Anda di halaman 1dari 16

EVOLUSI MANUSIA

Evolusi bisa di definisikan sebagai suatu perubahan atau perkembangan, seperti perubahan
dari sederhana menjadi kompleks. Perubahan itu biasanya di anggap lamban laun. paradigma
yang berkaitan dengan konsep evolusi tersebut adalah evolusioanisme yang berarti cara
pandang yang menekankan perubahan lambat laun menjadi lebih baik atau lebih maju dari
sederhana ke kompleks (Achmad, 2005: 99). Evolusi adalah perubahan dan perkembangan
mahkluk hidup dari waktu ke waktu (marhijanto, 1999: 112)

Melalui sudut pandang ilmiah dan evalolusioner, berpegang pada asumsi bahwa manusia
mewakili tahap-tahap dalam evolusi kehidupan. Evolusi biologis atau evolusi organik
merupakan proses perkembangan segala bentuk kehidupan. Teori evolusi organik mengtakan
bahwa tumbuh-tumbuhan dan binatang yang kita lihat sekarang ini adalah keturunan dari
nenek moyang yang keadaanya lebih sederhana. Nenek moyang itu merupakan keturunan
nenek moyang mereka yang jauh lebih sederhana, yang hidup beberapa juta tahun
sebelumnya kehidupan. Pada umumnya teori ini mengatakan bahwa kehidupan berasal dari
sederhana menuju ke bentuk lebih tinggi (Bambang, 2000: 18).

Terdapat empat kekuatan utama evolusi, yakni: mutasi, seleksi, hybridiasi, dan
penyimpangan genetika .

Mutasi adalah modifikasi, baik fisik maupun kimiawi, dalam struktur dalam gen, hal ini di
ketahui berasal dari dua macam sumber yang umum yakni sumber internal dan eksternal.
Modifikasi internal mungkin sebagai kerja  dari biokimiawi, atau penyusunan ulang fisik.
Sumber eksternal mutasi mungkin dapat di jelaskan karena pengaruh dari luar seperti tradisi
nuklir, sinar x, beta, gama dan agen-agen seperti bentuk-bentuk Nitrogen dan banyak lainnya.

Seleksi (seleksi alam). adalah proses di mana adaptasi dapat di capai. Seleksi tidak pernah di
pandang punya arti terlepas dari lingkungan karena hal ini merupakan proses di mana
populasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan khusus.

Hybridasi adalah hasil dari kombinasi genetika baru melalui persilangan, terjadi hampir pada
kebanyakan spesies hidup termaksuk manusia modern. Hybridasi meningkatkan variasi
genetik.

Penyimpangan genetik adalah proses di mana frekuensi gen berubah karena adanya
kesempatan. Kecepatan di mana perubahan demikian itu terjadi kebanyakan tergantung pada
ukuran populasi. Pada umumnya semangkin kecil populasi maka semangkin besar kecepatan
perubahan pada frekuensi yang demikian itu dan semangkin ekstrem dampaknya terhadap
susunan genetik dari populasi.

A. MAKHLUK MANUSIA DI ANTARA MAKHKUK-MAKHLUK LAIN

Dari sudut biologi, manusia hanya satu di antara lebih dari sejuta jenis mahkluk yang pernah
atau masih hidup di dunia. Pada pertengahan abad ke-19 ahli biologi bernama C. Darwin
mengumumkan pendirian (proposisi) tentang proses biologi, yang mengatakan bahwa bentuk-
bentuk mahkluk hidup tertua adalah mahkluk bersel satu yang sangat sederhana, yaitu antara
lain protozoa. Dalam waktu puluhan juta tahun kemudian berkembang berbagai bentuk
kehidupan, yaitu mahkluk-mahkluk yang memiliki organisme yang makin lama makin
kompleks. (Koentjaraningrat, 2005: 41).

Seperti hanya beribu jenis mahkluk lain, mahkluk manusia menyusui keturunannya, dan
berdasarkan ciri itulah manusia di kelaskan bersama mahkuk-mahkluk tersebut di dalam
golongan binatang menyusui, atau mamalia. Dalam kelas mamalia ini terdapat suatu sub-
golongan  di sebut suku.

 Suku primat terbagi ke dalam dua sub-suku, yaitu prosimii, dan anthropoid. Para ahli biologi
menempatkan manusia ke dalam sub-suku anthropoid, yang kemudian masih di bagi
infrasuku, yaitu ceboid, cercopithecoid dan hominoid. Dalam infrasuku ceboid termaksuk
semua jenis kera, baik yang telah punah maupun yang sampai sekarang masih hidup di
daerah khatulistiwa, khususnya di benua Amerika. Infrasuku cercopithecoid termaksuk
semua jenis kera, baik yang telah punah  maupun sekarang  masih hidup di kawasan tropis
benua Asia dan Afrika. Dan dalam infrasuku Hominoid termaksuk semua jenis kera besar dan
manusia. Dalam infrasuku ini kemudian secara khusus dibagi ke dalam dua keluarga, yaitu
Pongidae dan Hominidae. Keluarga Pongidae adalah beberapa jenis kera besar yang
hidupnya terutama di daerah Asia dan Afrika. (misalnya, kera gibbon, orang utan, simpanse,
gorilla). Sedangkan keluarga hominidae adalah manusia purba Pithecanthropus  dan homo
Neandertal serta manusia sekarang ini yang juga homo sapiens.

Evolusi Ciri-Ciri Biologi

Sumber ciri-ciri organisme fisik. Para ahli menjelaskan bahwa ciri biologi itu berada di dalam
“gen”, dari setiap organisme, baik bersel satu maupun organisme mahkluk kera dan manusia
yang terdiri dari beberapa triliun sel. Pada mahkluk yang organisme-nya kompleks (misalnya
kera dan manusia), sel-sel yang membentuk tubuhnya hampir berjumlah lebih dari 10 triliun,
yang masing-masing berbeda fungsi dan tugasnya dalam organisme. Walupun demikian, tiap
sel memiliki inti yang sama. Inti sel manusia, misalnya,  terdiri dari 46 bagian yang mirip
ulat-ulat kecil yang terdiri dari serat-serat  berspiral, di sebut kromoson. Pada kromoson-
kromoson inilah terletak beribu-ribu pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur
biokimia yang khas, yang menybabkan suatu ciri yang khusus yang dimiliki organisme yang
bersangkutan. Satu pusat kekuatan  seperti itulah yang di sebut dengan gen. satu gen, atau
kombinasi dari beberapa gen , mnenjadi penyebab dari satu ciri lahir dari organisme, sedang
gen lainya penyebab dari beberapa ciri lahir.

Mahkluk primat pendahulu manusia kira-kira satu abad yang lalu, teka-teki mengenai nenek-
moyang manusia ini di yakini dapat terpecahkan apabila orang telah berhasil menemukan
fosil-fosil dari mahkluk yang merupakan penghubung (missing link) antara kera dan mahkluk
manusia dalam silsilah kehidupan mahkluk manusia di muka bumi.  Dengan adanya
penelitian paleoantropologi pada awal abad ke-20 ini sekarang sudah ada suatu pendirian
yang kucup mantap mengenai mahkluk induk ini. Mahkluk primat yang semula di anggab
sebagai mahkluk yang menurunkan manusia dan jenis kera besar, seperti orang utan, gorilla
dan sebagainya antara lain di temukan fosil rahang bawahnya di saint-gaudens (perancis
selatan) yang di beri nama Drypithecus.

Di dalam sel sperma berpadu dengan sel telur, maka terbentuklah suatu sel buah, atau zygote.
Melalui proses mitosis, dari zygote itu akan muncul seluruh tubuh organisme yang baru.
Proses mitosis bagi semua sel itu sama, kecuali pada sel gamete, yaitu sel-sel sperma pada
pria dan sel-sel telur pada wanita. Pembentukan sel-sel baru tidak terjadi melalui pembelahan
kromoson , melainkan melalui pemisahan dari ke-46 kromoson dari 23 kromoson, dan masuk
ke dalam dua sel kelamin yang berbeda. Saat itu merupakan saat yang sangat penting, karena
jumlah gen yang menentukan berbagai ciri organisme yang akan masuk ke dalam sel kelamin
A dan A1,  akan terjadi secara kebetulan belaka. Oleh karena itu dapat di pahami bahwa
hanya sebagian dari ciri-ciri ayah yang secara kebetulan berada dalam sel telur yang di buahi,
menjadi bahan bagi pembetukan organisme yang baru itu. Dari ciri-ciri ayah dan ibu yang
kebetulan terdapat dalam dalam sel-sel kelamin itu juga tidak semua akan tampak lahir dalam
organisme yang baru, karena hanya ciri-ciri  pada  gen yang kuat (dominan) saja yang akan
tampak, sedang ciri-ciri pada gen yang kuat (resesif), tidak. apabila misalnya, ayah
mempunyai gen untuk rambut keriting yang dominan, tetapi ibu mempunyai gen rambut
kejur resesif, maka anak akan mempunyai rambut keriting.  Dengan demikian, anggapan
popular yang mengira bahwa kalau rambut keriting dari ayah bercampur dengan rambut kejur
dari ibu, maka anak akan mendapat keriting-kejur. Ini adalah anggapan yang salah.

Perubahan dalam proses keturunan. Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa suatu ciri berasal
dari seorang nenek- moyang tertentu tidak dapat “bercampur”. Ciri-ciri yang ada selalu tetap
tersimpan di dalam gen yang di turunkan dan di sebarkan kepada berpuluh-puluh, bahkan
beratus-ratus angkatan berikutnya, karena adanya kekuatan dari gen lain yang dominan, yang
menyebabkan bahwa ciri-ciri tersebut tidak muncul. Walaupun dalam kenyataan kita melihat
bahwa dalam proses pengembangbiakannya, nenek moyang lama kelamaan memperlihatkan
perbedaan-perbedaan ciri.  

Perubahan Ciri Biologi dalam Proses Keturunan

Dari analisis di lakukan para ahli, munculnya bentuk mahkluk baru adalah akibat
percabangan dari bentuk mahkluk sebelumnya. Percabangan ini secara khusus menampilkan
bentuk dari organisme sebelumnya, tumbuh dan berkembang biak sampai pada beberapa
generasi sesudahnya. Bahkan, tidak jarang muncul suatu mahkluk baru yang secara fisik
berbeda dari mahkluk lainnya (Gede, 2002: 40).

Proses Mutasi

Proses mutasi adalah proses yang berasal dari dalam tubuh organisme. Suatu kondisi
penerusan keturunan yang telah berabad-abad lamanya, dalam penerusan keturunannya
terbentuk penyimpangan genetis dalam zygote-nya. Akibatnya, individu yang kemudian lahir
muncul dengan ciri tubuh yang berbeda dengan induknya dalam proses penerusan keturunan
selanjudnya, mahkluk baru ini beranak-anak sehingga yang kemudian berkembang adalah
mahkluk baru dengan ciri-ciri yang telah berubah dengan induknya.
Proses Seleksi Alamiah dan Adaptasi

Dalam frekuensi gen dengan sifat-sifat yang merugikan atau kurang dapat menyesuaikan diri
menjadi lebih kecil dan frekuensi gen dengan sifat-sifat adaptif akan bertambah besar. Dari
waktu ke waktu individu yang tidak bertahan akan semangkin berkurang jumlahnya, bahkan
ada kecendrungan akan punah. Populasi yang tidak punah biasanya menjadi lebih cocok
dengan lingkungannya. Mahkluk yang dapat bertahan hidup dialah yang mampu melahirkan
keturunannya dan memperkembangkan jenisnya. Akibatnya, individu generasi berikutnya
bertahan dengan ciri spesies yang baru.

Proses Menghilangkan Gen Secara Kebetulan

Proses menghilangkannya gen secara kebetulan juga dikenal dengan proses penyimpangan
genetis. Proses ini terjadi pada suatu mahkluk dan memang benar-benar secara kebetulan
belaka (random genetic driff). Peristiwa ini sering muncul dalam rangka sejarah politik
migrasi suatu bangsa. Misalnya berkumpulnya orang-orang berambut lurus, tetapi pembawa
sifat rambut keriting. Dalam perkembangan selanjudnya akibat sebagian anggota
masyarakatnya tercerai-berai, tidak ada kelompok berambut keriting atau pembawa sifat
rambut keriting. Akhirnya penerusan keturunan hanya berlangsung dalam kelompok manusia
berambut lurus. Dalam beberapa generasi sifat rambut kerintingnya akan musnah dan akan
muncul rambut lurus tanpa pembawa sifat rambut keriting sama sekali.

Evolusi Primat dan Manusia

Proses percabangan mahluk primat, manusia adalah suatu jenis makhluk primat yang telah
bercabang melalui proses evolusi. Soal asal-mula dan proses evolusi manusia serta khusus
dipelajari dan di teliti oleh sub-ilmu dari antropologi biologi, yakni ilmu paleoantropologi,
yang menggunakan fosil manusia yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi selama
berabad-abad, sebagai bahan penelitian. Namun karena manusia merupakan suatu cabang
yang termuda dari mahkluk primat pada umumnya.

Dari hasil penelitian terakhir, mahkluk pertama dari suku primat muncul sebagai percabangan
dari mahkluk mamalia (binatang menyusui) sekitar 70 juta tahun yang lalu, dalam paleosen
tua. Mahkluk primat induk itu kemudian bercabang lagi ke dalam berbagai sub-suku dan
infrasuku khusus, suatu proses yang juga memakan waktu lama sekali, sehingga antara lain
terjadi percabangan-percabangan yang masing-masing menghasilkan keluarga kera-kera
pongid (kera-kera besar) dan keluarga hominid, yang merupakan “Nenek Moyang” manusia.

Dalam proses mahkluk evolusi makhluk hidup di perkirakan telah terjadi sedikitnya lima
proses percabangan  yang tertua terjadi sekitar 30 juta tahun yang lalu dalam kala eason
akhir, yang mengevaluasi kera gibbon. Cabang yang muncul kemudian, yaitu pada awal kala
miosen sekitar 20 juta tahun yang lalu, adalah orang utan (pongopygmeus) di Afrika timur
pada waktu itu lebih dekat pada asia selatan. Kawasan Afrika timur pada waktu itu masih
tertutup hutan rimba seperti halnya kawasan Asia selatan sekarang dan belum berupa sabana
dengan gerombolan-gerombolan hutan di sana-sini seperti sekarang. Orang utan adalah jenis
kera yang hidup dari buah-buahan dan tinggal di pucuk pohon-pohon yang besar dan tinggi,
sehingga mereka tidak terganggu oleh makhluk-makhluk penghuni hutan rimba lainya.

Bentuk – Bentuk Manusia tertua

Untuk menganalisis siapakah sebetulnya mahkluk pendahulu/nenek moyang manusia,


sebetulnya yang harus di temukan terlebih dahulu adalah sejenis mahkluk yang telah kandas,
yang menjadi mahkluk penghubung yang menjebatani manusia dan mahkluk sejenis yang
sebelumnya ada.

Berikut ini beberapa fosil yang sempat di temukan dalam berbagai ekspedisi dan penggalian
oleh para antropolog, baik yang berlokasi di luar maupun wilayah Indonesia.

Eonthropus Dawsoni (manusia pajar)

Pada tahun 1910 di lingkungan tambang batu di Piltdown, Sussex, inggris di temukan bagian-
bagian dari tempurung dan rahang bawah manusia yang hampir lengkap. Akan tetapi, bagian
rahang fosil ini sangat mirip dengan kera. Sesuai dengan nama penemunya, yaitu Charles
dawson.

Autralopithecus africanus

Tahun 1924 profesor Raymond Dart dari universitas Witwatersrand di johanesburg


menemukan sebuah tempurung tengkorak binatang yang berbeda dengan beberapa desains
fosil yang selama ini ditemukan. Di duga bentuk fosil ini adalah campuran antara ciri-ciri
kera dan hominidae.

Sinanthropus pekinensis ( homo erectus cina)

Davidson Black seorang ahli anatomi dari kanada.  Menemukan beberapa buah fosil di gua
yang di kenal bukit tulang naga dekat choukoutien di sebelah barat peking. Kemudian di
tempat yang sama Franz Wedenreich seorang yahudi pelarian  selama 7 tahun penelitiannya
secara lengkap kemudian menemukan 14 tulang tengkorak, dan 146 gigi dari dugaan 32
individu mahkluk purba. Selain itu ditemukan beberapa bekas alat-alat tulang serta bekas-
bekas api.

Dengan mengamati hasil temuan ini adalah suatu mengembirakan bahwa dapat di duga
mahkluk manusia masa lalu ini telah memiliki dan mengembangkan unsur kebudayaan.

Homo Heidelberg

Dr. Otto Schoetensach ahli ilmu geologi, dalam penggalianya pada tahun 1907 menemukan
sebuah tulang geraham di dekat kota kecil meuer. Meskipun rahang-nya relatif  lebih besar,
berdasarkan anatomi rahang yang di milikinya, giginya mirip gigi manusia.

Homo neanderthalensis

Prof. Sollas dari universitas oxford di daerah gibratar tahun 1848 menemukan sebuah
tengkorak. Sejumlah tulang tengkorak atas, tulang lengan dan tulang kaki sejenis di temukan
di sebuah gua dekat dusseldorf di lembah Neanderthal. Berdasarkan struktur fisiknya, temuan
ini di beri nama neanderthalensis dari mahkluk ini diduga memiliki proses evolusi yang
sangat dekat dengan keluarga manusia modern.

Indonesia memegang peranan penting dalam upaya mencari dan memecahkan masalah asal-
usul mahkluk manusia, oleh karena di dalam kandungan bumi Indonesia di temukan bekas-
bekas manusia yang tertua sebagaimana akan di uraikan sebagai berikut.

Pithecanthropus erectus

Seorang ahli bedah tentara belanda Dr. Eugene Du Bois bertekat melakukan penggalian dan
menemukan fosil-fosil mata rantai yang hilang antara mahkluk manusia dank era. Kerangka
berfikir Du Bois ini sesungguhnya telah di rumuskannya sejak dia masih mahasiswa di
universitas Amsterdam bahwa di kepulauan Indonesia selain kera gibbon yang masih banyak
di jumpai, kemungkinan besar akan dapat di temukan fosil manusia purba. Ekspedisi mandiri
yang sempat di lakukan Du Bois di Indonesia antara tahun 1891-1898 adalah di padang atas
sumbar. Namun tidak di jumpai bukti kuat untuk membuktikan teori dan keyakinannya.
Kemudian ia mengadakan penggalian di solo jawa tengah sekelompok fosil hominidae yang
masih primitif berupa tengkorak atas, rahang bawah dan sebuah tulang paha berhasil
ditemukan dalam ekpedisi ini. Dari hasil rekonstruksi tampak seolah-olah rahang atas
menyerupai struktur tengkorak seekor kera besar, dengan volume otak lebih kecil dari yang
dimiliki manusia, giginya menunjuk sifat manusia, sedangkan bentuk pahanya menunjukkan
mahkluk ini berdiri tegak (pithecanthropus erectus).

Pada kurun waktu yang sama, du bois tahun 1936 di desa perning dekat majakerto dan desa
sangiran di dekat Surakarta menemukan juga fosil yang di perkirakan berumur 2.000.000
tahun. (pithechantropus majakertensis).

Homo soloensis dan homo wajakensis

Di dekat desa Ngandong (lembah bengawan solo, sebelah utara trinil) antara 1931-1934.
GHR Von Konigswald menemukan 14 fosil fithecanthropus. Telaah terhadap fosil ini di
lakukan dengan mempergunakan analisis potassium argon dan fluorin berusia lebih tua dari
temuan Du Bois dan di perkirakan antara 5.00.000-7.00.000 tahun lalu.

Oleh Teuku Jakob yang meneliti secara lebih cermat dan mendalam kemudian memberi nama
pithechanthropus soloensis. Meskipun temuan fosil itu tidak pada tempat yang sama, para
ahli sepakat menyatakan bahwa umur manusia tertua yang di temukan itu sekitar 800.000 –
200.000 tahun.

Oppenoorth seorang ahli geologi juga menemukan fosil manusia purba. Melihat
perkembangan struktur tubuh dan volume otaknya, sehingga diduga memiliki tingkat yang
lebih tinggi pithecanthropus, maka nama yang diberikan adalah homo soloensis.

Meganthropus valeo javanicus


Penemuan lainnya oleh GHR Von Konigswald tahun 1941  di dekat sangiran dalam lapisan
yang sama dengan penemuan tahun 1936 di desa perning. Yang agak mengherankan adalah
kapasitas struktur tubuhnya secara fisik fosil ini memiliki ukuran yang luar biasa besarnya
dibanding dengan gorilla laki-laki. Karena itu, temuan ini di beri nama meganthropus paleo
javanicus.

Selanjutnya, masih juga jenis fosil yang sama di daerah sangiran, bahkan terakhir sekali di
temukan tahun 1973 di desa sambungmacan di dekat sragen. Keseluruhan fosil yang di
temukan berjumlah 41 buah.

Dari deskripsi sejumlah temuan fosil-fosil di atas, para ahli belum sepakat apakah makhluk
phithecanthropus ini sudah berkebudayaan. Teuku Jakob salah satu di antara ahli peneliti
antropolog juga meragukan kemungkinan pithecanthropus itu memiliki kebudayaan. Bertitik
tolak dari kemungkinan penggunaan fungsi dan peranan pengembangan akal dan bahasa,
keragu-raguan bahwa makhluk pithecanthropus itu memiliki suatu kebudayaan kebih di
dasarkan pada:

Suau kenyataan bahwa selama temuan fosil-fosil itu dalam berbagai penggalian manusia
belum pernah du temukan bekas alat-alat lainnya bersama fosil dengan fosil lainya.

Suatu fakta bahwa volume otak pithecanthropus masih terlampau kecil dibandingkan
manusia sekarang. Minimnya kapasitas volume otak ini mempengaruhi proses pengembangan
fungsional akalnya.

Bahwa struktur rongga mulut dari tengkorak pithecanthropus umumnya menunjukkan belum
sempurna sehingga oleh karenanya makhluk itu diyakini belum dapat menggunakan bahasa.
Meskipun demikian, Teuku Jakob pada dasarnya tidak menyangkal ada kemungkinan
makhluk pithecanthropus ini sudah mulai menggunakan alat-alat batu atau kayu sekedar
penyambung berbagai keterbatasan dan kemampuan organisme fisiknya. Akan tetapi, karena
keterbatasan volume otaknya, maka kecil kemungkinan penggunaan alat-alat tadi secara
sadar menjadi pola mantap yang dikonsepsikan.

B. ANEKA RAGAM (WARNA) MANUSIA

Pengertian Ras menurut para ahli

Disini ada beberapa pengertian atau definisi mengenai ras menurut para ahli, yaitu
diantaranya:

a.       Koentjraningrat, ras adalah suatu golongan manusia yang menunjukan berbagai ciri
tubuh tertentu dengan suatu frekuensi yang besar(bersifat jasmani).

b.      Gill dan Gilbert, ras merupakan pengertian biologis yang merupakan sekumpulan orang
yang dapat dibedakan menurut karakterisik fisik yang dihasilkan melalui proses reproduksi.

c.       Daljoeni , Ras adalah


  Suatu kategori tertentu dari seseorang yang biasa, superior maupun inferior, yang ditandai

oleh karakteristik fisik, seperti warna kulit, tekstur rambut dan lipatan mata.

  Pengelompokan manusia berdasarkan karakteristik biologis, missal: kaukasoid,

mongoloid, negroid, australoid dan Indian.

d.      Banton (1967) ras merupakan suatu tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar
untuk menetapkan peran yang berbeda-beda. Pengertian ras ini menyangkut aspek biologis
(cirri fisik, warna kulit, bentuk tubuh dll) dan aspek social (menyangkut peran dan kebiasaan
yang dilakukan)

e.       Grosse, ras adalah segolongan manusia yang merupakan kesatuan karena memiliki
kesamaan sifat jasmani dan rohani yang diturunkan, sehingga dapat dibedakan dengan
kesatuan yang lain.

f.        Kohlbrugge, ras adalah segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri jamani
karena diturunkan, sedangkan ciri- kerohaniannya tidak diperhitungkan.

g.       Haldane, ras adalah sebuah kelompok yang berbagi kesamaan satu set karakter tertentu
fisik bawaan dan asal geografis dalam area tertentu itu.

h.       Horton dan Hunt (1987) ras adalah suatu kelompok manusia yang agak berbeda dengan
kelompok-kelompok lainnya dari segi ciri fisik bawaan.

i.         Dun dan Dobhansky, ras adalah populasi yang dibedakan oleh persamaan gen/
kategori individu secara turun-temurun yang memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu, ras
memiliki pengertian secara biologis dan fisik, serta idak termasuk sifat-sifat budayanya.

Salah Paham mengenai Konsep Ras

Manusia sebagai mahluk yang hidup dalam berbagai macam lingkungan alam di seluruh
muka bumi menunjukan beragam ciri-ciri fisik yang tampak nyata. Ciri-ciri lahir seperti
warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk bagian-bagian wajah, dan sebagainya
menyebabkan timbulnya pengertian “ras” atau golongan manusia yang berdasarkan berbagai
ciri fisik secara umum.

Dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai beragam ciri fisik manusia itu telah banyak
menyebabkan kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah paham besar yang hidup dalam
pandangan manusia berbagai bangsa. Salah paham itu mengacaukan ciri-ciri ras (yang
sebenarnya harus dikhususkan pada ciri-ciri jasmani semata-mata), dengan ciri-ciri rohani
dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi rendah kepada ras-ras
berdasarkan perbedaan tinggi rendah rohani dari ras-ras itu. Dengan demikian timbul
masalah, misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras kulit putih, lebih kuat daripada
ras-ras lainnya. tetapi lebih dari itu ada anggapan bahwa ras kulit putih pada dasarnya juga
lebih pandai, lebih maju, lebih luhur,pendek kata bisa dibilang lebih tinggi rohaninya
daripada ras-ras lainnya. Anggapan salah ini timbul bersama-sama dengan perkembangan
kekuasaan bangsa-bangsa Eropa (yang kebetulan semuanya berasal dari ras ”kulit putih” itu)
terhadap bangsa-bangsa lain di luar Eropa (yang kebetulan untuk sebagian besar bukan
berasal dari ras kulit putih) dan kejadian ini dipraktikan ke dalam suatu gejala social yang
terdapat di banyak Negara di dunia sampai sekarang, yaitu gejala diskriminasi ras.

Metode-Metode Untuk mengklasifikasikan Aneka Ras Manusia

Untuk mengklasifikasikan aneka warna ras manusia di dunia, para sarjana terutama
memperhatikan ciri lahir (ciri morfologi) yang terdapat pada tubuh individu. Ciri-ciri
morfologi itu yang dalam praktik merupakan ciri-ciri fenotipe, terdiri dari dua golongan,
yaitu: 1) ciri-ciri kualitatif (warna kulit, bentuk rambut, dsb.), dan 2) ciri-ciri kuantitatif
(seperti berat badan, ukuran badan, index cepbalicus dsb). Untuk mengukur ciri kuantitatif
tadi secara teliti, dalam ilmu antropologi fisik telah berkembang metode-metode pengukuran
yang selalu dipertajam dan yang disebut metode-metode antropometri. Selain ciri morfologi,
ada juga metode yang mengklasifikasikan aneka ras dengan filogenik. Metode ini tidak hanya
menggambarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antar ras, tetapi juga
menggambarkan hubungan asal-usul antar ras serta percabangannya. Untuk membangun
suatu klasfikasi berdasarkan filogenik, diperlukan pengetahuan mengenai ciri-ciri genotipe.
Ciri-ciri genotipe dapat diketahui pada gen yang tidak mudah diubah oleh pengaruh proses-
proses mutasi, seleksi, dan sebagainya. Seperti gen untuk golongan darah, gen untuk
tipedarah, dan lainnya.

Klasifikasi Aneka Ras Manusia

Semua klasifikasi yang berasal dari para sarjana terkenal masih berdasarkan metode-metode
morfologikal yang lama karena metode klasifikasi baru yang berdasarkan frekuensi gen
masih dalam taraf pengembangan dan belum dilakukan secara luas. Para sarjana tersebut
mempergunakan salah satu ciri tertentu sebagai dasar klasifikasinya, seperti klasifikasi
Carolus Linnaeus (1725) yang mempergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam
sistemnya, klasifikasi J.F.blumenbach (1755) yang mengkombinasikan ciri-ciri morfologi
dengan geografi dalam sistemnya, klasifikasi J. Deniker (1889) yang memakai warna dan
bentuk rambut sebagai ciri terpenting dalam sistemnya. Selain itu, metode-metode yang
mempergunakan unsur-unsur filogenik baru tampak sekitar 30 tahun yang lalu, dan yang
paling terkenal adalah metode E. Von Eickstedt dan metode E.A. Hooton.

Berikut ini suatu klasifikasi yang berasal dari A.L. Kroeber, yang tampak secara jelas, dengan
secara garis besar penggolongan ras-ras yang terpenting di dunia dan hubungannya satu sama
lain sebagai berikut:

1)      Australoid

Istilah "ras Australoid" pernah dipakai dulu untuk menunjuk fenotipe umum dari sebagian
besar penghuni bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua,
kepulauan Melanesia dan Australia. Di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan
orang Negrito di Filipina dulu dimasukkan dalam "ras" tersebut, yang diperkirakan tersebar
di seluruh kepulauan Asia Tenggara.
Dari segi fenotipe ciri khas utama "ras Australoid" ialah rambut keriting hitam dan kulit
hitam. Namun di Australia, ada anggota "ras Australoid" yang berambut pirang dan tidak
keriting tapi lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam
bahkan menjurus putih. Pakar genetika asal Itali Luigi Luca Cavalli-Sforza telah
membuktikan bahwa membagi manusia dalam "ras" adalah suatu usaha yang sia-sia. Dengan
demikian, dari segi biologi, istilah seperti "ras Australoid" dan pada umumnya, "ras
manusia", tidak dianggap lagi.Fenotipe seseorang ditentukan oleh hanya sejumlah kecil gen.
Secara biologis, hanya ada satu ras manusia, yaitu Homo sapiens.

2)      Mongoloid

  Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur)

  Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, Filifina dan


penduduk asli Taiwan)

  American Mongoloid ( penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan, orang Eskimo di
Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan)

3)      Caucasoid

  Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)

  Alpine ( Eropa Tengah dan Timur)

  Mediterranean ( Penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran)

  Indic (Pakistan, India, Bangladesh dan SriLanka)

4)      Negroid

  African Negroid (Benua Afrika)

  Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu dan Filipina)

  Melanesian (Papua/Melanesia)

5)      Ras-Ras Khusus

  Bushman ( di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan)

  Veddoid ( di pedalaman SriLanka dan Sulawesi Selatan)

  Polynesian ( di Kepulauan Mikronesia dan Polinesia)

  Ainu (di Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara)

B.     ORGANISME MANUSIA


Perbedaan Organ Manusia dan Organ Binatang

Manusia adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang secara
biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang berkelompok yang
lain. Walaupun demikian otak manusia telah berevolusi, otak manusia telah dikembangkan
oleh bahasa tetapi juga mengembangkan bahasa. Bahasa menyebabkan manusia tidak hanya
dapat belajar secara kongkret suatu peristiwa yang bersangkutan dengan keadaan-keadaan
tadi, tetapi juga secara abstrak tanpa menyelami sendiri peristiwa tersebut.

Dengan demikian bahasa manusia itu mengabstraksikan dan menyimpan tiap pengetahuan
baru ke dalam lambang vocal atau kata-kata baru, yang makin lama makin menjadi banyak
jumlahnya. Dengan bahasa pula, pengetahuan manusia selama berpuluh-puluh ribu generasi
sejak zaman mahluk induk Australopitcheus berkeliaran di daerah-daerah sabana di Afrika
selatan hingga sekarang itu. Kemampuan organismenya memang terbatas jika di bandingkan
dengan mahluk lain. Kemampuan dari pada semua panca inderanya menyebabkan bahwa ia
tidak dapat lari, loncat, memanjat pohon, menyelam dalam air ataupun terbang, tapi walaupun
demikian kapasitas otaknya yang unggul yang berupa akal, menyebabkanya dapat
mengembangkan system pengetahuan yang menjadi dasar dari kemampuannya untuk
membuat macam-macam alat hidup seperti senjata, alat-alat produksi, alat-alat berlindung,
alat-alat transport dan sebagainya serta sumber-sumber energy lain. Peralatan hidup dan
system tekhnologi manusia inilah yang menjadi penyambung dari keterbatasan kemampuano
rganismenya.

Dengan adanya pengaturan antara individu-individu dalam kelompok dan dengan adanya
peralatan hidup, maka cara mahluk manusia mencari dan memproduksi pangannya dilakukan
juga dengan system-sistem tertentu di mana terdapat pembagian kerja antara berbagai tahap
atau tekhnik memproduksi pangan dan peralatan hidupnya. Dengan demikian manusia sejak
dahulu kala telah menciptakan atau memiliki system dalam hal mata pencaharian hidupnya,
yaitu system ekonomi. Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan dari konsep-
konsep dalam akalnya menyebabakan bahwa manusia dapat membayangkan dirinya sendiri
sebagai suatu identitas tersendiri, lepas dari lingkungan dan alam sekelilingnya. Kemampuan
ini merupakan dasar dari kesadaran identitas diri dan kesadaran kepribadian diri sendiri.
Sudah tentu banyak binatang yang mempunyai identitas diri, namun kesadaran itu tidak
setajam yang dimiliki manusia, karena manusia juga mempunyai kemampuan untuk
membayangkan dengan akalnya peristiwa-peristiwa yang mungkin dapat terjadi terhadapnya,
baik yang bahagia dan menyenangkan, maupun yang sengsara dan menakutkan, rasa takut
terbesar adalah rasa takut terhadap peristiwa yang ia sadari pasti akan terjadi padanya, ialah
tibanya maut. Kesadaran akan tibanya maut inilah yang merupakan salah satu sebab
timbulnya suatu unsur penting dalam kehidupan manusia, yaitu religi.

Akhirnya, kehidupan organism manusia juga berbeda dengan kehidupan organism binatang
dengan adanya pula penyambung hasrat alamiah intik keindahan. Sejumlah organism jenis-
jenis binatang lain memang juga mencetuskan berbagai reaksi terhadap warna, bentuk dan
irama bunyi yang indah, tetapi akal makhluk manusia yang mengadakan suatu reaksi yang
sadar dan kreatif sehingga menjadi suatu unnsur khas dalam hidupnya, yaitu kesenian.
Perbedaan antara organisme manusia dan organisme binatang. Manusia adalah makhluk
hidup yang hidup berkelompok dan memiliki organisme yang sangat kalah kemampuan
fisiknya di bandingkan jenis-jenis binatang berkelompok lainya. Walaupun demikian,
dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain, otak manusia yang telah dikembangkan oleh
bahasa tetapi yang juga telah mengembangkan bahasa, telah berevolusi paling jauh karena
memiliki kemampuan akal untuk membentuk gagasan-gagasan serta konsep-konsep yang
makin lama makin tajam dan memiliki tindakan-tindakan alternatif yang menguntungkan
dirinya, dan dengan demikian dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Gagasan-gagasan
serta konsep-konsep itu dapat dikomunikasikannya kepada individu-individu lain dalam
kelompoknya mauoun kepada keturunannya dengan lambang-lambang vokal yang kita sebut
bahasa.

Bahasa menyebabkan bahwa manusia tidak hanya dapat belajar mengenai keadaan sekitarnya
berdasarkan pengalamannya sendiri, tetapi juga secara abstrak. Dengan demikian bahasa
manusia mengbstrakkan serta menyimpan setiap pengetahuan yang baru ke dalam lambang-
lambang vokal atau kata-kata baru yang jumlahnya makin lama makin banyak. Generasi
manusia berikutnya dengan demikian tidak perlu mengalami sendiri semua peristiwa untuk
memperoleh pengetahuan mengenai suatu keadaan alam tertentu, dan cukup belajar dari
generasi-generasi sebelumnya melalui uraian dengan bahasa, yang dapat di perkaya dengan
pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Pengalaman yang kian bertambah banyak itu
kemudian disimpan dan di atur oleh akal manusia menjadi suatu sistem pengetahuan untuk
kemudian diteruskan kepada generasi-generasi berikutnya.

Dengan bahasa, seluruh pengetahuan yang berhasil dikumpulkan manusia selama beratus-
ratus angkatan sejak hadirnya makhluk induk Australopithecus di muka bumi, telah menjadi
suatu himpunan pengetahuan yang merupakan dasar dari kebudayaan manusia. Karena
pengetahuan itu kemudian menjadi sedemikan menguasainya sendiri.

Kemampuan fisik manusia memang terbatas jika di banding mahkluk lainya, sehingga ia
tidak dapat berlari, meloncat, memanjat, menyelam atau terbang seperti jenis binatang
tertentu. Manusia juga tidak memiliki kekuatan yang sama seperti berbagai jenis binatang
besar. Walaupun demikian, kapasitas otaknya yang unggul menyebabkan bahwa ia dapat
mengembangkan suatu sistem pengetahuan yang merupakan dasar dari kemampuannya untuk
menciptakan berbagai alat hidup, alat transport, dan sebagainya, serta berbagai sumber energi
lainya. Peralatan hidup serta sistem teknologi manusia inilah yang menjadi penyambung
keterbatasan kemampuan fisiknya.

Akal budi manusia menyebabkan berkembangnya sistem-sistem yang dapat membantu serta
menyambung keterbatasan kemampuannya. Seluruh sistem yang di sebut “kebudayaan
manusia” itu adalah:

Sistem pelambangan vokal, yaitu bahasa;

 Sistem pengetahuan;

Sistem organisasi social;


Sistem peralatan hidup dan teknologi;

Sistem mata pencarian hidup;

Sistem religi dan; dan

Kesenian.

Kebudayaan tidak merupakan salah satu program dalam sistem gen manusia, berbeda dengan
kemampuan yang dimiliki hewan. Kemampuan serangga untuk membuat sarang yang rumit,
misalnya, telah di tentukan oleh gen hewan yang bersangkutan. Sebaliknya, manusia baru
mulai mengenal kebudayaanya sejak ia di lahirkan, suatu proses yang berlangsung selama
manusia itu hidup. Walaupun demikian, dengan kebudayaanya manusia dapat menjadi
mahkluk yang paling berkuasa dan mampu berkembang biak paling luas di bumi.

Bahasa dan simbol

Bahasa adalah kata penghubung yang di gunakan untuk menghubungkan bagian-bagian


ujaran (marhijanto, 1999: 31).Sampai belakangan ini, para ahli antropologi dengan yakin
mengatakan bahwa yang menjadikan manusia itu khas ialah bahwa mereka tidak seperti
primat-primat lainya punya kemampuan menggunakan simbol-simbol, tanda yang
hubungannya dengan benda di tunjukanya bersifat arbriter di ungkapkan melalui bahasa.
Simbol ini berbeda dengan tanda. Makna sebuah tanda biasanya identik dengan fisiknya dan
dapat di tangkap dengan panca indra, sedangkan simbol abstrak simbol yang mengarahkan
tanggapan-tanggapan kita, membantu mempersatukan atau mengosepsikan asfek-asfek dunia
(Narwoko, 2004:17).

Sistem khusus yang di sebut bahasa adalah sesuatu yang sangat berbeda dan khas, suatu
sistem yang mengalami evolusi hominid bukan hanya lama sesudah garis keturunan nenek
moyang keturunan simpanse, tetapi mungkin lama sesudah otak hominid menjadi tambah
besar. “keunikan otak manusia dan juga sistem komunikasi kode bunyi yang di
mungkinkannya, mengalami evolusi manusia juta tahun sesudah terjadinya perpisahan garis
keturunan yang menghasilkan kera besar dan manusia”. Bahasa manusia tergantung pada
perkembangan-perkembangan khusus di lapisan-lapisan luar otak. Salah satu di antara-nya
ialah leteriralisasi atau terciptanya dua buah otak. Yang saling menggenapi. Salah satu
belahan, biasanya yang kiri, merupakan pusat kemampuan-kemampuan berlogika dan berfikir
analitis; belahan yang lainya, biasanya belahan bagian yang kanan, tampaknya merupakan
pusat beberapa bentuk pemikiran dan presepsi hubungan.

  Beberapa pakar teori menyakini bahwa karena semua bahasa punya kemiripan kentara
dalam strukturnya, kemampuan-kemampuan berbahasa kita pasti sangat berdasar program
bawaan. Bagaimana bahasa manusia berkembang, yang jelas telah terjadi pergeseran
pengendalian komunikasi  oleh sistem limbik otak secara evolusi adalah tua seperti
komunikasi gerakan pada kera-kera. Kepada pengendalian komunikasi oleh lapisan luar otak
yang secara evolusi.

Perilaku Manusia
Dalam hal ini timbul suatu pertanyaan, apakah yang membuat organisme manusia menjadi
menusia? Pada saat kelahiranya ia mempunyai potensi yang di beri kesempatan yang layak
untuk berkembang akan menyatakan dirinya sendiri dalam berbagai macam bentuk
tanggapan. Bentuk-bentuk tanggapan inilah yang membuat organisme manusia menjadi
manusia (Bambang, 2000: 38)

Sifat Asali

Sifat asali di definisikan sebagai totalitas dari ciri-ciri atau karakteristik yang di miliki oleh
organisme pada saat kelahiranya di tambah yang kemudian berkembang melalui proses
kedewasaan biologis. Jadi sifat asali manusia meliputi struktur fisiknya yang berupa peralatan
saraf, otak dan sistem saraf, rifleks-rifleks dorongan fsiologis, kapasitas serta bakat-bakatnya.
Beberapa individu di “karuniai” dengan kemampuan atau potensi-potensi yang berkembang
di dalam bidang kegiatan tertentu seperti musik dan seni.

Sifat Manusia

Sifat manusia berkembang ketika individu di tempatkan dalam  lingkungan yang


menguntungkan untuk tumbuh. Seorang bayi sejak lahir yang terpisah dari masyarakat
manusia mungkin memiliki potensi-potensi untuk menjadi manusia yang dapat menyesuaikan
diri dengan baik, tetapi tidak dapat berkembang. Ia akan tetap memiliki sifat-sifat asali di
mana ia dapat memulai kehidupan, atau ia mungkin akan tumbuh sesuai dengan
lingkungannya tetapi sangat berbeda dari manusia yang di harapkan.

Perilaku Dipelajari dan Tidak Dipelajari

Tingkah laku yang tidak dipelajari dari organisme menunjuk kepada aktivitas-aktivitas yang
sering kali di sebut refleks dan instink yang pola utamanya didapatkan melalui keturunan.
Perilaku manusia yang tidak di pelajari membentuk bagian dari sifat-sifat asali. Perilaku
manusia yang di pelajari termaksuk bentuk aktivitas dan tanggapan-tanggapan yang di
dapatkan melalui pengalaman.

Tipologi adalah pengetahuan yang mencoba menggolong-golongkan manusia atas dasar


kepribadian. Secara garis besarnya, pribadi manusia terdiri atas individualisme biologis dan
individualisme fsikologis (supartono, 2004: 23).

Kepribadian atas dasar psikologis terasa lebih mencolok dalam tiga tingkat kehidupan yakni:

Tingkat  vital. Pada tingkat vital, terdapat kemampuan-kemampuan psikis yang langsung
berhubungan dengan penghayatan tubuh manusia, seperti perasaan haus, lapar, dan seks.

Tingkat fsikologis sosial. Yang merupakan kemampuan-kemampuan menangkap atau


menghayati dalam bentuk yang kongkret, seperti dorongan hidup berkelompok, dorongan
berkuasa, dan dorongan mengabdi.

Dalam  tingkat ke tiga, ini merupakan psiko-human yang di dalamnya terdapat dorongan
manusia yang universal pada sistem nilai dan nilai religius. Sifat-sifat totalitas manusia, baik
yang bersamaan maupun yang berbeda merupakan suatu totalitas.
SOAL-SOAL LATIHAN

1. Jelaskan perbedaan antara manusia dengan makhluk lainnya!

2. Sebutkan klasifikasi manusia menurut A.L. Kroeber!

3. Tuliskan pengertian Ras menurut 2 para ahli !

4. Jelaskan proses menghilangkan gen secara kebetulan!

5. Di manakah ciri-ciri biologi itu terdapat ? Jelaskan jawaban saudara!

Anda mungkin juga menyukai