dengan relung yang masing kosong. Generasi
kuda berikutnya ini memanfaatkan relung tersebut. Untuk dapat beradaptasi dengan baik,
terjadi evolusi pada kaki yaitu menjadi lebih panjang, jumlah jari yang lebih sedikit yang
cocok untuk kehidupan di padang rumput. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan di lantai
hutan yang penuh tertutupi oleh akar dan ranting.Dengan berkurangnya jari, postur tubuh dan
tengkorak menjadi lebih ideal sehingga mereka dapat berlari-lari dengan lebih mudah dan
lebih cepat.Bentuk tubuh seperti ini memungkinkan mereka dapat menghindari diri dari
predator secara lebih efektif.

Demikian pula ukuran tubuh yang lebih besar secara tidak langsung menolong mereka dari
pemangsa (predator) yang berukuran tubuh lebih kecil.Jika ukuran tubuh kuda tetap sebesar
kancil atau anjing, maka predator dengan mudah dapat memangsa mereka yang berjumlah
sangat banyak dan hidupnya berkelompok-kelompok.Gigi yang sebelumnya cocok untuk
merebut semak belukar, tidak diperlukan lagi.Sebaliknya, kini diperlukan suatu gigi yang
lebih lebar dan mahkota emailnya cukup tebal untuk menggigit dan mengunyah rumput. Gigi
tersebut sesuai untuk mengunyah rumput karena mengandung kadar silikat yang tinggi.
Dengan mempelajari fosil-fosil kuda itu, mereka mengambil kesimpulan bahwa kuda telah
mengalami evolusi, dari nenek moyangnya Eohippus yang sebesar kucing.

Untuk menetapkan umur fosil dapat dilakukan dengan dua cara : secara langsung dan tak
langsung.  Secara langsung dengan menetapkan umur batuan tempat fosil ditemukan. Cara
yang ini kurang valid. Secara tak langsung dengan carbon dating menggunakan isotop C 14.
Cara yang kedua ini lebih valid.

Gambar 5.4. Evolusi kuda

C. BUKTI DARI ANATOMI PERBANDINGAN


Pendekatan untuk menginterpretasi bukti-bukti paleontologi adalah anatomi
perbandingan.Para ahli anatomi perbandingan mencoba menemukan persamaan-persamaan
dan perbedaan-perbedaan antara struktur dasar (fundamental structure) organisme
hidup.Mereka mempelajari bentuk-bentuk struktur dasar setiap kelompok organisme. Sebagai
contoh, semua hewan vertebrata memiliki struktur dasar yang sama, yakni: suatu kerangka
utama penyanggah tengkorak dan tulang belakang; tulang rusuk yang melindungi jantung dan
paru-paru, tertancap pada tulang belakang; sepasang organ tambahan; dan sistem peredaran
darah, pernafasan atau respirasi, pencernaan, pengeluaran yang sama.

Para ahli anatomi membandingkan ciri-ciri anatomi hewan masa kini, tetapi studi
perbandingan anatomi kerangka lebih penting bagi para paleontologi karena bukti-bukti fosil
anatomi yang tersusun hampir semua adalah metrial rangka.

Organ di sebut homolog apabila mempunyai struktur dasar yang sama, hubungan yang sama
pula dengan organ lainnya, dan (ternyata pula) mempunyai tipe perkembangan embrionik
yang sama. Dua organ tubuh dikatakan homolog, apabila mempunyai asal sama (secara
embrilogik), tetapi fungsi dan bentuknya berbeda. Contoh : alat gerak manusia dan sirip ikan.
(memiliki bentuk rangka yang sama, namun berbeda fungsinya).

Suatu kelompok organ homolog yang patut mendapat perhatian khusus karena memberikan
bukti adanya evolusi ialah organ-organ homolog yang pada beberapa spesies tidak jelas
fungsinya. . Makin banyak organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat,
yang artinya nenek moyangnya mungkin sama.

Gambar 5.5. Organ homolog dan analog


Tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan sirip depan paus yang
digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna untuk terbang homolog
dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk berjalan.

Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian
berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang homolog. Homologi organ
menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang bersangkutan. Makin banyak organ yang
homolog kemungkinan kekerabatannya makin dekat, yang artinya nenek moyangnya
mungkin sama.
Gambar 5.6. Organ Homolog

Perhatikan Gambar 5.6.di atas bahwa anggota gerak pada makhluk di atas memiliki bentuk
berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki bagian yang sama. Perbedaan ini disebabkan Karen
perbedaan fungsi.

Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan sirip depan
paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna untuk terbang
homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk berjalan.

Kesamaan  anggota  gerak  tidak hanya meliputi tulang, tetapi  juga otot, saraf, persendian
dan pembuluh  darah.  Semua  kesamaan    menunjukkan bahwa organ   tersebut  berasal  
dari  struktur   yang    sama, dan     selanjutnya berubah struktur sehingga  fungsinya 
berbeda.  Peristiwa  ini    dikenal  dengan nama homologi

Konsep lain dari anatomi perbandingan yaitu analogi. Analogi adalah menunjukkan fungsi
yang sama, tetapi mempunyai struktur dasar yang berbeda. Misalnya sayap burung dengan
sayap serangga mempunyai fungsi yang sama tetapi struktur dasarnya berbeda. Burung
mempunyai kerangka tulang sayap sedangkan serangga mempunyai sayap yang tersusun dari
lapisan kitin yang keras, tetapi keduanya berfungsi untuk terbang .

Anggota gerak depan cecak dan kadal  untuk   berjalan,  sayap   burung  dansayap  kelelawar 
untuk  terbang,  keseluruhan  anggota  gerak  tersebut   homolog dengan kaki depan kuda atau
tangan manusia. Sayap burung dan sayap kelelawar berbeda dengan sayap serangga maupun
sayap kupu-kupu, meskipun fungsinya sama. Hal ini disebabkan karena asal usul organ atau
bentuk dasarnya berbeda tetapi berkembang sehingga mempunyai fungsi yang sama.

Anatomi perbandingan yang juga diidentifikasi yakni struktur vestigial. Struktur vestigial
adalah struktur-struktur tertentu yang tidak berkembang terus pada beberapa organsime,
tetapi dalam perkembangan selanjutnya berfungsi lain. Struktur vestigial termasuk
rudimentasi, sayap pada mutan vestigial (Drosophila melanogaster) kekurangan penglihatan
pada hewan-hewan penghuni gua, gigi geraham manusia, tulang ekor pada manusia (pada
mamalia yang lain ekornya tumbuh memanjang).
Gambar 5.7. Organ analogi

D. BUKTI DARI EMBRIOLOGI

Perkembangan embrio semua vertebrata memperlihatkan keseragaman yang mencolok. Hal


ini terlihat jelas pada waktu terjadi pembelahan mortogenesis dan tahap diferensiasi awal. Hal
ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara hewan-hewan sesama vertebrata,
yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek moyang.

Embrio perbandingan merupakan hewan-ewan kelas vertebrata, seperti ikan, reptil, aves dan
mamalia, meskipun tubuh individu dewasanya berbeda, namun fase perkembangan
embrionya sangat mirip (lihat pada gambar, urutan paling atas horizontal, embrio dari
manusia, hewan memiliki kemiripan). Embriologi perbandingan ini dibagi menjadi dua :
a. Ontogoni

Ontogeni : perkembangan individu mulai dari sel telur hingga individu tersebut mati

b. Filogeni

.Filogeni : Sejarah perkembangan organisme dari filum yang paling sederhana hingga yang
paling sempurna
Gambar 5.8. Perkembangan embrio

Gagasan bahwa perkembangan embrionik kita mengulangi perkembangan embrionik moyang


kita disebut rekapitulasi.

Ernest Haeckel menyatakan dalam hukum Rekapitulasi yang dikemukakannya bahwa


ontogeni suatu organisme merupakan rekapitulasi (ulangan singkat) dari filogeni. Ontogeni
adalah sejarah perkembangan individu mulai zigot sampai dewasa. Filogeni adalah sejarah
perkembangan makhluk hidup dari bentuk sederhana sampai dengan bentuk yang paling
sempurna (evolusi).

Penganut teori Evolusi mengadakan kajian embriologis pada beberapa makhluk hidup untuk
merunut adanya hubungan kekerabatan antarspesies makhluk hidup. Jika teori Evolusi benar
maka pada kajian embriologi akan terdapat tahap-tahap per- kembangan embrio yang sama
pada semua makhluk hidup.

Berkaitan dengan hal ini, pada akhir abad ke-19 seorang ahli biologi evolusionis, Ernest
Haeckel mengemukakan teori Rekapitulasi. Teori ini menyatakan bahwa embrio-embrio
mengulangi proses evolusi yang telah dialami nenek moyangnya.
Menurut Haeckel selama masa perkembangan dalam rahim ibu, embrio manusia awalnya
menunjukkan karakteristik ikan, kemudian karakteristik reptil, dan akhirnya karakteristik
manusia. Istilah rekapitulasi merupakan singkatan dari pernyataan ontogeni merekapitulasi
filogeni. Ontogeni adalah tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan embrio, sedangkan
filogeni adalah hubungan kekerabatan hewan menurut perjalanan evolusi (yang biasa
digambarkan dalam bentuk diagram pohon beserta cabang-cabangnya).

E. BUKTI DARI BIOKIMIA PERBANDINGAN

Studi anatomi perbandingan memperlihatkan adanya homologi anatomi, demikian pula studi
biokimia dari macam-macam organisme telah mengungkapkan homologi biokimia. Pada
kenyataannya, persamaan biokimia organisme hidup adalah salah satu ciri yang mencolok
dari kehidupan.

Bila membandingkan makhluk hidup pada tingkat biokimia, ternyata hasilnya mendukung
teori evolusi. Sebagai contoh, Hb manusia lebih mirip dengan simpanse atau gorilla daripada
dengan anjing atau cacing tanah. Tingkat kemiripan ini menunjukkan manusia lebih dekat
kekerabatannya dengan simpanse atau gorilla daripada dengan anjing atau cacing tanah.

F. BUKTI DARI STRUKTUR KROMOSOM

Perbedaan-perbedaan yang memisahkan satu spesies dari lainnya adalah dalam analisis
terakhir, yaitu genetika. Semakin dekat hubungan dua spesies, berdasarkan kriteria-kriteria
seperti organ-organ homolog, semakin mirip kariotipenya. Kariotipe simpanse dan kariotipe
orang utan praktis tak dapat dibedakan dan, kecuali jumlah kromosomnya yang 48 berbeda
dengan kromosom manusia yang berjumlah 46, sangat mirip dengan kariotipe manusia.
(Kimball. Mekanisme evolusi. Unit empat)

G. BUKTI DARI KESERUPAAN PELINDUNG

Mungkin tidak ada bukti evolusi yang lebih dramatik dari pada menyebarkan melanisme
industri. Kira-kira 10% dari lebih 700 spesies ngengat besar yang terdapat di kepulauan
Inggris mulai pada akhir abad yang lalu warnanya menjadi gelap di daerah-daerah industri
berat. Perubahan ini disebut dengan melanisme industri.

Di daerah dengan polusi udara parah, campuran dari gas yang toksik dan jelala telah
mematikan pertumbuhan likens itu dan menghitamkan cabang dan batang pohon. Dengan
latar belakang yang demikian, ngengat yang berwarna cerah terlihat dengan tajam. Maka
disiang hari Biston betularia dimana oleh burung dengan merenggutnya dari tempat
istirahatnya. Di hutan tercemar, dapat diamati dengan mudah bahwa ngengat berwarna gelap
akan mempunyai peluang jauh lebih baik dalam pelestariannya karena tersamar dan tak
mudah ditemukan oleh pemangsa. Pada pengamatan yang teliti memperhatikan bahwa
burung pemengsa memang memakan ngengat berwarna cerah yang dilepaskan dalam jumlah
yang jauh lebih banyak dari pada ngengat yang berwarna gelap. Maka tidak heran behwa
ngengat yang berwarna gelap lebih dominant di daerah ini. Akan tetapi dalam tahun-tahun
akhir ini, studi lanjutan telah mengungkapkan bahwa ngengat berwarna cerah telah
meningkat jumlahnya. Ini mungkin diakibatkan karena dari program ketat perbedaan asap
yang berlaku efektif.

H. BUKTI DARI PENYEBARAN GEOGRAFIK

Pada tahun 1876, penyelidik alam Inggris Alfred Wallace mengemukakan bahwa daerah-
daerah benua di dunia dapat di bagi menjadi enam wilayah terpisah dari wilayah utama
berdasarkan populasi hewannya. (Kimball. Mekanisme evolusi. Unit empat)

Penyebaran tumbuhan dan hewan di pulau-pulau samudra menunjang dengan kuat teori
evolusi. Pulau-pulau samudra (misalnya pulau-pulai hawai) adalah yang tidak pernah
berhubungan dengan salah satu dari wilayah benua wallace. Banyak pulau-pulau itu timbul
dari lautan di waktu relatif (secara geologis) meskipun demikian, semua pulau-pulau tersebut
mempunyai kekayaan dan keanekaragaman flora dan fauna. (Kimball. Mekanisme evolusi.
Unit empat)

Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami
penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat
yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya,
adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya
penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula.  Dua tempat yang
dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna
yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain
disebabkan adanya isolasi geografis.
Gambar 5.9. Bentuk paruh burung Finch

Perkembangan variasi paruh burung Finch. Terjadi karena terseleksi secara alami oleh jenis
makanan yang berbeda.

Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang ditemukan Darwin di
kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak burung-burung Finch tersebut memiliki
bentuk paruh dan ukuran yang berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan
burung Finch yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu
bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan
lingkungan hidup moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang
mempunyai sifat sesuai dengan lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan
mati. Karena lingkungan yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis
makanan yang ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang
berbeda dalam bentuk dan ukuran paruhnya.

I. BUKTI DARI DOMESTIKASI

Dalam dua abad terakhir ini, kita telah mengembangkan varietas atau jenis tanaman dan
hewan yang menghasilkan makanan lebih banyak dan lebih baik, atau dengan kata lain lebih
memenuhi tujuan kita. Sementara itu, dengan beberapa perkecualian, kita tidak dapat
menciptakan spesies baru dalam domestikasi ini, kita telah menciptakan bentuk-bentuk yang
sangat berbeda dari moyangnya. Keanekaragaman anjing peliharaan yang luar biasa dari
mulai cihuahua sampai saint bernand, menunjukan kemampuan kita untuk mengubah spesies
dengan cara perkawinan selektif.( Kimball. Mekanisme evolusi. Unit empat)

Pembudidayaan makhluk hidup (domestikasi) dapat mengakibatkan terjadinya perubahan


fenotipe sesuai dengan keinginan manusia. cara ini, dapat mengevolusikan makhluk hidup,
artinya, dapat menghasilkan suatu varietas baru yang dikehendaki manusia berdasarkan sifat-
sifat yang berbeda. 
J. ADANYA VARIASI DALAM SATU SPESIES

Individu yang termasuk dalam suatu spesies tidak pernah bersifat identik (sama persis).
variasi ini terjadi karena faktor genetis dan lingkungan.

Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar
sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu
spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar
individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan
yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh
berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat.

Gambar 5.10. Variasi dalam satu keluarga

Perhatikan Gambar 5.10. di atas, bahwa dalam satu keturunan pun akan selalu
memunculkan variasi. Ini disebabkan karena pada perkawinan selalu terjadi rekombinasi gen.

Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan menyebabkan munculnya
spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh karena itu adanya variasi merupakan
bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya spesies baru.

K. PETUNJUK SECARA BIOKIMIA

Digunakan uji presipitin (endapan) yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
semakin banyak endapan yang terbentuk maka semakin jauh hubungan kekerabatannya.

Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara biokimia.Salah satu
percobaan biokimia yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekerabatan berbagai
organisme adalah uji presipitin oleh Natael.Dasar percobaan ini adalah adanya presipitin atau
endapan pada suatu reaksi antigen-antibodi.Banyak sedikitnya endapan yang terbentuk dapat
digunakan untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan antara suatu organisme yang satu
dengan organisme yang lainnya.

Percobaan tersebut adalah sebagai berikut : kelinci disuntik dengan serum manusia berulang
kali. Selang beberapa waktu kemudian, serum kelinci diambil dan dianalisis.Ternyata telah
mengandung zat anti ini terbentuk karena adanya antigen yang masuk, yaitu serum darah
manusia.

Serum kelinci yang telah mengandung zat anti disuntikkan ke dalam berbagai jenis makhluk
hidup, berturut-turut manusia, gorila, orang hutan, babon, kucing, anjing, banteng, dan lain-
lain.Selang beberapa waktu, darah manusia dan hewan-hewan yang disuntik dengan serum
kelinci dianalisis ternyata mengandung presipitin yang berbeda-beda kadarnya.Banyaknya
endapan ditentukan oleh jauh dekatnya kerabat antara kelinci dengan makhluk-makhluk
tersebut.Makin jauh kekerabatannya makin banyak presipitinnya.

L. ADANYA ORGAN-ORGAN TUBUH YANG TERSISA

Gagasan organ vestigial atau organ-organ peninggalan atau organ tubuh yang tersisa pertama
kali dikemukakan seabad yang lalu. Pendapat itu menyatakan bahwa pada tubuh beberapa
jenis makhluk hidup terdapat sejumlah organ-organ yang tidak fungsional. Organ-organ ini
diwarisi dari nenek moyang mereka dan perlahan-lahan menjadi peninggalan karena tidak
digunakan. R. Weidersheim, seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895
mencatat kira-kira ada 100 organ peninggalan pada tubuh makhluk hidup. Beberapa organ
peninggalan yang dijumpai pada tubuh manusia misalnya otot penggerak telinga, usus buntu,
dan tulang ekor.

Organ-organ tubuh yang tersisa nerupakan bukti adanya proses evolusi. organ-oran ini sudah
tidak berguna, namun masih dijumpai pada manusia, antara lain :

umbai cacing (apendiks)

tulang ekor

gigi taring yang runcing

rambut pada dada

Tabel 5.1  Data Kecenderungan Biokimia Mengenai Evolusi

Asal Serum Organisme Jumlah Presipitasi Reaksi Terhadap Manusia

Primata Manusia 100

  Gorila 64
  Orang hutan 42

  Babon 29

Karnivora Kucing 3

  Anjing 3

Ungulata Banteng 10

  Kambing 7

  Kuda 2

  Babi hutan 0

Rodentia Marmut 0

Kelinci 0

(sumber:Yusuf, F., 2006)

M. PENDAPAT TEILHARD DE CHARDIN MENGENAI PROSES EVOLUSI 

Menurut Teilhard, proses evolusi dibagi menjadi 3 tahap :

1) Tahap Geosfer

Meripakan tahap pra-hidup (sebelum adanya kehidupan). tahap perubahan ini terutama
menyangkut pada perubahan tata surya.

2) Tahap Biosfer

Permasalahan pada tahap ini adalah "loncatan" munculnya manusia.

3) Tahap Nesosfer

Menurut Teilhard, yang penting pada makhluk hidup, dalam hal ini, manusia adalah
terjadinya evolusi melalui kesadaran batinnya yang semakin mantap.

N. FAKTA LANGSUNG DAN FAKTA TIDAK LANGSUNG EVOLUSI

Fakta Langsung Evolusi

Fakta langsung yang dapat menjadi bukti adanya evolusi adalah adanya variasi makhluk
hidup dan fosil.

1. Adanya Variasi Makhluk Hidup


Makhluk hidup di dunia ini beraneka ragam, masing-masing memiliki perbedaan tetapi
sekaligus persamaan. Persamaan yang umum mengikat semua perbedaan dengan ikatan
persamaan makhluk hidup. Oleh karena itu, antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain
memiliki hubungan kekerabatan.

2. Adanya Fosil

Fosil merupakan sisa makhluk hidup yang pernah hidup di zaman dahulu, dan sisanya
ditemukan zaman sekarang. Fosil tersebut menunjukkan bahwa ada jenis-jenis dan macam
makhluk hidup yang dahulu pernah ada tetapi sekarang ini tidak ada. Sebaliknya, ada jenis
dan macam makhluk hidup yang sekarang ada tetapi dahulu tidak ada.

Mengingat bahwa evolusi adalah sejarah biologi maka banyak di antara kejadian evolusi
bersifat tak kembali. Namun, di antara teori-teori evolusi tersebut ada yang dapat diuji secara
empiris (terutama evolusi mikro) sehingga masuk akal dan diajarkan dalam dunia sains
(misalnya teori seleksi alam menurut Darwin jauh lebih masuk akal dibanding teori perolehan
sifat dari lingkungan yang dapat diwariskan menurut Lamarck)

Fakta Tidak Langsung Evolusi

1. Kajian Biogeografi

Biogeografi merupakan pengetahuan geografi makhluk hidup yang mencoba menerangkan


mengapa suatu jenis organisme (hewan dan tumbuhan) berada dan hidup di suatu tempat
tetapi tidak di tempat lain.

Biogeografi menjelaskan keberadaan setiap makhluk hidup dibatasi oleh pola distribusi yang
dipengaruhi oleh daerah penyebarannya. Pada dasarnya setiap spesies tidak hanya hidup di
daerah habitat potensialnya, asalkan faktor distribusi mendukung. Tiap lingkungan geografis
dengan iklim dan topografinya memberi tekanan seleksi terhadap makhluk hidup secara khas,
sehingga tiap spesies yang hidup pada habitatnya memiliki survival (kemampuan makhluk
hidup untuk melangsungkan hidupnya) yang berbeda dibanding spesies yang sama yang
hidup di tempat lainnya. Konsekuensinya, tekanan seleksi yang berbeda juga menghasilkan
spesiesi yang berbeda.

2. Kajian Paleontologi

Paleontologi merupakan ilmu tentang fosil. Fosil adalah sisa tubuh makhluk hidup yang telah
membatu karena proses-proses geologis yang membentuknya. Proses geologis tersebut yaitu
sebagai berikut:

  Proses fisika, misalnya proses yang menyebabkan bangkai makhluk hidup

mengalami pembekuan.

  Proses kimiawi, misalnya oleh adanya zat pengawet alami sehingga bangkai tidak

dapat didekomposisi oleh mikroba.


Setiap bangkai seharusnya atau normalnya mengalami dekomposisi untuk menjadi unsur-
unsur tanah kembali. Hanya sedikit bangkai yang dapat memfosil karena dibantu oleh faktor
geologis tersebut di atas.

Kegunaan fosil dalam evolusi adalah untuk mambantu merekonstruksi kehidupan masa lalu.
Namun, fosil juga memiliki kelemahan sebagai salah satu bukti adanya evolusi. Kelemahan
fosil sebagai bukti evolusi adalah sebagai berikut:

1.      Rekaman fosil selalu tidak lengkap. Hal ini disebabkan pada proses geologis umumnya
terjadi daur biokimiawi yang menyebabkan makhluk hidup menjadi musnah secara alami.
Hanya karena faktor geologis yang istimewa yang seperti fiurutkan diatas suatu fosil dapat
ditemukan. Umumnya bagian yang menjadi fosil adalah bagian yang keras seperti tulang,
cangkang, dan gigi. Bagian yang lunak seperti daging dan darah segera membusuk secara
alami, kecuali oleh proses geologis yang mengawetkan.

2.      Urutan fosil tidak selalu menggambarkan urutan fiologi yang utuh. Ada mata ranatai
yang hilang (nussing link).

Tidak semua bentuk antara dua macam makhluk hidup dapat ditemukan. Meskipun demikian,
terdapat fosil yang lebih lengkap dan dapat menceritakan kembali urutan filogen. Fosil
tersebut antara lain:

  Archaeptera, yaitu bentuk antara reptilia purba dengan burung purba;

  Seymoria, yaitu bentuk transisi antara amfibi purba dengan reptilia purba;

  Fosil kuda yang menggambarkan bentuk-bentuk transisi lengkap sejak dari

Hyracoterium, Mesohippus, Merychippus, Piilohippus, dan Equus (kuda modern).

Pemikiran sebelumnya

1.      Bumi merupakan pusat dari alam semesta yang diatur oleh Yang Maha Kuasa.

2.      Bumi masih muda dan statis, kecuali dalam masa-masa campur tangan Yang

Maha Kuasa, spesies tidak berubah.

3.      Gradiasi spesies terjadi bagian dari pelajaran mulia dari Sang Pencipta.

Pemikiran sesudahnya

1.      Bumi merupakan satu dari sekian banyak planet yang mengelilingi matahari dan

mengikuti hukum mekanis.

2.      Bumi tua dan berubah melalui kekuatan-kekuatan uniformatian yang perlahan,

yang selalu membentuk bumi kembali. Spesies berubah sejalan dengan waktu.

3.      Gradiasi spesies terjadi melalui proses alamiah.


Hal yang penting yang dibawa Darwin dari pelayarannya, bukan terletak pada pengenalan
perubahan (walaupun seperti Lyell, ia secara terperinci menyediakan bukti untuk perubahan),
namun dalam identifikasinya terhadap mekanisme perubahan.

Lima tahun pelayaran Darwin diatas kapal Beagle merupakan satu pengulangan bukti bagi
pemikiran yang telah berkembang secara hasil dari pengamatan dan spekulasi berabad-abad.
Dari populasi hidup, ia mengamati variasi-variasi dalam satu tema. Ia mencatat bahwa
beberapa bentuk tertentu bisa dihubungkan secara fungsional terhadap lingkungan tertentu.

Mungkin hal yang paling terkenal dari ‘laboratorium alamiah’-nya Darwin adalah kepulauan
Galapogos yang terletak jauh dari pantai Amerika Selatan. Disana Darwin sangat berkesan
akan pengaruh batas-batas geografis terhadap distribusi sifat-sifat morfologis dalam
kelompok yang berhubungan. Dalam perjalanan pulang, Darwin menulis dalam buku
catatannya: Biarlah sepasang binatang diperkenalkan dan berkembang secara perlahan, jauh
dari musuhnya. Dengan demikian mereka dapat saling kawin – tidak seorangpun dapat
mengatakan hasilnya.

Menurut pemikiran ini, binatang-binatang pada pulau-pulau ini terpisah seharusnya menjadi
berbeda jika dipisahkan cukup lama. Oleh karena itu muncullah kura-kura darat, burung-
burung mocking, rubah Falkland, rubah Ciloe, kelinci Inggris dan kelinci Irlandia. (1837-
1838).

‘burung-burung kutilang’, Darwin menunjukkan dengan jelas bagaimana bentuk memang


disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang berbeda dalam lingkugan-lingkungan yang berbeda.
Darwin tidak saja menekankan betapa pentingnya geografi dan isolasi pada setiap produksi
spesies yang baru, tetapi juga melakukan dedukasi yang tajam, yang hanya dapat dilakuakan
oleh orang yang percaya pada bumi yang tidak statis: ‘pembagian geografis bersifat berubah-
ubah dan tidak tetap’.

Darwin tidak menerbitkan teorinya sampai dua puluh tahun sesudah ia kembali dari
pengembaraannya. Ketaatannya pada agama dan eksperimen-eksperimen selanjutnya
menahan dia menerbitkan karyanya sampai ia menerima sebuah kertas kerja dari Alfred
Russel Wallace (1828- 1913).

Wallace juga telah mempelajari fauna dari pulau-pulau (kepulauan Indonesia dan kepulauan
Filipina). Ia pun telah membaca Malthus. Wallace juga sampai pada kesimpulan yang dicapai
Darwin dan telah mengirim kertas kerja pada Darwin berjudul ‘On The Tendency of Varieties
to Depart Indefinitelly from the Original Type’. (kecenderungan Varietas untuk memisahkan
diri secara tidak tetap dari tipe aslinya). Darwin bergegas memasukkan kertas kerja tersebut
dengan kertas kerjanya sendiri, dan keduanya dibacakan di depan Linnean Society pada 1858
di London.
SOAL-SOAL LATIHAN

1. Jelaskan kelemahan fosil sebagai bukti evolusi!

2. Sebutkan fakta tidak langsung evplusi!

3. Jelaskan 3 tahap proses evolusi menurut Teilhard!

4. Sebutkan organ-organ tubuh yang tersisa nerupakan bukti adanya proses evolusi ,

namun masih dijumpai pada manusia!

5. Sebutkan 10 petunjuk adanya evolusi!

Anda mungkin juga menyukai